HIPEREMESIS GRAVIDARUM
BLOK SISTEM REPRODUKSI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya serta yang telah membukakan pintu pikiran penulis sehingga tugas
makalah ini dapat penulis selesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Ns. Kamariyah, S.Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing pada penugasan
saat ini yang telah membimbing dan membantu kami, sehingga kami terbantu
dalam penulisan laporan ini. Serta tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak-pihak yang telah mengambil peran dalam membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis ikhlas dengan lapang dada menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
penulis dan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian...................................................................................4
2.2 Etiologi.......................................................................................4
2.3 Faktor Resiko..............................................................................5
2.4 Tanda dan Gejala........................................................................8
2.5 Patofisiologi................................................................................9
2.6 Pathway......................................................................................11
2.7 Penatalaksanaan..........................................................................12
2.8 Pemeriksaan Penunjang..............................................................16
2.9 Komplikasi..................................................................................16
BAB 3 ASKEP
3.1 Asuhan Keperawatan..................................................................17
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................27
4.2 Saran............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
diantaranya harus dirawat di Rumah Sakit karena kejadian Hiperemesis
Gravidarum.
Dampak dari Hiperemesis tidak hanya mengancam kehidupan
wanita, namun juga dapat meneybabkan efek samping pada janin seperti
abortus, berat bayi lahir rendah, kelahiran premature, serta malformasi
pada bayi baru lahir (Runiari, 2010).
1.3 Tujuan
1. tujuan umum
2. tujuan khusus
2
1.4 Manfaat
3
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai
suatu gejala yang wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1, 6
minggu kehamilan. Mual biasanya terjadi pada pagi hari dan gejala ini
biasa berlangsung 10 minggu.
2.2 Etiologi
Hiperemesis gravidarum belum diketahui factor penyebab secara
pasti. Adapun factor Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara pasti, Beberapa factor predisposisi yang ditemukan :
4
belum diketahui dengan pasti, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah
dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien
5
lambung bekerja lebih lambat menyerap makanan sehingga
menyebabkan mual dan muntah.
d) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
e) Diet tinggi lemak. Risiko HG meningkat sebanyak 5 kali untuk setiap
penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya
f) Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum
belum diketahui secara pasti. Stress dan kecemasan dapat memicu
terejadinya morning sickness. Rumah tangga yang retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena
kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru
sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah klien.
g) Infeksi H. Pylori. Reaksi tubuh terhadap infeksi H. Pylori pada wanita
hamil, dapat berupa kerusakan langsung pada mukosa lambung yang
disebabkan oleh perubahan dalam pH lambung atau melewati reaksi
immunologik.
Manifestasi infeksi H. pylori bisa merupakan akibat dari perubahan pH
lambung karena peningkatan akumulasi cairan yang disebabkan
peningkatan hormon steroid pada wanita hamil. Perubahan pH pada
saluran pencernaan diduga dapat menyebabkan manifestasi infeksi
subklinis H. pylori yang menimbulkan gejala gastrointestinal. Lambung
merupakan sebuah organ yang berisi cairan asam, yang menyebabkan
sebagian besar mikroorganisme tidak mampu berkolonisasi di sini. Namun
penelitian membuktikan bahwa masih cukup banyak spesies bakteri yang
dapat memanfaatkan lambung sebagai tempat tinggal mereka. Salah satu
di antaranya adalah kuman H. pylori. H. pylori mempunyai sifat khusus,
tinggal di bawah lapisan mukus di permukaan epitel atau di mukosa
6
lambung. Bakteri H. pylori ini mempunyai mekanisme resistensi asam,
khususnya urease yang akan menguraikan urea menjadi karbon dioksida
dan ammonia. Ammonia dapat menetralisir asam hidroklorida dan dengan
netralisasi asam di lambung maka bakteri dapat mencapai epitel gaster.
7
peningkatan kerentanan terhadap infeksi H. pylori pada kehamilan. Begitu
kolonisasi mukosa lambung terjadi, sifat-sifat immunogenik dari H. pylori
memicu reaksi inflamasi yang menyebabkan manifestasi klinik dari
infeksi. Proses ini diperantarai oleh faktor host, termasuk IL- 1, 2, 6, 8 dan
12, interferon gamma, TNF-, limfosit T dan B serta sel-sel fagositik.
Faktor ini mengantarai cedera melalui pelepasan spesies oksigen reaktif
dan cytokin inflamasi. Selain menyebabkan cedera lokal mukosa lambung,
H. pylori mengubah sekresi lambung normal. Banyak studi menunjukkan
bahwa pasien yang terinfeksi H. pylori mengalami peningkatan kadar
gastrin serum, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan output
asam. Kondisi ini menyebabkan atrophy sel-sel parietal yang bertanggung
jawab dalam memproduksi asam dan sel-sel yang memproduksi gastrin
dari antrum yang menstimulasi sekresi asam dan akhirnya menghasilkan
achlorhydria.
8
b. Tingkat 2 : Sedang
Mual dan muntah yang hebat sehingga keadaan umum penderita lebih
parah : lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,
gejala dehidrasi semakin jelas, nadi kecil an cepat, suhu badan naik,
tensi semakin menurun, mata cekung, icterus ringan, BB menurun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapt tercium dalam
hawa pernapasan, dan dapat terjadi asetonuria
c. Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum wanita tersebut makin menurun, tanda dehidrasi makin
tampak, muntah berkurang, tekanan darh menurun, nadi makin kecil
dan cepat, suhu badan meningkat. Gangguan faal hati termanifestasi
dari gejala icterus. Keadaan menurun dari somnolen sampai koma,
komplikasi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan
gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini akibat
sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Hiperemesis gravidarum ada yang kronik dan ada yang akut.
Hiperemesis gravidarum kronik yaitu kemunduran terjadi dengan
lambat laun. Hiperemesis gravidarum akut yaitu kemunduran terjadi
dalam beberapa hari misalnya 1 minggu.
2.5 Patofisologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen
yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksidabutirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi,
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen kejaringan berkuang pula tertimbunnya zat
9
metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbanganelektrolit,
dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma
mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Fadlundkk).
10
2.6 Pathway
2.7 Penatalaksanaan
11
1. Pencegahan
Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis
gravidarum yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi
hyperemesis gravidarum. Peran bidan dan perawat adalah
memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam menghadapi gangguan mual
dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan
bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan
gangguan mualmuntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16
minggu). Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan
menghindari makanan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta
berbumbu merangsang makanan yang mengandung karbohidrat (biskuit
kering, roti bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat sebagai
sumberenergi. Untuk mengurangi keluhan mual muntah, wanita hamil
tersebut dianjurkan untuk makan biskuit atau roti kering / bakar dengan
teh hangatsebelum turun dari tempat tidur dan melaksanakan aktivitas.
2. Obat-obatan
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik
seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpasmin.
12
3. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak
diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi
saja gejala-gejala akan berkurang atau hilangtanpa pengobatan.
4. Terapin Psikologi
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
5. Cairan Parenteral
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapatdiberikan pula asam amino secara intravena.
6. Penghentian Kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya.
1. Gangguann Kejiwaan
- Delirium
13
- Apatis, somnolen sampai koma
- Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
2. Gangguann Penglihatan
- Pendarahan retina
- Kemunduran penglihatan
3. Gangguan Faal
- Hati dalam bentuk ikterus
- Ginjal dalam bentuk anuria
- Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
- Tekanan darah menurun
Syarat
1. Karbohidrat tinggi
2. Lemak rendah
3. Protein sedang
4. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
5. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
6. Bila makan pagi dan siang sulit diterima,
pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
7. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macam Diet
yaitu :
14
a) Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan
hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari
roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-
buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Karena pada diet
ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan
dalam waktu lama.
b) Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah
sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan
memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersamaan dengan makanan.Pemilihan bahan makanan yang
tepat pada tahap ini dapat memenuhikebutuhan gizi kecualikebutuhan
energi.
c) Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet
diberikansesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan be
rsama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi
dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah
a) Roti panggang, biskuit, crackers.
b) Buah segar dan sari buah.
c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I,II, III adalah
makanan yang umumnya
merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan
yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan
(pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
15
2.8 PemeriksaanPenunjang
Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
Hemoglobin dan hematokrit menurun
Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
Kadar vitamin dalam darah menurun
BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
2.9 Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
5. Menarik diri, depresi
6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia,
perubahan mental
7. Suhu tubuh meningkat
16
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
3.2 Pengkajian
A. Identitas Klien
a. Nama : Ny. A
b. Usia : 17 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status : Menikah
e. Alamat : Tidak Terkaji pada kasus
(berisi tentang alamat tempat tinggal klien)
f. Pekerjaan : IRT
g. Pendidikan : SD
h. Suku : Sumatera
17
i. Tanggal Masuk RS : Tidak Terkaji pada kasus
(berisi tentang tanggal, bulan, dan tahun
klien di rawat dirumah sakit)
C. Keluhan Utama
Klien mengeluh mual, muntah dan tidak nafsu makan.
D. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang kepuskesmas dengan keluhan mual, muntah dan
tidak nafsu makan. Klien mengatakan mual dan muntah yang
dirasakan tidak mengenal waktu, setiap mencium bau-bauan
termasuk keringat suaminya akan mual dan muntah. Klien
mengatakan bahwa dirinya terlambat haid beberapa minggu dan
telah melakukan test pack dengan hasil positif.
E. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
a. Menarche : Pada usia 13 tahun
b. Sikus menstruasi : Pada kasus tidak terkaji
c. Lama menstruasi : Pada kasus tidak terkaji
18
d. Banyaknya : Pada kasus tidak
terkaji
e. Sifat darah : Pada kasus tidak terkaji
f. Dismenorhe : Pada kasus tidak terkaji
g. HPHT : 1 Januari 2018
2) Riwayat kehamilan sekarang
a. Status Paritas : G1P0A0
b. Hari Perkiraan Lahir (HPL) : 8 Oktober 2018
3) Riwayat kehamilan dahulu
Klien belum pernah hamil sebelumnya.
4) Riwayat Antenatal Care (ANC)
Klien baru pertama kali kunjungan antenatal di puskesmas. Data
yang perlu dikaji adalah :
a. Tanggal pemeriksaan : Pada kasus tidak terkaji
b. Tinggi fundus uteri : Pada kasus tidak terkaji
c. Letak dan pergerakan janin : Pada kasus tidak terkaji
d. Detak jantung janin : Pada kasus tidak terkaji
e. Oedema : Pada kasus tidak terkaji
f. Refleks tungkai : Pada kasus tidak terkaji
g. Terapi : Pada kasus tidak terkaji
F. Riwayat pernikahan
1) Usia menikah : Pada usia 16 tahun
2) Lama pernikahan : Pada kasus tidak terkaji
(Untuk mengetahui adanya kemungkinan infertile)
19
Klien tampak lemah
5) Pola tidur dan istirahat
Pada kasus tidak terkaji
6) Pola kognitif dan perseptual
Klien tampak memegang epigastrium sambil meringis
7) Pola persepsi dan konsep diri
Pada kasus tidak terkaji
8) Pola peran dan hubungan
Pada kasus tidak terkaji
9) Pola seksual dan reproduksi
a. Klien menarche pada usia 16 tahun
b. Klien mengatakan terlambat haid beberapa minggu dan telah
melakukan test pack dengan hasil positif.
c. HPHT pada tanggal 1 Januasi 2018
10) Pola stress dan koping
Pada kasus tidak terkaji
H. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Lemah
2) Kesadaran (GCS) : Compos Mentis
3) TTV
a. Tekanan darah : 90/70 mmHg
b. Respirasi Rate : 22 kali/menit
c. Nadi : 84 kali/menit
d. Suhu : 37,7 °C
4) Antropometri
a. Tinggi badan : 155 cm
b. Berat badan : 45 kg
c. Lingkar lengan atas : Pada kasus tidak terkaji (nilainya
harus lebih dari 23,5 cm. LILA menunjukkan status nutrisi ibu
hamil. LILA < 23,5cm menunjukkan status nutrisi ibu hamil
kurang dan harus mendapatkan penanganan agar tidak
berkomplikasi pada janin)
I. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus tidak terkaji.
J. Terapi
Pada kasus tidak terkaji.
K. Analisa Data
20
DS: Frekuensi mual Kekurangan volume
dan muntah cairan
Klien mengeluh lemah
Klien mengeluh mual dan berlebihan
muntah yang tidak
mengenal waktu
DO:
21
BB sekarang 45 kg
TB: 150 cm
Usia kehamilan sekarang
14 minggu
BBIH: 49,9
3.4 Intervensi
1. Kekurangan volume cairan b.d frekuensi mual dan muntah berlebihan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kebutuhan
cairan klien terpenuhi.
KH : 1. Tidak terjadi dehidrasi
22
2. Tidak mual dan muntah
3. Turgor kulit baik dan membrane mukosa lembab
4. TD dan suhu dalam batas normal
Intervensi :
Management mual dan muntah
1. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi, durasi,
tingkat keparahan, dan faktor pencetus dangan menggunakan
pengkajian Rhodes index of nausea and vomiting
2. Evaluasi dampak mual pada kualitas hidup (mukosa, aktivitas, dan
tidur)
3. Kendalikan faktor yang mengakibatkan mual (bau yang tidak
menyenangkan, seperti bau keringat suami)
4. Ajari penggunaan teknik non farmakologi untuk mengelola muntah
(misalnya biofeedback,hipnosis, relaksasi,distraksi, akupresur)
5. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk memfasilitasi
pengurangan mual
6. Berikan cairan bening dingin yang bersih dan tidak berbau
7. Berikan informasi menganai mual
8. Berikan dukungan fisik selama muntah (misalnya membantu untk
membungkuk atau menopang kepala)
9. Tingkatkan pemberian cairan secara bertahap jika tidak ada muntah
yang terjadi selama 30 menit
10. Kolaborasi pemberian antiematikyang efektif diberikan untuk
mencegah muntah (anti-histamin, serotin antagonis)
11. Kolaborasi pemberian vitamin dan kalium jika diperlukan
12. Monitor TTV
13. Timbang berat badan harian
14. Pantau intake dan output
23
Manajemen Nutrisi
1. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
2. Jalani diet seimbang yang terdiri dari protein, karbohidrat, vitamin, dan
mineral
3. Anjurkan untuk memperoleh asupan tambahan
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
5. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
6. Tingkatkan istirahat dengan berbaring santai dan ganjal dengan bantal
pada bagian setara punggung dan dada untuk mencegah naiknya asam
lambung
24
25
BAB 4
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
26
4.2 Saran
27
DAFTAR PUSTKA
28
LAMPIRAN
STEP I
STEP II
29
1. Apa alasan Ibu A. sensitif terhadap bau-bauan termasuk keringat suaminya
sendiri.?
2. Apakah keluhan mual dan muntah serta tidak nafsu makan yang dialami
oleh ibu hamil normal? Dan apa dampak dari keluhan yang dirasakan oleh
Ibu A.?
3. Apa penyebab dari nyeri epigastrium yang dirasakan oleh Ibu A.?
4. Mual muntah yang bagaimana dan berapa lama normalnya yang dirasakan
oleh ibu hamil.?
5. Apakah sama penatalaksanaan epigastrium pada ibu hamil dan orang
biasa.?
6. Apa yang menjadi penyebab turunnya berat badan pada Ibu A.?
7. Bagaimana penatalaksanaan nutrisi pada ibu hamil yang mengalami mual
dan muntah seperti pasien pada kasus.?
8. Apa interpretasi dari penggunaan test pack.?
9. Apa yang dimaksud dengan gravida 1 partus 0.?
10. Apa alasan dari dilkukannya pengkajian menarche.?
11. Bagaimana cara mengatasi ansietas yang dirasakan Tn. B dan pendidikan
kesehatan seperti apa yang dapat diberikan pada Ibu A.?
STEP III
30
dirasakan pada trimester pertamanya sudah tidak normal lagi karena suda
dirasakan tidak mengenal waktu dan mual muntah yang dirasakan tidak
mengenal waktu tersebut bisa menjadi kondisi yang lebih serius jika tidak
segera ditangani, karena ibu hamil yang mengalami hal seperti itu
dikhawatirkan mengalami hiperemesis gravidarum. Selain mengalami
mual dan muntah, Ny. A juga mengalami tidak nafsu makan, dimana
keadaan seperti itu bisa menyebabkan Ny.A mengalami kekurangan cairan
dan nutrisi.
3. Nyeri epigastrium atau rasa sensasi terbakar disekitar dada yang biasanya
dirasakan oleh ibu hamil biasanya terjadi selama beberapa bulan diawal
kehamilan atau bahkan juga terjadi selama sepanjang kehamilan. Dimana
nyeri ulu hati yang dirasakan ibu hamil tersebut biasanya disebabkan oleh
peningkatan sekresi hormon wanita, yaitu progesteron. Peningkatan
hormon progesteron ini dapat menyebabkan pengenduran katup antara
perut dan kerongkongan, karena itu asam lambung bisa merambat naik ke
perut dan itulah hal yang menyebabkan rasa panas atau rasa terbakar
disekitar dada yang dapat mengganggu ibu hamil.
4. mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil biasanya akan hilang dengan
sendirinya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan ibu hamil
tersebut. Begitu memasuki usia kandungan 12 sampai 14 minggu, rasa
mual yang dialami oleh ibu biasanya akan mulai berkurang dan bahkan
menghilang pada banyak wanita. Tapi saat rasa mual dan muntah dirasakan
terus menerus tak kenal waktu dan sudah terbilang parah, maka sangat
perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit.
5. Tidak terdapat perbedaan penatalaksanaan epigastrium pada ibu hamil
maupun pada orang biasa. Dimana penatalaksanaan nyeri epigastrium
yaitu :
Hindari makanan yang menyebabkan reaksi pada lambung, seperti
minuman bersoda, makanan asam, makanan berlemak, makanan pedas
dan makanan yang penuh bumbu.
Hindari kopi dan cokelat, yang biasa memicu naiknya asam lambung.
Makanlah dengan porsi yang kecil tapi lebih sering.
Kunyahlah makanan dengan pelan-pelan dan jangan terburu-buru
31
Konsumsi makanan dengan tinggi serat.
Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman pada ibu hamil.
Pada saat ingin tidur atau beristirahat, gunakanlah beberapa bantal
untuk menopang perut dan kaki.
Konsumsi obat yang mungkin bisa membantu menetralkan asam
lambung, sekaligus mengurangi rasa sakit.
6. Penyebab berat badan Ny. A mengalami penurunan ditinjau dari kasus
yaitu dikarenakan Ny. A mengalami mual dan muntah yang tidak
mengenal waktu atau yang dikenal juga dengn hiperemesis gravidarum,
dimana merupakan salah satu penyebab paling umum terjadinya
penurunan berat badan karena kondisi akan mengakibatkan penurunan
nafsu makan berkurang, atau bahkan apa yang sudah dimakan atau
dikonsumsipun bisa dimuntahkan lagi.
7. Cara untuk memenuhi nutrisi pada ibu hamil yang mengalami mual dan
muntah
a. Makanan yang dianjurkan pada ibu hamil yang mengalami mual dan
muntah :
Makanan dan minuman yang memiliki rasa kecut seperti air jeruk,
minuman yang mengandung karbonat juga dapat mengurangi rasa
mual.
Bila terasa haus dan ingin muntah, cobalah untuk mengulum
potongan es.
Minum air sesering mungkin diantara dua waktu makan, hindari
minum air selagi makan, air mulai diminum 30 menit sebelum
makan dan 30 menit sesudah makan.
Makan tinggi karbohidrat dan protein dapat menurunkan rasa mual
dan muntah seperti roti, biskuit, kacang-kacangan dan susu.
Jahe biasanya diberikan dalam bentuk minuman seduh, bubuk,
kapsul atau dikonsumsi secara segar.
b. Makanan yang dihindari dan dibatasi pada ibu hamil yang mengalami
mual dan muntah :
Makanan yang beriminyak dan digoreng, seperti mentega,
margarin, minyak, daging babi, saus salad, kue kering, kue tart, dan
kuah daging karena dapat menimbulkan rasa mual.
32
Bumbu-bumbu yang tajam seperti bawang merah, bawang putih,
merica, cabe, serta bumbu-bumbu lainnya.
Makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti ketimun, brokoli,
bawang, lobak, kacang kering sebaiknya tidak disantap untuk
menghindari timbulnya rasa mual.
Jangan minum atau makan sup pada waktu makan.
Dianjurkan untuk makan makanan yang kering dan tidak berkuah.
8. Interpretasi testpack :
Test pack negatif : hanya terlihat satu garis berwarna merah, yaitu
garis kontrol yang berada diatas dekat dengan bagian yang kita pegang
saat mencelupkan testpack kedalam urin. Testpack negatif ini berarti
tidak terdapat hormon beta-hCG yang terdeteksi sehingga disimpulkan
tidak hamil.
Testpack positif : setelah selesai mencelupkan testpack kedalam urin,
terlihat hasil dua garis berwarna merah pada garis atas (garis kontrol)
dan garis yang berada dibawah (garis yang menunjukkan terdapatnya
hormon hCG). Yang berarti dapat disimpulkan hasilnya adalah positif
hamil.
Testpack infalid : pada saat setelah dilakukan pencelupan testpack
kedalam urin, tidak terdapat hasil atau hasilnya tidak dapat digunakan
karena tidak adanya garis kontrol. Jadi disimpulkan hasilnya tidak
dapat digunakan dan dianjurkan untuk melakukan tes ulang.
9. Yang dimaksud dengan G1P0, dimana G itu merupakan Gravida yang
berarti hamil dan P itu sendiri merupakan Partus yang berarti melahirkan,
jadi G1P0 itu merupakan wanita itu baru mengalami hamil 1 kali dan
belum pernah melahirkan.
10. Alasan dari dilakukan pengkajian menarche adalah untuk mengetahui
tingkat kesuburan seorang wanita dan untuk mendapatkan gambaran
tentang bagaimana keadaan dasar dari organ reproduksi wanita tersebut.
11. Cara mengatasi ansietas Tn. B yaitu dengan cara menjelaskan mengenai
apa yang dialami oleh istrinya dan memberi pendidikan kesehatan pada
Tn. B maupun Ny. A :
Nutrisi yang tepat untuk ibu hamil
Jenis-jenis makanan seperti apa saja yang sebaiknya diberikan pada
ibu hamil
33
Tambahan gizi seperti apa yang seharunya diberikan pada ibu hamil
Jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi oleh ibu hamil
Perubahan-perubahan seperti apa saja yang akan dialami oleh ibu
hamil
Istirahat yang sangat dibutuhkan
Cara tidur yang nyaman untuk ibu hamil
Kebutuhan pakaian
Imuniasis ibu hamil
Senam hamil
Kunjungan pemeriksaan kehamilan yang harusnya rutin selalu
dilakukan
Tanda-tanda dini bahaya yang harus diwaspadai
34
STEP IV Ny. A terlambat
MINDMAPPING haid beberapa
minggu
Test Pack +
Pemeriksaan Anamnesa
Fisik
- BB sebelum >
GCS : TTV : Inspeksi :
sekarang
Composment - TD: 90/70 - Pasien tampak - Mual saat
mmHg lemah mencium
- RR : 22x/i - Muka pucat
- Nadi : 84x/i - Tampak keringat suami
- Suhu : 37,7 memegang - Riwayat
C
0
epigastrium G1P0A0
- Nampak nausea - HPHT : 1
dan vomitus Januari 20188
- Konjungtiva - Menarche : 13
anemis
- Mukosa bibir th
Data Fokus
35
Hiperemesis Gravida
HIPEREMIS
GRAVIDA
36
STEP V
Learning Objective
Jawab :
37
Untuk yang memiliki siklus menstruasi selain 28 hari maka rumus nya
menjadi:
HPL = HPHT + 9bulan + (lama siklus haid – 21 hari)
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa usia kehamilan
normal sampai lahir adalah 280 hari sejak HPHT.
38
40 minggu >> 2 jari di bawah prosessusxifoideus
Menggunakan Pita Ukur
Dilakukan setelah usia kehamilan 22-24 minggu.
Gunakan pita ukur (seperti pita ukur yang di pakai penjahit) Titik
nol pita ukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis kemudian pita
ditarik melewati garis tengah perut sampai puncak rahim.
Hasilnya dibaca dalam skala cm dan bandingkan hasilnya dengan
patokan standar.
39