PENDAHULUAN
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200 mg/hari) yang dapat
dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa
terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensia fekal. Diare terbagi menjadi diare Akut dan
Kronik.Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2
minggu. Selanjutnya pembahasan dikhususkan mengenai diare kronis.5,6 Diare menetap selama
beberapa minggu atau bulan,baik yang menetap atau intermitten, memerlukan evaluasi.Meskipun
pada umumnya sebagian besar kasus disebabkan oleh Iritable Bowel Syndrome (IBS), diare
dapat mewakili manifestasi dari penyakit serius yang mendasarinya. Pencarian yang seksama
PATOFISIOLOGI
(3) Adanya absorbsi yang buruk secara osmosis larutan aktif di lumen usus
Diare sekretori biasanya disebabkan abnormalitas baik absorbsi maupun sekresi elektrolit. Diare
Meningkatnya camp disebabkan oleh rangkaian kejadian yang dimulai dengan adanya molekul
penanda. Sesudah molekul penanda mengkomplekskan permukaan reseptor sel, suatu G-protein
meningkatnya campuran menghambat absorbsi NaCL dan menstimulasi sekresi klorida tanpa
merubah mekanisme transport lainnya. Hal ini membuat toksin yang labil dalam keadaan panas
seperti basil kolera, menyebabkan diare dengan meningkatnya camp intraseluler tanpa
merusak permukaan mukosa. Jalur penanda melalui protein spesifik sangatlan spesifik sehingga
hidrasi dapat dipertahankan dengan pemberian larutan Natrium Glukosa, dimana melalui jalan
lain hal ini tidak dipengaruhi. Diare sekretori mempunyai penyebab lain, tetapi sebagian besar
2
sedikit dimengerti. Meningkatnya CGNP atau kalsium intrasel juga menyebabkan sekresi.
Kelainan Usus Halus yang menyebabkan atrofi villi seperti celiacsprue sering dihubungkan
dengan sekresi yang abnormal dari elektrolit. Agaknya hal ini disebabkan tidak memadainya
permukaan absortif dari sekresi kripta normal. Kelainan yang berhubungan dengan malabsorbsi
pada diare osmotic dapat berkaitan dengan komponen sekretori, tetapi mekanismenya sampai
saat ini kurang dipahami. Asam empedu yang tidak diabsorbsi dan asam-asam lemak dapat
menstimulasi sekresi ion dalam kolon, menyebabkan diare massif yang berlanjut walaupun
dalam keadaan puasa. Pada diare ini yang menoonjol adalah air dan elektrolit. Osmolalitas fecal
secara keseluruhan dapat dihitung dengan mengukur 2Na+,K+,CL, dan HCO 3 dengan ‘gap”
Diare osmotic disebabkan oleh akumulasi larutan yang sulit diserap dalam lumen
(1) Makan larutan yang sulit diabsorbsi seperti laktulosa,SO4 -2,PO4 -3atau Mg2+
(2) Malabsorbsi secara menyeluruh, (3) Kegagalan mengabsorbsi komponen diet yang
Diare osmotik dapat dicegah secara sempurna melalui puasa dengan mengeliminasi intake
larutan yang menyebabkan diare. Kolon tidak dapat mempertahankan gradien air, konsentrasi
Natrium dan Kalium akan turun dengan adanya larutan aktif secara osmotic abnormal.
Pengukuran elektrolit feses [2(Na++K+)] tidak dapat menilai osmolalitas cairan faeces.
Osmolalitas cairan feses diperkirakan sama dengan osmolalitas serum. Pada kasus intake
makanan yang sulit diabsorbsi, anion seperti SO42- dan PO4-3, diare osmotic mungkin akan
memiliki gap larutan normal sebab perhitungan dengan kation lebih baik dari pada anion.
Malabsorbsi Karbohidrat menyebabkan diare osmotic, menghasilan fases yang asam karena
fermentasi bakteri terhadap karbohidrat. Perubahan elektrolit yang cepat pada lumen selama
memproses makanan normal dan memproses makanan yang menyebabkan diare osmotik.
3
Klasifikasi Diare Kronik berdasarkan penyebabnya terdiri dari : proses inflamasi, osmotik
Diare Inflamasi :
Diare Inflamasi ditandai dengan adanya demam, nyeri perut, fases yang berdarah dan berisi
lekosit serta lesi inflamasi pada biopsy mukosa intestinal. Pada beberapa kasus terdapat
bersamaan dengan malabsorbsi dan meningkatnya sekresi intestinal. Pada pasien tanpa
penyakitsistemik, adanya fases yang berisi cairan atau darah tersamar kemungkinan suatu
neoplasma kolon atau proktitis ulcerative. Terjadinya diare kronik yang berdarah dapat
disebabkan oleh Collitis Ulcerativa atau Chron’s Disease. Manisfestasi ekstraintestinal yang
Diare yang terjadi pada IBD penyebabnya adalah kerusakan absorbs permukaan epitel
dan pelepasan kedalam sirkulasi oleh sekretagogue seperti leukotriens, prostaglandins, histamin
dan sitoksin lain yang merangsang sekresi intestinal atau system saraf enteric. Diare inflamasi
dapat dilihat pada pasien dengan enterokolitis radiasi kronik akibat iradasi malignansi terhadap
tractus urogenital wanita atau prostat pria. Sekmen yang biasanya terlihat adalah ileum terminal,
caecum dan rektosigmoid. Kolonoskopi dapat melihat menyempitnya lumen, ulcerasi, perubahan
inflamasi difus dan karakteristik mukosa telengiektasi yang dapat menyebabkan perdarahan
berat.
Diare juga terjadi sebagai hasil malabsorbsi asam empedu yang disebabkan oleh
inflamasi ileal atau pertumbuhan bakteri dari striktur instestinal atau stasis. Gastroentroenteritis
Eosinophilic ditandai oleh infiltrasi beberapa bagian, traktus gastrointestinal oleh eosinophil.
Gambaran klinik berupa : diare, nyeri abdomen, neusea, muntah, penurunan berat badan,
eosinophilia perifer, steatorea dan protein losing enterophaty. Pada protein losing enterophaty
berat, dapat terjadi edema ferofer, asites dan anasaarka. Penyakit ini merupakan variasi penyakit
termasuk infeksi,IBD, kondisi yang berhubungan dengan abstruksi limfatik dan akhir-akhir ini
Diare Osmotik
4
Diare osmotic terjadi jika cairan yang dicerna tidak seluruhnya aiabsorbsi oleh usus halus
akibat tekanan osmotic yang mendesak cairan kedalam lumen intestinal. Peningkatan volume
cairan lumen tersebut meliputi kapasitas kolon untuk reabsorbsi, nutrien dan obat sebagai cairan
yang aggal dicerna dan diabsorbsi. Pada umumnya penyebab diare osmotic adalah malabsorbsi
lemak atau karbohidrat. Malabsorbsi protein secara klinik sulit diketahui namun dapat
menyebabkan malnutrisi atau berakibat kepada defisiensi spesifik asam amino. Variasi kelainan
ini dihubungkan dengan malabsorbsi dan maldigesti. Maldigesti intraluminal terjadi oleh karena
insufisiensi eksoktrin pancreas jika kapasitas sekresi berkurang sampai 90%. Keadaan ini terjadi
pada pankreatitis kronik, obstruksi duktus pancreas, somastostaninoma, kolestasis dan bacterial
overgrowth. Diare osmotic dapat terjadi akibat gangguan pencernaan kronik terhadap makanan
tertentu seperti buah,gula/manisan, permen karet,makanan diet dan pemanis obat berupa
karbohidrat yang tidak ddiabsorbsi seperti sorbitol atau fruktosa. Kelainan congenital spesifik
seperti tidak adanya hidrolase karbohidrat atau defisiensi lactase pada laktosa intolerans dapat
juga menyebabkan diare kronik. Malabsorbsi mukosa terjadi pada celiac sprue atau enteropati
sensitive glutein. Pasien dengan celiac sprue memiliki presentasi atipik yaitu gangguan
pertumbuhan, otot kecil, distensi abdomen, defisiensi besi, retardasi dan anoreksia. Pada tropical
sprue ditandai dengan malabsorbsi dan perubahan histologik usus halus berupa atrofi villus,
hiperplasia kripta, kerusakan epitel permukaan dan infiltrasi mononuclear ke lamina propria.
keterlibatan system saraf. A betalipoproteinemia disebabkan karena tidak adanya Apo B akibat
defek formasi kilomikron. Pada anak-anak dengan kelainan ini ditandai dengan steatore, sel
oleh obet terjadi kerusakan pada enterosit misalnya kolkisine, neomisin dan paraaminosalisilic
acid. Limpangiektasia menyebabkan protein losing enterophaty dengan steatorea, tetapi absorbsi
karbohidrat tetap baik misalnya pada post mukosal obstruction of lymphatic channels. Penyakit
ini dapat congenital atau didapat misalnya trauma,limfoma,karsinoma atau Penyakit whipple.
5
Reseksi Intestinal yang luas dapat menyebabkan short bowel syndrome berupa steatore akibat
tidak adekuatnya absorbsi, menurunnya transit time, dan menurunnya pool garam empedu.
Faktor lain yang mungkin mendukung diare dan short bowel syndrome adalah efek osmotic
cairan non absorbsi, hipersekresi gaster dan beberapa penyebab dari pertumbuhan bakteri.
Diare Sekretori
Diare Sekretori ditandai oleh volume feses yang besar oleh karena abnormalita cairan dan
transport elektrolit yang tidak selalu berhubungan dengan makanan yang dimakan. Diare ini
biasanya menetap dengan puasa. Pada keadaan ini tidak ada malabsorbsi larutan. Osmolalitas
feses dapat diukur dengan unsure ion normal tanpa adanya osmotic gap pada feses. Diare
sekretori terjadi pada Carcinoid tumor traktus gastrointestinal sebagai suatu : Sndrom Carcinoid
yaitu : episodic flushing, telangiectatic skin lesions, sianosis, pellagra like skin lesions,
bronchospasm dan cardiac murmur yang disebabkan right sided valvular lesions. Sindrom ini
terjadi akibat substans vasoaktif sebagai secretagogue poten intestinal, misalnya seratonin,
histamin, katekolamin, prostaglandin dan kinin. Sepertiga kasus diare ini adalah Sindroma
Zollinger Ellison dan simtom ini terjadi 10% kasus. Diare terjadi karena sekresi dengan volume
tinggi asam hidroklorik, maldigesti lemak akibat inaktivasi lipase pancreas dan rendahnya pH
asam empedu. Pada adenoma pankreatik sel non beta, diare ini terjadi akibat sekresi vasoaktif
adanya flushing,miopati atau nefropati. Carcinoma Medular pada thyroid mungkin sekali
hiperparatiroidisme. Diare ini dimediasi oleh kalsitonin yang dihasilkan oleh tumor. Adanya
diare pada medullari tumor menunjukkan suatu prognostic yang buruk. Mastosiosis Sistemik
diare terjadi akibat mediasi histamin atau amalabsorbsi yang disebabkan oleh infiltrasi mukosa
intestinal oleh sel mast. Diare yang disebabkan oleh Adenoma Villous pada rectum atau
rektosigmoid biasanya terjadi pada tumor yang besar dengan diameter 3-4 cm. Sering juga
disertai dengan hipokalemia. Kolitis limfositik dan Kolitis kollagenous, karakteristik penyakit ini
6
ditandai lesi histologik berupa infiltrasi sel inflamasi dan limfosit intraepithelial ke lamina
propria dan adanya subepitelial kolagen band pada colitis kolagen. Gambaran mukosa
kolonoskopi normal. Diare Sekretori berat dapat terjadi pada reseksi atau bypass dari ileum distal
sedikitnya 100 cm. Diare terjadi akibat stimulasi sekresi kolon oleh garam empedu dihidroksi
yang absorbsinya pada illeum terminal (diare kolerik). Dengan mencegah kontraksi kandung
empedu dan membawa sejumlah besar empedu ke intestine melalui puasa dapat mengeliminasi
diare ini. Jika lebih dari 100 cm direksesi, sintesis hepatic tidak dapat mempertahankan pool
asam empedu intraluminal secara memadai daan steatore terjadi. Asam empedu yang
Kasus yang jarang adalah malabsorbsi primer asam empedu idiopatik (primer) dari
Illeium terminal. Terjadinya diare sekretorik ini dapat diterangkan. Transit usus halus yang cepat
meningkatkan asam empedu kolon. Kejadian ini dapat juga terjadi pada diare post vogotomi
pada 30% pasien yang menjalani prosedur drainase vagotomi trunkal untuk ulkus peptikum.
Diare ini disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan perubahan motilitas intestinal.
Kasus paling sering adalah Irritable Bowel Syndrome. Diare ini ditandai dengan adanya
konstipasi, nyeri abdomen, passase mucus dan rasa tidak sempurna dalam defaksi. Pada beberapa
pasien dijumpai konstipasi dengan kejang perut yang berkurang dengan diare, kemungkinan
disebabkan kelainan motilitas intestinal. Diare terjadi akibat pengaruh fekal atau obstruksi tumor
dengan melimpahnya cairan kolon diantara feses atau obstruksi. Penyakit Neurologi sering
dihubungkan dengan diare, disebabkan perubahan kontrol otonom dari fungsi defekasi. Diare
yang banyak dan inkontinen sering terjadi pada pasien Diabetes tipe I yang dihibungkan dengan
neuropati berat, nefropati dan ertinopati. Faktor tambahan termasuk pertumbuhan sekunder
traumatic neuriphaty, the shy Drager Syndrome atau lesi pada cauda equina.
Diare ini terjadi pada pasien yang diduga memiliki riwayat penyakit psikiatrik atau tanpa
riwayat penyakit diare sebelumnya. Penyebabnya dapat berupa infeksi intestinal, penggunaan
yang salah terhadap laktsantia. Pasien ini umumnya wanita dengan diare kronik berat, nyeri
abdomen, berat badan menurun, oedem perifer dan hipokalemia. Kejadian ini terjadi pada sekitar
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
Pendekatan diagnostik Diare Kronik, anamnesa dan pemeriksaan fisik yang teliti dapat
Diare Kronik
Eksklusi :
2. Intoleran Laktosa
4. Infeksi parasit
5. Medikasi
6. Penyakit Sistemik
Lekosit fekal dan darah tersamat, Sigmoidoskopi fleksibel dgn biopsy, Upper GL series,barium
enema, Abnormal Normal, Elektrolit feses osmolalitas, Berat Feses/24jam,lemak IBD Kanker
Kuantitaif, Meningkatnya osmotic gap Normal osmotic gap, Melemak fekal Normal Lemak
Fekal Berat Normal Feses Me Brt Feses, Sindrome Malabsorbsi Intoleran Laktosa IBS > 1000g :
Sekret, Insufisiensi Pankreas Sorbitol,Laktulosa Diare Factitia Laxative abuse, Bacterial Growth
sebagai berikut :
1. Lekosit Feses (Stool Leukocytes) : Merupakan pemeriksaan awal terhadap diare kronik.
Lekosit dalan feses menunjukkan adanya inflamasi intestinal. Kultur Bacteri dan
pemeriksaan parasit diindikasikan untuk menentukan adanya infeksi. Jika pasien dalam
8
keadaan immunocompromisedd, penting sekali kultur organisma yang tidak biasa seperti
2. Volume Feses : Jika cairan diare tidak terdapat lekosit atau eritrosit, infeksi enteric atau
imfalasi sedikit kemungkinannya sebagai penyebab diare. Feses 24 jam harus dikumpulkan
untuk mengukur output harian. Sekali diare harus dicatat (>250 ml/day), kemudian perlu juga
3. Mengukur Berat dan Kuantitatif fecal fat pada feses 24 jam : Jika berat feses >300/g24jam
mengkonfirmasikan adanya diare. Berat lebih dari 1000-1500 gr mengesankan proses sektori.
4. Lemak Feses : Sekresi lemak feses harian < 6g/hari. Untuk menetapkan suatu steatore, lemak
feses kualitatif dapat menolong yaitu >100 bercak merak orange per ½ lapang pandang dari
sample noda sudan adalah positif. False negatif dapat terjadi jika pasien diet rendah lemak.
Test standard untuk mengumpulkan feses selama 72 jam biasanya dilakukan pada tahap akhir.
Eksresi yang banyak dari lemak dapat disebabkan malabsorbsi mukosa intestinal sekunder
5. Osmolalitas Feses : Dipeerlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotic atau diare
sekretori. Elekrolit feses Na,K dan Osmolalitas harus diperiksa. Osmolalitas feses normal
adalah –290 mosm. Osmotic gap feses adalah 290 mosm dikurangi 2 kali konsentrasi
elektrolit faeces (Na&K) dimana nilainormalnya <50 mosm. Anion organic yang tidak dapat
diukur, metabolit karbohidrat primer (asetat,propionat dan butirat) yang bernilai untuk anion
gap, terjadi dari degradasi bakteri terhadap karbohidrat di kolon kedalam asam lemak rantai
pendek. Selanjutnya bakteri fecal mendegradasi yang terkumpul dalam suatu tempat. Jika
feses bertahan beberapa jam sebelum osmolalitas diperiksa, osmotic gap seperti tinggi. Diare
dengan normal atau osmotic gap yang rendah biasanya menunjukkan diare sekretori.
6. Pemeriksaan parasit atau telur pada feses : Untuk menunjukkan adanya Giardia E Histolitika
pada pemeriksaan rutin. Cristosporidium dan cyclospora yang dideteksi dengan modifikasi
noda asam.
7. Pemeriksaan darah : Pada diare inflamasi ditemukan lekositosis, LED yang meningkat dan
enteropathy akibat inflamasi intestinal. Skrining awal CBC,protrombin time, kalsium dan
karotin akan menunjukkan abnormalitas absorbsi. Fe,VitB12, asam folat dan vitamin yang
larut dalam lemak (ADK). Pemeriksaan darah tepi menjadi penunjuk defak absorbsi lemak
pada stadium luminal, apakah pada mukosa, atau hasil dari obstruksi limfatik postmukosa.
Protombin time,karotin dan kolesterol mungkin turun tetapi Fe,folat dan albumin mengkin
sekali rendaah jika penyakit adalah mukosa primer dan normal jika malabsorbsi akibat
8. Tes Laboratorium lainnya : Pada pasien yang diduga sekretori maka dapat diperiksa seperti
9. Diare Factitia : Phenolptalein laxatives dapat dideteksi dengan alkalinisasi feses dengan NaOH
yang kan berubah warna menjadi merah. Skrining laksatif feses terhadap penyebab lain dapat
dilakukan pemeriksaan analisa feses lainnya. Diantaranya Mg,SO4 dan PO4 dapat mendeteksi
Biopsi usus halus diindikasikan pada (a) pasien dengan diare yang tidak dapat dijelaskan
atau steatore,(b) anemia defisiensi Fe yang tidak dapat dijelaskan yang mungkin menggambarkan
absorbsi Fe yang buruk pada celiac spure dan (c) Osteoporosis idiopatik yang menggambarkan
Memerlukan keterampilan khusus yang dapat membantu menidentifikasi lesi pada usus
halus.
10
Pemeriksaan yang optimal diperlukan bagi klinisi untuk mengetahui segala sesuatu ayng
bagian usus halus atau enteroclysis yang dapat menjelaskan dalam 6 jam pemeriksaan dengan
interval 30 menit. Tube dimasukkan ke usus halus melewati ligamentum treitz, kemudian
diijeksikan suspensi barium melalui tube dan sesudah itu 1-2 liter 0,5% metil selulosa
diinjeksikan.
Imaging
Penyebab diare dapat secara tepat dan jelas melalui pemeriksaan imaging jika
kronis. Studi Seri Gastrointestinal aatas atau enterokolosis dapat membantu dalam mengevaluasi
Chron’s disease, Limfoma atau sindroma carcinoid. Kolososkopi dapat membantu mengevaluasi
IBD. Endoskopi dengan biopsy usus halus berguna dalam mendiagnosa dugaan malabsorbsi
akibat penyakit pada mukosa. Endoskopi dengan aspirasi duodenum dan biopsy usus halus
Abdpminal dapat menolong dalam mendeteksi pankreatitis kronis atau endokrin pancreas.
1. The d-xylose absorption test : Absorbsi xylose tidak lengkap dimetabolisme di usus halus
bagian proksimal, Abnormalitas ini ditandai jika eksresi pada ginjal rendah kurang dari 4
gram urine setelah pemberian 25 gr dosis oral. False positif terjadi pada renal insufisiensi,
2. Breath Hidrogen Test : Hidrogen dihasilkan dari fermentasi bakteri dari karbohidrat, dimana
akan meningkat pada pertumbuhan bakteri dan intolerans laktosa. Hidrogen Breath Test akan
mencapai pucaknya 2 jam setelah pertumbuhan bakteri dan 3-6 jam pada pasien dengan
11
defisiensi lactase atau insufisiensi pancreas. Membedakan defisiensi lactase dan insufisiensi
1. Schiling test : Protease pancreas dari ikatan R-protein diperlukan untuk pembelahan B12
sebelum bergabung dengan factor intrinsic dimana pada insufisiensi pancreas berat kan
menurunkan absorbsi B12. Label yang digunakan adalah Cobalamin (CO) dengan isotop
yang berbeda. CO ini mengikat R protein dan faktor intrinsik. Pada insufisiensi pancreas CO
tidak diabsorbsi.
2. Test Stimulasi Pankreas : Pankreas dapat distimulasi dengan CCK intravena atau sekretin atau
makanan yang mengandung lemak,protein dan karbohidrat. Cairan pankreas diaspirasi melalui
kateter dari duodenum sebagai bikarbonat atau enzim pankreas spesifik. Tidak adanya
pankreas.
Kultur bakteri kuantitatif : Dilakukan intubasi pada duodenum atau jejunum proksimal
kemudian diinjeksikan NaCl steril kedalam lumen dan kemudian diaspirasi. Terdapatnya >105
Inflamasi
Radiografi Amebiasis
Biopsi Skistosomiasis
Riwayat Penggunaan Ya
Tidak
12
Radioraf
Riwayat Pem.fsik
Pertimbangkan enteropati D
Test Tiroid
PENGOBATAN
Pengobatan diare kronik ditujuan terhadap penyakit yang mendasari. Sejumlah agen anti
diare dapat digunakan pada diare kronik. Larutan Infus Ringer Laktat diberikan sesuai dengan
2. Larutan Infus Ringer Laktat diberikan sesuai dengan tingkat kekurangn cairan.
Dosis maksimum 16 mg/hari. Tidak diberikan pada Anak. Dapat menyebabkan ileus
KESIMPULAN
Diare kronik sampai saat ini dan dimasa mendatang tetap menjadi problem dibidang
gastroenterologi. Pemberian pengganti cairan tubuh yang hilang segera harus dilakukan untuk
mengatasi dehidrasi baik secara oral maupun dalam bentuk infuse. Dengan mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
1. Kearney David et al. Chronic Diarrhea. Current Diagnosis & Treatment in Gastroenterology,
Prentice-Hall International,Inc,1996:14-17.
3. Andreoli Thomas et al Diarrhea Cecil Essentials Of Medicine 3th Ed W.B Saunders Company,
1993 : 271
5. Spiro Hooward M et. Chronic Diarrhea. Clinical Gastroenterology 4th Ed, Mc Graw-
Hill,Inc,1995 : 169
8. McQuaid Kenneth. Chronic Diarrhea. In Lawrence M (Eds). Current Medical Diagnosis &
Treatment 37th Ed. Prentice Hall International Inc, 1998 : 544