STATUS DOKUMEN :
CATATAN REVISI
A. TUJUAN
Tujuan SOP Penanganan Keadaan Darurat adalah untuk memperkecil dampak
buruk akibat keadaan darurat terhadap manusia, lingkungan, aset, citra dan reputasi
perusahaan. Serta memberikan pedoman umum bagi karyawan dalam keadaan
darurat dan memberikan tanggung jawab untuk koordinasi yang lebih baik dalam
persiapan dan respons terhadap keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi di
wilayah PT. Grogol Sarana Transjaya.
Tidak semua keadaan darurat dapat didiagnosis sebelum terjadi. Disamping itu,
pedoman ini dan pelatihan Peran Tanggap Darurat akan dapat membantu
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dipergunakan dalam rangka penerapan sistem manajemen terintegrasi
K3PLM yang berlaku di seluruh lokasi tambang PT Grogol Sarana Transjaya dan
subkontraktor yang bekerja dan berada dalam pengawasan PT Grogol Sarana
Transjaya
C. REFERENSI
1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Kriteria 6.7 Kesiapan menangani
Keadaan Darurat
3. Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Elemen IV.9 Pengelolaan Keadaan Darurat
4. ISO 45001:2018 Klausul 8.2 Penanganan Keadaan Darurat
5. ISO 14001:2015 Klausul 8.2 Penanganan Keadaan Darurat
D. DEFINISI
a)
Cedera ringan ( Minor Injury )
b)
Kerugian Harta Milik < US$ 1000
c)
Tidak ada hambatan dalam operasi
d)
Publikasi tidak dilibatkan
e)
Dapat ditangani secara menyeluruh di tingkat lokal
Tim Penanganan Insiden : Group Leader /Pengawas
Saat itu.
2) Tingkat Resiko Sedang
Keadaan darurat dapat ditangani dengan respons Kepala
Departemen , bercirikan :
a) Satu orang yang mengalami cedera ringan yang
berpotensi serius.
b) Kerugian Harta Milik US$ 1000 sampai US$ 5000
c) Gangguan operasi yang bersifat sementara.
d) Publikasi dilibatkan atau akan dilibatkan.
e) Berdampak pada tingkat Site
Tim Penanganan Insiden : Department Head, Section
Head terkait & HSE Dept Head dan Tim ERT.
3) Tingkat Resiko Tinggi
Keadaan darurat dapat ditangani dengan respons PJO ,
bercirikan :
a) Satu atau lebih korban mengalami cidera berat ( LTI ).
b) Kerugian Harta Milik US$ 5000 sampai US$ 10000
c) Gangguan operasi berlangsung selama Proses
Investigasi.
d) Publikasi penting dilibatkan atau akan dilibatkan.
e) Berdampak pada tingkat Site & HO.
Tim Penanganan Insiden : PJO / DPJO , Department
Head Terkait, HSE Dept Head
4) Tingkat Resiko Kritis
Keadaan darurat dapat ditangani dengan respons PJO ,
bercirikan :
a) Satu atau lebih korban meninggal
b) Kerugian Harta Milik > US$ 10000
c) Gangguan Operasional berlangsung selama Proses
Investigasi / lebih
d) Publikasi dilibatkan
e) Berdampak pada Bisnis Perusahaan secara menyeluruh
No. Dokumen : GROGOL–SOP–HSE–24 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 7 of 34
Pemilik SOP : Departemen HSE
b. Daftar Tindakan
1) Security
a) Personil Security akan menutup pintu masuk Mess dan
kantor di area kerja masing-masing sesegera mungkin
setelah dipastikan adanya keadaan darurat.
b) Memberitahukan personel / karyawan yang akan
dievakuasi dengan menggunakan radio, telepon, ucapan
lisan / menyuruh seseorang dan e-mail.
c) Mengamankan rute-rute evakuasi.
d) Memberi petunjuk untuk pindah (keputusan dikeluarkan
oleh Tim Penanganan Keadaan darurat).
e) Menyusuri rute-rute evakuasi. untuk menghindari orang-
orang tersebut dan menimbulkan kemacetan.
f) Memastikan personel seperti trainer, keluarga atau tamu
ditransportasikan ke Mess dengan peraturan normal
sesegera mungkin dan sebelum terjadinya Tingkat
Resiko Tinggi.
2) Komandan di lokasi kejadian ( Kepala Departemen )
a) Mengetahui tempat Staff dan memastikan mereka
dikontak selama 30 (tiga puluh) menit.
b) Memanggil Staff menuju Main Office PT. Grogol Sarana
Transjaya area site.
c) Melakukan pendaftaran dan penghitungan personel
(yang digunakan untuk daftar yang berkaitan dengan
muatan atau manifest list dan perjalanan berikutnya
yang dilakukan dalam keadaan darurat).
d) Mengumpulkan dokumen penting, misalnya data-data
Engineering, Kontrak dll untuk dipindahkan dan disimpan
di kendaraan.
e) Memindahkan personel departemen secara bersamaan
menuju tempat yang aman.
c. Kebakaran (Alat, Bangunan)
Setiap lokasi dilengkapi dengan alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dan Water Truck pemadam kebakaran untuk
penanganan pertama kebakaran kecil. Respon awal yang harus
dilakukan sebagai berikut :
1) Mengingatkan penghuni yang berada didekat area
kebakaran dan mengaktifkan alarm kebakaran jika salah
seorang berada didekatnya.
No. Dokumen : GROGOL–SOP–HSE–24 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 15 of 34
Pemilik SOP : Departemen HSE
darurat.
4) Personel keadaan darurat, peralatan dan atau kendaraan
tambahan harus diminta sesuai dengan kebutuhan, bagian
Security dan / Safety harus ditugaskan untuk mengontrol
akses menuju lokasi yang terkena dampak.
Cara Pemadaman Kebakaran.
1) Selalu mendekati tempat terjadinya kebakaran tidak
melawan arah angin ( arah angin dari bagian belakang Anda
). Pada saat hendak memadamkan kebakaran, berdirilah
dengan jarak 2-3 meter dari tempat terjadinya kebakaran
(jika berkaitan dengan cairan mudah terbakar, maka Anda
harus berjarak 3-4 meter)
2) Tentukan rute penyelamatan diri sebelum bermaksud untuk
memadamkan kebakaran
(tetap kembali melalui pintu keluar ).
3) Pegang alat pemadam api ringan (APAR) dengan posisi
tegak lurus ;
a) Tekan tuas dengan Carrying handle.
b) Arahkan kebagian dasar api.
c) Matikan api dari permukaan yang terbakar dengan jarak
+ 2 meter, gerakkan slang/nozzle dengan cara
mengkibas-kibaskan kekiri & kekanan, selanjutnya maju
secara perlahan.
d) Lanjutkan pemadaman beberapa saat setelah api
dipadamkan guna menghindari permukaan yang panas
menyala kembali.
4) Bila penggunaan APAR yang sudah berulangkali tidak
berhasil (api membesar), maka lakukan :
a) Informasikan ke OSC/KLK beserta PTD untuk
melanjutkan pemadaman dengan menggunakan water
truck.
b) Bagi karyawan yang tidak berkompeten segera
meninggalkan area kebakaran menuju Tempat
Berkumpul Darurat.
Komandan Di Lokasi Kejadian (KLK / OSC)
1) Lakukan penilaian awal ( berdasarkan IBPR ) tentang tingkat
keseriusan kebakaran.
2) Bila perlu, panggil Tim Respon Keadaan Darurat.
3) Jika bantuan medic dibutuhkan, hubungi Paramedis
No. Dokumen : GROGOL–SOP–HSE–24 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 17 of 34
Pemilik SOP : Departemen HSE
j. GEMPA BUMI
Jika terjadi gempa bumi maka tindakan yang dilakukan oleh
semua karyawan adalah:
1) Keluar segera dari dalam bangunan masing-masing,
usahakan tidak berada dibawah bangunan gedung atau
sesuatu yang dapat roboh karena getaran gempa tersebut.
2) Berkumpulah di tanah yang lapang dan luas
3) Salah satu orang harus segera membunyikan alarm tanda
Keadaan darurat agar semua orang segera berkumpul di
Tempat Berkumpul Darurat.
4) Kordinator emergensi harus segera mengkordinasikan
dengan anggota emergensi untuk tindakan selanjutnya.
5) Jika masih sering terjadi gempa susulan lebih baik agar
dibuatkan tenda-tenda darurat untuk berlindung dari terik
panas atau hujan.
6) Sementara anggota yang lain juga mempersiapkan hal-hal
lain yang diperlukan selama keadaan emergenci seperti:
makanan, minuman, obat-obatan selimut dan lain-lain.
7) Tim paramedis harus siaga di tempat berkumpul darurat
untuk menangani jika terjadi sesuatu.
8) Semua personil harus mengikuti instruksi dari kordinator
emergensi dan tetap tinggal di tempat berkumpul darurat,
sampai instruksi lebih lanjut.
9) Jika memerlukan bantuan pihak luar, maka segeralah minta
bantuan (lihat daftar no telp emergency call).
k. Ledakan Bahan Peledak (Explosive)
Jika terjadi keadaan darurat akibat ledakan dari Bahan Peledak
(explosive) baik di area tambang ataupun di tempat
penyimpanan bahan peledak (gudang handak), maka tindakan
yang diambil adalah:
1) Segera mungkin memberikan isyarat keadaan darurat
No. Dokumen : GROGOL–SOP–HSE–24 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 26 of 34
Pemilik SOP : Departemen HSE
3) Gangguan Listrik
Semua pekerjaan yang ada di area kerja office dan
workshop sangatlah tergantung kepada tenaga listrik
sebagai sumber tenaga utama. Oleh karena itu sumber
tenaga listrik harus dijaga dan di lakukan perawatan
dengan baik, sehingga tidak terjadi kerusakan atau
gangguan yang mengakibatkan tenaga listrik yagn
didistribusikan ke area kerja manjadi terganggu yang
akhirnya dapat pula mengganggu produktifitas kerja. Jika
terjadi hal gangguan listrik maka harus dilakukan:
a) Person in charge harus menginformasikan kepada
semua pengguna adanya gangguan listrik tersebut.
Durasi gangguan listrik dan sifat gangguan (Gangguan
bisa karena perawatan atau gangguan karena adanya
penyebab lain, seperti incident atau bencana alam).
b) Jika yang terjadi hanya gangguan listrik normal, maka
PIC akan menghidupkan genset cadangan sebelum
genset utama dipadamkan, semua user setelah
pemberitahuan harus me-non aktifkan peralatan
listriknya seperti Computer, AC dan lainnya agar tidak
mengalami kerusakan saat adanya penggantian ke
Genset cadangan. Apabila selesai dilakukan perawatan
terhadap sumber listrik (genset) yang mengalami
gangguan, prosesnya sama seperti awal, yaitu PIC
menginformasikan kepada pengguna akan adanya
gangguan sumber listrik, pengguna untuk segera
melakukan pengamanan peralatan listrik, baru kemudian
dilakukan penggantian sumber listriknya.
c) Sedangkan bila terjadi gangguan listrik karena suatu
incident atau bencana alam yang mengakibatkan
terganggunya jaringan listrik, maka akan diinformasikan
kepada seluruh karyawan bahwa sumber listrik akan
dimatikan dari sumbernya, apabila sifat bahaya yang
ada memerlukan karyawan untuk segera melakukan
evakuasi, maka siren emergensi cadangan harus
dibunyikan agar seluruh karyawan segera melakukan
evakuasi dan berkumpul di tempat berkumpul darurat
sampai informasi lebih lanjut dari koordinator emergensi.
Apabila diperlukan sumber listrik cadangan lainnya
No. Dokumen : GROGOL–SOP–HSE–24 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 30 of 34
Pemilik SOP : Departemen HSE
F. DOKUMENTASI
Prosedur ini terdokumentasi dalam bentuk berkas cetakan (Print out) dan file
computer yang disimpan dalam hard disk computer (HSE Departemen). Dokumen
terkait :
1. Formulir Struktur Tim Tanggap Darurat
2. Formulir Daftar No Telpon Keadaan Darurat
3. Surat Penunjukkan Tim Keadaan Darurat
No. Dokumen : GROGOL–SOP–HSE–24 Revisi :
Edisi : Tgl. Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 34 of 34
Pemilik SOP : Departemen HSE
G. Diagram Alir
Terjadinya
Kecelakaan
Kategori Cidera