Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Bowl adalah suatu tempat yang berbentuk seperti mangkuk yang
dipergunakan untuk membuang air besar dan kecil.
Secara umum, jamban didefinisikan sebagai suatu bangunan yang
digunakan untuk membuang kotoran manusia. Kotoran manusia
ditampung pada suatu tempat penampungan kotoran yang selanjutnya
diresapkan ke dalam tanah atau diolah dengan cara tertentu, sehingga tidak
menimbulkan bau dan mencemari sumber air di sekitarnya.
Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara
kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam
pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, kontruksi yang kokoh dan
biaya yang terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat jamban.
Jamban leher angsa adalah jamban leher lubang closet berbentuk
lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat
sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang
kecil. Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam
kesehatan lingkungan (Warsito, 1996).
B. Syarat Pembuatan Jamban
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah
sabagai berikut :
a. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum,dan
permukaan tanah yang ada disekitar jamban;

3
b. Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada
permukaan tanah;
c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain;
d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan
yang tidak menyedapkan;
e. Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah;
f. Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat
setempat.
Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu
diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan
jarak tergantung pada :
1). Keadaan daerah datar atau lereng;
2). Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam;
3). Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat
atau kapur.
Faktor tersebut di atas merupakan faktor yang mempengaruhi
daya peresapan tanah. Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku
antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter
atau rata-rata 10 meter.
Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu
diperhatikan :
1) Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di
sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan
terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter
dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.
2) Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi
yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka
hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari
permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.

4
3) Mudah dan tidaknya memperoleh air.
4) Sifat, macam dan struktur tanah.

C. Macam-Macam Jamban
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam jamban menurut
beberapa ahli. Menurut Azwar (1983), jamban mempunyai bentuk dan
nama sebagai berikut :
1. Pit privy (Cubluk)
Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang ke dalam tanah
sedalam 2,5 sampai 8 meter dengan diameter 80-120 cm. Dindingnya
diperkuat dari batu bata ataupun tidak. Sesuai dengan daerah pedesaan
maka rumah kakus tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu
dan atap daun kelapa. Jarak dari sumber air minum sekurang-
kurangnya 15 meter.
2. Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cubluk, bedanya
menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa ventilasi ini
dapat dibuat dari bambu.
3. Jamban empang (fish pond latrine)
Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Di dalam sistem jamban
empang ini terjadi daur ulang (recycling) yaitu tinja dapat langsung
dimakan ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang
mengeluarkan tinja, demikian seterusnya.
4. Jamban pupuk (the compost privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih
dangkal galiannya, di dalam jamban ini juga untuk membuang kotoran
binatang dan sampah, daun-daunan.
5. Septic tank

5
Jamban jenis septic tank ini merupakan jamban yang paling
memenuhi persyaratan, oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam
ini yang dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang
kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk mengalami
dekomposisi.

D. Pemeliharaan Jamban Yang Sehat


Penggunaan atau pemeliharaan jamban yang baik adalah kotoran
yang masuk hendaknya disiram dengan air yang cukup, hal ini selalu
dikerjakan sehabis buang tinja sehingga kotoran tidak tampak lagi. Secara
periodic Bowl, leher angsa dan lantai jamban digunakan dan dipelihara
dengan baik, sedangkan pada jamban cemplung lubang harus selalu
ditutup jika jamban tidak digunakan lagi, agar tidak kemasukan benda-
benda lain.
E. Dampak Yang Timbul Untuk Jamban Yang Tidak Sehat
Merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan
masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit seperti
:
 Diare
 Typhus
 Muntaber
 Disentri
 Cacingan
 Gatal-gatal

Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk
serta estetika.

6
F. Slab
Slab ( bangunan bagian tengah ) merupakan bangunan yang berfungsi sebagai
penutup sumur tinja ( pit ) dan dilengkapi dengan tempat berpijak. Pada
jamban cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan pada kondisi
jamban berbentuk bowl ( leher angsa ) fungsi penutup ini digantikan oleh
keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di dalamnya. Slab dibuat dari
bahan yang cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan – bahan yang
digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu, beton,
bambu dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya.
Pertimbangan untuk slab atau bangunan bagian tengah yaitu :
1. Terdapat penutup pada lubang sebagai pelingung terhadap gangguan
serangga atau binatang lain.
2. Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan
timbulnya bau tidak sedap yang berasal dari tinja dalam lubang
penampungan.
3. Mudah dibersihkan, terpelihara dan tersedia ventilasi udara yang
cukup.
4. Dudukan jamban/slab penutup dibuat dengan memperhatikan
keamanan pengguna ( tidak licin, runtuh dan terperosok ke dalam
lubang penampungan tinja, dsb ).
5. Diutamakan menggunakan bahan lokal.

Anda mungkin juga menyukai