berikut:
1. pembelian kertas untuk fotocopy masuk dalam persediaan toko, dimana kertas tersebut
memiliki nilai HPP. Kertas tersebut bisa di gunakan sebagai bahan fotocopy atau bisa
juga dijual langsung kepada pembeli eceran
2. jika kertas tersabut di beli secara eceran, maka prosesnya sama seperti penjualan barang
pada umumnya. Akan tetapi jika kertas tersebut di gunakan sebagai bahan untuk fotocopy
,maka kertas tersebut dianggap sebagai biaya (sejumlah HPP kertas).
3. proses pembiayaan kertas sebagai bahan fotocopy,biasanya di hitung dalam ukuran RIM,
artinya saat kertas tersebut diambil dari etalase dan di sobek untuk di letakkan pada
“Tray” mesin fotocopy, proses itulah saat terjadi pencatatan akuntansi.
4. saat terjadi pembayaran oleh pelanggan pada jasa fotocopy yang dihasilkan , proses itu di
hitung sebagai pendapatan fotocopy.
5. jadi pendapatan fotocopy (nomer 4) dikurangi pembiayan (costing) kertas (nomer 3)
adalah nilai pendapatan kotor Anda. Jika dikurangi dengan gaji karyawan dan lain-lain,
maka akan dihasilkan jumlah pendapatan bersih.
MENJALANKAN BISNIS FOTOKOPI
LEBIH MUDAH DENGAN
KOMPUTERISASI : Cara Membuat
Data Baru
Posted on September 22, 2017 by ekaestakeum
Pada saat ini, penggunaan komputer sudah menjadi kebutuhan yang dapat dikatakan sangat
penting dalam setiap aspek kepentingan manusia. Khususnya dalam hal bisnis untuk
pengembangan dan kemajuan positif suatu usaha. Oleh sebab itu, komputerisasi dalam suatu
usaha atau bisnis menjadi hal yang banyak orang lakukan sebagai alternative yang dianggap
paling baik dan cocok untuk membantu mewujudkan sistem kerja yang lebih efektif dan efisien.
Bagi pelaku usaha atau pelaku bisnis, komputerisasi yang dimaksud adalah mulai mengelola
data-data usaha mereka dalam suatu program atau aplikasi komputer yang disesuaikan dengan
kebutuhan usahanya. Dengan demikian, maka data-data tersebut akan menjadi sebuah database
yang akan dikelola secara berkelanjutan untuk efektivitas dan efisiensi pekerjaan.
Dalam pencatatan database sangat diperlukan kerapian dan kejelasan klasifikasi data agar dapat
dikelola dengan baik dan tidak tercampur dengan data-data lain yang tidak seharusnya masuk
dalam klasifikasi data tertentu.
Hal ini, umumnya dianggap sangat ribet karena membutuhkan beberapa buku besar untuk
mencatat data secara terpisah sesuai dengan pengklasifikasiannya. Juga, membutuhkan
kompetensi tertentu untuk mengelolanya. Sedangkan, saat ini cukup banyak aplikasi-aplikasi
(Software komputer) yang dapat membantu pekerjaan anda lebih mudah dan lebih cepat
terselesaikan.
Berikut langkah-langkah membuat data baru untuk komputerisasi database yang simple, mudah
dan menariknya menggunakan Bahasa Indonesia sehingga pengguna dapat dengan mudah
mengoperasikannya (supported by armadillo accounting). Dalam, hal ini siapapun mulai dapat
melakukan komputerisasi terhadap data-data usahanya tanpa kompetensi tertentu untuk
mengelolanya.
Armadillo accounting menyediakan sebuah database kosong yang bisa digunakan untuk
membuat sebuah data perusahaan baru, kelebihan dari aplikasi ini adalah sudah terdapat daftar
perkiraan standart yang bisa anda ubah/edit untuk disesuaikan dengan perkiraan yang terdapat
dalam usaha anda.
Langkah-langkahnya:
1. Klik menu (pojok kiri atas) kemudian pilih “file data”, kemudian pilih “membuat data
Nah, setelah kita tekan tombol pilih, akan muncul tampilan seperti berikut :
Secara otomatis jenis usaha dan kodenya sudah terdata dalam kolom jenis usaha. O iya sobat,
untuk file data, kita dapat mengisikan nama file sesuai dengan keinginan kita juga (Yeeaayyyy
!!)
Hal penting yang perlu kita perhatikan adalah sebelum menyimpan data yang baru saja kita buat,
kita dapat terlebih dahulu menentukan lokasi penyimpanan untuk datanya. Disarankan untuk
menyimpan selain drive c: untuk melindungi data dari kerusakan sistem komputer anda. Setelah
anda selesai mengisikan nama usaha, jenis usaha dan lokasi penyimpanan, lalu klik tombol
“simpan”.
3. Kemudian, setelah selesai menyimpan data yang baru saja kita buat, maka sistem akan secara
otomatis memandu anda untuk mulai melakukan pengisian data awal satu per satu. Anda harus
memasukkan minimal satu data untuk tiap setup tersebut. Agar anda dapat menggunakan
armadillo dengan baik. Namun, anda dapat melewati setup ini dan melanjutkannya kembali nanti
setelah anda menjalankan sistem.
Dalam fitur ini, Sahabat wirausaha juga dapat merubah nama perusahaan yang sebelumnya
sudah diinput ke program dan tersimpan, dan juga sekaligus yang ada dalam header setiap
laporan.
Setelah itu, anda dapat merubah nama perusahaan anda dengan nama baru, dan klik simpan
Nah, mudahkan ? sekarang saatnya membuat data-data usaha anda lebih aman, efektif, dan
efisien dengan komputerisasi.
Demikian penjelasan mengenai pembuatan database, untuk lebih jelas mengenai fotokopi
silahkan baca postingan-postingan kami yang lainnya. Jika belum jelas hubungi kami, kami siap
membantu Anda.
Silahkan download juga sistem ARMADILLO ACCOUNTING, yang bisa digunakan untuk
usaha fotokopi Anda.
Salam sukses,
Kalau untuk modal awal, hitungan kasarnya kira2 gini gan. Kita bagi dulu menjadi bbrp bagian yaitu:
-Mesin Photocopy, sekitar 20an jt (pake mesin Canon yang seri digital)
-Perlengkapan Photocopy (mesin potong, stappler, peralatan jilid, dll), sekitar 5 jt
-Stok & Persediaan Photocopy (kertas, toner, lakban jilid, dll), sekitar 3 jt
-Stok ATK (ini musti ada sebagai penarik supaya pelanggan datang), sekitar 1jt
-Sewa tempat, sekitar 10jt/tahun (usahakan sewa minimal 2 tahun)
-Biaya operasional 3-6 bulan, sekitar 1,5jt/bln, anggap ajah 9 jt.
Jadi kalau ditotal mendekati 60jt, bisa kurang, bisa juga lebih. Itu pun masih blm bener2 lengkap.Kalau
mau langsung lengkap bisa mencapai sekitar 100jt.
Layanan jilid ada beberapa macem gan antara lain:
Jilid lakban, cuma butuh mika cover, lakban, stapples.
Jilid langsung/terusan, bahannya:kertas A3+ untuk bahan cover, lem, stapples
Jilid ring (plastik & kawat), butuh alat khusu untuk jilid ring, ada yang hanya untuk kawat saja atau
plastik saja, ada juga yang langsung bisa untuk keduanya.
Jilid softcover & hardcover, yang satu ini butuh ketelatenan tingkat tinggi gan. Yang pasti butuh lem,
kain kassa untuk memperluat ikatan lem. Tapi sekarang klo gak salah, ada kok yang jual alat bantu untuk
bikin jilid hardcover.
Yang jelas agan butuh mesin potong agar hasilnya bisa bagus & rapi.
Sedangkan untuk laminating, ya jelas agan butuh mesin laminating, jenisnya macem2. Tapi secara umum
ada dua jenis, cold laminating & hot laminating.
etuju banget Gan. Memang baru mulai terlihat setelah jalan kira2 1 tahun. Tapi kalau soal modal, bisa
sambil berjalan.
Yang penting, kalau sudah diniatin untuk jalan, jangan lupa untuk selalu menjaga konsistensi, evaluasi,
solusi, dan inovasi.
Sedikit share tentang permasalahan teknis.
Saat pertama saya mulai, mesin yang saya gunakan adalah mesin analog, seri Canon NP6050 dan Canon
NP6350. Kondisi kedua mesin ini mgkn sekitar 60-70%. Berhubung masih awal, kerjaan belum begitu
banyak. Paling mentok dapet kerjaan 1 rim sehari ajah sudah seneng banget.
Setelah kira-kira 6 bulanan, kerjaan mulai rutin, sehari sekitar 2 rim, tapi mulai muncul masalah2 teknis.
Mesin jadi sering trouble. Hasil sering muncul cacat. Udah gitu sering nyantol. Katakan lah dari fotokopi
100 lembar, 10 lembar rusak/cacat/nyantol. Tapi maklum juga, namanya mesin tua dan operasional
yang jalan terus. Yang namanya manggil teknisi hampir pasti seminggu minimal sekali.
Akhirnya saya niatin untuk belajar bongkar2 mesin. Kalau pas teknisi dateng, saya liatin tuh apa yang
dilakuin sama teknisi, sambil tanya2 dikit. Kalau ada problem yang sama muncul lagi, saya coba atasi
sendiri dengan meniru apa yang pernah dilakuin sama teknisi. Akhirnya mulai berkurang untuk panggilan
teknisi deh.
Belum berhenti disitu, terkadang ada trouble yang blm pernah saya temui, saya coba-coba, karena
masih belum bisa, akhirnya terpaksa manggil teknisi lagi. Sampai pada suatu titik, saya harus bisa lebih
mengerti tentang mesin ini. Saya cari-cari info tentang orang yang jualan mesin fotokopi rusak, setelah
dapet, saya beli MESIN RUSAK/MATI. Waktu itu saya beli mesin Canon NP6045 2 unit dalam kondisi
mati.
Dengan berbekal pengetahuan tambal sulam yang saya dapat dari teknisi-teknisi panggilan, saya
beranikan diri untuk membongkar mesin mati tersebut. Alhamdulillah, setelah kira-kira 2 bulan, saya
berhasil menghidupkan salah satu mesin dengan mengorbankan sparepart mesin yang satunya. Dari situ
dimulaillah babak baru dan pengalaman saya dalam dunia mesin fotokopi.
Sekarang saya menggunakan 2 unit mesin digital Canon IR6570. Hampir semua trouble yang terjadi
sampai dengan saat ini, insyaallah masih bisa di-handle.
Moga sedikit cerita pengalaman di atas bisa jadi bahan share buat temen2 kaskuser, baik yang udah
jalan, baru buka, ata yang masih dalam tahap rencana dan angan-angan.
Let's do it. One real action is much better than a hundred dreams only.
pertanyaan ane apa yang harus ane lakukan kalau pas liburan kuliah gan?? agar ane gan ga terjadi
seperti itu lagi..
terus ada pesaing terberat ane gan dia sudah buka fotocopy 10 tahun lebih.. dia walaupun libur kuliah
atau enggak tetep aja rame..
Maaf baru bisa reply karena 1 minggu terakhir ini internet di rumah lagi kacau sinyalnya.
Salam kenal juga Gan. Sebelumnya saya ucapkan selamat atas dibukanya usaha agan. Saya coba jawab
satu persatu gan.
1. Hal ini sama seperti dengan yang saya alami. Saat mahasiswa libur, omzet menurun drastis. Hal ini
memang tidak bisa dipungkiri. Salah satu solusinya adalah dengan mencari orderan dari luar lingkungan
kios kita. Kalau saya adalah dengan mencari order dari kampus lain, atau dari instansi-instansi lain. 3 -6
bulan pertama memang masa2 yang sangat berat untuk mengawali usah fotokopi dan ATK ini. Tapi
jangan dijadikan halangan.
2. Tentang adanya kompetitor lain, jadikan itu sebagai pemicu gan. Hal ini juga sama seperti yang saya
alami. Mungkin bisa dicoba dengan memberikan layanan yang lebih baik namun dengan harga sama.
Kalau menurut saya, agan cuma butuh konsisten dan bertahan dengan apa yang agan jalankan sekarang.
Selama agan bisa menjaga kualitas, cepat atau lambat pasti akan ada pelanggan. Biasanya, dengan harga
yang relatif sama, pelanggan akan mempertimbangkan masalah kecepatan, ketepatan, kerapian, dan
keramahan. Kira2 faktor-faktor itu yang perlu dijaga.
Sebagai bahan pertimbangan, seperti yang saya tulis diatas, bahwa apa yang agan alami juga saya alami.
1 tahun pertama saya rasa paling berat, apalagi dengan keterbatasan peralatan dan skill yang saya
punyai. Pada masa liburan bahkan pemasukan 50rb udah bagus banget. Tapi alhamdulillah akhirnya bisa
dijalani dengan baik.
Tahun kedua, pada saat musim liburan, order masih tetep masuk meskipun dikit. Saya coba untuk
mencari orderan dari tempat lain, dan akhirnya dapat juga.
Untuk sekarang, order yang saya terima tidak hanya dari lingkungan setempat, tapi ada juga dari
kenalan2 di tempat lain.
Overall mesin gw di pake bukan cuman buad retail, gw saat ini ada kerja sama dengan salah 1
perusahaan yang menyediakan jasa pelatihan gitu jadi mereka selalu pesan modul dari gw
(koneksi temen)..
untuk mesin karena salah 1 nya pertimbangan ini
gw mulai usaha ini september 2012.. rencanain dari junir tahun 2012 gw buka ber 2 sama temen..
dengan modal sangant minim..
perkiraan waktu itu perlu modal sekitar 90 Juta..
dengan 1 besin besar IR 5000 dan Mesin kecil IR 3300..
keluar masuk bank dan lembaga leasing buad cari pinjeman syarat.. alhasil kami pada keputusan
tidak memungkinkan untuk memenuhi syarat dari pemberi pinjaman....
maju terus pantang mundur alhasil ada orang dari kampung bokap gw yg maen jual beli mesin
fotocopy memberikan kami softloan..
setelah berkonsultansi sama temen bokap dia saranin mesin besar 2 biji,
Total Pinjaman Rp 70 jt untuk mesin pendukung lain
kami cuman sanggup bayar 20 Jt berarti ada pinjaman 50 jt buad 12 bulan dengan 0% bunga
(Thanx Jesus ^^)
Ternyata buat buka usaha itu ada "school fee nya" dari pengambilan lokasi, terus karena terburu2
kami tidak menghitung daya listrik alhasil keluar lagi duit 4 jt-an buad upgrade listrik (berat
banget)... dan sewa tempat cukup mahal...
Untung project itu membantu banget dalam waktu 3 bulan semua lunas bisa di bayar dan dalam
waktu 6 bulan kami sudah meraih BEP. saat ini saya sedang muter otak buad nyebarin selebaran
buad ke kantor2 karena saya cukup pusing dengan masalah retail.. target saya emank 10-15 jt
karena menurut logika saya, kompetitor aja bisa ngidupin keluarga dengan fotokopian..
kalo omzet 4-5jt mana bisa bayar cicilan dan ngidupin keluarga (logika kasar)
untuk informasi tambahan kami tidak ambil uang hasil dari kios ini karena kami masih bekerja
dan gaji masih bisa dipake buad hidup jadi income pure buad di puter lagi.
saya sudah berusaha check print logger dari printer (pake software tambahan jadi bisa mencatat),
print logger dari mesin kopi dan copy logger..
karyawan yang ketawan nyolong dah saya pecat, karyawan yg bertahan saya check antara yang
dilaporin sama yang di catat <7%/hari bedanya.. dan masih bisa saya maklumi tapi omzet nya
masih aja 4-5 jt..
untuk photo nanti saya share karena, saya baru photo pake BB lum sempet upload
Quote:
Original Posted By sioe_oe►Ikut nimbrung ya, ane masih baru nih berkecimpung di bisnis
fotokopi, walau lebih ke sektor managerialnya sih (maklum tukang kuli di tempat laen),
teknisnya lebih ane percayakan ke orang lain tentunya dgn pengawasan tiap hari selepas ane
beres nguli alias sore hari, yg ane pengen nanyain nih berberapa hal agan2 disini untuk
pengawasan barang sama kasnya yg paling enak pake sistem kek gmn ya?selama ini sih ane pake
rumusan (kas masuk = prive yg udah ditentuin+kewajiban+pembelian barang kembali), selama
kas masuk tidak kurang dr prive yg ane ambil berikut jumlah kewajiban yg harus ane tanggung
plus pembelian kembali brg yang kejual so far ga masalah. Cuman ane paham banyak kelemahan
dr sistem yg ane terapkan ini, semisal ane ga tau rill kas yg seharusnya masuk dan detil brp
banyak brg yg kejual plus yg rusak. Menurut agan klo ane pake cash register untuk cash control
plus stock opname atk kira2 efektif ga ya?soalnya ane takut malah menggangu kinerja pegawai
yg ngutamain kecepatan dlm pelayanan karna pembelian mmayoritas eceran kecil.
ini yg masih menjadi masalah saya gan, saya jg mo beli sistem yang bisa kontrol penjualan
retail.. saling contact yah gan kalo udah ketemu solusi nya
selama ini copy center selalu menggunakan mesin merk canon dengan alasan sparepart mudah dan
mesin nya tahan banting (jangan dibanting beneran ).
tapi setelah ane menggunakan mesin konica minolta. mesin ini juga ga kalah bagus kok, dan ada
beberapa keuntungan bila menggunakan mesin konica minolta.
1. harga mesin fotocopy konica minolta yang rekondisi import sangat murah. berkisar 8-15juta
2. sparepart nya murah sekali bila dibandingkan dengan canon. sebagai contoh harga drum unit dari
mesin yang ane gunakan sekarang konica minolta 7255 denga kecepatan copynya 55 lembar permenit
hanya 900rban. coba bandingkan dengan drum unit untuk tipe canon IR5000 dan IR600 yang bisa
mencapai 6-9jutaan. kebetulan ane sudah mendapatkan distributo sparepart nya.
3. fitur-fitur dan kecanggihan mesin konica minolta juga sangat lengkap untuk konica minolta tipe
digital. dari mulai duplex( copy bolak balik otomatis ) sampai booklet ( copy 1 set buku menjadi
beberapa buku secara otomatis ) juga ada.
4. karena konica memiliki teknologi(ane lupa namanya). maka mesin fotocopy konica minolta tidak
memiliki ampas atau sisa tinta yang terbuang. jadi dalam satu kilogram tinta toner langsung habis
terpakai semua
kesimpulan ane. ga ada salah nya bila usaha copy center menggunakan mesin konica minolta.
tas permintaan om TS. ane mau sharing pengalaman ane di mesin fotocopy.
beberapa hari lalu ane sedang maintanance alias bersih-bersih mesin fotocopy ane, mesin XEROX tipe
DC551.
ane melakukan maintanance mesin secara keseluruhan dan ini baru pertama kali ane melakukan
maintanance di mesin fotocopy.
jadi memakan waktu yang lamaa banget dari jam 10 malam sampai jam 3 pagi
setelah bersih semua ane pasang lagi ketempat semula dari drum cartridge, developer unit,
pemanasnya(ane ga tau namanya), sampai roller nya.
timbul masalah baru. setelah kelar dipasang semua ane tes dan hasil fotocopy nya hitam semua satu
halaman
kok bisa
ane sempet pasang post di mari jam 2an pagi. saking kalangkabut.
ane coba cari permasalahannya, ane bongkar lagi karena kemungkinan human error dari ane
akhirnya ketemu
kawat tembaga kecil (seperti rambut) yang namanya corona wire ( namanya dikasih tau sama om TS
) putus.
untung nya dari distributor ane dapat bonus drum cartridge komplit.
ane ganti dengan yang baru(nyomot dari drum cartridge bonusan)
akhirnya jalan lagi seperti semula
point nya: hati hati klo mau mantanance buat pemula alias newbe seperti ane. minimal harus punya
buku manual service nya
Ikutan share:
Kalau pengalaman ane dulu, selain cara konvensional dengan sebar brosur di pintu gerbang kampus,
diantaranya:
1. Jadikan brand kita terkenal. Misal dengan dekatin kahima tiap jurusan. Kasih fasilitas gratis berupa
free print/copy tugas dosen, dengan catatan brosur kita dibagikan/ditempel di kelas-kelas. Ada proof
berupa foto.
2. Target mahasiswa baru, caranya dengan buat kesepakatan ke panitia ospek. Misal: fotokopi tugas
dengan kertas tertentu, dan di zona terdekat cuma kita yang menyediakan.
3. Adakan diskon bagi kordinator fotokopian kelas. Misal: bawa 10 bendel, gratis 1 bendel buat si
kordinator.
4. Jadi senior terkenal di kampus, nanti adik-adik junior bakal dekat ke kita, ujung-ujungnya nge-
fotokopi/print. hehe
Kebetulan mengenai merek dan supply nya ane faham betul gan.
Banyak merek mesin FC di dunia, untuk gampangnya saya pakai perbandingan analogi merek mobil gan.
Agar lebih jelas dulu, saya infokan bahwa SEMUA mesin fc dari merek apapun juga dibuat di cina, walau
mereknya adalah merek JEPANG. Sama lah seperti mazda dibuat di Thailand dan kijang innova di
Indonesia walau mazda dan Toyota merek jepang.
Lalu apa yang membedakan atau yang menjadi pola pengambilan keputusan mengenai “MEREK APA
YANG HARUS SAYA BELI KALAU SAYA MAU BUKA USAHA FOTOKOPI?”
Bahan pertimbangan nya ada 3:
1. Harga mesin baru sangatlah mahal, coba anda buktikan harga mesin dengan merek dan kecepatan
yang sama dan fitur yang mirip; IR5075 bekas harganya 23jt an; barunya 200jt PLUS; silahkan cek harga
barunya ke PT.Samafitro sebagai ATPM nya CANON
2. Mesin bekas mana yang banyak tersedia? Sudah jelas yang memegang pangsa pasar terbesar di dunia
dan Indonesia (Xerox, canon, ricoh); agak bila di kemudian hari kita perlu komponen KANIBALAN (bukan
komponen habis pakai yang normal seperti tinta dan karet2 penarik kertas) kita tidak terlalu kesulitan
mencarinya
3. Merek mana yang banyak spare parts nya dan murah bahan habis pakainya?
1. Belilah mesin bekas/rekondisi; tapi yang ex impor, jangan lokalan karena karakter orang asia adalah
ganti bila sudah sama sekali tidak terpakai/ bila sudah menggangu operasional.nantinya kita dapet
sampah gan. Berbeda dengan ex-USA dimana mereka ketat memakai system susut buku (akuntansi)
dimana bila nilai susut sudah NOL, sebagus apapun kondisi mesin tetap akan mereka remajakan.
3. Hanya CANON, dapat dibuktikan dengan google singkat bro, tulis saja canon spareparts, bandingkan
dengan merek lain, hasil google nya akan terlihat jelas di hasil search global maupun local Indonesia.
Jadi saran saya pribadi untuk saat ini, BELILAH MESIN REKONDISI MEREK CANON.
Bukan hanya mesin nya saja yang baru = mahal,tapi komponen dan toner original nya pun sangat
berbeda jauh harganya, toner original IR6570 adalah 750rb per 1500gram (dalam dus asli canon, berikut
tabung tinta aslinya), toner kompatibel nya hanya 90-100rb an per 1000 gram.(refill, memakai tabung
bawaan mesin)
Saya hendak mengatakan hal yang sangat kontroversial dan mungkin berkemungkinan dicela orang,
bahwa ADALAH BOHONG BESAR, kalau ada penjual yang mengatakan spare parts (misalnya
IR4570/5000) yang mereka jual ORIGINAL CANON. Karena pengertian nya original adalah bermerek
CANON, dan canon tidak pernah menjual spareparts mereka ke end user/dealer selain ATPM
mereka.yang hanya dijual langsung ke konsumen/pembeli dari si ATPM (pt samafitro). Dan IR5000
adalah mesin generasi TUA yang terakhir diproduksi/ discontinue tahun 2003 (artinya mesin IR5000
yang terakhir keluar dari pabrik canon sudah berumur 11 tahun) , ATPM sudah tidak memiliki
kepentingan lagi dengan tipe mesin ini.
Lalu spareparts yang beredar di Indonesia dari mana? Semua adalah KOMPATIBLE buatan jepang (sangat
sedikit); korea (sedikit) dan cina (banyak sekali) bahkan LOKAL (terutama gear-gear), untuk
membuktikan mudah sekali bro, logikanya kalau 1 YEN adalah 117 rupiah dan harga 1x porsi makanan di
jepang sudah diatas 1000 yen (bukan makan mewah gan, kelas foodcourt) mungkinkah produk asli
canon jepang harganya “hanya” hitungan 100-200rb an?
Saya yakin semua di sini pandai memanfaatkan internet, google saja, maka semua ucapan saya dapat
dibuktikan agan-agan sendiri.
Kalau agan sudah yakin dengan merek canon, ada lagi yg harus dipertimbangkan, yaitu asal Negara
mesin tersebut. Seperti yang saya tulis di atas, ex local tidak baik, tapi ex impor pun belum tentu baik,
secara garis besar ex impor dari yang terbaik sampai terburuk adalah sbb:
1. USA/ amerika
2. Eropa (terutama ex german/inggris, ex Italy dll agak jelek gan)
3. Australia
4. Singapore (karena biasa sudah campur2 gan, Singapore Negara transit)
Sebenarnya masih panjang yang bisa diceritakan, tapi tangan saya sudah pegal jadi to be continue saja
gan kalau ada permintaan untuk lanjut
LOCATION
Tempat yang strategis memegang peranan sangat penting agar usaha photocopy bisa
berkembang. Beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih lokasi usaha.
COST
HPP= 101.33/lbr
Harga jual = 125/lbr
Margin = 23.36%
pehitungan diatas adalah dengan asumsi kapasitas kerja mesin adalah 50.000 lbr copy/bulan.
Namun secara spesifikasi, 1 mesin memiliki kapasitas kerja hingga 100.000 lbr copy /bulan
KEUNTUNGAN
Persediaan.
Merupakan nilai total stok persediaan yang meliputi persediaan untuk bahan jasa, maupun
persediaan barang penjualan. Contoh bahan jasa: kertas fotokopi, tinta fotokopi, lakban jilid,
kertas buffalo untuk cover jilid, dll. Sedangkan untuk persedian barang penjualan adalah apapun
yang kita langsung jual kepada customer seperti pulpen, buku tulis, dan atk lainnya.
Biaya-biaya
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan selama 1 periode tertentu, dalam hal ini adalah selama
1 bulan. Biaya2 ini biasanya meliputi:
Biaya Gaji
Biaya Sewa
Biaya Persediaan terpakai
Biaya Listrik, Air & Telepon
Biaya Pemeliharaan Peralatan Computer
Biaya Pemeliharaan Mesin Fotokopi
Biaya Pemeliharaan Gedung
Biaya penyusutan Perlengkapan Fotokopi
Biaya penyusutan Peralatan Komputer
Biaya penyusutan Perlengkapan Komputer
Biaya penyusutan Mesin Fotokopi
Biaya penyusutan Gedung
Biaya penyusutan Bunga
Biaya Lain-lain
Nah, dalam komponen biaya-biaya, "Biaya Persediaan terpakai" merupakan jumlah persediaan terpakai,
baik persediaan bahan jasa, maupun persediaan barang jualan. Untuk menghitung item ini, adalah
Biaya Persediaan terpakai = (Persediaan awal bulan + pembelian persediaan) - Sisa stok persediaan.
Untuk sisa stok persediaan harus kita hitung pada tiap2 akhir bulan dan kita hitung nilai nominalnya.
Kalo mau bli rekondisi kudu yang rekondisi import jgn lokal
medium iR4570/3300
large Ir5000/6000/6570/ira6055-65-75...ira6075 ktny bagus
Kyocera M2540 aja gan, mesin baru, bisa duplex, ada adf, scan warna, cuma maks kertas Folio, harga d
kisaran 8-10jt tergantung lokasi
kalo mesin fotocopy mending ambil yang rekondisi tapi speed lumayan gan, lebih awet utk jangka
panjang dan sparepart lebih terjamin krn byk yg pake, saran ir 6000 / ir 5075
printer kalo ga masalah otak atik dikit pake canon lebih hemat sih gan, tapi kalo mau taunya beres
tinggal pake ya pilih aja epson l series gan
utk foto pake kertas photo glossy 15k-30k / silky 35k-60k (tergantung gramatur)
printer pasti epson, bagusnya sih yg 6 warna, berhubung budget, paling L360 (print,scan,copy) harga
kisaran 2jt
kalau pakai printer multi function (print-scan-copy), benernya bisa aja. Hanya saja nanti yang jadi
masalah adalah biaya produksi.
salah satu kelebihan dari penggunaan mesin fotokopi adalah biaya produksi yang rendah untuk per
lembarnya.
Dalam perhitungan saya, untuk cetak 1 lembar A4 menggunakan mesin FC, biaya yang dibutuhkan
sekitar Rp 85,-. Dengan harga jual perlembar copy Rp 125,- maka akan didapatkan margin pemnjualan
sekitar 47%. Sedangkan untuk print dengan teknologi inkjet, ongkos cetak untuk 1 halaman BW adalah
sekitar Rp 150,- sampai Rp 200,-. Untuk jumlah perkerjaan yang jumlahnya relatif sedikit banyak
memang tidak terlalu nampak. Tapi pada pekerjaan dengan kuantiti yang agak banyak, tentu akan
sangat mahal.
Hal lainnya adalah dari sisi kecepatan. Kenapa kecepatan juga perlu dimasukkan dalam pertimbangan?
Karena menurut saya, semakin cepat kita bisa menyelesaikan suatu pekerjaan, akan semakin baik bagi
kita, dan pelanggan juga akan semakin puas.
Kalau saran saya sih, mungkin untuk awal, ndak masalah. Tapi kalau memang mau dikembangankan
untuk benar-benar memberikan layanan COPY SERVICE, tetap harus dipertimbangkan untuk
penggunaan mesin fotokopi. Sedangkan printernya tetap dipertahankan untuk memberikan layanan
print A3.
Kalau mau beli mesin, coba cari dealer mesin fotokopi dkt2 agan, soalnya ini berhubungan dengan
ketersediaan sparepart.
Cari yang berani kasih garansi 1 tahun. (biasanya klo dealer yang bener, mereka berani ngasih garansi
service 1 tahun).
TIPS JILID
coba aja cari di youtube atau instructables dengan keyword " book binding".
mesin potong
Kalau yang saya pakai sih yang model mesin ULTRA., alatnya lumayan tangguh. Kalau yang mesin
pertama saya blm pernah pakai. Tapi setau saya kebanyakan copy center/copy service pakai yang mesin
potong ultra.
Harus test pakai AVO meter. Kalau dari mesin gak bisa gan. Cuma ntar terasanya kalau udah mulai
error2.
Di-cek tegangan pada sekitar jam 7-8 pagi (kantoran mulai operasional), jam 12-1 siang, 5sore-8 malam
saat listrik (beban puncak sore/malam).
Paling aman pakai stabilizer gan.
Mau tanya gan, untuk pengaturan margin di canon ir 5020 gimana ya? soalnya kalau cetak
duplex marginnya suka tidak pas sama yang dibaliknya, thanks gan.
NB:
Buat dipakai fotocopy dan print sama tidak pas
pas copy 2 sisi, agan pake kertas ukuran apa? emang biasanya pas waktu scanning, untuk sisi
yang ke-2 biasanya digeser kira2 0,5 cm ke kanan dikit.
Kalau agan pakai kertas A4s, biasanya digeser sekitar 1 cm ke kanan.
Atau bisa juga roll duplexnya udah agak aus sehingga positioning kertasnya gak presisi lagi.
Dari pengalaman agan, biasanya 'kenakalan2' yg dilakuin karyawan tu ky gimana aja tuh gan
kira2?apa aja celah2nya kira2 gan..
macem2 gan, tapi intinya soal pemasukan & pengeluaran yang tidak tercatat. Makanya itu klo
bisa untuk pembelanjaan klo bisa kita yang handle. Terus untuk masalah maintenance mesin,
harus benar2 terkontrol.
Jumlah uang yang diterima juga harus di-cross cek dengan jumlah barang yang keluar maupun
jumlah jasa fotokopi yang dikerjakan.
Mengenai printer ukuran A1, agan musti beli printer yang jenisnya PLOTTER, harganya lumayan tinggi,
Coba aja agan search dengan keyword "plotter A1".
printer
Kalau saya saat ini masih bertahan dengan printer seri ip1300 - ip1880/1980. Selain cartridge relatif
murah, ketahanan cartridgenya terutama yang hitam jauh banget dibandingkan cartridge untuk seri
ip2770.
Sekarang pun untuk menekan biaya, saya menggunakan cartridge second ori non refill. Lumayan
memangkas biaya produksi.