Kematian merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh banyak orang di
manapun ia berada. Kematian adalah hal mutlak yang harus diterima setiap
memberikan banyak kenangan indah ataupun tidak yang diberikan untuk pihak
kebutuhan pemakaman sebagai tanda penghormatan dan kasih sayang. Selain itu
dibutuhkannya suatu tempat yang memberikan doa dan pengiburan yang suci dan
sakral dalam hal agama Kristiani. Karenanya dibutuhkan sebuah tempat yang
sebuah tempat yang dapat memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan untuk
krematorium, dan bait Allah. Dengan konsep “Taman Eden “. Konsep ini dipakai
kehidupan yang sakral, ceria, tenang, dan penuh damai. Konsep “Taman Eden “
Warna yang akan dipakai adalah seperti putih, hijau, abu, hitam, coklat. Pada
aspek material, digunakan material alam seperti batu alam, batu candi bali, granit,
kayu, dan yang lainnya. Sedangkan pada aspek funiture digunakan sesuatu yang
vii
Lokasi yang digunakan untuk merancang rumah duka, krematorium, dan
bait Allah adalah di Jalan Holis 131, Bandung, dengan luas tanah 1.2 hektar dan
luas bangunan 4200 m2. Lokasi ini dipilih atas dasar pertimbangan luas tanah
yang cukup besar untuk didirikan sebuah rumah duka, krematorium dan bait
terakhir. Fasilitas yang akan dirancang adalah interior ruang doa, ruang berduka,
ruang penyimpanan abu, dan ruang fasilitas penunjang, dan akustik yang
menunjang.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
ix
2.3 Perancangan Rumah Duka .............................................................. 10
2.3.1 Pencahyaan ......................................................................... 11
x
4.2 Ide Perancangan ............................................................................. 1
C Chapel ........................................................................................ 73
E Kremtorium................................................................................. 74
4.6 Penghawaan.................................................................................... 76
4.8 Keamanan....................................................................................... 79
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
xi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 4.14 Gambar Bukaan Jendela............................................................... 82
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa lampau sekarang, maupun masa yang akan datang, banyak orang
merasa takut dalam menghadapi kematian yang merupakan titik akhir dari perjalanan
hidupnya di dunia ini. Kematian tidak dapat ditolak oleh manusia dalam situasi,
menandakan sebuah babak awal yang baru dimulai dalam sebuah kehidupan,
seseorang yang telah meninggal berarti telah mengakhiri perjalanan hidup di dunia
dan akan meneruskan perjalanan hidupnya di alam baka. Kematian dipercaya oleh
1
setiap orang yang ada di dunia dan diakui oleh semua agama, semua orang di belahan
dunia manapun adalah mutlak. Karena apapun yang berasal dari tanah akan kembali
ke tanah dan satu yang pasti ini adalah rencana Yang Maha Kuasa. Di samping itu
pada saat sekarang ini banyak sekali kejadian alam yang banyak merenggut nyawa
manusia yang membuat kematian tidak dapat dihindarkan. Kematian juga akan
memberikan rasa sedih, duka, dan kehilangan bagi setiap orang yang ditinggalkannya.
Sebelum jasad kembali kepada alam keluarga atau ahli waris akan menyemayamkan
Sebenarnya definisi kematian sangatlah banyak. Dilihat dari segi medis yang
memiliki arti bahwa berhentinya denyut jantung dan tidak berfungsinya seluruh
organ tubuh, bila dari sisi agama Kristen banyak macamnya kematian ada kematian
rohani, kematian prinsip, kematian jiwa. Secara harafiah, kematian adalah suatu
tahapan ketika manusia meninggalkan dunia dan tubuh untuk kembali kepada-Nya,
maka dari itu roh dan jiwa kita akan kekal di sorga.
berkurangnya lahan atau tanah untuk pemakaman karena kebutuhan lahan akan tepat
tinggal jauh lebih tinggi. Tidak banyak rumah duka yang memiliki lahan luas karena
terpakainya untuk manusia untuk menjalani hidup. Pada saat sekarang ini banyak
anggota keluarga yang meninggal. Karena biaya yang jauh lebih mahal, ini
dikarenakan harga tanah yang terus meningkat. Selain itu dikremasi jauh lebih mudah
2
dan praktis. Anggota keluarga hanya membutuhkan tempat penyimpanan abu dari
hasil kremasi yang dapat disimpan di rumah, di tempat rumah duka, atau dibuang ke
laut sebagai tanda bahwa dia telah menyatu dengan alam, karena yang berasal dari
krematorium pun berada jauh dan tidak bersamaan atau menyatu dengan rumah duka.
Selain itu dari segi letak sulit dijangkau karena berada di ujung kota sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama dan tidak efisien. Selain itu banyak rumah duka
Pada saat sekarang ini di Bandung tidak memiliki sebuah bangunan bait Allah
yang dapat mendukung kesakralan suatu rumah duka. Karenanya dibutuhkan sebuah
untuk itu, perancang ingin membuat suatu tempat yang dapat memenuhi segala
kebutuhan yang diperlukan untuk penghormatan terakhir pada seseoarang yang telah
tiada. Sebuah rumah duka, krematorium dan chapel yang menjadikan satu lokasi akan
dekat kota.
3
1.2 Rumusan Masalah
• Bagaimana menciptakan sirkulasi yang baik antar bangunan dan ruang sesuai
perancangan?
adalah :
• Menciptakan sirkulasi yang baik antar banguan dan ruang sesuai dengan
fungsi bangunannya
• Menerapkan 4 (empat) konsep sungai mengalir pada area lobby di rumah duka
4
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pembahasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ini berisi pembahasan tentang lokasi rumah duka yang dipilih menjadi
BAB IV PERANCANGAN
Bab ini berisi deskripsi mengenai perancangan tugas akhir yang telah dipilih.
Deskripsi umum project rumah duka, penerapan konsep pada desain rumah duka
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi simpulan dari perncangan rumah duka yang telah dipilih
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
pengalaman dan menganalisa data yang didapat dari refrensi-referensi. Di samping itu
untuk mengetahui keunikan dan keindahan Taman Eden dan mengetahui penerapan
rancangan rumah duka dengan konsep Taman Eden. Aplikasi pada rumah duka sudah
terlihat dari lay out yang menggambarkan Taman Eden. Selain itu Perancangan
rumah duka menerapkan konsep Taman Eden dikarenakan sebagai gambaran surga
84
yang bermanfaat agar manusia berfikir dan merenung tentang kehidupan yang
Disamping itu pemberian aplikasi yang menjadi makna seperti 4 sungai yang
mengalir, pohon kehidupan yang baik dan yang jahat, kemegahan dan kesakaral
Disaat yang bersamaan juga pemikiran tentang sirkulasi yang nyaman dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan fasilitas penunjang seperti , cafeatm kantin,
krematorium, dan ruang transisi. Disamping itu juga memiliki keindahan seni yang
ditampilkan, seperti tretment pada dinding, lantai dan pengolahan desain funiture.
a) Kebutuhan Ruang
funiture.
85
c) Air yang mengalir menjadi simbol kehidupan yang memberikan kelegaan
bagi setiap orang yang datang ke rumah duka diaplikasikan pada bentuk
Terliahat dari bahan bahan seperti granit yang melambangkan kemegahan dan
kemegahan identik dengan elegan, selain itu bentuk bangunan yang kokoh dan
Kesan organik didapat dari bentukan ceiling, funiture, dan lay out yang organik
(tidak bersudut) akan tetapi tidak condong ke kesan natural.Kesan dinamis yang
ada didapatkan dari bentuk funiture yang dinamis, selain itu treatment yang
melambangkan kedinamisan
86
87
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Internet :
http://www.koleksi oasis lestari.com,2009
http://www.coral.co.id/index.php?option=com&view
http://www.kemangvillage.com/
87