Anda di halaman 1dari 3

Water glass atau natrium silikat merupakan salah satu turunan dari senyawa silika yang

cukup melimpah di Indonesia. Bahan baku pembuatan water glass pada umumnya adalah pasir
kuarsa. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri dari kristal-kristal silika dan mengandung
pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan
K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya. Pada
awalnya water glass dibuat engan cara memanaskan pasir kuarsa dan natrium karbonat dalam
furnace pada suhu 1400ºC. Namun sekarang ini water glass dibuat dari bahan yang mengandung
silika dengan cara ekstraksi larutan alkali. Sehingga water glass dapat dibuat dengan suhu yang
rendah.
Percobaan ini bertujuan untuk membentuk water glass yang menggunakan bahan utama
botol kaca bekas. Botol kaca digunakan karena kaca memiliki rentang komposis iyang lebih
sempit dan kaca berbahan utama pasir kuarsa. Botol kaca digerus sampai halus sehingga
diperoleh serbuk warna putih halus. Kaca harus digerus sampai halus supaya mudah larut dalam
proses pelarutan. Serbuk halus kaca ditambahkan dengan NaOH, larutan NaOH ini berfungsi
untuk meleburkan atau melarutkan silika. Serbuk sukar larut dan diperoleh larutan putih keruh.
Wadah yang digunakan dalam membuat water glass pada percobaan ini adalah propilena karena
silika tidak akan bereaksi dengan propilena. Larutan NaOH digunakan karena NaOH
mempunyai titik lebur yang lebih rendah dari Na2CO3 sehingga dalam proses peleburannya
membutuhkan energi yang rendah. Konsentrasi NaOH akan mempengaruhi konsentrasi water
glass yang diperoleh. Setelah dilarutakan kedalam larutan ditambahkan aquades samapai
volumenya dua kali lipat. Reaksi yang terjadi adalah:
SiO2 + 2NaOH + H2O Na2SiO3 + 2H2
Selanjutnya larutan ditambahkan larutan asam sulfat yang berfungsi untuk menetralkan pH
larutan yang awalnya basa. Penetralan ini berfungsi agar pembentukan silika bisa sempurna.
Setelah ditambahkan asam sulfat terbentuk endapan warna putih dan filtrat berupa larutan keruh.
Reaksi yang terjadi yaitu:
Na2SiO3 + H2SO4 H2SiO3 + Na2SO4
Residu yang diperoleh ditambahkan natrium karbonat,sampai warnanya tidak berubah .
Penambahan natrium karbonat ini untuk meleburkan silika yang belum terleburkan dengan
NaOH. Reaksi yang terjadi yaitu:
H2SiO3 + Na2CO3 Na2SiO3 + H2CO3
Kemudian larutan yang dihasilkan di sentrifugasi, proses sentrifugasi ini didasarkan pada
gaya sentrfugal dimana partikel yang memiliki berat molekul tinggi akan tertahan didasar tabung
sebagai endapan, sedangkan partikel yang memiliki berat molekul rendah akan berada dibagain
atas sebagai supernatant. Supernatan yang dihasilkan dievaporasi sehingga menghasilkan larutan
kental dan terdapat endapan putih, larutan kental ini adalah natrium silika. Selanjutnya difiltrasi
untuk memisahkan presifitatnya. Endapan putih yang diperoleh adalah water glass yang belum
murni. Endapan ditambahkan aquades yang berfungsi untuk melarutkan endapan dan
ditambahkan HNO3. Fungsi HNO3 ini adalah untuk memisahkan water glass dari zat-zat lain
seperti kalsium, aluminium, magnesium, besi dan titanium. Zat-zat tersebut akan larut dengan
asam nitrat pekat. NaOH ditambahkan kedalam larutan untuk mentralkan larutan yang awalnya
asam.
Water glass yang sudah murni selanjutnya diukur absorbansinya untuk menentukan kadar Fe
yang ada didalamnya, dari hasil pengukuran absorbansi diperoleh konsentrasi Fe dalam water
glass sebesar -21,6734 ppm. Ini menunjukan bahwa water glass belum murni dan masih banyak
pengotor yang terkandug didalamnya.
Berdasarkan msds water glass atau natrium silika mempunya sifat fisik berwarna putih
bening atau warna lain bergantung kepada senyawa pengotornya, misal warna kuning
mengandung oksida besi, merah mengandung oksida tembaga. Hasil water glass dari percobaan
ini adal padatan putih yang sedikit kuning, ini menunjukan water glass yang dihasilkan
mengandung Fe.
Pemisahan NaCl dari campurannya dilakukan dengan melarutkan sampel campuran dengan
aquades sehingga menghasilkan larutan warna coklat kehitaman, NaCl akan larut dengan
aquades membentuk ion-ionnya. Larutan disentrifugasi untuk memisahkan campuran padat atau
cair yang tidak saling larut. Endapan hasil sentrifugasi dicuci dengan aquades . Larutan yang
telah disentrifugasi dievaporasi untuk menguapkan air yang terdapat didalamnya sehingga
diperoleh endapan. Endapan ditambahkan aqudes untuk melarutkan endapan dan disimpan pada
ice bath. Filtar dievaporasi untuk mendapatkan padatan NaCl yang tidak berwarna. Endapan
dipanaskan dalam oven pada suhu 200 C selama 15 menit untuk menghilangkan kadar air dan
zat-zat lain yang ada dalam endapan. Berat NaCl yang diperoleh pada percobaan ini adalah
1,6325 gram.
Pemisahan Fe2O3 dilakukan dengan melarutkan sampel campuran dengan asam nitrat. Ini karena
Fe akan larut dalam HNO3 menghasilkan ion Fe3+. Reaksi yang terjadi yaitu:
Fe + HNO3 + 3H+ Fe3+ + NO + 2H2O
Sampel campuran sukar larut dan menghasilkan larutan warna kuning +++ dan endapan
warna coklat. Warna kuning +++ ini disebabkan oleh ion besi yang ada dalam garam-garam besi.
Wana kuning +++ untuk garam-garam besi (III) dan warna hijau untuk garam besi (II).
Selanjutnya larutan dinetralkan dengan NaOH dan larutan menjadi keruh. Larutan disaring dan
diperoleh filtrat warna kuning, warna kuning ini menunjukan adanya ion Fe3+, residu yang
dihasilkan dicuci dengan aquades kemudian dipanaskan pada suhu 200ºC selama dua jam.
Pemanasan ini berfungsi untuk menguapkan zat-zat lain yang ada pada sampel sehingga hanya
diperoleh Besi (III) oksida. yang berwarna hitam kecoklatan. Berat Fe hasil percobaan ini adalah
1,6299 gram dan konsentrasi Fe dari Fe2O3 175 %.

Anda mungkin juga menyukai