Anda di halaman 1dari 3

7 Kelemahan Print on Demand (Bagian Kedua)

by Anto Dachlan | Follow twitter @indonovelcom

Nulisbuku.com #1 print on demand Indonesia

Anda baru saja membaca seri artikel bagian pertama : 7 Kelebihan Print on Demand
Pada posting itu, saya katakan kalau kelebihan print on demand sekaligus juga menjadi
kelemahannya.
Agar lebih berimbang, maka pada bagian kedua ini saya akan menunjukkan kelemahan dari
model penerbitan ini.
Apa saja kelemahan itu ?
Saya menginventarisir sedikitnya ada 7 kelemahan print on demand :

1. Rendahnya kualitas editing


Situs penyedia jasa print on demand mengharuskan penulis sekaligus merangkap editor
bagi karyanya sendiri. Ini adalah konsekuensi dari model penerbitan berbiaya murah.
Sementara, kehadiran editor yang kompeten berkontribusi besar pada mutu terbitan Anda.
Penulis yang memaksakan diri menjadi editor harus paham bahwa editing bukan persoalan
EYD belaka. Butuh skill khusus untuk mengedit.
Anda bisa membandingkan sendiri mutu buku yang anda edit, dengan produk penerbit
buku mainstream yang diedit oleh editor professional.
Sebenarnya ada solusi untuk itu
Anda bisa memakai jasa freelance editor atau editor partikelir. Tapi cara ini otomatis
menuntut biaya tambahan.
Padahal anda memilih PoD, salah satunya karena faktor biaya minim. Benar ?

2. Penulis (dan pembaca) menanggung biaya promosi


dan distribusi
Sekarang pikirkan ini :

Mengapa royalty penulis dari penerbit buku mainstream secara umum berada di kisaran 8 10 % ?
Itu karena mereka memasukkan biaya promosi dan distribusi ke dalam ongkos produksi.
Lalu bandingkan dengan sistem PoD yang memberi royalty lebih besar. Salah satu
alasannya karena mereka hanya mengirim buku bila ada pesanan.
Tapi Anda perlu tahu faktanya.pembaca Andalah yang menanggung ongkos kirim
Hal yang sama berlaku untuk masalah promosi Andalah yang menanggung biayanya.
Jika Anda berharap buku bisa terjual signifikan, anda perlu mengeluarkan biaya ekstra
untuk promosi baik online & offline.

3. Wilayah pemasaran terbatas


Print on demand berarti tidak ada buku yang didistribusikan ke tempat manapun di planet
ini sebelum ada pemesan.
Dengan kata lain, buku anda tidak terlihat di pasar.
Anda mungkin bisa mengakali dengan cara membeli buku anda sendiri, kemudian
menitipkannya di sejumlah titik penjualan.
Tapi bila memang anda punya modal..seorang kawan saya, penulis buku indie,
menyarankan agar anda sekalian saja mencetaknya sendiri. Royalty 100 % menjadi milik
anda.

4. Menyita waktu lebih banyak


Anda mesti mengalokasikan waktu ekstra untuk aktifitas promo dan pemasaran.
Jika tidak, buku anda kemungkinan besar akan berakhir sebagai naskah soft copy di hard
disk percetakan.atau foto sampul buku semata di toko buku online.
Bukan berarti penulis yang dinaungi penerbit mainstream tidak melakukannya. Hanya saja
akses mereka ke pembaca umumnya mendapat sokongan penuh dari penerbit.

5. Harga jual lebih mahal


Saya pernah memesan buku produk self publishing dari medan, yang butuh ongkos kirim
Rp 20.000 untuk sampai di Makassar. Harga tersebut hampir setengah dari harga bukunya.
Seandainya saja saya tidak menggemari tulisan-tulisan dari penulis tersebut sebelumnya,
pasti saya tidak akan tertarik membelinya.

6. Ketimpangan bagi hasil


Saya pikir, angka 40 % fee bagi pihak nulisbuku.com agak besar.

Karena praktis, sebenarnya pihak nulisbuku.com hanya menyediakan mesin cetak dan
online store.
Anda bahkan belum tahu, apakah nulisbuku.com juga mengambil untung dari usaha
percetakan tersebut atau tidak ?
Sementara online store-nya saya yakin tidak lebih efektif ketimbang Anda memasarkannya
lewat blog pribadi atau jaringan sosial yang profil pasarnya Anda tahu betul.
Seorang penulis yang menggunakan jasa Nulisbuku.com mengakui sendiri hal ini.
Dia mengungkapa,n bahwa ada 50 eksemplar buku yang terjual lewat usahanya sendiri.
Sementara hanya 3 (mungkin termasuk satu yang dibelinya sendiri) yang terjual lewat situs
nulisbuku.com.

7. Minimnya apresiasi masyarakat


Pasar ideal bagi produk PoD yaitu pembelanja online.
Kondisi ideal ini akan terwujud bila sebagian besar masyarakat kita mulai familiar dengan
transaksi online.
..Dan faktanya anda tahu sendiri.
Selain itu, konsumen buku yang kritis, paham bahwa faktor kecepatan, kemudahan, dan
biaya murah print on demand, mestilah berkorelasi dengan mutu buku yang dihasilkan.

Pilihan ditangan Anda


Anda tahu, tidak ada model penerbitan yang sempurna 100 %.
Anda sudah tahu kelebihan print on demand pada seri artikel bagian pertama.. Saya harap,
pengetahuan itu bisa menghilangkan ketergantungan Anda pada penerbit konvensional.
Sementara maksud seri artikel bagian kedua ini, lebih supaya Anda memiliki referensi
yang cukup sebelum memilih situs penyedia jasa print on demand.
Ada banyak situs penyedia jasa print on demand diluar sana. Cermati baik-baik persyaratan
layanannya sebelum Anda menjatuhkan pilihan.
..dan jika Anda punya pengalaman menerbitkan dengan cara print on demand,
jangan ragu meninggalkan komentar dibawah.
Atau Anda mungkin punya teman yang berencana menerbitkan sendiri bukunya ? Anda
bisa meneruskan informasi ini via facebook & twitter.

Anda mungkin juga menyukai