9. Magdalena Hurulean
10. Hasriati
Mengetahui
Dekan FKM UNCEN Kepala Distrik Muara Tami
KATA PENGANTAR
6. Reuter Sabarofek S.STP, Kepala Kelurahan Koya Barat dan seluruh masyarakat
Kelurahan Koya Barat yang sangat terbuka hatinya untuk menerima dan membantu
dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan I Tahun 2018.
Tim Penyusun
Kelompok VIII
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................................1
DAFTAR TABEL
Table 1. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Serta Fasilitas dan
Sarana
Table 2. Ketenagaan Puskesmas
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan umum kegiatan adalah agar mahasiswa dapat melakukan kajian terhadap
masalah-masalah kesehatan masyarakat di lapangan (community diagnosis) serta
melakukan upaya-upaya pemecahan masalah dengan pendekatan teori maupun praktek.
1.3. Manfaat
Secara umum manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam menggali dan
memahamipermasalahan kesehatan masyarakat serta menyusun alternatif solusi
dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
b. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat di
wilayah Kabupaten/Kota
c. Menjalin kerjasama antara pendidikan tinggi (FKM UNCEN) dengan pemerintah
daerah setempat.
a. Iklim
Kelurahan Koya Barat memiliki variasi curah hujan 2.764 mm/th
dengan suhu udara rata-rata 222̊ C - 332̊ C, musim hujan dan musim kemarau
tidak teratur. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 79% - 81%,
keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian dan peternakan.
b. Kondisi Tanah
Sebagian lahan di Kelurahan Koya Barat adalah merupakan hutan yaitu
seluas 4.967 Ha. Kesesuaian lahan untuk pembangunan di Kelurahan Koya
Barat dikelompokkan ke dalam Kawasan Budidaya dan Kawasan Non
Budidaya serta pemukiman dan lain-lain.
c. Mata Pencaharian
1. Jenis Kelamin N %
Laki-laki 4031 54,29
Perempuan 3393 45,17
Total 7424 100
2. Fasilitas/Sarana
Kantor Lurah 1
Gereja 11
Masjid 3
Mushola 14
Puskesmas 1
Posyandu 9
Pasar 1
Profil Kelurahan Koya Barat, 2018
d. Keturunan (heredity).
Keempat faktor inilah yang terkait dengan permasalahan kesehatan yang
diperoleh pada masyarakat Kelurahan Koya Barat. Adanya keterkaitan saling
mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain mempengaruhi
kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku sebaliknya juga
mempengaruhi lingkungan, dan perilaku juga mempengaruhi pelayanan
kesehatan, dan seterusnya. Melihat keempat faktor yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat tersebut, maka dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat, hendaknya intervensi yang nantinya akan
direncanakan harus diarahkan kepada keempat faktor tersebut.
a) Lingkungan (Environment)
Lingkungan tempat tinggal disekitar masyarakat Kelurahan Koya
Barat layak dihuni namun belum memenuhi syarat untuk kesehatan, terutama
pada rumah sebagian warga tersebut belum memakai kasa pada ventilasi
dan kurangnya pencahayaan yang masuk ke dalam rumah sehingga
menyebabkan kelembaban yang menimbulkan vektor-vektor penyebab
penyakit, seperti nyamuk, lalat, kecoak, dan lain-lain.
b) Perilaku (Behavior)
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
(Notoatmodjo, 1997).
Masyarakat Kelurahan Koya Barat kini sudah terbiasa membuang
sampah di TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang disediakan oleh petugas
kebersihan atau pun ada warga yang menyiapkan tempat sampah khusus dan
masyarakat di Kelurahan Koya Barat sebagian besar tidak mengkonsumsi
Tabel 3. diperoleh data sepuluh besar penyakit yaitu yang terbanyak adalah
ISPA sebanyak 7768 (32,36%), dan yang paling sedikit adalah Penyakit Tekanan Darah
2.1.4. Pendidikan
3. Faktor Budaya
Tylor (1924), budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta
kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
Bisa dikatakan warga Koya Barat adalah warga yang sudah modern atau
masyarakat kota sehingga kebiasaan yang berasal dari luar dapat dengan
mudahnya diterima masyarakat, hal ini didukung oleh perkembangan teknologi
dan juga kemudahan untuk mengakses informasi. Kebiasaan yang
mempengaruhi derajat kesehatan di Kelurahan Koya Barat diantaranya adalah
BAB III
No Karakteristik responden n %
1 Umur
No Jamkesmas/BPJS Kesehatan N %
1 Kepesertaan Jamkesmas/BPJS kesehatan
Ya 100 88,6
Tidak 13 11,4
Total 113 100
2 Lama Menjadi BPJS Kesehatan
<1 tahun 25 25
1 tahun 33 33
>3 tahun 42 42
Total 100 100
3 Kepuasan Pelayanan Puskesmas
Puas 90 90
Tidak puas 10 10
Total 100 100
4 Manfaat BPJS Kesehatn
Sangat bermanfaat 90 90
Kurang bermanfaat 10 10
Total 100 100
5 Pelayanan Mengurus BPJS Kesehatan
Mudah 92 92
Tidak mudah 8 8
Total 100 100
Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas/Pustu
6 Keramahan
Ya 98 98
Kurang 2 2
Total 100 100
7 Keterampilan
Ya 95 95
Kurang 5 5
Total 100 100
8 Kompentensi
Baik 95 95
Kurang baik 5 5
Total 100 100
Malaria n %
Perempuan 6 75
Laki–Laki 2 25
Total 8 100
Diare pada balita
Ya 1 3
Tidak 32 97
Total 33 100
Rheumatoid pada usialanjut
Perempuan 1 50
Laki–laki 1 50
Total 2 100
Ada Keluarga Menderita Hipertensi
Laki – laki 2 28,6%
Perempuan 5 71,4
Total 7 100
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel diatas,dalam satu bulan terakhir ini terdapat 6 orang (75%)
perempuan yang terserang malaria dan 2 orang (25%) laki – laki, sedangkan untuk
diare pada balita terdapat 1 orang (3%) dari 33 balita yang didata dan untuk rheumatoid
pada usia lanjut terdapat 1 orang (50%) perempuan dan 1 orang (50%) laki laki dari 2
responden,dan pada riwayat hipertensi terdapat 7 orang (100%) menderita hipertensi
diantaranya 2 laki – laki (28,6%) dan 5 perempuan (71,4%).
Benar 41 36,2
Salah 44 38,9
Tidak Diisi 28 25,6
Total 113 100
Pengetahuan Tentang Kepada Siapa
Pemeriksaan Kehamilan
Benar 60 53,0
Salah 45 39,8
Tidak Diisi 8 27,5
Total 113 100
Pengetahuan Tentang Awal Pemeriksaan
Kehamilan
Benar 49 43,3
Salah 47 35,3
Ya 48 42,4
Tidak 60 53,0
Total 113 100
Tidak 58 51,3
Total 113 100
Tidak 60 53,0
Total 113 100
Tidak 60 53,0
Total 113 100
Dari data table diatas menunjukkan banyaknya yang benar dalam pengetahuan
suami tentang pemeriksaan kehamilan ibu sebanyak 53 atau 46,9% responden, lalu pada
yang salah dalam pengetahuan suami tentang pemeriksaan kehamilan ibu sebanyak 59
atau 52,2% responden , yang menunjukkan banyaknya yang benar dalam pengetahuan
suami tentang tujuan dari pemeriksaan kehamilan ibu sebanyak 52 atau 46,0%
responden, lalu pada yang salah dalam pengetahuan suami tentang tujuan dari
pemeriksaan kehamilan ibu sebanyak 60 atau 53,0% responden, yang menunjukkan
banyaknya yang benar dalam pengetahuan suami tentang manfaat dari pemeriksaan
kehamilan ibu sebanyak 50 atau 44,2% responden dan yang salah dalam pengetahuan
suami tentang manfaat dari pemeriksaan kehamilan ibu ditemukan sebanyak 60 atau
51,7% responden, yang menunjukkan banyaknya yang benar dalam pengetahuan suami
tentang dampak dari tidak melakukan pemeriksaan kehamilan ibu sebanyak 52 atau
46,0% responden, lalu pada yang salah dalam pengetahuan suami tentang dampak dari
Dari Tabel 14 diperoleh data responden berdasarkan alat yang digunakan untuk
memotong tali pusat adalah yang menggunakan gunting sebanyak 22(19,4%), yang
menggunakan silet sebanyak 0 , dan sebanyak 91 (80,5%) responden tidak terjawab.
Berdasrkan yang mengunakan alcohol adalah sebanyak 22(19,4%) responden yang
menggunakan betadine sebanyak 0 dan sebanyak 91 (80,5) responden tidak terjawab,
berdasarkan yang merawat tali pusat setelah persalinan sampai putus, yang terbanyak
adalah nenek/keluarga sebanyak 3 (2,6%), dan ibu sebanyak 0 yang paling sedikit
adalah bidan sebanyak 17 (15,0%) dan 91(80,5%) tidak terjawab
4.5.4 Remaja
Table 15. Distribusi Responden Berdasarkan IMS (Infeksi Menular Seksual) di
RW 03 dan RW 04 Kelurahan Koya Barat Tahun 2018
n %
IMS( Infeksi menular seksual )
Benar 40 75.4
Salah 10 18.6
Tidak terjawab 3 9.4
Total 53 100
Bahaya merokok
Benar 50 94.3
Tidak terjawab 3 9.4
Total 53 100
Narkoba
Benar 45 84,9
Salah 12 22.6
Table 16. Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI dan MP-ASI (Khusus
ART Umur 0-23 Bulan) di RW 03 dan RW 04 Kelurahan Koya Barat
Tahun 2018
Total 33 100
2 Lama proses peletakan bayi tengkurap
< 1 jam 20 60,7
Tidak Diketahui 13 39,3
Total 33 100
3 Kapan proses peletakan mulai dilakukan
<15 menit 8 24,2
15 - <30 menit 10 30,3
Tidak Diketahui 15 45,5
Total 33 100
4 Proses pelekatan sampai anak menghisap
puting susu ibu
Ya 8 24,2
Tidak 6 18,1
Tidak diketahui 19 57,7
Total 33 100
5 Ibu mulai melakukan proses menyusui untuk
pertama kali setelah bayi dilahirkan
< 1 jam 12 36,4
1 jam - <24 jam 10 30,3
Tidak Diketahui 11 33,3
Total 33 100
6 Sebelum anak disusui/ ASI pertama kali
pernah diberikan selain ASI
Ya 6 18,1
Tidak 5 15,2
Tidak diketahui 22 66,7
Total 33 100
7 Jenis makanan/minuman yang pernah
diberikan
Susu formula 12 36,5
Air putih 6 18,2
Susu non formula 5 15,1
Air kelapa 1 3,0
Madu 1 3,0
Buah dihaluskan 3 9,0
Teh manis 1 3,0
Nasi dihaluskan/papeda 4 12,2
Total 33 100
Tabel 16 diatas diperoleh data diantaranya, bayi baru lahir yang diletakkan
secara tengkurap di dada atau perut ibu tanpa ada penghalang sebanyak 20 bayi
(60,7%). Pelekatan bayi pada ibu yang dilakukan 15 menit - <30 menit sebanyak 10
bayi (30,4%). Proses peletakan tersebut sampai menghisap puting susu ibu sebanyak 8
bayi (24,2%). Ibu paling banyak mulai melakukan proses menyusui untuk pertama kali
setelah bayi dilahirkan sebanyak <1 jam sebanyak 12 bayi (36,4%). Anak pernah di
berikan makanan/minuman lain sebelum mulai disusui atau diberi ASI pertama kali
sebanyak 6 bayi (18,1%) dengan jenis konsumsi tertinggi yaitu susu formula sebanyak
10 bayi (30,4%) dengan alasan tertinggi asi ibu belum keluar sebanyak 9 responden
(27,4%). Dalam 24 jam terakhir anak hanya mendapatkan air susu ibu saja sebanyak 10
bayi (30,4%) dan bayi sejak lahir sampai dengan 24 jam terakhir pernah diberikan
makanan/minuman selain ASI sebanyak 10 bayi (30,4%). Bayi pertama kali mulai
diberi makanan/minuman selain ASI saat umur > 30 hari sebanyak 12 bayi (36,5%)
selama 8 bulan. Jenis makanan yang diberikan tertinggi oleh ibu yaitu susu formula
sebanyak 12 bayi (36,5%). Bayi sudah disapih sebanyak 10 bayi (30,4%) , bayi disapih
sejak 12 bulan lalu sebanyak 9 bayi (27,4%).
Total 29 100
2. Biskuit Lokal
Ya 6 20,8
Tidak diketahui 23 79,2
Total 29 100
3. Susu Bubuk
Ya 2 6,9
Tidak diketahui 27 93,1
Total 29 100
4. Susu Cair
Tidak diketahui 29 100
Total 29 100
5. Lainnya (Bubur Sun)
Ya 3 10,3
Tidak diketahui 26 89,7
Total 29 100
PMT Dihabiskan
1. Biskuit Program
Ya 2 6,9
Tidak diketahui 27 93,1
Total 29 100
2. Jenis PMT Lainnya
Ya 1 3,4
Tidak diketahui 28 96,6
Total 29 100
Sumber : Data Primer, 2018
No Penimbangan Balita n %
1 Keluarga Yang Memiliki KMS
Tidak Ada Balita 10 30,3
Memiliki KMS 7 21,2
Memiliki KMS (Pengakuan Ibu) 15 45,5
Tidak Memiliki 1 3,0
Total 33 100
2 Balita Pernah Ditimbang
Tidak diketahui 20 60,7
Pernah 12 36,3
Tidak 1 3,0
Total 33 100
3 Tempat Menimbang
Tidak Diketahui 15 45,4
puskesmas 4 12,1
posyandu 14 42,5
pustu 0 0
Total 33 100
4 Banyaknya Penimbangan dalam 6 Bulan
Terakhir
1 kali 2 6,0
2 kali 3 9,0
3 kali 5 15,2
4 kali 6 18,2
5 kali 5 15,2
6 kali 2 6,0
Tidak diketahui 10 30,4
Total 33 100
5 Sumber Informasi Penimbangan dalam 6
Bulan Terakhir
Tidak Diketahui 15 45,4
KMS/Buku KIA/Register 7 21,2
Pengakuan Ibu 11 33,4
Total 33 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel diatas diperoleh data keluarga yang memiliki KMS menurut
pengakuan ibu sebanyak 15 keluraga (45,5%). Kemudian diperoleh data balita yang
pernah ditimbang sebanyak 12 balita (36,3%). Berdasarkan tempat menimbang balita
Status gizi n %
Balita (berat badan menurut umur)
Tidak Diketahui 13 39,4
Gizi Buruk 2 6,0
Gizi kurang 3 9,0
Gizi baik 9 27,4
Gizi lebih 2 6,0
Tidak diukur 4 12,2
Total 33 100
Status gizi balita(tinggi badan menurut umur)
Tidak Diketahui 18 54,6
Pendek 4 12,2
Sangat pendek 1 3,0
Normal 2 6,0
Tinggi 2 6,0
Sangat tinggi 2 6,0
Tidak diukur 4 12,2
Total 33 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data responden berdasarkan status gizi balita
(berat badan balita menurut umur) yang berstatus gizi baik sebanyak 9 balita (27,4%).
berdasarkan status gizi balita (tinggi badan menurut umur) yang bertinggi badan pendek
sebanyak 4 balita (12,2%).
responden berdasarkan ibu minum talbet besi selama hamil adalah ibu tidak
minum talbet besi selama hamil sebanyak 92 (81,4%), dan ibu minum talbet besi
selama hamil sebanyak 21 (18,6%). Responden berdasarkan ibu pada saat ini ber
KB adalah ibu pada saat ini tidak ber KB sebanyak 18 (15,9%), dan ibu pada
saat ini ber KB sebanyak 95(84,1%). Responden berdasarkan bayi dan balita
lengkap diberikan kapsul vitamin A adalah bayi dan balita lengkap diberikan
kapsul vitamin A sebanyak 21 (18,6%) dan bayi dan balita tidak diberikan
kapsul vitamin A sebanyak 92 (81,4%). Responden berdasarkan ibu menimbang
balita setiap bulan adalah ibu menimbang balita setiap bulan sebanyak 20
(17,6%) dan ibu tidak menimbang balita setiap bulan sebanyak 93 (82,3%).
Responden berdasarkan ibu mengimunisasi lengkap bayi adalah ibu
mengimunisasi lengkap bayi sebanyak 21 (18,6%) dan ibu tidak mengimunisasi
lengkap bayi sebanyak 92 (81,4%). Responden berdasarkan hanya diberikan ASI
saja adalah diberikan ASI saja sebanyak 16 (14,2%), dan tidak diberikn ASI
sebanyak 97 (85,8%). Responden berdasarkan menyusui dini setelah bayi lahir
adalah menysui dini setelah bayi lahir sebanyak 20 (17,7%) tidak menyusui dini
setelah bayi lahir sebanyak 93(82,3%). Responden berdasarkan ibu/bapak
menjadi anggota dana sehat (JPKM) adalah ibu/bapak menjadi anggota dana
sehat (JPKM) sebanyak 95 (84,1%), dan ibu/bapak menjadi dana sehat (JPKM)
sebanyak 17 (15,0%). Responden berdasarkan merokok dalam 1 hari terbanyak
adalah yang baling banyak merokok dalam 1 hari sebanyak 67 (59,5%), dan
yang paling sedikit 11 (9,8%), dan yang sedikit sebanyak 33 (29,5%).
Responden berdasarkan masak dengan menggunakan garam beryodium adalah
yang masak dengan menggunakan garam beryodium sebanyak 111 (98,2%) dan
yang tidak masak dengan menggunakan garam beryodium sebanyak 2 (1,8%).