Anda baru saja membaca seri artikel bagian pertama : 7 Kelebihan Print on Demand
Pada posting itu, saya katakan kalau kelebihan print on demand sekaligus juga menjadi
kelemahannya.
Agar lebih berimbang, maka pada bagian kedua ini saya akan menunjukkan kelemahan dari
model penerbitan ini.
Apa saja kelemahan itu ?
Saya menginventarisir sedikitnya ada 7 kelemahan print on demand :
Mengapa royalty penulis dari penerbit buku mainstream secara umum berada di kisaran 8 10 % ?
Itu karena mereka memasukkan biaya promosi dan distribusi ke dalam ongkos produksi.
Lalu bandingkan dengan sistem PoD yang memberi royalty lebih besar. Salah satu
alasannya karena mereka hanya mengirim buku bila ada pesanan.
Tapi Anda perlu tahu faktanya.pembaca Andalah yang menanggung ongkos kirim
Hal yang sama berlaku untuk masalah promosi Andalah yang menanggung biayanya.
Jika Anda berharap buku bisa terjual signifikan, anda perlu mengeluarkan biaya ekstra
untuk promosi baik online & offline.
Karena praktis, sebenarnya pihak nulisbuku.com hanya menyediakan mesin cetak dan
online store.
Anda bahkan belum tahu, apakah nulisbuku.com juga mengambil untung dari usaha
percetakan tersebut atau tidak ?
Sementara online store-nya saya yakin tidak lebih efektif ketimbang Anda memasarkannya
lewat blog pribadi atau jaringan sosial yang profil pasarnya Anda tahu betul.
Seorang penulis yang menggunakan jasa Nulisbuku.com mengakui sendiri hal ini.
Dia mengungkapa,n bahwa ada 50 eksemplar buku yang terjual lewat usahanya sendiri.
Sementara hanya 3 (mungkin termasuk satu yang dibelinya sendiri) yang terjual lewat situs
nulisbuku.com.