Anda di halaman 1dari 3

1. Apa gunanya kita mempelajari sejarah ilmu kedokteran forensik?

2. Apa perbedaan KUHAP dengan KUHP?


3. Selama proses persidangan apa saja peran dan tindakan kita, dan apa saja persiapan
kita saat akan menghadapi proses persidangan?

4. Kasus-kasus apa saja yang diberikan penyidik kepada ahli ( dokter ) untuk dibuat
visum?
5. Apakah ada perbedaan dalam pembuatan visum orang hidup dengan orang mati?
6. Apakah visum hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis? Apakah dokter umum
boleh?
7. Apakah jika tidak ada permintaan penyidik, visum dapat dilakukan ( hanya
berdasarkan permohonan keluarga saja?
8. Apakah visum dapat menjadi bukti yang kuat dalam suatu kasus pembunuhan apabila
bukti lain dan saksi tidak kuat untuk menentukan apakah pelaku bersalah atau tidak?
9. Kasus : seorang pasien datang ke klinik untuk berobat, seminggu kemudian datang
penyidik dengan meminta dilakukan pemeriksaan visum pada orang yang sama.
- Bagaimana cara menjawab visum tersebut?
- Apakah dipakai hasil pemeriksaan yang lama atau pasien dipanggil kembali
untuk dibuatkan hasil pemeriksaan yang baru?
10. apa saja kompetensi dokter umum dalam bagian forensik?
11. Bagaimana cara orang-orang zaman dahulu menentukan penyebab kematian sebelum
adanya ilmu kedokteran forensik ini?

12. Apa yang sebenarnya menjadi indikasi dilakukan autopsi, apakah hanya untuk
mengetahui penyebab kematian?
13. Bagaimana tindakan ahli forensik jika keluarga tidak menyetujui tindakan autopsi
sementara tindakan tersebut sangat membantu untuk penegakan hukum?
14. Kapan sebenarnya waktu yang baik untuk melakukan autopsi? Apakah sewaktu mayat
tiba ataukah perlu prosedur tertentu hingga menjadi ideal untuk dilakukan autopsi?
15. Dalam autopsi biasanya dinilai lebam dan kaku mayat, apabila mayat telah disimpan
dalam lemari pendingin apakah akan mempengaruhi hasil autopsi kita?
16. Pada kasus KLL, apa saja yang dilakukan saat pemeriksaan luar dan dalam?
17. Kenapa pada saat autopsi harus ada 7 posisi?
18. Apakah hasil pemeriksaan pada autopsi disimpan atau dihanguskan setelah
disidangkan? Apakah hasil autopsi pada korban boleh kita berikan pada keluarga
korban?
19. Apakah pemeriksaan luar perlu persetujuan keluarga?
20. Dari semua teknik pengeluaran organ tubuh, teknik mana yang paling baik dipakai?
21. Salah satu tanda-tanda kematian lanjut adalah adiposere, apa yang dimaksud dengan
adiposere?
22. Bagaimana cara menentukan identitas/ jenis kelamin, perkiraan umur/tinggi dari
tulang belulang manusia yang ditemukan? Dari trace evidence apa2 saja yang
didapatkan?

23. Berapa lamakah terjadinya proses pengeringan cairan tubuh ( darah ) setelah terjadi
kematian biologis ( molekuler ) pada lingkungan yang lembab dan lingkungan yang
kering? Dan apakah hal ini dapat kita jadikan pedoman untuk lamanya terjadi
kematian?
24. Pada kasus dimana terjadi robekan hymen ( selaput dara ), pada pemeriksaan fisik apa
yang kita dapatkan dan bagaimana kita membedakan hal ini dilakukan atas tindakan
kekerasan atau tanpa paksaan?
25. Pada kasus pemerkosaan pada orang yang masih hidup, dilakukan pemeriksaan pada
bagian Obgyn atau forensik?
26. Mengapa pada kematian klinis pada suhu hipotermi lebih lama di banding lingkungan
normotermi?
27. Bagaimana cara mengetahui seorang mayat itu dibunuh terlebih dahulu baru
ditabrakan dengan murni mati karena kecelakaan?
28. Pada kasus keracunan, bagaimana membedakan mati karena diracuni atau karena
minum racun untuk bunuh diri?
29. Apa perbedaan antara wet drowning dan dry drowning?
30. Apabila terjadi kematian akibat henti nafas karena terjadinya laringospasme,
bagaimana menentukan sebab kematiannya karena setelah kematian otot-otot laring
akan relaksasi sehingga tanda laringospasme menghilang?
31. Bagaimana kasus abortus dalam kedokteran forensik dan hal-hal apa saja yang dinilai?
32. Bagaimana membedakan antara orang yang tidak sengaja tenggelam dengan orang
yang sengaja di tenggelamkan? Dan bagaimana cara menentukan lama kematian pada
kasus drowning?
33. Bagaimana membedakan seorang korban apakah mati karena trauma mekanik
(ditusuk, ditikam) atau setelah mati baru mengalami trauma mekanik?
34. Bagaimana cara pemeriksaan forensik pada bayi/anak-anak pada kasus pembekapan?
Apakah sama saja dengan pemeriksaan pada orang dewasa? Apa saja tanda-tanda
yang bisa kita dapatkan dari pemeriksaan luar dan dalam pada kasus pembekapan in?
35. Bagaimana mengetahui posisi mayat telah dirubah setelah mati? Apakah lebam mayat
dapat berpindah? Bagaimana membedakan lebam mayat dengan lebam akibat trauma
jika si pelaku merubah posisi mayat sesuai arah trauma sebelum lebam mayat
menetap?
36. Pada kasus hanging , bagaimana kita menentukan mana yang bunuh diri atau dibunuh
dulu baru di gantung?

37. Bagaimana membedakan lebam mayat post mortem dan ante mortem?
38. Apa maksud “ scot hand “ pada luka tembak jarak dekat?
39. Kenapa proses rigor mortis dapat terjadi? Apa yang mempengaruhinya?
40. Apa saja yang harus dinilai untuk menentukan sebab kematian dan lama kematian?

41. Pada ekshumasi apakah kita bisa menentukan penyebab kematian sementara organ
tubuh sudah tidak ada lagi karena proses pembusukan?
42. Dalam kurun waktu berapa lama setelah mayat dikuburkan untuk memungkinkan
dilakukanya ekshumasi?
43. Apakah ekshumasi tidak bertentangan dengan norma-norma hidup dan etika?

Anda mungkin juga menyukai