Anda di halaman 1dari 20

PENINGKATAN KEMANDIRIAN

MELALUI KEGIATAN PEMBELAJARANPRACTICAL LIFE


(Penelitian Tindakan Di TK B Negeri Pembina
Kabupaten Lima Puluh Kota,Tahun 2015)

MAHYUMI RANTINA

PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta


Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail: ayumahyumi@gmail.com

Abstract: The purpose of this research was to determine the process of implementation of the
learning activities of practical life. The research was conductedon agroup ofkindergartenwith
anumber of14in March andApril 2015.The method used in this research is an action research
which refers to the model of a Classroom Action Research Kemmis and Mc. Taggart consist of
four phase: planning, action, observation and reflection. This research consist of two cycles, each
cycle consist of 8 times in actions.Data analysis usingquantitative and qualitative
data.Quantitativedata analysis wasdone usingdescriptive statisticsto dataattainment of self-
relianceof childreninpre-cycle, the first cycleandsecond cycle. While thequalitative analysiscarried
out onthe data offield notesandinterview transcripts. The results showedan increase inthe child's
self-relianceafterlearning activities ofpracticallife. Dataattainment of self-relianceof
childreninpre-recorded cycle of47.99%.The data isincreased to69.31% at the end ofthe firstcycle,
and furtherincreased to85.01% at the end ofthe second cycle.

Keywords: Early Chilhood, self-reliance, learning activities of practical life

Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemandirian anak melalui


kegiatan pembelajaran practical life. Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok B2 Taman
Kanak-kanak dengan jumlah 14 orang pada bulan Maret sampai April 2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang mengacu pada model Kemmis dan
Mc. Taggart, yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 8 kali pertemuan.Analisis data
menggunakan data kuantitatif dan kualitatif.Analisis data kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan statistik deskriptif terhadap data pencapaian kemandirian anak pada pra siklus,
siklus I dan siklus II.Sedangkan analisis kualitatif dilakukan terhadap data hasil catatan lapangan
dan catatan wawancara.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemandirian anak
setelah dilakukan kegiatan pembelajaran practical life. Data pencapaian kemandirian anak pada
pra siklus tercatat 47,99%. Data tersebut meningkat menjadi 69,31% pada akhir siklus pertama,
dan selanjutnya meningkat menjadi 85,01% pada akhir siklus kedua.

Kata Kunci: Anak Usia Dini, Kemandirian, Kegiatan Pembelajaran practical life

Pendidikan anak usia dini Maulidya (2013:17) pada hakikatnya


(PAUD) menurut Suyadi dan ialah pendidikan yang
181
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

diselenggarakan dengan tujuan untuk membuat anak usia dini menjadi


memfasilitasi pertumbuhan dan mandiri sangatlah penting agar anak
perkembangan anak secara dapat mencapai tahapan kematangan
menyeluruh atau menekankan pada sesuai dengan usianya.Dalam
pengembangan seluruh aspek depdiknas (2003:5) mengatakan
kepribadian anak. Oleh karena itu, bahwa Proses pembelajaran harus
PAUD memberi kesempatan kepada diarahkan untuk mengembangkan
anak untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan
kepribadian dan potensi secara kecakapan hidup didasarkan atas
maksimal. Konsekuensinya, lembaga pembiasaan-pembiasaan yang
PAUD menyediakan berbagai memiliki tujuan untuk
kegiatan yang dapat mengembangan kemampuan
mengembangkan berbagai aspek menolong diri sendiri, disiplin diri,
perkembangan seperti kognitif, dan sosialisasi serta memperoleh
bahasa sosial, emosi, fisik dan keterampilan dasar yang berguna
motorik.Soegeng (2011:135) juga untuk kelangsungan hidupnya.
mengungkapkan bahwa pendidikan Kenyataan dilapangan ketika
anak usia dini sebagai landasan peneliti melakukan observasi ke TK
utama membentuk pribadi anak agar Negeri Pembina Kabupaten Lima
menjadi manusia yang berbudi Puluh Kota melihat bahwa pada saat
pekerti luhur, berakhlak mulia, sehat kedatangan murid diantar sampai ke
jasmani, terampil, percaya diri, dalam kelas, masih ada anak yang
pemberani dan mandiri. belum mampu membuka/memakai
Menurut Martinis Yamin sepatu sendiri, ketika berbaris masih
(2013:24) Kemandirian merupakan ada yang belum mampu mengikuti
kemampuan hidup yang utama dan aturan dalam berbaris, bahkan
salah satu kebutuhan sejak awal didalam proses pembelajaran di
usianya. Membentuk anak usia dini dalam kelas anak sering membiarkan
sebagai pribadi yang mandiri mainan berserakan setelah selesai
memerlukan proses yang dilakukan bermain, ketika melaksanakan
secara bertahap. Semua usaha untuk pembelajaran ada beberapa anak
182
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

yang mengerjakan tugas dan yang dalam hal ini memfokuskan pada
lainnya bertengkar dengan temannya aktivitas manusia paling dasar
dan tidur-tiduran di lantai, ada juga seperti; mencuci tangan,
yang mengganggu temannya dalam membersihkan tempat mainan dan
melakukan kegiatan sampai lainnya.Selain itu, keterampilan
temannya ada yang menangis karena praktis yang dikenalkan bertujuan
diganggu, pada saat makan masih agar anak memperoleh kebebasan
ada anak yang meminta guru untuk yang mereka butuhkan bagi
membukakan tempat minumnya dan perkembangan diri mereka sendiri.
tidak mau makan sendiri Kebebasan ini berarti bahwa mereka
Faktor penyebab dari akan memperoleh pengetahuan dan
permasalahan rendahnya keterampilan hidup yang didasarkan
kemandiriantersebut diantaranya; pada kesiapan dan tahapan
guru dalam menggunakan metode perkembangan mereka, untuk
pembelajaran masih klasikal, dan melatih keterampilan praktis sehari-
menggunakan metode ceramah serta hari.Keterampilan-keterampilan
metode penugasan, sedangkan anak praktis ini mencakup serangkaian
membutuhkan kebebasan dalam kegiatan yang dirancang untuk
memilih kegiatan apa yang mengembangkan kemandirian anak-
disenanginya sehingga ia menjadi anak.
anak yang mandiri dan tidak
tergantung pada orang lain. Kemandirian Anak
Oleh karena itu, alternatif Menurut Bachrudin
yang ingin ingin diterapkan adalah Muasthafa dalam Novan (2013:28),
melalui keterampilan praktis dari kemandirian adalah kemampuan
pendekatan Montessori. Melalui untuk mengambil pilihan dan
kegiatan pembelajaran keterampilan menerima konsekuensi yang
praktis (practical life) anak menyertainya. Kemandirian pada
diharapkan mandiri dalam memenuhi anak-anak terwujud jika mereka
kebutuhan sehari-hari. kegiatan menggunakan pikirannya sendiri
pembelajaran ketrampilan praktis dalam mengambil berbagai
183
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

keputusan, dari memilih persoalan yang menghadangnya.


perlengkapan belajar yang ingin Kemandirian itu tentu harus dilatih
digunakannya, memilih teman sejak dini. Kemandirian sangat erat
bermain, sampai hal-hal yang lebih terkait dengan anak sebagai individu
rumit dan menyertakan konsekuensi- yang mempunyai konsep diri,
konsekuensi tertentu yang lebih penghargaan terhadap diri sendiri
serius. (self esteem ) dan mengatur diri
Menurut Maria Montessori sendiri (self regulation).
dalam alfarani (2011:76), “inti dari Perkembangan kemandirian anak
kemandirian adalah kemampuan usia dini dapat dideskripsi dalam
melakukan sesuatu untuk diri sendiri. bentuk prilaku dan pembiasaan anak.
Pengalaman seperti itu bukan Menurut Diane Trister
sekedar bermain saja, namun Dogde dalam Martinis (2013:60)
merupakan kegiatan yang harus kemandirian anak usia dini dapat
dilakukan anak-anak untuk tumbuh dilihat dari pembiasaan prilaku dan
dewasa. kemampuan anak dalam fisik,
Kemandirian menurut percaya diri, bertanggung jawab,
Therington dalam Spencer disiplin, pandai bergaul, mau
merupakan prilaku yang ditunjukkan berbagi, mengendalikan emosi.
dengan adanya kemampuan untuk Selanjutnya Brewer juga menyatakan
mengambil inisiatif, kemampuan bahwa kemandirian anak taman
mengatasi masalah serta keinginan kanak-kanak indikatornya adalah
untuk mengerjakan sesuatu tanpa pembiasaan yang terdiri dari
bantuan orang lain. kemampuan fisik, percaya diri,
Dalam memperoleh bertanggung jawab, disiplin, pandai
kemandirian baik secara sosial, bergaul, mau berbagi,
emosi maupun intelektual, anak mengendalikan emosi.
harus diberikan kesempatan untuk Kemandirian, menurut
bertanggung jawab terhadap apa Barnadib, meliputi prilaku mampu
yang dilakukannya. Anak mandiri berinisiatif, mampu mengatasi
biasanya mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa
184
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

percaya diri dan dapat melakukan adalah: kesadaran diri,


sesuatu sendiri tanpa bantuan orang tanggungjawab, disiplin, saling
lain, pendapat tersebut juga diperkuat menghargai, dan membantu.
oleh Kartini dan Dali, yang Kesadaran akan potensi diri antara
mengatakan bahwa kemandirian lain belajar menolong diri sendiri,
adalah hasrat untuk mengerjakan dan belajar menumbuhkan
segala sesuatu bagi diri sendiri, kepercayaan diri. Kecakapan sosial
secara singkat dapat disimpulkan antara lain, empati dan bekerja sama.
bahwa kemandirian mengandung Kemandirian merupakan hal yang
pengertian; a) suatu keadaan dimana terpenting dalam pendidikan, oleh
seseorang yang memiliki hasrat karena itu salah satu yang harus
bersaing untuk maju demi kebaikan dikuasai oleh anak adalah
dirinya, b) mampu mengambil kemampuan kemandirian.
keputusan dan inisiatif untuk Kemandirian menurrut Asrori
mengatasi masalah yang dihadapi, c) (2003:138-139) merupakan salah satu
memiliki kepercayaan diri dalam aspek terpenting yang harus dimiliki
mengerjakan tugas-tugasnya, d) setiap individu dan anak, karena selain
bertanggungjawab terhadap apa yang dapat mempengaruhi kinerjanya, juga
dilakukannya. berfungsi untuk membantu mencapai
Menurut Lickona bahwa tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan
tanggungjawab merupakan serta memperoleh penghargaan. Tanpa
kemampuan untuk merespon, karena didukung oleh sifat mandiri, maka
lebih ditujukan kepada kewajiban- individu akan sulit untuk mencapai
kewajiban untuk peduli satu sama sesuatu secara maksimal, dan akan sulit
lain dan untuk memelihara pula baginya untuk meraih kesuksesan.
kesejahteraan orang lain. Dalam hal Dari pendapat ahli di atas dapat
ini kemandirian adalah kemampuan disimpulkan bahwa kemandirian adalah
yang berkaitan dengan nilai yang kemampuan untuk mengarahkan dan
berhubungan dengan hati nurani dan mengendalikan perasaan diri sendiri
berhubungan sesama manusia. Nilai dalam berfikir dan bertindak,
yang berhubungan dengan hati bertanggungjawab, memiliki
185
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

kepercayaan diri, disiplin. kesadaran diri, kepekaan terhadap


Mengendalikan perasaan meliputi sesama dan pelayanan
kontrol diri anak dan kata hati anak masyarakat.Orangtua harus menciptakan
ketika melakukan prilaku suasana ini dan mau menjadi teladan
kemandirian, Kemandirian pada dalam mempraktikkan hidup sehari- hari.
anak-anak terwujud jika mereka Menurut Elizabeth, bagian latihan
menggunakan pikirannya sendiri keterampilan praktis dalam Montessori
dalam mengambil berbagai membantu anak mengembangkan
keputusan, dari memilih keterampilan (motorik). Berupa latihan
perlengkapan belajar yang ingin koordinasi tangan dan mata guna melatih
digunakannya, memilih teman gerakan fisik yang kita lakukan sehari-
bermain, sampai hal-hal yang lebih hari.para siswa belajar menyikat gigi,
rumit. mencuci tangan, mengancingkan baju,
menyikat tali sepatu, mencuci piring
Kegiatan Pembelajaran Practical didapur, mengambil piring di meja,
life menuangkan air dari teko ke gelas dan
Practical lifea dalah suatu makan dengan garpu. Pada kenyataanya,
kegiatan kehidupan sehari secara latihan praktis sangat penting buat anak-
langsung dalam proses pembelajaran anak untuk berlatih mandiri.
pembekalan ketrampilan hidup (life Keterampilan praktis harus di ulangi oleh
skill) pada anak usiaTK dalam anak, sehingga anak memperoleh
peningkatan kemandirian anak. Sejalan manfaat baru.yakni, lebih menguasai
dengan pendapat di atas Maria tugas, memiliki keyakinan diri lebih
Montessori mengatakan bahwa besar, lebih disiplin, dan hasil yang lebih
keterampilan praktis tidak hanya sekadar baik.
mengajarkan keterampilan saja, akan Menurut Gerald, keterampilan
tetapi juga membantu mengembangkan praktis mencakup serangkaian kegiatan
rasa tenang, konsentrasi, bekerja sama, yang dirancang untuk mengembangkan
disiplin, dan kepercayaan pada diri kemandirian anak-anak. Kegitatan-
sendiri. Beberapa diantaranya juga kegiatan ini mencakup tugas-tugas yang
memiliki tujuan sosial, mengajarkan merupakan bagian kehidupan sebagai
186
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

anggota keluarga dalam sebuah rumah memotong dan menghidangkan, maka


tangga (menata meja, menyajikan tujuan dasar atau tidak langsungnya
makanan, makan, beres-beres setelah meliputi kemandirian urutan, konsentrasi,
makan); tugas-tugas yang diperlukan koordinasi mata-tangan, kehidupan
untuk kebersihan dan kesehatan diri masyarakat (dengan menghidangkan
(membasuh wajah dan mencuci tangan, wortel pada orang lain) dan penghargaan
menyikat gigi); dan tugas berpakaian diri yang nyata (dengan menyelesaikan
(mengancingkan baju dan suatu kegiatan).
menyimpulkan tali sepatu).Yang Berdasarkan beberapa pendapat di
tercakup dalam keterampilan hidup atas dapat disimpulkan bahwa
sehari-hari adalah latihan-latihan otot keterampilan praktis (practical life)
yang terkait dengan perkembangan merupakan serangkaian kegiatan yang
fisiologis seperti keterampilan koodinasi dapat membantu anak mengembangkan
motorik, berjalan, dan bernafas. keterampilan motorik, konsentrasi,
Sejalan dengan pendapat di atas, disiplin, kemandirian yang mencakup
James dan Jaipaul mengatakan bahwa kepada kegiatan dan aktivitas kegiatan
dalam keterampilan praktis, anak mulai sehari-hari.Aktivitas-aktivitas tersebut
mengembangkan keterampilan dan berupa tugas-tugas dalam anggota
kecenderungan yang akan mendukung keluarga, tugas-tugas untuk kebersihan
pembelajaran terfokus dalam upaya lain diri sendiri serta tugas berpakaian.Selain
di kelas. Anak mulai memusatkan itu, keterampilan praktis juga membantu
perhatian pada satu kegiatan dan belajar anak dalam mengembangkan sosialnya,
mengikuti urutan dari awal hingga akhir, baik di lingungan sekolah maupun di
belajar mengkoordinasikan gerakan lingkungan keluarga. Keterampilan
untuk satu tujuan khusus, dan belajar praktis tidak hanya sekedar mengenalkan
mengatur setiap langkah dalam tugas anak pada aktivitas keterampilan saja,
tertentu, dan karena itu memperoleh akan tetapi mengenalkan pada anak
kemandirian melalui kegiatan yang tentang bagaimana hidup bermasyarakat
dilakukan sendiri. Misalnya, bila tujuan melalui aktivitas sehari-hari yang mana
langsung dalam sebuah kegiatan seperti aktivitas tersebut dekat dengan
memotong wortel adalah mengupas, lingkungan anak.
187
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

METODE PENELITIAN kelompok B, dan anak untuk


Metode penelitian yang memperoleh informasi secara
dilakukan adalah penelitian tindakan mendalam tentang kemandirian dari
(action research)Penelitian tindakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Kemmis & Mc Taggart (dalam practical life. Observasi dilakukan
Arikunto, 2006:132) ini meliputi dengan menggunakan catatan
empat tahap yaitu (1) perencanaan lapangan, untuk mencatat berbagai
(planning), (2) tindakan (action), (3) kegiatan yang terdiri dari catatan
pengamatan (observation), (4) tertulis tentang apa yang dilihat,
refleksi (reflection). Pada model didengar, dialami dan dipikirkan oleh
Kemmis & Taggart tindakan (acting) peneliti dalam rangka
dan observasi (observing) dijadikan mengumpulkan data.
sebagai satu kesatuan karena mereka Kisi-kisi instrumen
menganggap bahwa kedua dikembangkan melalui definisi
komponen tersebut merupakan dua konseptual dan operasional yang
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan. menjelaskan bahwa kemandirian
Keberhasilan secara klasikal adalahskor yang menggambarkan
mengikuti standar George E. Mills kemandirian anak yang dapat diukur
(2003:96) dalam penelitiannya yaitu melalui rating scale. Dimensi
menetapkan persentase 81%. kemandirian yang diukur melalui tes
Teknik pengumpulan data ini mencakup : menguasai perasaan
yang digunakan dalam penelitian ini dalam bertindak (emosional),
adalah dokumentasi, wawancara, dan Bertanggung jawab, memiliki
observasi.Dokumentasi dalam kepercayaan diri, Disiplin. Untuk
penelitian ini yaitu mengumpulkan mengukur tinggi rendahnya
informasi tentang laporan hasil kemandirian anak, dinilai
perkembangan kemandirian anak, berdasarkan skor checklist pada
foto dan video kegiatan lembar penilaian
pembelajaran practical Pengolahan data dalam
life.Wawancara dilakukan kepada penelitian ini menggunakan dua jenis
kepala sekolah yang sekaligus guru data, sesuai dengan tuntutan
188
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

penelitian tindakan, yaitu data data dan verifikasi data yang


kualitatif dan kuantitatif. Analisis dilakukan dalam suatu proses.
data penelitian menggunakan analisis
data kuantitatif dengan statistik HASIL DAN PEMBAHASAN
deskriptif untuk menggambarkan Hasil penelitian menunjukkan
skor responden masing-masing bahwa kemandirian anak sudah
penelitian dalam bentuk tabel atau mulai meningkat dari setiap
grafik. Analisis data kualitatif berisi pertemuannya dari tindakan pra
informasi yang berbentuk kalimat siklus sampai siklus kedua.
yang menggambarkan tentang Pra Siklus
karakteristik aktifitas dan Asesmen awal ini dilakukan
keterampilan yang ditunjukkan anak untuk mengetahui kondisi awal
selama kegiatan pembelajaran kemandirian anak.Adapun hasil
melalui proses reduksi data, display asessmen awal untuk kemandirian
anak adalah:

Tabel 1. Hasil Asesmen Awal Pra-Siklus kemandirian Anak

Nama Responden Total skor Persentase Keterangan


AT 45,5 47,39% Mulai berkembang
DA 46 47,92% Mulai berkembang
LAJ 48 50,00% Mulai berkembang
MAQ 53,5 55,73% Mulai berkembang
CGD 48,5 50,52% Mulai berkembang
NF 42 43,75% Belum berkembang
RNP 45 46,87% Mulai berkembang
SH 45,5 47,39% Mulai berkembang
SKP 46 47,92% Mulai berkembang
YC 47,5 49,48% Mulai berkembang
MR 47 48,96% Mulai berkembang
WF 44,5 46,35% Mulai berkembang
FAS 43,5 45,31% Mulai berkembang
AP 42,5 44,27% Mulai berkembang
Rata-rata kelas 46,07 47,99% Mulai berkembang

189
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

Rata-rata kemandirian anak kelompok B2 TK Negeri Pembina


yang diharapkan dalam hipotesis Kab.Lima Puluh Kota.
tindakan penelitian berada pada Dari data kemandirian anak
tahapan berkembang sangat baik pra siklus berdasarkan tabel diatas,
(konsisten).Perencanaan tindakan jika disajikan dalam bentuk grafik
yang dirancang diharapkan dapat maka hasilnya sebagai berikut:
meningkatkan kemandirian anak

Persentase
60
Pra Siklus
50

40

30

20

10

0
AT DA LAJ MAQ CGD NF RNP SH SKP YC MR WF FAS AP Inisial Anak

Grafik 1. Kemandirian Kelompok B2 Pra Siklus

Berdasarkan grafik diatas, tertinggi yaitu 53,5 atau 55,73%.


menggambarkan bahwa rata-rata Berdasarkan hasil asesmen awal
skor kemandirian anak kelompok B2 yang dilakukan oleh peneliti dan
TK Negeri Pembina Lima puluh kota kolaborator, maka keduanya
pada pra siklus berada pada kategori menyimpulkan bahwa untuk
mulai berkembang dengan skor rata- memberikan program kepada anak-
rata 46,07 dengan persentase anak yang dapat meningkatkan
47,99%. Pengamatan pada 14 orang kemandirian anak.
anak kelas B2 menunjukkan bahwa
NF memperoleh terendah 42 atau
43,75% dan MAQ memperoleh skor
190
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

Siklus I yang diperoleh anak setelah


Pemberian tindakan pada pemberian tindakan pada siklus I.
siklus I, maka peneliti dan Hasil asesmen setelah pemberian
kolaborator melakukan asesmen tindakan pada siklus I adalah sebagai
terhadap kemandirian anak. Hal ini berikut:
dilakukan untuk mengetahui skor

Tabel 2. kemandirian Anak Pada Siklus I


Nama Responden Total skor Persentase Keterangan
AT 64,5 67,19% BSH

DA 66 68,75% BSH
LAJ 66,5 67,27% BSH
MAQ 70,5 73,44% BSH
CGD 67 69,79% BSH
NF 63,5 66,15% BSH
RNP 65 67,71% BSH
SH 68 70,83% BSH
SKP 65 67,71% BSH
YC 68 70,83% BSH
MR 69,5 72,40% BSH
WF 66,5 69,27% BSH
FAS 65 67,71% BSH
AP 66,5 69,27% BSH
Rata-rata kelas 66,54 69,31% BSH
Keterangan : BSH = Berkembang Sesuai Harapan

Dari data kemandirian anak disajikan dalam bentuk grafik maka


setelah pelaksanaan siklus I hasilnya sebagai berikut:
berdasarkan tabel diatas, jika

191
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

Persentase Siklus I
74

72

70

68

66

64

62
AT DA LAJ MAQ CGD NF RNP SH SKP YC MR WF FAS AP Inisial Anak

Grafik 2. Kemandirian Anak pada Siklus I

Berdasarkan hasil grafik Peneliti dan kolaborator


diatas, terlihat bahwa kemandirian sepakat untuk melanjutkan tindakan
anak kelompok B2 setelah diberikan pada siklus II. Tindakan pada siklus I
tindakan dengan kegiatan dikatakan belum dapat mencapai
pembelajaran practical life kriteria keberhasilan yang telah
mengalami peningkatan yang ditetapkan oleh peneliti dan
signifikanyaitupada Pra Siklus rata- kolaborator, dikarenakan beberapa
rata kelas yang diperoleh sebesar hal, seperti belum terlihatnya
46,07 atau 47,99% dan pada siklus I keaktifan anak secara keseluruhan,
memperoleh rata-rata kelas sebesar keaktifan guru dalam menyampaikan
66,54 atau 69,31%. Kesepakatan materi dan keterbatasan waktu dalam
peneliti dan kolaborator untuk memberikan tindakan karena
keberhasilan tindakan adalah apabila persiapan mengadakan lomba dan
rata-rata kelas mencapai 71% kegiatan yang dilaksanakan oleh
sedangkan pada siklus I baru pihak luar yang mengundang sekolah
mencapai 69,31%. untuk berpartisipasi. Oleh karena itu,
peneliti dan kolaborator sepakat

192
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

melanjutkan tindkaan pada siklus Guru juga diharapkan dapat lebih


II.Siklus II dilaksanakan diharapkan aktif dalam menyampaikan dan
dapat meningkatkan kemandirian mendorong anak untuk aktif dalam
anak sehingga kriteria keberhasilan aktivitas sehari-hari.
tindkaan mencapai 71%. Tindakan
pada siklus II juga akan dilaksanakan Siklus II
kegiatan yang dapat melibatkan anak Adapun hasil asesmen setelah
secara aktif dan penggunaan media pemberian tindakan pada siklus II
dan sumber belajar yang bervariasi. adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Asesmen Siklus II kemandirian Anak


Nama Responden Total skor Persentase Keterangan
AT 83,5 86,98 BSB
DA 78 81,25 BSH
LAJ 82 85,42 BSB
MAQ 86,5 90,10 BSB
CGD 81,5 84,90 BSB
NF 80,5 83,85 BSB
RNP 80,5 83,85 BSB
SH 81 84,38 BSB
SKP 81 84,38 BSB
YC 82 85,42 BSB
MR 81,5 84,90 BSB
WF 83,5 86,98 BSB
FAS 80,5 83,85 BSB
AP 80,5 83,85 BSB
Rata-rata kelas 81,61 85,01 BSB
Keterangan : BSH = Berkembang Sesuai Harapan
BSB = Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan data kemandirian atas, jika disajikan dalam bentuk


anak setelah siklus II pada tabel di grafik maka hasilnya sebagai berikut:

193
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

Persentase Siklus II
92

90

88

86

84

82

80

78

76
AT DA LAJ MAQ CGD NF RNP SH SKP YC MR WF FAS AP Inisial Anak

Grafik 3. Peningkatan Kemandirian Siklus II

Berdasarkan hasil asesmen pemberian tindakan hanya sampai


siklus II, maka nilai tertinggi dicapai pada siklus II.
oleh MAQ dengan skor86,5atau Di samping itu, pada akhir
90,10% dan skor terendah diperoleh pertemuan di siklus kedua peneliti
DA dengan skor 78 atau 81,25%. dan kolaborator melakukan
Berdasarkan hasil persentase pengamatan tentang kemandirian
pencapaian anak setelah pelaksanaan anak dengan menggunakan
siklus II, maka pemberian tindakan instrumen yang sudah
telah dikatakan berhasil karena target disediakan.Dari hasil penilaian
pencapaian 81% sudah tercapai. tersebut terlihat bahwa kemandirian
Selain itu, setiap anak juga telah anak sudah mulai meningkat dari
berada pada kategori berkembang setiap pertemuannya.Hal tersebut
sangat baik dan berkembang sesuai dapat dilihat dari tabel peningkatan
harapan.Dari hasil pencapaian kecerdasan kinestetik anak mulai
tersebut, maka peneliti dan dari pra tindakan, siklus I sampai
kolaborator menyepakati bahwa siklus II.

194
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

Tabel 4. Peningkatan kemandirian Anak


Nama Pra Tindakan Siklus I Siklus II
No. anak Skor Persen Skor Persen Skor Persen
Tase tase tase
1. AT 45,5 47,40 64,5 67,18 83,5 86,98
2. DA 46 47,92 66 68,75 78 81,25
3. LAJ 48 50,00 66,5 79,27 82 85,42
4. MAQ 53,5 55,73 70,5 73,44 86,5 90,14
5. CGD 48,5 50,52 67 69,79 81,5 84,89
6. NF 42 43,75 63,5 66,14 80,5 83,85
7. RNP 45 46,87 65 67,71 80,5 83,85
8. SH 45,5 47,39 68 70,83 81 84,37
9. SKP 46 47,92 65 67,71 81 84,37
10. YC 47,5 49,48 68 70,83 82 85,42
11 MR 47 48,96 69,5 72,39 81,5 84,89
12. WF 44,5 46,35 66,5 69,27 83,5 86,99
13 FAS 43,5 45,31 65 67,71 80,5 83,85
14 AP 42,5 44,27 66,5 69,27 80,5 83,85
Rata-rata 46,07 49,99% 66,54 69,31% 81,61
85,01
Kelas

Berdasarkan data peningkatan Dari hasil pencapaian


kecerdasan kinestetik anak diatas, tersebut, maka peneliti dan
terlihat bahwa rata-rata skor kolaborator menyepakati bahwa
kemandirian anak mengalami pemberian tindakan hanya sampai
peningkatan 21,32%, pada pre test pada siklus II.Hal ini menunjukkan
diperoleh rata-rata kelas sebesar bahwa penelitian ini telah berhasil
46,07 atau 47,99% dan pada siklus I dan hipotesa diterima yang
menjadi 66,54 atau 69,31%. Pada menyatakan bahwa kemandirian
siklus II, kemandirian anak semakin anak Kelompok B2 TK Negeri
mengalami peningkatan sebesar Pembina dapat meningkat melalui
15,70%, dimana pada siklus II anak kegiatan pembelajaran practical life.
memperoleh rata-rata skor 81,61 atau Kemandirian dalam aspek
85,01% bertanggungjawab dikembangkan
pada usia 5-6 tahun agar anak

195
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

memiliki pengalaman sendiri untuk bahwa pada aspek memiliki


bertanggungjawab atas apa yang ia kepercayaan diri, keterampilan anak
lakukan untuk masa yang akan untuk memiliki kepercayaan diri
datang. Hal ini sesuai dengan yang mengalami kesulitan telah
pendapat Menurut Lickona bahwa muncul dan berkembang dengan
tanggungjawab merupakan baik.Hasil pengamatan menunjukkan
kemampuan untuk merespon, karena keterampilan memiliki kepercayaan
lebih ditujukan kepada kewajiban- diri ditunjukkan dengan prilaku yaitu
kewajiban untuk peduli satu sama berani tampil kedepan kelas, berani
lain dan untuk memelihara menunjukkan hasil karya, berani
kesejahteraan orang lain. Dalam hal melakukan kegiatan sesuai dengan
ini kemandirian adalah kemampuan urutan.
yang berkaitan dengan nilai yang Kemandirian dalam aspek
berhubungan dengan hati nurani dan memiliki kepercayaan diri penting
berhubungan sesama manusia. Nilai dikembangkan pada usia 5-6 tahun
yang berhubungan dengan hati agar anak memiliki keberanian untuk
adalah: kesadaran diri, melakukan sesuatu sesuai dengan ide
tanggungjawab, disiplin, saling dan imajinasinya. Hal ini sesuai
menghargai, dan membantu. dengan pendapat Bachrudin
Kesadaran akan potensi diri antara Musthafa, kemandirian adalah
lain belajar menolong diri sendiri, kemampuan untuk mengambil
dan belajar menumbuhkan pilihan dan menerima konsekuensi
kepercayaan diri. Kecakapan sosial yang menyertainya.Kemandirian
antara lain, empati dan bekerja sama. pada anak-anak terwujud jika mereka
Kemandirian merupakan hal yang menggunakan pikirannya sendiri
terpenting dalam pendidikan, oleh dalam mengambil berbagai
karena itu salah satu yang harus keputusan, dari memilih
dikuasai oleh anak adalah perlengkapan belajar yang ingin
kemampuan kemandirian. digunakannya, memilih teman
Pemerolehan data kualitatif bermain, sampai hal-hal yang lebih
dalam penelitian menunjukkan rumit dan menyertakan konsekuensi-
196
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

konsekuensi tertentu yang lebih anak untuk melakukan kegiatan


serius. Sejalan dengan pendapat praktek kegiatan sehari-hari.
menurut Therington dalam Spencer Aktivitas pembelajaran practical
merupakan prilaku yang ditunjukkan life pada anak adalah untuk menampilkan
dengan adanya kemampuan untuk totalitas pemahaman kedalam kehidupan
mengambil inisiatif, kemampuan sehari-hari, baik di TK maupun
mengatasi masalah serta keinginan dilingkungan yang lebih luas (keluarga,
untuk mengerjakan sesuatu tanpa kawan,masyarakat). Bidang
bantuan orang lain. pengembangan practical lifemeliputi
Kemandirian anak untuk dapat aspek perkembangan moral dan
disiplin dalam melakukan nilai-nilai agama, serta perkembangan
kegiatannya ditunjukkan dengan sosial, emosional dan kemandirian.Aspek
berbaris dengan rapi, datang ke perkembangan moral dan nilai-nilai
sekolah tepat waktu, memakai agama bertujuan untuk meningkatkan
pakaian dengan rapi dan lengkap, ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang
mengikuti aturan kegiatan yang telha Maha Esa dan membina sikap anak
disepakati.Disiplin dalam hal dalam rangka meletakkan dasar agar
melakukan kegiatan sangan penting menjadi warga negara yang
dikembangkan pada anak karena baik.Sedangkan aspek perkembangan
mengajarkan pada anak untuk sosial, emosional dan kemandirian
mengendalikan diri anak untuk bertujuan untuk membina anak agar
melakukan sesuatu sesuai dengan dapat mengendalikan emosinya secara
peraturan yang telah ditetapkan. wajar dan dapat berinteraksi dengan
Kemandirian yang muncul dan sesamanya maupun orang dewasa
berkembang sangat baik dalam dengan baik serta menolong dirinya
penelitian ini karena adanya sendiri dalam rangka kecakapan hidup.
pemberian tindakan penelitian
dengan penggunaan aktivitas SIMPULAN
pembelajaran practical life.Practical Berdasarkan hasil analisis
life memberikan kesempatan pada data dan pembahasan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
197
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

(1)proses peningkatan kemandirian motorik, berjalan, dan


anak pada Kelompok B di TK Negeri bernafas.Kegiatan pembelajaran
Pembina Lima Puluh Kota dilakukan practical life memberikan
kegiatan pembelajaran practical life. kesempatan bagi anak untuk
Kegiatan pembelajaran practical life bereksplorasi dengan sumber belajar
memberikan kesempatan pada anak dan media pembelajaran yang
untuk mendapatkan pengalaman bervariasi serta memberikan
bermakna dan melakukan banyak hal kesempatan bagi anak untuk
untuk membantu anak melakukan memperoleh pengetahuan secara
keterampilan-keterampilan mendalam tentang aktivitas-aktivitas
kehidupan sehari-hari.kegiatan sehari-hari.(2)Hasil dari kegiatan
pembelajaran practical life berupa pembelajaran practical life ini dapat
aktivitas-aktivitas yang mencakup meningkatkan kemandirian anak
serangkaian kegiatan yang dirancang kelompok B TK B negeri Pembina
untuk mengembangkan kemandirian lima puluh kota. Hal ini dibuktikan
anak-anak. Kegitatan-kegiatan ini dengan data hasil pra siklus hingga
mencakup tugas-tugas yang merupakan pelaksanaan siklus I dan siklus II.
bagian kehidupan sebagai anggota Data hasil pelaksanaan tindakan
keluarga dalam sebuah rumah tangga menunjukkan bahwa terjadi
(menata meja, menyajikan makanan, peningkatan kemandirian anak pada
makan, beres-beres setelah makan); beberapa aspek yang ditingkatkan
tugas-tugas yang diperlukan untuk dalam penelitian ini yaitu
kebersihan dan kesehatan diri mengendalikan perasaan dalam
(membasuh wajah dan mencuci tangan, bertindak, bertanggungjawab,
menyikat gigi); dan tugas berpakaian memiliki sikap percaya diri dan
(mengancingkan baju dan disiplin
menyimpulkan tali sepatu).Yang
tercakup dalam keterampilan hidup SARAN
sehari-hari adalah latihan-latihan otot Berdasarkan kesimpulan
yang terkait dengan perkembangan dan implikasi yang telah
fisiologis seperti keterampilan koodinasi dikemukakan, maka peneliti
198
Peningkatan Kemandirian …
Mahyumi Rantina

mencoba mengemukakan saran- Kabupaten Lima Puluh Kota, untuk


saran sebagai berikut: 1) Bagi guru, membuat kebijakan pendidikan
kegiatan pembelajaran practical yang berkenan dengan penggunaan
life dapat dilaksanakan setiap hari kegiatan pembelajaran yang sesuai
dilembaga sebagai kegiatan dengan tahapan perkembangan
pembiasaan yang dapat menarik anak, khususnya untuk
perhatian anak untuk lebih tertarik mengembangkan kemandirian anak
mengikuti pembelajaran. Guru usia TK 5) Bagi peneliti
sebaiknya selalu memberikan selanjutnya, dapat melakukan
penguatan, reward, dan juga penelitian pengaruh penerapan
feedback terhadap apa yang kegiatan pembelajaran practical life
diungkapkan dan dilakukan oleh terhadap aspek perkembangan
anak, sehingga anak merasa lainnya.
dihargai dengan keberaniannya. 2)
Bagi kepala sekolah TK, dapat DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
memasukkan kegiatan
Penelitian Suatu Pendekatan
pembelajaran practical life Praktik.
Depdiknas, Kurikulum 2004:
sebagai salah satu program yang
Standar Kompetensi
digunakan di sekolah, agar proses Pendidikan Anak Usia Dini
Taman Kanak-Kanak Dan
pembelajaran lebih menarik dan
Raudhatul Athfal. Jakarta:
bervariasi serta bermakna bagi Depdiknas, 2003
Elizabeth G. Hainstock, kenapa
anak. 3) Bagi orang tua, hendaknya
Montessori? Jakarta: Mitra
dapat memberikan kesempatan bagi Media, 2008
Elizabeth G. Hainstock. Kenapa
anak untuk membangun dan
Montessori?. Jakarta: Pustaka
melaksanakan aktivitas-aktivitas Delapratasa, 1999
Gerald Lee Gtek, Metode Montessori
sehari-hari dan mendukung
Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
kegiatan pembelajaran yang 2013
Gerald Lee Gutek, Metode
bertujuan untuk mengoptimalkan
Montessori (Panduan Wajib
semua aspek perkembangan anak Untuk Guru Dan Orang Tua
Didik PAUD),Yogyakarta:
dan potensi yang dimiliki oleh anak
Pustaka Pelajar, 2013
4) Bagi Dinas Pendidikan
199
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015

Handini, Myrnawati Crie. Metode


Penelitian Untuk Pemula.
Jakarta: FIP
Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia
Dini .Bandung: Alfabeta, 2009
Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2013.
James E. Johnson dan Jaipul L.
Roopnarine, Pendidikan Anak
Usia Dini Dalam Berbagai
Pendekatan.Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011
Martinis Yamin Dan Jamilah Sabri
Sanan, Panduan PAUD,
Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: GP press, 2013
Mills, Geoffrey E. Action Research a
Guide For The Theacher
Researcher
Novan, Bina Karakter Anak Usia
Dini. Arr- Ruzz Media :
Yogyakarta, 2013
Pres, 2012.
Second Edition.United State: Merrill
Prentice Hall, 2003.
Soegeng Santoso, Konsep
Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Pendirinya 1.
Jakarta : 2011
Suyadi dan Maulidya, Konsep Dasar
Paud . Bandung: Rosda, 2013
Thomas Lickona, Educating For
Character, How Our School
Can Teach Respect And
Responsibility New York:
bantam, 1991

200

Anda mungkin juga menyukai