Anda di halaman 1dari 4

V.

PEMBAHASAN
Tn. T umur 73 tahun masuk rumah sakit DR. Sardjito pada tanggal 8 November
dengan keluhan lemes dan BAB hitam sejak beberapa hari sebelum masuk rumah sakit,
tidak merasakan nyeri perut dan kadar hemoglobin jauh dari nilai normal. Dari hasil
pemeriksaan didiagnosis mengalami Melena ec Susp. Malignancy. Melena merupakan
pendarahan saluran cerna bagian atas dimana feses berwarna gelap/warna hitam karena
darah bercampur dengan kelebihan asam lambung.
Pada pasien Tn T dilakukan beberapa pemeriksaan yang dapat menunjang
penegakan diagnosis dan dari semua hasil pemerikasaan penunjang barupa pemeriksaan
gastroskopi tidak memperlihatkan adanya kelainan (kesimpulan : normal endoskopi) dan
hasil USG abdomen menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak tampak
kelainan/keganasan pada hepar dll. Selanjutnya akan dilakukan tes CEA dan untuk
sementara masih dalam pemeriksaan.
Pada kasus ini pasien mendapatkan terapi transfuse PRC untuk menggati darah yang
hilang dan mempertahankan kadar hemoglobin 50-70 % dari nilai normal. PRC
diberikan hingga kadar hemoglobinnya < 10. Hal ini sesuai dengan standar terapi pada
Melena.
Terapi lain untuk melena yang diberikan dalam kasus ini adalah asam
traneksamat dimaksudkan untuk menanggulangi pendarahan. Injeksi asam traneksamat
diberikan jika ada peningkatan aktifitas fibrinosin. Selain itu untuk penghambatan
sekresi asam lambung yang dapat memicu terjadinya rebleeding diberikan obat golongan
Pompa proton inhibitor (PPI) dalam hal ini adalah Omeprazole. Proton Pump Inhibitor
(PPI) Proton pump inhibitor bertindak ireversibel menghalangi hidrogen / potasium
adenosin triphosphatase (+ H / K + ATPase, atau, lebih umum, pompa proton lambung)
dari parietal sel lambung. Pompa proton adalah tahap terminal dalam sekresi asam
lambung, yang secara langsung bertanggung jawab untuk mengeluarkan ion H + ke
dalam lumen lambung. Hasil dalam kemampuan mereka untuk mengurangi asam sekresi
lambung hingga 99%.

Pasien Tn. T juga mengalami hiponatremi yang ditandai dengan kadar N cenderung
rendah yaitu sekitar 130 dan merasa lemas. Hiponatremi diterapi dengan menggunakan infuse
NaCl 0,9 % 20 tetes per menit dari awal masuk sampai seterusnya sehingga kadar natriumnya
kembali normal pada tanggal 10. Selain itu pasien juga mengalami hipoalbumin dengan kadar
albumin dari awa masuk 1,69 dan rencana diberikan transfusi albumin. Hal ini sesuai dengan
guidelines bahwa pada kondisi tertentu kadar albumin < 2,5 sebaiknya diberi tansfusi albumin
untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Pada kasus ini masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat dan
mengetahui penyebab pendarahan yang sebenarnya, karena dari semua hasil pemeriksaan
menunjukkan tidak ada kelainan bermakna yang dapat dijadikan penyebab utama dari
pendarahan.
Daftar Pustaka

Arora NK, Ganguly S, Mathur P, Ahuja A, Patwari A. Upper gastrointestinal bleeding: etiology
and management. Indian J Pediatr. 2002;

Cochran EB, Phelps SJ, Tolley EA, Stidham GL. Prevalence of, and risk factors for, upper
gastrointestinal tract bleeding in critically ill geriatri patients. Crit Care Med. 1992.

Elta, GH, Approach to the patient with gross gastrointestinal hemorrhage. Ch 33 in Textbook of
th
Gastroenterology 4 Edition. Editor: Yamada T. Lippincott, Williams & Wilkins
Philadelphia PA 2002

Hastings, Glen E. Hematemesisi And Melena, June 2005.

Holtman Gerald, et al. A placebo-controlled trial of itopride in functional dyspepsia. The New
England Journal of Medicine (2006) Volume: 354, Issue: 8.

Lacy, C.F., Lora, L.A., Morton, P.G., Leonard,L.L. 2012, Drug Information handbook A
Comprehensive Resource for All Clinicians and healthcare Professionals, 21th ed,
Lexi-Comp Inc, Ohio

Peter H.J.M Dunselman MD, et al. Value of the Addition of Amlodipine to Atenolol in Patients
With Angina Pectoris Despite Adequate Beta Blockade.

Tatro, D.S. 2009. Drug Interaction Facts; The Authority on Drug Interactions, Wolters Kluwer
Health Inc, California

Tim P and Stragand JJ . Portal Hipertension and Cirrhosis. In: Dipiro J, Talbert RL, Yee GC,
Matzke GR, Wells BG, Posey LM. (eds). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach 7th edition. New York: McGraw Hill; 2005.

Anda mungkin juga menyukai