Anda di halaman 1dari 7

Geologi Sejarah Daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu

(Syahroel Alam Alif)

GEOLOGI SEJARAH DAERAH SUKABUMI-PELABUHAN RATU


Syahroel Alam Alif
Mantan Dosen Geologi Sejarah, Fakultas Teknik Geologi, Unpad

ABSTRACT
This paper is about the geological history of the area Sukabumi-Pelabuhan Ratu, is an article from the
author prepared in 1999, when the author is still active as a staff lecturer at the Faculty of Engineering
Geology, Unpad. Historical geology of Sukabumi-Pelabuhan Ratu, interesting to learn, especially the
most ancient rocks (Ciletuh Formation) to the youngest rocks. Tectonic framework is also interesting to
learn, especially because of the influence of Indo-Australia plates are moving toward the north and
subducting the Eurasian plate.
Keywords: historical geology

ABSTRAK
Tulisan geologi sejarah daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu, merupakan artikel dari penulis yang disiapkan
pada tahun 1999, saat itu penulis masih aktif sebagai staf dosen di Fakultas Teknik Geologi, Unpad.
Geologi sejarah daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu, menarik untuk dipelajari, terutama adanya batuan
yang paling tua (Formasi Ciletuh) sampai batuan termuda. Kerangka tektonik juga menarik dipelajari,
terutama karena pengaruh lempeng Indo-Asutralia yang bergerak ke arah utara dan menumbuk
lempeng Eurasia.
Kata kunci: geologi sejarah

PENDAHULUAN an dengan Zona Bandung. Wilayah


sedimentasi Cekungan Bogor, sejalan
Fisiografi dengan perubahan waktu disusun oleh
tiga sistem pengendapan, mulai dari
Lokasi penelitian termasuk ke -
sedimentasi laut dalam, kemudian sis-
sebagian wilayah fisiografi regional
tem sedimentasi berikutnya diawali
Zona Bogor, atau yang dikenal pula
dengan produk sedimentasi non-
dengan wilayah sedimentasi Cekung-
marin yang secara berangsur berubah
an Bogor (Bauman dkk., 1973; Marto-
perkembangannya ke arah sistem se-
djojo, 1984;1987). Secara lokal zona
dimentasi turbidit atau sistem gravity
ini meliputi Tinggian Ciletuh, Perbukit-
flow sediment (Martodjojo, 1984;
an pada Segmen Jampang, Zona le-
1987). Selanjutnya urutan-urutan for-
reng dan dataran rendah bagian selat-
masi batuan pada Cekungan Bogor
an, Zona Cimandiri, dan Tinggian Su-
akan diuraikan pada bagian berikut
kabumi, serta sebagian Tinggian vul-
secara singkat berdasarkan kerangka
kanik Resen di bagian utara. Dalam
stratigrafi Cekungan Bogor menurut
kerangka morfotektonik menurut
Martodjojo (1984), sebagaimana
Baumann (1973), pada masa seka-
terlihat pada Gambar 2.
rang, Daerah Jawa Barat, terutama
Formasi Ciletuh yang dianggap se-
bagian barat tersusun atas mandala-
bagai formasi tertua relatif terhadap
mandala basement Pra-Tersier, ting-
kedua sistem pengendapan lainnya,
gian, through, hinge belts, volkanik
terletak di atas kompleks melange.
Resen, serta daerah selatan yang me-
Ciri litologi dari Formasi Ciletuh ter-
rupakan dataran rendah (Gambar 1).
susun oleh perselingan batulempeng
dan batupasir bersisipan dengan brek-
KERANGKA STRATIGRAFI si.
Sistem sedimentasi berikutnya di--
Cekungan Bogor ini di bagian uta-
tandai dengan endapan fluvio-deltaik
ra berbatasan dengan wilayah sedi-
Formasi Bayah. Formasi Bayah meru-
mentasi paparan kontinen, di bagian
pakan batuan sedimen klastik fluvio-
barat dengan wilayah sedimentasi
deltaik berumur Eosen tengah yang
Banten, dan di bagian timur berbatas-

41
Geologi Sejarah Daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu
(Syahroel Alam Alif)

secara stratigrafis posisinya berada di Formasi Rajamandala tersusun


atas Formasi Ciletuh. Lokasi tipe for- oleh batugamping, yang di beberapa
masi ini tersingkap di Daerah Bayah lokasi memperlihatkan perkembangan
Kabupaten Lebak. Formasi Bayah, terumbu. Formasi ini berumur Oligo-
menurut Martodjojo (1984) meliputi sen atas hingga Miosen Bawah. For-
seluruh batupasir fluvio-deltaik yang masi Rajamandala, kemudian ditum-
tersingkap di daerah selatan Jawa pangi secara tak selaras oleh Formasi
Barat bagian barat dengan karakter Citarum, suatu endapan dari sistem
litologi yang serupa dengan batupasir kipas laut dalam bagian luar atau
di Daerah Bayah, dan yang secara outer fan yang berumur Miosen
stratigrafis berada di atas Formasi Bawah, sedangkan Formasi Jampang
Ciletuh. merupakan endapan bagian dalam
Dengan demikian batupasir For- dari sistem tersebut atau pada bagian
masi Bayah meliputi pula batupasir inner fan. Ciri litologi penyusun
silisiklastik non-marin yang tersingkap Formasi Citarum umumnya sama
di daerah Gunung Walat (Formasi Wa- dengan Formasi Jampang, perbeda-
lat menurut Effendi, 1974), serta ba- annya hanya terletak pada aspek
tupasir kurasa yang tersingkap di se- tekstural, karena Formasi Jampang
latan Sungai Cimandiri, Pelabuhan tersusun oleh material yang relatif
Ratu (Formasi Rajamandala menurut lebih kasar.
Sukamto, 1975). Ciri litologi Formasi Di atas Formasi Citarum diendap-
Bayah pada bagian bawah ditandai kan Formasi Saguling, yang berumur
oleh batupasir yang ditafsirkan seba- Miosen Tengah. Litologi formasi ini
gai endapan sand bar, dan diendap- terutama dicirikan oleh satuan breksi.
kan dalam lingkungan transisi, ke- Di atas Formasi Saguling terdapat
mudian endapan transisional itu ber- Formasi Bantargadung, yang berumur
ubah secara litologi kearah atas men- Miosen Tengah. Formasi ini masih
jadi batupasir konglomeratan sisipan diendapkan dalam pengaruh sistem
batulempung dengan struktur sedi- turbidit. Ciri litologinya ditandai
men silang-silur, mencirikan sungai dengan perselingan batupasir grey-
teranyam, serta berselingan dengan wacke dan batulempung. Formasi-
batulempung dan batubara yang formasi batuan termuda di Cekungan
mencirikan sungai meander. Bogor umumnya masih diendapkan
Formasi Batuasih diendapkan se- dalam pengaruh sistem turbidit.
cara tidak selaras di atas Formasi Ba- Formasi Cigadung merupakan satuan
yah. Di daerah Bayah Formasi ini e- termuda di Cekungan Bogor yang
kuivalen secara litologi dan seumur berumur Miosen Akhir, tersingkap di
dengan Formasi Cijengkol. Formasi Pelabuhan Ratu. Material penyusun
Batuasih yang berumur Oligosen Akhir formasi ini terdiri atas material
dicirikan oleh susunan batulempung, rombakan atau recycled dari Formasi
napalan sisipan batupasir kuarsa. Ba- Jampang dan Formasi Bojonglopang,
gian atas dari formasi ini berubah si- sedangkan di daerah Karawang
fat menjadi gampingan dan ditandai bagian selatan, formasi batuan yang
oleh lensa batugamping kalkarenit. diendapkan seumur dengan Cigadung
Formasi ini mengalami perubahan adalah Formasi Cantayan. Litologi
fasies menjadi batugamping terumbu Formasi ini dicirikan oleh susunan
dari Formasi Rajamandala. Martodjojo batupasir dan batulempung dengan
(1984) menyimpulkan bahwa pada sisipan breksi.
Eosen Tengah hingga Oligosen Te-
ngah, wilayah sedimentasi Paparan di KERANGKA TEKTONIK
utara dan daerah Ciletuh di selatan
mengalami perubahan lingkungan dari Pola struktur dan geologi Jawa Barat
darat ke lingkungan transisi pada Oli- secara umum dipengaruhi oleh ada-
gosen Atas. nya aktivitas tumbukan lempeng kon-

43
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 1, April 2011: 42-48

vergen antara Lempeng Indo Austalia 1984). Pada Akhir Paleogen cekungan
(Hindia Australia), yang bergerak ke tersebut mengalami pengangkatan
utara, dengan Lempeng Eurasia (Lem- dan pensesaran sejalan dengan ter-
peng Asia), yang bergerak menuju bentuknya aktifitas volkanik Neogen.
selatan. Pada saat ini posisi jalur tum- Pada Awal Neogen daerah Ciletuh
bukan kedua lempeng tersebut ber- terletak pada sumbu pusat magma-
ada di bagian selatan Pulau Jawa (Sa- tisme yang menghasilkan endapan
mudra Hindia), suatu jalur tempat di- vulkanoklastik maupun batuan beku
mana Lempeng Indo Australia menyu- intrusif dan ekstrusif. Batas utara
sup di bawah Lempeng Eurasia. Peris- jalur vulkanik Neogen Awal ini dikenal
tiwa tersebut, di Jawa Barat meng- sebagai kelurusan struktur lembah
hasilkan elemen tektonik utama Cimandiri (Van Bemmelen, 1949;
berupa jalur subduksi (trench), Busur Martodjojo, 1984). Salah satu produk
luar non vulkanik (outer arc ridge), dari aktifitas vulkanik Neogen ini yang
Cekungan muka busur (fore arc umum dijumpaidi selatan Jawa adalah
basin), jalur magmatik (magmatic Formasi Andesit Tua (Old Andesite
arc) dan Cekungan belakang busur Formation) yang selanjutnya dikenal
(back arc basin). Kedudukan elemen sebagai Formasi Jampang. Menurut
tektonik ini telah mengalami beberapa Martodjojo (1984, 1987), di Jawa
kali perubahan sejak Zaman Kapur Bagian Barat terdapat tiga busur
hingga sekarang. Pada Zaman Kapur magmatik. Busur magmatik yang ter-
posisi subduksi di Jawa Barat, mele- tua ditandai oleh kehadiran jalur gra-
wati daerah Ciletuh Sukabumi. Bukti nit, dan batuan volkanik Formasi Jam-
geologi yang menunjukkan hal ter- pang yang berumur Kapur hingga
sebut adalah tersingkapnya batuan Miosen. Busur magmatik kedua yang
kerabat ofiolit, melange dan olisto- berumur Oligo-Mio terletak di sebelah
strom (Kapur-Eosen) di daerah Cile- selatan Pulau Jawa, dan busur mag-
tuh, Sukabumi, yang pembentukan- matik ketiga merupakan jalur-jalur
nya terjadi di zona subduksi, ter- gunungapi aktif dan volkanisma
masuk pula prisma akresi Resen.
(accretionary wedge). Elemen tekto- Status morfotektonik Cekungan
nik jalur volkanik yang terjadi pada Bogor ditentukan berdasarkan posisi
saat itu berada di bagian utara Jawa, relatifnya trehadap ketiga busur mag-
dibuktikan dengan adanya produk matik tersebut. Dari Zaman Kapur
volkanik yang dikenal sebagai Formasi hingga Eosen, Cekungan Bogor me-
Jatibarang. rupakan cekungan muka busur yang
Pada Kala Paleogen terjadi tekto- polanya memiliki kesejajaran dengan
nik regangan yang menghasilkan pola arah Meratus, mulai dari Oligosen
struktur horst dan graben. Pemben- Akhir sampai Pliosen Cekungan Bogor
tukan pola struktur inilah yang meng- berkembang sebagai cekungan bela-
awali pembentukan cekungan sedi- kang busur yang memiliki pola kese-
men Tersier di Jawa. Salah satu ce- jajaran dengan arah Sumatra (Marto-
kungan yang terbentuk pada saat itu djojo, 1984). Menurut Martodjojo
dijumpai di daerah Ciletuh, Sukabumi. (1987), pola geometri dari struktur di
Bentuk cekungannya memanjang se- Jawa Barat dapat dikelompokkan atas
arah dengan lembah Cimandiri. Pada tiga pola utama, yang tertua yaitu
saat itu cekungan diisi oleh sedimen Pola Meratus yang terorientasi pada
yang berasal dari dua arah, yang arah baratlaut-tenggara, dan pola
pertama berasal dari arah selatan- terakhir yang ketiga berarah utara-
tenggara, berasosiasi dengan materi selatan.
volkanik. Sumber sedimentasi lainnya Pola Meratus merupakan ekspresi
berasal dari dari arah utara yang kaya geometri dari jalur-jalur patahan naik
akan detritus kuarsa yang ditafsirkan yang berarah timurlaut-baratdaya.
berasal dari Sunda Land (Martodjojo, Jalur-jalur patahan naik ini dapat di-

44
Geologi Sejarah Daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu
(Syahroel Alam Alif)

amati pada kompleks melange di dae- kungan relatif laut dalam berkembang
rah Ciletuh dan pada singkapan Cile- sedimentasi turbiditis dan gravitatif,
tuh sendiri. Sistem patahan yang ke- terutama selama Miosen Bawah
dua, yaitu sistem patahan yang ter- sampai Miosen Tengah. Sumber se-
orientasi dalam kesejajaran dengan dimentasi (provenance) terutama ber-
pola Sumatra. Pola ini merupakan po- ada di bagian utara, yakni di bagian
la yang paling luas sebarannya. Pola daratan Busur Plutonisma Vulkanisma
ini umumnya merupakan ekspresi Paleogen.
geometri dari sistem lipatan-anjakan Selama Miosen Bawah dan sete-
yang anjakannya mengarah ke rusnya gerakan-gerakan kerak bumi
timurlaut. Sistem patahan ini disim- dibagian tepi cekungan (parasutura/
pulkan sebagai jalur thrust-fold cekungan muka busur) dalam proses
belakang busur. awal kegiatan magmatis pembentuk-
an plutonisme–vulkanisme Neogen
GEOLOGI SEJARAH sampai yang lebih muda, sehingga di
tempat-tempat tertentu terbentuk
Setelah terjadi proses deformasi gunungapi marin dan sub-marine.
pada akhir Zaman Kapur sampai Pa- Sejak Miosen Bawah sampai Miosen
leosen, daerah Sukabumi-Pelabuhan Tengah transgresi terjadi dan seba-
Ratu dan sekitarnya merupakan ba- gian besar daerah Sukabumi-Pelabuh-
gian daratan. Diduga sesar awal dari an Ratu dan sekitarnya dipengaruhi
Cimandiri telah ada akibat tektonik invasi air laut. Bersamaan dengan
awal Tersier proses awal pembentukan busur
Daratan tersebut di atas secara magmatis Neogen yang jalurnya cen-
berangsur mengalami denudasi (de- derung di bagian selatan dari busur
gradasi), paling tidak sejak Eosen magmatis Paleogen, maka di bagian
Bawah dan agradasi atau sedimentasi utara dari zona busur batu ini terben-
yang terbentuk berada sekitar Masif tuklah proses awal dari pembentukan
atau Padatan Ciletuh dan Tinggian cekungan episutura/cekungan bela-
Bayah dan Walat serta sepanjang kang busur pada awal Miosen Bawah.
pedataran pantai (coastal plain) Eosen Sedimentasi awal pada Miosen Bawah
Bawah. Sedimen yang terbentuk di bagian cekungan ini dimulai dengan
adalah pasir kuarsa pantai. Setempat sedimentasi bersifat pasir, lempungan
sepanjang pedataran pantai ini se- dan organis (transisi) yang secara
lama Eosen kemudian berkembang berangsur sampai menjelang akhir
pula daerah transisi (berawa-rawa Miosen lebih bersifat karbonatan, na-
dan berlaguna). Akibat fluktuasi muka palan, lempungan, dan pasiran, se-
air laut di dalam lapisan sedimen pasir bagai ciri endapan epikontinen (pa-
ini terselip pula lapisan atau sedimen paran)
organis disertai setempat sedimen Menjelang Miosen Atas sampai
karbonatan. Menjelang akhir Eosen akhir Miosen (Mio-Pliosen) terjadi pro-
pada bagian tertentu terjadi peng- ses deformasi sehingga daratan busur
angkatan di bagian tepi cekungan, magmatis (Plutonisma-vulkanisma)
sehingga batuan Eosen setempat Neogen di bagian pusat Pulau Jawa
secara tidak selaras ditutupi oleh bagian barat terangkat dan terlipat.
sedimen krakalan, pasiran, dan lem- Bersama dengan proses tersebut di
pungan serta organis selama Oligosen atas terjadi pula regresi untuk sebagi-
Tengah. Sejak Oligosen Atas sampai an daerah jawa bagian barat, terma-
Miosen Tengah umumnya terjadi suk daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu
transgresi. Transgresi Akhir Oligosen dan sekitarnya. Sesar Cimandiri lebih
sampai Miosen Bawah membentuk berkembang dan sejumlah tinggian
terutama sedimen napalan dan kar- (High) dan terban (Low) lebih ber-
bonatan (setempat berterumbu ka- kembang pula dalam sistem sesar
rang) dan di bagian cekungan ling- yang lebih kompleks. Baik dibagian

45
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 1, April 2011: 42-48

utara, maupun dibagian selatan darat DAFTAR PUSTAKA


yang terbentuk pada bagian tepi pan-
tai sejak Miosen Atas (dibagian selat- Bauman, P., Genevrraye, P., de,
an) akhir Miosen Atas Pliosen Bawah Samuel, L., Mudjito dan Sajekti,
di bagian pantai utara terbentuk se- S., 1973, Contribution to the
dimen transisi sampai laut dangkal Geological Knowledge of
yang setempat berterumbu karang. SouthWest Java, Proc.2nd Annual
Kegiatan vulkanisma juga mening- Convention Indonesian Petroleum
katkan seperti pada Kala Miosen se- Assoc, hlm. 105 – 108
lama Pliosen, dan fluktuasi muka air Effendi, A.C., 1974, Peta Geologi
laut selama Pliosen Cenderung Lembar Bogor, Jawa, Pusat
regresi. Keadaan ini ditunjang pula Penelitian dan Pengembangan
oleh gerakan-gerakan terjadi men- Geologi, Bandung
jelang akhir Pliosen. Pada akhir Plio- Martodjojo, S., 1984, Evolusi
sen atau Plio-Plistosen terjadi proses Cekungan Bogor, Jawa Barat,
tektonik (deformasi) yang ditandai Disertasi Doktor, Dept. Teknik
dengan proses pengangkatan lebih Geologi, ITB, hlm. 196 – 240
dominan sehingga pada Plistosen Ba- Martodjojo, S., 1987, Field Trip
wah umumnya Pulau Sumatra, Pulau Guidebook to Gunung Walat and
Jawa, dan Pulau Kalimantan merupa- Pasir Bongkok Quarry Cibadak,
kan satu kesatuan daratan, yang ke- West Java, Mobil Oil Indonesia
mudian dipisahkan lagi oleh laut sete- Inc. and Mobil Dallas Research
lah terjadi proses intraglasiasi menje- Laboratory, 55 hlm.
lang akhir Pliostosen atau Plisto- Sukamto, R., 1975, Peta Geologi
Holosen. Sejak waktu itu sampai se- Lembar Jampang dan Balekam-
karang tampaklah geografi Indonesia bang, Jawa, Pusat Penelitian dan
Bagian Barat (IBB) umumnya dan Pengembangan Geologi, Bandung
daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu dan
sekitarnya seperti yang tampak pada
saat ini.

KESIMPULAN

Sejarah geologi daerah Sukabumi-


Pelabuhan Ratu dapat direkonstruksi
melalui kajian fisiografi Jawa Barat,
kerangka stratigrafi, dan kerangka
tektonik yang diwakili oleh struktur
geologi yang berkembang di daerah
tersebut. Kondisi geografi daerah
Sukabumi-Pelabuhan Ratu yang
tampak pada saat ini telah terbentuk
sejak Plistosen atau Plisto-Holosen.

46
Geologi Sejarah Daerah Sukabumi-Pelabuhan Ratu
(Syahroel Alam Alif)

Gambar 1.
Peta Kerangka Morfostruktur Jawa Barat Bagian Barat dimodifikasi dari Bauman
(1973). Daerah penelitian termasuk dalam sebagian wilayah Zona Cimandiri,
Rendahan Pelabuhan Ratu dan Tinggian Sukabumi

47
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 9, Nomor 1, April 2011: 42-48

Gambar 2.
Skema Kerangka Stratigrafi Cekungan Bogor menurut Martodjojo (1984)

48

Anda mungkin juga menyukai