Prinsip Penentuan Posisi DGN GPS PDF
Prinsip Penentuan Posisi DGN GPS PDF
Posisi yang diberikan adalah posisi 3-D, yaitu (X,Y,Z) atau (L,B,h).
Tinggi yang diberikan oleh GPS adalah tinggi ellipsoid.
Datum dari posisi yang diperoleh adalah WGS (World Geodetic System)
1984 yang menggunakan ellipsoid referensi GRS 1980.
Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor
yaitu : metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian
data, dan metode pengolahan data.
Penentuan posisi dapat dilakukan dengan beberapa metode : absolute
positioning, differential positioning, static surveying, rapid static,
pseudo-kinematic dan kinematic positioning.
Titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam maupun bergerak.
Posisi titik dapat ditentukan terhadap pusat massa bumi ataupun
terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya.
Spektrum ketelitian posisi yang diberikan berkisar dari sangat teliti
(orde : mm) sampai kurang teliti (orde : puluhan meter).
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Prinsip Dasar
Penentuan Posisi dengan GPS (1)
GPS
Seandainya vektor dari pengamat ke
satelit GPS dapat diukur, maka vektor
posisi pengamat dapat dihitung sebagai
ρ (diperlukan)
berikut :
Pengamat
r (diketahui)
R = r - ρ"
R (dicari)
Pusat Bumi
Prinsip Dasar
Penentuan Posisi dengan GPS (2)
Visualisasi Penentuan
Posisi Absolut dengan GPS
(Tanpa Kesalahan Jam Receiver)
http://www.go.ednet.ns.ca/~larry/gps/trnglate.gif http://www.nasm.si.edu/galleries/gps/
http://www.montana.edu/places/gps/1Basic/slide19.html
Y WGS 84
X WGS 84
Ellipsoid WGS84
Kecepatan sudut Bumi ω" 7292115 x 10-11 rad s-1 ±" 0.1500 x 10-11 rad s-1
Konstanta Gravitasi Bumi GM 3986005 x 108 m3 s-2 ±" 0.6 x 108 m3 s-2
(termasuk massa atmosfir
Bumi)
Sejak
Januari 1987, Defense Mapping Agency (DMA) Amerika Serikat
mulai menggunakan WGS 84 dalam menghitung orbit teliti (precise
ephemeris) untuk satelit TRANSIT (Doppler).
Dalam kaitannya dengan GPS, Air Force Space Command dari DoD telah
mengimplementasikan koordinat WGS 84 (G730) ini sejak 29 Juni 1994.
Menurut [Swift, 1994] serta [Malys and Slater, 1994], tingkat kedekatan
antara ITRF (91 & 92) dengan WGS 84 pada saat ini adalah berada pada
orde sekitar 10 cm.
!X $ !dX $ ! 1 RZ −RY $ ! X $
#Y & = #dY & + (1 + ds). #−RZ 1 RX &&. ##Y &&
# & # & #
#" Z &%WGS 84 #"dZ &% #" RY −RX 1 &% #" Z &% ID74
dX = - 1.977 ± 1.300 m
dY = -13.060 ± 1.139 m
dZ = - 9.993 ± 3.584 m
ds = - 1.037 ± 0.177 ppm
RX = - 0.364 ± 0.109
RY = - 0.254 ± 0.060
RZ = - 0.689 ± 0.042
Hasanuddin Z. Abidin, 1997
Ketelitian Posisi GPS
Faktor-faktor
Geometri Satelit
yang berpengaruh
Ketelitian Data
Metode
Strategi Penentuan Posisi
Pemrosesan Data
jumlah satelit
Geometri Satelit lokasi dan distribusi satelit
lama pengamatan
1 mm 1 cm 10 cm 1m 10 m 100 m
SPS = Standard Positioning Service (for civilian).
PPS = Precise Positioning Service (for military and authorized users).
Hasanuddin Z. Abidin, 2002
Metode-Metode
Penentuan Posisi dengan GPS
ABSOLUTE DIFFERENTIAL
(satu receiver) (minimal 2 receiver)
STATIK
(obyek diam, receiver diam)
KINEMATIK
(obyek bergerak, receiver bergerak)
RAPID STATIK
(obyek diam, receiver diam (singkat))
PSEUDO-KINEMATIK
(obyek diam, receiver diam & bergerak)
STOP AND GO
(obyek diam, receiver diam & bergerak)
Persamaan
Pengamatan
Penentuan
Posisi Absolut
dengan GPS
GDOP = q + q
+ q + q
xx hh yy
tt
PDOP = q + q + q
xx yy hh Perhitungan DOP untuk
HDOP = q + q
xx yy absolute positioning
VDOP = q dan differential positioning
hh adalah tidak sama
TDOP = q
tt
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Variasi Nilai GDOP
Jumlah satelit : 25
(1 Mei 2000)
80
SA On
60 SA Off
40
Latitude (m)
20
0 SA Off
-100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 3
-20 SA Off
2
-40
1
-60
0
-80 -3 -2 -1 0 1 2 3
-1
-100
-2
Longitude (m) -3
Penentuan Posisi Absolut Dengan GPS
Setelah SA Ditiadakan (KOMPONEN TINGGI)
1200
SA On
SA Off
1100
1000
Meter
900
800
700
600
1 101 201 301 401
Ref. Lab. Geodesi - ITB Epoch
http://www.mercat.com/QUEST/
Penentuan
Posisi Absolut
SA On Dengan GPS
(1 Mei 2000,
Durasi : 30 menit)
http://www.mercat.com/QUEST/
Penentuan
Posisi Absolut
SA Off Dengan GPS
(2 Mei 2000,
Durasi : 3h 39m)
6-10 m
• C/A Code on L1
Before May 2000:
25-100 m
USC-USDC (2002)
Basic Positioning: Tomorrow
Better resistance to
interference
• C/A Code on L1
• L2C Code on L2
• New Code on L5 USC-USDC (2002)
Differential Positioning
• Dinamakan juga relative positioning.
• Memerlukan minimal 2 buah receiver, satu ditempatkan pada titik yang telah
diketahui koordinatnya (monitor station).
• Posisi titik ditentukan relatif terhadap monitor station.
• Konsep dasar : differencing process dapat mengeliminir atau mereduksi efek-efek
dari beberapa kesalahan dan bias.
• Efektivitas dari differencing process sangat tergantung pada jarak antara monitor
station dengan titik yang akan ditentukan posisinya (semakin pendek semakin
efektif).
• Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) maupun bergerak (kinematik)
• Bisa menggunakan data pseudorange atau/dan data fase.
• Ketelitian posisi yang
STATIK Satelit GPS Satelit GPS
diperoleh bervariasi dari
tingkat menengah
sampai tinggi.
• Aplikasi utama : survai
Stasion
pemetaan, survai geodesi, Referensi
Stasion
Referensi
maupun navigasi Pengamat
berketelitian tinggi. Pengamat KINEMATIK
Jumlah satelit : 25
0 HDOP < 1 : 20 %
1< HDOP< 2 : 75 %
HDOP > 2 : 5%
-5 Kesalahan horisontal :
50% : 1.5 m
95% : 3.8 m
DGPS 99% : 7.2 m
-10
-10 -5 0 5 10 Jarak ke Stasion Referensi : 140 km
Easting (m)
http://www.mercat.com/QUEST/
Penentuan
Posisi Relatif
SA On Dengan GPS
(1 Mei 2000,
Durasi : 52 menit)
http://www.mercat.com/QUEST/
Penentuan
Posisi Relatif
SA Off
Dengan GPS
(2-3 Mei 2000,
Durasi : 13h 40m)
Sistem DGPS
! Sistem DGPS (Differential GPS) adalah suatu
akronim yang sudah umum digunakan untuk
GPS
sistem penentuan posisi real-time secara
diferensial menggunakan data pseudorange.
! Umumnya digunakan untuk penentuan posisi
obyek-obyek yang bergerak.
! Untuk merealisasikan tuntutan real-time nya,
monitor station harus mengirimkan koreksi
diferensial ke pengguna secara real-time
menggunakan sistem komunikasi data tertentu.
Kapal ! Koreksi diferensial :
- koreksi pseudorange (RTCM SC-104)
Stasion - koreksi koordinat
Referensi ! Yang umum digunakan : koreksi pseudorange
Koreksi ! Ketelitian tipikal posisi : 1 - 5 m
Diferensial ! Aplikasi utama : survei-survei kelautan dan
navigasi berketelitian menengah.
http://www.mercat.com/QUEST/DGPS.htm
LADGPS WADGPS
Monitor
Station
Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Penggunaan Repeater
Satelit GPS
• Memperluas cakupan sinyal
• Untuk menangani adanya
obstruksi dari topografi
Pengguna
Repeater
(Rover)
4
Stasion
Referensi
Pengguna SR Utama
seolah-olah
menerima data
dari SR maya
Pengguna
SR utama
SR maya
mengirimkan
data SR maya
ke pengguna
Satelit GPS
! Titik (-titik) yang akan ditentukan
posisinya tidak bergerak.
! Bisa berupa absolute ataupun
differential positioning.
Stasion
Referensi ! Bisa menggunakan data pseudorange
vektor baseline dan/atau fase.
! Ukuran lebih pada suatu epok
Satelit GPS pengamatan biasanya banyak.
! Keandalan dan ketelitian posisi yang
diperoleh umumnya tinggi (orde mm
sampai cm).
Stasion
Referensi ! Aplikasi : penentuan titik-titik kontrol
untuk survai pemetaan maupun survai
geodetik.
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
100
Level Presisi
Komponen Horisontal
milimeter
10
1
1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
Ref. : UNAVCO (1995) Hasanuddin Z. Abidin, 1996
Perkembangan Ketelitian Survei GPS
50
Level Presisi
40 Komponen Vertikal
milimeter
30
20
10
5
0
1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993
Permukaan Bumi
Ketinggian titik yang diberikan oleh
GPS adalah ketinggian titik di atas
Geoid H permukaan ellipsoid GRS 1980.
ε"
Ellipsoid h
Tinggi ellipsoid (h) tersebut tidak
sama dengan tinggi orthometrik (H)
yang umum digunakan untuk
keperluan praktis sehari-hari yang
Pusat Bumi biasanya diperoleh dari pengukuran
sipat datar (levelling).
Tinggi orthometrik suatu titik adalah tinggi titik tersebut di atas geoid
diukur sepanjang garis gaya berat yang melalui titik tersebut.
Tinggi ellipsoid suatu titik adalah tinggi titik tersebut di atas ellipsoid
dihitung sepanjang garis normal ellipsoid yang melalui titik tersebut.
Hasanuddin Z. Abidin, 1994
Geoid dan Ellipsoid
Geoid adalah salah satu bidang
Permukaan Bumi
ekuipotensial medan gaya berat Bumi.
Untuk keperluan praktis umumnya geoid
Geoid H
ε" dianggap berimpit dengan muka air laut
Ellipsoid h rata-rata (Mean Sea Level, MSL).
Secara matematis, geoid adalah suatu
permukaan yang sangat kompleks yang
memerlukan sangat banyak parameter
untuk merepresentasikannya.
Oleh karena itu untuk merepresentasikan
Pusat Bumi Bumi secara matematis digunakan suatu
ellipsoid referensi dan bukan geoid !