Anda di halaman 1dari 4

Memulai Bisnis Photocopy Bag.

1
Udah lama ga nulis di blog ampe bulukan kayanya nih blog hahaha. Saya pernah ditanya temen, gimana sih memulai bisnis photocopy. Dari pertanyaan itu, dipikir-pikir kayanya ada aja nih yang punya pikiran mau buka bisnis photocopy tapi bingung mulainya gimana dari situ akhirnya dibuatlah tulisan ini :) Banyak sekali hal yang harus diperhatikan untuk memulai bisnis ini, mulai dari lokasi tempat, pengadaan alat, pengelolaan kas, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, artikel ini saya pecahpecah menjadi beberapa bagian. Untuk artikel pertama ini, saya coba bahas mengenai mesin photocopy. Ada 3 kategori untuk mesin photocopy ini, kategori pertama adalah mesin photocopy baru, kategori kedua adalah mesin photocopy rekondisi impor, dan ketiga adalah mesin photocopy rekondisi lokal. Untuk kategori pertama saya yakin sudah paham artinya. Lantas apa bedanya mesin rekondisi impor dan lokal? Maksud dari mesin rekondisi impor adalah mesin yang sudah habis masa pakainya oleh perusahaan-perusahaan yang ada di luar negeri. Untuk di Indonesia umumnya rekondisi impor berasal dari Singapura. Perusahan-perusahaan luar negeri tersebut umumnya melepas mesin tersebut ketika titik impas (break event point) sudah dicapai. Nah mesin tersebut daripada jadi sampah di negara tersebut yah pendek kata dikirim ke Indonesia. Kemudian oleh perusahaan impor mesin photocopy di sini kemudian direkondisi (dibenerin & dirapi-rapiin) yang kemudian dijual. Nah untuk kategori ketiga, adalah mesin photocopy yang berasal dari rekondisi impor, dibeli oleh perusahaan atau jasa photocopy. Kemudian setelah habis masa pakainya (saya lebih suka bilang setelah mulai banyak masalah) kemudian dijual. Perusahaan-perusahaan yang membuka jasa photocopy di Indonesia ini, jarang sekali yang membeli mesin photocopy kategori pertama (beli baru). Karena harganya yang sangat mahal, berkisar dari sekitar 50juta ke atas. Tetapi nilai lebihnya adalah mesin yang diperoleh terjamin kualitasnya. Sebagai jalan tengahnya, perusahaan photocopy membeli mesin photocopy kategori kedua di mana harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli baru namun kondisi mesin umumnya masi bagus (berkisar antara 80% 90%). Kemudian kita mesin photocopy mulai terasa rewel karena banyak dipakai & titik impas dicapai barulah mesin tersebut dijual (menjadi mesin photocopy kategori ketiga). Jika anda berminat membuka usaha jasa photocopy maka kategori kedua inilah yang sangat cocok & sedapat mungkin jangan membeli mesin photocopy kategori ketiga. Pada artikel berikutnya saya akan coba membahas lebih lanjut lagi mengenai mesin photocopy kategori kedua serta tempat untuk membeli mesin photocopy kategori ini & tips membelinya :) Pada artikel sebelumnya telah dibahas tiga kategori mesin photocopy, pada artikel kedua ini akan saya bahas lebih dalam mesin photocopy kategori kedua karena memang mesin photocopy kategori inilah yang hampir digunakan di semua perusahaan jasa photocopy. Mesin photocopy itu sendiri dapat dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berjenis analog dan digital. Mesin photocopy jenis analog ini adalah mesin photocopy keluaran yang sudah sangat lama. Harganya tentu saja

jauh lebih murah dibandingkan dengan mesin-mesin photocopy jenis digital, namun dari segi kualitas dan ketersediaan spare-part tentu saja mesin photocopy jenis digital jauh lebih unggul. Umumnya mesin photocopy analog dibuat sebelum tahun 2000, namun ada juga mesin-mesin photocopy berjenis analog yang dibuat setelah tahun 2000. Kualitas hasil cetak mesin photocopy analog kurang baik dibandingkan dengan mesin photocopy digital, terutama ketika mencetak gambar atau gambar dan teks, contohnya adalah ijazah. Masalah lain adalah mesin-mesin photocopy jenis analog ini seringkali sulit mencari spare-partnya ketika terjadi kerusakan. Hal ini terjadi karena mesin tersebut sudah terlalu tua sehingga spare-partnya sudah mulai dihentikan produksinya. Menimbang hal ini, saya sangat menganjurkan anda untuk membeli mesin photocopy digital dibandingkan dengan mesin photocopy analog. Memang harganya mahal, namun seorang pebisnis tentu harus memperhitungkan efek jangka panjangnya. Apakah investasi yang telah dikeluarkan, memiliki nilai investasi jangka panjang yang baik atau tidak. Lebih lanjut lagi ketika membeli mesin photocopy ini, saya juga sangat menganjurkan membeli mesin photocopy yang umurnya di bawah 5 tahun dari tahun produksi. Misalkan sekarang ini tahun 2010, maka mesin photocopy yang sebaiknya anda beli sangat dianjurkan maksimal keluaran tahun 2005. Bidang industry elektronik merupakan salah satu bidang yang sangat cepat perkembangannya. 5 tahun menurut saya sudah cukup untuk dijadikan ambang batas toleransi apakah mesin tersebut masih layak pakai atau tidak. Pada artikel sebelumnya saya juga berjanji membahas tempat untuk membeli mesin-mesin photocopy ini. Kebetulan saya tinggal di kota Bandung sehingga tentu saja saya hanya dapat menyarankan yang ada di kota Bandung. Saya sangat berterima kasih apabila ada juga pembaca yang menyumbangkan informasi tempat-tempat membeli mesin photocopy kategori kedua di kota yang lain, sehingga dapat membantu orang lain yang berniat untuk memulai bisnis photocopy. Di kota Bandung, dua toko yang saya ketahui cukup baik untuk dijadikan mitra bisnis anda dalam usaha photocopy adalah Buana Citra Abadi (perusahaan ini juga ada di Jakarta) dan Radiance. Sejauh informasi yang saya tahu, kebanyakan perkantoran & perusahaan jasa photocopy membeli mesin dari kedua perusahaan ini. 2 faktor penting dalam pembelian mesin photocopy kategori kedua, pertama adalah mesin yang akan dibeli dan kedua adalah layanan purna jual. Apakah perusahaan tersebut menyediakan spare-part terutama drum & pemanas (2 spare-part ini akan sering diganti nantinya)? Bagaimana garansi yang ditawarkan perusahaan? Apakah teknisi yang ada di perusahaan dapat diandalkan & jujur? Saya sendiri pernah menjumpai pengalaman yang sangat pahit memperoleh mesin photocopy kategori ketiga dan ditangani oleh tukang servis yang tidak profesional. Dalam hitungan bulan usaha photocopy pun bangkrut karena biaya servis yang terlalu besar dan pemasukan yang minim karena mesin seringkali macet sehingga tidak dapat melayani konsumen. Kayanya udah kepanjangan nih artikel hehe :) pada artikel berikutnya saya coba bahas lebih dalam tips-tips ketika akan membeli mesin photocopy serta perhitungan biaya jika masih cukup. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Sudah lama juga saya tidak mem-post tulisan di blog saya ini :) tidak jarang saya menerima email yang bertanya cara memulai bisnis photocopy atau menanyakan kenapa saya tidak mengupdate blog saya. Satu tahun terakhir ini merupakan tahun terberat yang pernah saya hadapi, Tuhan memberkati saya dengan ujian besar ini supaya saya menjadi orang yang lebih kuat dan sabar (sesuai dengan nama kedua saya hehe :) ) Hmmm, saya sempat bingung ketika awal menulis artikel di blog ini setelah sekian lama tidak menulis. Sudah lupa terakhir menulis sampai mana & ide-ide topik yang akan ditulis sebelumnya sudah lupa total menguap entah kemana. Setelah melihat artikel-artikel sebelumnya, mungkin topik yang cocok adalah mengenai bisnis photocopy bagian 3 yang juga akan saya jadikan sebagai artikel terakhir untuk seri artikel memulai bisnis photocopy. Untuk mesin anda sudah sedikit paham poin-poin apa saja yang harus diperhatikan. Tidak mungkin juga kan berbisnis jasa photocopy hanya bawa mesin di toko :) Untuk memulai bisnis tentu anda membutuhkan toko atau tempat usaha. Tempat usaha bisa sewa, beli, atau anda sudah memilikinya. Jika anda berniat beli atau sewa cobalah tanyakan pada rekan-rekan anda. Tidak jarang mereka tahu tempat usaha yang disewakan/dijual dan cukup strategis untuk bisnis jasa photocopy. Strategis atau tidaknya suatu tempat untuk dijadikan usaha photocopy memang gampanggampang susah. Bisnis tidak seperti ilmu matematika yang memiliki kepastian. Tidak jarang prakiraan awal tempatnya strategis ternyata perusahaan merugi atau sebaliknya. Minimal jika dekat tempat anda banyak dilewati sekolah, universitas, atau perkantoran yang banyak membutuhkan jasa photocopy maka tempat tersebut cukup strategis. Untuk etalase dan rak sebagai display untuk penjualan alat tulis kantor dan lain sebagainya anda bisa hubungi tukang etalase & kayu/mebel membandingkan harga dan bentuk etalase / rak yang sesuai dengan keperluan usaha anda. Saran saya sedapat mungkin cari yang bekas dengan kondisi masih bagus. Barang-barang seperti ini jarang rusak & selisih antara barang bekas dengan baru cukup jauh. Terkadang saya mendapat email dimana mencari barang-barang alat tulis kantor dan sebagainya untuk dijual lagi di toko photocopy. Masih ingat dengan pelajaran ekonomi waktu SD & SMP, mengenai alur distribusi barang? Barang dibuat oleh produsen kemudian dikirim ke distributor hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen. Distributor ini pun terbagi lagi menjadi beberapa bagian di antaranya grosir dan pengecer. Nah pada alur distribusi barang ini saya asumsikan anda memiliki toko kecil-kecilan sehingga masuk pada kategori pengeer. Jadi tentu saja anda cari barang dari grosir. Anda sebagai pengecer memperoleh keuntungan dari selisih pembelian barang dari grosir dalam jumlah besar kemudian dijual eceran kepada konsumen. Kalau ditanya lebih detil kenapa harus ada grosir, pengecer, dan lain sebagainya bakal melenceng nih topik malah ke pembahas distribusi & ekonomi bukan bisnis photocopy lagi hehe :) mungkin di lain kesempatan saya bisa menulis pembahasan mengenai hal ini atau tanyakan kepada teman anda yang belajar ekonomi. Terakhir adalah masalah jilid, gimana sih cara jilid buku mulai dari yang tipis hingga yang tebal? Susah juga kalau menjelaskannya hanya melalui tulisan. Ketika saya memulai bisnis photocopy

saya pun tidak bisa menjilid buku, bahkan ketika mesin photocopy datang & toko siap buka saya tidak tahu cara menggunakan mesin photocopy! Triknya sederhana untuk soal ini tapi diperlukan kemauan & semangat :) (cie bahasanya haha) saya pura-pura jilid buku tipis ke tukang photocopy & perhatikan cara dia menjilid sambil tanya-tanya cara jilid & bahan yang dibutuhkan apa saja. Saya beberapa kali pura-pura menjilid ke toko photocopy lain dan kemudian saya praktekan sendiri. Trik lainnya adalah melihat video youtube cara menjilid buku :) Sampai sini tulisan saya untuk kali ini, semoga bermanfaat & silakan ajukan pertanyaan melalui email atau pun pada bagian komentar blog ini jika ada pertanyaan!

Anda mungkin juga menyukai