Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN

FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0


KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 3 dari 33

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan operasi produksi dan distribusi migas mengandung potensi
bahaya beresiko tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya keadaan
darurat dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, pekerja,
lingkungan, serta masyarakat sekitarnya.
Untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat dengan
efektif diperlukan koordinasi, komunikasi serta kesiap-siagaan dari
semua pihak.
Diperlukan kerjasama dari aspek Sumber Daya Manusia (SDM),
organisasi, sarana dan fasilitas, material serta prosedur dengan pihak
terkait yang kompeten.

1.2 Tujuan
Pedoman ini dibuat :
Sebagai panduan setiap anggota dan pejabat tim Penanggulangan
Keadaan Darurat (PKD) dalam hal mengendalikan dan menanggulangi
keadaan darurat sehingga pengendalian dan penanggulangan dapat
dilakukan secara cepat, efektif dan efisien.
Untuk meyakinkan terciptanya jalur komunikasi dan koordinasi
penanggulangan yang jelas dan tepat pada saat terjadi keadaan darurat,
sehingga proses penanggulangan dapat dilakukan secepat mungkin.

1.3 Ruang Lingkup


Pedoman ini berlaku untuk lingkungan Terminal BBM/Unit
Produksi/DPPU/LPG Filling Plant di area Kalimantan Direktorat Marketing
dan Trading Pertamina dan perusahaan/instansi yang menyetujui
kesepakatan bersama dalam pedoman ini.
Pedoman ini dipergunakan untuk kesiagaan, pengendalian dan
penanggulangan keadaan darurat di dalam lokasi Pertamina. antara lain :
1 Kebakaran dan Ledakan
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 4 dari 33

2 Kebocoran / tumpahan minyak dan atau gas berbahaya dan beracun


3 Bencana alam seperti banjir, gempa bumi, kebakaran hutan dan atau
lingkungan sekitar.
4 Sabotase, kerusuhan sosial.
5 Kejadian lain yang mungkin berdampak besar.
Khusus sarana dan fasilitas operasi yang dimiliki oleh pihak kedua dalam
kepentingan bisnis Pertamina yang mengalami insiden, tetap diberlakukan
pedoman ini dan biaya yang timbul menjadi tanggungjawab pihak kedua.
Pedoman ini juga mengatur penanggulangan keadaan darurat dimana
pimpinan tertinggi anggota perusahaan/ instansi yang mengalami keadaan
darurat menyatakan bahwa perusahaannya memerlukan bantuan dari
perusahaan lain / pihak luar dalam upaya pengendalian dan
penanggulangan keadaan darurat.

1.4 Pengertian
1.4.1 Keadaan Darurat (Emergency)
Keadaan Darurat dalam lingkup ini adalah kejadian atau insiden yang
tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang memberikan dampak
negatif yang besar (Internal dan Eksternal) sehingga harus segera
dikendalikan dan ditanggulangi dari internal perusahaan dan atau
dengan bantuan perusahaan/instansi terkait.
Insiden meliputi kebakaran, ledakan, bocoran gas, pencemaran
lingkungan, tumpahan minyak dan lain-lain.
Keadaan Darurat karena sebab-sebab internal adalah kejadian yang
diakibatkan langsung karena proses dalam operasi perusahaan,
antara lain karena faktor Manusia, Peralatan, Material, Prosedur kerja
dan kondisi lingkungan kerja.
Keadaan Darurat karena sebab-sebab eksternal adalah kejadian
dalam operasi perusahaan yang terjadi sebagai akibat langsung
maupun tidak langsung kondisi yang terjadi di luar proses perusahaan
seperti bencana alam, huru-hara, sabotase dari pihak yang tidak
bertanggung jawab, kondisi politik, ekonomi, kegiatan lain yang bisa
menimbulkan dampak terhadap kegiatan perusahaan/instansi
anggota, dan lain sebagainya.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 5 dari 33

Penyataan pemberlakuan keadaan darurat ditetapkan oleh manajemen


tertinggi yang ada di Unit Operasi/Unit Bisnis berdasarkan prosedur
tetap keadaan darurat yang ada di unit setempat.
1.4.2 Keadaan Darurat Level I
Keadaan darurat yang masih mampu ditangani oleh manajemen
yang ada di lokasi / region bersangkutan berdasarkan prosedur tetap
keadaan darurat yang ada di region setempat. Yang dimaksud
dengan “mampu” yaitu keberadaan sarana dan fasilitas
penanggulangan serta sumber daya manusia di lokasi mencukupi dan
kompeten.
1.4.3 Keadaan Darurat Level II
Keadaan darurat yang tidak lagi dapat ditanggulangi oleh Lokasi /
Region setempat dan akan berdampak terhadap eksternal lokasi
Pertamina. Diperlukan segera keterlibatan Instansi Pemerintah
(Kepolisian, Ditjen Migas, Pemda, dll) dan bantuan dari pihak luar
yang dilaksanakan secara terpadu dengan memberlakukan Tim
Penanggulangan Keadaan Darurat (TPKD) Direktorat M&T.
1.4.4 Keadaan Bencana / Disaster
Adalah keadaan darurat yang dampak bahayanya sudah meluas di
luar asset perusahaan dan tidak dapat ditanggulangi oleh Direktorat
M&T. Keadaan bencana ini sudah berdampak nasional dan
penanggulangannya sudah besifat korporat dan nasional secara
terpadu dengan memberlakukan Tim Penanggulangan Bencana
Korporat.
1.4.5 Pengendalian dan Penanggulangan
Adalah tindakan yang harus dilakukan selama dan setelah terjadinya
keadaan darurat yang diperlukan untuk menyelamatkan dan
mengurangi kerugian perusahaan / instansi.
1.4.6 Kesiap-siagaan
Adalah sikap atau kondisi perusahaan / instansi yang memungkinkan
untuk setiap saat dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat
dalam menghadapi keadaan darurat.
1.4.7 Kebakaran (Panduan K3LL)
Adalah suatu kejadian terbakarnya suatu unsur atau zat yang tidak
diinginkan/diharapkan serta tidak terkendali yang dapat merugikan
harta benda aset perusahaan maupun jiwa
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 6 dari 33

1.4.8. Ledakan (Panduan K3LL)


Adalah suatu reaksi kimia yang berjalan sangat cepat, jumlahnya
cukup dan biasanya terjadi didalam ruangan tertutup dan bisa juga
diruangan terbuka serta kadang-kadang bisa diikuti oleh nyala api.
1.4.9. Tumpahan Minyak di Pelabuhan Khusus
Adalah tumpahan minyak bumi dan kebakaran di pelabuhan khusus
yang terjadi di terminal yang memiliki pelabuhan khusus. Apabila
lokasi yang bersangkutan sudah comply dengan ISPS Code maka
proses pananggulangan mengacu pada prosedur tetap (protap) Port
Facility Security Plan (PFSP) yang berlaku .
1.4.10 Perusahaan / Instansi Anggota.
Adalah perusahaan / instansi yang tergabung dalam Kesepakatan
Kerjasama yang saling menguntungkan dalam upaya pengendalian
dan penanggulangan keadaan darurat (terdaftar dalam lampiran).
1.4.11 Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD)
Adalah tim bantuan dalam keadaan darurat yang ditunjuk
berdasarkan Surat Perintah Pimpinan Tertinggi di Lokasi. Kriteria tim
ini sudah mendapat pelatihan pemadaman kebakaran dan berlatih
secara periodik. Tim ini terdiri dari pekerja selain Petugas HSSE.
1.4.12 Emergency Response Commander (ERC)
Adalah pejabat tertinggi di unit operasi yang bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan penanggulangan keadaan darurat dengan
melakukan koordinasi dengan pihak internal (Area/Unit Bisnis terkait)
maupun dengan pihak eksternal (instansi pemerintah
daerah/perusahaan sekitar). Yang bertindak sebagai ERC adalah
GM Fuel Retail Marketing Region VI.
ERC memberikan informasi mengenai kejadian keadaan darurat di
lokasi kerjanya dan melaporkan perkembangan penanggulangan
kepada Direktur M&T.
1.4.13 Tim Pendukung ERC
Adalah pejabat Manager Unit Bisnis di unit operasi (S&D, Aviasi,
Lubes, LPG & Gas Products, BBM Industri & Marine) yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan penanggulangan keadaan
darurat di area yang menjadi tanggung jawabnya dan melaporkan
kepada Emergency Response Commander (ERC) atas
perkembangan penanggulangan yang sedang dan akan
dilaksanakan.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 7 dari 33

Berdasarkan situasi dan kondisi Tim Pendukung ERC memberikan


masukan kepada ERC untuk menyatakan kondisi darurat.

1.4.14 Incident Commander (IC)


Adalah pejabat atau personil yang bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan penanggulangan keadaan darurat di lokasi
kejadian dengan menggerakkan seluruh sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien sehingga kegiatan operasi dapat berjalan
normal kembali. Yang bertindak sebagai IC adalah Kepala Lokasi
setempat. IC berkomunikasi dengan ERC tentang jalannya operasi
penanggulangan serta memberi arahan kepada OSC tentang upaya
strategis penanggulangan.
1.4.15 On-Scene Commander (OSC)
Adalah pejabat atau personil yang bertanggung jawab langsung
dalam operasi penanggulangan keadaan darurat di lokasi kejadian
atau di lokasi yang terkena/terancam dampak dari keadaan darurat
tersebut.
Yang bertindak sebagai OSC pada insiden di darat adalah Pengawas
HSE/K3LL di lokasi setempat atau yang ditunjuk oleh Kepala Lokasi
melalui surat penunjukan.
Yang bertindak sebagai OSC pada insiden di perairan adalah
Pengawas Marine di Lokasi setempat.
OSC hanya menerima perintah dari IC.

1.4.16 Notifikasi
Adalah penyampaian informasi tentang kejadian yang jelas ke alamat
yang tepat dalam waktu yang cepat untuk menentukan kecepatan
bertindak dan mobilisasi sumber daya.

1.4.17 Pre Fire Planning


Adalah perencanaan penanggulangan potensi kejadian kebakaran
yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelum terjadinya kebakaran
dan sudah disosialisaikan serta dilatih sebelumnya.

1.4.18 PUSKODAL (Pusat Komando Pengendalian)


PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 8 dari 33

Adalah pusat pengendalian Keadaan Darurat yang berada di suatu


tempat yang merupakan pusat koordinasi antar fungsi dan pusat
pelaporan selama operasi pengendalian dan penanggulangan.
Kecuali ditentukan lain oleh Pimpinan, Puskodal dilengkapi dengan
sarana dan peralatan yang diperlukan seperti sarana komunikasi,
gambar P&ID, PFD, Blok Diagram dan lain-lain.
1.4.19 POSKOPEN / Pos Komando Penanggulangan
Adalah Pos Komando yang berada di dekat tempat kejadian yang
merupakan pos koordinasi langsung terhadap kegiatan
penanggulangan di tempat kejadian yang diberi tanda khusus agar
mudah terlihat dan dikenali serta dapat melihat atau cukup dekat
dengan lokasi kejadian tetapi masih dalam batas yang aman. Pos
Komando ini dapat berupa Mobil Komando, Kapal Komando atau
tempat khusus yang dapat memantau keadaan lokasi kejadian yang
dilengkapi dengan sarana dan peralatan Komunikasi, P3K,
Emergency Tool dan lain sebagainya. Penempatan dan posisi
POSKOPEN ditentukan oleh pejabat ON DUTY LKKK (darat) dan
NAKHODA Kapal Komando atau Pejabat yang ditunjuk (Area
Perairan).
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 9 dari 33

BAB II
LANDASAN KEBIJAKAN

1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
4. Sistem Manajemen Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lindungan
Lingkungan (SMK3LL) Pertamina
5. Undang Undang No. 17 tahun 1985 tentang pengesahan Konvensi
PBB tentang International Convention on the Law of the Sea,1982.
6. Undang-Undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
7. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang Pengaturan &
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
8. Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang Pengendalian
Pencemaran Air
9. Peraturan Pemerintah No.69 tahun 2001 tentang Kepelabuhanan.
10. Peraturan Presiden RI Nomor 109 Tahun 2006 tentang
Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut.
11. Pedoman Keadaan Darurat Penanggulangan Kebakaran dan
Tumpahan Minyak di Perairan
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 10 dari 33

BAB III
TATA CARA PELAKSANAAN

3.1 SKENARIO
Dalam penyusunan pedoman ini harus mengacu pada asumsi Single Major
Fire (Largest Fire) yang mungkin terjadi dalam satu fasilitas operasi.
Khusus untuk terminal LPG yang dijadikan sebagai dasar adalah terjadinya
ledakan pada Tangki LPG terbesar atau yang lebih dikenal dengan istilah
BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapour Explosion).

3.2 TATA CARA DAN FASILITAS PELAPORAN


3.2.1 Tata cara pelaporan
Setiap keadaan darurat perlu segera dilaporkan oleh siapapun yang
mengetahui kejadian tersebut. Untuk menghindari kesalahan
pahaman dalam penyampaian dan penerimaan informasi tersebut,
maka tata cara tentang pelaporan diatur sebagai berikut :
Pelapor harus berbicara tenang, jelas dan singkat.
Sebutkan Nama, Nomor Pegawai dan Bagian.
Sebutkan jenis Keadaan Darurat dan Lokasinya.
Berikan informasi singkat tentang situasi di lokasi termasuk korban
( jika ada korban ).
Petugas Fire Station akan mengoreksi dan mengulangi informasi
yang diterima.
3.2.2 Fasilitas Pelaporan
Pelaporan Keadaan Darurat dapat dilakukan dengan menggunakan
fasilitas yang telah tersedia antara lain :
Radio Komunikasi.
Fire Station / Posko LK3 dapat dihubungi dengan menggunakan
Handy Talky Merek ______ type __________ pada Channel
"______" dan pengguna radio Mobil _______ type ________
pada channel "________". Kode panggil untuk fasilitas ini adalah
"FIRE".
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 11 dari 33

Untuk Keadaan Darurat di perairan dapat menggunakan fasilitas


Radio Channel 16, 19 atau 70 / Marine Frekuensi.
Telepon.
Fire Station dapat dihubungi dengan nomor telepon "______"
Pull Down Alarm System (Catatan : jika tersedia)
Fasilitas ini terdiri atas 2 (dua) macam yaitu :
– Indoor Pull-down Alarm
Fasilitas ini tersedia di ________ .
– Outdoor Pull-Down Alarm
Fasilitas ini tersedia di _________.

3.3 TAHAP PRA-ALARM (INITIAL ACTION)


3.3.1 Tujuan
Tujuan dari pengaturan ini adalah agar kondisi keadaan darurat
sedapat mungkin ditanggulangi dan dikendalikan agar tidak meluas,
tidak membesar dan menghindari kerugian yang lebih besar.
3.3.2 Ruang Lingkup
Kriteria dari Keadaan Darurat Tahapan ini adalah Keadaan Darurat
Level I.
3.3.3 Koordinator
Koordinator pelaksana dalam penanggulangan keadaan darurat pada
tahap ini termasuk diluar jam kerja normal adalah Komandan Regu
Shift (pimpinan tertinggi yang ada pada saat itu).
3.3.4 Tindakan
A. Penemu Awal Kebakaran
1. Memadamkan kebakaran awal dengan menggunakan Alat
Pemadam Api.
2. Melaporkan kejadian ke Posko HSE/K3LL.
B. Posko HSE/K3LL
1. Mencatat semua informasi yang diterima misalnya waktu,
tanggal, jenis kejadian, lokasi, data-data Pelapor dan hal
penting lainnya.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 12 dari 33

2. Sesuai dengan tugasnya maka petugas Shift jaga


HSE/K3LL (berkoordinasi dengan petugas PP dan Sekuriti)
segera menuju lokasi dengan membawa peralatan yang
dibutuhkan sesuai dengan jenis keadaan darurat yang
terjadi.
3. Bekerja sama dengan fungsi terkait mengambil tindakan-
tindakan pengamanan dan isolasi area agar kondisi dapat
ditanggulangi dan dikendalikan.
4. Petugas shift yang berada di Ruang jaga akan segera
melaporkan kejadian kepada Pengawas K3LL dan akan
meneruskan kepada Kepala Lokasi.
5. Atas perintah Kepala Lokasi, Pengawas K3LL akan
menghubungi Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) untuk
segera menuju ke Posko HSE/K3LL dan membantu upaya
penanggulangan.
C. Unit Operasi / Produksi (PAG, Pelumas, Petrokimia, yang
mengalami kejadian)
1. Pekerja dari bagian Unit Operasi / Produksi (Unit terkait)
segera mengambil tindakan awal untuk menanggulangi
keadaan darurat.
2. Pekerja dari bagian Unit Operasi / Produksi (Unit terkait)
segera mengambil tindakan dalam pengendalian operasi.
3. Berkoordinasi dengan Kepala Lokasi dan bagian lainnya
agar pengaruh keadaan darurat tidak meluas.
4. Menghubungi dan menginformasikan keadaan kepada
atasannya sesuai dengan sistem & tata kerja intern.
D. Pengawas HSE/K3LL
1. Mengkoordinir semua tindakan penanggulangan dan
pengendalian atas semua fungsi yang terkait.
2. Mengkoordinasikan tindakan penanggulangan sesuai
dengan Pre Fire Palnning yang sudah dipersiapkan.
3. Melapor kepada Kepala Lokasi tentang perkembangan
kondisi kejadian kebakaran dan tindakan awal
penanganannya.
4. Mengiformasikan kepada Kepala Lokasi jika kejadian tidak
dapat ditangani dan menjurus menjadi keadaan darurat.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 13 dari 33

5. Mengaktifkan Alarm tanda Keadaan Darurat atas instruksi


Kepala Lokasi.
6. Sebelum Kepala Lokasi tiba, Pengawas HSE/K3LL adalah
pemegang kendali dalam penaggulangan keadaan darurat.
E. Layanan Jasa Pemeliharaan (LJP)
1. Segera menghentikan pekerjaan pemeliharaan, matikan
dan mengamankan semua peralatan kerja dan tinggalkan
daerah kerja jika berada disekitar/dekat tempat kejadian.
2. Segera menyiapkan tenaga dan peralatan yang dibutuhkan
apabila ada instruksi dari Kepala Lokasi atau Pengawas
Utama PPP, untuk membantu menanggulangi kejadian
kebakaran.
3. Memastikan bahwa semua persyaratan kerja yang akan
dilakukan telah sesuai dan memenuhi Sistem dan Tata
Kerja yang berlaku.
4. Menunggu instruksi selanjutnya sebelum kembali bekerja di
lokasi kejadian.
F. Bagian Marine
1. Apabila terjadi kebakaran atau tumpahan minyak di
Pelabuhan / Perairan, segera melaksanakan
penanggulangan awal sesuai dengan Tugas dan
Tanggung Jawab di Intern Bagian.
2. Segera menghubungi fungsi lain apabila dibutuhkan
bantuan dalam penanggulangan.
3. Anngota lainnya segera siaga di Pos yang telah ditentukan
dan menunggu instruksi selanjutnya.
G. Sekuriti
1. Segera melaksanakan Sistem dan Tata Kerja (STK)
Intern yang telah ditetapkan dalam pengendalian dan
penanggulangan kejadian kebakaran dengan mengirim
beberapa anggota untuk membantu mengamankan lokasi
kejadian, membuka pintu-pintu masuk darurat, memasang
tanda keadaan darurat di pintu-pintu masuk utama, dan
sebagainya.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 14 dari 33

2. Anggota lainnya tetap siaga di Pos masing-masing dan


monitor keadaan sampai kejadian kebakaran dapat
dikendalikan sambil menunggu instruksi selanjutnya.
3. Membantu tindakan pemadaman kebakaran awal.
H. Bagian Lain
1. Tetap melaksanakan tugas dan waspada terhadap
perubahan keadaan.
2. Apabila dimintakan bantuan, maka segera siapkan petugas
dan peralatan yang dibutuhkan serta segera menuju lokasi
yang ditentukan.
3. Dilarang mendekati lokasi kejadian bagi yang tidak
mempunyai kepentingan.
4. Siaga dan menunggu instruksi selanjutnya di kantor
masing-masing

3.4 ALARM / ALERTING SYSTEM


Alarm keadaan darurat dibunyikan oleh petugas Posko HSE/K3LL yang
berada di Posko HSE/K3LL atas perintah dari :
1. Kepala Lokasi Sebagai Incident Commander.
2. Kepala Marine selaku On Scene Commander untuk keadaan
darurat yang terjadi di Perairan.
Ketentuan ini adalah mutlak dan tidak dapat diserahkan kepada pejabat lain,
kecuali ada pemberitahuan resmi sebelumnya.
Apabila terjadi kegagalan pasokan listrik terhadap sistem alerting, maka
Operator Panel Fire Station Harus segera menghubungi bagian LJP untuk
menjalankan Emergency Diesel Generator atau dengan menyediakan
Sistem Alerting Cadangan seperti lonceng dan sebagainya.
Ketentuan lain yang menyangkut Emergency Alerting System ini adalah
mengenai jadual test. Test dilaksanakan minimal satu kali seminggu
pada hari Jum’at.
Hal-hal khusus lain yang berkaitan dengan uji coba alarm ini seperti uji coba
pada saat perbaikan dan pemeliharaan akan diberitahukan secara resmi dan
tertulis.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 15 dari 33

3.5 TAHAPAN ALARM


3.5.1 Tujuan
Tahap ini diberlakukan apabila kondisi dari keadaan darurat dinilai
semakin bertambah serius serta dibutuhkan upaya penanggulangan
Total yang lebih terpadu, terorganisir dan terkoordinasi dengan
mengerahkan semua sumber daya yang ada baik sumber daya
manusia, tenaga maupun peralatan.
Tujuan dari penetapan organisasi ini adalah agar upaya
penanggulangan keadaan darurat dapat lebih teratur, terkoordinasi,
sistematis dengan mempertimbangkan faktor effesiensi, effektifitas
dan keselamatan.
3.5.2 Ruang Lingkup
Kriteria dari keadaan darurat ini adalah bersifat Major dimana
kondisinya dapat mengganggu kontinuitas Operasional baik sebagian
maupun keseluruhan. Selain itu yang termasuk dalam Kriteria
tahapan ini adalah apabila terjadi keadaan darurat yang memerlukan
pengerahan Sumber daya Manusia atau Peralatan secara Total.
Contoh dari keadaan darurat ini adalah :
Kebakaran besar di Unit Operasi ataupun area tangki.
Bocoran Minyak atau Gas dimana operasi harus dihentikan.
Ledakan yang berpengaruh terhadap keselamatan jiwa pekerja
maupun Fasilitas operasi lainnya.
3.5.3 Pimpinan Pengendalian
Pimpinan dalam seluruh upaya penanggulangan dan pengendalian
keadaan darurat pada tahap ini dipegang oleh Kepala Lokasi yang
juga bertindak sebagai Incident Commander.
3.5.4 Organisasi
A. Struktur Organisasi
Organisasi ini adalah khusus berlaku pada saat keadaan
darurat setelah Alarm keadaan darurat dibunyikan.
Organisasi dibuat dan disesuaikan berdasarkan tugas dan
tanggung jawab dari Fungsi /Bagian terkait.
Organisasi Penanggulangan keadaan darurat harus
disahkan oleh General Manajer serta didistribusikan ke
semua Fungsi /Bagian terkait di lingkungan lokasi.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 16 dari 33

Apabila terdapat perubahan Organisasi maka Fungsi HSSE


sebagai Penanggung Jawab untuk Memeliharaan Pedoman
ini harus segera mengadakan revisi dan
mendistribusikannya ke semua Fungsi.
Apabila ada pejabat dari Fungsi /Bagian terkait tidak berada
ditempat atau berhalangan, maka pejabat pengganti yang
ditunjuk secara otomatis akan menjalankan tugas dari
pejabat yang digantikan.
Dalam situasi keadaan darurat, pejabat yang ditunjuk harus
berfungsi sesuai dengan ketentuan tugas yang telah
ditetapkan dan terpisah/indenpendent dari organisasi
fungsional pada situasi normal.
B. Aturan Umum Organisasi
Semua personil yang terlibat dalam penanggulangan
keadaan darurat harus mengerti, memahami dan mematuhi
semua Pedoman dan peraturan-peraturan kerja yang
praktis, aman serta terencana.
Para Pengawas tetap bertanggung jawab terhadap
keselamatan personil yang ikut serta dalam
penanggulangan keadaan darurat.
Setiap personil yang telah ditunjuk didalam organisasi
Penanggulangan Keadaan darurat, karena suatu alasan
tidak dapat menjalankan fungsinya harus diinformasikan
kepada atasannya dan atasan yang bersangkutan harus
menunjuk pengganti dan memberitahukannya ke Fungsi
HSE/K3LL.
Setiap ada perubahan personil atau hal-hal yang berkaitan
dengan Organisasi Penanggulangan Keadaan darurat
(alamat, telepon dll), harus di informasikan kepada Fungsi
HSE/K3LL.
Bila diperlukan tambahan personil dalam Penanggulangan
Keadaan Darurat, maka hal ini akan diberitahukan oleh
Pengawas HSE/K3LL melalui Incident Commander (Kepala
Lokasi).
ERC, IC, dan OSC memiliki identitas khusus berupa rompi
berwarna putih yang diberi spotlight kuning dan tulisan
jabatan OKD (berwarna merah).
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 17 dari 33

ERC, IC, dan OSC dalam melaksanakan tugas dalam


organisasi keadaan darurat memiliki garis komando.
C. Aturan Khusus Organisasi
Pedoman ini adalah bersifat umum dan tidak mengatur secara
terperinci tugas-tugas setiap personil di masing-masing Fungsi/
Bagian.
Guna mendukung tercapainya sistem pengendalian dan
Penanggulangan Keadaan Darurat yang baik, aman, effektif dan
effisien, maka setiap Fungsi/ Bagian perlu menyusun suatu
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Personil Bagian
Intern yang disahkan oleh masing-masing Kepala Fungsi/Bagian
dan mengirimkan satu copy kepada Fungsi HSSE.
Setiap personil yang dilibatkan dalam pedoman intern tersebut
harus memahami, mengerti dan mampu melaksanakan tugas
yang ditetapkan. Apabila timbul keraguan yang berkaitan dengan
pedoman intern tersebut, maka yang bersangkutan berhak
meminta penjelasan kepada Kepala Fungsi/ Bagian masing-
masing.
Adapun isi dari Pedoman tersebut harus terperinci dan
mencakup beberapa hal berikut :
a. Tanggung jawab dan rincian lingkup tugas personil.
b. Nama personil atau nama personil pengganti.
c. Jabatan masing-masing personil.
d. Posisi/lokasi personil pada saat Keadaan Darurat.
e. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

3.5.5 Tanggung Jawab dan Tugas Fungsional Organisasi


A. General Manajer
Tanggung Jawab :
Bertindak sebagai Emergency Response Commander di
Region setempat.
Bertanggung jawab atas keputusan yang berkaitan dengan
kebijakan perusahaan dalam hal Kelancaran Supply BBM /
BBK, LPG, Pelumas, koordinasi dengan Kantor Pertamina
Pusat, dan PEMDA setempat, pihak atau instansi lain di
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 18 dari 33

luar Lokasi serta termasuk memberikan pernyataan untuk


pemberitaan Pers.

Lingkup Tugas dan wewenang :


Dalam Keadaan Darurat, General Manajer menuju
PUSKODAL (Pusat Komando Pengendalian Keadaan
Darurat) yang berada di lokasi.
Mengadakan koordinasi langsung dengan Koordinator
Penanggulangan Keadaan Darurat Pusat atau pihak lain
diluar Lokasi melalui sarana komunikasi yang tersedia.
Menyetujui dan memberikan informasi Keadaan Darurat
untuk pemberitaan pers jika dipandang perlu (didampingi
external relation).
Menyetujui untuk mengadakan kerjasama dan koordinasi
dengan pemerintah setempat seperti misalnya rencana
kegiatan pengungsian/evakuasi jika dianggap keadaan
akan membahayakan.
Catatan : Untuk unit bisnis pelumas yang bertindak sebagai ERC
adalah Production Unit Head area setempat.

B. Kepala Lokasi
Tanggung Jawab :
Bertindak sebagai Incident Commander.
Dalam Keadaan Darurat, kepala lokasi menentukan lokasi
POSKOPEN (Pos Komando Penanggulangan Keadaan
Darurat) yang berada di lokasi dan mengadakan koordinasi
penggulangan dari POSKOPEN.
Kepala Lokasi bertanggung jawab untuk mengadakan
koordinasi dengan semua fungsi. Dalam hal ini Kepala
Lokasi bertanggung jawab dan berwenang penuh untuk
menggerakan dan mengendalikan langsung Organisasi
Penanggulangan Keadaan Darurat.
Bertanggung jawab atas semua tindakan sesuai dengan
wewenang yang diberikan kepadanya untuk mencegah
atau memperkecil kerugian jiwa, material serta kerusakan
lingkungan.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 19 dari 33

Keputusan yang diambil adalah mutlak dan hanya dapat


dirubah oleh General Manajer.

Lingkup Tugas dan wewenang :


Memberikan perintah untuk mengaktifkan alarm.
Menuju Ke PUSKODAL dan langsung memimpin kegiatan
di PUSKODAL.
Mengkoordinir kegiatan Penanggulangan Keadaan Darurat
dan memberi komando dalam bentuk instruksi-instuksi
yang harus dilaksanakan dalam Penanggulangan Keadaan
Darurat.
Sebagai pimpinan POSKOPEN untuk melaksanakan dan
menyiapkan langkah/tindakan pengendalian keadaan
darurat.
IC mempunyai wewenang untuk menghentikan operasi.
Catatan : Untuk unit bisnis pelumas yang bertindak sebagai IC adalah
Kepala Produksi/Production Head
.
C. Pengawas Utama PPP
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas semua perubahan Mode Operasi
dan tindakan yang diambil selama perubahan tersebut
dilaksanakan untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.

Lingkup Tugas :
Menuju PUSKODAL setelah mendengar Alarm Keadaan
Darurat.
Memberitahukan dan mengkoordinasi Bagian-bagian terkait
tentang langkah yang harus diambil agar tidak berpengaruh
pada bagian lainnya.
Membantu serta melaksanakan petunjuk/perintah IC untuk
menanggulangi Keadaan Darurat serta melaporkan
perkembangan situasi dan kondisi Keadaan Darurat.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 20 dari 33

Memberikan saran-saran (ditinjau dari segi operasi) kepada


IC baik diminta maupun tidak dalam usaha pengendalian
Keadaan Darurat.

D. Pengawas HSE/K3LL
Tanggung Jawab :
Bertindak sebagai On Scene Commander (OSC) bila terjadi
insiden di darat, bertanggung jawab atas semua tindakan
dan pelaksanaan teknis operasi Penanggulangan Keadaan
Darurat di lokasi kejadian.
Keputusan dan perintahnya bersifat mengikat dan hanya
dapat dirubah oleh IC.

Lingkup Tugas :
OSC dapat memberikan perintah untuk mengaktifkan alarm
Keadaan Darurat dan menuju POSKOPEN segera setelah
terdengar Alarm Keadaan Darurat.
Menginformasikan dan berkomunikasi dengan IC untuk
menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam
Penanggulangan Keadaan Darurat.
Memberikan perintah baik taktik maupun teknis operasional
dalam Penanggulangan Keadaan Darurat langsung di
tempat kejadian.
Bekerjasama dengan Fungsi yang terkait untuk
menentukan strategi operasi Penanggulangan Keadaan
Darurat dan dampak terhadap lingkungan.
Memantau dan menilai tingkat bahaya terhadap
keselamatan orang yang berada di dalam maupun dari luar
lokasi.
Memberikan saran – saran dan permintaan kepada IC baik
diminta atau tidak dan melaporkan perkembangan keadaan
darurat.
Bila ada pergantian petugas maka harus diserahterimakan
secara resmi dan diumumkan oleh IC.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 21 dari 33

E. Manajer Engineering Service / Technical Area Manager


Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
dibawahnya guna membantu dan mendukung upaya
penanggulangan dan pengendalian Keadaan Darurat

Lingkup Tugas :
Segera menuju ke PUSKODAL setelah mendapat informasi
Keadaan Darurat dari lokasi.
Mengkoordinir kegiatan bagian-bagian dibawahnya
termasuk bekerjasama dengan bagian terkait dalam
pengumpulan data dan fakta yang berkaitan dengan
keadaan darurat guna proses investigasi.
Memberikan saran-saran kepada ERC tentang masalah-
masalah teknis proses dan engineering baik diminta atau
tidak.
Menjamin tercatatnya urutan kejadian dan penanggulangan
di PUSKODAL.

F. S&D Manager / TBBM Area Manager / Production & Supply


Chain Manager / LPG dan Gas Product Manager
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran suplai dan distrubusi BBM/
BBK/ Aviasi/ Pelumas dan mendukung upaya penanggulangan
dan pengendalian Keadaan Darurat.

Lingkup Tugas :
Berkoordinasi dengan ERC yang ada di PUSKODAL dalam
hal perencanaan operasi suplai dan distribusi sehubungan
dengan terjadinya keadaan darurat.
Menginformasikan kepada ERC apabila terdapat hal-hal
yang berkaitan dengan unit-unit pemasaran lain atau pihak-
pihak lain yang terkait.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 22 dari 33

G. Pengawas Administrasi Umum & Sekuriti


Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
Eselon dibawahnya guna membantu dan mendukung upaya
penanggulangan dan pengendalian Keadaan Darurat.

Lingkup Tugas :
Segera menuju ke PUSKODAL setelah mendengar Alarm
Keadaan Darurat.
Mengkoordinir kegiatan Bagian-bagian dibawahnya, dan
memastikan bahwa semua S&TK intern dapat dilaksanakan
dengan baik.
Memastikan tersedianya kebutuhan material dan peralatan
operasi yang dibutuhkan untuk penanggulangan keadaan
darurat termasuk pengadaanya.
Menjamin tersedianya sarana transport maupun alat-alat
berat (termasuk bahan bakar yang diperlukan) guna
membantu mobilisasi petugas dan peralatan yang
dibutuhkan.
Menyiapkan kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan
logistik lainnya jika diperlukan tindakan evakuasi termasuk
fasilitas penampungan sementara.
Menginformasikan kepada IC tentang pelaksanaan
kegiatan-kegiatan bidangnya.

H. Manajer HR Area
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
Eselon dibawahnya guna membantu dan mendukung upaya
penanggulangan dan pengendalian Keadaan Darurat.

Lingkup Tugas :
Menuju ke PUSKODAL segera setelah mendapatkan
informasi keadaan darurat.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 23 dari 33

Mengkoordinir kesiapan dari personil / tenaga kesehatan


serta fasilitasnya di RS yang dirujuk untuk memberikan
pelayanan medis apabila dibutuhkan termasuk
mempersiapkan kerjasama antar RSU, rumah sakit militer
maupun rumah sakit lain sebagai rujukan baik tenaga
maupun fasilitasnya.
Memastikan tersedianya sarana angkutan udara bila
diperlukan untuk mengangkutan korban, material maupun
peralatan emergency yang dibutuhkan dalam
penanggulangan keadaan darurat.
Mengatur pelaksanaan evakuasi pekerja dan keluarga serta
masyarakat sekitar lokasi kejadian yang mungkin akan
terkena akibat dari keadaan darurat.
Mengkoordinir penambahan tenaga / personil dari unit lain
maupun dari pihak diluar Pertamina (apabila dibutuhkan).

I. IT Area Manager
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
Eselon dibawahnya guna membantu dan mendukung peralatan
telekomunikasi untuk kelancaran penanggulangan dan
pengendalian Keadaan Darurat.

Lingkup Tugas :
Mengkoordinir semua kegiatan bagian di bawahnya
khususnya yang berkaitan dengan kehandalan sistem
komunikasi (radio, telepon, intranet dan sebagainya).

J. Manajer Keuangan
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran proses pembiayaan
pelaksanaan kegiatan guna membantu dan mendukung upaya
penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 24 dari 33

Lingkup Tugas :
Membantu memperlancar usaha-usaha Penanggulangan
Keadaan Darurat khususnya hal-hal yang berkaitan dengan
keuangan bila diperlukan harus datang ke PUSKODAL
untuk menyelesaikan transaksi.
Bilamana diperlukan, segera mempersiapkan uang tunai
guna menunjang semua kebutuhan pengendalian dan
Penanggulangan Keadaan Darurat, misalnya : keperluan
evakuasi, sewa peralatan, pengadaan konsumsi dan lain-
lain.
Bila dipandang perlu mengeluarkan Kode Rekening Khusus
untuk setiap pengeluaran biaya yang berhubungan dengan
Keadaan Darurat maupun masalah-masalah yang berkaitan
dengan asuransi.

K. Head of Marine
Fungsi : Koordinator Khusus Marine.
Tanggung Jawab :
Bertindak sebagai On Scene Commander jika terjadi
insiden di perairan.
Khusus untuk Keadaan Darurat yang terjadi di area
Perairan Laut / sungai seperti, tumpahan minyak dan
kebakaran di laut / sungai, maka Head of Marine
bertanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya yang
telah ditentukan dalam Pedoman Penanggulangan
Tumpahan Minyak di Perairan.

Lingkup Tugas :
Apabila terjadi kebakaran atau tumpahan minyak di
Pelabuhan / Perairan, segera melaksanakan
penanggulangan awal sesuai dengan Tugas dan Tanggung
Jawab di Intern Bagian.
Segera menghubungi fungsi lain apabila dibutuhkan
bantuan dalam penanggulangan.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 25 dari 33

Anggota lainnya segera siaga di Pos yang telah ditentukan


dan menunggu instruksi selanjutnya.
Menuju ke Kantor Marine dan menunggu instruksi
selanjutnya.
Menyiapkan sarana fire boat / multi purpose boat untuk siap
membantu kebutuhan fire wáter dari air laut, apabila terjadi
keadaan darurat di lokasi.
Bila terjadi tumpahan minyak besar di perairan segera
mengambil tindakan-tindakan pengamanannya baik
bertindak langsung maupun koordinasi berdasarkan
Pedoman Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut
maupun Contingency Plan yang sudah diberlakukan.

L. Head of Medical
Fungsi : Koordinator Khusus Medical Service
Tanggung jawab :
Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan
semua kegiatan pelayanan medis bagi korban keadaan
darurat.
Bertanggung jawab untuk mengadakan koordinasi dengan
rumah sakit rujukan / terdekat.

Lingkup Tugas :
Menginstruksikan untuk menyiapkan semua kebutuhan
pelayanan Medis dalam Rangka Penanggulangan Keadaan
Darurat.
Jika diperlukan segera mengadakan koordinasi dengan
ERC di PUSKODAL untuk meminta bantuan dari instansi
kesehatan.
Segera menyiapkan pelayanan kesehatan darurat apabila
diambil tindak Medical Evacuation.
Menyiapkan obat-obatan dan medical supply yang
berkaitan dengan Keadaan Darurat.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 26 dari 33

M. Koordinator Sekuriti
Fungsi : Koordinator Khusus keamanan.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan
Eselon dibawahnya guna membantu dan mendukung
upaya penanggulangan dan pengendalian Keadaan
Darurat.
Ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan upaya
Evakuasi baik terhadap pekerja, pekerja Kontraktor
maupun lingkungan masyarakat (bekerjasama dengan
aparat keamanan pemerintahan setempat.

Lingkup Tugas :
Menuju ke posnya setelah mendengar alarm Keadaan
Darurat.
Melaksanakan koordinasi terhadap personilnya untuk
pengaman di lokasi Keadaan Darurat dan di tempat-tempat
lain yang dianggap rawan.
Menugaskan personilnya untuk mengatur lalu lintas dan
jalurnya bagi kendaraan dan petugas yang berkepentingan
dengan penanggulangan Keadaan Darurat.
Segera memerintahkan kepada petugasnya untuk
membuka semua pintu-pintu Darurat dan memastikan agar
hanya kendaraan dan personil yang memiliki identitas yang
diizinkan masuk ke daerah tempat kejadian.
Bekerja sama dengan Fungsi HSE/K3LL dalam membantu
pelaksanaan pencatatan karyawan yang ada di Assembly
Point atau Muster Area.
Segera mendata semua pengunjung, tamu atau kontraktor
melalui pencatatan yang telah dilakukan.
Jika diperlukan mengadakan koordinasi dengan unsur
PEMDA terkait yang berhubungan dengan bantuan
pengamanan.
Melaporkan semua kegiatan kepada Pengawas
Administrasi Umum dan Sekuriti di PUSKODAL
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 27 dari 33

N. Asisten External Relation


Fungsi : Koordinator Khusus hubungan pemerintah dan
masyarakat
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas press release perihal keadaan
darurat.
Bertanggung jawab atas pembuatan dokumentasi yang
berhubungan dengan keadaan darurat.

Lingkup Tugas :
Menuju ke PUSKODAL setelah menerima informasi
keadaan darurat.
Mengkomunikasikan dengan unsur PEMDA terkait untuk
keperluan evakuasi.
Menyiapkan data – data yang diperlukan untuk siaran pers.

3.6 KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT


Pada saat operasi pengendalian dan penanggulangan keadaan darurat,
komunikasi merupakan hal yang paling penting dan sangat mempengaruhi
cepat atau lambatnya operasi tersebut.
Aturan-aturan dalam dalam komunikasi pada saat keadaan darurat adalah
sebagai berikut :
Semua fasilitas komunikasi hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang
sangat penting yang berkaitan dengan Keadaan Darurat.
Semua komunikasi harus sesuai dengan jalur komunikasi yang telah
ditetapkan.
Semua pembicaraan harus jelas dan mencakup semua pokok-pokok
informasi penting yang harus disampaikan dan berkaitan dengan
Keadaan Darurat.
Apabila tidak sangat mendesak, diusahakan untuk tidak meninggalkan
tempat masing-masing, kecuali dapat dihubungi dengan peralatan
komunikasi bergerak atau meninggalkan nomor telepon yang mudah
dihubungi (khususnya bagi Key Personnel).
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 28 dari 33

Semua perubahan nomor telepon, channel radio dan fasilitas


telekomunikasi lainya harus segera di informasikan ke Posko
HSE/K3LL.
Hand Phone Atau Perangkat Telekomunikasi Telepon Seluler baik
milik Perusahaan maupun milik pribadi dilarang digunakan di
dalam area lokasi tanpa ijin khusus.
Khusus untuk Komunikasi Keadaan Darurat di Pelabuhan / Perairan
dapat menggunakan sarana Komunikasi Perkapalan melalui RADIO
Channel 16, 19 & 70.
Untuk Keadaan Darurat di Pelabuhan / Perairan maka semua Sarana
Apung harus stand-by dan menggunakan Fasilitas Komunikasi Marine
Frequency Channel 16, 19 & 70..
Daftar Nomor Telepon Beberapa Personil Kunci dapat dilihat pada lampiran
Bagian Ini.

3.7 TRANSPORTASI
Keefektifan dan kecepatan sistem pengendalian dan penanggulangan
keadaan darurat salah satunya sangat ditentukan juga oleh tersedianya
sarana transportasi yang memadai, guna me-mobilisasi-kan sumber daya
manusia dan peralatan.
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi adalah antara lain :
Mobil angkutan barang/orang segera dikirimkan ke PUSKODAL.
Bagian angkutan harus segera menyediakannya dan menyiapkan alat
angkut/angkat atau alat berat (Crane, Forklift, Boom Truck) bila
diperlukan.
Kendaraan diparkir di tempat yang telah ditentukan. Apabila hendak
meninggalkan kendaraan di dalam area lokasi, maka kunci kendaraan
harus tetap berada di tempatnya, mematikan mesin serta dilarang
mengunci pintu kendaraan.

3.8 PELAYANAN MEDIS DAN EVAKUASI MEDIS


Sistem Pelayanan Medis yang cepat dan tepat dapat menghindari atau
mengurangi tingkat keparahan, cedera, cacat atau gangguan kesehatan lain
pada korban yang terkena akibat dari keadaan darurat.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 29 dari 33

Guna mengantisipasi keterbatasan dan kemampuan peralatan serta tenaga


yang dibutuhkan pada saat terjadi keadaan darurat atau Bencana maka
dapat diadakan kerjasama dengan rumah sakit terdekat.

3.9 PENYELAMATAN JIWA MANUSIA DAN BARANG (RESCUE AND


SALVAGE)
Salah satu antisipasi yang perlu dipersiapkan dalam sistem
Penanggulangan Keadaan Darurat adalah tindakan penyelamatan. Hal ini
bertujuan untuk menyelamatkan jiwa manusia, harta benda, dokumen dan
Asset perusahaan lainnya agar kelangsungan kegiatan operasi perusahaan
dapat terjamin.
Beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan ini adalah :
Informasi yang tepat mengenai korban, peralatan dan dokumen yang
perlu diselamatkan seperti informasi Jumlah, lokasi, jalur masuk dan
lain sebagainya.
Mempersiapkan anggota tim yang telah terlatih.
Mempersiapkan peralatan-peralatan penyelamatan yang diperlukan
termasuk peralatan proteksi bagi anggota tim.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka dibutuhkan orang-orang yang
terlatih dalam penggunaan peralatan penyelamatan atau bahkan alat-alat
berat jika diperlukan.
Adapun ketentuan-ketentuan yang perlu di atur dalam pelaksanaan tindakan
ini adalah :
Anggota tim berasal dari Fungsi HSE/K3LL dan dibantu oleh personil-
personil serta pihak luar yang telah terlatih dalam penggunaan alat
bantu pernafasan.
Tersedianya alat-alat berat dan operatornya jika diperlukan.
Semua Anggota Tim harus dapat melaksanakan tugasnya dengan cara
yang paling Aman, Effektif dan Cepat.
Harus tersedianya personnel dan peralatan cadangan dalam
pelaksanaan penyelamatan.
Pelaksanaan tindakan Rescue dan Salvage harus tetap terkoordinasi
dengan fungsi-fungsi terkait misalnya Kesehatan, Angkutan/Logistik
serta apabila dibutuhkan bantuan dari pihak luar maka sebagai
koordinator adalah fungsi administrasi umum
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 30 dari 33

3.10 TIM BANTUAN KEADAAN DARURAT


Keanggotaan dari Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) dibentuk guna
membantu tim inti Penanggulangan Keadaan Darurat.
Persyaratan bagi anggota Tim Bantuan Keadaan Darurat harus memenuhi
beberapa kriteria yang telah ditentukan seperti misalnya :
Ketentuan Batas Umur (18 – 45 tahun)
Kondisi fisik sehat jasmani dan rohani (dengan keterangan Rumah
Sakit).
Calon berasal dari fungsi non HSE/K3LL .
Kriteria lainnya yang dianggap perlu (dinyatakan dalam Surat Perintah
General Manajer)
Keanggotaan TBKD ditunjuk dan disahkan oleh General Manager melalui
Surat Perintah dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti berikut :
Keanggotaan TBKD ditetapkan setiap 2 (dua) tahun sekali dan selalu
di-update setiap 6 bulan sekali.
Anggota TBKD dapat ditunjuk kembali untuk masa bakti tahun
berikutnya dan tidak ada pembatasan dalam hal frekuensi menjadi
anggota TBKD.
Setiap karyawan yang ditunjuk menjadi anggota Tim Bantuan Keadaan
Darurat wajib siaga pada waktu on duty dan jika karena sesuatu hal
atau jika akan meninggalkan tempat atau tidak dapat menjalankan
tugasnya sebagai anggota Tim Bantuan Keadaan Darurat, maka ia
harus melaporkan kepada kepala lokasi yang bersangkutan.
Kepala Lokasi yang bersangkutan harus segera mencarikan pengganti
dari fungsi yang bersangkutan dan memberitahukan penggantian
secara lisan dan disusul dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
fungsi HSE/K3LL.
Diwajibkan mengikuti latihan-latihan pemadaman kebakaran secara
teratur yang diadakan oleh Fungsi HSE/K3LL.
Latihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan juga harus dilakukan
oleh Fungsi Medical yang bekerjasama dengan Fungsi HSE/K3LL.
Guna mempermudah pemanggilan jika diperlukan maka anggota TBKD
akan dilengkapi dengan sarana komunikasi dengan bekerjasama
dengan IT Operation CSS.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 31 dari 33

Setiap anggota TBKD harus segera menuju PUSKODAL setelah


mendapatkan informasi Tanda Keadaan Darurat. Koordinator TBKD
akan mengabsen anggotanya dan akan memberikan petunjuk-petunjuk
selanjutnya.

3.11 TAHAP AMAN (ALL CLEAR)


Apabila Keadaan Darurat telah dinyatakan benar-benar aman oleh On
Scene Commander, maka setelah menghubungi dan berkonsultasi dengan
IC semua petugas dan peralatan yang digunakan dapat ditarik dan dibenahi
untuk di inventarisasi.
Apabila situasi Keadaan Darurat telah sepenuhnya dapat dikendalikan,
maka IC dapat memerintahkan kepada Fungsi HSE/K3LL untuk
membunyikan Alarm Tanda Aman.
Seluruh petugas yang terlibat dalan Penanggulangan Keadaan Darurat
dapat menarik sebagian petugas dan peralatannya, tetapi tetap dengan
seizin dan sepengetahuan IC di tempat kejadian.

3.12 TAHAP PEMULIHAN


Tahapan pemulihan / recovery ini hanya dapat dilakukan apabila Pejabat
Berwenang di tingkat Direktorat Marketing & Trading telah
mempertimbangan semua aspek-aspek teknis maupun non-teknis dari
kondisi yang ada serta telah mengadakan koordinasi dengan semua fungsi
terkait.
Selain itu, sebelum sarana atau peralatan operasi diaktifkan kembali, perlu
juga dilakukan usaha evaluasi dan pengujian serta apabila terdapat
perubahan-perubahan di dalam sistem pengoperasian maupun prosedur
pengoperasian maka harus dipastikan bahwa pekerja yang akan terlibat
dalam pengoperasian dan penanganan peralatan tersebut telah
diinformasikan dan memahami semua hal yang berkaitan dengan perubahan
tersebut.

3.13 LATIHAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT (EMERGENCY


DRILL)
Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat atau Emergency Drill merupakan
salah satu bagian daripada Proses Perencanaan Penanggulangan Keadaan
Darurat. Hal ini berarti bahwa Pedoman Penanggulangan Keadaan
Darurat harus diuji untuk meyakinkan agar semua ketentuan dan
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 32 dari 33

Pedoman yang ada dapat diterapkan dan dilaksanakan secara


terjadwal.
Selain dari pada ini perlu juga diingat bahwa Pedoman Penanggulangan
Keadaan Darurat adalah bersifat Dinamis dan harus dilakukan pembaharuan
guna mempertahankan keefektifannya dan disesuaikan dengan perubahan-
perubahan keadaan.
Oleh karena itu maka Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Umum
(General Emergency Drill ) yang melihatkan seluruh personel harus
dilaksanakan Minimal Satu Kali Setahun sedangkan latihan penanggulangan
keadaan darurat masing – masing Unit Kerja hanya melibatkan Unit Kerja
terkait, HSSE, External Relation dan Medical secara terencana,
terkoordinasi dan mencakup semua Aspek yang terkandung didalam
Pedoman Penanggulangan Keadaan Darurat, seperti antara lain :
Sistem Koordinasi dan Komando
Komunikasi
Pengendalian Operasi pada saat Keadaan Darurat.
Fire Fighting
Pelayanan Medis
Sekuriti
Tim Bantuan Keadaan Darurat
Logistik
dan lain sebagainya.

Dari observasi Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat ini diharapkan


agar setiap Kelemahan dan Kekurangan yang ada dapat ditindak lanjuti
untuk perbaikan dan peningkatan sistem Penanggulangan.
Pada setiap General Emergency Drill harus ditetapkan satu Tim Observer
dari luar untuk menilai semua Aspek yang tercakup dalam Pedoman
Penanggulangan Keadaan Darurat dan semua hasil observasi harus
didiskusikan dengan semua bagian yang terkait. Semua rekomendasi harus
ditindak lanjuti dan dimonitor perkembangannya oleh pimpinan
Fungsi/Bagian yang bersangkutan.
Latihan komunikasi dalam bentuk table top simulation dilakukan secara
terjadwal minimal 1 kali setahun.
PEDOMAN
FUNGSI : UNIT PEMASARAN REGION NOMOR : A-001/F36260/2011-S0
KALIMANTAN REVISI KE : 0
JUDUL : PENANGGULANGAN KEADAAN BERLAKU TMT :
DARURAT TINGKAT REGION HALAMAN : 33 dari 33

BAB IV
LEMBAR PENGESAHAN

Disiapkan oleh: Disetujui oleh:

Tgl: 17 Oktober 2011 Tgl: 17 Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai