DISUSUN OLEH :
Zisi Lioni Argista (10011181722093)
Intan Mega Pratiwi (10011181722097)
Tya Mutiara Octaviani (10011181722111)
Marisa Nurhaliza (10011281722061)
Athiyyah Aryaza Putri (10011281722071)
Risyad Aldiandaniel (10011381722164)
Untuk mencegah penularan penyakit yang berbasis lingkungan, kita semua harus buang air besar
(BAB) di jamban. Menurut Entjang (2000), ada beberapa jenis jamban, antara lain:
Jamban ini perlu air untuk menggelontor kotoran. Air yang terdapat pada leher angsa
adalah untuk menghindarkan bau dan mencegah masuknya lalat dan kecoa. Jamban ini
berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat sehingga
bau busuk dari kakus tidak tercium. Bila dipakai, tinjanya tertampung sebentar dan bila
disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya.
Keuntungannya:
Keuntungan :
Tidak memerlukan pembersihan setiap hari untuk memindahkan tinja
Lubangnya gelap dan tidak cocok bagi lalat untuk berkembangbiak
Bila lokasinya 15m dari sumber air, tidak akan menimbulkan pencemaran air
Kekurangan :
Lubang tersebut cepat penuh karena kapasitasnya kecil
Alat khusus yang digunakan untuk menggali lubang tidak selalu tersedia
Kakus ini salah satu variasi dari kakus India. Tempat penampungan berupa lubang yang
digali tidak terlalu dalam, diletakkan langsung di bawah lubang kakus tetapi diluar
bangunan kakus. Lubang kakus dihubungkan dengan pipa (paralon atau besi). Tempat
penampungan kotoran ditutup dengan tutup yang berengsel, untuk mengambil kotoran &
mencegah serangga masuk.
PENGGUNAAN :
3. Jamban Kompos
Bila dibuat dan dioperasikan tidak secara semestinya, jamban ini dapat menarik lalat
yang akan bertelur pada bahan isian, sehingga akan bau. Pemindahan bahan isian
dilakukan setelah terjadi proses dekomposisi dan penyusutan oleh bakteri anaerob.
Cara pengolahan air limbah adalah Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus
menjalani pengolahan dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif
diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Adapun tujuan pengelolaan dari air limbah itu sendiri, antara
lain :
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air didalam penggunaannya
sehari-hari.
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru
dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti
makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu
banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi
terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.
Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus dipenuhi:
1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40 kali.
3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir ( tidak boleh
stagman) agar tidak menimbulkan bau.
Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air limbah.
Dibuat pada tanah yang porous (berpasir) agar air buangan mudah meresap ke dalam tanah.
Bagian atas ditembok agar tidak tenbus air. Apabila cesspool sudah penuh (kurang lebih 6
bulan), lumpur didalamnya dapat diisap keluar atau dari semula dibuat cesspool secara
berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak
cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meter dari pondasi rumah.
Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami
pengolahan dalam sistem lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini,
air hanya tinggal mengalami peresapan kedalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada
tanah yang porous, dengan diameter 1-2,5 m dan kedalaman 2.5 m. lama pemakaian dapat
mencapai sekitar 6-10 tahun.
Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan
kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas
atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di
kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana
olah raga serta fasilitas umum lainnya.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air
yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di
atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:
1) Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun
ijuk (kosong)
2) Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk.
3) Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur
diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4) Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur
5) Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).
Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur
dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan
akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut.
Pada tanah / batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata / batu kali /
batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu belah dan ijuk
akan lebih baik dan dapat direkomendasikan.
Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan buis
beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar sumur
saja.
Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan
dan tutup bak kontrol, saluran masuklan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau tertutup)
dan talang air (untuk rumah yang bertalang air).
Bentuknya berupa bidang resapan empat persegi panjang dengan lebar minimal 0,5 m,
kedalaman efektif 0,45 m, dan panjang tergantung jumlah KK dan daya resap tanah. (Lihat
tabel.) Atau, untuk septic tank berkapasitas kecil (1 – 2 KK), bisa juga berupa sumur
resapan dengan diameter minimal 80 cm dan kedalaman efektif 1,0 m.
Kalau berupa sumur resapan, galian harus diisi penuh dengan pasir dan kerikil
berdiameter 1,5 – 5 cm dengan tebal lapisan 1,0 m. “Soalnya peresapan terkonsentrasi di
satu titik sehingga butuh lapisan kerikil lebih tebal untuk menetralisir air dari tangki
septik,” katanya.
4. Pembuangan dengan Menggunakan Sistem Septictank
Sistem Septic Tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank
merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan
kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Septic Tank bisa juga Sebuah bak penampung tinja ini biasanya kedalaman hanya 1-3
meter, bentuk ada yang persegi ada pula yang bundar. Kalau Septictank ini baknya harus
tertutup rapat dindingnya harus disemen agar tidak bocor.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembuatan Septic Tank agar tidak
mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :
2. Untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan dengan
lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
3. Septic Tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan jumlah
air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
6. Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5 cm dari
pipa air keluar.
7. Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan
untuk membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu
diperhatikan:
2. Pemilihan Pipa yang tepat Pipa saluran sebaiknya berupa PVC. Ukuran minimal
adalah 4 inchi. Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan
pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa belokan, karena
belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3. Sesuaikan Kapasitas Septic tank Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni
empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan
sumur resapan bias dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah
maka semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
4. Bak Harus Kuat dan Kedap Air Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap korosi, rapat air dan tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-
gaya yang timbul akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalkakus.blogspot.com/2015/08/metode-pembuangan-tinja.html
http://dinkes.sumutprov.go.id/artikel-207-jenis--jenis-jamban.html
http://city-selatiga.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-jamban-sehat.html
http://www.psychologymania.com/2012/09/jenis-jenis-jamban.html
http://atikasatriagarini.blogspot.co.id/2012/01/apa-aja-sih-macam-macam-jamban-itu.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Pit_latrine
http://www.smallcrab.com/kesehatan/629-air-limbah-dan-pengelolaannya
https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/
http://www.sumurjogja.com/2015/06/sumur-resapan-dan-septictank.html