BAB 1
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan, khususnya puskesmas, sebagai
masukan data tentang pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi dan
tindakan pengobatan hipertensi pada masyarakat.
2. Bagi PTC Indrapura, sebagai proses pembelajaran bagi para ko-asisten.
3. Bagi masyarakat, sebagai masukan informasi dan wawasan tentang
pengetahuan hipertensi dan tindakan pengobatan hipertensi.
4. Bagi Fakultas Kedokteran, sebagai syarat untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas.
5. Bagi penulis, dapat menerapkan metodologi penelitian dalam penelitian
yang sebenarnya dan sebagai proses pembelajaran dalam menghadapi
masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Keraf, 2001).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan (kognitif) merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo, (2005) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni :
2.1.1.1 Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
2.1.1.2 Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
2.1.1.3 Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya)
2.1.1.4 Trial, orang mulai mencoba perilaku baru
2.1.1.5 Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stumulus.
2.2. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaaan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Di samping itu faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan
(support) dari pihak lain, misalnya suami atau istri, orang tua atau mertua sangat
penting untuk mendukung praktek keluarga berencana. Parktek atau tindakan
memiliki beberapa tingkatan, yaitu :
b) Respon Terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar
sesuai dengan contoh adalah indikator tingkat kedua. Misalnya, seorang ibu dapat
6
memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-
motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya, dan sebagainya.
2.3. Hipertensi
2.3.1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana ukuran tekanan darah saat
diperiksa menunjukkan angka ≥140 mmHg pada sistol dan atau ≥90 mmHg pada
diastol, atau pasien mengkonsumsi obat-obatan hipertensi (Wyatt et al, 2003).
Sedangkan menurut Hasan (2006) hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah signifikan yang berkaitan dengan kerusakan secara mendadak terhadap
target organ maupun tidak. Nilai tekanan darah sering dihubungkan dengan
diastolik diatas 120 mmHg.
Menurut The Seventh Report of The Joint National Commitee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2003),
tekanan darah normal ialah tekanan sistolik <120 mmHg dan tekanan diastolik
<80 mmHg. Dengan demikian, disebut hipertensi bila tekanan darah sistolik ≥140
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. JNC VII dan ESH/ESC 2007
dalam Konsesus perhimpunan Hipertensi Indonesia (2009), menyebutkan bahwa
definisi hipertensi sama untuk semua golongan umur diatas 18 tahun.
2.3.2. Etiologi
Sherwood (2001), berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2
bagian. Yang pertama ialah hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya. Namun diperkirakan beberapa faktor yang berperan
dalam hipertensi primer, yaitu genetik, peranan dari curah jantung, konsumsi
garam yang berlebih, retensi sodium ginjal, sistem renin-angiotensin, stres,
7
resisten perifer, gangguan pada tingkat membran sel, disfungsi endotel, obesitas,
resistensi insulin dan hiperinsulinemia, faktor lain ialah rokok, kafein,
prostaglandin, dan alkohol.
Yang kedua ialah hipertensi sekunder, hipertensi yang penyebab dan
patofisiologinya diketahui, sehingga dapat dikendalikan dengan obat-obatan
ataupun pembedahan. Penyebab hipertensi sekunder dapat digolongkan menjadi 4
kategori.
Pertama ialah hipertensi kardiovaskuler, biasanya berkaitan dengan
peningkatan kronik resistensi perifer total yang disebabkan oleh aterosklerosis.
Kedua ialah hipertensi ginjal, dapat terjadi akibat dua defek ginjal. Oklusi
parsial arteri renalis (menyebabkan aliran darah berkurang ke ginjal) dan penyakit
jaringan ginjal itu sendiri (ginjal sakit dan tidak mampu mengeliminasi beban
garam normal).
Ketiga ialah hipertensi endokrin, terjadi akibat sedikitnya dua gangguan
endokrin. Seperti feokromositoma (suatu tumor medula adrenal yang
mengeluarkan epineprin dan norepineprin dalam jumlah berlebihan) dan sindrom
Conn (berkaitan dengan peningkatan pembentukan aldosteron oleh korteks
adrenal).
Keempat ialah hipertensi neurogenik yang terjadi akibat lesi saraf.
Selain itu, kahamilan dan obat-obatan disebutkan sebagai faktor penyebab
terjadinya hipertensi sekunder (Kotchen, 2008)
2.3.3. Klasifikasi Tekanan darah
Tekanan darah dapat diklasifikasikan menurut JNC VII (The Seventh Report
of The Joint National Commitee on Prevention, detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure) dalam Chobanian et al (2003) pada tabel 2.1
dan ESH-ESC (European Society of Hypertension-European Society of
Cardiology ) dalam Mencia & Grassi (2005) pada tabel 2.2.
Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII
Hipertensi
Kategori derajatdarah
tekanan 2 ≥ 160(mmHg)
Sistolik Atau ≥ (mmHg)
Diastolik 100
Optimal <120 dan <80
Normal 120–129 dan 80–84
Normal tinggi 130–139 atau 85–89
Hipertensi
Derajat 1 (ringan) 140–159 atau 90–99
Derajat 2 (sedang) 160–179 atau 100–109
Derajat 3 (berat) 180 atau 110
e. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang benar-benar berbeda. Sangat efektif diberikan kepada
orang kulit hitam, lanjut usia, penderita angina pektoris (nyeri dada),
denyut jantung yang cepat, sakit kepala migrain. Contoh: amlodipin
maleat, amlodipin busilat, diltiazem HCl, nifedipin, felodipin, dan
nimodipin.
f. Vasopdilator
Vasodilator langsung mnyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari
golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti
hipertensi lainnya. Contoh obat golongan ini adalah minoksidil, hidralazin,
dan dihidralazin.
volume plasma, sedangkan pada pasien hipertensi yang tidak gemuk diakibatkan
peningkatan sistem simpatis dan sistem renin-angiotensin (Konsensus
Perhimpunan Hipertensi Indonesia, 2009).
BAB 3
METODE PENELITIAN DAN KERANGKA KONSEP
yaitu tindakan baik dan kurang baik. Seperti dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
BAB 4
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN PROGRAM PUSKESMAS
Tujuan:
Mencegah terjangkitnya penyakit
Meningkatkan kesehatan yang optimal
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
Pemberantasan Penyakit Menular atau P2M dilaksanakan karena:
Banyaknya kejadian penyakit menular yang berhubungan dengan higienitas
dan sanitasi yang buruk, misalnya diare, disentri, scabies, infeksi mata dan
kecacingan.
Terdapat penyakit menular melalui vector, misalnya malaria dan demam
berdarah.
Masih tingginya jumlah penderita menular yang ditularkan secara langsung,
misalnya TBC, ISPA, dan lain-lain.
Kegiatan:
Mencari kasus baru sedini mungkin untuk melakukan pengobatan
Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di puskesmas.
Mengadakan imunisasi, antara lain BCG, DPT, campak
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan pemberantasan penyakit:
Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
Melaporkan penyakit menular
Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menentukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Chobanian, Aram V et al. 2003. The Seventh Report of the Joint National Comitte
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
in : Jurnal American Association. 2560-2572.
22
Cushman, William C. 1999. Alcohol Use and Blood Pressure in : Izzo and Black.
Hypertension Primer Second Edition. American Heart Association. USA:
Lippincot Williams and Wilkins.
Irza, Syukraini. 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari
Bungo Tanjung, Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
Kusmana, Dede. 2007. Mana yang Harus Dipantau, Hipertensi atau Tekanan
Darah. Universitas Indonesia.
23
Mark et al. 1999. Obesity Induced- Hypertension new Concepts from The
Emerging Biology of Obesity.
Available from:
http://hyper.ahajournals.org/cgi/reprint/33/1/537-obesitas induced obesity
[ accesed 28 February 2009 ]