Kota Bandung
Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter fisika
dan kimia dari sumur Asrama Dua Sekawan yang berda di kawasan Cibiru, Kota Bandung.
Dimana analisis parameter fisika dilakukan uji TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Disolved Solid). Sedangkan analisis parameter kimia dilakukan uji DO (Disolved Oxygen),
Alkalinitas (CaCO3), timbal (Pb), dan besi (Fe). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
fisik air memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan dengan nilai TSS dan TDS yang diperoleh
sebesar 26 mg/L dan 40,6 mg/L. Dari hasil pengujian laboratorium, kualitas kimia air uji
Alkalinitas (CaCO3) memenuhi syarat yaitu sebesar 288,75 mg/L. Sedangkan DO (Disolved
Oxygen), timbal (Pb), dan besi (Fe) tidak memenuhi syarat baku mutu air, karrena
menghasilkan nilai yang tinggi. Hal ini mengidinkasikan bahwa air tersebut tercemar dalam
kondisi tercemar oleh logam (Pb dan Fe) serta oksigen.
Kata kunci: Parameter Fisika, Parameter Kimia, Total Suspended Solid, Total Disolved Solid,
Disolved Oxygen, Alkalinitas, timbal, besi
I. PENDAHULUAN
Air memiliki banyak fungsi untuk kebutuhan biologisnya, yaitu
terutama sebagai pelarut umum, air bertahan hidup. Air diperlukan manusia
digunakan oleh organisme untuk reaksi- untuk keperluan memasak dan minum,
reaksi kimia dalam proses metabolisme mencuci, mengairi tanaman, untuk
sebagai media transportasi nutrisi dan hasil keperluan industri dan lain sebagainya
metabolisme. Bagi manusia, air memiliki kebutuhan akan air bersih oleh manusia
peranan yang sangat besar bukan hanya semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. daratan. Pada saat polutan udara terbawa
Kenyataan yang terjadi sekarang ini, oleh air hujan, maka air hujan yang jatuh
kualitas dan kuantitas air semakin menurun tersebut sudah tercemar (Wardhana WA,
serta mengalami penyimpangan tatanan 2001).
sebagai dampak dari eksploitasi secara
Pencemaran air ini dapat berupa
berlebihan dan perilaku mahluk hidup
adanya logam berat pada air contohnya saja
terutama aktivitas manusia yang tidak
kadar Pb dan kadar Fe yang berlebih, juga
memperhatikan aspek lingkungan,
adanya kesadahan serta padatan tersuspensi
sehingga tidak mencapai peruntukan dan
dan padatan terlarut pada air. Adanya
mutunya bagi berbagai segi kehidupan.
logam timbal (Pb) dapat masuk ke dalam
Maraknya alih fungsi kawasan hutan
tubuh manusia melalui makanan dan
(konversi) seperti untuk kegiatan
minuman yang dikonsumsi serta melalui
pertambangan, pertanian, perkebunan dan
pernapasan dan penetrasi
lainnya dewasa ini, berdampak besar pada
pada kulit.
perubahan kondisi air baik secara kualitas
maupun kuantitas (Wiryono, 2013). Keracunan timbal dapat
menghambat aktifitas enzim yang terlibat
Menurut Peraturan Pemerintah
dalam pembentukan hemoglobin,
nomor 82 tahun 2001 pencemaran air
kurangnya nafsu makan, kejang, muntah,
adalah masuknya atau dimasukkannya
pusing-pusing, berubahnya susunan saraf,
makhluk hidup, zat, energi dan atau
mengganggu sistem reproduksi,
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
kelainan ginjal, dan kelainan jiwa (Iqbal
manusia, sehingga kualitas air turun sampai
HZ & Qodir MA, 1990).
ketingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai dengan Timbal di alam dalam bentuk
peruntukannya. Dampak pencemaran air sulfide (galena), Pb Karbonat (Cerussite),
antara lain perubahan warna, bau, dan rasa, PbSO4 (Angelisite), sedangkan timbal di
perubahan pH, eutrofikasi, timbulnya dalam air dalam bentuk Pb2+, PbCO3,
endapan koloid. Pembuangan bahan kimia, Pb(CO3)22-, PbOH+, dan Pb(OH)2. Selain
limbah maupun pencemar lain ke dalam air dalam bentuk logam murni, timbal juga
akan mempengaruhi kehidupan dalam air. dapat ditemukan dalam bentuk senyawa
Pencemaran air dapat menjadi masalah dan anorganik dan organik. Menurut WHO
sangat berhubungan dengan pencemaran (2006) Timbal masuk ke perairan melalui
udara serta penggunaan lahan tanah atau pengendapan, jatuhan debu yang
mengandung timbal yaitu dari hasil air meningkat sampai beberapa kali lipat.
pembakaran bensin yang mengandung Sedangan besi di butuhkan dalam
timbal tetraetil, erosi, dan limbah industri. pembentukan hemoglobin oleh tubuh. Air
Semua bentuk timbal memiliki pengaruh minum yang mengandung besi akan
yang sama terhadap toksisitas manusia. menimbulkan rasa mual apabila di
konsumsi. Sekalipun Fe merupakan unsur
Timbal dalam tubuh terutama
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
terikat dalam gugus –SH dalam molekul
yang besar dapat merusak dinding usus dan
protein hal ini menyebabkan hambatan
menyebabkan kematian (Effendi H, 2003).
pada aktivitas kerja sistem enzim. Timbal
dapat mengganggu sistem sintesis Hb Padatan tersuspensi (TSS) terdiri
dengan jalan menghambat konversi delta dari partikel halus yang terlarut/tersespensi
aminolevulinik acid (delta-ALA) menjadi berupa partikel padatan yang terlarut
forfobilinogen dan juga menghambat bersama air serta jasad-jasad renik terutama
korporasi dari Fe kedalam protoporfirin IX yang disebabkan oleh kikisan tanah, erosi,
untuk membentuk Hb, dengan jalan maupun bahan pencemar yang masuk
menghambat enzim delta-aminolevulinik kedalam badan air.
acid-dehidratase (delta-ALAD) dan
Tingginya bahan tersuspensi pada
ferokelatase. Hal ini mengakibatkan
perairan maka nilai TSS pada saat
meningkatnya ekskresi koproporfirin
pengukuran juga tinggi. Padatan
dalam urin dan delta-ALA serta
tersuspensi mengandung bahan organik dan
menghambat sintesis Hb. Logam timbal
bahan anorganik (Suwari, 2010).Padatan
dalam konsentrasi tinggi dapat bersifat
tersuspensi merupakan bahan-bahan
racun Karena bioakumulatif dalam tubuh
tersuspensi dalam air yang tertahan pada
organisme air dan akan terus diakumulasi
0.45µm dan tidak terlarut. Padatan
hingga organisme tersebut tidak mampu
tersuspensi juga mempengaruhi
lagi di tolerir kandungan logam berat
fontosintesis dalam air karena mengurangi
tersebut dalam tubuhnya.
penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga
Karena sifat bioakumulatif logam akan mempengaruhi oksigen yang a da di
timbal, maka dapat terjadi konsentrasi perairan (Effendi H, 2003).
logam tersebut dalam bentuk terlarut dalam
Baku mutu perairan Peraturan
air adalah rendah, tetapi dalam sedimen
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 nilai
meningkat akibat proses fisik, kimia,
padatan tersuspensi <50 mg/l. Tingginya
biologi perairan, dan dalam tubuh hewan
nilai TSS akan menghambat fotosintesis tinggi agar air yang tersumbat dapat
oleh fitoplankton dan tumbuhan air dihilangkan secara mekanis. Pada
tingginya padatan tersuspensi juga dapat pemeriksaan TDS kadar maksimum yang
mengganggu biota perairan seperti ikan diperbolehkan sesuai dengan Kemenkes RI
karena tersaring oleh insang. Dimana no. 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah
Padatan tersuspensi akan mengurangi 1000 mg/L.
penetrasi cahaya kedalam air, sehingga
Pengukuran tingkat kualitas air
mempengaruhi regenerasi oksigen untuk
salah satunya dapat dilihat dari oksigen
fotosintesis (Fardiaz S, 1992).
terlarut (Dissolved Oxygen). Semakin
TDS (Total Disolved Solid) yaitu tinggi kandungan Dissolved Oxygen (DO)
ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maka semakin bagus kualitas air tersebut
maupun anorganik) yang terdapat pada (Simanjutak, M, 2007). Dissolved Oxygen
sebuah larutan. TDS menggambarkan dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
jumlah zat terlarut dalam part per million pernapasan, proses metabolisme atau
(ppm) atau sama dengan milligram per liter pertukaran zat yang kemudian
(mg/L). Umumnya berdasarkan definisi menghasilkan energi untuk pertumbuhan
diatas seharusnya zat yang terlarut dalam dan pembiakan. Disamping itu, oksigen
air (larutan) harus dapat melewati saringan juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-
yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6 bahan organik dan anorganik dalam proses
meter). Aplikasi yang umum digunakan aerobik. Sumber utama oksigen dalam
adalah untuk mengukur kualitas cairan suatu perairan berasal sari suatu proses
pada pengairan, pemeliharaan aquarium, difusi dari udara bebas dan hasil
kolam renang, proses kimia, pembuatan air fotosintesis organisme yang hidup dalam
mineral, dan lain-lain. Total padatan perairan tersebut (Salmin, 2000).Kecepatan
terlarut (TDS) juga dapat diartikan sebagai difusi oksigen dari udara, tergantung sari
bahan dalam contoh air yang lolos melalui beberapa faktor, seperti kekeruhan air,
saringan membran yang berpori 2,0 m atau suhu, salinitas, pergerakan massa air dan
lebih kecil dan dipanaskan 180°C selama 1 udara seperti arus, gelombang dan pasang
jam. Total dissolved solids yang surut (Salmin, 2005).
terkandung di dalam air biasanya berkisar
Alkalinitas sangat berguna dalam
antara 20 sampai 1000 mg/L. Pengukuran
air maupun air limbah, karena dapat
total solids dikeringkan dengan suhu 103
memberikan buffer untuk menahan
sampai 105°C. Digunakan suhu yang lebih
perubahan pH.Nilai alkalinitas yang rendah
mengindikasikan bahwa kandungan 2. METODE PENELITIAN
kalsium dan magnesium masih berimbang 2.1 Bahan dan Alat
dengan ion logam bervalensi dua Analisis TSS dan TDS
Bahan yang dibutuhkan untuk
lainnya. Berdasarkan baku mutu yang
analisis TSS dan TDS adalah kertas saring
diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi
wattman 934 AH, akuades dan air limbah.
Kalimantan Timur no.02 tahun 2011, nilai
alkalinitas air dibawah angka 50 mg/l (batas Sedangkan alat yang dibutuhkan yaitu
maksimum) sesuai dan dapat digunakan neraca analitik, batang pengaduk kaca, botol
untuk semua kelas peruntukkan air yaitu semprot serta pipet tetes. Alat tambahan
antara lain dapat digunakan sebagai air lainnya yaitu oven, desikator, penjepit, cawan
minum, sarana dan prasarana rekreasi air, porselen, botol plastik, corong, gelas ukur 100
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mL dan Erlenmeyer 250 mL.
irigasi, dan/atau peruntukan lain yang
Kesadahan
mempersyaratkan mutu air yang sama Bahan yang dibutuhkan untuk
dengan kegunaan tersebut. melakukan analisis kesadahan yaitu sampel air
Maka dari beberapa pencemaran air limbah sebanyak 100 mL, indikator murexid,
yang telah kita ketahui perlunya ada indikator EBT, larutan NaOH 1N, larutan
peningkatan kualitas air yang dibutuhkan buffer fosfat pH 10, larutan standar CaCO3
untuk setiap kegiatan tertentu dan memiliki 0,01M, larutan baku EDTA 0,01M, NH4OH,
baku mutu yang berbeda oleh karena itu akuades, HNO3 pekat, H2SO4 pekat, indikator
1000
konsentrasi yang lebih tinggi pada bakteri,
Mg (mg/L) = 𝑥 (𝑉 𝐸𝐷𝑇𝐴(𝑎) − 𝑉 𝐸𝐷𝑇𝐴(𝑏))𝑥 𝑀 𝐸𝐷𝑇𝐴
𝑉𝑠
nutrien, pestisida, logam didalam air.
4. Penentuan kadar Pb dan Fe dari
Sedangkan TDS (Total Dissolve
grafik
Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
A = cx + b
organic maupun anorganic) yang terdapat
Dengan :
pada sebuah larutan. Umumnya
A= absorbansi
berdasarkan definisi di atas seharusnya zat
C= konsentrasi
yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat
3.1 Parameter Fisika melewati saringan yang berdiameter 2
Pengukuran parameter fisika
mikrometer (2×10-6 meter). Aplikasi yang
diambil sebagai data penujang penelitian.
umum digunakan adalah untuk mengukur
Parameter fisik yang diukur dalam
kualitas cairan biasanya untuk pengairan,
penelitian ini meliputi TSS (Total
pemeliharaan aquarium, kolam renang,
Suspended Solid/Padatan Tersuspensi) dan
proses kimia, dan pembuatan air mineral.
TDS (Total Dissolved Solid/Padatan
Setidaknya, kita dapat mengetahui air
Terlarut.
minum mana yang baik dikonsumsi tubuh,
TSS dan TDS ataupun air murni untuk keperluan kimia
Material tersuspensi mempunyai misalnya pembuatan kosmetika, obat-
efek yang kurang baik terhadap kualitas obatan, dan makanan.(Anita dan Azizah,
badan air karena dapat menyebabkan 2005)
menurunkan kejernihan air dan dapat
mempengaruhi kemampuan ikan untuk Banyak zat terlarut yang tidak
melihat dan menangkap makanan serta diinginkan dalam air. Mineral, gas, zat
organik yang terlarut mungkin
menghasilkan warna, rasa dan bau yang saring dalam corong dilakukan agar kertas
secara estetis tidak menyenangkan. saring menempel pada corong, sehingga
Beberapa zat kimia mungkin bersifat racun, ketika saat penyaringan sampel, sampel
dan beberapa zat organik terlarut bersifat dapat tersaring dengan baik. Penggunaan
karsinogen. Cukup sering, dua atau lebih kertas saring whatman sendiri dipilih
zat terlarut khususnya zat terlarut dan karena kertas saring whatman memiliki
anggota golongan halogen akan bergabung pori-pori 2µm. Hal ini memenuhi prosedur
membentuk senyawa yang bersifat lebih TSS (Total Suspended Solid). Sedangkan
dapat diterima daripada bentuk tunggalnya. preparasi cawan dilakukan dengan cawan
(Anita dan Azizah, 2005) dicuci bersih dan dikeringkan dengan di
lap. Hal ini dilakukan agar tidak ada
Penentuan TSS dan TDS ini
gangguan yang menempel pada cawan
menggunakan metode termogravimetri
yang dapat mempengaruhi penentuan
yaitu menguapkan air yang ada dalam
kadar. Preparasi cawan kemudian
sample dengan jalan pemanasan. Kemudian
dilanjutkan dengan pengovenan pada suhu
menimbang bahan sampai berat konstan
103-105ᵒC selama 1 jam. Perlakuan ini
yang berarti semua air sudah diuapkan.
bertujuan untuk menguapkan kadar air
Secara umum proses thermogravimetri
yang terdapat pada cawan. Kemudian
dilakukan dengan perlakuan yang
didinginkan dalam desikator agar tidak ada
mencakup penimbangan, pengovenan,
gangguan berat dari air yang tersisa. Lalu,
pendinginan hingga diperoleh berat
dilakukan penimbangan, sehingga
konstan. (Anita dan Azizah, 2005)
diperoleh berat cawan. Perlakuan
Pada saat preparasi, sampel air pemanasan, pendinginan, dan penimbangan
limbah yang digunakan diawetkan di dalam hanya dilakukan 1 (satu) kali, tidak
kulkas. Tujuannya untuk memperlambat berulang hingga dicapai berat konstan. Hal
aktifitas biologi dan mengurangi kecepatan ini dilakukan untuk mengefisienkan waktu.
reaksi secara kimia dan fisika tanpa Karena proses tersebut menghabiskan
mengganggu unsur-unsur yang terkandung waktu yang lama. (Anita dan Azizah, 2005)
dalam sampel. (Anita dan Azizah, 2005)
Prosedur dilanjutkan dengan
Preparasi kertas saring dan cawan penentuan nilai TSS dan TDS. Dimana
porselen. kertas saring whatman ditimbang sampel air limbah disaring dengan kertas
yang kemudian dibilas dengan aquades saring untuk proses pemisahan padatan
dalam corong 3X10 mL. Pembilasan kertas tersuspensi/residu (untuk uji TSS) dan
padatan terlarut/filtrat (untuk uji TDS). Metode yang digunakan pada
Keduanya (residu+kertas saring dan filtrat) percobaan ini adalah metode winkler yang
kemudian diletakkan pada cawannya secara umum banyak digunakan untuk
masing-masing untuk dioven pada suhu menentukan kadar oksigen terlarut dengan
103-105ᵒC selama 1 jam. Hal ini bertujuan prinsip menggunakan titrasi iodometri.
untuk menghilangkan kadar air yang (Salamin, 2005)
terdapat pada kertas saring maupun
Kelebihan Metode Winkler dalam
endapan sehingga akan diperoleh berat
menganalisis oksigen terlarut (DO) adalah
padatan tersuspensi (TSS) yang akurat dan
cara titrasi berdasarkan metoda winkler ini
padatan yang terlarut (TDS) juga.
lebih analitis, teliti dan akurat apabila
Kemudian kedua cawan didinginkan dalam
dibandingkan dengan cara alat DO meter.
desikator agar tidak ada gangguan berat
Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi
dari air yang tersisa saat penimbangan.
iodometri ialah penentuan titik akhir
Analisis data menunjukan bahwa titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat dan
kadar TSS dan TDS pada sampel sebesar 26 penambahan indikator amilumnya
g/ml dan 40,6 g/ml sesuai dengan aturan .(Salamin, 2005)
baku mutu air.
Perlakuan pertama yaitu
3.2 Parameter Kimia standarisasi larutan Na2S2O3 menggunakan
Pengukuran parameter fisika larutan K2Cr2O7. Larutan Na2S2O3
diambil sebagai data penujang penelitian. merupakan larutan baku sekunder oleh
Parameter kimia yang diukur dalam karena itu, larutan yang akan digunakan
penelitian ini meliputi DO (Dissolved dalam titrasi perlu distandarisasi terlebih
Oxygen), alkalinitas, timbal (Pb) dan besi dahulu. Larutan natrium tiosulfat tidak
(Fe). stabil untuk waktu yang lama. Sejumlah zat
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Konsentrasi yang bertindak sebagai oksidator untuk
ditandai dengan diperolehnya larutan jernih yang penting dan berguna untuk
konstituen yang ada telah larut sempurna memerlukan unsur besi 7-35 mg/hari yang
organik telah berjalan dengan baik. yang melebihi dosis yang diperlukan oleh
tubuh dapat menimbulkan masalah
Setelah larutan jernih, larutan kesehatan. Depkes RI menetapkan kadar
disaring untuk memisahkan filtrat dan maksimum unsur besi terdapat dalam air
residunya. Filtrat yang diperoleh minum adalah 0,3 mg/L. (Anwar, 2016)
dimasukkan ke labu takar 100 mL dan
diencerkan dengan aquadest sampai tanda Besi (Fe) dibutuhkan tubuh dalam
terlalu tinggi sehingga tidak mempengaruhi adsorpsi. Tubuh manusia tidak dapat
(Pb) diserap oleh tubuh hanya sedikit, akibat kelebihan zat besi. Biasanya
berbahaya. Hal ini disebabkan senyawa – diantaranya kulit berwarna merah, kanker
hati, diabetes, impotensi, kelelahan dan
gangguan jantung. Seseorang yang telah
mendapat penyakit tersebut akan lebih
rentan terhadap serangan jantung, stroke,
dan gangguan pembuluh.
Anita Rahmawati, A., & Azizah, R. (2005). Perbedaan Kadar Bod, Cod, Tss, Dan Mpn
Coliform Pada Air Limbah, Sebelum Dan Sesudah Pengolahan Di Rsud Nganjuk .
Jurnal Kesehatan Lingkungan, III(1), 97-110.
Anwar Saleh Pohan, D., Budiyono, & Syafrudin. (2016). Analisis Kualitas Air Sungai Guna
Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan . Jurnal Ilmu Lingkungan,
IV(1), 63-71.
Effendi H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Iqbal HZ, & Qodir MA. (1990). AAS Determination of Lead and Cadmium in Leaves Polluted
by Vehicles Exhoust Interface. Journal Enviromental Analytic Chemistry, 4, 533-538.
KepMenKes. (2002). Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta : Menteri
Kesehatan.
Ruliash, & Said, N. I. (2017, Februari 23). Penghilangan Kesadahan Di Dalam Air Minum.
Dipetik Juni 03, 2018, dari
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirMinum/BAB9SADAH.pdf
Salmin. (2000). Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang,
dan Teluk Banten. Dalam: Foraminifera sebagai Bioindikator Pencemaran. 42-46.
Salmin. (2005). Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai Salah
Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana, XXX, 21-26. Retrieved
from www.oseanografi.lipi.go.id
Simanjutak, M. (2007, Juni). Oksigen Terlarut dan Apparent Oxygen Utilization di Perairan
Teluk Klabat Pulau Bangka. Jurnal Ilmu Kelautan, 12, 59-66.
Sulistiyorini, I. S., Edwin, M., & Arung, A. S. (2016, Maret). Analisis Kualitas Air Pada
Sumber Mata Air di Kecamatan Karangan dan Kliorang Kabupaten Kutai Timur.
Jurnal Hutan Tropis, 4.
Sumbada Sulistyorini, I., Muli Edwin, M., & Sampe Arung, A. (2016). Analisis Kualitas Air
Pada Sumber Mata Air Di Kecamatan Karangan Dan Kaliorang Kabupaten Kutai
Timur . Jurnal Hutan Tropis, IV(3), 64-76.
Svehla, G. (1995). Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.