General (2)
Mei 26, 2013 oleh joetomo 4 Komentar
Tulisan ini adalah bagian kedua dari tulisan sebelumnya mengenai diagram/lingkaran Mohr.
Disini saya akan menurunkan persamaan lingkaran Mohr untuk kasus general dimana ketiga
tegangan prinsipal nilainya tidak nol.
Urutan lengkap dari rangkaian tulisan tentang interpretasi grafis dari tegangan menggunakan
lingkaran Mohr adalah sbb:
Pada tulisan pertama kita telah mendapat 2 poin penting soal tegangan, yaitu:
1. Tegangan pada suatu bidang, tidak selalu kolinear dengan normal dari bidang
tersebut. Komponen tegangan yang kolinear dengan normal dari bidang adalah
tegangan normal , sedangkan komponen tegangan yang tidak kolinear adalah
tegangan geser
2. Pada suatu pembebanan dengan tegangan pada sumbu-sumbu prinsipal sistem, tanpa
beban tegangan geser sama sekali, ternyata tegangan geser dapat tercipta pada sumbu
lokal sistem.
Poin pertama secara eksplisit menyatakan bahwa kita dapat mendekomposisi tegangan
menjadi sbb :
Sedangkan poin kedua menyatakan bahwa seluruh kondisi tegangan pada sumbu/orientasi
lokal elemen harus dianalisis untuk mengetahui kapan tegangannya paling maksimum.
Namun adalah tegangan pada suatu permukaan yang nilainya tergantung pada arah
orientasi sembarang . Padahal nilai yang kita ketahui hanyalah nilai-nilai komponen tensor
tegangan pada sistem sumbu global.
Oleh karena itu tugas kita adalah menghubungkan komponen tensor tegangan yang telah
diketahui dengan sistem sumbu bidang Mohr yang masing-masing adalah tegangan
normal dan tegangan geser pada suatu permukaan.
Hubungan tegangan dan tensor tegangan untuk orientasi sembarang adalah sbb :
Bila dapat didekomposisi menjadi vektor-vektor basis dari sistem koordinat kartesian
Kemudian sebelumnya juga telah kita ketahui bahwa tegangan pada orientasi sembarang
dapat didekomposisi menjadi :
Bila adalah vektor-vektor basis dari sistem koordinat kartesian, maka persamaan diatas
dapat dijabarkan menjadi :
Persamaan ketiga merupakan definisi dari vektor orientasi dari permukaan sembarang yang
didekomposisi pada vektor basisnya, yaitu
Karena nilai skalar dari vektor orientasi adalah satu, maka persamaan diatas dapat
disederhanakan menjadi :
Ini adalah persamaan ketiga dari proses menghubungkan komponen tensor tegangan dengan
komponen tegangan normal dan gesernya
Ketiga variabel adalah variabel yang akan kita cari. Solusi dari persamaan diatas
adalah sbb :
Persamaan yang agak rumit diatas dapat disederhanakan dengan mengambil satu asumsi
penting. Kita asumsikan bahwa tegangan prinsipal masing-masing adalah
tegangan prinsipal mayor, intermedier, dan minor, dimana besarnya :
Asumsi ini dapat menyederhanakan persamaan yang kita peroleh sebelumnya, karena artinya
kita bisa memprediksi penyebut dari persamaan sebelumnya, apakah bernilai positif atau
negatif.
Karena nilainya nol atau positif, maka nilai pembilangnya dapat diketahui juga,
yaitu sbb :
Nah, ketiga persamaan diatas adalah bentuk persamaan lingkaran !! Oleh karena itu kita dapat
gambarkan ketiga persamaan diatas dalam bidang Mohr dalam bentuk 3 buah lingkaran.
Hasil penggambarannya adalah seperti pada gambar dibawah ini.
Diagram Mohr
Sehingga bila digabungkan, diperoleh bagian berarsir hijau yang merupakan daerah solusi
tegangan normal dan geser yang mungkin dicapai dari pembebanan yang diberikan.
Kesimpulannya : Dengan mengetahui komponen tensor tegangan pada salah satu orientasi
saja, maka kita dapat menggambarkan ketiga lingkaran Mohr-nya. Kemudian menggunakan
lingkaran Mohr, kita dapat dengan mudah mengetahui tegangan normal dan geser yang
terjadi pada seluruh orientasi lainnya.
Elaborasi lebih jauh bagaimana menginterpretasi tegangan normal dan geser pada orientasi
lainnya khususnya pada kondisi plane stress akan dilanjut ke posting berikutnya