UNJ
Disusun Oleh:
Fatmawati (4115160455)
Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
observasi tentang kualitas pelayanan publik di Klinik Pratama UNJ dari mata
kuliah Hukum Administrasi Negara dengan sebaik mungkin meski masih banyak
kekurangan dalam laporan ini. Dan kami berterima kasih kepada Ibu Dwi
Afrimetty selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Administrasi Negara yang
telah memberikan tugas kepada kami.
Kami sangat berharap laporan ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
ilmu serta pengetahuan kita mengenai pelayanan publik. Kami juga menyadari
untuk menuju laporan observasi yang sempurna sangatlah sulit. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik, saran atau usulan demi perbaikan laporan yang kami
buat untuk laporan berikutnya mengingat bahwa saran adalah cara membangun
menuju suatu kesempurnaan. Kami berharap semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan kami khususnya, baik untuk
bahan mengajar mahasiswa serta sebagai bahan pengetahuan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, mohon maaf bila terdapat kesalahan
dalam kata-kata maupun penulisan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
3.1.4 Struktur Organisasi .......................................................................... 13
BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 37
iv
BAB I PENDAHULUAN
Pelayanan publik yang berkualitas atau yang biasa disebut dengan pelayanan
prima merupakan pelayanan terbaik yang memenuhi standar kualitas pelayanan.
Jika suatu Instansi pemerintah dan lembaga lainnya mampu menerapkan standar
kualitas tersebut maka sudah dapat dikatakan bahwa Instansi pemerintah dan
lembaga tersebut telah memberikan kualitas pelayanan yang baik.
1
Berdasarkan beberapa uraian masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan
observasi di Klinik Pratama UNJ dengan judul “Kualitas Pelayanan Publik Di
Klinik Pratama UNJ”.
2
BAB II LANDASAN TEORI
Empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu (Bharata, 2003, p.
11):
a. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan
tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan
dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).
b. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen yang
menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
c. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan
kepada pihak yang membutuhkan layanan.
d. Kepuasan Pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan.
3
kesehatan adalah hak bagi setiap warga masyarakat yang dilindungi oleh
Undang-Undang Dasar. Setiap Negara mengakui bahwa kesehatan menjadi
modal terbesar untuk mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, perbaikan
pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber
daya manusia untuk mencapai masyarakat yang sejahtera (welfare
society).
2. Pendidikan dasar
Bentuk pelayanan dasar lainnya adalah pendidikan dasar, sama seperti
kesehatan, pendidikan meruakan suatu bentuk investasi sumber daya
masnusia. Masa depan suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh seberapa
besar perhatian pemerintah terhadap pendidikan masyarakatnya. Tingkat
pendidikan juga berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan karena
pendidikan merupakan salah satu komponen utama dalam lingkaran setan
kemiskinan sebagaimana digambarkan di atas. Oleh karena itu, untuk
memotong lingkaran setan kemiskinan salah satu caranya adalah melalui
perbaikan kualitas pendidikan.
3. Bahan kebutuhan pokok masyarakat
Selain kesehatan dan pendidikan, pemerintah juga harus memberikan
pelayanan kebutuhan dasar yang lain, yaitu bahan kebutuhan pokok.
Bahan kebutuhan pokok masyarakat itu misalnya beras, minyak goreng,
minyak tanah, gula pasir, daging, telur ayam, susu, garam beryodium,
tepung terigu, sayur mayur, semen, dan sebagainya. Dalam hal penyediaan
bahan kebutuhan pokok, pemerintah perlu menjaga stabilitas harga
kebutuhan pokok masyarakat dan menjaga ketersediannya di pasar
maupun di gudang dalam bentuk cadangan atau persediaan.
b. Pelayanan Umum
Selain pelayanan kebutuhan dasar, pemerintah sebagai instansi penyedia
pelayanan publik juga harus menyediakan pelayanan umum kepada
masyarakatnya. Pelayanan umum yang harus diberikan pemerintah terbagi
dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Pelayanan Administratif
Merupakan pelayanan berupa penyediaan berbagai bentuk dokumen yang
4
dibutuhkan oleh publik misalnya: pembuatan Kartu Tanda Penduduk
(KTP), sertifikat tanah, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
(STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pasport.
2. Pelayanan Barang
Pelayanan barang adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk/jenis barang yang menjadi kebutuhan publik, meliputi: jaringan
telepon, penyediaan tenaga listrik, penyediaan air bersih.
3. Pelayanan Jasa
Pelayanan jasa adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhukan publik, misalnya: pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, jasa pos, sanitasi lingkungan persampahan,
drainase, jalan dan trotoar, parkir, penanggulanagan bencana banjir,
gempa, gunung meletus dan kebakaran, pelayanan sosial (asuransi atau
jaminan sosial).
5
Suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana,
mengimplementasikan rencana, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-
aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan yang tegas dan
ramah terhadap konsumen, terciptanya interaksi khusus dan control kualitas
dengan pelanggan.
6
Ratminto dan Atik juga berpendapat bahwa tolok ukur keberhasilan pelayanan
ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Sedangkan tingkat kepuasan
penerima layanan ini akan dapat diperoleh apabila seorang penerima layanan
tersebut mendapatkan jenis pelayanan sesuai dengan yang mereka harapkan dan
butuhkan. Dengan demikian maka kebutuhan penerima layanan harus sebisa
mungkin dipenuhi agar diperoleh kepuasan. Sesuai yang dikemukakan pula oleh
Moenir (Tangkilisan , 2005). Agar pelayanan dapat memuaskan orang atau
kelompok orang yang dilayani, maka pelaku yang bertugas melayani harus
memenuhi empat kriteria pokok yaitu sebagai berikut:
7
Kenyamanan yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman dengan menggunakan pendingin ruangan agar
pengguna layanan nyaman dalam melakukan pelayanan, bersih, rapi,
lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan.
3. Kemudahan dalam proses pelayanan
Kemudahan proses pelayanan yaitu kemudahan pengguna layanan dalam
mengurus keperluannya di kantor pelayanan, kemudian kemudahan
tempat dan lokasi serta sarana dan prasarana dan pendukung lainnya yang
memadai.
4. Kedisiplinan pegawai dalam melayani pengguna layanan
Kedisiplinan yaitu dimana pegawai pelayanan disiplin dalam melayani
pengguna layanan seperti mengerjakan keperluan pengguna layanan
dengan tepat waktu dan tidak membuat pengguna layanan menunggu
terlalu lama.
b. Dimensi Reability (Kehandalan), terdiri atas indikator :
1. Kecermatan pegawai dalam melayani pengguna layanan
Kecermatan atau ketelitian pegawai sangat diperlukan agar tidak terjadi
kesalahan dalam melayani pengguna layanan.
2. Memiliki Standar pelayanan yang jelas
Dalam melakukan pelayanan publik, penyedia layanan harus mempunyai
standar pelayanan publik yang jelas meliputi prosedur pelayanan, waktu
pelayanan, biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana prasarana, dan
kompetensi petugas pelayanan.
3. Kemampuan menggunakan alat bantu pelayanan
Kemampuan pegawai pelayanan dalam menggunakan alat bantu yang
tersedia sangat dibutuhkan agar memudahkan pengguna layanan dalam
melakukan proses pelayanan.
4. Keahlian petugas menggunakan alat bantu pelayanan
Keahlian berarti sudah lebih mampu dalam menguasai. Keahlian
merupakan sesuatu yang harus dimiliki pegawai dalam proses pelayanan
agar pelayanan berjalan dengan lancar.
8
c. Dimensi Responsiviness (Respon/Ketanggapan), terdiri atas:
1. Merespon setiap pelanggan
Sikap respon ini dibutuhkan agar pengguna layanan merasa senang dan
merasa dihargai ketika pegawai layanan dapat memberikan sikap respon
kepada pengguna layanan.
2. Pelayanan dengan cepat dan tepat
Pengguna layanan akan merasa senang ketika pengguna layanan
mengerjakan keperluan pengguna layanan dengan cepat dan tepat. Tepat
di sini dapat diartikan pegawai memberikan layanan sesuai dengan
keperluan pengguna layanan.
3. Respon keluhan pelanggan
Setiap penyedia layanan publik wajib untuk merespon dan menanggapi
keluhan pelanggan. Biasanya keluhan terjadi jika pegawai layanan tidak
melaksanakan proses pelayanan dengan baik.
d. Dimensi Assurance (Jaminan), terdiri atas indikator :
1. Jaminan Tepat waktu pelayanan
Jaminan tepat waktu sangat diperlukan oleh pengguna layanan agar
pengguna layanan merasa yakin dengan waktu yang diberikan oleh
penyedia layanan.
2. Jaminan Kepastian biaya dalam pelayanan
Jaminan kepastian biaya biasanya ada pada standar pelayanan publik
masing-masing penyedia pelayanan.
3. Jaminan Legalitas dalam pelayanan
Jaminan legalitas dalam pelayanan biasanya berupa SK.
e. Dimensi Emphaty (Empati), terdiri atas indikator :
1. Mendahulukan kepentingan pengguna layanan
Pengguna layanan merupakan prioritas dalam proses pelayanan. Sebagai
pegawai pelayanan sebaiknya mendahulukan kepentingan pengguna
layanan dari pada kepentingan yang bersifat pribadi.
2. Melayani dengan sikap ramah dan sopan santun
Keramahan dan kesopanan pegawai sangat diperlukan dalam proses
pelayanan agar pengguna layanan merasa senang dengan pelayanan yang
9
diberikan oleh penyedia layanan khususnya pegawai pelayanan. Pengguna
layanan akan merasa sangat dihargai ketika pegawai pelayanan bersikap
ramah dan sopan santun.
3. Tidak diskriminasi
Dalam melayani pengguna layanan, pegawai tidak boleh membeda-
bedakan pengguna layanan yang akan mengurus keperluannya di kantor
pelayanan. Semua harus dilayani sesuai dengan nomor antrian yang
disediakan.
4. Melayani dan menghargai setiap pelanggan
Sikap menghargai dalam melayani hampir sama dengan sikap sopan
santun. Sikap menghargai dapat dilakukan dengan menyapa serta
tersenyum dengan pengguna layanan, menanyakan keperluan pengguna
layanan, memberikan penjelasan yang berkaitan dengan keperluan
pengguna layanan dan berusaha agar kebutuhan pengguna layanan dapat
terpenuhi.
10
BAB III HASIL OBSERVASI
Balai Pengobatan IKIP pada saat itu di kelola oleh Bapak (Alm) Prof. Dr.
Emmo dibantu oleh Ibu Sri Suendah (pensiun tahun 2011) dengan kepala Klik
merangkap dokter penanggung jawab dr. Hardianto Wibowo (dosen FIK UNJ)
tahun 1983 sampai dengan tahun 2013. Kemudian Klinik Pratama UNJ berganti
menjadi Pusat Layanan Kesehatan dan Konseling (PLKK) UNJ seiring dengan
pelantika dr. Ruliando Hasea Purba, MARS, SpRM sebagai kepala (disahkan oleh
Rektor UNJ melalui SK Rektor UNJ No. 571/SP/2013) hingga saat ini.
Klinik Pratama PLKK UNJ memiliki pelayanan poli umum yaitu pemeriksaan
umumu, surat keterangan sehat dan pemerikasaan penunjang seperti EKG dan lab
sederhana (GDS, asam urat dan kolesterol) dan pelayanan poli gigi yaitu
konsultasi, pencabutan, penambalan, pembersihan karang gigi, dan perawatan gigi
lainnya. Semua pelayanan di Klinik Pratama PLKK UNJ adalah sebagai fasilitas
kesehatan untuk Civitas Akademik (Mahasiswa, Karyawan, dan Dosen) UNJ serta
masyarakat umum di lingkungan sekitar UNJ.
11
dengan tenaga medis yang kompeten dan profesional serta dengan
biaya terjangkau.
12
3.1.4 Struktur Organisasi
13
Rumah Tangga : Ahmad Bahriansyah Husen
1. Poli Umum
Pelayanan medik umum
Konsultasi Kesehatan Pemeriksaan kesehatan / Surat keterangan sehat
Pelayanan KB ( Suntik dan Pil)
Tindakan Medik Tingkat Sederhana
Tindakan Darurat Medik Sederhana
Pemeriksaan laboratorium sederhana : GDS, Hb, Kholesterol, Asam
Urat
EKG
2. Poli Gigi
Konsultasi
Pencabutan
Penambalan
Pembersihan karang gigi (Scalling)
Perawatan saluran akar
Pemasangan gigi palsu
14
13.00 - 15.00 drg. Ima Mutiara
UMU
09.30 - 15.00 dr. Tresnani Anshoringsih
M
Waktu Istirahat :
15
Jumlah Pasein
Bulan
2015 2016 2017 2018
16
Sesuai SK maka Kepala PLKK bertanggungjawab kepada rektor UNJ.
Rencananya sekarang hanya menjadi koordinator tetapi menunggu SK dan
rektor yang baru.
2) Apa kendala yang dihadapi pegawai dalam pengelolaan Klinik UNJ?
Dalam laporan ke UNJ prosesnya sangat lambat, dan kurangnya
pemahaman mengenai kata “konseling” dalam PLKK karena yang
dimaksud disini adalah konseling kesehatan bukan BK. Ini yang
menyebabkan di struktur organisasi masih kosong. Komunikasi juga
menjadi kendala utama, contohnya renovasi sudah minta dari tahun lalu.
3) Bagaimana evaluasi petugas dalam pelayanan Klinik UNJ?
Evaluasi dilakukan secara rutin dan dilaporkan ke Puskesmas Pulogadung
sebagai mitra kerjasama.
4) Apakah Klinik UNJ sudah terbangun sesuai rencana?
Sudah sesuai bahkan sudah jauh berkembang tetapi masih ingin dilakukan
pengembangan baik fasilitas (sedang direnovasi bagian belakang untuk
dijadikan ruangan doctor spesialis) dan juga ingin dikembangkan dengan
mendirikan Fakultas Kedokteran.
5) Bagaimana penyediaan sumber finansial untuk pelayanan Klinik UNJ?
Finansial berasal dari rektorat UNJ da nada profit dari masyarakat sekitar
UNJ yang berobat di UNJ.
6) Bagaimana komunikasi dan koordinasi antar pegawai dalam layanan
Klinik UNJ?
Baik, kalau ada masalah antar pegawai ataupun butuh sesuatu seperti obat
habis langsung diomongin lewat grup WA.
7) Bagaimana upaya yang sudah dilakukan petugas dalam mengatasi
hambatan/masalah yang ada?
Jika ada masalah termasuk petugas melakukan kesalahan seperti telat atau
hal lainnya diselesaikan lewat cara kekeluargaan ataupun hanya sebatas
diberi peringatan saja. 3 bulan sekali juga rutin dilakukan rapat internal.
8) Apakah disini bisa menggunakan BPJS?
17
Karena kita belum bekerjasama dengan BPJS dan syaratnya harus lulus
prudential dinilai dari akreditasi, nah baru akan diakreditasi butuh waktu
2-3 tahun. Setelah itu baru bisa menerima BPJS.
9) Bagaimana sarana prasarana disini?
Dari kelengkapan alat sudah lumayan tetapi untuk alat-alat di poli gigi
merasa masih kurang karena hanya ada 1 sedangkan perawatan gigi kan
lama. Jadi sering ditolak-tolak pendaftarnya karena sudah banyak.
10) Siapa saja yang menjadi pasien/penerima layanan disini?
Dikhususkan untuk masyarakat UNJ tetapi non-UNJ juga boleh tetapi
biasanya hanya keluarga pegawai UNJ dan alumni UNJ.
11) Selama ini ada kotak saran apa ngga sih?
Selama ini saya sudah suruh dan harusnya ada dimana-mana.
12) Biaya pengobatan di Klinik UNJ?
Murah poli umum hanya Rp. 5.000,- tapi poli gigi beda-beda karena ada
tindakan. Tetapi untuk masyarakat UNJ dapat dana subsidi dari UNJ.
Hasil Wawancara
18
Mereka puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Klink UNJ. Para petugas dan
dokter yang ada di Klink UNJ sangat lah ramah dan sopan-sopan. Serta mau
mendengarkan keluhan para pasein dengan sabar. Selain itu mereka berpaikan
rapih.
Keempat kriteria tersebut sudah ada pada para petugas dan dokter yang ada di
Klinik UNJ.
Menurut saya agar Klink UNJ bisa lebih bagus lagi maka obat-obat yang
ada di Klinik UNJ harus lah ditingkatkan lagi agar para pasien bisa puas dengan
obat yang ada di Klink UNJ. Dan untuk hasil pengkerjaan dari dokter gigi
sebaiknya alat-alat yang ada di ruangan dokter gigi bisa diperbarui lagi dengan
alat-alat yang lebih canggih dan terbaru dan ditambahkan lagi karena dari hasil
19
wawancara ada alat dokter gigi yang masih rusak. Sehingga dokter gigi yang bisa
bekerja hanya satu saja padahal banyak pasien yang ingin berobat ke Poli Gigi.
Hasil wawancara
Analisis
20
Setiap Negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal besar untuk
mencapai kesejahteraan. Dengan demikian kebutuhan dasar yang diterima pasien
telah didapatkan dengan baik. UNJ sebagai Universitas yang membawahi klinik
tersebut mampu menyediakan layanan kesehatan bagi mahasiswa sesuai dengan
amanat Undang - undang Dasar. Kedua, pasien juga mengatakan bahwa kualitas
pelayanan di Klinik Prtama UNJ sudah bagus. Mulai dari pegawai yang ramah
maupun dokter yang baik dan interaktif terhadap pasien. Menurut Wyckof dalam
Tjiptono (1996:59) mengartikan kualitas pelayanan sebagai keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Hal ini berarti pasien telah mendapatkan pelayanan yang
memuaskan. Karena menurut Wyckof kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari
sudut pandang pihak penyelenggara atau penyedia layanan (dalam hal ini adalah
pihak klinik UNJ) melainkan berdasarkan presepsi masyarakat (pelanggan)
sebagai penerima layanan. Hal ini membuktikan bahwa pasien merasakan
kepuasan terharadap layanan klinik tersebut. Dikemukakan juga oleh Thamrin dan
Francis (2012:38) tentang kepuasan yang merupakan tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja (hasil) yang didapatkannya dengan harapannya.
Artinya, tingkat kepuasaan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan (perceived performance) dan harapan (expectations). Hal ini juga sesuai
pendapat Moenir (2010:197) tentang empat persyaratan agar pelayanan dapat
memuaskan, yaitu tingkah laku yang sopan, cara menyampaikan sesuatu yang
berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan,
waktu penyampiaan yang tepat, dan keramah - tamahan. Terlihat menurut
pengakuan pasien pegawai dan dokter telah memenuhi empat syarat sebagai
penyedia layanan tersebut.
Namun dari beberapa keunggulan diatas, satu yang dikeluhkan pasien adalah
tidak tersedianya obat setelah usai pemeriksaan gigi. Kejadian seperti ini
merupakan hal yang harus deperhatikan pihak penyelenggara layanan karena
seharunya memiliki rujukan tempat dan resep obat untuk pasien yang memang
membutuhkan. Sikap yang demikian merupakan salah satu bentuk
profesionalisme dari kinerja dan guna mengembangkan kualitas layanan yang
semakin baik
21
3.3.3 Analisa Qonita Sungsang dan Hasil Wawancara dengan Penerima
layanan
Dengan kata lain, kualitas pelayanan publik tidak akan meningkat ke arah yang
lebih baik apabila pelayanan publik tersebut tidak dikelola dengan baik.
Dalam observasi kelompok yang dilakukan di Klinik Pratama UNJ tempo hari
menemukan fakta bahwa dr. Rulliando yang merupakan Kepala Klinik Pratama
UNJ merupakan lulusan Magister Administrasi Rumah Sakit. Dengan
menempatkan seseorang yang berkapasitas dalam bidangnya pada jabatan kepala
akan membawa perubahan setidaknya bagi pelayanan publik tersebut.
Setiap tiga bulan sekali, ujar dr. Rulli, selalu diadakan evaluasi mengenai
Klinik Pratama UNJ. Berapa jumlah pasien yang datang, jenis keluhan dari
pasien, dan sebagainya. Nantinya, data ini disampaikan ke Puskesmas Pulo
Gadung yang merupakan lembaga yang menjalin kerjasama dengan Klinik
Pratama UNJ.
Selain itu, atas permasalahan yang terjadi secara mendadak, seperti obat tidak
kunjung datang atau terdapat petugas yang berlaku seenaknya, dr. Rulli
menggunakan grup Whatsapp sebagai media pemantau. Sehingga, permasalahan
bisa langsung teratasi tanpa haru menunggu rapat evaluasi.
Menurut dr. Rulli, keadaan Klinik Pratama UNJ saat ini sudah sesuai dengan
perencanaan di awal dr. Rulli memimpin Klinik, atas dasar itulah akhirnya Klinik
Pratama UNJ memperluas areanya. Terdapat perluasan yang berisi ruang untuk
dokter spesialis, ruang serbaguna yang cukup besar, dan toilet. Klinik Pratama
UNJ pun sedang mempersiapkan akreditasi demi lolos kredensial yang merupakan
syarat untuk bekerjasama dengan BPJS supaya nantinya pasien dengan BPJS
dapat ikut merasakan layanan di Klinik Pratama UNJ.
22
Apa yang dilakukan dr. Rulli dalam mengelola Klinik Pratama UNJ sesuai
dengan teori Fungsi Manajemen menurut Prof. Drs. Oey Liang Lee yaitu
Planning, Organizing, Directing, Coordinating dan Controling (Silalahi, 2006). Di
awal masa jabatannya kepala Klinik sudah membuat rencana mengenai hal-hal
yang ingin dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jauh. Mengorganisir baik
secara administrasi maupun petugas pada tempatnya. Mengarahkan dan
berkoordinasi dengan tim ketika terjadi sebuah masalah, sehingga ketika Kepala
Klinik tidak di tempat pun sebuah masalah bisa tetap diselesaikan tanpa harus
menunggu Kepala Klinik datang. Terakhir adalah pengawasan, rapat evaluasi
merupakan salah satu cara selain rapat online dalam rangka pengawasan atas
Klinik Pratama UNJ.
Hasil Observasi
Apakah sarana prasarana di Sudah cukup baik hanya saja ruang periksa
Klinik sudah cukup memadai? masih sangat sedikit dan cukup sempit.
23
Apakah dalam melakukan Cukup professional
pelayanan prosesnya mudah?
2. Dimensi Reliability
(kehandalan)
3. Dimensi Responsiveness
(Respon)
24
melakukan pelayanan?
Apakah jam operasional Klinik Cukup bagus hanya saja jam buka terlalu
UNJ selalu tepat waktu? siang khususnya poli umum yaitu 09.30
WIB dan jam tutup nya terlalu cepat yaitu
jam 15.00 WIB. Tetapi jadwalnya sudah
cukup tranparan karena ada di depan meja
pendaftaran. Dan selalu tepat waktu antara
jam buka, tutup, maupun istirahat.
25
pengguna layanan?
Indikator
Responden Kemudahan
Penampilan Kenyamanan Kedisiplinan
Sarana dalam proses
petugas tempat pegawai
prasarana pelayanan
26
B. Dimensi Reliability (kehandalan)
Indikator
Keahlian
Responden Kemampuan
petugas
Kecermatan Standar petugas
menggunakan
pegawai pelayanan menggunakan alat
alat bantu
bantu pelayanan
pelayanan
Responden Indikator
27
Pelayanan
Merespon setiap Respon keluhan
dengan cepat dan
pelanggan pelanggan
tepat
Indikator
28
Responden 2 Cukup Bagus Cukup
Indikator
Melayani
Mendahuluk
Responden dan
an Tingkat
Sopan Tidak menghargai
kepentingan keramaha
Santun diskriminasi setiap
pengguna n
pengguna
layanan
layananan
29
Responden 4 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
30
Tabulasi Data
- Bagus =4
- Cukup =3
- Kurang =2
- Sangat kurang bagus =1
2
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 76
3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 76
4
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58
5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
31
6
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 55
7
4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
8
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 78
9
4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 4 4 3 3 68
10
4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 67
Jumlah 700
32
Analisis Data
= 4 x 20 x 10
= 800
Jumlah skor hasil pengumpulan data adalah 700. Dengan demikian kualitas
pelayanan publik di Klinik UNJ menurut persepsi 10 responden itu 700 : 800 =
87,5 % dari kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini secara kontinum dibuat kategori
sebagai berikut:
Itu berarti bahwa pelayanan publik di Klinik UNJ berada di interval “cukup
dan bagus” tetapi berada ditengah-tengah dan sudah melewati kriteria cukup atau
bisa disebut juga bahwa kualitas pelayanan publik di Klinik UNJ sudah bagus
tetapi belum maksimal.
Jika dijabarkan lebih rinci, menurut Brady dan Conin dijelaskan bahwa kualitas
pelayanan merupakan perbandingan antara kenyataan atas pelayanan yang
diterima dengan harapan atas pelayanan yang ingin diterima. Dengan demikian,
untuk dapat menilai sejauh mana mutu pelayanan publik yang diberikan aparatur
pemerintah, memang tidak bisa dihindari, bahwa yang menjadi tolak ukur kualitas
pelayanan dapat ditelaah dari kriteria dimensi-dimensi kualitas pelayanan publik
(Afrial, 2009, p. 88).
33
dimensi ini beserta indikatornya dengan baik sudah sesuai dengan harapan
pengguna layanan, namun dalam pelaksanaannya masih ada indikator yang masih
dianggap kurang yaitu kedisiplinan pegawai belum maksimal.
34
Dimensi terakhir yaitu dimensi emphaty (empati), terdiri atas indikator yaitu
mendahulukan kepentingan pengguna layanan, melayani dengan sikap ramah dan
sopan santun, tidak diskriminasi, dan melayani dan menghargai setiap pelanggan.
Pelayanan publik di Klinik UNJ sudah menerapkan dimensi ini beserta
indikatornya, namun dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai dengan
harapan pengguna layanan terutama pada indikator melayani dengan sikap ramah
dan sopan santun. Tetapi hanya 2 dari 10 responden yang merasa kurang bagus,
sedangkan sisanya cukup bahkan bagus.
35
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian hasil wawancara dan hasil observasi diatas, maka kualitas
pelayanan publik di Klinik UNJ bisa dikatakan sudah baik namun belum
maksimal 100%. Masih ada beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi kualitasnya
tetapi ada juga hal-hal yang harus tetap dipertahankan supaya tidak menurun
kualitasnya.
4.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN DOKUMENTASI
38
Foto Bersama Alur Pasien Rawat Jalan
39