Anda di halaman 1dari 332

Chapter 1

6 November 2095 / Kediaman Utama Yotsuba ~


Ruang Pertemuan

Sebuah bangunan yang relatif besar dengan


gaya kediaman samurai yang sederhana.
Ini adalah kesan dari Rumah Utama Yotsuba
yang terlihat dari luar gerbang.
Dibandingkan dengan rumah biasa, rumah ini
terkesan luas. Walaupun kau memanggil tempat
ini dengan mansion tapi rasanya sebutan itu adalah
panggilan yang salah.
Bagaimanapun seseorang yang melihat mansion
besar seperti milik Keluarga Saegusa dan Keluarga
Ichijou, mungkin akan agak terkejut dengan
penampilan yang menonjolkan kesederhanaan.
Tapi, Keluarga Yotsuba tidak peduli tentang
kemenonjolan rumah mereka. Karena Keluarga
Yotsuba, yang mempertahankan sistematika
kebijakan dari sekresi, tidak akan pernah
11
mengundang orang luar dalam jumlah yang banyak
sebagai tamu mereka. Mungkin mereka berpikir
sebuah mansion besar hanya akan menjadi sebuah
beban.
Tanpa melihat fakta bahwa ibunya sudah menjadi
anggota dari keluarga utama, Miyuki merenungkan
masalah dari sudut pandang orang luar, seraya
dirinya dan kakaknya melangkah melewati struktur
gerbang yang sangat kuat bersama.
Hari itu––––Hari dimana akan dikenal di masa
yang akan datang dengan nama “The Schorched
Halloween” yang hanya terjadi seminggu yang lalu.
Sepasang saudara kandung telah pergi ke sebuah
desa pegunungan yang tidak tertulis di peta, untuk
memenuhi undangan dari bibi mereka–––Yang lebih
cocok disebut sebagai perintah untuk menghadap
kepada dirinya.
Meskipun dapat dihipotesiskan sebagai rumah
sederhana dari luar, rumah ini sebenarnya sudah
modern, dan dengan sebuah ruang pertemuan yang
cukup luas; tempat dimana mereka diantarkan dan
di beri tahu kalau mereka harus menunggu disini. Ini
bukanlah sebuah ruang pertemuan yang digunakan
untuk masalah pribadi, ini adalah ruangan besar
yang bisa di klasifikasikan sebagai ‘Ruang Penonton’
yang mana kita ketahui bahwa perintah kali ini
bukanlah bersifat pribadi dari bibi kami, ini berasal

12
dari Kepala dari Keluarga Yotsuba. –––Yah, kita
sudah menduganya dari awal.
Meskipun begitu, menurut Miyuki.
Tiga tahun sudah terlewati semenjak dia di
panggil ke ruangan ini dengan kakaknya.
Sampai sekarang untuk suatu alasan atau
yang lain kakaknya telah dikecualikan didalam
kesempatan ketika seluruh keluarga datang bersama
untuk  merayakan atau berbagi belasungkawa
dan bibi mereka tidak pernah memiliki kontak
langsung dengan dirinya bagaimanapun juga, ini
sudah tiga tahun semenjak ia telah menemaniku,
semenjak kakakku sudah dekat denganku ketika
aku berhubungan dengan dia.
Tentu, Miyuki tidak dapat menelaah mana yang
baik dan mana yang buruk.
“ –––Tak usah khawatir. Kita tidaklah sama,
dengan diri kita tiga tahun yang lalu.”
Ekspresi ketidak tenangannya terlihat oleh
wajahya. Miyuki mengalihkan pandangannya keatas
dan melihat Tatsuya yang mengangguk meyakinkan
pandangannnya sembari ia mengintip dirinya.
Disebelah sofa yang Miyuki dudukki, ia berdiri.
Tiga tahun yang lalu, ia memiliki postur yang
sama.
Tiga tahun yang lalu, ia berdiri di belakang
Miyuki.

13
Itu benar,…. Dari tiga tahun yang lalu, ini sudah
berubah.
Tatsuya mungkin berkata tentang kemampuan
milik kami yang sudah berubah dari tiga tahun
yang lalu. Yang tak bisa ditanyakan, terdapat suatu
kekuatan mereka berdua tidak berubah dari tiga
tahun sebelumnya. Terutama untuk Tatsuya, ia
telah memiliki kekuatan tempur yang bertentangan
dengan bibi mereka, Yotsuba Maya, yang terkenal
sebagai salah satu penyihir terkuat didunia yang
dikenal sebagai “Iblis dari Timur Jauh” dan “Ratu
Malam Hari”. Kalau kamu melihat afinitas sihir
mereka secara detail, hal itu mungkin akan tampak
pada pertarungan satu lawan satu konfrontasi
Tatsuya akan menang.
Bagimanapun lebih dari hubungan mereka
dengan bibi mereka dalam hal kemampuan, telah
berubah dari apa yang ada di tiga tahun sebelumnya,
pikir Miyuki.
––Seperti,  hubungan antara kakaknya dengan
dirinya.
––Dan perasaan diirnya kepada kakaknya.
Pikiran Miyuki yang tengah terduduk di sofa
dengan postur yang sempurna mengingat kembali
ke kejadian tiga tahun yang lalu itu…

14
Chapter 2

4 Agustus 2092 / Bandara Okinawa–Naha ~


Rumah Kunjungan Onna Serika

Pada awal tahun 2030, bumi mengalami


penurunan temperatur secara drastis; persediaan
makanan di seluruh dunia memburuk dalam skala
yang besar. Sekitar tahun 2020, produksi pertanian
mengalami perkembangan menjadi sebuah industri
bertenaga matahari dan mempengaruhi industri
pada negara – negara maju saja. Bagaimanapun,
dampak yang besar dalam industri maju tiap negara
yang sudah berpengalaman dan mendapatkan
peningkatan ledakan populasi karena pertumbuhan
ekonomi radikal yang cukup mendalam.
Dengan penurunan temperatur dan perubahan
bertahap lahan hunian menjadi padang gurun
membuat China Utara, dihadapkan oleh sebuah
situasi yang serius.

15
Orang – orang dari China Utara, berdasarkan
dengan tradisi mereka, cuaca adalah hal yang rumit.
Kolonisasi dengan Pelanggaran Batas – singkatnya,
menggunakan imigrasi illegal.
Bagaimanapun, Rusia tidak menyetujui imigran
illegal ini. hal ini dibuktikan dengan pengusiran
mereka mulai dari gurun tak berpenghuni sampai
rumah di perumahan.
Mereka yang memiliki kekuatan, sebenarnya
akan menyukai pertumpahan darah.
China memperingatkan Russia atas nama
kemanusiaan; Rusia memperingatkan China atas
nama hukum internasional.
Antagonisme dari kedua negara tidak dapat
diselesaikan oleh mereka.
Melewati batas nasional atas nama kemanusiaan
dilarang oleh hukum internasional.
Melihat dunia yang sekarang, sepertinya hanya
menunggu sebuah pertandingan.
Dengan lingkungan ini, suplai makanan menurun
karena turunnya temperatur.
Di sana akan ada sebuah perebutan sumber
energi untuk menyelesaikan masalah ini.
Bahkan untuk mengubah yang baik menjadi
buruk, hanya akan membutuhkan sedikit dorongan.

16
Pada tahun 2045, Perang Dunia Ketiga – Pecah
dalam kurun waktu 20 tahun yang melibatkan
seluruh negara.
Dari tahun 2045 hingga 2064, sengketa
perbatasan dalam skala luas membuat dunia berada
di era perang berkelanjutan.
Tidak ada satu pun negara yang mampu untuk
hanya melihat; ini benar – benar merupakan perang
dunia.
Ketika konflik mulai berhenti, populasi dunia
hanya sepertiga dari yang ada pada tahun 2045;
sudah menurun hingga 3 milliar orang.
Rusia kemudian bergabung dengan Ukraina dan
Belarus menjadi New Soviet Union (ShinSoRen);
China mengatur bagian utara Burma, Vietnam,
dan laos dan juga semenanjung Korea dan
menjadi Great Asia Alliance (Asian Alliance); India
dan Iran mengajak berbagai jenis negara di Asia
tengah untuk membuat Indo – Persia Union; USA
bergabung dengan Canada dan Mexico untuk
menggabungkan seluruh Amerika Utara menjadi
sebuah negara (USNA); EU[1] terbagi menjadi timur
dan barat; setengah dari macam – macam negara
Afrika hilang; di Amerika Selatan, terbentang dari
Brazil, negara yang dibagi menjadi negara kecil
dimana pemerintah tidak memiliki area yang cukup
untuk melakukan pemerintahan.

17
Dunia telah berubah menjadi seperti ini selama
20 tahun perang, walaupun itu tidak pernah menjadi
sebuah peperangan nuklir, dan penyihir menjadi
salah satu bagian dari dunia ini dan perubahannya.
Pada  2046, “Federasi Sihir Internasional”
muncul.
Tujuan mereka adalah untuk mencegah polusi
bumi karena penggunaan bahan radioaktif di
senjata penghancur massal.
Bersama dengan itu, tujuan mereka juka untuk
mencegah penggunaan nuklir, penyihir yang sedang
bertarung satu sama lain, yang sedang saling bunuh
membunuh, bahkan akan berhenti ketika terdapat
tanda menggunaan senjata nuklir’ walaupun itu
adalah negaranya sendiri atau negara musuhnya,
akan bekerja sama untuk menghentikan peluncuran
senjata nuklir.
Dilarangnya senjata nuklir sudah dibuat sebagai
pekerjaan para penyihir di seluruh dunia.
Badan ini, “Perjanjian Federasi Sihir
Internasional”, menargetkan material radioaktif
yang bisa digunakan sebagai senjata yang
mengkontaminasi lingkungan; berbicara dengan
tegas, hal itu tidak termasuk membersihkan bom
nuklir. Bagaimanapun, semenjak perintah untuk
mendetonasi seni bomb nuklir yang dibuat untuk
pertempuran yang hebat, sebuah bom nuklir kecil

18
tidak dapat di perkirakan, karena keluarlah hasil
untuk melakukan pelarangan sempurna mengenai
senjata nuklir.
Dengan begitu, periode perang yang terjadi dua
puluh tahun, tidak ada satupun penggunaan senjata
nuklir.
Federas Sihir Internasional di hormati atas
pencapaian ini; Dikenal secara internasional sebagai
sebuah agen kedamaian bahkan setelah perang
selesai, mereka memiliki martabat–.

Aku mendengar pengumuman bahwa ini sudah


waktunya untuk memasang sabuk pengaman
dan menutup data dari materi pembelajaran di
“Sejarah Kontemporer –  Sebuah Panduan” yang
berhubungan denggan para penyihir. Isinya sedikit
sulit untuk seseorang sepertiku yang hanyalah
seorang murid SMP, tapi ini mampu membuatku
tidak bosan.
Aku sudah mendengar bahwa akar masalah
kecelakan pesawat terbang modern karena
interfensi elektromagnetik yang berasal dari terminal
informasi tidak pernah terjadi. Bagaimanapun,
mematikan alat eletronik sebelum terbang dan
mendarat masih menjadi sebuah tradisi. Tidak
hanya aku, semua penumpang juga mematikan alat
mereka. Aku tidak bermaksud untuk menjadi satu

19
– satunya yang melanggar peraturan umum seperti
anak nakal.
Tempat duduknya dilapisi dengan sebuah
pelindung berbentuk telur, sebuah gambar yang
diambil pada waktu asli dari pulau selatan yang di
proyeksikan kedalam ruangan.
Melihat kehijuan yang hidup seperti itu dan
lautan yang mempesona, membuat suhu dunia
yang menurun seperti sebuah kejadian di sebuah
cerita fiksi.
Tidak pernah berubah, kejadian itu tetaplah
sebuah fakta yang tak terhindarkan.
Sebelum kami lahir, iklim dunia mulai
menghangat namun, kami bisa melihat grafik
turunnya temperatur di sekitar kami.
Sebagai contohnya, tata busana.
Tidak mengekspos kulit, peraturan berbusana ini
bukanlah untuk sesuatu namun untuk menunjukkan
kesan yang mendalam pada era dimana temperatur
turun tertinggal di dunia.
Yah, aku tidak memiliki ketertarikkan untuk
berbusana mengekspos bahuku atau area dada––
dan yang utama, model baju seperti itu tidak akan
mempengaruhi gayaku, dan–, hal itu bukanlah
keharusan untuk menggunakan rok yang sangat
panjang dan membuatku harus menariknya, dan
aku suka pakaian, bagaimanapun di tempat pribadi,

20
tidak ada peraturan untuk berbusana jadi bukan
berarti kami ketinggalan jaman.
Sembari aku memikirkan hal yang rumit ini,
pesawat sudah mendarat di bandara Naha.
Aku hampir tidak bisa merasakan getaran ketika
sedang mendarat.
Sabuk pengaman yang hanyalah formalitas
yang tak berarti tak terkunci dan aku membuka
pengaman dari tempat duduk berbentuk kapsul.
Dibawah terdapat tempat duduk reguler, tempat
duduk itu begitu sempit, sikuku bahkan menempel
dengan itu, kita seperti kram disini tanpa adanya
petunjuk bagi orang sipil, tapi, jika aku harus
menanggapi pertanyaan siapa yang tahu betapa
banyaknya orang yang tak kukenal dan tak pernah
kulihat sebelumnya sebelum di poin jarak kosong
selama satu jam, aku tidak akan bisa menahannya.
Aku menunggu Okaa-sama untuk meninggalkan
tempat duduknya, bersama kami bergerak menuju
pintu keluar.
Kami menggunakan liburan musim panas kami
untuk luburan keluarga.
Kunjungan keluarga sebenarnya adalah masalah
pribadi. Aku berpikir demikian tapi; pada hal
perjalanan keluarga kami, hampir tidak pernah
menjadi hal pribadi, walau begitu disesalkan aku
bahagia.

21
Dibawah langit yang berawan, tak hanya ada
diriku dan ibuku, kakakku-pun juga ikut bersama
dengan kami
◊◊◊

Ketika kami meninggalkan ruangan VIP di


lobbby, Kakak sudah pergi mengambil barang dan
menunggu kami.
Membuat kakak berkelana sendirian dan
mengambilkan barang bukanlah hal yang kejam.
Penumpang Kelas Eksekutif sudah di prioritasikan
ketika turun dari pesawat. Barang bawaan mereka-
pun juga dikembalikan pertama, seperti yang kita
duga, kakak harus menunggu sebentar.  Berdasarkan
waktu untuk mengambil barang, kakak, yang berada
di kelas komersial, mengambil barang untuk kami
bukanlah tidak berguna.
Sebenarnya, ada alasan lain untuk Kakak,
sendirian, untuk duduk di kelas komersial.
Didalam Kelas Eksekutif, disamping orang kabin
biasa orang anggota spesial yang berspesialisasi
dalam menghadapi kekerasan bertindak sebagai
penjaga dan selalu waspada. Jika kriminal seperti
Hijack, pengguna bom bunuh diri terlihat, itu akan
terjadi di kelas komersial yang penjagaannya lebih
longgar. Kakak berada di kursi kelas komersial,
untuk menangani hal semacam itu. Itu yang

22
dikatakan – Walau ku tak tahu apapun mengenai
cara penanganan keluarga kami ini tetaplah tak
normal.
Ketika aku berjalan dengan Okaa-sama,
aku mengintip kakak dari bahuku, Ani sedang
mendorong penuh troli berisi barang – barang kami
sendirian dan tanpa adanya wajah tak puas, dan
dengan diam mengikuti kami.
Seperti yang selalu ia lakukan.
Aku tak membenci Kakakku ini.
Aku hanya mendapatkan masalah ketika
berinteraksi dengan dirinya.
Aku tidak mengetahui apa yang ia pikirkan.
Kenapa, ia dengan mudahnya di perlakukan
layaknya pelayan walau ia adalah keluarga. Jika ia
adalah seorang pelayan, ia mungkin akan bersikap
normal dan tetap tenang mendapatkan perlakuan
seperti ini.
Aku tahu aku sudah diberitahu bahwa ini adalah
tugas yang ia jalankan.
Aku, juga, tahu ke unikkan keluarga kami.
Tidak pernah kurang, kakak hanyalah murid SMP
kelas satu layaknya diriku,
Kakak yang lahir pada April dan aku lahir pada
Maret.

23
Kami lahir dalam kurun waktu 1 tahun antara
satu sama lain, jadi kami berada di angkatan yang
sama; namun itu tetaplah tidak mengubah fakta
bahwa sampai bulan Maret tahun ini ia adalah
murid SD sepertiku.
Berdasarkan dengan fakta tersebut, bagaimana
ia bisa dengan tenangnya di perintah olehku,
dengan adik perempuannya sendiri–
Mata Kakak dan diriku bertemu.
Intipan dari bahuku sepertinya mengganggu
dirinya.
“…Ada apa?”
Aku menyadari bahwa alasan kakak melihat
tepat kemataku adalah karena aku melihatnya
sebentar – sebentar.
Bagaimanapun, dari mulutku hanya sebuah suara
yang tak mengenakkan nan kejam yang keluar.
“Tidak ada apa – apa.”
Kakak menjawabnya dengan nada yang sopan
seperti seorang butler yang mungkin memanggil
tuan rumah dari tempatnya bekerja dengan sebutan
‘mistress’.
Suka atau tak suka, perasaan sayang dari kakak
laki-laki ke adik perempuannya atau perasaan
marah; tak satupun nampak dari wajahnya.
“Jika seperti itu, tolong jangan menatapku. Aku
tak nyaman!”

24
Aku sadar kalau aku menjadi – jadi.
Kamilah yang memperlakukan kakak selayaknya
pelayan, tidak ada alasan bagi kakak untuk
mengharapkan sesuatu.
Akan tetapi, aku dengan egoisnya membentak
kakak.
“Maafkan diriku.”
Kakak membungkukkan kepalanya padaku.
Dan membuat jarak yang sedikit lebih lebar
diantara kami dan mengikuti kami dari belakang.
Kenapa, gumamku.
Baru saja aku sudah menjadi sangat egois. Aku
benar – benar anak yang nakal.
–Seperti yang kuduga, aku kesusahan untuk
berinteraksi dengan kakak.

25
26
◊◊◊

Tempat yang akan kami gunakan untuk


menginap kali ini, ini adalah rumah yang dibeli oleh
Onna Serika. Aku mungkin akan baik – baik saja di
hotel tapi, karena Okaa-sama tidak bisa berada di
tempat yang ramai, jadi ayah mempersiapkan ini
untuk kami dengan segera.
Seperti biasanya lelaki itu muncul untuk
berpikir ia bisa menggunakan uang untuk membeli
perasaan. … Walaupun melalui uang tersebut, tapi
inilah mengapa ia menikahi ibu.
Walaupun Ayah luar biasa ketika muda –
karna sebagai penyihir, ia menunjukkan kuantitas
psions yang diatas normal, potensi kekuatannya
membuatnya dihargai mahal sebagai seorang
penyihir. Ini seperti bagaimanapun, berdasarkan
sistem teknikal sihir yang sekarang kuantitas dari
psions yang ditunjukkan tidak akan mempengaruhi
dari kehebatan dan kualitas dari sihir. Pada akhirnya,
lelaki itu tidak dapat membuat potensi kekuatannya
menjadi kekuatan yang sebenarnya; ia menyerah
untuk membuat kehidupan yang sukses sebagai
penyihir; ia kini bekerja sebagai seorang eksekutif di
perusahaan yang dibuat oleh keluarga Okaa-sanma.

27
Karena hal tersebut, aku dapat mengerti
kenapa ia sangat menghormati ibu, sebagai anak
perempuannya, aku berharap ia akan menunjukkan
sikap sebagai seorang ayah.
… Aku menggeleng pelan kepalaku untuk
membuang hal yang tak berguna itu di dalam hatiku.
Setelah semuanya aku sedang berada didalam
liburan, aku tak ingin terjebak didalam pikiran yang
konyol dan tak mengenakkan itu.
“Selamat datang, Oku-sama. Senang rasanya kau
kemari, begitu juga dengan Miyuki-san, Tatsuya-
kun.”
Seorang, yang datang untuk menyambut kami ke
rumah liburan, adalah Sakurai Honami, orang yang
kemarin berangkat terlebih dahulu sebelum kami,
untuk mengurus kebersihan, belanja dan berbagai
hal lainnya untuk kami.
Ia adalah pelindung Okaa-sama.
Sampai lima tahun yang lalu, Sakurai-san adalah
seorang SP dari Departemen Polisi Metropolitan. Aku
percaya bahwa mereka, rekannya sudah berusaha
dengan kuat untuk mencegahnya pergi ketika ia
melakukan pengunduran diri, bagaimanapun, sudah
ditetapkan bahwa ia akan menjadi penjaga Okaa-
sama sebelum ia bekerja untuk Departemen Polisi
Metropolitan; ia bergabung dengan Departemen
Polisi Metropolitan hanya untuk belajar seluk beluk

28
operasi melindungi.
Ia adalah penyihir yang di modifikasi dimana
struktur gennya telah dimanipulasi untuk
memperkuat kemampuannya untuk sihir, anggota
dari generasi pertama dari seri ‘Sakura’. Selama hari
menyurutnya konflik perbatasan dua puluh tahun
yang lalu, ia dibuat di dalam institut penelitian;
seorang penyihir yang dibeli oleh keluarga Yotsuba
sebelum ia lahir.
Namun, ia sangat ceria, seorang perempuan
yang hidup yang tidak terlihat terbebani oleh
sejarah hidupnya; disebelah dari tugas utamanya
dari operasi perlindungan, ia merawat Okaa-sama
setiap hari dengan perhatian yang baik kepada
kami. Menurutnya, ia merasa lebih nyaman untuk
bekerja di rumah tangga.
Itu sangat berkelainan dengan image dari
seorang Guardian untuk mengabaikan operasi
perlindungannya tapi, ia datang duluan ke rumah
liburan ini untuk mengakumulasi pengetahuan
yang ia tahu dari area ini, semenjak kakak akan
dekat dengan Okaa-sama dan diriku, kalau boleh
kukatakan aku ingin Sakurao-san dan Ani bertukar
pekerjaan. – Namun karena diharuskan mengurus
rumah sehingga nyaman akan menjadi hal yang
mustahil baginya, dan itu tak perlu dipertayakan.

29
“Sekarang silahkan masuk. Ada teh barley
hangat yang sudah siap. Atau mungkin, aku akan
membuatkan beberapa teh hijau?”
“Terimakasih. Karena sudah terlanjur jadi aku
akan meminum teh barley itu,”
“Baiklah nyonya. Miyuki-san, tatsuya-kun apakah
tak masalah untuk kalian meminum teh barley?”
“Ya, terimakasih banyak.”
“Karena kau sudah menyusahkan dirimu untuk
membuatnya.”
Hanya ada satu hal, mengenai Sakurai-san yang
memperlakukan kakak sebagai anak dari Okaa-
sama – dan sebagai kakakku.
Padahal itu adalah hal yang normal untuk
dilakukan.
Namun, Aku… tak dapat melakukan hal wajar itu.
Pada waktu seperti ini, aku merasa jengkel
karenanya.
“Okaa-sama, aku ingin keluar sebentar.”
Aku takut bahwa semenjak kami baru saja
sampai, tak mungkin perlengkapan ku untuk renang
telah siap, namun disisi lain, berada didalam rumah
ini akan menjadi sia – sia, jadi aku akan beralan –
jalan. Berjalan ke Manzamou akan menjadi mustahil
karena itu cukup jauh tapi, hanya berjalan dengan
santai dari tempat ke tempat hingga pesisir pantai
akan terasa cukup menyenangkan.

30
“Miyuki-san, tolong biarkan Tatsuya
menemanimu saat berjalan – jalan.”
Disayangkan, ketika aku mendengar jawaban
Okaa-sama, aku merasa bahwa jalan – jaan yang
lama kuinginkan sudah bocor dari awal.
Aku sangat berharap untuk mengatakan bahwa
tak masalah kalau aku sendiri bagaimanapun, aku
juga tak mau membuatnya khawatir.
“ – Aku mengerti.”
Aku dengan sekuat tenaga membuat suaraku
terlihat biasa – biasa saja.
Aku menarik topi jeramiku kebawah, dan tidak
melihat yang ada dibelakangku, dan berjalan
dibawah sinar mentari.
Angin lautan yang sejuk menghembus bau
musim panasku dan seperti yang kuduga rasanya
sangat nyaman.
Aku menerima pertolongan dari Sakurai –san
untuk menggunakan sunblock dari kepala hingga
kaki tanpa melewati sedikitpun bagian, jadi aku bisa
merasakan angin di tangan dan kakiku tanpa perlu
mengkhawatirkan sinar mentari.
Dengan kulitku yang dilapisi oleh krim
kecoklatan, aku merasa aku tak tampak berbeda
dari anak – anak lokal.
Mungkin, terimakasih untuk itu aku tidak ditatap
ketika melewati seseorang, ini sangat nyaman.

31
Kulitku tak pernah tahu rasanya menjadi coklat
karena sinar matahari, karnanya tak aneh bahwa
aku selalu mencolok ketika berada ditempat seperti
pantai.
-Walau begitu, aku sangat tidak
mempermasalahkannya.
Aku masih ingat ketika aku pergi kesebuah kolam
renang bersama temanku ketika SD dan diriku
menjadi takut karena aku diilang mirip dengan
“Yuki-Onna”, bahkan sekarang, aku tak dapat
melupakannya. Pernyataan itu begitu mengerikan
karena keluar begitu saja dari mulut mereka walau
mereka tak ingin menghinaku.
Tidak mungkin pigmen tubuhku itu kurang.
Seperti halnya warna rambutku yang berwarna
hitam gelap.
Mungkinkah karena keturunan? Tapi garis
keluargaku tak pernah bergabung dengan orang
eropa dari lima generasi sebelumnya… Yah,
semenjak aku tidak tahu hal yang lebih jauh
dari hal itu; kemungkinan ini terjadi karena
keturunan genetik nenek moyangku yang jauh itu.
Bagaimanapun, walau kulit Okaa-sama menjadi
lebih menjadi lebih gelap pada musim panas dan
Ani bisa menjadi belang; Karna kulit kakak begitu
banyak menyerap sinar matahari, aku tak bisa
mengetahui warna aslinya, jadi aku sulit percaya

32
kalau ini dikarenakan faktor keturunan.
“–––“
Aku sudah mengingat hal yang tak kuharapkan,
Aku kemudian fokus kedepan, demi tak melihat
kebelakang, juga aku harus memikirkan apa, aku
sangat bingung.
Meski tak ada hambatan di telingaku, aku
tak dapat mendengar suara langkah kaki. Tidak
ada tanda – tanda dari seseorang ada disana. –
Sebenarnya, aku tidak memiliki kemampuan untuk
merasakan kehadiran seseorang, tapi tetap saja.
Jika aku berputar, bagaimanapun, meski agak
jauh, Kakak pasti akan menemaniku.
Karena kakak adalah pelindungku.
Kenapa aku tak menggunakan “bodyguard”
tetapi kosa kata semacam “Pelindung”, aku tak
mengerti. Walau untuk satu alasan, kenapa, mesti
sekarang. Bagaimanapun, sebutan “pelindung”
dari Yotsuba berbeda dari kata yang simple seperti
“bodyguard”, itulah hal yang tak dapat kumengerti.
Seorang bodyguard melakukan sebuah
“pekerjaan”, seorang pelindung melakukan “tugas”.
Bodyguard membahayakan hidupnya
untuk melindungi orang yang ia lindungi untuk
mendapatkan uang dan hadiah. Ada kasus seperti
seorang SP dari polisi yang melakukan operasi
perlindungan sebagai bagian dari tugas profesional

33
mereka, namun semenjak orang – orang itu juga
mendapatkan gaji dari tugas profesional mereka,
aku pikir bahwa mereka tidak salah jika menemukan
arti definisi dari pekerjaan yang mendapatkan
kompensasi moneter.
Masih kontras dengan hal tersebut, Guardian
tidak menerima hadiah moneter sama sekali. Semua
kebutuhan hidup disediakan oleh Yotsuba. Kapanpun
uang diperlukan, Yotsuba akan memberikannya.
Untuk membenarkan hal itu bukanlah hadiah, itu
adalah biaya untuk memperkuat kekuatan untuk
melindungi.
Aku menyimpulkan hal ini, seorang bodyguard
melindungi untuk bisa makan; seorang Pelindung
makan untuk melindungi.
Pelindung tidak memiliki kehidupan privasi
mereka sendiri. Semuanya, para pelindung laki –
laki dan pelindung perempuan, dimanapun mereka
memanggil mereka orang yang ia lindungi dengan
Master atau Mistress dan juga melayani orang
tersebut.
Kamia adalah sebuah klan yang berpikir bahwa
ini sangatlah normal dan begitu pula denganku,
ketika melihatnya. Jika kau tak bisa menganggapnya
normal; satu hal yang dapat kau lakukan adalah
mundur, bagaimanapun, kami adalah ‘Yotsuba’, -
Walau jika aku adalah orang yang akan malu jika

34
dipanggil Mistress, aku merasa bahwa itu adalah
hal yang normal, namun tetap saja. Aku bahagia,
ketika kami sedang jauh dari klan; “Pelindung” tidak
biasanya menggunakan panggulan “Master: atau
“Mistress” ketika sedang di luar clan.
Kakak menjadi pelindungku ketika aku masih
enam tahun. Pelindung pertamaku adalah kakak,
mungkin ini adalah hal yang tak akan berubah untuk
waktu yang lama.
Orang tersebut bukanlah anak dari saudara
perempuan yang lebih tua dari kepala klan Yotsuba,
ia adalah pelindung untuk dari kandidat untuk
menjadi kepala berikutnya; jika aku menjadi kepala,
ia akan menjadi bayanganku; sampai hidupku
berakhir, hal tersebut akan terjadi.
Selama itu, aku tidak akan melepaskannya dari
tugasnya sebagai seorang pelindung.
Ya, itulah satu – satunya cara agar pelindung
mampu lari dari pekerjaannya dan diijinkan untuk
hidup layaknya orang normal yaitu dengan dipecat
oleh orang yang ia lindungi.
Ia menemaniku.
Ia mengikutiku dari belakang.
Aku tidak bisa dipisahkan darinya.
Ia tak dapat lari dariku.
Orang yang tidak akan lari adalah aku.
Orang yang tak dapat lari adalah dia.

35
Berdasarkan fakta tersebut aku adalah orang
satu – satunya yang mampu membebaskannya
dan mengembalikkan hidupnya sebagai murid SMP
biasa.
Orang yang akan menjaganya, Kakak, dari
kehidupan SMP biasanya adalah aku; karena, aku
tak akan pernah melepaskan Kakak.
–Aku tak tahu cara berbicara dengan kakak.
–Aku tak membenci kakak.
Lalu kenapa, diriku membuatnya berada di
kondisi kejam ini?
Jawaban itu tak kunjung datang.
Kapanpun aku memikirkan masalah ini, untuk
beberapa alasan pikiranku jadi kosong.
Dengan pandanganku yang terfokus ke tanah
dibawah kakiku, aku mempercepat langkahku.
Aku menghadap kebawah dan kakiku berjalan
cepat; Tiba – tiba, tanganku seperti dipegang dan
akan terjatuh ke belakang.
Segera, sebelum aku bisa merasakan apa yang
seharusnya; Aku jatuh dengan mulusnya di lengan
kakak.
Aku tak mengkomplein apapun kepada kakak.
Baru saja, ini adalah kesalahanku, aku yang tak
melihat kedepan. –Faktanya aku yang secara reflek
menaikkan nada suaraku adalah rahasia; aku tak
merasa ingin memberi tahu siapapun.

36
Masalahnya adalah tubuhku ketika ditahan oleh
kakak aku menerima sebuah tubrukan dari depan.
Aku bukanlah orang yang menabrak, jelasnya
akulah yang ditabrak.
Mesi aku marah, ini pasti sudah direncanakan.
Aku membuat pandangan penuh amarahku
menatap kearas. Bagaimanapun, hal yang bisa
kulihat hanyalah kumpulan otot yang tebal.
Aku kemudian melirik lebih ke atas kembali.
Akhirnya, aku mengetahui identitas orang yang
menabrakku.
Seorang remaja hitam besar, yang menggunakan
sebuah seragam militer – seorang ‘Left Blood’.
Berdasarkan intensifikasi dari dua puluh tahun
berlanjutnya konflik perbatasan, para pasukan
America ( pada saat masih menjadi USA ) yang
bermarkas di Okinawa terpaksa mundur ke Hawaii
dan meninggalkan anak mereka. Banyak dari mereka
tidak diabaikan oleh orang tua mereka, ayah mereka
mati dalam pertempuran, bagaimanapun, banyak
dari mereka yang diambil dan dibesarkan oleh
Pasukan Perlindungan Nasional dimana dibesarkan
di markas dan menjadi bagian dari militer.
Mereka adalah prajurit gagah berani yang
menyelesaikan tugas mereka dalam melindungi
perbatasan dan banyak dari anak mereka, juga
menjadi seorang tentara. Bagaimanapun, website

37
Petunjuk Turis Okinawa pribadi, mengandung
sebuah artikel peringatan dari anak – anak yang
banyak itu, dalam waktu singkat generasi kedua,
diketahui memiliki kebiasaan yang buruk jadi kita
harus berhati – hati terhadap mereka.
Dibelakang lelaki lebar itu, terdapat dua remaja
yang juga menggunakan seragam tentara lama
dengan sikap buruk dan proposi tubuh yang sama,
yang tertawa dengan memuakkan.
Kemarahanku berubah menjadi ketakutan.
Pikiranku dipenuhi oleh rasa takut dengan
pemikiran natural akan hal yang terburuk akan
mungkin terjadi, aku bisa menggunakan sihir namun
tak kunjung terbentuk.
-Sampai akhirnya pandanganku tertutup oleh
punggung kakak.
Itu adalah punggung kurus dari seorang anak
lelaki.
Tak pernah kurang, itu jauh lebih bidang dari
pada milikku.
Aku tidak menyadari kapan hal itu dimulai,
namun aku sedang dilindungi oleh pinggung Ani
“Hei, aku tak memiliki urusan dengan bocah
sepertimu kan?”
Mencemooh kami guna merendahkan, pemuda
besar itu menatap kakak.
Kakak tak membuat respon.

38
“Apakah kau terlalu takut untuk berbcicara?”
“Ha ha, pecundang. Cuma cari muka!”
Dua pemuda dibelakangnya mencemooh dan
memaki kakak.
Kemarahan di hatiku sudah tak tertahankan.
Daripada yang sebelumnya, rencana mereka
semakin terlihat.
‘Seharusnya kubawa CAD ku’, gumamku. Aku
tak dapat mengontrol efek dari kekuatanku dengan
baik, jika aku tak menggunakan alat pembantu.
Akan timbul sebuah kerusakan fatal bahkan bagi
orang semacam ini, akan menjadi buruk nantinya
bagaimanapun juga.
Jika aku membawa CAD, orang – orang bodoh ini
tak akan bisa berbicara semau mereka!
Aku tak begitu mengerti kenapa aku marah,
aku menatap remaja besar itu yang sedang berdiri
didepan kakak.
Lelaki besar itu melihat kearahku.
Mulutnya kemudian terbuka.
Itu pasti merupakan tawaan, aku bisa saja
mengatakannya; tapi aku tak bisa mengatakannya.
“Karena kami tak memiliki niat apapun untuk
mengganggumu, tolong maafkan kami karena
telah menabrakmu, mari kita lupakan hal ini. Untuk
kebaikan kita semua.”

39
Suara yang tenang yang tak bisa dikatakan milik
seorang bocah membuat wajah lelaki tersebut
menjadi kaku.
“ – Apa katamu?”
Suaranya tak begitu jelas dan terdengar seperti
meminta.
“Kau bisa mendengar kan?”
Jawaban itu tak memiliki emosi seperti komentar
itu dibuat untuk diri sendiri.
Di tatapan mata remaja itu, pandangan jahat
terlihat.
“Walaupun kau menekankan kepalamu ke tanah,
aku tak akan memaafkanmu. Untuk sekarang, aku
biarkan kau lewat.”
“Jika kau berkata tentang Dogeza, kau
seharusnya tak mengatakan kepala, kau seharusnya
mengatakan dahi.”
Segera, setelah itu.
Tak ada tanda dari indikasi sebelumnya, Remaja
itu mendorong tubuh kakak.
Walaupun kakak jugalah seorang remaja, tubuh
kakak masihlah tubuh dari murid kelas satu SMP.
Perbedaannya dengan dirinya adalah tubuh milik
orang dewasa dan anak – anak.
Aku secara refleks menutup mataku.
Terdapat suara kecil yang terdengar.

40
Aku hanya mengira bahwa kakak tertabrak,
maka aku selanjutnya, yang ada dibelakangnya,
akan ikut terkena; Aku berpikir itu aneh karena tak
terjadi apapun.
Dengan ragu, kubuka mataku.
Pandangan pertama yang masuk ke mataku
adalah wajah dari wajah remaja besar itu yang
membeku kaget.
Tidak ada yang perlu ditanyakan kenapa ia
seperti itu.
Tangan kanan lelaki itu tak sempat memukul.
Kakak sudah menghentikannya dulu dengan dua
tangan.
Walaupun itu adalah pertarungan antar dua
tangan melawan satu tangan, perbedaan bobot
tubuh mereka seharusnya membuatnya seperti tak
berbeda.
Otot dari remaja itu mungkin lebih dari dua
kalinya kakak.
Berdasarkan fakta itu, kakak tidak menepis
pukulan itu; tanpa mengambil satu langkah belakang
untuk memperkuat dirinya, kakak mengambil
penuh berat badan dari lelaki itu yang berpusat
pada pukulannya dan menghentikannya.
Apakah ia menggunakan sihir? – tidak, tidak ada
indikasi untuk itu.

41
Dalam hal seperti akademis, kemampuan
fisik, dan kelincahan; kakak jauh lebih hebat
namun, dalam sihir, aku lebih hebat dari kakak.
Jika kakak menggunakan sihir tak mungkin aku tak
menyadarinya.
“Menarik… Aku hanya berencana untuk bermain
denganmu tapi…”
Tersenyum dengan lebar, lelaki besar itu menarik
kembali tangannya dan memasang kuda – kuda
dengan kepalan tangan kiri didepan dadanya.
Tinju?
Karate?
Aku, yang amatir dalam seni bela diri tak dapat
mengetahui yang mana itu. Bagaimanapun, entah
bagaimana aku bisa mengetahui bahwa orang yang
tadinya hanya setengah bermain itu menjadi serius.
Aku lupa akan perasaan ingin kabur, dari
bayangan dibelakang punggung lelaki tersebut aku
mengintip lelaki besar itu.
Jawaban lelaki itu membuatku tak mengatakan
apapun dan masih mengatur nafasku.
“Benarkah? Ini akan menjadi hal yang konyol.”
Kenapa kau mengatakan hal yang mampu
memprovokasi!?
Normalnya jika seseorang sepertimu mengajak
berkelahi dirinya, mereka tidak akan dapat
mengimbanginya.

42
Normalnya, orang seangkatan kami akan lari
pada kondisi ini.
Tidak, intensi kakak bukanlah masalah.
Aku harus kabur walau, aku melakukannya
sendiri.
-Berdasar apa yang kupikirkan di kepalaku,
badanku tidak meninggalkan tempat dibelakang
puggung kakak.
“Kau banyak omong untuk bocah!”
Apa yang terjadi berikutnya tak dapat kulihat.
Aku hanya tahu hasilnya, semuanya hanya
dugaan.
Kaki kiri lelaki itu melesat kedepan
Kaki kiri dan kaki kanan ditaruh layaknya kuda –
kuda untuk bertarung, kakak menaruh kaki kirinya
kedepan
Tangan kiri remaja itu mengincar kerah kakak,
sewaktu tinju nya hampir menghantam kakak
Kepalan tangan kirinya menyangga lelaki itu dari
posisinya ke dadanya.
Dari ingatan waktu yang singkat itu, sepertinya 
banyak hal yang terjadi tapi beberapa waktu pasti
digunakan lelaki itu untuk melompat kembali
dengan menggunakan daya tolaknya.
Do-on, sebuah suara seperti sebuah drum Taiko
besar, jelas itu berasal dari tinju kakak.

43
Kakak menarik kakinya yang dia tempatkan di
depan tadinya, dan seolah itu adalah sinyal, lelaki
itu telah jatuh; kesakitan dan tangisan datang ketika
ia jatuh dengan kedua kakinya berada di atas jalan.

44
45
Kakak menatap remaja yang jongkok
kesakitan dan batuk, dan menatap ke arah orang
dibelakangnya dengan diam – diam.
Seperti mematung, kedua lelaki lainnya hanya
diam.
Kakak kemudian membalikkan badannya.
“Ayo.”
Kakak menggenggam tanganku.
Pada akhirnya, aku sadar bahwa kata – kata
lembut itu ia tunjukkan padaku.
“Miyuki-san apakah terjadi sesuatu?”
Ketika aku kembali dari jalan – jalanku, Sakurai-
san memucat dan sedikit berlari kearahku.
Aku tak berpikir kalau wajahku terlihat sekacau
itu namun, walau aku, diriku mengetahui bahwa
aku sudah sedikit pucat pula, dari luar, aku tidak
bisa membantahnya.
“Yah beberapa hal kecil terjadi… hanya kesialan
karena ulah seorang pemuda.”
“Yah…!”
Hanya dengan itu Sakurai-san terlihat sudah
mengetahui situasinya.
Acuh tak acuh, dia memperhatikanku, mungkin
untuk memeriksa apa bajuku kusut.
“Aku tak apa.”
Rasanya sedikit dipaksakan namun, aku rasa
senyumku sudah natural.

46
Ketika aku memberikan senyuman padanya,
Sakurai-san juga kembali tersenyum senang padaku.
Bagaimanapun, aku tak bisa tersenyum untuk
waktu yang lama lagi.
Karena kakak menyelamatkanku – Kata – kata
itu tak bisa muncul dari mulutku.
Aku kemudian mengalihkan fokusku dari kata
– kata yang kupikirkan, Kakak sedang pura – pura
cuek; wahanya, seperti biasanya, tak ada ekspresi.
Dia membungkuk ringan ke arah Sakurai-san;
Meskipun begitu, matanya juga selalu melihatku
dan kembali ke ruangan dalam.
Sayangnya, rasa sakit dari senyuman yang
kubuat rasanya akan mulai keluar.
“ –Mandi akan membasuh keringatku.”
Tidak ada keringat padaku tapi, aku menggunakan
kata – kata itu untuk masuk kedalam ruang mandi.
Air panas dari shower memantul dari kulitku.
Aku lupa untuk menghilangkan krim anti air, aku
jadi tak bisa merasakan panasnya.
“Kenapa…”
Aku melihat kearah shower. Air panas mengalir
melalui wajahku, dari sudut mataku hingga ke
bawah tulang pipiku. Jatuhan air yang berbeda
mulai dapat kurasakan.
“Kenapa aku menangis…?”

47
Suara yang kubuat dapat kutangkap oleh
telingaku. Itu bukanlah suara yang sedih, itu seperti
suara orang lain.
“Kenapa kau harus menangis?”
Aku menjadi panik, aku mencoba untuk
berteriak. Tapi tak ada jawaban. Aku adalah satu –
satunya orang disini.
“Kenapa… kenapa…”
Suara yang hanya bisa kudengar hanyalah
suara shower. Tak ada satupun orang yang akan
memberikan jawaban atas pertanyaanku.

48
Chapter 3

6 November 2095 Ad / Rumah Utama Yotsuba


– Ruang Melukis

“Oh, Astaga”
Karena mendengarkan ungkapan Tatsuya
yang sembari melihat lapangan melalui jendela,
kesadaran Miyuki kembali dari masa lalu ke masa
sekarang.
“Onii-sama?”
“Itu adalah kakak perempuan dan adik lelaki
Kuroba.”
Mendegar sekilas pertanyaan adiknya itu,
Tatsuya menjawab dengan keterkejutan yang
samar.
“Ayako-san dan Fumiya-kun?”
Walaupun keterkejutannya terlihat samar, itu
tetap tak bisa mengelabuhi Miyuki. Saat Miyuki
akan berdiri, ia terburu – buru berusaha kembali
membenarkan posturnya sebelum berpikir lebih
49
jauh dan duduk dengan sebuah tepukan kecil.
“Sepertinya mereka baru saja keluar.”
Kompleks dari saudara Kuroba itu datang adalah
tempat dimana nenek mereka ada, adik kecil dari
Tatsuya dan Miyuki menipu kakek dan bibi pula
kepada kepala keluarga Maya saat ini tinggal.
Kuroba Fumiya adalah kandidat ke dua
dari suksesi keluarga Yotsuba. Itu tidaklah
membingungkan jika ia datang mengunjungi nenek
mereka. Miyuki tidak terkejut dengan keberadaan
mereka kesini.
“… Mungkin itu hanya sebuah kebetulan?”
“Mereka bukanlah orang yang hanya akan datang
karena mengetahui kita sedang berada disini.”
Itu logis, menurut Miyuki.
“Entah dalam waktu yang panjang ataupun
pendek, sepertinya takdir sudah membuat kita tak
dapat menyapa satu sama lain lagi.”
Sebuah jawaban yang sangat tidak komitmen.

Berpikiran sama dengan kakak lelakinya, pikiran


Miyuki kembali ke kejadian dimana terdapat
kesempatan dari pertemuan satu sama lainnya
pada suatu malam….

50
Chapter 4

4 Agustus 2092 / Okinawa – Vila ~ Pesta Hotel

Walaupun kami datang kesini untuk liburan,


sayangnya, tekanan dari keluarga dan masyarakat
tidak bisa dilupakan. Walaupun aku baru saja
menjadi siswi SMP, bukan berarti aku bisa menolak
orang yang mengundangku.
Hanya keluarga sedarah yang tidak banyak, tapi
aku benar-benar tidak dekat dengan mereka sedikit
pun.
Yang mengirim undangan ini adalah Kuroba
Mitsugu-san. Orang ini adalah sepupu Okaa-sama.
Jarum jam menunjukkan pukul 6 sore, sudah
hampir saatnya aku berangkat ke pesta.
Aku duduk didepan cermin dengan sisir
ditanganku.
“Ha…”
Tanpa berpikir, aku mengeluh. Diriku yang di
cermin menunjukkannya dengan jelas.
51
Aku bukannya tidak senang dengan pesta.
Tapi, aku baru saja datang dari Tokyo hari ini. Aku
setidaknya ingin beristirahat sampai malam ini.
“Miyuki-san, apa anda sudah selesai?”
Setelah mengetuk pintu, sebuah suara terdengar
dari balik pintu. Sepertinya Sakurai-san datang
memanggilku yang masih belum keluar dari kamar.
“Uh, ya.”
Aku yang sedang melamun, secara refleks berdiri
untuk menjawab.
Menganggap jawabanku sebagai ijin untuk
masuk, Sakurai-san membuka pintu.
“Ada apa ini? Bukankah anda sudah siap untuk
pergi?”
Melihatku mengenakan gaun koktail, kalung, ikat
rambut, dan tas ditanganku, Sakurai-san berbicara
sembari menunjukkan senyum pedihnya.
“Jangan cemberut atau semua kecantikan anda
akan sia-sia.”
Apa aku sebegitu mudahnya untuk dibaca?
“….Apa anda mengerti?”
Sakurai-san lah yang sedang ada didepanku
sekarang; tapi, tetap saja dia orang lain. Dan aku tidak
ingin orang lain tahu tentang ketidaksenanganku.
Selagi mengatakan itu Sakurai-san mengedipkan
matanya… apa dia mencoba untuk mengatakan
kalau tidak apa-apa jika aku menunjukkan wajah

52
seperti itu?
“Tolong berhenti menggangguku.”
Tanpa berpikir, aku menunjukkan wajah
cemberut. Malu akan itu, aku fokus untuk merubah
ekspresiku agar lebih anggun, tapi…
Aku bisa merasakan pipiku yang memerah saat
aku melihat Sakurai-san tertawa.
Aku sudah SMP, aku tidak boleh kekanak-
kanakan.
“Maafkan saya….tapi,”
Kau pasti tidak akan mengira kalau dia sudah
berumur 30 tahun, dia kelihatan seperti masih 20.
Setelah tertawa sesaat, Sakurai-san segera kembali
serius.
Sebenarnya, aku juga sudah memperbaiki
ekspresiku.
“Ada orang yang ‘matanya’ lebih tajam dariku.
Tentu saja, karena aku sudah mengenal anda
dengan baik, aku tahu apa yang tidak anda sukai,
Miyuki-san. Tetapi, bisa jadi orang yang bisa
membaca wajah anda ada di pesta. Karena Miyuki-
san bukan siswi SMP biasa, anda harus tampil tanpa
celah sedikitpun.”
Tidak ada rasa pertentangan yang muncul saat
aku mendengar nasihat ini.
“…Apa ada cara untuk melakukannya?”

53
“Sayangnya, tidak peduli bagaimana anda
mencoba untuk menyembunyikannya, perasaan
selalu bisa terlihat dari warna mata dan setiap
perubahan ekspresi wajah anda.”
…Apa maksudnya tidak ada yang bisa dilakukan?
“Apa yang anda perlukan hanyalah menipu
perasaan anda sendiri, apa anda mengerti?
Pertama-tama, anda menyesuaikan wajah anda
dengan perasaan palsu anda.”
Mungkin karena dia melihat rasa kecewaku,
Sakurai-san melanjutkan penjelasannya lebih
mendetil.
◊◊◊

Seperti yang diajarkan Sakurai-san, aku mencoba


menyembunyikan perasaanku sendiri; tapi karena
aku masih bisa dianggap anak-anak, aku tidak bisa
menutupi ketidaksenanganku selama perjalanan.
Kuroba Oji-sama bukanlah orang yang jahat.
(Sebenarnya, dia bukanlah pamanku.)
Hanya saja, mungkin karena istrinya mati muda
atau semacamnya, caranya memanjakan anaknya
sedikit…. yah, sangat menyebalkan.
Astaga, apa maksudnya, menyombong-
nyombongkan anaknya pada anak lain? Tidak,
aku tidak boleh seperti ini. Dia benar-benar tidak
berpikir, tapi aku rasa dia tidak akan membicarakan

54
masalah ini dengan orang dewasa lain.
…Hoo; sebuah helaan keluar dari mulutku.
Tanpa berpikir dan tanpa kusadari.
Ini bukan waktunya untuk diam-diam saja. Kalau
aku hanya seperti ini aku mungkin tidak akan bisa
mengontrol diriku nanti saat pesta mulai.
Aku sudah sampai didepan hotel.
Betapa tidak bergunanya kesombongan itu, itu
saja menurutku.
Aku sudah bisa melihat pintu masuknya.
Mobil komuter tanpa supir tersebut berhenti.
Dengan cepat, Ani keluar dari mobil,
membukakan pintu dan menungguku keluar.
Ekspresiku kujaga dan aku segera berjalan
menuju medan perang.
Di lobi, ada beberapa orang dewasa, anak muda,
dan nyonya-nyonya. Mereka tampak tidak ingin
menonjolkan diri mereka, tapi mereka tidak bisa
membohongi mataku yang sudah melihat hal-hal
seperti ini sejak lahir.
Itu bukan urusanku, tapi mereka membuatku
ingin mengatakan kepada mereka untuk
menghentikannya saja.
Sebenarnya, tak perlu dikatakan lagi aku kesini
ditemani Ani sendirian sore ini.
Dua pengawal wanita sedang ditugaskan untuk
mengawalku untuk sementara.

55
Di pesta, ada banyak tempat yang tidak bisa
kudatangi dengan pria dan sebaliknya. Jika Sakurai-
san ikut, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tapi, saat ini dia sedang menemani Okaa-sama.
Okaa-sama agak tidak enak badan dan sedang
beristirahat di vila sekarang. Tidak ada yang bisa
dilakukan. Tapi, karena itu, aku harus bersama
dengan Oji-sama sendirian.
Sangat disayangkan sekali.
Sejak awal, walaupun Chichi bisa melakukannya,
tugas untuk melayani tamu seharusnya tidak
diberikan kepadaku, yang masih kecil dan seorang
anak perempuan, tugas itu seharusnya diberikan
kepada anak laki-laki tertua.
Aku melihat punggung Ani yang berjalan
didepanku dengan perasaan pahit.
“Oji-sama, terima kasih telah mengundangku.”
Sesuai dugaan, tempatnya terlalu besar untuk
sebuah pesta tertutup. Sesuai dugaan, ada banyak
sekali meja yang sudah disiapkan. Sesuai dugaan,
Oji-sama datang untuk menyambutku dengan
mengenakan setelan mahalnya.
“Aku senang sekali kau bisa datang, Miyuki-chan.
Apa ibumu baik-baik saja?”
Oji-sama menyapaku dengan berlebihan.
Saat ini, hanya orang seperti dia, yang masih
memanggil orang dengan ‘chan’.

56
Dan seperti biasa, dia mengabaikan Ani seolah-
olah Ani tidak ada.
Karena Ani diam berdiri dibelakangku, bisa
dikatakan kalau mereka berdua mengabaikan satu
sama lain.
“Oh terima kasih atas perhatiannya. Saya rasa
Okaa-sama hanya sedikit lelah, tapi saya ingin Okaa-
sama untuk beristirahat saja hari ini.”
“Senang sekali mendengarnya. Oh maaf, mari
kita masuk kedalam. Ayako dan Fumiya akan senang
sekali bertemu denganmu, Miyuki-chan.”
Seperti yang kuduga kalau mereka berdua pasti
datang tapi…
Meskipun aku sudah berusaha untuk
menahannya, tapi sebuah helaan nafas sudah
keluar dari mulutku.
Aku bersama Oji-sama masuk dan duduk di salah
satu meja.
Meninggalkan Ani di pintu masuk.
Sudah menjadi kebiasaan kalau pengawal hanya
menunggu di sudut-sudut ruangan, untuk berjaga-
jaga.
Walaupun aku sendiri merasa bersalah
memperlakukannya seperti itu, aku selalu merasa
benci saat orang lain memperlakukannya seperti
pesuruh…. mungkin aku sedikit egois.

57
Yang terpenting, sekarang aku dipaksa untuk
berhadapan dengan keluarga Kuroba sendirian dan
tidak ditemani siapapun.
“Ayako-san, Fumiya-kun, kalian juga datang?”
Mendengar sapaanku, Fumiya-kun terlihat
senang dan Ayako-san terlihat seperti dia sudah
menungguku; senyuman mereka masih seperti
biasa.
“Miyuki-neesama! Lama tidak bertemu.”
“Onee-sama, kau tidak berubah sama sekali.”
Ayako-san Fumiya-kun setingkat dibawahku,
mereka masih kelas 6 SD. Berbeda dariku dan Ani,
mereka berdua kembar.
Mereka berdua sebenarnya seumuran denganku,
tapi karena aku lahir bulan Maret dan mereka lahir
bulan Juni mereka setingkat dibawahku.
Untuk alasan tertentu, sejauh yang kuingat,
Ayako-san selalu mencoba untuk bersaing
denganku… Ini adalah alasan lain mengapa aku
malas sekali berhadapan dengan keluarga ini.
Fumiya-kun adalah orang yang menyenangkan
karena dia dekat denganku, tapi aku rasa dia terlalu
manis untuk seorang laki-laki. Apapun yang terjadi,
jika dibandingkan dengan Ani…. Tidak, orang itu
luar biasa.

58
Aku lihat pakaian mereka agak kekanak-
kanakan lagi hari ini. Aku harus menahan diriku dari
menunjukkan ekspresi apapun.
Bahkan dengan cuaca seperti ini, apa kau tidak
kepanasan, Fumiya-kun?
Mengingat ini pesta tertutup, memakai jaket
bolero dan cummerbund, aku rasa tidak ada
masalah.
Di sisi lain, Ayako-san… yah, ‘seperti biasa’
karena suatu alasan. Gaunnya dihiasi dengan pita,
renda, pernak-pernik. Dia mengenakan bando pada
rambut ikalnya. Aku sendiri tidak memermasalahkan
selera mode orang lain, tapi yang seperti ini rasanya
agak aneh untuk pesta saat musim panas.
Tapi, mungkin karena orang tua mereka juga
seperti itu, mereka juga menyesuaikan diri.
Selagi aku sedang berusaha untuk mengalihkan
diriku, Oji-sama terus-menerus menyombong-
nyombongkan mereka berdua kepadaku. Dia
menceritakan kalau Ayako-san menang pada
kompetisi piano dan Fumiya-kun dipuji oleh pelatih
berkudanya, mendengar itu aku hanya merespon
dengan sopan dan menunggu hingga dia selesai.
“Ngomong-ngomong, Miyuki-neesama… apa
Tatsuya-niisama ikut?”
Ah, ini dia.

59
Fumiya-kun adalah anak yang baik, dia
memperlakukan Ayako-san dan aku dengan sama.
Contohnya saja, dia mengagumiku sama seperti
bagaimana dia mengagumi kakaknya, tapi dia
mengagumi Ani lebih dari dia mengagumiku dan
kakaknya; atau bisa dikatakan dia menghormatinya.
Tidak, rasanya lebih cocok kalu itu disebut
memuja. Walau begitu yah, aku masih belum bisa
mengerti akan hal itu.
Umumnya, jika melihat ketentuan dari Asosiasi
Sihir, Ani bisa dikatakan tidak berbakat dalam sihir.
Tapi, orang itu memiliki otak, otot dan kemampuan
yang hebat.
Nilai sekolahnya benar-benar bagus.
Dia bisa melakukan semua olahraga dengan
baik. Dia nomor satu.
Dan, dia memiliki kemampuan yang menjadi
kartu as-nya.
Tentu saja, Ani adalah tipe orang yang dianggap
sebagai pahlawan oleh anak laki-laki.
Tidak. Pastinya, tidak hanya laki-laki.
Penampilannya tidak garang, ataupun manis,
atau ceria, tapi tetap saja…
Ani benar-benar keren…
….Eh, apa yang aku pikirkan!?
Orang itu hanyalah pengawalku, tidak lebih dari
itu.

60
Aku dan orang itu hanya memiliki hubungan
saudara secara genetik, tidak lebih dari itu.
Tapi kenapa aku bertingkah seperti orang yang
terkena brother complex…..
“Dia sedang berdiri disitu.”
Seolah-olah mengabaikan awan hitam yang
ada dihatiku, aku menunjukkan posisinya kepada
mereka sembari menunjukkan senyuman pahitku.
Ah, pipi Fumiya-kun memerah.
Tampaknya, aku membohongi mereka.
“…Um, dimana tepatnya?”
Disebelah Fumiya-kun yang sedang mencari-cari
Ani di ruangan itu, Ayako-san juga ikut mencari Ani
sambil sembunyi-sembunyi.
Sikapnya dengan mudah terbaca, dia bahkan
menunjukkan giginya saat tersenyum. Tapi,
aku rasa itu ditujukan kepada Fumiya-kun. Aku
menunjukkan posisi Ani kepada Fumiya-kun yang
berdiri disamping Ayako-san yang membiarkan
celah pertahanannya runtuh.
Ani sedang mengamati kita.
“Tatsuya-niisama!”
Wajah Fumiya-kun tiba-tiba bersinar sambil
terpaku pada posisi Ani.
Baiklah, tidak ada yang bisa kulakukan lagi.

61
Selagi menyampaikan komplainnya, Ayako-
san segera mengejar Fumiya-kun dengan cepat.
Memang, dia terlihat seperti menahan dirinya
untuk berlari.
Saat aku melihat mereka berdua, Oji-sama
membuat wajah kesal; dia pasti akan seperti ini
setiap saat.
Oji-sama perlahan-lahan berjalan kearah mereka
dengan perasaan yang jauh berbeda dari Ayako-
san. Aku juga berjalan mengikuti mereka.
Fumiya-kun dengan semangat segera
berbincang-bincang dengan Ani.
Ani mengangguk berkali-kali, ujung-ujung
mulutnya sedikit terangkat, menunjukkan sedikit
giginya.
Dia tersenyum??
Orang itu tersenyum??
Tapi dia tidak pernah tersenyum seperti itu
kepadaku…..!
“Hey, Fumiya, Ayako. Kalian tidak boleh
mengganggu pekerjaan Tatsuya-kun.”
Untuk tetap menjaga senyumanku, aku harus
menggenggam tanganku dengan kuat, dan
menunjukkan senyuman sambil menahan rasa kesal
agar Oji-sama tidak menyadari kekesalanku.
“Terima kasih atas kerjamu. Kau sangat baik
dalam menjalankan tugasmu.”

62
“Tidak perlu berterimakasih kepadaku.”
Ani yang sedang berhadapan dengan Oji-
sama adalah Ani yang biasa. Wajahnya sangat tak
berekspresi, senyumannya yang barusan terlihat
seperti ilusi.
“Ah, Otou-sama. Sebentar saja tidak apa-apa,
bukan? Miyuki-neesama adalah tamu kita. Yang
bertugas untuk menjaga keamanan pesta ini
adalah pihak kita, bukan. Mengingat kitalah yang
mengadakan acara ini.”
“Seperti yang dikatakan Onee-sama. Penjaga
dari Kuroba tidak selemah itu sampai-sampai
membiarkan tamu-tamu kita dalam bahaya. Apa itu
benar, Otou-san?”
Eh? Fumiya-kun tidak memanggil Oji-sama
dengan ‘Otou-sama’……
Dengan memusatkan diriku dengan hal itu,
aku bisa mengalihkan perhatianku dari perasaan
kesalku.
“Itu benar tapi…..”

63
64
Mendengar itu, Oji-sama berbicara dengan
terbata-bata sambil terlihat kaget.
Aku sendiri juga kaget. Namun, mungkin
saja, Ayako-san dan Fumiya-kun tahu tujuan
sesungguhnya dari Oji-sama. Oji-sama tidak ingin
anak-anaknya, terutama Fumiya-kun, untuk dekat
dengan Ani.
Fumiya-kun adalah kandidat kepala keluarga
Yotsuba selanjutnya.
Sementara Ani hanyalah seorang pengawal dari
sesama kandidat, yaitu aku. Walaupun kita sebut
orang-orang seperti dia dengan sebutan ‘Guardian’,
mereka tetap saja hanya seorang pesuruh. Kalau
kita berbicara jujur, kalau sebuah alat sudah tidak
bisa digunakan maka tidak ada gunanya lagi selain
dibuang.
Alat seperti itu, jika kusimpulkan, tidak bisa
menjadi kandidat selanjutnya dari keluarga Yotsuba.
Sebenarnya, walaupun Ani adalah pengawalku,
mengingat hubungan Ani dan Fumiya-kun adalah
sepupu, tidak ada masalah kalau Fumiya-kun
menghormati Ani. Hal itu juga berlaku untuk
Ayako-san. Maya Obaa-sama mungkin tidak
mempermasalahkannya juga.
Kedengarannya kasar kalau aku mengatakannya,
tapi Oji-sama hanya peduli dengan status. Bagi Oji-
sama, Ani hanyalah seorang pesuruh, hanyalah

65
sebuah alat. Kuroba Mitsugu adalah anggota
keluarga Yotsuba. Karena itu, aku rasa aku tidak
salah jika mengatakan kalau dia tidak ingin anak-
anaknya dekat dengan sebuah alat.
Itu adalah cara pandang dari Yotsuba.
Untuk menjadi ‘Yotsuba Miyuki’, aku harus
memiliki cara pandang yang sama seperti Oji-sama.
Cara pandang kalau dia hanyalah seorang
pengawal tidak lebih dari itu.
Orang itu adalah pengawalku. Jika perlu, dia
pasti akan mempertaruhkan nyawanya untuk
menjalankan tugasnya sebagai Guardian.
Masuk akal sekali kalau orang yang digunakan
sebagai alat itu membenciku; aku juga tidak boleh
kasihan dengan orang itu.
Aku mengatakan hal itu kepada diriku.
Seperti membaca mantra, aku mengulangnya
berkali-kali.
Ani adalah pengawalku.
Dia adalah pelindungku.
Itu adalah tugas yang diberikan kepada Ani. Aku
harus menjadi pengganti dari Maya Obaa-sama,
karena itu Ani bukanlah Onii-sama ku.
Aku merasa pusing karena rasa sakit di kepalaku.
Untuk sesaat, aku merasa seperti benar-benar
kebingungan.

66
Tentu saja itu hanya ilusi. Aku sedang di pesta
Kuroba Oji-sama; didepanku, Oji-sama sedang
menunjukkan ketidaksenangannya.
….Entah bagaimana aku merasa seperti
memikirkan sesuatu yang sangat penting, tapi… itu
mungkin hanya perasaanku saja.
“…Fumiya, jangan menyusahkan ayahmu seperti
itu.”
Secara tak terduga, orang yang membantu Oji-
sama adalah Ani.
Dia memanggil Fumiya-kun, ‘Fumiya’.
Dengan nada akrab seolah-olah kalau Fumiya-
kun adalah adik kandungnya.
Jauh didalam lubuk hatiku, aku merasa sakit
sekali.
Tanpa sadar, wajahku menunjukkan
ketidaksenanganku.
Aku tidak boleh seperti ini.
Kalau aku seperti ini, aku akan dianggap
menentang hubungan Oji-sama dengan Ani.
…..Aku bertanya-tanya apa mereka melihat
wajahku……..?
Tidak, tidak, tidak mungkin!
Uumm, apa yang harus kulakukan sekarang.
Sebelum aku berangkat, Sakurai-san sudah
mengajariku.
Benar, aku hanya perlu membohongi perasaanku.

67
“Kuroba-san, apa tidak apa-apa memercayakan
pesta ini kepada anda? Aku sendiri ingin melihat
sekeliling diluar.”
“Oh, apa begitu? Itu ide yang bagus.”
Oji-sama menunjukkan kekagetan yang luar
biasa mendengar perkataan Ani, bahkan sampai
memuji Ani.
“Aku mengerti. Aku akan menemani Miyuki-
chan. Tempat ini ada dibawah pengawasanku,
karena itu nikmati waktumu.”
‘Pertama-tama, anda menyesuaikan wajah anda
dengan perasaan palsu anda.’
Ani sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
“Aw sial! Kita akan kembali ke Shizuoka besok!
Kita tidak bisa bertemu lagi, dan kita tidak bisa
berbincang-bincang lagi.”
“Fumiya, tenanglah…. Tatsuya-san, apa yang
dikatakan Fumiya itu benar, karena itu cepatlah
kembali.”
“Aku mengerti. Aku menyelesaikannya dengan
cepat. Kalau begitu, aku permisi dulu Kuroba-san.”
Karena itu aku juga, harus menjalankan tugasku
dengan baik.
Selagi mendengar jawaban Ani terhadap protes
Fumiya-kun dan permintaan Ayako-san, aku segera
menenangkan diriku.

68
Chapter 5

6 November 2095 / Rumah Utama Yotsuba –


Ruang Tamu

Hee-hee
Tiba-tiba suara tawa Miyuki membuat Tatsuya
yang sedang melihat keluar jendela, kembali
melihat kedalam ruangan.
Berbeda dengan arsitektur gaya timur,
ruangan besar ini dibangun dengan arsitektur
barat. Tergantung lukisan-lukisan pemandangan
disepanjang dinding ruangan. Lukisan-lukisan
tersebut merupakan lukisan asli dan hal itu dapat
dilihat dari tanda tangan pelukisnya di kanvas.
Selain itu, di ruangan tersebut juga memiliki sebuah
meja kayu yang cukup untuk 10 orang.
Meski begitu, ruangan ini memiliki kesan kosong.
Ini mungkin terjadi karena, ruangan ini hanya berisi
meja dan sofa; selain meja dan sofa, di ruangan
itu juga tidak ada perabotan sama sekali, yang
69
membuat ruangan ini memiliki kesan kosong.
Sebenarnya, hal seperti itu sudah disadari
Tatsuya sejak dulu. Pandangannya tertuju langsung
kepada adiknya.
Melihat wajah bingung Tatsuya, Miyuki, yang
sedang duduk di sofa dengan ukiran bola dan cakar
pada kakinya, langsung menunduk sambil malu.
“…Maafkan aku, Onii-sama. Hanya saja aku tiba-
tiba teringat tentang apa yang terjadi dulu.”
“Sesuatu yang lucu?”
Tatsuya juga tersenyum membalas senyuman di
wajah Miyuki saat dia menjawabnya.
“Tidak… dulu aku sangat bodoh, dan aku merasa
kalau itu lucu.”
Senyuman Tatsuya hilang seketika, saat
mendengar perkataan adiknya. Tapi dia tidak
merasakan adanya hal buruk dari perkataannya,
nada bicaraya, ataupun ekspresi wajahnya.
“Ngomong-ngomong, Onii-sama dulu dekat
dengan Ayako-san dan Fumiya-kun…. waktu itu aku
kaget sekali melihatnya?”
Dari apa yang dikatakannya, Tatsuya segera
mengingat masa-masa yang dimaksud Miyuki dan
menunjukkan senyumannya kembali.
“Yah… saat itu aku masih kecil lalu, tunggu dulu.”
“Rasanya ini aneh. Akulah yang bodoh dulu.”

70
Saat itu mereka berdua masih dianggap ‘anak-
anak’ oleh orang lain. Mereka berdua sendiri juga
tidak menganggap diri mereka dewasa saat itu.
Walau begitu, mereka berdua tidak ragu saat
mereka masih dianggap orang-orang pada 3 tahun
yang lalu hanya sebagai ‘anak-anak’.
“Saat itu, walaupun aku adik Onii-sama, aku
tidak tahu sama sekali tentang Onii-sama. Tidak….
aku bahkan tidak ingin tahu.”
Tatsuya ingin mengatakan sesuatu untuk
menyangkal hal itu, tapi selain dari senyuman yang
diberikan oleh adiknya, sayangnya dia tidak bisa
melakukan apa-apa selain tersenyum.
Sekalipun dia bisa menyangkal perkataan Miyuki,
hal itu tidak perlu dilakukan.
Walaupun mereka berdua salah, yang
bertanggung jawab bukanlah mereka berdua;
Tatsuya dan Miyuki sadar akan hal itu.
Jika Miyuki sudah tidak ingin berbicara tentang
masa lalu, maka Tatsuya tidak mengungkit-ungkit
hal itu lagi.
Tatsuya kembali memandang keluar jendela.
Selagi melamun keluar jendela, kelima inderanya
tetap berfungsi sepenuhnya, mencari adanya
aktivitas-aktivitas mencurigakan dan sebagainya.
Sementara itu, indera khusunya menangkap lebih
banyak daripada kelima inderanya, sehingga dia

71
selalu siap untuk mengakses dimensi informasi saat
itu juga.
Itu semua dilakukannya demi melindungi Miyuki.
Jika ada yang muncul dan dirasa itu akan
membahayakan Miyuki, Tatsuya akan segera
menghancurkannya untuk mencegahnya.
Hal ini tidak berubah daru dulu hingga sekarang.
Tapi saat itu, Miyuki tidak sadar akan hal ini.
Tapi saat itu, hal tersebut ditutup-tutupi dari
Miyuki.

72
Chapter 6

5 Agustus 2092 / Okinawa – Vila ~ Pantai Onna

Pesta kemarin sore berlangsung sampai malam.


Sampai di Okinawa lalu datang ke pesta sampai
tengah malam, cukup melelahkan untuk hari
pertamaku di Okinawa.
Walau begitu, bangun sebelum matahari terbit,
sudah menjadi kebiasaanku.
Sejujurnya, aku ingin tidur lebih lama, tapi aku
tidak ingin kelihatan seperti orang yang malas.
Dengan semua tenagaku, aku mencoba untuk
bangun dari tempat tidurku, membuka gorden, lalu
membuka jendela untuk merasakan udara segar
pagi. Karena aku ada di lantai dua yang menghadap
ke halaman, aku tidak perlu khawatir kalau ada
orang yang melihatku masih memakai baju tidurku.
…Walaupun sebenarnya merapikan penampilanku
adalah cara seorang putri yang benar.

73
Mencium bau angin laut dalam-dalam, masuk
kedalam dadaku.
Dan disaat aku melihat kebawah, disana ada Ani
yang sedang latihan pagi.
Menunduk, lalu dia akan maju dengan kaki
kanannya, memukul dengan tangan kanannya, lalu
diikuti dengan tangan kirinya.
Lalu setelah itu dia akan melangkah lagi dengan
kaki kirinya, dan seperti yang kuduga dia akan
memukul dengan tangan kirinya lagi, bergantian
berkali-kali.
Membalik badannya segera setelahnya dengan
kaki kanan dan kirinya, tangan kanannya dan kirinya
pun segera naik turun, tangan kanan naik, tangan
kiri turun, dan sebaliknya.
Aku tidak tahu, tapi itu terlihat seperti karate
atau sejenis bela diri.
Di masing-masing tangannya memegang beban
seberat satu kilogram, yang selalu digenggamnya.
Setelah mengulang gerakan itu beberapa kali,
Ani akhirnya berhenti bergerak, lalu menarik nafas
yang dalam dan dikeluarkan.
Eh, sudah selesai…?
Aku sangat sedih saat melihat Ani sudah selesai,
ingin dia mengulang ‘tarian’ indahnya itu lagi. Aku
ingin melihatnya lagi. Sekali saja.
Gerakan itu, bagiku sangat….

74
Apa!
Aku sadar kembali.
Tidak-tidak, aku tidak mungkin terpesona
dengan itu?
Aku segera menutup gorden setelahnya.
Gorden itu membuat suara yang cukup keras,
tapi seharusnya suaranya tidak mungkin terdengar
dari halaman…mungkin.
Aku menyandar di dinding dan duduk di lantai.
Wajahku merah sekali.
Hatiku berdebar dengan sangat kencang dan
tidak mau tenang.
Dia tidak sadar, ‘kan?
Ani tidak melihat keatas sama sekali.
Dia seharusnya tidak melihatku berdiri
dibelakang jendela.
Walau begitu, saat aku terpesona dengan Ani,
aku memiliki perasaan kalau dia menyadariku.
◊◊◊

Seperti biasa, sarapanku dimasakkan oleh


Sakurai-san. Vila ini sebenarnya mempunyai
mesin masak otomatis dari HAR, tapi Sakurai-san
sendiri berkata ‘orang yang bergantung dengan
mesih otomatis seperti itu akan tidak bisa apa-
apa’ dan semacamnya, semua makananku selalu
dibuatkannya kecuali sedang dalam kondisi

75
tertentu.
Akhir-akhir ini, aku juga ikut membantunya, tapi
jujur saja, keahlianku masih jauh dibandingkannya.
“Apa anda punya rencana untuk hari ini?”
Saat aku sedang meminum teh setelah sarapan,
Sakurai-san menanyakan pertanyaan itu kepadaku.
Seharusnya itu ditujukan kepada Okaa-sama,
tapi aku tahu kalau memang tidak apa-apa kalau
ditanyakan kepadaku.
“Kalau masih panas, aku ingin ke pantai.”
Sedikit berpikir, Okaa-sama menjawab
pertanyaan itu.
“Apa harus saya siapkan kapal pesiar?”
“Hmm…. aku rasa akan lebih baik kalau itu
yacth.”
“Saya mengerti. Apa jam 4 sore tidak apa-apa?”
“Ya, tolong disiapkan.”
Dengan ahli, Sakurai-san menebak pikiran Okaa-
sama dengan tepat.
Ini berarti jadwalku untuk jam 4 sore nanti
sudah ditentukan. Okaa-sama mungkin ingin untuk
menghabiskan waktu sampai sore hanya di vila.
Sekarang, apa yang sebaiknya kulakukan?
“Miyuki-san, apa anda tidak punya rencana
khusus, bagaimana kalau pergi ke pantai?
Walaupun hanya berjemur, aku rasa itu cukup
untuk menyegarkan dirimu.”

76
Melihatku bingung akan apa yang akan
kulakukan, Sakurai-san menawarkan sesuatu
padaku.
“…..Aku rasa itu bagus juga. Kalau begitu, aku
akan ke pantai nanti siang.”
“Saya akan menyiapkannya. Ufufu, jika anda
akan memakai baju renang maka anda harus
memakai sunscreen di seluruh tubuh anda.”
…..Eh? ‘Ufufu’, itu berarti……
“….Tidak, terima kasih. Aku bisa melakukannya
sendiri.”
“Tenang saja, tidak perlu sungkan.”
….Sakurai-san sepertinya menyembunyikan
sesuatu.
“Sinar matahari disini sangat panas. Jika anda
tidak berhati-hati, maka akan tidak baik.
….Sakurai-san, tatapan matamu sangat
mencurigakan.
“Biasanya kita juga harus mengolesi tubuh yang
ada dibalik baju renang juga. Ufufu….”
“Uh, uhmm, Sakurai-san?”
Sakurai-san, untuk alasan tertentu, dia terlihat
menakutkan sekali!
“Ayo ayo, kita lakukan.”
Aku bermaksud untuk melarikan diri diam-diam,
tapi sebelum aku sempat melakukannya, Sakurai-
san sudah menggenggam tanganku.

77
Genggamannya sangat erat sampai menyakitkan,
dan sudah tidak ada yang bisa menghentikannya.
Dia menarikku sampai ke lantai dua, dan saat aku
melihat Ani, aku punya perasaan kalau dia tertawa
dibalik diwajah datarnya.
….Walaupun dia seharusnya sudah tidak
mempunyai perasaan seperti itu lagi.
◊◊◊

Ditangan Sakurai-san, sunscreen itu dioleskan


diseluruh tubuhku, dan saat aku akan berangkat ke
pantai, rasanya tubuhku lemas sekali.
“…..Kenapa aku harus lelah seperti ini?” aku
mengeluh seperti itu dalam hati.
Apapun yang terjadi, sesampainya di pantai, aku
melepas jubahku, lalu aku duduk dibawah parasol
yang telah dipasang oleh Ani.
Baju renang yang kupakai sekarang ini agak
terbuka seperti bikini, tapi untungnya masih belum
seterbuka bikini. Baju renang ini bukan pilihanku,
tapi sekali lagi ini adalah pilihan dari Sakurai-san.
Itulah yang sedang kupikirkan, Ani tidak bergerak
sedikitpun. Mengenakan celana pendek dibawah
parka nya, dia duduk disampingku menatap
cakrawala.
Menekuk lutunya, sepertinya dia melamun.

78
Saat aku mencuri pandang padanya, dia terlihat
seperti tidak sadar akan itu. Aku penasaran apa dia
bosan?
Dia adalah siswa SMP yang sehat dan bugar, tapi
melihat laut didepannya, apa yang dilakukannya
hanya duduk. Hanya itu saja.
Apa ini normal? Memikirkan pertanyaan itu, aku
sedikit menggeser sikuku, dan mencuri pandang
pada parasol-parasol lain.
Itu….itu keluarga, bukan. Seoarang Ayah dan
Ibu, dan seorang anak perempuan yang mungkin
kelas satu atau dua SD.
Seperti yang sudah kuduga, anak laki-laki yang
sedikit lebih tua dari anak perempuan itu berlari
dari pantai.
Anak itu memegang tangan ayahnya, dan seolah-
olah mencoba untuk menarik ayahnya ke laut.
Parasol lain yang ada di sebelahku kosong. Walau
begitu ada banyak barang bawaan yang ditaruh
dibawahnya, sepertinya itu milik dua orang….
Karena disitu ada dua parka, yang berarti itu milik
dua orang, ‘kan?
Mereka berdua mungkin sedang berenang di
laut.
Selain itu ada…..whoawhoawhoa!
Aku segera menutupi wajahku dan segera
menghadap kebawah.

79
Setelah mencoba untuk mencuri-curi pandang
lagi, aku terpaksa untuk menghentikannya lagi.
Disitu, ada seorang lelaki mungkin siswa SMA,
kurasa dia belum kuliah, dia sedang mengolesi
minyak pada seorang wanita.
Didaerah yang agak berbahaya pula. Hey, apa
dia akan mengolesi sekujur tubuh gadis itu?
Dan ditempat umum seperti ini, apa, apa mereka
tidak merasa malu sedikitpun?
Orang itu tidak terlihat khawatir dilihat orang
lain. Selagi mengolesi minyak pada tubuh gadis
itu, dia kelihatannya senang sekali. Itu bukanlah
pemandangan yang enak dilihat.
Apa semua laki-laki senang melakukan hal
seperti itu?

80
81
Orang itu pasti akan tertawa, Sakurai-san
kalau disini pasti akan tertawa, tapi aku pernah
membaca di majalah kalau pria senang untuk
menyentuh wanita. Aku juga pernah mendengar
dari temanku di sekolah kalau ada kakak kelas
yang memiliki masalah saat sedang berkencan,
mereka agak terganggu dengan pacar mereka yang
ingin menyentuh tubuh mereka. Memangnya apa
yang mereka pikirkan tentang wanita, begitulah
perasaanku waktu itu. Masa-masa buruk tentang
‘seks bebas’ sudah berakhir setengah abad yang
lalu! Disamping itu, kau sedang melakukannya pada
gadis SMP!
….Tidak baik, tidak baik. Tenanglah. Aku tidak
bisa tiba-tiba membekukan sesuatu di pantai di
Okinawa ini ditengah-tengah musim panas.
Tapi, gadis itu tidak terlihat terganggu sama
sekali.
Itu mungkin karena dia sedang berbaring
sepertiku dan mengetahui apa yang dilakukan
lelaki itu, tapi kurasa dia benar-benar tidak
mempermasalahkannya karena dialah yang
memperbolehkan lelaki itu untuk menyentuhnya.
…..Sepertiku?
Disini aku berbaring, dan ada seseorang yang
duduk disampingku.

82
Aku penasaran, apa dia juga berpikir hal yang
sama? Apa dia bisa berpikir seperti itu?
Aku sedikit memiringkan leherku, melihat wajah
Ani, dan Ani juga sedang melihatku.
Mata kami bertemu.
Berbanding terbalik dengan diriku yang masih
terdiam menanggapi apa yang baru saja terjadi,
dia dengan mudahnya segera melihat hal yang lain
setelah dua atau tiga detik kemudian, sebelum
kembali menatap cakrawala.
Aku telah sadar kembali dan, langsung menutupi
wajah maluku yang merah.
Aku sempat berpikir untuk mengurai rambutku
dan menggunakannya untuk menutupi wajahku,
tapi rasanya itu hanya akan menyusahkanku.
Terbaring diam, aku hanya bisa menunggu
hingga diriku kembali tenang.
Dia, sejak kapan dia melihatiku?
Apa yang dia lihat?
Punggungku? Kakiku? atau….
Aku penasaran, apa orang ini bisa seperti itu?
apa dia ingin sekali untuk menyentuh tubuhku, atau
semacamnya….?
Aku tahu aku seharusnya tidak berpikir seperti
itu tentang kakak kandungku. Tapi Ani dan aku
benar-benar berbeda.

83
Walaupun kami tinggal di rumah yang sama,
kami jarang sekali bertemu satu sama lain.
Kami hanya bersama-sama saat berangkat dan
pulang sekolah.
Bersama-sama dengannya seperti ini hanya
terjadi saat liburan.
Sejauh yang bisa kuingat, aku tidak pernah ingat
pernah mandi bersamanya, main bersamanya, atau
semacamnya.
Bagiku, Ani seperti bukanlah keluargaku, tapi
hanya sebagai seseorang yang lebih tua setahun
dariku yang kukenal. Itulah perasaan sesungguhku.
Secara tak terduga, aku mendengar suara-suara
kasar di pasir.
Aku tahu itu pasti Ani sedang berdiri.
Aku tidak bisa mengangkat kepalaku.
Rasanya aku malas sekali mengangkat wajahku
yang sedang tidur diatas lenganku yang sebagai
bantal.
Aku berusaha untuk mencoba berdiri,
mendorong tangan, kaki, dan punggungku untuk
berdiri.
Tapi pada akhirnya aku tetap tidak bisa berdiri,
hatiku berdebar-debar.
Aku merasa Ani sedang ada diatasku.
Aku tidak bisa bernafas.
Kepalaku pusing.

84
Rasanya tidak mungkin aku kehabisan oksigen,
pikirku.
Eh?
Aku merasa ada kain, yang ditaruh dari bahu
hingga pahaku.
Itu adalah jubah yang sebelumnya kupakai.
Entah bagaimana, tiba-tiba, aku merasa aman.
Semua ketakutanku hilang, dan mungkin karena
itu kepalaku tiba-tiba pusing.
Tanpa berpikir panjang, diriku terbawa dengan
rasa nyaman yang kurasakan saat itu.
Pada akhirnya, aku harus berterima kasih
kepada Sakurai-san. Walaupun aku sedang dibawah
parasol, aku tetap saja terkena matahari panas
sebentar. Kalau aku tidak memakai sunscreen
sekujur tubuhku, maka kakiku pasti akan terbakar
sekarang.
“Panas sekali….”
Menyalahkannya atas alasan aku terbangun
dari tidurku, Ani, seperti yang kuduga, masih ada
disampingku menatap cakrawala.
“….Berapa lama aku tidur?”
“Sekitar dua jam”
Aku bertanya kepadanya secara tidak sadar.
Dan tetap saja, dia menjawabnya tanpa ada
keraguan sedikitpun.

85
Jawabannya cepat sekali, berasa seperti dia tidak
ingin memberi waktu kepadaku untuk berpikir.
“Aku mengerti.”
Aku segera mencoba bangun, tapi kepalaku
masih sedikit terasa pusing karena baru bangun.
Saat aku berdiri, jubahku terjatuh.
Mungkin karena angin laut itu meniup pasir
kemana-mana, walaupun aku berbaring diatas
matras, tubuhku sedikit gatal.
“Aku akan berenang.”
Tanpa menunggu jawaban, aku segera memakai
sandalku.
Disekitar mastarku, ada banyak sekali jejak kaki.
Apa tadi ada banyak jejak kaki seperti itu. Beberapa
dari itu sudah agak hilang, mungkin karena ada
orang yang terjatuh di situ. Mungkin ada orang yang
sedang bermain voli pantai…?
Jumlah parasol yang ada juga sudah lebih sedikit.
Sepertinya banyak yang terjadi saat aku tertidur,
pikirku, saat aku berjalan menuju ke air.
◊◊◊

Setelah makan siang, aku ingin membaca di


ruanganku. Namun, setelah dua jam aku merasa
bosan sekali. Bukan berarti aku tidak senang
membaca, entah mengapa rasanya aku tidak ingin
melakukannya hari ini.

86
Aku rasa aku akan menunjukkan hasil latihan
sihirku kepada Okaa-sama.
Setelah itu, aku segera pergi ke ruangannya.
Ruanganku berada di tengah lantai dua.
Ruangan Okaa-sama berada diseberang tangga.
Ruangan didepanku kosong, dan ruangan yang
disebelahnya adalah ruangan Ani.
Saat aku melintasi kamarnya, aku mendengar
suara dari dalam.
Tanpa kusadari, aku berhenti sesaat.
Vila ini agak biasa, maksudku tidak seperti
rumah kami, vila ini tidak memiliki peredam suara,
walau begitu, suaramu harus sangat keras agar bisa
terdengar hingga keluar ruangan.
Tanpa perlu berpikir panjang suara itu barusan,
itu suara Sakurai-san? Mengikuti kata hatiku, aku
menempelkan telingaku di pintu.
“Bagaimana bisa kau membiarkan luka seperti
ini tidak diobati!”
Sakurai-san mungkin sedang memarahi Ani.
“Ini tidak apa-apa. Tidak ada tulang yang patah.”
“Jangan berpikir kalau tidak ada tulang yang
patah berarti itu tidak apa-apa! Bukankah itu
sakit!?”
“Memang sakit. Tapi, itu sudah resiko dari
perbuatanku.”
Sakit?

87
Resiko?
Apa yang mereka bicarakan?
“Haa…. kau selalu seperti ini…. Tatsuya-kun,
aku sudah menyerah mengubah pemikiranmu
yang seperti itu tapi…… setidaknya biarkan aku
menyembuhkannya dengan sihirku, karena itu
tolong lepaskan bajumu.”
Selalu?
“Tidak perlu. Kalau memang separah itu, aku
akan menyembuhkannya sendiri.
“….Tatsuya-kun, bahkan seorang Guardian juga
memiliki harinya sendiri. Karena kita bukanlah
mesin petarung. Contohnya saja, tentang insiden
ini, bukankah lebih baik kalau kau membangunkan
Miyuki-san dan pergi. Sebagai seorang Guardian,
memang kita perlu menghormati permintaan
dan perintah yang diberikan kepada kita, tapi itu
bukanlah alasan untuk berkelahi hanya karena kau
tidak ingin mengganggu tidur siang Miyuki-san.”
…….Eh? Aku?
“Aku menyesal.”
“Yang benar saja, tolong renungkanlah lagi
kejadian ini? Melarikan diri juga merupakan taktik
yang bermanfaat. Tatsuya-kun, kau harus lebih
fleksibel.”

88
Aku tidak mendengar adanya suara sedikit pun,
tapi merasa kalau Sakurai-san sedang mendekati
pintu.
Segera, secara diam-diam aku kembali ke
ruanganku.
◊◊◊

Yacth yang sudah disiapkan Sakurai-san muat


untuk enam orang.
Kami berempat ditemani dengan kapten dan
asistennya naik ke yacth.
Tempat duduknya berhadap-hadapan.
Didepanku adalah Okaa-sama, dan di sebelahku
adalah Ani.
Sejak aku mendengar pembicaraan itu, aku tidak
bisa melupakannya dari pikiranku.
Ani adalah pengawalku.
Terluka karena melindungiku adalah tugasnya.
Tapi sampai sekarang, aku jarang sekali melihat
Ani terluka.
Seorang ‘Guardian’ yang ada didekatku
menunjukkan aku sebagai kandidat kepala keluarga
Yotsuba.
Walau begitu sebagian dari diriku selalu berpikir
tentang Ani yang dijadikan sebagai Guardian hanya
agar memiliki tempat di Yotsuba. Dan sebagian
diriku yang lain merasa bersalah melihatnya

89
diperlakukan seperti itu.
Tapi dari percakapan mereka berdua, luka sudah
menjadi hal biasa bagi mereka.
“Miyuki-san, apa ada sesuatu yang
mengganggumu?”
“Ah, tidak, tidak apa-apa.”
Suara itu mengagetkanku.
Aku membuat Okaa-sama cemas.
“Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali
aku ke laut…..”
“Ah, itu benar sekali.”
Aku berpura-pura melihat kapten yang sedang
bersiap-siap untuk berangkat. Pada jam 4 sore
tepat, kita mulai berangkat.
Aku memfokuskan pandanganku pada ombak
laut.
Aku tahu kalau selama musim panas di
Okinawa, angin tenggara sedang bertiup, aku
sudah menanyakan tentang hal ini kepada kapten
sebelumnya, dan dia mengatakan kalau angin itu
bertiup menuju ke Laut Timur.
Dia juga mengatakan kalau kemungkinannya
kecil sekali terjadi topan, jadi aku tidak perlu
khawatir.
Berlayar rasanya lebih nyaman dari yang kukira.
Rasanya seperti hatinya yang gundah ini tenang
karena tiupan angin laut.

90
Kalau seperti ini, aku pasti ingin pergi daritadi.
Aku menutup mataku, dan untuk sesaat
mendengarkan suara angin dan deburan ombak
laut.
Jika kita bisa mengakhiri hari seperti ini, aku
seharusnya bisa tidur dengan tenang malam ini.
‘Seharusnya’, karena aku tahu tidak mungkin
seperti ini.
Mendadak aku merasa ada angin yang aneh, aku
membuka mataku.
Sakurai-san sedang melihat keluar ke laut.
Apa yang diucapkan oleh asisten kapten itu
terasa sangat putus asa, dia berbicara melalui radio
tentang kapal selam? Di situasi seperti ini, aku rasa
itu bukan kapal selam Angkatan Laut. Apa mungkin
itu milik luar negeri? Ini adalah teritori laut Jepang.
Jangan katakan…. mereka mencoba melakukan
agresi!?
Saat kemudi yacth ini dibanting, aku segera
memegang pegangan yang ada dengan kuat.
“Pegang yang kuat, Ojou-sama.”
Walaupun aku tahu ini bukan waktu yang
tepat, kakakku tiba-tiba memanggilku ‘Ojou-sama’
membuatku terkejut.
Ini sudah sering terjadi, tapi dipanggil seperti itu
rasanya membuatku sedih.
“Aku tahu!”

91
Aku segera melihat ke laut.
Walaupun Ani ada didepanku, aku tidak bisa
melihat wajahnya. Tapi aku tahu bagaimana sorot
matanya saat aku memegang tangannya.
Dia tidak melotot ataupun menatap.
Tatapannya datar sekali tidak berekspresi,
matanya kosong.
Sakurai-san berdiri di bagian belakang kapal,
melindungi Okaa-sama.
Okaa-sama adalah penyihir yang hebat, tapi
akhir-akhir ini kekuatannya telah melemah.
Interaksi antara sihir dan tubuhnya masih belum
bisa dipecahkan, tapi yang pasti adalah kalau dia
menggunakan sihir yang kuat maka tubuhnya akan
terbebani.
Dia tidak diperbolehkan menggunakan sihir.
Mengingat hal itu, aku segera mengeluarkan
CAD dari kantungku.
Sakurai-san juga sudah siap dengan CAD
miliknya.
Dan Ani dengan tangan kosong, hanya berdiri
ditempatnya.
Dari belakang kami, ada dua bayangan yang
mendekati kami dengan cepat.
Torpedo!? Tanpa peringatan sedikit pun!?

92
Saat aku terdiam, Ani yang berdiri didepanku
segera membuat gestur yang tak bisa dijelaskan.
Dia mengangkat tangan kanannya menghadap laut,
menghadap kedua bayangan itu.
Tanpa menggunakan CAD, tidak ada gunanya
melakukan gerakan seperti itu, bukan?
Walaupun kau tidak bisa menggunakan sihir,
tetap saja kau adalah penyihir ‘kan!?
Didalam hati aku kesal. Aku tidak hanya kesal
pada apa yang dilakukan Ani, tapi juga atas
ketidakbergunaannya.
Karena itu, aku melihat Sakurai-san.
Sebagai Guardian Okaa-sama, tentu saja dia
pasti kan melakukan sesuatu menggantikan
ketidakbergunaan Ani.
Tapi aku salah.
Lebih cepat daripada Sakurai-san dapat
melakukan apapun, Ani, seperti kilat, segera
mengeluarkan sihir.
Hal itu terjadi sangat cepat, aku bahkan tidak
menyadari adanya sihir yang diaktifkan saat itu juga.
Dua torpedo itu segera menghilang setelahnya.
Apa yang baru saja dilakukan orang ini…..?
Tanpa alat bantu sihir apapun….?
Tanpa keraguan sedikitpun, aku yakin sekali
kalau hal ini dilakukan oleh Ani, yang baru saja
menggunakan sihir yang hebat untuk merubah

93
struktur informasi dari torpedo tersebut dan
mendekomposisinya.
Orang ini, yang , terlepas dari kemampuan untuk
menetralisir sihir, seharusnya dia tidak memiliki
kemampuan sihir, bukan...?
Apa mungkin aku tidak tahu sedikit pun tentang
kakakku saat ini?
Apa aku tidak mengenalnya sama sekali?
Selagi Sakurai-san mengaktifkan sihirnya didalam
air, aku hanya bisa menatap punggung Ani, kembali
melihatnya hanya sebagai seorang anak kecil.

94
Chapter 7

6 November 2095 / Rumah Utama Yotsuba –


Ruang Lukis

Tatsuya, yang masih melihat keluar jendela


sampai sekarang, tiba-tiba melihat ke pintu.
Walaupun dari luar rumah ini terlihat seperti
rumah tradisional Jepang, tapi dalamnya seperti
pertemuan antara barat dan timur. Cara yang tepat
untuk menyebutnya mungkin adalah mansion
bergaya Jepang-Barat. Ruangan-ruangan di rumah
ini tidak sepenuhnya bergaya Jepang ataupun barat.
Ruang Lukis ini, tempat tamu ini, bergaya barat.
Wallpaper ruangan, langit-langit, lantai, jendela,
bahkan sampai lampu-lampunya dan perabotannya
semua bergaya barat.
Pintu ruangan ini dibuat dari kayu.
Saat Tatsuya sedang memandangnya, sebuah
ketukan terdengar dari balik pintu.

95
Miyuki menjawab “Masuk” selagi duduk di sofa,
dan sebuah suara berkata “Permisi” terdengar saat
pintu itu dibuka. Seorang ‘pelayan’ muncul dari balik
pintu, mengenakan celemek didepan kimononya.
‘Pelayan’ itu menunduk sebelum dia meminggir.
Seseorang yang mengenakan setelan berdiri
dibelakangnya.
Orang itu adalah orang yang sangat dikenal
Tatsuya.
Miyuki kaget sampai menutup mulutnya dengan
tangannya.
Walau tidak seperti Tatsuya, tapi Miyuki juga
mengenal orang itu.
Saat orang itu masuk kedalam ruangan pelayan
itu menunduk lagi, sebelum pergi tanpa mengatakan
apapun. Seperti pelayan itu hanya bertugas untuk
mengantarkan orang ini.
“Lama tidak bertemu, Tatsuya. Yah, kalau dipikir-
pikir lagi itu baru seminggu yang lalu.”
“Mayor…. mengapa anda, tidak, anda dipanggil
oleh Oba-ue, bukan?”
Saat sedang bertanya, Tatsuya merubah
‘pertanyaan’nya menjadi sebuah ‘pernyataan’.
Tidak ada alasan bagi Kazama untuk mengunjugi
Yotsuba, karena itu pasti alasan dari kedatangannya
adalah karena dia dipanggil.

96
“Itu benar. Tapi, aku tidak tahu kalau kau juga
dipanggil.”
“….Maafkan aku.”
Yang meminta maaf adalah Miyuki, yang telah
berdiri saat Kazama masuk dalam ruangan.
“Itu bukan masalah besar.”
Kazama dan Miyuki tidak bisa berbicara agak
banyak.
Faktanya, mereka selalu bertemu saat ada
Tatsuya.
Itulah mengapa Kazama, sebagai pihak ketiga,
tidak bisa terlalu leluasa saat berbicara dengan
Miyuki tidak seperti saat dengan Tatsuya. Walau
begitu, karena selalu ada Tatsuya saat mereka
bertemu, dia tidak menganggap Miyuki lebih dari
‘adik Tatsuya’.
Tetap saja, walaupun mereka jarang bertemu,
pertemuan pertamanya dengan Kazama sama
dengan Tatsuya.
Pertemuan mereka berdua dengan Kazama
terjadi tiga tahun lalu.

97
Chapter 8

5 Agustus 2092 / Okinawa – Villa

Kapal selam itu sudah menghilang, saat Pasukan


Pengaman Penjaga Pantai tiba.
Sakurai-san benar-benar marah melihat betapa
mudahnya kapal asing itu masuk ke teritori laut
Jepang tanpa diketahui, tapi sejujurnya saja, aku
tidak tertarik dengan hal seperti itu.
Daripada memikirkannya, aku hanya merasa
ingin istirahat.
Fisikku tidak lelah, tapi mentalku lelah.
Kami ditanya-tanyai oleh petugas Penjaga Pantai
tetang insiden ini, tapi aku tidak merasa ingin
menjawabnya sama sekali saat itu. Tidak hanya aku,
tapi Okaa-sama dan Sakurai-san juga merasakan hal
yang sama. Kami memberitahunya kalau ada yang
ingin mereka tanyakan, mereka dapat berkunjung,
dan kami kembali ke villa.
Saat ini, aku sedang berbaring di ruanganku.
98
Aku sudah mandi, tapi pikiranku masih belum
tenang.
Yang mengganggu pikiranku, adalah sihir yang
baru saja digunakan oleh Ani. Kalau aku tidak salah,
dia secara langsung memodifikasi struktur informasi
dari torpedo itu dan mendekomposisinya.
Tapi seingatku, kemampuan untuk secara
langsung merubah struktur informasi suatu benda
dianggap tingkatan tertinggi dari sihir. Jangan
perhitungkan aku, bahkan Okaa-sama ataupun
Oba-sama pun tidak akan bisa melakukannya.
Tapi orang itu, bahkan tanpa menggunakan
CAD….
Orang itu, bukankah dia kehilangan
kesempatannya sebagai kandidat kepala keluarga
karena cacat kemampuan sihirnya?
Bukankah itu karena dia tidak bisa menggunakan
sihir makanya dia dijadikan sebagai pengawalku?
Sejauh yang kuingat, setahuku, selain anti-sihir
non-sistematik ‘Gram Dispersion’, aku tidak pernah
melihatnya menggunakan sihir tingkat tinggi
lainnya.
Karena dia tidak mampu menggunakan sihir
sistematik dari sihir modern utama, dia mengambil
keuntungan dari kemampuan fisiknya yang tinggi
dan kemampuan anti-sihir unik miliknya untuk
mendapat tempat di Yotsuba, itulah alasan mengaa

99
Ani menjadi pengawalku.
Aku tidak mengerti.
Aku benar-benar tidak mengerti.
Kami keluarga, saudara, tapi aku tidak tahu sama
sekali tentangnya.
Walaupun aku tidak tahu apa-apa, aku tidak
menyadarinya hingga sekarang.
Aku terkejut.
Ngomong-ngomong, ini liburan pertamaku di
SMP.
Aku bertanya-tanya, apa kemarin pertama
kalinya dia mengawalku sendirian?
Saat aku masih enam tahun dan dia tujuh tahun.
Itu adalah saat dimana Ani mulai menjadi
pengawalku, dan aku dikawal olehnya.
Sejak enam tahun lalu, Ani selalu menjadi
pengawalku.
Tapi tidak mungkin kau memercayakan
keamanan dari orang kemungkinan akan diculik
kepada seorang anak SD.
Aku mengerti, itulah mengapa aku tidak tahu
nilai sesungguhnya dari orang itu, kemampuan
aslinya adalah……
Kalau begitu, siapa yang bisa kutanyai tentang
orang itu? Siapa yang benar-benar mengenalnya?
Okaa-sama? Sakurai-san? atau bahkan Oba-sama?

100
Baru saja setelah aku menemukan petunjuk
untuk keluar dari labirin pikiranku, atau begitulah
pikirku, sebuah ketukan terdengar dari pintu
ruanganku.
Tertangkap basah, aku segera berdiri dari
tempat tidurku, dan segera menyisir rambutku, aku
bertanya-tanya apa itu.
“Maaf mengganggu istirahat anda. Militer telah
sampai disini, dan ingin mendengarkan tentang
kejadian tersebut…..”
Suara ragu-ragu Sakurai-san terdengar dari balik
pintu.
“Dariku?”
Saat aku membuka pintu, aku bertanya balik. Aku
sadar saat mengatakannya, kalau aku tidak sopan,
tapi aku benar-benar terkejut mendengarnya.
“Ya… saya sudah memberitahu mereka jika
saya dan Tatsuya-kun dapat menjawab semua
pertanyaan mereka, tapi….”
Ekspresi Sakurai-san tampak merasa bersalah,
meskipun itu bukan salahnya…..
Kalau dia sudah seperti itu, aku yang akan
merasa tidak enak.
“Baiklah. Apa mereka sedang di ruang tamu?”
Melihat anggukan Sakurai-san, aku
memberitahunya kalau aku akan ganti baju lalu
turun setelahnya.

101
Tentara yang datang untuk berbicara dengan
kami memperkenalkan dirinya sebagai Kapten
Kazama Harunobu.
Setelah selesai dengan perkenalannya, dia
segera menuju ke titik permasalahan.
“…..Jadi, apa anda sekalian menemukan kapal
selam itu secara kebetulan?”
“Orang yang menemukan kapal selam itu adalah
kapten kapal. Kalau anda ingin tahu tentang itu,
anda seharusnya berbicara dengannya.”
“Apa anda menyadari adanya ciri-ciri yang dapat
menunjukkan asal usulnya?”
“Saat itu keadaannya sedang didalam air. Untuk
mengetahui hal semacam itu adalah mustahil.
Walaupun kapal selam itu naik ke permukaan, saya
tidak tahu banyak tentang kapal selam.”
Tanya jawab itu dilakukan antara Kapten dan
Sakurai-san.
Okaa-sama sepertinya bermaksud menyerahkan
semuanya pada Sakurai-san, dan karena aku sendiri
tidak tahu banyak, walaupun aku memaksa untuk
ikut berbicara, tidak banyak yang bisa kukatakan.
“Tampaknya, mereka menembakkan torpedo?
Apa anda punya petunjuk mengapa mereka
menyerang anda?”
“Tidak sama sekali!”

102
Sakurai-san tampaknya agak jengkel. Dari awal
dia memang sudah tidak senang dengan respon
dari militer, dan aku juga merasa sedikit kesal
mendengar pertanyaan ‘Kalian mungkin melakukan
sesuatu yang memprovokasi mereka bukan?’, tidak
heran dia marah.
“Aku rasa anda melupakan sesuatu.”
Masih dipelototi Sakurai-san, Kapten segera
memalingkan wajahnya pada Ani. Hal itu terjadi
tiba-tiba, tanpa ada maksud dibaliknya. Sebuah
usaha baru untuk mendinginkan situasi antara
mereka berdua.
“Agar tidak ada saksi mata sama sekali, mungkin
kita bisa menyimpulkan kalau mereka ingin
menculik kami.”
Tapi jawaban Ani, jauh dari yang namanya
penenang situasi.
“Menculik?”
Kapten itu terlihat terkejut; tapi juga tertarik
disaat yang sama, dia meminta Ani untuk
menjelaskan lebih lanjut.
“Torpedo yang ditembakkan pada kami adalah
torpedo busa.”
“Oh….?”
Torpedo busa?.... torpedo penghasil busa, aku
rasa? Berarti mereka menghasilkan gelembung
busa….?

103
“Torpedo Busa? Apa itu?”
Saat aku menoleh, Sakurai-san meminta Ani
untuk menggantikannya.
Alasan mengapa dia tidak bertanya kepada
Kapten mungkin karena dia masih merasa kesal.
“Ujung torpedo itu diisi dengan bahan kimia yang
didesain untuk menghasilkan busa yang berskala
besar saat ditembakkan. Dalam keadaan tersebut,
bahkan baling-baling kapal pun tidak akan bisa
bergerak. Kapal dengan pusat gravitasi yang tinggi
seperti milik kami pasti akan terkena juga. Dengan
demikian, target terjebak, dan anggota kapal bisa
ditangkap dengan disamarkan sebagai kecelakaan.”
“Mengapa kau berpikir seperti itu?”
Kapten sedang melihat Ani dengan ketertarikan
yang tinggi.
Aku kaget dia bisa tahu hal seperti itu.
“Komunikasi kami telah diputus. Hal seperti itu
selalu terjadi jika seseorang ingin menyembunyikan
suatu hal sebagai sebuah kecelakaan.”
Aku lebih terkejut lagi, dia menyadari kalau
komunikasi kami telah terputus.
“…..Maaf, tapi menebak tujuan mereka hanya
berdasarkan hal seperti itu, menurut saya dugaan
itu masih lemah.”
“Sebenarnya, aku tidak hanya menyimpulkannya
hanya dengan itu saja.”

104
“Apa kau memiliki bukti lain?”
“Ya.”
“Apa itu?”
“Aku menolak untuk mengatakannya.”
“….”
Mendengar perkataan seperti itu tanpa keraguan
sedikit pun, Kapten tampaknya tidak bisa berkata
apa-apa.
Yah, aku dan Sakurai-san juga tak bisa berkata-
kata.
“Apa Anda membutuhkan bukti?”
“…..Tidak, hal seperti itu tidak dibutuhkan.”
Mendengar jawaban Ani yang bertubi-tubi,
Kapten menjadi kebingungan.
Okaa-sama, yang sampai sekarang, tetap
diam sejak awal, tiba-tiba berbicara dengan nada
bosannya.
Kebosanannya, susah sekali untuk
disembunyikan.
Kapten segera menyadari maksudnya.
“Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas
kerjasamanya.”
Berkata seperti itu, Kapten berdiri dan memberi
hormat.
Aku dan Ani melihat Kapten dan bawahannya
keluar ruangan.

105
Sebuah mobil diparkir didepan rumah,
disampingnya, dua tentara yang gagah sedang
menjaganya.
Salah satu dari mereka, sempat tidak sengaja
melihat Ani, seketika dia mebelalakkan matanya
dengan terkejut.
Aku juga mengingatnya. Dia adalah tentara kasar
yang kemarin, salah satu dari ‘Left Blood’.
“Baiklah.”
Melihat keterkejutan di wajah tentara itu,
Kapten Kazama mengangguk mengerti dengan
situasi yang terjadi.
“Jadi kaulah orang yang mengalahkan Joe?”
Mendengar perkataan Kapten, aku segera
meningkatkan penjagaanku.
Tapi melihat Kapten yang hanya tertawa,
sepertinya hal tersebut tidak membuatnya marah
atau semacamnya. Ani masih belum bereaksi sedikit
pun.
“Menguasai teknik Inner Strike di usia semuda
ini, kau memang jenius.”
Dilihat dari ujung kepala sampai ujung kaki, Ani
tidak terlihat bereaksi sama sekali. Tapi apa itu
‘Inner Strike’?
Kedengaranya hal itu sangat hebat…
“Kopral Higaki!”

106
Mendengar namanya diteriakkan dengan keras,
tentara kasar itu gemetaran.
Dibawah tatapan Kapten, dia segera berlari
mendekat.
Kapten menatapnya saat dia memberi hormat
dan berdiri tegak.
Lalu dia menghadap wajah Ani, dan
membungkuk.
“Aku minta maaf. Bawahku telah melakukan hal
kasar kepadamu kemarin.”
Melihat hal yang tak terduga ini, aku benar-
benar tak bisa bekata-kata.
Dengan lengannya yang dibelakang
punggungnya, kakinya terbuka lebar dan kepalanya
sedikit miring, sebenarnya posisi seperti itu
tidak terlalu sopan didepan publik, tapi tentara
berpangkat tinggi seperti Kapten sampai meminta
maaf seperti itu hanya kepada anak-anak seperti
Ani sangatlah mengejutkan.
“Saya Kopral Higaki Joseph! Saya minta maaf
sebesar-besarnya atas tindakan saya kemarin!”
Seperti Kapten, benar-benar berbeda dari
kemarin, Kopral Higaki dengan tenang meminta
maaf dan membungkuk dalam-dalam.

107
108
Sepertinya dia memanglah bukan orang yang
kasar.
Lebih jauh lagi, kelihatannya dia sangat takut
dengan Kapten.
“Aku menerima permintaan maafmu.”
Dengan cepat, Ani menjawab permintaan
maafnya.
“Terima kasih banyak!”
Aku tidak ada masalah dengan itu.
Aku memang tidak berkeinginan untuk berbicara
sedikit pun.
Diikuti oleh Kopral Hogaki, Kapten Kazama
berjalan menuju mobil itu, lalu mendadak berhenti
dan menoleh kebelakang.
“Shiba Tatsuya-kun, bukan? Saat ini, aku bekerja
sebagai instruktur dari pasukan penyihit angkatan
udara di Pangkalan Onna. Kalau kau punya waktu,
sekali-kali kunjungilah tempat kami. Aku yakin kau
pasti akan menemukan sesuatu yang menarik.”
Kapten Kazama mengatakan hal seperti itu dan,
tanpa menunggu jawaban, dia langsung naik ke
mobil.

109
Chapter 9

6 Agustus 2092 / Okinawa – Villa ~ Pangkalan


Udara Onna

Di pagi hari ketiga liburan kami, mulai muncul


badai.
Langit gelap, dan angin bertiup sangat kencang.
Sepertinya badai tropis sedang mendekat dari
Laut Timur.
Tampaknya saat angin itu sampai disini, angin
itu tidak akan berubah menjadi topan. Tapi jika
dilihat-lihat, mungkin juga angin itu nantinya akan
menyerupai topan.
Setiap saluran menyarankan untuk menghindari
tempat-tempat pinggir laut, tapi kurasa memang
tidak akan ada orang yang ingin ke pantai pada cuaca
seperti ini. Kapal jelas saja tidak perlu dikatakan lagi.
Kami akan disini selama dua minggu, jadi kami
tidak perlu tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu
saat ini.
110
“Apa rencana anda hari ini?”
Saat ia menyajikan roti panggang kepada Okaa-
sama, Sakurai-san bertanya pertanyaan itu.
“Di cuaca seperti ini, rasanya berbelanja pun
akan……”
Sedikit memiringkan kepalnya, sambil Okaa-
sama berbicara sendiri. Melihatnya seperti itu, dia
hampir terlihat seperti seorang gadis muda. Itu
hanya sesaat, tapi dia benar-benar terlihat muda.
“Apa yang enaknya kita lakukan?”
Ditanya balik, Sakurai-san juga berhenti makan
dan memiringkan kepalanya.
Dia juga tampak muda sekali, tapi tidak seperti
Okaa-sama, Sakurai-san memberikan kesan seperti
seorang ‘Onee-san’…… Walaupun tentu saja, Okaa-
sama jauh lebih tua darinya.
“Hm…. Bagaimana kalau melihat pertunjukan
tari Ryuukyuu?”
Selagi berkata seperti itu, Sakurai-san dia segera
melihat ke layar di dinding.
Sambil mengoperasikan remote nya, dia
menunjukkan petunjuk wisata tentang tari
Ryuukyuu.
“Kelihatannya anda juga bisa ikut mencoba
bajunya.”
“Kelihatannya menarik. Bagaimana menurutmu,
Miyuki-san?”

111
“Saya rasa bagus juga.”
“Akan kusiapkan mobilnya. Hanya saja ada satu
masalah……”
Melihat aku dan Okaa-sama setuju dengan
kegiatan itu, Sakurai-san tampak muram
membicarakannya.
“Pertunjukan itu hanya untuk wanita saja.”
Ah, itu benar. Hal itu memang tertulis dibawah
video.
Lalu, Ani…
“Baiklah kalau begitu……”
Okaa-sama merobek rotinya kecil-kecil, dan
memasukkannya ke mulutnya satu per satu.
“…kau akan bebas dari tugas hari ini, Tatsuya.”
“Baik.”
“Kemarin kau mendapat undangan ke pangkalan
dari Kapten bukan? Sekarang akan menjadi saat
yang bagus untuk mengunjunginya. Kau bisa saja
diajak untuk ikut latihan dengan mereka.”
“Baik, saya mengerti.”
Okaa-sama mengatakan kalau kakak bisa bebas,
tapi pada akhirnya dia memerintahnya melakukan
sesuatu.
Tanpa menunjukkan ketidaksenangan sedikit
pun, Ani dengan mudahnya menerima perintah itu
dengan ekspresi datarnya.
Sama seperti biasa.

112
“Um, Okaa-sama!”
Aku sendiri tidak tahu, mengapa aku
melakukannya.
“Apa saya bisa ikut dengan Ni, Nii-san?”
Bibirku, lidahku, dan pita suaraku mengatakan
hal seperti itu. Alasan mengapa aku terbata-bata
menyebut ‘Nii-san’ karena biasanya aku selalu
memanggilnya ‘Ani’ atau ‘orang itu’.
Bukan berarti aku gugup… atau semacamnya.
“Miyuki-san?”
Aku rasa aku sudah melakukan hal yang
mengejutkan. Seperti yang kuduga, Okaa-sama
melihatku dengan tatapan bingungnya.
Uuuu, sangat tidak nyaman………!
“Saya, uhm, aku juga tertarik dengan latihan
yang dilakukan penyihir di militer, dan uh, sebagai
seorang Ojou-sama saya harus tahu lebih banyak
tentang kemampuan Guardian saya.”
“Jadi seperti itu… luar biasa sekali.”
Mengatakan kata ‘Ojou-sama’ membutuhkan
perjuangan tersendiri bagiku.
Apapun yang terjadi, aku ingin Okaa-sama
percaya dengan alasanku yang penuh keputusasaan.
Untuk alasan tertentu, aku merasa bersalah….
Tapi, aku tidak bermasuk berbohong. Entah
bohong atau tidak, aku bahkan tidak tahu
perasaanku yang sesungguhnya.

113
“Tatsuya, seperti yang kau dengar. Kau akan
ditemani oleh Miyuki-san dalam jalan-jalanmu di
pangkalan.”
“Baik.”
“Yang terpenting jangan lupa. Didepan publik,
jangan gunakan honorifik seperti saat memanggil
Miyuki-san. Daripada ‘Ojou-sama’, panggillah saja
‘Miyuki’. Dilarang melakukan aksi apapun yang
dapat membuat mereka mengetahui kalau Miyuki-
san adalah kandidat pewaris keluarga Yotsuba.”
“……Saya mengerti.”
Kali ini, anggukan Ani agak tertunda.
Tidak hanya Ani yang merasa kebingungan.
Aku sendiri merasa benar-benar malu. Bagian
tentang menjadi ‘kandidat’ segera berputar-putar
di kepalaku, dan sebaliknya, pikiranku dipenuhi
kejadian saat Ani memanggilku ‘Miyuki’.
“Jangan salah paham. Ini hanya untuk
membohongi orang lain. Tidak ada perubahan
hubungan antara dirimu dan Miyuki-san.”
Ani hanya menjawab ‘seperti yang anda
minta’, pada perkataan Okaa-sama yang tidak
menyenangkan.
◊◊◊

114
Walupun kami sedang liburan, kami tetap
sedang berada ditengah-tengah perkerjaan institusi
nasional. Agar tidak terlalu terkena paparan sinar
matahari, aku menggunakan cardigan tembus
pandang tahan UV diluar gaun lengan pendekku,
sementara itu Ani mengenakan kaos polo lengan
pendek dibalik jaket musim panasnya dengan celana
pendek saat kami mengunjungi Kapten Kazama di
pangkalan.
“Saya Sanada, dari Departemen Pertahanan
bagian Pengembangan Senjata.”
Tentara yang menyambut kami saat kami datang
segera memperkenalkan dirinya. Pangkatnya
Letnan. Mendengar itu, Ani tampaknya sedikit
terkejut.
Memangnya kenapa… saat dia sedang bersama
orang lain, dia bisa menunjukkan ekspresi-ekspresi
seperti itu?
“Apa ada masalah?”
“Tidak… hanya saja kukira yang akan menjadi
pemandunya adalah petugas biasa. Juga, kupikir
ini adalah pangkalan udara.” *Letnan bukanlah
pangkat pada angkatan udara
Mendengar perkataan Ani, ujung dari mulut
Sanada-san berkedut. Rasanya dia mencoba ramah
dengan kita.
“Tampaknya kau tahu banyak tentang militer.”

115
“Guru bela diriku pernah bekerja di militer.”
“Ahh, aku mengerti…. Ya, alasan mengapa
seorang petugas teknologi sedang ada di pangkalan
udara karena kemampuanku sedikit unik, dan kami
kekurangan orang seperti itu disini. Alasan mengapa
pemandu kalian tidak diserahkan kepada petugas
biasa adalah….. karena kami sudah mengharapkan
kedatanganmu.”
Letnan Sanada tersenyum saat mengatakannya.
Dia tidak terlalu tampan, tapi dia memiliki hal-hal
tertentu yang dapat membuat siapapun terkagum-
kagum melihatnya.
Tapi entah mengapa Ani sepertinya meningkatkan
penjagaannya saat melihat senyuman itu.
Sanada-san memandu kami ke sebuah ruang
olahraga besar. Aku menyebutnya ruang olahraga
karena itulah hal yang terlintas di pikiranku, dan
mungkin juga nama aslinya bukan itu.
Dari langit-langitnya yang setinggi lima lantai
tergantung banyak sekali tali, yang digunakan para
tentara untuk memanjat keatas lalu melompat
kembali ke bawah. Mereka tidak menggunakan
parasut. Walaupun mereka memakai parasut
rasanya pun itu tidak akan berguna jika melihat
ketinggiannya, tapi yang jadi masalah mereka akan
mengalami patah tulang.

116
Teknik itu adalah Sihir Akselerasi Sistematik –
Deceleration, bukan….
Mungkin ditempat ini ada 50 orang.
Semua tentara yang memanjat tali itu adalah
penyihir.
Tingkat kesulitan sihir ini tidaklah tinggi, tapi
sangatlah tidak mungkin mereka mengajari penyihir
di pangkalan ini. Melihat banyaknya penyihir di
satu pangkalan yang sama… ini adalah wilayah
perbatasan garis terdepan.
Aku juga bisa melihat ‘tentara kasar’ itu diantara
mereka, err, Kopral Higaki maksudku.
Jadi orang itu juga penyihir…..
Kapten Kazama sudah menunggu kami. Aku
dapat mengetahuinya dari caranya dia menyambut
kami dengan mengirim Sanada-san, tapi aku tidak
mengira dia sampai membiarkan bawahannya
memimpin latihan itu sementara menunggu
kedatangan kami.
Tidak, dia tidak menunggu kami, tapi dia
menunggu Ani.
“Melihatmu datang secepat ini, apa bisa
kuanggap kau tertarik dengan militer?”
Dengan senyuman tulus diwajahnya, Kapten
Kazama berbicara dengan Ani.
“Aku tidak tertarik. Namun, aku masih belum
tahu apa aku ingin jadi tentara atau tidak.”

117
“Yah, memang mau bagaimana lagi. Kau masih
SMP bukan?”
Cara bicaranya berbeda dari kemarin,
aku merasakan ada tujuan tertentu dibalik
perkataannya, walaupun itu sedikit kasar.
“Baru-baru ini.”
“Kau berumur 12 tahun, tidak, 13 tahun ‘kan?
Walau begitu kau adalah orang yang keren.”
“Aku 13 tahun.”
Ani menjawab dengan baik pertanyaan Kapten.
Aku terkejut mendengarnya, dan aku segera
terjebak dalam pikiranku.
Ani adalah seorang siswa yang terhormat di
sekolah. Tidak hanya saat SD, tapi bahkan di SMP,
dia adalah siswa yang sangat berprestasi dalam
semua pelajaran non-sihir.
Dia tidak bisa dikatakan orang yang mudah
bersosialisasi, tapi dia sudah berkali-kali diandalkan
baik oleh teman-temannya maupun adik kelasnya,
dan bahkan oleh gurunya.
Kalau saja dia terlahir di keluarga bukan penyihir.
Kalau saja dia bukan keponakan dari kepala
keluarga Yotsuba.
Kalau saja dia bukan anak Okaa-sama.
Kalau saja dia bukan kakakku.
….Tidak ada gunanya berpikir seperti itu.

118
Itu sama saja seperti berpikir, bagaimana
kalau aku tidak mempunyai darah ‘Yotsuba’ Miya
didalamku.
Saat aku sedang terbawa pikiranku, disaat itu,
kami ditawari untuk ikut dalam latihan memanjat.
Tentu saja hal itu bukan ditujukan kepadaku, tapi
kepada Ani.
“Tidak, aku tidak ahli dalam sihir.”
Mendengarnya menyebut dirinya ‘aku’, bulu
kudukku merinding. Apa itu maksud Okaa-sama
untuk terlihat normal?
Hal itu benar-benar tidak cocok dengannya…
tidak tunggu, itu bukan masalahnya!
“Um, bagaimana kau tahu tentang Nii-san?”
Sekali lagi, aku merasa susah sekali menyebut
‘Nii-san’.
Mengapa?
Walaupun tidak bisa dipungkiri kalau dia adalah
kakakku.
“Bagaimana kau tahu kalau dia adalah penyihir?”
Tapi jika kebohongan kami terungkap di tempat
seperti ini akan menjadi masalah.
Terlebih lagi, itu sangat penting bagiku.
Biasanya, Ani tidak mengenakan CAD. Tentu
saja, dia juga tidak mengenakan barang-barang
tradisional seperti jimat atau vajra.

119
Berdua aku dan Okaa-sama membawa terminal
CAD mobile, jadi selama empat hari ini, satu-
satunya orang yang benar-benar terlihat seperti
penyihir hanyalah Sakurai-san.
Jangan katakan, kami sedang diamati….?
“….Hanya menebak, aku rasa.”
Kapten Kazama tampaknya kaget saat kutanyai
tentang itu, dan dengan ekspresi serius dia
memberikan jawaban yang kelihatannya tidak
serius.
Hanya menebak, apa maksudnya itu?
Apa dia mencoba untuk melarikan diri dari
pertanyaanku!?
“Bukan berarti aku menyembunyikan sesuatu.”
Disaat itu, seolah-olah dia membaca pikiranku,
wajahku menegang.
“Setelah melihat ratusan penyihir, aku dapat
mengetahui mereka hanya dengan melihat hawa
disekitar mereka. Apa mereka penyihir atau bukan.
Apa dia kuat atau lemah.”
Tidak ada gunanya, aku pikir, aku tidak bisa
berhenti menunjukkan ekspresiku.
“Memangnya, mengapa kau bertanya seperti
itu?”
Ini gawat….!
Reaksiku sudah memicu kecurigaannya.
Walaupun aku sudah diperingati Okaa-sama

120
untuk menjaga hubunganku dengan Yotsuba tidak
diketahui siapapun.
“Maafkan aku, adikku selalu sensitif tentang
kemampuan sihirku yang rendah… dia lebih gugup
daripada biasanya.”
Ani menjadi pelindungku, yang sudah kehilangan
fokus dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
“Jadi begitu. Kau memiliki adik yang baik.”
“Terima kasih. Dia adalah kebanggaanku.”
“Haha, kalian sangat akrab. Aku iri dengan
kalian.”
Aku dapat merasakan adanya sarkasme dalam
perkataannya.
Tapi Ani tidak punya maksud seperti itu.
Dia hanya membantuku karena aku sedang
dalam masalah.
Aku tidak merasa terganggu dengan hal itu.
Tapi mengapa dia sangat perhatian denganku?
Walaupun masalahku barusan tidak ada
hubungannya dengan pekerjaannya sebagai
Guardian.
Walaupun menjaga rahasia tentang Yotsuba
tidak ada untungnya bagi Ani.
Walaupun hanya aku nanti yang akan dimarahi.
Tapi, mengapa dia menolongku seperti yang
dilakukan sepasang saudara, seperti kakak yang
melindungi adiknya…?

121
Chapter 10

6 November 2095 / Rumah Utama Yotsuba –


Ruang Lukis

“Tetap saja, teka-teki itu jauh dari yang


kubayangkan.”
Dalam pembicaraannya dengan Tatsuya, Kazama
mengatakan hal yang sepertinya diluar konteks,
tapi Miyuki segera menyadarinya.
“Anda menyadarinya?”
“Memangnya kau pikir aku siapa?”
Tatsuya, menunduk dengan cengiran di
wajahnya, menunjukkan permintaan maafnya
kepada Kazama.
“Aku tidak menyadarinya hingga aku sampai
ditempat…melihat rumah sakit di depan, aku tidak
pernah merasakan hawa kematian seperti itu
sebelumnya.”
Mendengar perkataan Kazama, Miyuki
mengangkat alisnya.
122
Tatsuya berpikir ‘tidaklah aneh’, melihat
perubahan ekspresi adiknya.
‘Itu karena ini adalah tempat dari ‘Fourth
Institute’ yang terkenal itu.”
“Tempat dari Pengembangan Kemampuan
Sihir Fourth Institute huh… hanya dengan melihat
bangunannya sekarang, rasanya sulit sekali untuk
percaya.”
Pada masa munculnya sihir modern, seperti di
negara-negara maju lain, banyak muncul institusi
penelitian dan pengembangan yang berhubungan
dengan penyihir. Ada 10 institusi yang didirikan,
dan setengahnya dari itu masih beroperasi.
Setengahnya lagi, ketika hak asasi penyihir mulai
diakui, mereka mulai ditutup satu per satu karena
melakukan penelitian yang tidak berkemanusiaan.
Bahkan ada desas-desus diantara institusi
lain yang mengakatakan kalau ‘Fourth Institute’
tidak memerdulikan hidup manusia maupun
kemanusiaan itu sendiri.
Karena kerahasiaan yang menyelimuti Fourth
Institute dan penelitiannya, bahkan lokasinya saja
disembunyikan dari publik, yang ada hanyalah
pengumuman kalau institusi ini telah ditutup.
Pusat dari bekas Fourth Institute terletak tepat
di ruang bawah tanah Rumah Utama Yotsuba.

123
Produk dari Fourth Institute, penyihir yang
mereka kembangkan, didesain hanya memiliki
angka ‘Empat’ , Yotsuba.
Penyihir dengan angka empat di nama
keluarganya, selain Yotsuba, adalah ‘Yomo’,
‘Shihoudou’, dan ‘Watanuki’. Tapi mereka tidak
memiliki hubungan dengan Sepuluh Master Clan
maupun 18 Keluarga Asisten.
“Lagipula semua fasilitas penelitian mereka
ada di ruang bawah tanah. Tidak hanya rumah ini,
tapi semua rumah di desa ini adalah bagian dari
penyamaran Fourth Institute.”
“Pertama kalinya aku tahu tentang ini adalah
tiga tahun lalu, aku juga sangat terkejut saat itu.”
“Nah, fasilitas itu masih digunakan untuk menguji
kemampuan seorang penyihir, dan menjadi tempat
latihan bela diri yang masih sering digunakan…
hawa kematian yang masih Mayor rasakan, berasal
dari para penyihir yang telah mati.”
“Demikan pula dengan Guardian Yotsuba,
mereka dekat dengan kematian. Aku mengerti, jadi
itulah mengapa kalian tidak perlu banyak latihan
setelah bergabung dengan militer, benar-benar
anak-anak yang hebat.”
Ini adalah pertama kalinya Miyuki mendengar
tentang itu, dia sebenarnya menutup telinganya.
Sekarang, dia sudah tahu kebenarannya.

124
Tapi hingga sekarang, rasa sakit yang ada di
dadanya masih belum hilang.
Dia tidak akan pernah bisa menerima rasa sakit
itu.
Dia sendiri berharap hari dimana dia bisa
menerima rasa sakit itu tidak pernah datang.

125
Chapter 11

6 Agustus 2092 / Okinawa – Pangkalan Udara


Onna

Segera setelah tur kami dimulai, latihan


memanjat itu telah selesai.
Setelah latihan memanjat latihan selanjutnya
adalah bertarung. Mungkin hal itu akan menarik
bagi penyuka bela diri, tapi bagiku yang bahkan
tidak tahu bedanya kenpo dan karate, aku dengan
cepat merasa bosan.
Disaat seperti ini, kalau hanya melihat mereka
latihan saja, aku tidak akan bisa mengetahui
kemampuan Ani yang sebenarnya.
Mungkin aku akan pulang lebih dulu…. Tidak,
tidak boleh seperti itu. Aku tidak seharusnya
berpisah dengan Ani, dan meskipun aku memang
terpisah dari Ani maka itu akan berlawanan dengan
tujuanku datang kesini. Tidak perlu dikatakan, hal
itu pasti akan sangat tidak sopan. Akan lebih baik
126
jika entah bagaimana keadaannya orang itu bisa
ikut dalam latihan….
Tidak mungkin dia bisa membaca pikiranku.
“Shiba-kun, kelihatannya kau agak bosan kan
kalau hanya melihat saja? Apa kau mau ikut?”
Dengan tawaran dari Kapten Kazama, orang itu
menoleh padaku.
“Aku rasa ya, kami sudah datang kesini jadi
mengapa tidak?”
Baru saja…. Apa dia baru saja menerawangku?
Kalau aku sedang bosan.
Poof, darahku naik ke kepalaku.
Kejam sekali, kejam sekali, kejam sekaliiii!
Mengapa dia harus menyadari hal yang tidak
perlu dia sadari!
Orang itu tidak terlalu sering tersenyum, tapi dia
memiliki penampilan anak-anak, kataku dalam hati.
Tapi perasaanku terus menerus saja diketahui
olehnya.
Ni, Nii-san bodoh, setidaknya berilah alasan
kepadaku untuk marah kepadamu!
Walaupun itu hanya didalam hatiku saja, tapi
rasa tidak nyaman untuk memanggilnya ‘Nii-san’
tidak hilang sama sekali.
Yang paling penting, jujur saja, seharusnya cara
memanggilnya yang benar adalah itu.
Lalu kenapa….?

127
Sepertinya aku tidak sepenuhnya mengerti
perasaanku sendiri.
Orang yang dipanggil untuk menghadapi Ani
adalah seorang Sersan dengan badan yang sedang
dan terlihat seperti sudah awal 30an atau akhir
20an.
“Shiba-kun, tidak perlu menahan diri. Dulu saat
masih seorang siswa, kemampuan tinju Sersan
Toguchi setara tingkat nasional.”
Walaupun tanpa sihir, dia sudah setingkat
nasional?
Melangkah dengan ujung jari kakinya tanpa
menyentuh lantai, dan dengan cepat mengurangi
jarak, cara berdirinya lebih seperti karate daripada
tinju. Aku penasaran apa ini gaya tinju Okinawa?
atau gaya tinju Angkatan Udara?
Selagi aku sedang memikirkannya, pertarungan
itu sudah berakhir secepat kilat.
Dalam waktu secepat itu. Saat itu juga, Ani
menyerang dengan lengan kanannya.
Itulah gambaran yang terlihat dari hasil
pertarungan ini.
Apa yang kulihat adalah Ani entah bagaimana
caranya mendadak bisa ada disamping Sersan
Toguchi dengan lengan kanannya yang dilebarkan.

128
Sersan itu jatuh terlutut tanpa bersuara,
sepertinya dia mencoba untuk menahan dirinya
agar tidak terjatuh lebih jauh lagi.
“Toguchi!”
Salah satu dari tentara diruangan itu segera
berlari menujunya, dan segera memberi
pertolongan pertama kepada Sersan yang sedang
berkeringat itu.
Masih berdiri ditempatnya, Ani membungkuk
rendah.
Meskipun wajahnya menunjukkan hormat
kepada lawan yang sudah dikalahkannya, itu
juga memberikan kesan kalau dia memamerkan
kemenangannya.
“Ini, ini….”
Disebelahku, Kapten Kazama terbata-bata.
Letnan Sanada tidak bisa berkata-kata, sambil
membelalakkan matanya.
“Kopral Haebaru!”
“Siap!”
Mendengar panggilan dari Kapten, seorang
tentara yang kelihatannya masih tengah-tengah 20-
an langsung maju.
Tentara ini lebih kurus daripada Sersan,
tapi bukan berarti dia lebih lemah darinya atau
semacamnya; dia tampak seperti pisau yang
ditempa di api dan air, dibentuk, sampai semua

129
yang tidak penting dan keburukannya hilang.
“Jangan sekali-kali berpikir untuk menahan diri.
Serang dengan seluruh kemampuanmu!”
“Siap Pak!”
Disaat yang sama saat dia menjawab, Kopral
Haebaru meninju Ani.
Itu gila sekali!
Tidak mungkin seorang anak 13 tahun bisa
menang melawan tentara yang sudah pernah
bertarung di garis depan!
Bermaksud untuk berteriak ‘berhenti!’ aku
membuka mulutku.
Tapi kata-kata itu tidak keluar dari mulutku.
Decak-decak kagum terdengar dari seluruh
ruangan.
Ani dapat menghindari serangan Kopral itu
dengan mudah.
Pukulan dan tendangan yang ditujukan
kepadanya dengan kecepatan tinggi itu, dapat
dihindari dengan gerakan yang jauh lebih cepat dari
serangan itu sendiri.
Tidak dekat perbedaannya, tapi jauh sekali
perbedaannya.
“Dia seperti pernah bertarung di pertarungan
sesungguhnya sebelumnya. Interval itu adalah
ruang yang kau buat seandainya musuhmu masih
menahan sesuatu.”

130
“Sepertinya seperti itu.”
Aku tidak mengerti sedikit pun percakapan
antara Kapten dan Letnan, walau begitu bahkan
dengan mataku ini aku dapat melihat kalau Ani
lebih unggul.
Tidak ada kesalahan sama sekali saat ia membaca
ekspresi Kopral.
Bahkan saat dia menyerang, dia sangat putus
asa.
Ah!
Orang itu membalas.
Tapi Kopral juga tidak merunduk.
Setelah menghindari pukulan kanan, kiri, kanan,
kiri Ani, dengan keadaan seperti itu, dia masih bisa
menyerang Ani!?
Secara tak sadar aku menutup mataku, tapi
sebagian dari diriku dengan tenang mengatakan
kepada diriku ‘tidak ada yang perlu dikhawatirkan’.
Tidak mungkin dia akan kalah dengan serangan
seperti itu, atau semacamnya.
Saat itu Kopral terlihat seperti sudah mengungguli
Ani, tapi Ani sudah berada disamping Kopral.
Ani melebarkan tangannya, dan memegang siku
dekat lengan baju kanan Kopral.
Ani menghentikan gerakannya saat sedang
menahan gerakan Kopral, disaat yang sama
ia membelokkan Kopral Haebaru sehingga

131
pertahanannya terbuka.
Tanpa suara sedikitpun, Ani menyerangnya
dengan siku kanannya.
Sambil merintih, Kopral terhuyung-huyung maju
dua, tiga langkah.
Kapten berteriak ‘Cukup’ menandakan
pertarungan itu sudah berakhir.
Selagi sedang mendapat pertolongan, Kopral
Haebaru bersalaman dengan Ani, saat semua orang
sedang mengerumuni mereka.
Segera setelah decak-decak kagum terdengar
lagi di ruangan itu, Kapten segera memotongnya.
Saat itu terjadi, Aku mengikuti Kapten dari
belakang.
“Menang melawan Kopral Haebaru merupakan
hal yang luar biasa. Kau tahu, dia adalah salah satu
tentara terkuat?”
Orang yang berkata seperti itu adalah Letnan
Sanada.
“Aku benar-benar tidak mengira kau memiliki
kemampuan sehebat ini. Apa kau pernah mendapat
pelatihan spesial?”
Kapten Kazama melihat Ani dengan tatapan
tajamnya.
“Tidak, tidak ada yang spesial. Masalah
kekuatanku, Okaa-sama memiliki dojo dirumah, aku
berlatih disitu”

132
“Hmm….”
Walaupun dia tidak terlihat puas dengan jawaban
seperti itu, Kapten mengangguk mendengarnya,
kelihatan seperti berkata ‘Mulai sekarang aku tidak
akan bertanya lagi’.
“Melihat keadaan seperti ini, harga diri Pangkalan
Udara Onna bisa jatuh… apa kau bersedia bertarung
sekali lagi?”
Daripada mencoba untuk megkorek-korek
informasi dari Ani, sebaliknya Kapten mengatakan
sesuatu yang egois. Orang yang mengakak Ani
untuk bertarung sekali lagi adalah Kapten sendiri.
Dan lagi, sekarang setelah melihat anak buahnya
dikalahkan Ani dia mengatakan hal seperti ‘harga
diri yang jatuh’.
Berani berkata seperti itu dia pasti punya
rencana, mau sejauh apa dia mencoba?
Aku berusaha menolak tawaran Kapten dengan
halus.
Karena Ani adalah pengawalku, aku punya hak
untuk menolaknya. Kurasa.
“Tolong, biarkan saya saja!”
Tapi aku terlambat selangkah.
Memotongku, ada suara yang terdengar diantara
kerumunan. Itu adalah suara yang baru-baru saja ini
kudengar.

133
“Kopral Higaki, aku harus menolak
permintaanmu, kalau ini adalah sebuah balas
dendam.”
“Ini bukanlah balas dendam, saya hanya
mencoba untuk mengangkat kembali harga diri
saya!”
Apa bedanya? Itu sama saja!
Aku salah, menganggapnya bukan orang yang
kasar.
“Humm… kalau begitu Shiba-kun, seperti yang
kau dengar, apa kau bersedia menerimanya? Kopral
Higaki masih baru, tapi pengalamannya tidak bisa
diremehkan.”
Tidak ada gunanya menolak. Menolak tawaran
seperti ini tanpa alasan hanya akan membuatnya
makin panjang
“Kuterima.”
Meskipun aku berpikir seperti itu, orang itu
segera menjawab dan menerima tawaran kapten.
Kopral Higaki sedikit berjongkok, menaikkan
kedua tangannya, dan terlihat seperti orang yang
benar-benar berhati-hati.
Walaupun sedikit membungkuk, Kopral Higaki
masih lebih tinggi dari pada Ani.
Pemandangan itu terlihat seperti seorang anak
yang akan diserang beruang.

134
Hanya dengan melihatnya, rasanya membuatku
tertekan.
Tapi orang itu dengan tenangnya berpindah
dari kiri ke kanan, menyeimbangkan badannya
dengan kaki kanan dan kirinya, melihat musuhnya
yang sedang menunggu kesempatan dengan tanpa
ampun.
Perasaan tertekan itu tidak berlangsung lama.
Tubuh Kopral Higaki terlihat berkeringat untuk
sesaat.
Tidak lama setelahnya, tubuh Kopral Higaki
melesat seperti peluru meriam menuju Ani.
Cepat sekali…..!
Ani menghindarinya dengan sebuah lompatan
yang tinggi, tapi tentu saja dia kehilangan
pijakannya.
Secepat kilat, Kopral Higaki menyerang lagi.
Berguling di lantai, orang itu entah bagaimana
berhasil menghindari serangannya lagi.
Aku benar-benar terkejut dengan kecepatan
Kopral Higaki. Tapi tidak mungkin dengan
kemampuannya seperti ini dia bisa menjadi
kandidat kepala keluarga Yotsuba, yang merupakan
salah satu dari Sepuluh Master Clan.
“Menggunakan sihir, bukankah itu pengecut!?”
Aku mengecam Kapten Kazama.

135
Tidak hanya aku sadar kapan dia menggunakan
CAD nya. Gerakannya benar-benar disembunyikan
dengan baik. Tapi fakta kalau dia menggunakan
sihir, tidak bisa ditutupinya.
Kecepatan Kopral Higaki sekarang, dipercepat
oleh Sihir Akselerasi!
Kapten Kazama hanya menengok menghadapku,
saat mendengar protes dariku.
Ada sebuah jawaban yang terdengar dari arah
pertarungan.
“Sudah cukup, Miyuki!”
Perkataan Ani, membuatku kaget sekali.
Ani, memerintahku.
Ani, memanggilku ‘Miyuki’.
“Tidak ada peraturan yang melarang penggunaan
sihir.”
Ani menjawab seperti itu.
Memanggilku tanpa titel, memanggilku Miyuki
tanpa honorifik, walaupun itu memanglah perintah
Okaa-sama, keputusannya untuk menegurku
sepenuhnya adalah keputusan Ani.
Ani, dengan kehendaknya sendiri, menegurku.
Mendengar hal seperti itu, daripada merasa
marah atau jengkel, terasa sesuatu yang aneh, ada
rasa geli yang muncul didalam hatiku.
“Higaki, akhiri dengan baik!”

136
Di sebelahku, yang hanya terdiam, Kapten
Kazama melontarkan perintahnya.
Aku sadar kembali, saat dia mengatakannya.
Hawa disekitar Ani berubah.
Rasanya makin gelap.
Pasti itu hanyalah sebuah ilusi.
Ani mengeluarkan tekanan yang sedalam itu
sehingga semua orang yang melihatnya akan
merasa terganggu penglihatannya.
Ani merubah posisi berdirinya.
Telapak tangan kanannya menghadap lawan, dia
menjulurkan tangan kanannya kedepan.
Tangan kirinya memegang siku tangan kanannya.
Apa ini, posisi untuk Sihir Non-Sistematik milik
Ani….?
Sekujur tubuh Kopral Higaki tampaknya
berkeringat lagi.
Kali ini, tepat disaat Ani seharusnya terjatuh,
disaat itu juga.
Dari tangan kanan Ani, muncul aliran Psion yang
kuat kedepan.
Gelombang psion itu mengenai tubuh Kopral
Higaki, dan seketika memperlambat gerakannya.

137
138
Sihir itu……! Gram Demolition!
Gelombang partikel psion yang kuat itu
dengan mudah menghentikan Sihir Akselerasi
yang digunakan, dan disaat yang sama memutus
hubungan antara tubuh dan kesadaran Kopral Higaki.
Serangan dari gelombang psion dapat memberikan
dampak yang berbahaya, bukan tentang apa orang
itu kuat atau tidak menahan impuls listrik, tapi
gelombang psion langsung menyerang kesadaran
seseorang bukan tubuhnya.
Hampir seperti, Kopral Higaki lupa bagaimana
cara menghindarinya.
Saat Kopral Higaki melemparkan dirinya yang
tanpa pertahanan pada Ani, Ani dengan mudah
hanya bergeser sedikit dan memberikan satu
serangan kepadanya.
Tubuh besarnya, berputar sekali, dikalahkan
dengan cara yang agak konyol.
Ani berjalan kesamping Kopral Higaki, yang
tergeletak dilantai sambil memandang langit-langit.
Kopral Higaki hanya tergeletak di lantai, nafasnya
terengah-engah, tidak ada tanda-tanda dia bisa
bangkit lagi.
Ani dengan ekspresi datarnya, menjulurkan
tangannya.
Jangan katakan, itu hanya jebakan!?
Itu hanya pikiranku saja.

139
Meskipun berat badannya berat, Kopral Higaki
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan Ani.
“Aku kalah. Jujur saja. Aku sudah mengerti
sekarang tentang kejadian kemarin lusa, saat itu
aku bukan hanya tidak fokus.”
Dia tidak mengatakannya dengan lantang, tapi
entah mengapa aku dapat mendengarnya dengan
jelas.
“Persilahkan aku memperkenalkan diri kembali.
Aku Kopral Higaki Joseph, tentara Pangkalan Onna,
Angkatan Udara Sakishima, dari Angkatan Udara
Nasional di Okinawa. Apa kau bisa memberitahuku
siapa namamu?”
“Aku Shiba Tatsuya.”
“OK, Tatsuya. Panggil saja aku Joe. Apa kau masih
lama di Okinawa? Kalau kau bosan, panggil saja aku.
Walaupun aku tidak kelihatan seperti berasal dari
sini, tapi aku kenal banyak orang disekitar sini.”
“Sudah cukup, Joe. Kita sedang ditengah-tengah
latihan.”
Kapten Kazama menegurnya sambil tertawa,
dan dengan terkejut, Kopral Higaki segera berdiri
tegap setelah mendengarnya.
Hmm… jadi dia adalah seorang bawahan yang
disayang atasannya. Aku rasa dia memang bisa
dipercaya….?

140
Menyusahkan sekali bagiku untuk merubah
kesanku kepadanya lagi dan lagi.
Yang paling penting dia bukanlah orang yang
akan sering bertemu denganku, dan karena aku
mungkin tidak akan bertemu dengannya lagi, aku
tidak mempermasalahkan orang seperti apa dirinya
itu.
“Maafkan aku sudah meminta banyak darimu.
Dan juga sepertinya bawahanku agak kasar
denganmu. Karena itu maukah kau ikut minum teh
denganku? Aku juga ingin bertanya tentang ‘tooate’
mu barusan.”
Tooate, mungkin maksudnya adalah Sihir Non-
Sistematik milik Ani.
Perasaanku tiba-tiba berubah sangat tidak enak,
tapi tidak mungkin kita bisa menolak tawaran
seperti itu di situasi seperti ini.
“Jadi, apa benar gelombang psion tadi itu Gram
Demolition?”
“Memangnya apa hanya itu saja? Kurasa ada
juga beberapa Sihir Kuno didalamnya, ada ‘Tendan’
juga didalamnya.”
Walaupun mereka sebenarnya mengajak kita
minum teh, tapi yang mereka suguhkan adalah kopi.
Aku dan Ani duduk bersebelahan.
Didepanku ada Kapten Kazama dan Letnan
Sanada.

141
Aku dan Ani sedang istirahat minum kopi dengan
mereka berdua.
Walau begitu, suasananya agak canggung.
Kapten Kazama sedang berbicara dengan Ani.
Sebagai adiknya, aku hanya bisa duduk diam.
Disini tokoh utamanya adalah Ani, dan aku hanya
sampingan.
“Dari apa yang kulihat, Shiba-kun, kau tidak
membawa CAD bukan?”
Saat mereka menyebut nama Shiba, maksudnya
adalah Ani. Aku adalah adik Shiba-kun.
“Jadi apa yang kau gunakan saat itu?”
Ini pertama kalinya aku mengalami hal seperti
ini.
Rasanya aneh, dan tidak nyaman.
“Aku memang menggunakan CAD khusus, tapi
rasanya agak susah untuk mengatakannya…. tapi
aku buruk dalam sihir yang memerlukan CAD.”
“Ohh, jadi begitu. Tapi kalau kau sudah bisa
dengan mudah mengendalikan psion seperti itu,
seharusnya kau sudah tidak ada masalah dalam
menggunakan CAD.”
Topiknya sudah berubah dari sihir Non-
Sistematik milik Ani menjadi CADnya.
“Shiba-kun, apa kau ingin mencoba CAD yang
sedang kukembangkan?”
“Letnan Sanada bisa mengembangkan CAD?”

142
“Pekerjaanku adalah mengembangkan peralatan
sihir, termasuk CAD. Ini adalah purwarupa CAD yang
menggunakan peluru.”
Aku mendadak merasa kalau mata Ani berbinar-
binar. Reaksi seperti itu rasanya cukup sederhana
bagi kebanyakan orang, tapi orang seperti Ani
sampai menunjukkan ketertarikan seperti ini
rasanya benar-benar aneh.
“Aku mau.”
Mungkin ini pertama kalinya, aku melihatnya
menunjukkan keinginannya dengan jelas.
Kami diajak ke tempat yang kurasa sudah tidak
di pangkalan lagi, sebuah laboratorium yang rapi
dan bersih.
Bagiku, yang selalu menganggap semua
pangkalan militer itu kotor, membosankan, dan
tidak bisa membuatku kagum. Senyuman samar
Kapten Kazama dan Letnan Sanada yang mereka
tunjukkan kepadaku mungkin karena itu.
Ani melihat sekeliling ruangan dengan penuh
kekaguman, atau mungkin keterkesanan.
Rasanya seperti hari ini, aku melihat banyak sisi
dari orang ini untuk pertama kalinya.
Tapi seperti yang kuduga, orang ini memang
acuh terhadap segala hal, tapi tetap saja dia pasti
memiliki hal-hal yang dia minati…..
Aku penasaran, apa pendapatnya tentangku?

143
Pertanyaan itu, tiba-tiba terlintas di pikiranku.
Dan jawabannya datang secara otomatis.
Sayangnya, aku melawan getaran yang mencoba
untuk merobohkan tubuhku, mencoba menguatkan
diriku sebisaku.
“…..Miyuki, apa kau tidak enak badan?”
Tubuhku, yang hampir roboh, tiba-tiba berhenti
setelah mendengar suara Ani. Tidak hanya tubuhku,
bahkan hatiku hampir berhenti. Saat dimana dia
memanggil namaku, Miyuki, terasa seperti dia
menjawab pertanyaanku tadi. Sikap dingin dan
acuhnya memastikan jawaban di hatiku.
Tapi suara Ani tidak terasa dingin, untuk alasan
tertentu rasanya seperti penuh akan kasih sayang.
“Tidak, aku baik-baik saja. Kurasa aku hanya
sedikit lelah. Kalau aku duduk sebentar, aku pasti
akan tidak apa-apa. Apa boleh aku duduk di kursi
itu?”
Bertanya kepada Kapten, aku dipersilahkan
duduk di kursi dekat tembok.
Berpisah dari sisi Ani, aku merasa lebih baik.
Ani sedang memegang CAD berbentuk pistol
besar, dan sedang mendengarkan penjelasan dari
Letnan Sanada.
Melihat Ani keraguanku sebelumnya muncul
lagi, membesar, dan membebaniku lagi.

144
Tidak peduli apa yang kulakukan, aku tidak bisa
menghilangkannya dari pikiranku.
Bagaimana pendapatnya, tentangku…..?
Aku tidak yakin kalau itu cinta.
Tidak mungkin itu kasih sayang.
Mungkin bisa dianggap, dia membenciku.
Kalau aku tidak ada, kalau aku tidak lahir, Ani
yang merupakan murid teladan, yang merupakan
atlet yang hebat, yang mungkin akan segera menjadi
seorang penyihir militer, dapat hidup bebas.
Tapi, saat ini, selagi saat berpaling dari Ani,
seperti saat melepaskan tangannya, seperti saat
memikirkan hal itu, adalah sesuatu yang sangat
menakutkan.
“Alat ini memiliki akselerasi kecepatan dan
gerakan yang terpasang padanya, membuat peluru
7.62 mm dapat melesat sejauh 16 km.”
“Itu luar biasa. Tapi, tetap praktis.”
Selagi ia memegang CAD berkaliber besar
dan sedang berbicara dengan antusias, suara Ani
terdengar tidak karuan.
Diruangan yang sama, tidak dapat menutup mata
dan telingaku, aku dipaksa untuk diam menahan
awan hitam yang ada di pikiranku.
Sebuah keinginan muncul dalam kepalaku, ingin
ini segera berakhir.

145
Sementara itu, untuk mencegah keegoisanku
muncul, aku menjaga ekspresi kosongku sebisa
mungkin.

146
Chapter 12

6 November 2095 / Rumah Utama Yotsuba –


Ruang Lukis

Setelah mendengar suara ketukan pintu, Miyuki


berbalik.
“Menjadi Guardian Yotsuba bukanlah sesuatu
yang spesial. Kesombonganku sendiri hampir sama
dengan Yanagi-san, tapi aku masih belum bisa
menang melawan guruku.”
Tatsuya dan Kazama melanjutkan cerita yang
sedang diingat oleh Miyuki.
“Aku tidak merasa kalau kau memiliki
kesombongan sejak awal. Selain itu, aku juga belum
bisa menang melawannya.”
Sepertinya Miyuki melamun untuk sesaat.
Tetap saja, baginya, ini terasa seperti dia telah
mengingat kembali banyak hal.
Ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras
dari sebelumnya.
147
Saat Miyuki mempersilahkan mereka masuk,
dengan ‘Permisi’ yang halus seorang kepala pelayan
muda masuk.
Daripada disebut muda, dia lebih cocok disebut
remaja. Umurnya tidak terlihat berbeda jauh dari
Tatsuya.
Meski begitu, dia tidak menunjukkan adanya
rasa kesal atau ketidaksabaran diwajahnya, dia
benar-benar terlatih dengan baik.
“Saya benar-benar minta maaf.”
Tiba-tiba, dia meminta maaf.
“Urusan anda dengan kami harus menunggu….
apa anda bisa menunggu sebentar, kata Nyonya.”
Nyonya, maksudnya adalah Yotsuba Maya.
Dia tidak menikah. Sebutan ‘Nyonya’ secara teknis
tidak tepat padanya, tapi Miyuki, Kazama, ataupun
Tatsuya tidak berusaha untuk memperbaikinya.
Untuk itu, walaupun mereka melakukannya, demi
kesopanan lebih baik kalau tidak memperbaikinya.
“Tidak masalah.”
Melihat Tatsuya dan Miyuki dengan ragu,
Kazama menjawab permintaan pelayan itu.
“Terima kasih banyak.”
Pelayan itu tidak repot-repot menunggu jawaban
dari Tatsuya dan Miyuki.

148
Mengkesampingkan Tatsuya, bahkan tidak
menanyai Miyuki, mungkin karena Miyuki dianggap
sebagai salah satu Yotsuba.
Itu tidak benar.
Tatsuya tidak pernah menganggap dirinya
Yotsuba, tapi hal itu tidak bisa diberlakukan kepada
Miyuki.
Sejauh yang bisa ditolak Miyuki menjadi putri
dari Shiba Tatsurou, dia tidak bisa menolak menjadi
putri dari Yotsuba Miya.
Karena itu dia, berlawanan dengan keinginannya
sendiri, tidak bisa menolak menjadi keponakan dari
Yotsuba Maya.

149
Chapter 13

8 Agustus 2092 / Okinawa – Vila

Sejak hari pertama, liburan ke Okinawa ini selalu


saja ada masalah. Kemarin, keadaan sudah kembali
tenang. Tepat pada hari ini, waktu berjalan tenang.
Walaupun kau dapat mengatakan liburan musim
panas yang membosankan adalah sebuah masalah,
aku tidak mau bertahan dalam liburan yang
membuatku kesulitan.
Setidaknya, setelah kedatangan kami di Okinawa
di tanggal empat, kami dapat menikmati liburan
kami sepenuhnya.
Namun, aku ragu kalau Ani termasuk dalam
‘Kami’.
Sekarang jam 1 siang. Daripada tidur siang,
aku sedang membaca dikamarku. Sakurai-san
menemukan buku sihir langka bagiku dan aku
secara perlahan sedang membacanya di mejaku,

150
Lebih baik perlahan-lahan. Lagipula, aku mungkin
akan tidak bisa memahaminya kalau membacanya
cepat-cepat.
Hanya sihir yang paling teknis yang dicetak
di buku, dan bahkan siswa SMA saja kesusahan
dalam memahaminya; rasanya sombong sekali aku,
seorang siswi SMP biasa, bisa memahami isinya
dalam sekejap.
Tapi, orang itu mungkin dapat memahaminya.
Aku punya perasaan kalau orang itu, singkatnya
Ani, punya ruang kerjanya sendiri dimana dia
dengan antusias menulis sesuatu tentang CAD di
keyboardnya.
CAD yang kumaksud adalah CAD berbentuk dua
pistol yang diterimanya dari Letnan Sanada kemarin
lusa.
Pertama, mereka menggunakan kata ‘pinjam’
saat mengatakannya, tapi dalam seketika, kata itu
berubah menjadi ‘beri’. Aku merasa ada keraguan
‘Apa tidak apa-apa? Barang ini kan milik Badan
Pertahanan Nasional?” …….Dia mengatakan
kalau itu adalah investasi untuk masa depan, dan
bukan masalah kalau aku tidak mengerti apa yang
diantisipasinya. Tapi, sayangnya, menurutnya
sendiri investasinya adalah sebuah kegagalan total.
Karena orang itu Guardian ku, dia tidak akan bisa
menjadi tentara apapun.

151
Tidak ada alasan untuk menolak apa yang
namanya hadiah tapi, lagipula itu hanyalah
sebuah purwarupa. Tidak ada maksud lebih dari
memberikan hadiah kepada pengunjung yang
memiliki masa depan yang menjanjikan.
Sekarang setelah kupikir-pikir, orang itu senang
menerima hadiah itu. Kemarin lusa, kemarin, dan
hari ini, dia selalu bermain-main dengan sistem
CAD kapanpun dia luang. Apa dia bisa melakukan
pengaturan CAD? Aku tidak pernah melihatnya
melakukan itu. Tapi, sampai sekarang dia juga tidak
pernah menunjukkan latihan bertarungnya padaku.
Alasannya mungkin karena dia tidak memiliki waktu
luang untuk istirahat.
Aku penasaran apa dia sudah tidak tertarik lagi?
Apa bermain-main dengan CAD seasyik itu?
Yah, walapun aku menyebutnya pengaturan, dia
mungkin hanya bisa ditingkat mengganti tingkatan
CAD. Tapi….
Sebelum aku menyadarinya, aku sudah berdiri
didepan ruangan orang itu.
Umm, untuk apa aku datang kesini?
Aku mungkin ingin sesuatu, benar.
Dalam pikiranku yang sedang kebingungan,
tangan kiriku secara tak kusadari terangkat
mencoba untuk mengetuk pintu.

152
Entah mengapa aku merasa seperti seorang
badut tanpa penonton. Yang lebih buruknya lagi,
aku badut rendahan.
Aku menghela nafas panjang dan menurunkan
tanganku.
Disaat itu, saat aku baru saja akan berbalik dan
pergi, namun, aku agak sedikit terlambat.
Pintu itu terbuka sedikit.
Pintu itu dibuka mengingat ada orang yang
mungkin ada didepan pintu. Berkat itu hidungku
tidak tertabrak pintu seperti karakter-karakter
komedi, tapi aku tidak punya waktu untuk berpura-
pura dan melarikan diri.
“Apa anda butuh sesuatu Ojou-sama?”
Ani bertindak seolah-olah dia tahu aku berdiri
didepan situ. Intinya, sekarang dia tahu kalau tidak
ada apa-apa, tapi dia bertanya seperti itu sambil
menunjukkan wajahnya.
“Uh, umm, er….”
“Ya.”
Ani menunggu dengan sabar pada jawabanku
yang tidak karuan.
Walaupun aku menyebutnya menunggu, hal itu
tidak bisa dilihat dari wajah datarnya. Tetap saja,
dia masih menatapku.
Tatapan Ani meningkatkan kebingunganku.

153
“Er, apa tidak apa-apa aku masuk?”
Di situasi seperti ini, aku, sayangnya,
sedikit histeris; bisa dikatakan, aku mengatasi
kebingunganku. Sebelum aku kewalahan, aku
menyesal mencoba menghentikannya. Setelah
aku berbicara dengan ceroboh, aku berpikir ‘apa
yang akan kulakukan didalam!?’ Namun, itu sudah
terlambat.
Disaat itu juga, wajahku memerah. Wajah
merah dan cemberutku,walaupun aku tidak
pernah bermaksud untuk menggeram kepadanya,
tapi sebagai balasan kepadaku yang menatapnya,
orang itu dengan tenang melebarkan matanya
tapi tidak menunjukkan adanya rasa terganggu
sama sekali. Dia membuka lebar pintunya dan
mempersilahkanku masuk.
Seperti biasa ruangannya biasa-biasa, tidak ada
banyak barang didalam.
Diantara interior didalamnya, ada komputer
ilmiah fungsional yang menghasilkan bunyi yang
cukup keras.
“Sekarang, apa yang sebenarnya anda
butuhkan?”
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Ani.
Disaat yang sama, perhatianku terpaku pada
kode-kode mencolok yang ada di komputer yang
dihubungkan dengan CAD yang setengah dibongkar

154
itu. Monitornya dipenuhi dengan angka dan huruf
yang tak terhitung.
Bukankah ruangan ini terlihat seperti
laboratorium pengembangan CAD…..
Jujur saja, aku terkejut.
Namun, perkataan Ani selanjutnya menarik
perhatianku kembali kepadanya.
“Ojou-sama.”
“Jangan memanggilku Ojou-sama.”
Merespon teriakanku, Ani hanya diam terkejut.
Bagi orang sepertinya sampai kehabisan kata-
kata sangatlah jarang terjadi, tapi aku tidak merasa
kalau itu aneh.
Lagipula,
Suaraku yang baru saja terdengar agak seperti
raungan.
Suaraku terdengar seolah-olah aku hampir
menangis.
“Uh……”
“………………”
“Um, er…. Itu benar! Kalau kau tidak terbiasa
memanggilku dengan normal, kau mungkin akan
tidak sengaja menyebutku Ojou-sama suatu saat,
bukan?”
Ekspresi Ani berubah dari ‘terkejut’ menjadi
‘curiga’.

155
Ketidakpercayaan di pandangannya begitu
terasa, tapi aku memberikan alasan yang buruk
dalam menjawabnya.
“Jadi panggillah aku, Mi-Miyuki!”
Tapi, itu sudah sejauh yang kubisa.
Saat aku akhirnya selesai berbicara, itulah satu-
satunya perasaanku saat aku menutup mataku.
Seperti seorang anak yang dimarahi, aku
menutup mataku dan menundukkan kepalaku.
Walaupun aku tidak tahu apa yang kutakuti, aku
memang seperti seorang anak yang takut dengan
ketidaksetujuaan orang tuaku.
“….Aku mengerti, Miyuki. Apa itu saja?”
Jawaban Ani sangatlah halus.
Sikapnya tidak seperti biasa; dia berbicara
dengan lebih santai seperti kalau dia berbicara
dengan temannya.
Ani mungkin berbicara dengan orang lain selain
aku seperti teman sekolahnya dan adik kelasnya
dengan nada seperti ini.
Ani melihatku dengan mata yang lembut selagi
berbicara kepadaku dengan halus.
“….Itu saja.”
Aku benar-benar akan menangis kali ini.
Hanya inilah yang bisa kulakukan untuk menahan
air mataku.

156
“Aku permisi dulu, aku akan kembali ke
ruanganku.”
Aku tidak berlama-lama, aku segera melarikan
diri dari hadapan Ani.
Bersembunyi di ruanganku, aku menutupi
wajahku dengan bantal.
Lagipula, sayangnya aku menyadarinya.
Kehalusannya hanyalah pura-pura.
Bahkan perkataan seorang kakak yang secara
alami langsung ditujukan kepada adiknya hanyalah
hasil dari sebuah kepura-puraan belaka.
Aku tidak punya bukti untuk menyangkal
pemikiranku.
Tapi, karena aku adalah adiknya……
Baru kali inilah aku merasa susahnya
berkomunikasi dalam hubungan saudara, sesusah
aku mencoba untuk menenangkan diriku sekarang.

157
Chapter 14

11 Agustus 2092 / Okinawa – Pangkalan Udara


~ Vila

Dua hari sudah berjalan dengan normal.


Orang itu selalu mengikutiku seperti biasa, dan
aku juga selalu memperlakukannya seperti biasa.
Aku rasa aku akan lebih ramah lagi dengan Ani.
Tidak, aku masih berpikir seperti itu.
Aku pikir kalau aku seperti itu, sesuatu mungkin
akan berubah.
Tapi itu hanya sebagai pengingat sementara
saja, sekali sudah terbiasa, akan sangat sulit untuk
merubahnya.
Kemarin, dan kemarin lusa, aku melakukannya
lagi seperti biasa, memperlakukannya seenakku
sendiri. Masih ada tujuh hari yang tersisa dari
liburan kami. Dalam tujuh hari ini, aku mungkin
akan tetap memperlakukannya seperti itu lagi. Aku
tidak bisa merubah diriku.
158
…..Kalau saja ini masih minggu lalu, aku tidak
mungkin akan terbebani seperti ini.
Memangnya apa yang terjadi denganku?
Aku tidak mengerti perasaanku sendiri. Aku
tidak mengerti apa yang kuinginkan.
Dalam kondisi seperti ini, aku rasa aku tetap
harus menjalani hari-hari liburanku dengan hal itu
berputar-putar di pikiranku.
Tapi, untunglah…… berbicara seperti ini rasanya
agak tidak sopan, tapi rasanya itu sudah bukan
masalah lagi, aku sudah tidak terlalu memikirkannya
lagi.
Tepat setelah aku selesai menyantap sarapanku,
sebuah peringatan darurat terdengar dari semua
perangkat dan peralatan sekitar.
Peringatan ini dikirim oleh Pasukan Pertahanan.
Dengan kata lain, ada serangan dari pihak luar.
Aku segera melihat layar dengan tajam, seperti
binatang buas akan menangkap mangsanya.
“Sebuah Invasi muncul dari dasar Laut Barat.”
“Hingga saat ini belum ada deklarasi perang.”
“Musuh telah meluncurkan serangan rudal
balistik kapal selam.”
“Sekarang, musuh sedang berada di permukaan
dan menyerang Pulau Kerama.”
Dibanjiri dengan kata-kata asing itu, diriku
diserang oleh rasa panik. Satu-satunya kata yang

159
menempel di pikiranku hanyalah ‘rudal balistik
kapal selam’. Apa kapal selam yang kita temui saat
itulah yang melakukannya?
“Tolong izinkan saya menyampaikan hal ini
kepada Maya-sama secepatnya!”
Sakurai-san tidak bisa menyembunyikan
ketidaksabarannya saat mengatakan
permintaannya.
“Baiklah, kalau begitu tolong sampaikan.”
Dan disaat dia mengangguk, tidak ada sedikitpun
kekhawatiran yang terlukis di wajahnya.
Tentu saja, pikirku.
Aku sendiri yakin sekali tidak mungkin kami akan
berada ditengah-tengah peperangan tanpa satupun
peringatan.
Pembawa berita tersebut berulang kali
mengulangi perkataannya kepada pemirsa untuk
‘tetap tenang’, walaupun dia sendiri tidak tampak
tenang sedikitpun.
Tentu saja. Mengatakan sesuatu seperti ‘jangan
panik’ disituasi seperti ini rasanya agak lucu.
Alasan aku tidak benar-benar panik adalah
karena aku tidak mengetahui bahaya sebenarnya
dari kejadian seperti ini. Aku rasa itu terjadi karena
aku melihat semuanya seolah-olah itu hanyalah
masalah bagi orang lain, dan aku melarikan diri dari
masalah tersebut.

160
Tapi…. Bagaimana dengan orang itu?
Ani sedang membaca terminal kecilnya yang
berisi laporan yang lebih rinci daripada berita TV
itu dengan tenang, dia terlihat seperti orang yang
kehilangan emosi ‘tegang’ dan ‘gelisah’nya.
Dengan perasaan tenang itu, seolah-olah
menganggap semua hal ini hanyalah hal biasa, jika
orang lain menyebutnya sebuah android aku pun
mungkin tidak akan bisa menyangkalnya.
Apa Ani merasa sepertiku?
Ataukah dia benar-benar, tidak bisa merasakan
apapun?
Saat aku melihatnya, wajah Ani tampak seolah-
olah mengatakan ‘oh?’.
Tepat seperti yang kubayangkan ‘apa itu?’, Ani
mengeluarkan terminal komunikasi dari kantung
jaket musim panasnya.
“Ya, ini Shiba….. tidak, akulah yang seharusnya
berterima kasih atas waktu itu……menuju ke
pangkalan, katamu?”
Dari responnya, aku rasa yang baru saja
menghubungi kami adalah kenalan kami dari
Angkatan Udara, Kapten dan pasukannya. Tapi
seharusnya pangkalan sedang berada di situasi
perang saat ini, apa lagi yang mungkin terjadi?
“Aku menghargai tawaran itu, tapi…. Tidak….. ya,
aku akan coba membicarakannya dengan ibuku….

161
baiklah, akan kuhubungi lagi nanti.”
Saat dia selesai berbicara, tidak hanya diriku
yang sedang menatapnya.
Didepan Okaa-sama yang sedang duduk di sofa,
Ani berdiri dan menunduk.
“Nyonya.”
Orang itu memanggilnya seperti itu, saat
berhadapan dengan ibu kandungnya.
Mengapa, disaat seperti ini, rasa sakit itu muncul
kembali, rasanya hatiku seperti diremas?
Rasa sakit ini adalah rasa sakit yang kurasakan
seminggu yang lalu.
“Kami telah menerima tawaran untuk berlindung
di pangkalan dari Kapten Kazama di Pangkalan
Udara Onna.”
“Eh!?”
Secara tidak sengaja, aku menunjukkan
kekagetanku.
Dia baru saja bertemu kami dua kali, dan
hanya sekali yang bisa dianggap pertemuan, jadi
mengapa….?
Hal-hal yang tidak bisa dipercaya kerap muncul
satu demi satu seperti perasaanku ini, tapi tidak
hanya sampai disitu.
“Nyonya.”
Sakurai-san memegang alat komunikasi suara
tanpa kabel yang disebut ‘handset’ ditangannya.

162
“Ini panggilan dari Maya-sama.”
Kali ini tidak hanya ‘eh’ yang keluar dari mulutku.
Panggilan dari Oba-ue?
Kepada Okaa-sama?
Okaa-sama dan Oba-ue adalah saudara kembar,
seharusnya tidaklah aneh bagi mereka untuk
berbicara satu sama lain, tapi…. sudah bukan
rahasia lagi dikalangan Yotsuba bahwa Okaa-sama
dan Oba-ue tidak memiliki hubungan yang baik.
Mereka memang tidak menunjukkannya secara
terbuka, tapi hubungan mereka berdua terlihat
seperti perang dingin.
“Halo, Maya?.....Ya,ini aku….. Aku mengerti. Aku
rasa kau sedang menggunakan pengaruhmu…. Tapi,
bukankah bergerak disaat seperti ini berbahaya?.....
aku rasa ya…… baiklah. Terima kasih.”
Setelah dia selesai berbicata, Okaa-sama
menyerahkan handset itu kembali pada Sakurai-
san.
“Nyonya. Apa yang dikatakan Maya-sama?”
Mengambil handset itu, Sakurai-san menanyakan
hal yang normal.
“Dia meminta kita untuk berlindung di tempat
Pasukan Pertahanan.”
“Jadi, panggilan yang baru saja diterima Tatsuya-
kun.”
“Rasanya memang seperti itu.”

163
“Tapi, bukankah berbahaya untuk keluar disaat
seperti ini?”
“Itulah yang kukatakan, tapi,”
…..Mengapa? Bukankah pangkalan militer lebih
aman dan kokoh daripada rumah ini?
“Walaupun kita bukan sedang dalam keadaan
perang, melihat musuh kita sudah melancarkan
serangan kejutan seperti ini, rasanya tidak mungkin
berharap mereka akan mengikuti aturan perang.”
“Itu….. aku rasa juga seperti itu…..”
Melihat Okaa-sama dan Sakurai-san, dan ekspresi
suram Ani, membuatku terlihat seperti satu-satunya
yang tidak memahami situasi. Akan memalukan
untuk meminta mereka menjelaskannya satu per
satu… aku rasa aku akan tetap diam untuk sekarang.
“Walaupun tidak sulit baginya, dia sudah
berusaha, jadi mari kita ikuti perkataan Maya.
Tatsuya.”
“Baik.”
Ani, yang hanya berdiri selama ini, segera
merespon. ….Karena orang itu sendiri tidak
menunjukkan kepuasan di wajahnya, pastinya tidak
ada alasan bagiku untuk merasa puas.
“Hubungi Kapten dan katakan padanya, kami
menerima tawaran itu. Juga, kalau bisa mintakan
jemputan ke pangkalan.”
“Baik.”

164
Hampir seperti semua masalah dilimpahkan
kepada Ani, tapi, aku yakin itu hanyalah pikiranku
saja yang melebih-lebihkannya.
Entah bagaimana, aku sudah menduganya.
Tentara yang pergi menjemput kami, tidak lain
adalah Kopral Higaki Joseph.
“Tatsuya, maaf membuatmu menunggu!”
“Joe, terima kasih sudah datang.”
“Ayolah, tidak perlu terlalu formal.”
Kopral Higaki menunjukkan senyum cerianya.
Ani sebaliknya menunjukkan ekspresi tidak
terlalu ceria, tapi ini sudah jauh lebih ekspresif dari
biasanya.
Tidak peduli bagaimana kau melihatnya,
sikapnya kepada Kopral yang baru saja kita kenal
jauh lebih ramah daripada sikapnya kepada kami
keluarganya.
Kerutan alis Okaa-sama tidak diragukan lagi
merupakan tanda ketidaksenangannya melihat
sikap itu.
Tidak mungkin ketidaksenangannya disebabkan
oleh sikap Ani yang lebih ramah kepada orang lain
bukan?
Entah dia menyadari ketidaksenangan Okaa-
sama, ataupun sikap tidak sabar Sakurai-san, Kopral
Higaki segera menghentikan sikap akrabnya dan,
segera memberi hormat kepada mereka.

165
“Saya datang untuk menjemput anda sekalian
atas perintah Kapten Kazama.”
“Terima kasih atas kedatangannya. Tolong antar
kami kesana.”
“Baik Nyonya!”
Selesai mendengar perkataan Kopral yang tidak
tegas, Sakurai-san segera menjawabnya dengan
seringai di wajahnya.
Kopral Higaki tidak terlihat menyadarinya.
….Sejujurnya aku berharap aku lebih khawatir
tadi, tapi sekarang aku setidaknya bisa sedikit
mengerti alasan mereka menolak untuk pergi ke
pangkalan.
Jalanan-jalanan dibanjiri oleh warga sipil
yang sedang evakuasi, suara klakson kendaraan-
kendaraan militer ditengah-tengah kekacauan,
adalah pemandangan yang tidak kuduga.
Seolah-olah pulau ini berhenti beraktivitas, satu-
satunya kendaraan yang berada di jalan hanyalah
kendaraan milik militer.
Suasananya, daripada disebut kekacauan biasa,
suasana ini lebih tepat disebut darurat militer. Aku
hanya pernah melihatnya di video sebelumnya, jadi
aku tidak tahu keadaan sebenarnya di lapangan.
Menaiki kendaraan Pasukan Pertahanan, tanpa
berhenti sedikitpun sebelum sampai tujuan, tanpa
terkena satu serangan pun dari musuh, kami sampai

166
di pangkalan tanpa masalah.
Sudah sejam berjalan sejak musuh memulai
serangannya, dan meskipun telah diserang dengan
serangan kejutan oleh musuh yang masih belum
teridentifikasi, Angkatan Laut dan Angkatan Udara
sepertinya mampu menahan mereka dipinggir
pantai.
Kecuali kau memiliki intel dari pulau Kerama, kau
pasti tidak akan tahu apapun apa yang sebenarnya
terjadi dan hanya bisa percaya dengan perkataan
militer.
Secara mengejutkan, kami bukanlah satu-
satunya warga sipil yang telah dievakuasikan ke
pangkalan.
Meskipun tidak sampai ratusan, jumlah orang
yang ada disitu kelihatannya hampir mendekati.
Selain kami, ada lima warga sipil lain yang telah
dipandu menuju ke penampungan bawah tanah.
Itu memang bukan urusanku, tapi aku tidak
mengerti mengingat ancaman dari serangan musuh,
apa tidak apa-apa membawa orang-orang yang
tidak berhubungan dan tidak berguna sebanyak ini
ke pangkalan?
Mungkin nantinya, bahkan kami, bahkan aku,
pada akhirnya harus ikut bertarung.

167
Aku tidak bisa selalu mengandalkan Sakurai-
san. Okaa-sama yang sedang duduk di sofa, masih
beristirahat. Dan tugas Sakurai-san lah untuk
melindunginya.
Sampai hari ini aku tidak pernah ikut di
pertarungan sesungguhnya, tapi kemampuan sihir
bertarungku sudah diakui setara dengan penyihir
dewasa.
Itu penilaian dari Sakurai-san, jadi bisa dipercaya.
Tapi itu saja tidaklah cukup untuk menghilangkan
kekhawatiranku, dan aku mencoba untuk melihat
sekelilingku.
Ani duduk disebelahku kali ini.
Biasanya dia selalu hanya berdiri disamping
atau dibelakangku, tapi sekarang kami sedang
duduk bersebelahan mencoba untuk tidak menarik
perhatian.
Di kantung dadanya, ada dua CAD yang
disembunyikan dan siap digunakan kapanpun.
Aku tidak yakin apa orang bisa bisa dianggap
memiliki ‘pengalaman bertarung’ juga, tapi tidak
sepertiku, dia memiliki banyak pengalaman
membunuh orang.
Jumlahnya tidak hanya lima atupun sepuluh saja.

168
Aku belum pernah melihatnya dengan mataku
sendiri, tapi tidak ada gunanya aku dibohongi
tentang itu, pasti apa yang kuketahui adalah
kebenarannya.
Mendukung hal itu, Ani sedang dalam posisi siap.
Matanya tidak jelalatan, badannya pun tidak
gemetaran pula.
Melihat Ani, kekhawatiranku hilang sedikit demi
sedikit.
Sekali lagi…… memikirkannya, aku melihatnya
lagi.
Untuk alasan tertentu, mata kami bertemu.
Eh? Eh? Ap...? Mengapa?
“Apa kau tidak apa-apa, Miyuki?”
…………!
Sepertinya yang diperintahkan tiga hari lalu,
orang itu memanggilku ‘Miyuki’.
Tidak seperti waktu itu, bukan pura-pura akrab,
tapi dengan suara yang lembut.
“Aku disini.”
……Itu, itu curang…………..!
Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa.
Aku tidak tahu bagaimana ekspresiku sekarang.

169
170
Hey! Bertahanlah aku! Ini hanyalah Suspension
Bridge Effect1! Seperti di rumah hantu! Stockholm
Syndrome2…..
…..Entah bagaimana berbeda dari situasi ini, tapi
bagaimanapun juga, itu semua terjadi di kepalaku!
Yang benar saja, tidaklah baik memojokkan adik
kandungmu disaat seperti ini!
Dia sendiri mungkin tidak bermaksud seperti itu,
tapi itu benar-benar tidak relevan, tidak, itu benar-
benar menyebalkan!
Aku menatap Ani.
Saat aku melakukannya, Ani segera berdiri dari
kursinya.
Eh? Apa aku, apa wajahku setidaksenang itu?
Sebenarnya, seolah-olah tidak membiarkan
kenaifan menguasaiku, kejadian demi kejadian
terus terjadi didepan mataku dengan cepat. Dan
aku akan mengetahuinya segera.
◊◊◊

1. Perasaan saat seseorang menyeberang jembatan reot dan


bertemu dengan lawan jenis. Saat jembatan tersebut bergoyang-
goyang, orang tersebut merasa berdebar-debar. Lalu perasaan itu
disalahartikan oleh orang tersebut sebagai rasa jatuh cinta.
2.Respon psikologis dimana dalam kasus tertentu para sandera
penculikan menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada
penyanderanya tanpa memperdulikan bahaya yang telah dialami
oleh sandera itu.

171
Tidak hanya Ani saja yang tiba-tiba berdiri.
Sedetik kemudian, Sakurai-san juga beranjak
dari kursinya.
Orang lain yang duduk dengan kami,
menunjukkan ekspresi kaget di wajahnya, melihat
Sakurai-san dan Ani seperti itu.
“Tatsuya-kun, itu…..”
“Sakurai-san, kau juga mendengarnya ‘kan?”
“Jadi, itu memang benar-benar suara
tembakan……!”
“Itu bukan pistol tapi itu mungkin suara auto
rifle.”
…….Eh? Itu berarti, musuh sudah masuk sampai
sini!?
Bagaimana bisa?
Bukankah tempat ini berada didalam pangkalan
militer?
“Apa kau mengetahui situasinya?”
“Tidak, dari sini….. tembok-tembok ruangan ini
sepertinya bisa menghalangi sihir.”
“Ya….. sepertinya begitu, sepertinya ada sebuah
pelindung tradisional yang baru saja diaktifkan.
Tidak hanya di ruangan ini, tapi seluruh tempat ini
seluruhnya dikelilingi oleh pelindung sihir itu.”
“Tapi kita masih tetap bisa menggunakan sihir di
dalam ruangan ini.”
Sakurai-san sependapat dengan perkataan Ani.

172
Aku tidak mengerti sama sekali dengan apa yang
mereka bicarakan…..
“Hey, ka-kalian penyihir ‘kan?”
Secara tidak terduga, pria yang agak jauh dari
kami berbicara kepada Sakurai-san dan Ani. Dia
mengenakan baju yang sangat rapi, dan sepertinya
dia orang yang berkedudukan tinggi. Orang-
orang yang ada disampingnya sepertinya adalah
keluarganya.
“Betul?”
Mendengar suara itu, Sakurai-san menjawab
dengan ragu-ragu. Orang itu lalu melanjutkan
perkataannya lagi dengan sikap sok kuasa, walaupun
kurasa itu hanyalah kesombongannya belaka.
“Kalau begitu, periksalah apa yang sedang
terjadi.”
……Apa-apaan?
Dia seperti sedang berbicara dengan
bawahannya.
Itu sangat….!
“…..Kami tidak ada hubungan sama sekali
dengan pangkalan ini.”
Sakurai-san juga menjawab dengan nada
tersinggung.
Dibawah tekanan siapapun memang bisa
menunjukkan sikap aslinya, tapi seharusnya itu
tidak ditujukan kepada orang lain, terutama yang

173
benar-benar tidak kau kenal, mungkin itu yang
dipikirkan Sakurai-san.
Namun, apa yang dipikirkan Sakurai-san tidak
sesuai dengan kenyataannya.
“Itu omong kosong. Kalian benar-benar penyihir
bukan?”
“Ya, aku sudah mengatakannya ‘kan.”
Orang ini bahkan tidak mendengar perkataan
Sakurai-san.
“Bukankah sudah menjadi tugas kalian para
penyihir untuk melayani manusia?”
…………!
Tidak mungkin ada orang yang bisa mengatakan
hal seperti itu seyakin ini………..
Tidak lupa juga, dia mengatakannya didepan
seorang penyihir………..!
“Apa maksudmu dengan itu?”
Merasakan ada ancaman dari suara Sakurai-san.
Matanya makin melotot.
Mendengar perkataan Sakurai-san, orang
itu mulai mencoba menenangkan dirinya
perlahan-lahan, tapi usahanya itu tetap saja tidak
menghentikan ocehannya.
“Dari awal, penyihir adalah ‘alat’ yang dibuat
untuk melayani ‘manusia’. Jadi tidak peduli kalau
kau anggota militer atau bukan.”

174
Kekagetan dan kemarahanku sudah tidak bisa
digambarkan lagi oleh kata-kata.
Orang ini sudah mengatakan hal yang seharusnya
tidak dikatakan.
Tetapi sayangnya, memang masih banyak warga
non-sihir yang berpikir seperti itu.
“Kami tidak memiliki kewajiban untuk
melayanimu.”
“Apa!?”
“Penyihir, sebagai keberadaan yang ada
untuk melayani masyarakat dan tatanan publik,
tidak diwajibkan untuk mengikuti keinginan dari
seseorang yang tidak dikenal.”
Untuk melayani masyarakat dan tatanan
publik adalah kalimat dari ‘Piagam Asosiasi Sihir
Internasional’ yang diketahui semua orang bahkan
para non-penyihir. Tentu saja, orang itu pasti juga
mengetahuinya.
“Ka-kau dasar anak kurang ajar!”
Dengan reaksi seperti itu.
Orang itu berteriak kepada Ani.
Melihat mata Ani, yang menunjukkan rasa
kasihan dan penghinaan.
Orang itu tersentak, dengan tatapannya.
“Kau sepertinya salah memahami sesuatu…..
di negara ini, lebih dari 80% penyihir berasal dari
keturunan asli. Walaupun kau memperhitungkan

175
juga yang ikut dalam percobaan kecil, jumlah
penyihir yang ‘dibuat’ secara biologis bahkan tidak
sampai 20%.”
“Tatsuya.”
Walaupun biasanya dia tidak akan seperti itu,
tapi orang yang menghentikan Ani adalah Okaa-
sama.
Berbicara dengan suara lemasnya dari sofa,
Okaa-sama memanggil nama Ani. Ani segera
memalingkan pandangannya dari pria tersebut.
“Ada apa?”
“Pergilah keluar dan periksalah situasi diluar.”
Seperti biasa, Okaa-sama memberikan perintah
dengan nada yang biasa digunakannya.
Tapi yang tidak biasa, Ani mengerutkan alisnya.
“…….Kalau aku keluar untuk melihat situasi, aku
tidak bisa melindungi Miyuki dari jauh.”
“Miyuki?”
Dengan nada dingin, Okaa-sama memotong
perkataan Ani. Matanya, dingin sekali, melotot.
“Tatsuya, apa kau lupa posisimu?”
Hanya nadanya saja yang masih halus; suaranya
gemetaran seperti tubuhnya. Ani memanggilku
Miyuki, karena aku yang memintanya. Tapi
mendengar perintah halus Okaa-sama, aku jadi
tidak bisa membelanya.
“Maafkan saya.”

176
Ani meminta maaf, dan tidak berbicara lebih
banyak lagi.
“…….Tatsuya-kun, serahkan saja semua yang
disini padaku.”
Memecah ketegangan itu, Sakurai-san angkat
bicara.
Hilang ketertarikan, Okaa-sama lalu
memalingkan pandangannya.
“Baiklah. Aku pergi dulu.”
Menunduk dihadapan Okaa-sama, dia segera
meninggalkan ruangan.
Tentu saja, tidak mungkin mereka mengadakan
festival diluar sana.
Dan tidak hanya suara tembakan saja yang
makin dekat.
Suara langkah-langkah kaki juga makin
mendekati ruangan, dan berhenti tepat diluar.
Sakurai-san melangkah maju didepanku dan
Okaa-sama.
Gelang CADnya sudah dipenuhi psion, siap untuk
meluncurkan sihir kapanpun.
Tidaklah mudah untuk mempertahankan sikap
siaga untuk waktu yang lama seperti saat itu;
Sakurai-san benar-benar luar biasa.
Aku hanya bisa melihatnya dari belakang, tapi
dia mungkin sedang menatap pintu ruangan itu
dengan tajam.

177
“Permisi! Saya PFC3 Kinjou, pasukan kedua
Angkatan Udara!”
Selagi tetap mempertahankan sikap siaganya,
aku dapat mengetahui ketegangan Sakurai-san
sedikit berkurang. Aku juga merasa tenang setelah
mendengar suara dibalik pintu itu.
Sepertinya mereka adalah tentara dari
pangkalan.
Empat tentara muda sedang berdiri dibalik pintu
saat pintu itu dibuka. Mereka semua kelihatannya
adalah generasi kedua Left Bloods, tapi aku tidak
peduli dengan hal itu. Itu adalah hal yang biasa
mengingat lokasi dari pangkalan ini.
Machine gun mereka masih panas mungkin
karena terjadi baku tembak dengan musuh saat
sedang menuju kesini.
“Kami disini ditugaskan untuk mengantarkan
anda semua ke ruang bawah tanah. Semuanya,
tolong ikuti kami.”
Aku sudah menduga mereka akan berkata
seperti itu, tapi aku ragu dengan itu. Kalau aku pergi
sekarang, aku akan terpisah dari Ani.
“Maafkan aku, tapi salah satu dari kami pergi
untuk melihat situasi diluar.”
Sebelum aku sempat, Sakurai-san sudah terlebih
dahulu mengatakannya.

3. Private First Class (Prajurit Satu), pangkat dalam kemiliteran

178
Tentu saja, PFC itu mengerutkan keningnya,
“Tapi pasukan musuh sudah masuk hingga
kedalam pangkalan. Akan berbahaya untuk tetap
disini.”
Jawabannya juga sudah kuduga.
“Kalau begitu, tolong bawalah mereka saja
bersamamu.
Namun, perkataan Okaa-sama benar-benar tak
terduga.
“Aku tidak akan pergi begitu saja meninggalkan
putraku.”
Sakurai-san dan diriku hanya bisa menatap satu
sama lain saat mendengarnya.
Walaupun perkataannya adalah perkataan yang
biasa dikatakan oleh seorang ibu, tapi rasanya ada
yang aneh setelah mendengarnya.
“Tapi…….”
“Kau, Kinjou-kun bukan. Tolong pergilah dulu
dan bawa mereka bersamamu, kami akan tetap
disini.”
Pria yang tadi sempat berdebat dengan kami
maju untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan
sekarang empat tentara itu mulai terlihat suram,
dan mulai berbisik-bisik.
“……..Tentang Tatsuya-kun, bisakah kita
menghubungi Kapten Kazama nanti dan
memintanya untuk menyusul kita?”

179
Ditengah-tengah itu, Sakurai-san berbicara
dengan Okaa-sama dengan suara kecil.
“Aku tidak khawatir tentang Tatsuya. Itu hanya
untuk cari muka saja.”
Jawaban Okaa-sama kembali seperti biasa.
Aku dipaksa untuk menahan kakiku yang akan
kuhentakkan setelah mendengarnya.
Bisa-bisanya Okaa-sama, pada anak kandungnya
sendiri, membeda-bedakan seperti itu…..?
“Lalu mengapa?”
“Intuisi.”
“Intuisi?”
“Ya. Intuisiku mengatakan kalau mereka tidak
bisa dipercaya.”
Dalam sekejap, kewaspadaan Sakurai-san
meningkat sampai puncak.
Aku juga segera lupa akan kegeramanku tadi.
Intuisi Okaa-sama, membuatnya mendapat
julukan Penguasa dari Sungai Kelalaian ‘Nyonya dari
Lethe4’.
Sihir khusus Okaa-sama bukanlah sebuah
persepsi maupun sihir prediksi, tapi sihirnya adalah
Sihir Penganggu Mental, dan karena pengguna sihir
‘mental’ terhipnotis hingga dekat dengan yang

4. Salah satu dari lima sungai di dunia bawah menurut mitologi


Yunani. Dikatakan setiap jiwa yang meminum airnya maka ia akan
melupakan masa lalunya di dunia.

180
namanya ‘Akashic Record’5, mereka memiliki intuisi
yang tinggi…… walaupun juga ada pengecualian,
seperti diriku.
Disaat itu, empat tentara itu juga sudah selesai
berunding.
“Kami minta maaf, tapi kami tidak bisa
meninggalkan anda diruangan ini. Tolong
bertindaklah dengan tanggung jawab dan ikutlah
dengan kami.”
Perkataannya sama seperti sebelumnya.
Tapi, perasaan kalau sikap mereka sudah
berubah, tentu saja hanya persepsiku saja ‘kan?
“Dick!”
Seorang karakter baru muncul membawa
perkembangan pesat pada masalah ini.
PFC Kinjou, mendengar suara itu, segera
menembak ke arah sumber suara itu, Kopral Higaki.
Tidak ada jendela sama sekali di koridor jadi aku
tidak tahu apa dia terkena tembakan itu, tapi yang
baru saja adalah suara Kopral Higaki, dan tentu saja
orang yang berusaha ditembak oleh PFC Kinjou
adalah dia.
Keluarga Pria itu mulai berteriak-teriak.

5. Ringkasan dari semua kejadian, pemikiran, kata, emosi dan


maksud manusia yang pernah terjadi, yang diyakini oleh para
teosofis dikodekan dalam bidang eksistensi non-fisik yang dikenal
sebagai bidang eterik.

181
Rekan-rekan PFC Kinjou segera menyebar
didalam ruangan, dan siap untuk menembak.
Melihat itu Sakurai-san segera mengaktifkan
rangkaian sihir, tapi sebuah ‘suara’ mendadak
berdengung dikepalaku, seperti suara gelas yang
tercakat, dan konstruksi sihir itu segera hancur.
Ini, gelombang psion? Cast Jamming!?
Sambil menutup telingaku dan melihat sekitar,
aku melihat salah satu dari mereka mengenakan
sebuah cincin kuningan.
Okaa-sama sedang memegangi dadanya dan
terbaring lemas!
Ini tidak bagus…….!
Sejak awal, Okaa-sama memiliki kesensitifitasan
terhadap psion. Mengingat dia sudah tidak muda
lagi, dan karena itu ketahanannya terhadap
gelombang psion sudah menurun.
Gelombang psion dari Cast Jamming itu sekarang
memperburuk kondisi tubuh Okaa-sama.
Aku harus menghentikannya!
“Dick! Al! Mark! Ben! Mengapa?”
Saat tanganku masih menutup telingaku, aku
mendengar suara Kopral Higaki.
Syukurlah, jadi dia tidak terkena tembakan itu….
“Mengapa kau mengkhianati kami!?”
“Joe, mengapa kau begitu setia dengan Jepang!”

182
Diantara suara baku tembak itu, aku berpikir,
jadi machine gun juga bisa menembak hanya satu
peluru saja, walaupun sejujurnya aku agak ceroboh
saat ini. PFC Kinjou berteriak balik.
“Apa kau sudah lupa, Dick! Bukankah Jepang
adalah tanah air kita!”
“Lihatlah bagaimana Jepang memperlakukan
kita! Walaupun kita bergabung dalam militer,
walaupun kita bekerja demi Jepang, kita tetap saja
merupakan ‘Left Blood’ bagi mereka! Kita tetaplah
saja orang asing, tidak peduli sampai kapanpun!”
“Kau salah! Dick, itu hanya perasaanmu saja!
Orang tua kita memanglah orang asing. Dibandingkan
dengan mereka yang sudah tinggal disini bertahun-
tahun, sudah pasti mereka memperlakukan kita
sebagai orang asing! Tapi militer! Pasukan! Atasan
dan rekan kita, memperlakukan kita seperti keluarga
mereka! Menerima kita sebagai teman!”
“Joe, itu karena kau penyihir! Karena mereka
menganggapmu bernilai, militer memperlakukanmu
dengan baik!”
“Dick, apa kau benar-benar berpikir seperti itu?
Apa kau benar-benar mengatakan kalau karena kau
Left Blood kau diperlakukan sebagai orang asing,
dan sebagai seorang penyihir kehidupanku berbeda
dari kalian? Aku juga rekanmu, Dick!”
Suara baku tembak itu berhenti.

183
Dan, gelombang psion Cast Jamming itu mulai
melemah.
Ini waktunya!
Melihat kesempatan ini, si pengguna Antinite
sebenarnya adalah seorang non-penyihir. Hanya
karena kau menyerang kami dengan gelombang
psion, dan menggunakan Cast Jamming yang kau
sendiri tidak kuasai, kau pikir hal seperti itu bisa
menahanku, kandidat dari kepala keluarga Yotsuba
selanjutnya, itu adalah kesalahan besar!
Aku tidak bisa menggunakan CAD. Akan makan
waktu banyak untuk mengaktifkan rangkaian
aktivasinya.
Karena itu satu-satunya sihir yang bisa
kugunakan, adalah itu.
Sihir Pengganggu Mental yang kuwarisi dari
Okaa-sama.
Berbeda dari sihir Okaa-sama, yang mengganggu
struktur mental, tapi seperti sihir Okaa-sama,
sihirku bekerja pada pikiran target.
Ini adalah sihir yang akan membekukan jiwa
mereka.
Jadi agar tidak melibatkan orang lain terkena
efeknya, aku hanya mentarget orang yang
menggunakan Antinite.
Dan mengaktifkan sihir mentalku, ‘Cocytus’.
Cast Jamming itu terhenti seketika.

184
Aku juga tahu kalau orang itu juga sudah
‘berhenti’.
Dia adalah orang ketiga yang pernah ‘kuhentikan’
seperti ini.
Mereka tidak terbunuh, tapi pikiran mereka
membeku dan tidak akan pernah meleleh lagi, yang
membuat mereka tidak akan pernah bisa bergerak
lagi; sama seperti mati.
Untuk menahan rasa bersalahku, aku hanya bisa
menggertakkan gigiku.
Selagi aku melakukan itu, waktu-waktu berharga
terbuang sia-sia.
Itulah kelemahanku.
Bagiku, hasil seperti ini sudah cukup.
Aku tahu kalau dia tidak sendirian.
Aku tahu ada beberapa senapan yang siap
menembak kami.
Saat Sakurai-san mengaktifkan sihirnya, pelatuk
itu ditarik juga disaat yang sama.
Sihir Sakurai-san kalah cepat.
Sekali sapuan machine gun itu menerjangku,
Okaa-sama, dan Sakurai-san, kami tertembak di
sekujur tubuh.
Luka-lukaku,
Tidak terlalu sakit,
Panas.
Seluruh tubuhku,

185
Dingin.
Aku sadar kalau yang mengalir keluar dari
tubuhku tidak hanya darah, tapi juga nyawaku.
Aku, akan mati………..
Aku selalu berpikir kalau seseorang akan mati
dia seharusnya merasa seperti menyesali sesuatu
atau mengingat kembali kenangan-kenangannya,
tapi secara mengejutkan aku tidak seperti itu.
Kalau saja ada yang kusesalkan, adalah aku yang
tidak bisa meminta maaf kepada orang itu.
Kalau saja aku tidak ada, orang itu pasti akan
memiliki hidup yang normal.
Dia pasti akan bebas.
Maafkan aku, Nii-san.
Maafkan aku, Onii-sa……
“Miyuki!”
Aku mendengar sesuatu.
Aku berpikir tentang Ani, jadi pikiranku sekarang
dipenuhi dengan suara Ani yang memanggilku,
kupikir.
Maksudku, tidak mungkin Ani akan memanggilku
dengan perasaan seperti itu, dengan suara yang
begitu putus asa.
Seolah-olah dia tidak ingin merelakan
kepergianku.
Aku mencoba untuk membuka mataku dengan
kesusahan, dan disambut oleh pemandangan dari

186
langit mendung, tembok yang sudah tidak ada, para
pemberontak yang juga sudah tidak ada, dan, Ani,
dengan tangan kirinya yang menahanku.
Ada ‘sesuatu’ yang sangat luar biasa keluar dari
tangan kiri Ani.
Hal itu memenuhi tubuhku, dan dengan mudah
masuk dalam ‘Benteng Data’ku, dan mengalir
didalamku.
‘Hati’ Ani menyelimutiku.
Aku tidak bisa memikirkan cara lain untuk
menggambarkannya.
Hal itu membaca semua tubuhku, dan membuat
semuanya seperti baru.
Tubuhku, ‘diriku’ sendiri, sedang dibuat ulang.
Oleh keinginan Ani, oleh kemampuan Ani.
Hanya menyebutnya sihir tidak bisa menjelaskan
kekuatannya, kelembutannya, yang kuat tapi tetap
lembut.
Tidak, tidak diragukan lagi, ini adalah ‘sihir’.
Aku merasa seperti melihat Dewa Kematian, dari
kejauhan, pergi menjauh.
Tampak tak bisa berbuat apa-apa dan jengkel.
Tentu saja, itu hanyalah halusinasiku.
Dewa Kematian yang kulihat di halusinasiku
tampak seperti manusia, dan tanpa pikir panjang,
aku tertawa kecil.

187
Tidak ada lagi sensasi darah yang mengalir di
tenggorokanku.
“Miyuki, apa kau tidak apa-apa!?”
Wajah khawatir Ani memenuhi seluruh
pandanganku.
Untuk pertama kalinya aku melihat emosi seperti
ini di wajah orang itu.
“Onii-sama……..”
Untuk alasan tertentu, kata itu keluar sendiri
dari mulutku.

188
189
Rasanya tidak ada yang aneh sama sekali.
“Syukurlah………!”
Tidak apa-apa bagiku untuk gemetaran, apalagi
tersipu.
Maksudku, orang itu sedang memelukku dengan
erat.
Tapi dengan tak tahu malu aku merasa kalau aku
memang seharusnya berada di pelukan Onii-sama,
seolah-olah hal itu sudah biasa.
Pasti itu alasannya, mengapa saat Onii-sama
memelukku, aku secara refleks menarik ujung
lengan bajunya.
Onii-sama melihatku dengan matanya yang
terbuka lebar, lalu sambil menenangkan dirinya,
tangannya menahan kepalaku.
“Ah…..”
Tanpa kusadari, suaraku keluar.
Menjawab senyuman yang diberikan Onii-sama,
lalu memalingkan pandanganku seolah-olah sedang
tersipu, wajah Onii-sama kembali seperti biasa.
Dia tidak memiliki ekspresi bukan karena tidak
memiliki perasaan, tapi karena konsentrasinya yang
terlalu terpaku pada suatu hal.
Seolah-olah dia sedang mengingat sesuatu
dengan keras.
Didepan matanya, ada Okaa-sama dan Sakurai-
san, yang sedang diambang kematian.

190
“Onii-sama!”
Tanpa menjawabku, atau mungkin karena
terlalu fokus dia tidak bisa menjawabku, Onii-sama
menarik keluar CAD dengan tangan kirinya
Gelombang psion kuat berputar-putar diseluruh
tubuh Onii-sama.
Onii-sama sedang membentuk Penampung
Informasi Psion yang dapat menampung jumlah
data yang tak terhitung banyaknya.
Jari telunjuknya lalu menarik pelatuk CADnya.
Pemandangan itu terlihat seolah-olah tubuh
Okaa-sama sedang ditarik kedalam tangan kiri Onii-
sama.
Tentu saja itu hanyalah ilusi belaka.
Aku tidak tahu apa yang dilakukannya, tapi aku
tahu apa yang sedang terjadi.
Aku dapat menebaknya dengan benar, karena
hal yang sama juga terjadi padaku.
Onii-sama membaca semua data dari tubuh
Okaa-sama, menyalinnya kedalam area pemrosesan
sihirnya, dan setelah itu menimpanya dengan data
tubuh Okaa-sama saat itu.
Seluruh bekas luka tembakan itu menghilang.
Semua darah yang terpercik di lantai dan bajunya
juga menghilang.
Dengan cepat, aku langsung berlari menuju
Okaa-sama.

191
Walaupun dia terlihat pucat, tapi dia masih
bernafas.
Keadaannya sama seperti saat dia sebelum
tertembak….. tidak, sihir itu….. membuatnya seperti
tidak tertembak sama sekali?
Onii-sama lalu menghadapkan CADnya pada
Sakurai-san.
Dengan kecepatan yang sama seperti pada Okaa-
sama, dia dengan cepat dan mulus membentuk
Penampung Informasi Psion untuk Sakurai-san.
Apa dia sudah terbiasa melakukannya……?
Hanya dengan melakukannya tiga kali saja, Onii-
sama sudah dapat menguasai sihir tingkat ultra-
tinggi yang dapat memulihkan tubuh seseorang
sepenuhnya.
Aku terkejut melihatnya, tapi disaat yang sama
didalam hatiku aku merasa kalau ini adalah hal yang
biasa.
Maksudku, lagipula orang itu adalah Onii-sama.
Dadaku dipenuhi rasa bangga.
Semua kekhawatiranku, hilang tertiup angin.
Dengan wajah seperti mengatakan ‘aku tidak
percaya’, Sakurai-san melihat sekujur tubuhnya.
Okaa-sama masih belum tersadarkan, tapi nafasnya
sudah stabil. Dia tidak pingsan tetapi hanya sedang
tidur saja, kata tim medis yang segera mendatangi
kami setelahnya, dan aku merasa sangat lega

192
mendengarnya.
“Maafkan aku. Semua kekacauan yang terjadi
adalah salahku sepenuhnya. Aku tahu kalau ini tidak
akan mengubah apa-apa, tapi kalau ada yang kau
inginkan, katakan saja. Sebagai seoarang tentara
dari Departemen Pertahanan Nasional, akan
memberikannya semampuku.”
Onii-sama, disampingku, sedang menghadap
Kapten Kazama.
Melihat tundukan Kapten, dia berkata ‘angkatlah
kepala anda’.
Sepertinya alasan mengapa Onii-sama bisa
sampai di detik-detik terakhir adalah berkat
bantuan dari Kapten Kazama dan Letnan Sanada.
Pemberontak itu sebenarnya bermaksud
menjadikan kami sebagai sandera, tapi aku tidak
lupa kami bisa lolos berkat adanya intervensi dari
Kopral Higaki. Target mereka sesungguhnya adalah
pria itu, dan kami sebenarnya hanya terseret situasi
saja. Itu berarti pihak militer, bertanggung jawab
atas kematian kami, karena mencampurkan kami
seruangan dengan pria itu. Dan juga tidak bisa
disangkal kalau waktu yang diberikan Higaki-san
sangatlah berguna, berkat waktu itu Onii-sama bisa
sampai tepat waktu.

193
Tapi, kalau saja tidak ada Onii-sama, maka tidak
diragukan lagi Okaa-sama, Sakurai-san, dan aku
pasti sudah mati.
Sejujurnya, hal itu tidak bisa diabaikan begitu
saja.
“Kalau begitu yang pertama, tolong beritahukan
kepada kami keadaannya.”
Aku tidak ingin meminta apapun.
Maafkan aku, tapi aku juga tidak akan
membiarkan Sakurai-san untuk mengambil
kesempatan itu.
Walaupun nanti Okaa-sama sadar, aku pun juga
harus menghalanginya.
Hak ini hanyalah milik Onii-sama sendiri.
“Apa musuh kita adalah Great Asian Alliance?”
“Kami masih belum punya bukti konkretnya, tapi
kemungkinan besar memang seperti itu.”
“Berita bahwa militer berhasil menahan mereka
di pantai itu bohong, bukan?”
“Betul sekali. Di Pantai Barat Nagoshi, kapal
selam musuh sudah berhasil berlabuh di pantai.”
……Jadi kapal selam waktu itu dipersiapan untuk
ini?
“Angkatan Laut musuh sudah memegang kendali
atas pulau Kerama. Karena itu, dari Naha hingga
Nago, para gerilyawan musuh saat ini sedang
menahan pergerakan pasukan militer kami.”

194
…….Itu kedengarannya sangat buruk.
“Tapi kita belum kalah sepenuhnya. Jumlah
para gerilyawan itu tidaklah banyak. Kami sudah
memegang kembali kendali sebanyak 80% dari
daerah musuh. Para pemberontak dalam pasukan
juga akan segera dihentikan.”
“Kegunaan para gerilyawan tersebut hanyalah
untuk mengulur waktu bagi berlabuhnya kapal
mereka yang sudah selesai, jadi mereka pasti akan
diabaikan. Seperti membuang sampah, aku yakin
kalau Great Asian Alliance tidak peduli dengan
kekalahan mereka.”
Mendengar kesimpulan Onii-sama, wajah
Kapten Kazama berubah masam.
“Selanjutnya, tolong lindungi ibuku, adikku,
dan Sakurai-san di tempat yang aman. Kalau bisa,
tempat yang lebih aman dari penampungan ini.”
“……Kami akan membawa mereka menuju
ke Pusat Komando Angkatan Udara. Pelindung
ruangan itu dua kali lebih tebal dari yang ada di
tempat penampungan.”
….Aku tersinggung mendengarnya. Ruangan
Pusat Komando yang digunakan oleh militer
dibangun lebih aman daripada tempat
penampungan yang mereka bangun untuk tempat
evakuasi warga sipil. Tapi setelah kupikir-pikir lagi,
lagipula ini adalah markas militer, jadi tidaklah aneh

195
jika seperti itu.
“Terakhir, tolong pinjamkan aku Baju Pelindung
dan senjata. Juga, aku mengatakannya pinjam, tapi
aku tidak akan bisa mengembalikannya dengan
utuh kepada kalian.”
“….Untuk apa?”
Aku juga tidak tenang setelah mendengar
permintaan itu.
Untuk apa, Onii-sama?
Dan mengapa kau tidak menyebut namamu juga
di permintaan keduamu?
Melihat mata Onii-sama, aku mencoba untuk
menerka maksud sesungguhnya, dan aku terkejut.
Dalam matanya, ada api kemarahan yang
membara. Membakar semua hal.
“Mereka sudah berani menyentuh Miyuki. Maka
mereka akan mendapat akibatnya.”
Diantara semua orang yang merinding
mendengarnya, Kapten Kazama berusaha keras
untuk menutupi kekagetannya.
“Apa kau bermaksud untuk pergi sendirian?”
“Ini bukanlah sebuah operasi militer. Ini hanyalah
masalah pribadi.”
“Aku tidak terlalu memerdulikan itu. Mustahil
rasanya bagi manusia untuk berperang tanpa
mengikutkan emosinya. Bahkan dalam pertarungan
balas dendam, asalkan masih terkendali, maka tidak

196
ada masalah.”
Mata Onii-sama dan Kapten Kazama bertemu.
Daripada disebut seperti itu, lebih tepat kalau
mereka saling melihat satu sama lain.
“Kami tidak akan memperbolehkan adanya
pembunuhan kepada para non-kombatan dan
pihak yang menyerah, tapi aku yakin kau tidak akan
seperti itu bukan?”
“Aku tidak bermaksud untuk membiarkan
mereka menyerah.”
“Kalau begitu tidak apa-apa. Misi kami adalah
mengusir mereka. Tidak perlu membuat mereka
untuk menyerah.”
Kapten Kazama adalah tipe orang yang berbeda
dari Onii-sama, tapi pemikirannya segera dapat
sejalan dengan Onii-sama.
“Shiba Tatsuya-kun. Kami menerimamu sebagai
pasukan kami.”
Onii-sama, tidak menunjukkan rasa terima kasih
sama sekali.
“Aku tidak berencana sama sekali untuk
mengikuti perintah militer. Apa yang kulakukan,
dan tujuanku, berbeda dengan kalian. Tapi kita
memiliki musuh yang sama, dan karena seperti itu,
mari kita bertarung bersama-sama.”

197
Seperti sebuah pedang, hawa disekitar Onii-
sama terasa dingin, tajam, dan tanpa ampun….. Aku
hanya bisa terkagum-kagum, melihat Onii-sama
yang seperti itu.
“Baiklah kalau begitu. Sanada, carikan baju
pelindung dan senjatanya baginya! Semua pasukan,
kita berangkat jam 10!”
“Sakurai-san, tolong jaga ibu dan adikku.”
Sambil berdiri, Onii-sama berkata seperti
itu kepada Sakurai-san, lalu tanpa menunggu
jawabannya, ia langsung pergi mengikuti Letnan
Sanada.
Waktu itu, senyuman tulusnya yang ditunjukkan
kepadaku pastinya bukanlah sebuah ilusi.
◊◊◊

“Um, apa kau yakin dengan ini?”


Saat aku melihat punggung Onii-sama berjalan
menjauh, Sakurai-san menoleh padaku dan mulai
berbicara.
“Apanya?”
Sepertinya, seolah-olah pikiranku sedang
disabotasi; aku tidak bisa mengalihkan perhatianku
sedikit pun.
“Seberapa hebatnya Tatsuya-kun, sampai-
sampai ikut berperang….. walaupun tidak sampai
garis depan, itupun sudah berbahaya bukan?

198
“!”
Bisikan Sakurai-san, terdengar di telingaku
seperti sebuah alarm jam.
Itu benar! Apa yang kupikirkan sampai-sampai
aku membiarkannya pergi? Onii-sama akan pergi
berperang!
“Miyuki-san!?”
Suara Sakurai-san terdengar dari belakang saat
aku berusaha mengejar Onii-sama.
Suaranya makin lama makin kecil.
Dia tidak bisa meninggalkan Okaa-sama
sendirian.
Maafkan aku.
Aku meminta maaf kepadanya didalam hatiku.
Rasanya sakit sekali harus meninggalkan Okaa-
sama, tapi sekarang, aku harus menghentikan Onii-
sama!
Aku berlari dengan hal itu berputar-putar
dipikiranku.
Untunglah, dia belum pergi jauh, dan aku masih
bisa mengejarnya tanpa tersesat sedikitpun.
“Onii-sama!”
Dia mungkin tidak akan menengok kebelakang.
Ada sebuah ketakutan yang muncul di pikiranku
tapi itu sekarang tidak penting.

199
Onii-sama sedang berbicara dengan Letnan
Sanada didepannya, lalu berhenti dan menengok
kebelakang.
Sanada-san juga ikut berhenti. Dia mungkin
melakukan karena melihat Onii-sama berhenti.
“Ada apa, Miyuki?”
Mendengarnya memanggilku ‘Miyuki’,
membuatku melamun lagi, tapi bukan saatnya
untuk itu.
“Onii-sama, um.”
Aku mendadak merasa kalau aku seharusnya
tidak mengatakannya, dalam kondisi seperti,
berkata kepadanya ‘tolong jangan pergi’ lagi dan
lagi.
Itu sudah terlalu jauh seperti apa yang
dikatakan seorang heroine saat akan mencoba
untuk menghentikan kekasihnya di sebuah film
romantis (atau novel atau manga atau apapun) atau
semacamnya.
Hal itu juga pasti akan membawa-bawa kesan
seperti ‘cinta terlarang antara adik dan kakak’.
“Miyuki?”
Selagi aku hanya terdiam tak bisa berkata-kata,
Onii-sama melihatku dengan kebingungan.
Pipiku pasti merah sekali.
“……To-tolong jangan pergi.”

200
Walau begitu, aku tetap mengatakannya. Aku
harus menghentikannya.
“Tolong jangan lakukan sesuatu yang berbahaya
seperti itu. Aku yakin tidak ada gunanya bagi Onii-
sama untuk melakukan hal seperti itu.”
Aku mengatakannya…….!
Merasa aku telah berhasil, aku merasa
‘seharusnya itu sudah cukup’.
Untuk membuat Onii-sama kembali, untuk
membuatnya mundur, itulah pikirku.
“Tentu saja, tidak ada gunanya bagiku. Aku tidak
ikut berperang karena sesuatu itu berguna atau
tidak, tapi karena aku ingin, Miyuki.”
Itu merupakan jawaban Onii-sama yang
membuatku terkejut.
Kaget dengan penolakannya tersebut, dan
terkejut dengan perkataannya yang secara tidak
langsung mengatakan kalau dia ingin membunuh
orang.
Tapi tubuhku, daripada mundur dan kembali,
aku semakin mengejarnya dan memegangi lengan
bajunya.
Dengan senyumannya, dia memegang tanganku,
dan dengan lembut melepaskan tanganku dari
bajunya.

201
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku
akan balas dendam terhadap orang yang sudah
melukaimu.”
Melihat mataku, ekspresi Onii-sama agak malu.
“Bukan demi kepentinganmu, tapi demi
perasaanku sendiri.”
Selagi mengatakannya, pupil Onii-sama..
“Kalau aku tidak pergi, aku tidak akan bisa tidur
dengan tenang.”
Terlihat seperti berkata kalau semuanya demi
kepentinganku.
“Bagiku, satu-satunya yang kurasa berharga
hanyalah dirimu, Miyuki.”
Itu bukan salahku.
“Maafkan aku menjadi seorang kakak yang
egois.”
Itu tidak sesuai dugaanku.
Onii-sama dengan halus melepaskan
peganganku, dan tertawa selagi mempertahankan
ekspresi malunya.
Seluruh wajahku pasti sudah merah.
Tapi, merasakan ada yang aneh dari perkataan
Onii-sama, aku mengerutkan keningku.
“Dia bisa merasakan sesuatu, yang berharga…..?”
Baru saja Onii-sama tidak menyebut ‘berharga’,
tapi ‘yang kurasa berharga’ bukan?

202
Perbedaannya memang kecil, dan mungkin
maknanya juga tidak terlalu berbeda tapi…..untuk
alasan tertentu, aku merasa gelisah memikirkannya.
Mendengar perkataan yang keluar dari mulutku,
Onii-sama hanya bisa tertawa seperti mengatakan
‘ketahuan’.
Ekspresinya terlihat seperti sedang tertawa tapi
juga menangis.
Tidak seperti air mata, belum lagi aku juga belum
pernah melihat Onii-sama menangis, tapi entah
bagaimana aku dapat merasakan kalau Onii-sama
dipenuhi rasa sakit dan kesedihan.
“Maafkan aku!”
Jadi aku meminta maaf kepadanya. Aku sudah
berjanji kalau aku tidak akan membuat Onii-sama
sedih lagi, dan lagi-lagi aku….. selagi memikirkannya,
aku menunduk kepalaku.
Kedua tangannya memegang pipiku. Tangan
Onii-sama, kurus tapi lebih besar dan dariku.
Tangannya dengan lembut mengangkat
kepalaku, dan aku melihat keatas.
Tidak ada kekuatan didalamnya, tapi aku tidak
bisa menolaknya. Sebaliknya, lebih cepat daripada
yang bisa ditahan kepalaku, tubuhku mengikuti
keinginan Onii-sama.

203
“Tidak….. aku rasa ini sudah waktunya bagimu
untuk mengetahuinya. Kalau bisa, aku ingin kau
untuk tidak mengetahuinya tapi….. Karena kau anak
ibu, dan keponakan orang itu, hal ini rasanya tidak
akan terlalu mempengaruhimu.”
Perkataan Onii-sama itu ditujukan kepadaku,
tapi terasa seperti dia tidak sedang berbicara
denganku, tapi mengingatkanku.
“Onii-sama?”
“Tidak ada waktu lagi sekarang, dan aku tidak
yakin kalau kau harus mendengarnya dariku. Jadi
Miyuki, tanyalah kepada Okaa-sama. Jawaban dari
pertanyaanmu ada disana.”
“Dari Okaa-sama…….?”
Aku yang mendapat ketidakpastian seperti itu,
hanya bisa mengulang kembali perkataannya, Onii-
sama lalu tersenyum sekali lagi, kali ini senyumannya
begitu dalam.
“Miyuki, jangan khawatir. Kau sangatlah berharga
bagiku. Karena itu, agar aku bisa melindungimu
terus, aku pasti akan kembali dengan selamat.”
Aku tidak merasakan adanya kebohongan
sedikitpun dari kalimat Onii-sama.
Aku tidak merasa kalau perkataannya hanya
untuk menenangkanku saja.
“Aku akan baik-baik saja.”

204
Sambil tersenyum, pandangannya tetap tertuju
kedepan, seolah-olah itu adalah hal yang pasti.
“Tidak ada didunia ini yang bisa melukaiku.”
Aku percaya tidak ada seorangpun yang dapat
membahayakan Onii-sama.
Onii-sama melepaskan tangannya dari pipiku
menuju ke kepalaku, dan membelai rambutku.
Dia sedang membelai rambutku sampai-sampai
rambutku sedikit acak-acakan, tertawa sebentar,
lalu kembali mengikuti Letnan Sanada.
Kali ini, untuk pertama kalinya, Onii-sama pergi
ke medan tempur.
◊◊◊

Lalu, seperti yang kalian duga, aku tidak tahu


sama sekali jalan menuju ke Ruang Komando.
Aku tidak punya pilihan lain selain kembali ke
ruangan tadi.
Ngomong-ngomong, bagaimana tembok-
tembok itu bisa hilang?
Onii-sama dan Sakurai-san mengatakan kalau
ada pelindung penghalang sihir yang dipasang,
itu berarti kemungkinannya kecil kalau pelindung
itu dihancurkan oleh sihir, tapi ada yang kelihatan
sangatlah susah untuk dibayangkan.

205
Walaupun aku sangat yakin kalau mereka
tidak mungkin meninggalkanku, aku tetap tidak
bisa menghilangkan kegelisahan ini sambil berlari
menuju ruangan itu.
Ah……
“Maaf sudah membuatmu menunggu.”
Pertama-tama aku meminta maaf kepada Okaa-
sama, yang menyambutku.
Sama pentingnya dengan memulihkan
kekuatannya, tidak mungkin dia bisa dibawa dengan
tandu bagitu saja, jadi jika dipikir-pikir, wajar saja
kalau dia terbangun.
Karena keinginanku yang egois dan aku yang
meninggalkan Okaa-sama, membuat mereka
terpaksa menunggu, aku meminta maaf untuk
menghindari kemarahan Okaa-sama, tapi aku
memang merasa bersalah.
“Tidak perlu meminta maaf, Miyuki-san. Kau
pergi untuk menghentikan Tatsuya melakukan
sesuatu semaunya sendiri, bukan?”
Okaa-sama menjawab dengan senyuman di
wajahnya.
Uu…. Dia marah besar…..
“Jadi, Tatsuya pergi kemana? Aku tidak
melihatnya.”
“Itu, um….. Onii-sama pergi membantu militer
melawan musuh.”

206
“Onii-sama?”
Okaa-sama mengangkat alisnya.
Secara refleks dalam hati aku berkata ‘oh sial’,
tapi aku tidak merasa butuh untuk memperbaiki
cara bicaraku.
Okaa-sama juga tidak menegurku.
Daripada menegurku, dia hanya menghela nafas
panjang.
“Melakukan hal semaunya sendiri seperti
biasa….. anak itu memang benar-benar tidak
berguna.”
Kata-katanya tidak mencelanya, tapi
membuangnya.
Bukan tidak mengakuinya, tapi mengabaikannya.
Aku bahkan tidak perlu bertanya kepadanya.
Alih-alih marah, aku merasa takut.
Bagi seorang ibu sampai-sampai membeda-
bedakan anaknya sendiri seperti itu.
“Ya, terserah. Kali ini sepertinya apa yang dia
lakukan memang berguna, jadi biarkan saja dia
berbuat semaunya….. Terima kasih telah menunggu.
Tolong antarkan kami sekarang.”
Okaa-sama berbicara kepada tentara yang sudah
menunggu untuk memandu kami.
Tidak, ini bukan masalah ‘berguna’ atau tidak.

207
Satu-satunya alasan aku masih hidup, satu-
satunya alasan mengapa Okaa-sama selamat,
adalah karena Onii-sama.
Tapi aku memang tidak bisa menyangkal
perkataan Okaa-sama.
Untuk memasuki Ruangan Komando, kami sudah
melewati lima blast door6.
Diruangan yang luasnya kira-kira sebesar
empat ruang kelas tanpa jendela ini, ada sekitar
30 operator yang sedang duduk di depan tiga baris
konsol, sementara itu diseberang sana ada sebuah
layar besar di dinding.
Kami lalu dipandu masuk kedalam suatu ruangan
dengan kaca yang besar di temboknya.
“Aku tidak merasakan adanya satupun kamera
pengawas ataupun perekam suara disini. Tampaknya
ini adalah ruangan yang biasanya digunakan oleh
para pejabat tinggi dari Kementerian Pertahanan
saat melakukan inspeksi.”
Setelah melihat-lihat ruangan, Sakurai-san
mengatakan hal seperti itu kepada Okaa-sama.
Aku tidak mengerti mengapa dia melakukan hal
seperti itu, tapi pengamatannya selalu berguna
nanti.
Itu berarti kita bisa membicarakan rahasia disini.
6 Model pintu dengan tingkat keamanan tinggi yang
biasanya diceritakan ada di tempat-tempat seperti fasilitas militer,
laboratorium, dll.

208
“Kaca yang ada didepan kita bukanlah kaca
biasa juga. Kaca itu sama seperti milik Departemen
Kepolisian Metropolitan Tokyo. Kaca itu mampu
menampilkan apapun yang muncul di layar ruangan
Pusat Komando.”
Sakurai-san berkata seperti itu selagi
mengoperasikan konsol yang ada.
“Okaa-sama, ada sesuatu yang ingin kutanyakan.”
Disaat seperti ini, aku memutuskan untuk
mengambil risiko, dan bertanya pada Okaa-sama
tentang apa yang dikatakan Onii-sama sebelumnya.
“Tadi, Onii-sama mengatakan satu-satunya
hal yang dirasanya berharga adalah diriku, tapi….
Saat aku bertanya mengapa dia mengatakannya
‘kurasa berharga’, dan dia menyuruhku untuk
menanyakannya kepada Okaa-sama, jadi…..”
“Aku mengerti. Jadi Tatsuya berkata seperti itu.”
Mendengarkan pertanyaanku dengan wajah
yang tidak senang, Okaa-sama menjawabnya
dengan ekpresi bosan.
“Aku rasa ini juga sudah waktunya bagimu untuk
mengetahuinya.”
Onii-sama juga mengatakan hal yang sama.
Aku langsung merasa tegang, hanya dengan
memikirkannya.

209
“Tapi, sebelum itu…… Miyuki-san, berhentilah
memanggil Tatsuya dengan ‘Onii-sama’. Aku benar-
benar tidak mempermasalahkannya kalau itu di
tempat publik, tapi saat sedang bersama Yotsuba,
kau tidak seharusnya memperlakukan Tatsuya
seperti kakakmu.”
Okaa-sama tidak menegurku dengan keras,
tapi dia seolah ingin membuatku tenang dengan
kebenaran tak terbantahkan itu.
“Kau adalah penerus dari Maya yang akan
menjadi kepala Keluarga Yotsuba selanjutnya. Kalau
ada yang melihatmu bergantung pada kakakmu
yang merupakan sebuah produk gagal, suatu saat
hal itu akan merugikanmu.”
“Bisa-bisanya kau bicara seperti itu…….!”
Aku secara tidak sadar lupa untuk menahan diri,
dan dengan kasar menegur Okaa-sama.
Selagi ketegangan makin meningkat, tidak peduli
apapun yang dikatakan Okaa-sama aku tetap tidak
akan membiarkannya tidak terjawab.
“Menyebut anakmu sendiri sebagai produk
gagal seperti itu!”
“Aku memang menyayangkannya, tapi fakta itu
tak terbantahkan.”
“Itu tidak benar! Dengan kekuatannya, Onii-
sama menyelamatkanku.!”

210
“Hal seperti itu tadi? Memang benar, kalau
sampai dia tidak bisa melakukan sihir setingkat itu….
tetap saja, hanya itulah yang bisa dilakukannya.”
Okaa-sama menjawab dengan suara yang lebih
dingin dari yang pernah kudengar sebelumnya, saat
menjawab tentanganku.
Suaranya seperti seseorang yang sudah tidak
punya harapan lagi.
“Kalau Tatsuya sampai memintamu untuk
menanyakannya padaku, maka akan keberitahu.
Darimana mulainya…..”
Saat Okaa-sama sedang berpikir keras,
tanpa peringatan sebelumnya, layar ruangan itu
menampilkan sesuatu.
Operator yang sedang mengoperasikannya
merubah sudut pandangnya menjadi sudut pandang
burung yang sedang melihat kebawah.
Pada saat itu aku melihat Onii-sama, yang baru
saja turun dari langit.
Aku melihat pada orang yang menyalakannya,
Sakurai-san.
Sakurai-san melihatku tanpa mengatakan apa-
apa, melihatku dan Okaa-sama.
Dari pandangannya dia mengatakan kalau dia
tidak akan berkata satu kata pun.
Aku juga mengerti mengapa dia tahu banyak
yang hal yang tidak kuketahui.

211
Okaa-sama tidak terlalu melihat ke arah layar
yang sekarang sedang menampilkan Onii-sama.
“Tatsuya terlahir sebagai seorang penyihir yang
gagal.”
Okaa-sama juga tidak melihat kearahku saat
berbicara.
“Bukan berarti aku merasa bertanggung jawab
memiliki anak seperti itu, tapi yang pasti adalah
Tatsuya tidak punya harapan sebagai seorang
penyihir.”
Dia tidak menutup-nutupi fakta tersebut.
“Sejak awal dia lahir, Tatsuya hanya bisa
menggunakan dua tipe ‘sihir’. Dekomposisi Eidos,
dan rekonstruksi Badan Informasi. Dengan dua
sihir tersebut Tatsuya berhasil menghasilkan
banyak teknik-teknik yang dapat digunakannya,
tapi bagaimanapun kau melihatnya, mustahil untuk
menyebutnya sebagai seorang penyihir, hanya
dengan kedua sihir itu saja.”

212
213
Matanya penuh dengan kekosongan.
“Sihir adalah teknik yang dapat memodifikasi
sebuah Badan Informasi, dan dengan itu bisa
merubah suatu fenomena. Namun masalahnya
adalah, untuk dapat melakukan perubahan itu butuh
yang namanya sihir. Tapi Tatsuya tidak memilikinya.
Yang bisa dilakukannya hanyalah merusak sebuah
Badan Informasi, dan membangunnya lagi seperti
semula. Ini bukanlah sihir yang sebenarnya. Anak
itu, lahir tanpa talenta untuk menggunakan sihir
ataupun memodifikasi sebuah Badan Informasi,
tak diragukan lagi orang seperti itu adalah seorang
penyihir gagal.”
Mungkin, apa yang dikatakan Okaa-sama,
berasal dari hatinya……..
“Yah, kemampuan membangun ulang Badan
Informasi miliknya pada akhirnya memang
menyelamatkan kita, tapi tetap saja itu bukanlah
‘sihir’.”
Aku tidak bisa menyangkal perkataannya.
Tapi, aku rasa.
Kalau itu bukan sihir, jadi apa, kekuatan itu harus
disebut apa.
Kalau harus diberi nama selain ‘sihir’, maka yang
cocok untuk menggambarkannya adalah ‘mukjizat’?

214
“Tapi, kami Yotsuba merupakan anggota Sepuluh
Master Clan, dan karena itu jika ada salah satu dari
Yotsuba yang tidak bisa menggunakan sihir. Maka
anak itu, tidak bisa hidup sebagai Yotsuba. Jadi
Maya dan aku, tujuh tahun yang lalu, mencoba
melakukan operasi padanya. Walaupun sejujurnya,
alasan dibalik operasi itu bukan hanya itu saja……..”
Eksperimen? Okaa-sama kepada Onii-sama?
“Proyek Penyihir Buatan. Sebuah rencana untuk
menanamkan pada kesadaran seseorang yang bukan
penyihir, untuk menghasilkan seorang manusia
hasil eksperimen yang memiliki kemampuan sihir.”
Proyek Penyihir Buatan, perkataan itu terasa
panas ditelingaku.
“Hasil dari operasi rekonstruksi mental tersebut,
anak itu berakhir kehilangan semua emosinya.”
Operasi rekonstruksi mental? Kehilangan semua
emosinya?
“Tidak, alih-alih menyebutnya emosi lebih
cocok kalau disebut dorongan atau keinginan.
Kemarahan, Kesedihan, Kecemburuan, Dendam,
Kebencian, Nafsu Makan, Nafsu Seks, dan Cinta
Buta. Semuanya hilang, kecuali satu, dan sebagai
gantinya Tatsuya mendapatkan kemampuan untuk
dapat menggunakan sihir.”
Itu berarti…….

215
“Sayangnya, operasi itu tidak dapat
meningkatkan kemampuan seseorang, dan pada
akhirnya dia hanya bisa dipergunakan sebagai
Guardian saja.”
Tidak bisa kupercaya, pikirku.
Tidak mungkin seperti itu, pikirku.
“Dan orang yang melakukan ‘operasi’ itu……..
apakah itu kau, Okaa-sama?”
Selagi memikirkannya, aku tidak bisa menahan
diri untuk bertanya memastikannya.
Layar besar itu sekarang sedang menampilkan
Onii-sama, dikelilingi oleh banyak orang dewasa
berbadan besar, sedang berada di tempat
berlabuhnya musuh.
“Siapa lagi kalau bukan diriku?”
Keinginanku yang sebenarnya, adalah dia
menyangkalnya, tapi ternyata tidak.
Seharusnya aku sudah menduganya.
Area Operasi Sihir bukanlah bagian dari otak
besar, melainkan merupakan fungsi langsung dari
kesadaran seseorang.
Memasukkan Area Operasi Sihir buatan itu pada
seseorang, oleh karena itu, untuk melakukannya
butuh yang namanya perubahan struktur mental.
Dan hal itu tidak akan bisa dilakukan tanpa
adanya sihir Okaa-sama, ‘Sihir Pengganggu Struktur
Mental’…….

216
“………Mengapa kau melakukan hal seperti itu?”
“Aku sudah memberitahumu alasannya. Mari
kita ganti pertanyaan yang lebih penting untuk
kujawab daripada ini.”
Ah, aku mengerti…..
Aku juga sudah menyadarinya.
Aku mengerti.
Pada eksperimen itu, tidak hanya Onii-sama
sajalah yang kehilangan sebagian emosinya.
Aku tidak tahu apakah itu bagian dari efek
samping sihir tersebut, sebuah rasa bersalah atau
semacam efek mental tapi,
Untuk pertama kalinya, aku merasa takut dengan
yang namanya ‘sihir’.
‘Sihir’, yang dapat merubah hati manusia dengan
sangat kejam.
Di layar, Onii-sama mengarahkan CADnya yang
berbentuk pistol besar kehadapan musuh.
Tepat didepannya, musuhnya satu per satu
berubah menjadi debu.
“Katakan kepadaku……. Satu-satunya emosi
yang masih dimilikinya adalah.”
“Satu-satunya yang tersisa darinya, adalah rasa
cintanya terhadap adiknya.”
Tolong hentikan sekarang juga, Okaa-sama.
“Cinta terhadap adiknya, dengan kata lain
dirimu, dan keinginan untuk melindungimu.”

217
Aku sudah tidak ingin mendengarnya lagi.
“Itulah satu-satunya yang tersisa, satu-satunya
emosinya.”
Tapi aku benar-benar tidak menduganya.
Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.
Walaupun itu terlihat hanya seperti refleks.
Tapi memang seperti itulah perasaanku saat itu.
Aku sangat terkejut, sampai-sampai aku tidak
bisa mengeluarkan air mata sama sekali.
“Tatsuya sendiri memahaminya. Itulah yang
dimaksudnya ‘kurasa berharga’. Dia hanya
menganggapku sebagai ‘ibu’nya, dan tidak ada
sama sekali hubungan ibu-anak diantara kami.
Satu-satunya yang bisa disayanginya hanyalah kau,
Miyuki. Tadi, dia kebetulan saja menyelamatkanku.
Atau mungkin, dia berpikir kalau adiknya akan sedih
kalau aku mati.”
“Apa Okaa-sama… sengaja merencanakan ini
untuk terjadi?”
Walaupun aku hanya berbicara kepada diriku
sendiri, rasanya seperti orang lainlah yang berbicara.
Rasanya seperti bukan aku yang mengendalikan
tubuhku dan menanyakan pertanyaan itu.
“Aku jelas saja tidak merencanakannya sampai
sejauh itu. Namun, aku rasa kalau kapasitas
yang tersisa hanya untuk satu emosi saja, maka
seharusnya itu benar-benar ditujukan kepadamu.

218
Lagipula, Tatsuya akan menghabiskan jauh lebih
banyak waktu denganmu.”
“Apa kau juga mengatakannya kepada O…
maksudku, orang itu?”
“Tentu saja aku juga menjelaskan kepadanya.
Anak itu juga masih memiliki akal sehat. Tidak ada
yang perlu dikhawatirkan darinya karena aku tidak
memiliki hubungan ibu anak dengannya.”
Saat dia mengatakannya,
Rasanya,
Aku sedikit merasa kalau Okaa-sama menderita
saat mengingat dia tidak bisa mencintai anaknya
sendiri.
“Apa masih ada yang ingin kau tanyakan?”
“Tidak………terima kasih banyak.”
Sebagian dari diriku, merasa kalau aku
seharusnya tidak menanyakannya.
Tapi sebagian lainnya, juga merasa lega karena
aku sudah menanyakannya.
Untuk menghadapi masa lalu dan kebenaran
yang menyakitkan, namun tanpa ragu-ragu melihat
ke depan sampai sekarang dan seterusnya.
Layar itu menunjukkan Onii-sama, sedang maju
ke sebuah tanah kosong.
Tidak ada satu peluru pun yang dapat
mengenainya.

219
Sebuah kendaraan mirip tank mengarahkan
turetnya pada Onii-sama, dan dengan sekejap
menghilang bersama dengan awak yang ada
didalamnya.
Onii-sama melanjutkan serangannya tanpa
berubah sedikit pun.
Tapi para tentara yang ikut dengan Onii-sama
tidak sejalan dengannya.
Agar tidak tertinggal dari Onii-sama, mereka
berlari berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lain, disaat yang sama menghindari tembakan dan
sihir dari musuh.
Ah!
Ada satu tentara yang tertembak.
Melihat medan perang dari kamera di langit,
rasanya seperti menonton sebuah film.
Didalam layar, bahkan sebelum aku sempat
terkejut, Onii-sama menghadapkan CAD di tangan
kirinya pada tentara itu.
Sejak kapan dia?
Bahkan tidak ada waktu sedikit pun baginya
untuk menoleh.
Setelah itu, tentara itu mulai bangkit berdiri lagi
seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Turet musuh menembakkan banyak peluru.
Tapi peluru itu tidak mengenainya.
Onii-sama mengangkat tangan kanannya.

220
Seketika musuh didepannya menghilang sekejap.
Rasanya seperti melihat spesial effect sebuah film.
Para tentara berjatuhan.
Onii-sama mengangkat tangan kirinya.
Hanya dengan itu, semua tentara itu segera
bangkit kembali tanpa luka sedikit pun dan
melanjutkan peperangan.
Apa yang tampil di layar bagiku, jauh dari apa
yang dimengerti banyak orang bahkan bagi para
penyihir sekalipun, pemandangan itu terasa seperti
sebuah film yang tidak masuk akal.
Tapi itu hanyalah pikiran dari seorang penonton.
Bagi tentara yang ikut dengan Onii-sama, hal itu
adalah sebuah keberuntungan yang tidak pernah
mereka banyangkan. Semua luka, bahkan luka
dalam sekalipun, sembuh seketika seolah-olah
mereka baru saja terbangun dari mimpi mereka.
Dan bagi musuh yang melawan Onii-sama, dia
terlihat seperti inkarnasi dari teror. Sebuah mimpi
buruk yang ada dihadapan mereka, melenyapkan
diri mereka satu per satu dan hanya menyisakan
bayangan dan debu.
Seperti seorang Avatar, Onii-sama melangkah
melintasi medan perang.
Semua ini terjadi hanya karena aku tertembak.
Itu adalah sesuatu yang terjadi tujuh tahun lalu,
saat dia masih berumur enam tahun.

221
Bagaimana bisa aku membayarnya?
Apa yang bisa kulakukan untuk membayar apa
yang sudah dilakukannya kepadaku?
Bahkan nyawaku sekarang ini, adalah sesuatu
yang kudapat dari Onii-sama.

222
Chapter 15

6 November 2095 / Rumah Utama Yotsuba –


Ruang Lukis

Sudah satu minggu setelah mereka terakhir


bertemu di Pangkalan Tsushima.
Pada hari itu, Tatsuya dibubarkan lebih awal,
tidak ada informasi lebih lanjut, selain yang sudah
diketahui oleh publik. Berkesempatan untuk
bertemu dengan Kazama, dia mencoba untuk
menanyakan beberapa pertanyaan, tapi seperti ada
banyak juga yang tidak diketahui Kazama.
Tatsuya saat ini sedang bertukar informasi
dengan Kazama, walaupun apa yang bisa dikatakan
Tatsuya tidaklah lebih dari ‘rumor’ belaka. Tatsuya,
menoleh kearah pintu ruangan itu, saat sedang
berpikir keras.
Ketegangan merayap sepanjang tulang belakang
Miyuki.

223
Dari ekspresi kakakknya, dia sudah dapat
mengetahuinya.
Setidaknya,
“Permisi.”
Setelah terdengar ketukan itu, pintu itu pun
terbuka tanpa menunggu jawaban dari dalam.
Kali ini adalah seorang kepala pelayan tua.
Terlihat sangat berbeda ketimbang anak muda itu
tadi, tapi pelayan ini kelihatan seperti memiliki
jabatan yang tinggi.
Namun, dia tidak mengatakan apa-apa.
Meskipun tugas membukakan pintu bukan
sebatas pekerjaan orang itu.
Tapi berdua Tatsuya dan Miyuki, maupun
Kazama tidak merasa curiga sama sekali.
Sebaliknya, mereka memikirkan hal yang sama,
kalau yang cocok melakukan tugas seperti ini adalah
orang tua.
“Terima kasih sudah menunggu.”
Dari belakang pria tua itu, sosok Kepala Rumah
itu muncul.
“Saya benar-benar minta maaf. Tamu kami
sebelumnya belum pulang….. sebenarnya dia sudah
melewati batas waktu yang ditentukan, tapi kami
tidak bisa mengusirnya begitu saja……”
“Tolong jangan dipikirkan. Kami mengerti kalau
anda sangat sibuk.”

224
Kazama membalas tundukan Maya, lalu mereka
berdua kembali duduk.
“Miyuki-san, aku juga minta maaf.”
Mendengarnya, Miyuki juga kembali duduk
perlahan-lahan.
Tapi, dia tidak mengatakan sepatah katapun
kepada Tatsuya.
Tatsuya hanya tetap berdiri disamping sofa yang
diduduki Miyuki.
Tampaknya, dia melakukan seperti apa yang
dilakukan kepala pelayan itu yang sekarang sedang
berdiri disamping Maya.
Tiga buah cangkir putih porselen berisi teh
disajikan untuk mereka bertiga.
Maksudnya bertiga adalah Maya, Kazama, dan
Miyuki.
Maya menyodorkan teh itu kepada mereka
berdua, dan setelah meminumnya sedikit, dia
langsung masuk ke inti pembicaraan.
“Alasan saya memanggil anda hari ini adalah
karena ada masalah tentang insiden militer di
Yokohama yang ingin saya bicarakan dengan anda.”
“Dengan saya?”
Maya yang merupakan seorang warga sipil
mengatakan kalau dia ingin membicarakan sesuatu,
bukan menanyakan sesuatu, tentang masalah
militer kepada Kazama. Tentu saja dia agak kaget

225
mendengarnya.
“Ya, Tatsuya-san dan Miyuki-san juga.”
Sambil berkata seperti itu, Maya memberikan
senyuman yang hangat.
Tanpa harus menunjukkannya di wajahnya,
ekspresinya dengan jelas menunjukkan kalau hal
yang ingin disampaikannya itu sebenarnya ditujukan
kepada Tatsuya dan Miyuki.
“Seminggu yang lalu, Asosisasi Sihir Internasional
menyimpulkan bahwa ledakan yang ditujukan
kepada Armada Zhenhai tidak menyalahi aturan
penggunaan ‘sejata penghasil radiasi’.”
‘Senjata penghasil radiasi’ adalah singkatan dari
‘senjata yang mencemarkan lingkungan dengan
limbah radioaktif’, itu adalah sebutan yang digunakan
oleh Asosiasi Sihir Internasional, yang tujuannya
adalah mencegah adanya penggunaan senjata yang
menghasilkan dan meninggalkan limbah radioaktif
dalam penggunaannya. Penggunaan sebutan itu
jarang sekali digunakan diluar Asosiasi, meski
begitu karena Kazama merupakan seorang penyihir,
Kazama tentu saja tahu akan istilah itu.
“Hasilnya adalah, sanksi yang diberikan kepada
Asosiasi dibatalkan.”
Ketegangan Miyuki yang sempat naik untuk
sesaat, mulai tenang kembali.

226
“Saya tidak tahu sama sekali kalau ada pengajuan
sanksi yang dilakukan.”
Kazama menjawab dengan nada yang datar.
Miyuki tahu kalau tidak mungkin Kazama tidak
mengetahuinya, tapi dia tidak mengatakannya.
“Kelihatannya anda terlihat tenang. Apa anda
tidak mempertimbangkan akibatnya?”
Berbanding terbalik dengan Kazama, Maya
menghantamnya langsung dengan pertanyaan
balik.
Penyihir adalah aset negara, senjata negara, dan
semacamnya milik negara.
Bahkan seorang penyihir pribadi dilarang untuk
melakukan aksi yang melawan tujuan nasional.
Dalam hal ini, secara global, hak para penyihir jauh
lebih terbatas jika dibandingkan dengan para non-
penyihir.
Karena itu, Asosiasi Sihir Internasional tidak
memilki kekuatan militernya sendiri. Para penyihir
dalam Asosiasi Sihir Internasional tidak memiliki
kompetensi yang setara dengan seorang tentara
biasa.
Sebaliknya, Asosiasi Sihir Internasional akan
membentuk kerja sama dari semua negara
anggota untuk menciptakan tim multinasional
dalam menyelesaikan suatu masalah. Kalau ‘bom
misterius’ itu sampai mengundang perhatian dari

227
negara-negara lain untuk mengajukan sanksi, maka
kemungkinan besar negara-negara yang tidak
senang dengan militer Jepang akan mengirimkan
penyihir-penyihir terkuatnya juga. Sebagai orang
yang terlibat dalam militer, hal itu bukanlah sesuatu
yang dapat diabaikan begitu saja.
“Saya sadar sepenuhnya akan hal itu dan saya
yakin kalau hal itu tidak meninggalkan adanya
limbah radiasi sama sekali.”
Kazama tidak mengatakan kalau dia seharusnya
sudah mengetahuinya juga. Jelas sekali hal itu sudah
tidak perlu dikatakan.
Tentunya, Maya langsung mengganti topik.
“Kalau begitu apa anda sadar kalau ‘Jenderal
Surgawi’ juga ikut terkena dampak serangan itu
bersama dengan kapal-kapal lainnya?”
“Liu Yunde?”
Mendengar berita dari Maya, ekspresi datar
Kazama langsung hilang seketika.
“Tepat sekali, salah satu dari 13 penyihir Kelas
Strategis yang diakui secara internasional. Namun,
Great Asian Alliance mencoba untuk menutup-
nutupi informasi ini.”
Walaupun tidak ada yang namanya privasi saat
berbicara tentang penyihir Kelas Strategis, Maya
tertawa.

228
Seperti yang dikatakannya, seorang penyihir
Kelas Strategis, seorang individu yang memiliki
kekuatan yang setara dengan senjata pemusnah
massal, mereka memiliki daya tarik tersendiri bagi
para penguasa dan para penyihir lain. Selain Antinite,
musuh dari seorang penyihir adalah penyihir lain,
dan karena itu, memantau pergerakan penyihir
Kelas Strategis negara lain adalah pekerjaan utama
dari suatu pihak militer.
Telah ada 13 penyihir Kelas Strategis yang
dikonfirmasi oleh negaranya dalam rangka
meningkatkan prestis negara tersebut, dan
diantara mereka bertigabelas yang disebut
’Thirteen Apostles’ satu-satunya yang bisa menjaga
kerahasiaannya hanyalah Angie Sirius dari USNA.
Tentu saja Jepang juga menjaga kerahasiaan
Sepuluh Master Clan serta anggota ‘Thirteen
Apostles’nya, tapi hal itu masih kalah jika
dibandingkan dengan Angie Sirius, yang hanya
menggunakan kode nama saja, bahkan wajah
aslinya pun tidak ada yang tahu.
“Yah karena itu, aku rasa ‘Thirteen Apostles’
sekarang sudah berubah nama menjadi ‘Twelve
Apostles’.”
Maya dengan mudahnya menyimpulkan
masalah besar skala internasional itu dengan satu
kalimat sederhana.

229
Informasi itu adalah informasi rahasia yang
bahkan Kazama sendiri tidak mengetahuinya.
“Tampaknya pemerintah bermaksud untuk
menggunakan informasi ini untuk memeras Great
Asian Alliance sebisa mungkin. Kepala Staf sudah
mengerahkan Itsuwa. Dan saat ini Mio-san sedang
menemani mereka menuju Sasebo.”
“Apa dia naik kapal perang?”
Sampai sekarang, Miyuki hanya menjaga
sikapnya sebagai pendengar saja, tapi pembicaraan
ini tiba-tiba membuatnya ikut berbicara.
“Ya.”
Tapi, Maya tidak menegurnya. Berita ini memang
sangat mengejutkan hingga dapat membuat
seseorang membuat reaksi seperti itu.
Itsuwa Mio adalah satu-satunya penyihir Kelas
Strategis dari pemerintah Jepang yang sudah
dikonfirmasi, salah satu dari ’Thisteen Apostles’.
Sejauh ini, kecuali Tatsuya, dia adalah satu-
satunya penyihir Kelas Strategis milik Jepang.
Kartu as militer Jepang.
Sihirnya ‘Abyss’ mampu menciptakan bola
energi yang dapat membesar dari ukuran puluhan
meter hingga beberapa kilometer. Diantara sihir-
sihir Pergerakan Sistematis sihirnya memiliki
kategori tersendiri, yaitu Fluid Control. Kapal yang
ada didalam radius sihirnya akan terjatuh dari

230
permukaan laut yang terbelah hingga kedasar laut,
setelah terjatuh, sihirnya akan menutup kembali
laut itu seperti semula. Sihirnya tersebut bisa
digunakan hingga radius satu kilometer, dengan itu
dia dapat dengan mudah menjatuhkan kapal dan
kapal selam milik musuh.
Sihir Kelas Strategis itu secara teori bisa
menghabisi kapal-kapal musuh hanya dalam sekali
serangan, tapi;
Selain di laut ‘Abyss’ juga bisa digunakan pada
air tanah didalam tanah, dan hal itu juga dapat
membuat tanah diatasnya runtuh.
“…..Tapi tetap saja, bukankah penggunaan sihir
tersebut dapat membebani tubuhnya?”
“Berdua Kepala Staf dan Itsuwa pasti sudah
memikirkannya. Mereka mungkin menganggap
kesempatan ini terlalu besar untuk dilewatkan.”
Maya memberikan jawaban mengambang
seperti itu, dalam merespon pertanyaan Miyuki.
Berbanding terbalik dengan sihir kuat Itsuwa
Mio, tubuh Itsuwa sangatlah lemah.
Hal itu belum tampak sampai ia menginjak
pertengahan masa remajanya, tapi saat ia berumur
20 tahun dia terpaksa harus menggunakan kursi roda
untuk berjalan kemana-mana. Hal itu dilakukannya
bukan karena kakinya tidak bisa digunakan untuk
berjalan, tapi karena walau sedikit bergerak saja

231
sudah melelahkan bagi tubuhnya. Setelah lulus
kuliah, katanya dia jarang sekali keluar dari rumah.
Keluarga Itsuwa saat ini adalah salah satu
anggota dari Sepuluh Master Clan, tapi faktanya
alasan mereka bisa menjadi anggota hanya
karena mereka memiliki penyihir Kelas Strategis di
keluarganya, Mio. Baginya sampai naik kapal perang
yang kemungkinan akan berperang, tidak peduli
berapa lama, bisa dikatakan kalau ini hanyalah
pertaruhan belaka.
“Segera setelah anda mendengar berita tentang
Liu Yunde, tampaknya pengerahan Mio-san terjadi
juga tanpa sepengetahuan anda. Sekali lagi hal ini
masih belum terkonfirmasi, tapi kami juga sudah
menerima laporan kalau Doktor Bezobrazov hari ini
mendarat di Vladivostok.”
Mendengar nama itu, ekspresi Kazama berubah
lagi.
“Igor Andreevich Bezobrazov sang ‘Pemantik’?”
“Ya, si Doktor Bezobrazov yang terkenal
itu. Dia menjadi salah satu saksi mata dari
kejadian Semenanjung Korea Selatan minggu
lalu, kepemimpinan militer mereka tampaknya
mempertimbangkan kembali keefektifan sihir skala
besar.”
Selagi diam, Tatsuya sangat terkejut
mendengarnya.

232
Igor Andreevich Bezobrazov adalah seorang
ilmuwan di Akademi Ilmu Pengetahuan Soviet, tapi
disaat yang sama, dia juga adalah seorang penyihir
Kelas Strategis dari Uni Soviet Baru.
Dia bukanlah penyihir kelas Strategis seperti
Tatsuya, tapi lebih seperti Mio yang menjadi
anggota Thirteen Apostles yang diakui negaranya.
Sihir Kelas Strategisnya ‘Tuman Bomba’, setingkat
dibawah ‘Heavy Metal Burst’ milik Angie Sirius dari
USNA dalam segi kekuatan, dikatakan merupakan
sihir dengan radius paling destruktif diantara para
Thirteen Apostles.
Sampai sekarang, negara-negara hanya pernah
mendemonstrasikan sihir Kelas Strategis mereka
tanpa pernah menggunakannya dalam pertarungan
sesungguhnya, tapi pada konflik terakhir ini empat
penyihir Kelas Strategis, termasuk Tatsuya, telah
dikerahkan.
“Kemungkinan besar Great Asian Alliance juga
menerima intel yang sama.”
“Jadi tidak lama lagi akan tercipta kedamaian?”
“Saya yakin seperti itu.”
Dalam jeda itu, Maya melihat Kazama dengan
senyuman. Meskipun dia sudah pertengahan 40an,
senyuman itu masih bercampur dengan kemanisan
anak muda dan daya tarik seks yang membuatnya
terlihat seperti masih 30an.

233
Tapi hal seperti itu tidak berguna pada Kazama,
dia hanya diam saja menunggu perkataan Maya
selanjutnya.
“……Sejarah kita sejak tiga tahun lalu, akan
ditentukan saat ini.”
Rasa frustasi yang muncul di wajah Maya saat
dia melanjutkan kalimatnya bukan hanya imajinasi
Tatsuya saja.
“Tapi perbedaannya hilangnya Armada Zhenhai
telah menarik perhatian banyak negara. Penyebab
dari insiden ini tidak salah lagi disebabkan oleh sihir
Kelas Strategis, dan tidak sedikit dari mereka yang
sedang mencoba mencari pelakunya. Kemungkinan
besar sebagian dari mereka akan mengkaitkan
kejadian ini dengan pemusnahan armada Great
Asian Alliance tiga tahun lalu. Akan sangat
tidak diinginkan jika identitas Tatsuya sampai
terbongkar.”
“Saya setuju.”
Melihat sikap Kazama, Maya memberikan
senyuman lebarnya yang entah asli atau palsu.
Tidak, kelihatannya senyuman kali ini memang
asli.
“Saya senang anda mengerti. Jadi untuk berjaga-
jaga, saya ingin anda untuk tidak berhubungan
dengan Tatsuya-san untuk beberapa saat.”

234
Negosiasi Maya dengan Kazama berubah
menjadi ajang untuk menguntungkan Yotsuba.
Permintaan itu memang terlalu besar, tapi
perkataan Maya memanglah benar mengenai
Tatsuya yang tidak diizinkan untuk berhubungan
dengan militer untuk sementara.
Lalu kalimat seperti ‘apa anda akan setuju
dengan kontrak verbal ini’ dan ‘apa anda akan
tunduk dengan semua aspek dari kontrak verbal ini’
biasanya akan diakhirnya dengan tanda tanya.
Sekarang Maya sedang sendirian bersama
Tatsuya diruang lukis. Setelah menyelesaikan
urusannya Kazama langsung pergi, lagipula dia juga
sesibuk Maya, dan Miyuki juga sudah keluar dari
ruangan itu sesuai perintah Maya.
Walaupun sudah meminta Miyuki untuk keluar,
Maya tidak langsung masuk ke inti pembicaraannya.
Dia hanya duduk sambil meminum teh dari
cangkirnya dengan wajah tidak puas, saat Tatsuya
hanya duduk diam melihatnya.
Tanpa berkata-kata, dengan kata lain, tanpa
bertanya atau meminta izin terlebih dahulu.
Dia menyandarkan dirinya di kursi sambil
menunggu Maya tanpa merasa takut sedikit pun.
Melihatnya begitu, Maya menaruh kembali
cangkirnya.

235
“Terakhir kali kita bertatap muka seperti ini tiga
tahun lalu ya.”
Tidak ada kesombongan dari suara dan
ekspresinya.
“Ini pertama kalinya saya dipanggil seperti ini,
Oba-ue.”
“Apa begitu.”
Maya juga makin menggunakan sikap yang tidak
formal, membalas sikap sinis Tatsuya.
“Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya kita
berbicara sendirian.”
“Betul sekali.”
Pembicaraan seperti itu tidak menandakan kalau
mereka ‘akrab’.
Hubungan mereka terlalu jauh dari makna kata
itu.
“Jadi apa yang ingin anda bicarakan?”
“Jangan terburu-buru. Apa kau mau minum
teh?”
“Kalau anda akan memberikan saya teh,
itu berarti anda akan membicarakan hal yang
menyebalkan.”
Mendengar jawaban Tatsuya yang terlalu terus
terang, Maya angkat bicara.
“Kau tahu tidak, jujur tidaklah selalu baik.”
“Melupakan kepentingan sendiri demi hal lain
selalu menyakitkan untuk didengar.”

236
Pembicaraan mereka terasa seperti debat.
Maya tidak marah, tapi sebaliknya dia
memberikan anggukan yang menandakan dia
setuju.
“Sesekali orang yang tidak berhubungan juga
dapat berguna.”
“Apa kau tidak setuju dengan itu?”
“Hubungan kita hanya sebatas bibi dan
keponakan. Tidak perlu pemikiran seperti itu.”
Setelah jawaban itu disampaikannya dengan
nada tidak bisa dibedakan asli atau palsu, Maya
membunyikan bel yang ada di meja.
Bel kecil itu berbunyi, tapi pintu dan tembok di
rumah ini tidaklah tipis.
Walaupun tidak sampai semenit setelahnya
terdengar sebuah ketukan kecil di pintu, hal
itu menandakan kalau ruangan ini pasti sedang
dipantau entah darimana; walau begitu, Tatsuya
tidak cepat-cepat berdiri.
“Apa anda memanggil saya?”
Sosok pelayan tua itu muncul kembali. Walaupun
melihat sikap duduk Tatsuya seperti itu, dia tidak
mempermasalahkannya sama sekali.
“Hayama-san, tolong tambah tehnya. Dan untuk
Tatsuya juga.”
“Baik.”

237
Kalau saja itu Aoki, dia pasti akan pucat dan
mulai berteriak pada Tatsuya. Walaupun ada Maya
dihadapannya.
Tapi tidak mungkin ada satu pelayan pun
yang diperbolehkan ‘menguping’ pembicaraan
majikannya, tidak peduli atas alasan apapun, pasti
hal itu akan menyebabkan kemarahan yang besar
dari majikannya.
Hal itu juga menjadi alasan mengapa Tatsuya
sangat santai.
Belum lagi tidak mungkin hal ini bisa ‘diselesaikan
dengan halus’.
Karena hal itu bisa dilihat dari sikap Tatsuya yang
tidak tunduk pada Maya.
Selagi menunggu teh, Maya tidak mengatakan
sepatah katapun.
Tatsuya juga sama sepertinya.
‘Apa kau mau minum teh’ maksud sebenarnya
adalah ‘kita lanjutkan pembicaraan kita setelah
minum teh’. Tidaklah aneh mendengar hal seperti
itu, dan hanya seorang anak kecil saja yang akan
mempeributkan hal ini.
Setelah meminum tehnya yang dituang Hayama,
Maya akhirnya melanjutkan pembicaraannya.
“Terima kasih atas semua usahamu, Tatsuya-
san.”

238
Dari nadanya, tidak akan ada orang yang akan
menganggap perkataannya itu dengan serius.
“Tidak, aku tidak melakukan apa-apa.”
Tatsuya sadar kalau dirinya sedang dipuji.
“Namun, apa yang kau lakukan secara tidak
langsung menganggu Yotsuba.”
“Saya minta maaf.”
Tentu saja, saat dia menyampaikan komplainnya,
Tatsuya meminta maaf kepadanya. Bukan berarti
dia melakukan sesuatu yang layak dipuji sampai-
sampai harus sujud ke tanah atau menempelkan
kening ke meja atau semacamnya.
“…….Ya, aku tahu kalau kau hanya mengikuti
perintah saja. Walau aku sebenarnya ingin bertanya
kepada Mayor Kazama apa memang harus sampai
seperti itu. Yah mau bagaimana lagi, tidak ada
gunanya mempermasalahkan masa lalu.”
“Saya minta maaf atas masalah tersebut.”
Permintaan maaf Tatsuya kali ini terasa lebih
tulus daripada sebelumnya. Dilihat dari sisi moral,
Tatsuya pribadi juga merasa kalau apa yang
dilakukannya saat itu agak berlebihan. Sebenarnya
bukan ‘agak’ tapi insiden itu sudah hampir
mendekati ‘sangat’.
“Yang lebih penting sekarang masalahnya ada
disini.”

239
“Apa sudah ada masalah yang muncul sampai
sekarang?”
Maya tidak segera menjawab pertanyaan
Tatsuya itu.
Sebaliknya dia hanya menutup matanya, kembali
meminum tehnya, lalu perlahan-lahan kembali
melihat Tatsuya.
Langsung tertuju pada mata Tatsuya.
Tatsuya tidak menatap kembali matanya,
sebaliknya dia mengangkat cangkir tehnya menuju
mulutnya sama seperti yang dilakukan bibinya.
“Stars sudah mulai bergerak.”
Perkataan yang disampaikannya saat itu dapat
membuat Tatsuya terdiam dengan seketika.
“Itu berarti Amerika juga sudah mulai bergerak,
huh.”
Setelah mencapai titik ini, Maya dan Tatsuya
akhirnya memulai perselisihan mereka.
Mustahil untuk membandingkan jumlah
pendukung mereka masing-masing.
Disatu sisi Maya memiliki dukungan dari seluruh
Yotsuba, sementara Tatsuya hanya memiliki Miyuki
yang mendukungnya.
Tapi tatapan Tatsuya tidak melemah sedikitpun
untuk menekan Maya.

240
“Untuk sekarang, Stars baru saja memulai
penyelidikan mereka. Tapi mereka sudah tahu
kalau ledakan itu disebabkan oleh sihir yang dapat
merubah massa menjadi energi. Dengan informasi
itu mereka dapat mempersempit kemungkinan
identitas pelaku serangan itu. Spesifiknya,
informasi itu sudah cukup untuk menempatkanmu
dan Miyuki-san sebagai salah satu kemungkinan
pelakunya.”
Tatsuya hanya bisa menggelengkan kepalanya,
mendengar informasi dari Maya.
“….Kemampuan mereka cukup hebat dalam
mengumpulkan informasi.”
“Reputasi mereka sebagai pasukan penyihir
terkuat di dunia bukan hanya nama saja.”
“Tidak, maksudku adalah anda Oba-ue.”
Tidak ada jawaban sama sekali mengenai
pernyataan itu.
Maya hanya diam sambil memikirkan perkataan
Tatsuya.
“Walau begitu aku tetap mengakui mereka
memanglah kekuatan penyihir terkuat diluar sana,
tapi para intel USNA Stars itu berhasil mendapatkan
informasi seperti itu dalam waktu yang singkat.
Apa ada kemungkinan adanya mata-mata diantara
kita?”
“…….Sayangnya. Aku juga tidak tahu.”

241
“Tentu saja.”
Seolah-olah dia sudah memprediksi respon
Maya, Tatsuya hanya mengangguk dengan ekspresi
datarnya.
Untuk sesaat Maya terlihat agak marah, tapi
seperti biasa dia segera dapat mengembalikan
senyumannya.
“…..Apapun yang terjadi, kau harus berhati-
hati dengan sekitarmu. Stars tidak seperti musuh-
musuhmu selama ini. Kalau mereka sudah
menganggapmu sebagai ancaman terhadap
hegemoni Amerika, mereka tidak akan segan-segan
untuk menghabisimu.”
“Itu berarti kalau kemungkinan keterlibatan
Yotsuba meningkat terlalu tinggi, saya akan bisa
mengharapkan munculnya pembunuh dari arah
yang berbeda. Akan kuingat-ingat tentang ini.”
Sang bibi dan keponakan ini saling memandang
satu sama lain.
Tidak ada lagi sedikitpun tanda-tanda senyuman
dari wajah mereka berdua.
“Terlalu cepat untuk berpikir sejauh itu.”
“Anda yakin saya pasti akan menemukan
jawabannya ditempat ini, itulah mengapa anda
meminta Miyuki untuk keluar bukan?”
Pilihan kata Tatsuya sedikit berubah.

242
Maya tidak menjawab tantangan itu secara
langsung.
Sebaliknya, jawabannya bisa ditemukan melalui
tatapannya.
“Tatsuya, keluarlah dari sekolah.”
Saat dia mengatakan itu, itu bukanlah jawaban
pada tantangan Tatsuya tapi sebaliknya itu adalah
sebuah perintah kepadanya.
“Keluar dari sekolah, mengapa?”
“Untuk berdiam di rumah ini untuk sementara.
Pengawalan Miyuki-san akan dilimpahkan kepada
orang lain.”
“Saya yakin kalau Guardian dipilih oleh orang
yang akan dikawalnya.”
“Semua hal punya pengecualian.”
“Yah, itu memang benar……. Tapi saya menolak.”
Kalau saja ada orang lain di ruangan itu, mereka
pasti akan merasakan penurunan suhu secara tiba-
tiba.
Bukan turun secara fisik, tapi secara ketegangan.
“Kalau saya tiba-tiba keluar sekolah saat ini juga,
saya yakin itu pasti akan menjadi jawaban yang
jelas jika saya adalah penyihir yang menghancurkan
armada Great Asian Alliance.”
“Alasan seperti itu tidak masuk akal.”
“Aku setuju.”

243
Tidak ada lagi tanda ekspresi sedikitpun diwajah
mereka berdua.
“Kau tidak mengikuti perintah langsungku?”
“Satu-satunya yang berhak untuk memerintahku
adalah Miyuki.”
Ketegangan diruangan ini sudah mencapai
puncaknya.
Dalam waktu sesingkat itu, waktu terasa seolah-
olah berhenti.
Dunia ini tiba-tiba diselubungi ‘Night’.
Bukan hanya diselimuti kegelapan biasa.
Muncul dari dalam kegelapan tersebut, bersinar
lautan bintang-bintang.
Langit-langit ruang lukis itu tampak tak berbulan,
seperti langit berbintang.
Bintang-bintang dilangit itu, berubah menjadi
sebuah cahaya.
Dan tiba-tiba aroma darah memenuhi seluruh
ruangan itu.
Selanjutnya.
Tanpa bersuara,
‘Night’ itu berakhir.
Memperlihatkan sang bibi dan keponakannya di
meja, sambil masih saling menatap satu sama lain.
Namun ketegangan diantara mereka sudah
sedikit menurun, ikut bersama hilangnya ‘Night’.
“Sepertinya anda terlalu baik pada saya.”

244
“Tentu saja. Lagipula kau adalah keponakanku
yang manis.”
Maya tersenyum kepada Tatsuya.
Tidak ada luka diantara mereka berdua, dan
aroma darah itu sudah menghilang.
“Tetap saja, bahkan kau sampai berani seperti
itu, kau memang luar biasa. Dan karena itu, kali ini
akan kukabulkan keegoisanmu.”
“Terima kasih banyak.”
“Bukan apa-apa. Anggap saja itu hadiah karena
berhasil menghancurkan sihirku.”
Tatsuya berdiri, tanpa berkata-kata setelahnya.
Maya melambai-lambaikan tangannya kepada
Tatsuya yang sedang menunduk didepannya.
Tatsuya pergi meninggalkan ruangan.
Tidak ada seorangpun yang dapat
menghentikannya kemanapun.
◊◊◊

Setelah Tatsuya meninggalkan ruang lukis itu


Maya tenggelam dalam pemikirannya sendiri untuk
sesaat, tapi setelah itu dia menarik nafas dalam dan
membunyikan belnya sekali lagi.
“Apa anda memanggil?”
“Aku ingin pindah tempat. Tolong siapkan teh di
ruang berjemur, dan antarkan juga Miyuki-san dan
Tatsuya-san kesana.”

245
Hayama segera muncul setelah dipanggil, dan
Maya juga langsung mengatakan perintahnya.
“Baik.”
Hayama menunduk, lalu tanpa membuat kontak
mata sama sekali dia segera merapikan cangkir-
cangkir teh di meja itu.
Setelah dia selesai merapikannya, dia lalu
bersiap untuk meninggalkan ruangan itu,
“Tunggu sebentar.”
Maya menghentikannya.
“Hayama-san, apa ada sesuatu yang ingin kau
tanyakan kepadaku?”
Sekali lagi dia melihat kearah majikannya,
Hayama menunduk dengan penuh hormat.
“Ya memang ada. Kalau anda mengizinkan……”
Hayama telah melayani kepala keluarga Yotsuba
sebelumnya dan sekarang masih melakukan
pekerjaannya sebagai pelayan Maya. Walaupun
dia terlihat separuh baya, dia sebenarnya sudah
berumur 70 tahun.
Ada banyak hal di rumah ini yang berani dia
katakan selagi yang lain akan ketakutan.
“Apa tidak apa-apa membiarkan Tatsuya-dono
seperti itu?”
Juga, tidak seperti yang lain, dia tidak melihat
Tatsuya sebagai penyihir ‘gagal’. Kemampuan
sihirnya sendiri tidaklah hebat, tapi setelah melihat

246
begitu banyak penyihir selama hidupnya, dia menilai
Tatsuya sangat tinggi.
Sebagai seorang penyihir yang harus ditakuti
orang lain.
“Tidak apa-apa. Ah, aku tahu apa yang kau
khawatirkan. Tentu saja, anak itu bisa mengkhianati
Yotsuba kapan saja.”
“……..Maafkan saya.”
“Seperti yang sudah kukatakan tadi, sihirku
tidaklah cocok jika dihadapkan dengan kemampuan
unik anak itu. Kalau kami bertarung serius,
kemungkinan besar aku akan kalah.”
Sihir Maya disebut ‘Meteor Stream’. Nama
jepangnya menggambarkan wujud dari sihir itu
sendiri, tapi nama inggrisnya ‘Meteor Line’ lebih
menggambarkan cara kerja sihir itu.
Sihir ini telah membuat Maya menjadi salah
satu penyihir terkuat di dunia, memberikannya
julukan ‘Iblis dari Timur Jauh’ dan ‘Ratu Malam’.
Sihir itu adalah Sihir Sistematik tipe Konvergensi
yang dapat mengendalikan penyebaran cahaya di
area yang terkena efeknya. Kekuatannya akan lebih
unggul dalam ruang sempit seperti ruangan atau
terowongan.
Wujud dari proses sihir itu, pertama membentuk
bola-bola kecil cahaya tak terhitung yang
mengambang di udara, lalu bola-bola cahaya itu

247
akan ditembakkan kearah musuh.
Serangan itu terlihat seperti hujan laser, tapi
kekuatan dari Meteor Line tidak ada hubungannya
sama sekali dengan cahaya. Bahkan jumlah
cahayanya saja tidak masuk akal.
Kunci utama dari sihir itu terletak pada
penyebaran cahayanya sendiri, dimana cahaya
tersebut diletakkan mengitari posisi musuh.
Apapun yang ada dihadapan jalan cahaya itu
dimodifikasi saat cahaya itu ditransmisikan: cahaya
itu akan menembus benda yang ada didepannya,
tidak peduli faktor kekerasan benda, tahan panas,
plastisitas, atau ketahanan benda. Bahkan kaca
transparan yang memiliki transparansi optik 100%
pun tidak bisa lari dari efek ‘cahaya’ itu dan karena
itu sihir ini bisa menghasilkan ‘lubang’.
Melihat logika sihir ini, daripada fenomenanya
sendiri, bisa disimpulkan kalau sihir ini merubah
struktur informasi suatu objek melalui penyebaran
cahaya, langsung menguapkan padatan dan cairan
suatu benda yang ditujunya tanpa mempengaruhi
panas atau tekanan benda tersebut; dengan
kata lain sihir ini sejenis Sihir Dekomposisi yang
mendekomposisi suatu benda menjadi gas. Karena
sihir itu disebut sebagai ‘sinar cahaya’, sihir itu
tidak bisa dihindari dengan cara seperti dihalangi,
dipantulkan, atau dibiaskan. Karena sinar itu datang

248
dari arah yang tidak pasti, maka sihir itu juga tidak
bisa dihalangi dengan pelindung sihir. Walaupun
orang tersebut melindungi dirinya dengan
pelindung berbentuk kubah, tetap saja pelindung
itu tidak dapat mengubah pergerakan dari foton
dan fenomena terbentuknya ‘sinar’ tersebut, dan
tetap akan menghasilkan lubang disekujur benda
atau tubuh orang tersebut.
Sama mustahilnya seperti menggunakan
pelindung sihir untuk berlindung dari fenomena
fisika, hampir tidak mungkin untuk bertahan
melawan Meteor Line dengan anti sihir. Karena sihir
ini dibentuk melalui fenomena fisika yang disebut
cahaya, sangatlah sulit untuk menghalanginya
hanya dengan menggunakan kemampuan
pengendalian cahaya. Jika kemampuan seseorang
mengendalikan cahaya tidak sehebat Maya, maka
tidak ada yang bisa menghentikan ‘Meteor Line’.
Karena bentuk sihir Maya adalah ‘sebaran cahaya’,
sangatlah sulit untuk menghalanginya. Dan sekali
sihir itu diaktifkan, walaupun ada seseorang yang
mencoba untuk mengendalikannya, sihir itu tetap
tidak akan bisa dihentikan.
Bahkan Phalanx milik Keluarga Juumonji yang
mengkombinasikan pertahanan melawan serangan
fisik dan sihir pun tidak akan bisa menahannya.
Karena itu Maya menjadi tak terkalahkan dalam

249
pertarungan dengan penyihir, dan termasuk sebagai
salah satu ‘penyihir terkuat di dunia’.
Namun, karena cara kerja ‘Meteor Line’ merubah
struktur informasi korban secara tidak langsung, sihir
itu tentu saja tidak bisa menandingi kemampuan
Tatsuya yang merubah struktur informasi secara
langsung. Pelindung sihir yang dilintasi cahaya itu
dibentuk oleh ‘Night’ yang cara kerjanya dengan
merubah struktur informasi, karena itu sihir itu bisa
dengan mudah dihancurkan dengan perubahan
struktur informasi yang dilakukan secara langsung.
“Aku sendiri tidak tahu apa aku akan mati
ditangannya. Tapi tidak peduli seberapa besar
kemungkinan Tatsuya dapat mengkhianati Yotsuba,
dia tidak akan bisa mengkhianati Miyuki. Dan Miyuki
tidak akan pernah melawan Yotsuba.”
“Miyuki-sama sangat bergantung pada Tatsuya-
dono. Jika saatnya tiba bagi Tatsuya untuk
melawan Yotsuba, saya rasa Miyuki-sama akan
mengikutinya.”
Hayama mengerutkan alisnya atas
kekhawatirannya, Hayama membantah perkataan
majikannya.
Tapi Maya tidak terlihat terganggu dengan
perkataannya.

250
“Tidak apa-apa. Bahkan tanpa cuci otak
sekalipun, tidaklah sulit untuk mempengaruhi
pemikiran seseorang sesuai keinginan kita. Kau
tidak perlu penjelasannya bukan, Hayama-san?”
Ada rasa kasihan dalam senyuman Maya
barusan.
“Miyuki tidak akan bisa melarikan diri dari
tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
Lagipula dia dibesarkan oleh kakakku. Dan Tatsuya
tidak akan pernah bisa melakukan itu karena itu
akan menyakiti hati Miyuki.”
“……Tapi, jika sampai itu terjadi.”
“Ya. Akan sangat disayangkan bagi kandidat-
kandidat lain, tapi tidak ada siapapun yang boleh
kecuali Miyuki. Jadi Tatsuya, monster itu, tidak akan
mengkhianati kita.”
“Miyuki-sama harus mendapatkan posisi itu
tidak peduli bagaimanapun caranya.”
“Tidak perlu khawatir, Hayama-san. Aku sudah
merencanakan semuanya.”
Maya tersenyum lebar.
Dengan tundukan yang dalam, Hayama
meninggalkan ruangan itu.
Sudah bukan rahasia umum kalau Insiden
Yokohama tahun 2095 adalah kelanjutan dari Invasi
Okinawa tahun 2092, dan insiden ini adalah usaha
mereka untuk menebus kekalahan telak mereka

251
tiga tahun lalu (dengan kata lain, ‘kegagalan operasi
militer’ mereka).
Namun, Insiden Yokohama berakhir dengan
cara yang sama seperti Invasi Okinawa yang dapat
disebut sebagai ironi sejarah.

252
Chapter 16

11 Agustus 2092 / Okinawa – Medan Perang

Tatsuya, ditemani oleh angkatan udara Onna


dibawah perintah Kazama, telah berhasil memukul
mundur musuh hingga ke bibir pantai.
Seharusnya ‘Tatsuya menemani angkatan udara
Onna’.
Namun penyihir kecil yang berdiri sendirian
didepan seluruh pasukan itu, mengenakan helm
yang menutupi seluruh wajahnya dan baju
pelindung selagi sedang membunuh musuhnya,
hanya terlihat seperti itu oleh teman dan musuh.
Medan perang itu berubah menjadi pembantaian
satu pihak.
Tapi disaat yang sama, kejadian itu tidak
memenuhi makna dari kata pembantaian itu sendiri.
Tidak ada sama sekali darah yang terpercik.
Tidak ada sisa-sisa mayat sama sekali.

253
Tidak ada bau dari tubuh yang terbakar, ataupun
ledakan besar.
Seluruh medan perang didominasi oleh
kesunyian yang luar biasa.
Peluru yang ditembakkan oleh musuh, granat
mereka, roket portabel mereka; semuanya hancur
di udara saat diarahkan kepada Tatsuya dan tentara
yang lain. Proyektil, bom, dan misil; semua juga
sama.
Pihak musuh masih dengan keras kepala
menolak mundur, masih mencoba untuk menarik
pelatuk dan berakhir menghilang terbunuh seorang
demi seorang.
Semua tentara yang berada dibelakang Tatsuya
bahkan sudah tidak perlu menembak lagi; mereka
hanya perlu melihat pemandangan yang terjadi
didepan mereka.
Melihat rekan-rekan mereka menghilang satu
per satu, hal itu merupakan ejekan terbesar bagi
mereka.
Rasa takut yang seharusnya muncul setelah
melihat kematian seseorang tidak terstimulasi
sama sekali pada diri mereka, dan meskipun mereka
merasakan ketakutan yang luar biasa, tidak terbesit
sekalipun dalam pikiran mereka untuk menyerah.
Itu tepat seperti yang diinginkan Tatsuya.

254
Jika musuh memiliki penyihir tingkat tinggi,
mereka pasti tidak kan mundur terlebih dahulu.
Hal itu tidak ada dampaknya bagi Jepang, tapi
sebaliknya hal itu bisa dikatakan kecerobohan dari
musuh setelah melakukan serangan pertama.
Tapi semua hal itu tidak ada gunanya bagi
Tatsuya.
Saat ini, jiwanya sudah tidak terkendali.
Semua keraguannya untuk membunuh dan
menghancurkan telah hilang.
Rasanya seolah-olah dia tidak ingat kalau
membunuh itu adalah hal tabu.
Dia membunuh dan menghancurkan apapun
yang ada dihadapannya.
Lebih parah lagi, dia memusnahkan mereka.
Bahkan dia bisa merasakan konflik dari dalam
dirinya tentang pembantaian ini. Tapi konflik itu
tidak cukup kuat untuk merubah keputusannya.
Pemandangan adiknya yang sedang ada
diambang kematian sangat berdampak kepada
dirinya.
Jika orang itu telah mati, maka sihirnya pun tidak
akan ada gunanya. Ini adalah pertama kalinya dia
menggunakan ‘Regrowth’ kepada orang lain, tapi
dari pengalaman sebelumnya dan dari apa yang
diketahuinya kalau tubuhnya dan tubuh orang lain
sama-sama merupakan ‘materi’ maka dia tahu

255
kalau sihir itu bisa bekerja pada orang lain.
Tapi bahkan sihir ‘Regrowth’ pun tidak bisa
menghidupkan kembali orang yang sudah mati.
Hidup dan mati adalah siklus yang tak dapat
diganggu, ‘hidup’ dan ‘mati’ murni tidak bisa
dirubah. ‘Regrowth’ dapat mengembalikan bentuk
tubuh dengan sempurna seperti sebelum terjadi
apa-apa, tapi tidak bisa membangkitkan orang yang
mati. Hal itu dipahami Tatsuya lebih dari siapapun.
Walaupun jantungnya sudah berhenti, otaknya
sudah mati, tenggorokan terbuka, kalau luka-
lukanya masih seperti itu maka ‘Regrowth’ masih
bisa memulihkannya. Bahkan luka fatal sekalipun,
kalau bisa disembuhkan hanya dengan memperbaiki
tubuhnya atau peredaran darahnya saja, maka
‘Regrowth’nya masih bisa menyelamatkannya.
Tapi sekali orang tersebut sudah mati, maka
tidak ada yang bisa dilakukannya.
Kalau saja dia terlambat…..ketakutannya itu
sudah cukup untuk membuatnya panik. Bagi
Tatsuya, kematiannya sendiri tidak menghasilkan
‘ketakutan’ bagi dirinya. Lebih tepatnya lagi, dia
sudah kehilangan emosi seperti itu, ketakutan
akan kehilangan Miyuki lebih besar daripada
ketakutannya akan hal lain. Namun walaupun dia
tampak tenang, sebenarnya dia sekarang sedang
dipenuhi kemarahan.

256
Dengan hilangnya emosi-emosinya dia tampak
tenang sekali, selagi membunuh orang tanpa ragu-
ragu.
Jadi bisa dikatakan, kegilaannya itu rasional.
Kegilaan yang hanya disebabkan oleh satu hal.
Tidak membiarkan musuhnya menyerah,
kegilaannya dengan kejam memangsa semua
kehidupan yang ada didepan matanya.
Walaupun garis depan musuh sudah runtuh,
perintah terhadap mereka masih belum berhenti.
Komandan musuh, berpikir kalau mereka sudah
tidak bisa lagi menahan kekuatan mereka, sehingga
memerintahkan semua pasukannya kembali ke laut.
Para penyerang masuk ke Jepang dengan jalur
laut dan berlabuh di pantai.
Untuk menghindari cengkraman iblis yang
bahkan sekarang masih berjalan kearah mereka.
Tapi mereka tidak tahu juga, kalau Dewa
Kematian sudah menunggu mereka dengan sabit
ditangannya.
Melihat musuh-musuhnya mundur dan tidak
menyerang lagi, Tatsuya menghentikan langkahnya.
Mendadak mengingat kembali tugas mereka,
para tentara angkatan udara Onna segera
membentuk formasi dan bersiap-siap menembak.
Tapi lebih cepat dari perintah ‘Tembak!’
terdengar, Tatsuya menggunakan ‘kekuatannya’.

257
Bukannya tidak ada yang bisa menghentikannya.
Penyihir yang hebat tidak akan menggunakan
kekuatan untuk mencapai tujuannya lebih dari
yang dibutuhkan tanpa perlu mengubah ‘dunia’,
sementara seorang penyihir yang biasa-biasa saja
akan melakukan hal-hal yang membuang waktu.
Namun efek sampingnya murni secara fisik.
Para penyerang itu berlari menuju sebuah
perahu amfibi kecil, tapi perahu-perahu itu tetap
saja menghilang dan menguap ke udara. Distorsi
yang terlihat disebabkan oleh evaporasi mendadak
perahu tersebut, menghasilkan sebuah uap tebal
yang menghalangi cahaya.
Para penyerang yang sudah bersiap untuk
menaiki perahu selanjutnya seketika berhenti
bergerak.
Senjata-senjata yang mereka lemparkan ke laut
menghasil suara yang kecil.
Suara itu menyebar, seolah-olah sebuah rantai
reaksi.
Bendera putih dikibarkan.
Selagi Great Asian Alliance mengibarkan bendera
tersebut, mereka dengan jelas tidak ingin menjadi
tahanan perang.
Dibelakang Tatsuya, daripada perintah untuk
menembak, perintah itu untuk menghentikan
tembakan yang mereka lakukan.

258
Melihat itu, Tatsuya mengangkat tangan
kanannya mengarah pada bendera putih itu.
“Hentikan itu, dasar bodoh!”
Sebuah tangan muncul untuk menahannya
disertai suara orang tersebut.
Untuk menghindari tangkapan tangan itu,
Tatsuya menurunkan lengannya dan berputar.
Namun lengan kanannya, yang sudah lari dari
tangkapan itu, berhasil ditangkap oleh tangan lain
yang muncul dari arah samping kiri.
“Musuh sudah tidak ingin untuk bertarung lagi!”
Dia tahu hal itu dengan jelas walau tanpa
diberitahu sekalipun.
Dia tidak bisa melihat wajah orang yang
menahannya karena dia juga menggunakan helm
yang menutupi wajahnya, tapi itu adalah suara yang
belum pernah didengarnya sebelumnya.
Yang pasti, itu bukan Kapten Kazama ataupun
Letnan Sanada.
Tidak peduli bagaimanapun nanti cara Kazama
untuk menahannya, Tatsuya tetap tidak akan
melepaskan mereka.
Jika musuh memang berencana untuk menyerah,
membunuh musuh sebelum penyerahan formal
masih tidak menyalahi aturan.
Untungnya, masih ada musuh yang tetap
memegang senjata mereka ditangannya.

259
“Aku bilang berhenti!”
Tapi Tatsuya tidak bisa menarik pelatuk CADnya.
Tiba-tiba penglihatannya berputar-putar, dan
dia kehilangan koordinat target dekomposisinya.
Dia merasakan ada tekanan kuat di punggungnya.
Dia sadar kalau dia sedang dipegangi.
Dia segera mencoba berdiri, dan secepat dia
sadar kalau dirinya sedang dipegangi.
“Saat ini apa yang akan kau lakukan adalah
pembunuhan. Tidak akan kubiarkan itu terjadi.”
Sebuah pistol ditodongkan didepan hidung
helmnya.
“Tenangkan dirimu Letnan Khusus, Yanagi,
turunkan pistolmu.”
Kali ini Tatsuya mengenali suara itu. Dia
juga ingat dengan sebutan ‘Letnan Khusus’. Jika
pengerahan warga sipil menuju medan perang
memang dibutuhkan, maka orang tersebut akan
diberi pangkat tersebut. Suara itu tidak lain adalah
suara Kapten Kazama.
“Letnan Khusus, apa kau ingat syarat
pengerahanmu?”
Sebenarnya, dia ingat hal itu.
Kepalanya, yang sebelumnya panas, mendingin
perlahan-lahan.

260
Rasa haus perangnya menurun, hal itu juga
diikuti menurunnya keinginannya untuk membunuh
dan menghancukan.
“Saya mengerti.”
Dengan jawaban yang diberikannya dia
melepaskan jarinya pada pelatuk CADnya, selagi
Yanagi mengangkat lututnya yang digunakan untuk
menekan punggung Tatsuya.
◊◊◊

Dengan menyerahnya musuh dan pelucutan


senjata mereka membuat kelegaan menyebar tidak
hanya pada pasukan Kazama saja tapi pada seluruh
tentara yang dikirim untuk menghentikan mereka;
meskipun mereka tak terhentikan, tampaknya hal
itu terbukti salah.
“Sebuah pesan dari pangkalan!”
Seorang petugas komunikasi berlari menghapiri
Kazama. Wajahnya, dengan helmnya yang telah
dilepas, dan wajahnya terlihat pucat.
“Detasemen musuh sedang mendekat dari Aguni!
Dua penjajap berkecepatan tinggi, dan empat kapal
perusak! Sudah terlambat untuk menghentikannya!
Artileri mereka diperkirakan akan sampai dalam
waktu 20 menit! Kita harus segera menjauh dari
pantai secepat mungkin!”

261
Artikulasinya terdengar berlebihan, tapi hal itu
bisa dimengerti melihat kondisi saat itu.
“Berikan aku komunikator.”
Sebaliknya, Kazama memberikan perintah
dengan nada yang lembut.
“Siap!”
Suara tentara itu jauh lebih keras daripada yang
seharusnya.
Tentara yang telah dilucuti itu, menahan
nafasnya, melihat kearah kapten mereka. Melihat
tidak ada satupun dari mereka yang memiliki ide
membuat Tatsuya merasa kecewa. Mungkin karena
rasa haus darahnya, tidak ada dari mereka yang
merasa antusias untuk mengambil kesempatan itu.
“Ini Kazama. Apa bisa beberapa perahu
torpedo……..tidak ada pesawat tempur yang
tersedia juga? Kalau begitu apa yang harus kita
lakukan terhadap para tahanan perang?.....Aku
mengerti.”
Menaruh kembali komunikatornya, Kazama
menarik nafas panjang.
“Dalam 20 menit, area ini akan jatuh dalam radius
serangan musuh! Semua pasukan bertanggung
jawab terhadap para tahanan, dan evakuasi
secepatnya!”
Tatsuya tidak bisa percaya apa yang didengar
telinganya.

262
Tanpa transportasi sama sekali, dan jumlah
para tahanan yang melebihi jumlah mereka sendiri,
memangnya bagaimana caranya untuk melakukan
semuanya hanya dalam waktu 20 menit?
Wajah Kazama, dengan helmnya yang sudah
dilepas, tidak menunjukkan agitasi sama sekali.
Tekadnya sudah sekeras baja.
Namun walau tanpa ESP1, itu sudah merupakan
bukti kalau perintah itu harus ditelannya pahit-
pahit.
“Letnan Khusus, untuk sekarang kembalilah ke
pangkalan.”
Perintah singkat itu, diberikan dengan suara
tak beremosi yang makin menguatkan kesimpulan
Tatsuya.
Atau setidaknya, begitulah pikirnya.
Dia mengatakan ‘kembali’, tapi yang
dimaksudnya adalah ‘melarikan diri’.
“Apa anda tahu posisi kapal-kapal musuh?”
Daripada menjawab perintah Kazama, Tatsuya
memberikan pertanyaan dengan helmnya yang
masih dipakainya.
“Kami mengetahuinya, tapi……Sanada!”
Tapi mengapa, Kazama tidak bertanya balik.
Sebaliknya, dia lagsung memanggil salah satu
tentara yag membawa terminal informasi.

1. Extrasensory Perception (Indera keenam)

263
“Saya terhubung dengan radar maritim. Apa
saya transferkan ini kepada visor Letnan Khusus?”
“Sebelum itu.”
Tatsuya memotong pertanyaan Sanada kepada
Kazama.
“Apa anda membawa alat yang dapat
memperpanjang jarak rangkaian sihir yang anda
tunjukkan kepada saya hari itu?”
Sanada membuka visornya, dan bertukar
pandang dengan Kazama.
Kazama mengangguk, dan Sanada melihat
kembali Tatsuya.
“Aku tidak membawanya saat ini, tapi kalau
dibawa dengan heli bisa sampai dalam waktu lima
menit.”
“Tolong bawakan secepat mungkin.”
Sanada sebenarnya akan mengatakan, selambat-
lambatnya, tapi Tatsuya segera memotongnya
seperti seorang anak-anak.
Tatsuya lalu menghadap Kazama, mencabut kabel
komunikasinya dari helmnya, dan memegangnya.
Kazama hanya mengangkat alisnya tapi tanpa
berkata apapun dia memakai kembali helmnya,
lalu memasangkan kabel komunikasi itu pada
terminalnya.
“Saya punya cara untuk menghancurkan kapal-
kapal itu.”

264
Pembicaraan rahasia ini sudah mencapai tingkat
yang sangat mengejutkan.
“Namun, saya tidak ingin ada tentara yang
melihatnya. Apa anda bisa meninggalkan alat
Letnan Sanada disini, lalu memindahkan yang lain
dari sini?”
Kazama tidak dapat mengetahui ekspresi
Tatsuya.
Suara itu tidak terdengar jelas saat Kazama
sedang mendengarkan komunikatornya.
Dia hanya bisa menilainya dari nada bicaranya
saja dan hubungan pendeknya dengan Tatsuya.
“…..Baik kalau begitu. Tapi, aku dan Sanada akan
tetap disini.”
“….Saya mengerti.”
Kalau begitu bagaimana caramu memerintahkan
para tentara itu mundur? Pikir Tatsuya, tapi dia
segera menyetujuinya.
Saat Kazama memberi perintah untuk mundur,
dia memberikan perintah itu kepada tentara yang
memegangi Tatsuya tadi, Tatsuya sekarang sedang
menunggu kedatangan alat tersebut.
◊◊◊

Kesibukan dalam membubarkan para tentara


dari tempat itu terlihat dengan jelas melalui layar di
ruang komando pangkalan.

265
Saat ini, pemandangan itu sedang dilihat oleh
Miyuki dan yang lainnya juga.
Saat para tentara mulai mundur bersama dengan
para tahanan perang, ada tiga sosok yang tidak ikut
mundur bersama yang lain.
Terdengar bisikan-bisikan di seluruh ruangan
komando. ‘Siapa orang bodoh itu’, dan perkataan
semacam itu bisa terdengar dengan jelas di dalam
ruangan itu.
Melihat video itu kembali, Miyuki terkejut.
Salah satu diantara tidak lain adalah kakaknya.
Dia tahu tanpa perlu bertanya. Tanpa perlu
mengecek IDnya. Walaupun wajahnya ditutupi
visor, dia dapat mengetahuinya hanya melihat dari
postur tubuhnya.
Operator di ruangan itu berkali-kali mengulangi
perintah evakuasi itu melalui komunikator mereka.
Seorang petugas yang mengenakan lencana
berpangkat Mayor bahkan dengan putus asa
meminta bantuan dari pangkalan lain, mungkin
Kyushu, untuk datang membantu mereka.
Miyuki tahu apa yang dipikirkan Sakurai-san,
hanya dengan melihatnya menggertakkan giginya
saat melihat video itu dia sudah tahu apa yang ingin
dilakukannya, apa yang ingin dikatakannya, dan apa
penyebabnya.
Menurut Miyuki hal itu terasa menyedihkan.

266
Walaupun dia sudah berumur 12 tahun, dia tidak
bisa menemukan kalimat yang ingin dikatakannya.
Kalimat ‘pergi bantu kakakku’, kalimat yang
biasanya akan keluar dari mulut semua orang egois.
Sakurai-san tidak tahu mengapa Tatsuya masih
berada ditempat itu.
Namun, dia bisa menebaknya.
Dia mungkin mempunyai cara untuk menghadapi
kapal-kapal musuh yang mendekat.
Bagi orang normal hal itu akan mustahil,
tapi baginya, seorang penyihir yang merupakan
keturunan langsung dari Yotsuba dan yang memiliki
kemampuan khusus pada bidang tertentu, hal itu
tidaklah mustahil lagi.
Karena walaupun dia tidak bisa menggunakan
sihir normal, dia telah menunjukkan bahwa dirinya
mampu menggunakan sihir-sihir luar biasa seperti
sihir yang mampu memulihkan tubuh seseorang,
walaupun itu tidak bukan sihir menurut Miya,
dan telah mendemonstrasikannya juga terhadap
Sakurai-san sendiri.
Walaupun dia memang kurang sebagai seorang
‘penyihir’. Jika dia menjadi penyihir petarung seperti
saat ini, dia pasti akan bisa melewati batas yang
tidak bisa dicapai oleh seorang penyihir normal.

267
Belum memperhitungkan bom dan peluru yang
dihilangkannya tadi, baik secara individu atau
terpisah, semuanya harus diidentifikasi terlebih
dahulu dan mendorongnya ke batasnya hanya
untuk melumpuhkan serangan musuh. Dia tidak
tahu bagaimana, dan dia menganggapnya sebagai
hal luar biasa tapi jika Tatsuya memang memiliki
sihir yang dapat mencapai kapal-kapal musuh
yang berjarak puluhan kilometer darinya, dan
jika dia memang punya, sihirnya akan melebihi
tingkat sihir kelas Strategis. Namun selama proses
penggunaannya, dia tidak akan bisa melindungi
dirinya diwaktu yang sama seperti sebelumnya.
“Nyonya, saya punya permintaan.”
Disaat dia sedang memikirkan hal itu, tanpa
disadarinya, kalimat itu sudah keluar dari bibirnya
terlebih dahulu.
“Apa itu?”
Meskipun hal ini terjadi mendadak, suara Miya
tetap tidak terdengar terkejut.
Nadanya menunjukkan seolah-olah dia sudah
tahu ‘permintaan’ Sakurai-san.
“Saya ingin pergi ke tempat Tatsuya-kun.”
Sampai beberapa saat yang lalu tatapan Miyuki
masih terpaku pada layar itu; tapi saat ini dengan
sekuat tenaga dia mencoba untuk menolehkan
kepalanya.

268
Matanya terbuka lebar, melihat Sakurai-san.
“Kau ingin pergi ke tempat itu, saat ini juga, ke
tempat itu?”
Suara Miya tetap terdengar tenang.
Kemampuannya adalah membuat gangguan
dalam mental, bukan membaca pikiran.
Apa mungkin…. Sakurai-san menghilangkan
pikiran seperti itu dari kepalanya.
“Ya.”
“Walaupun kau adalah Guardianku, Honami?”
Maksud dari kalimat itu adalah, ‘dan kau tetap
saja bermaksud untuk meninggalkanku?’.
Sakurai-san tidak menjawab pertanyaan Miya.
“…………Saya….”
“Ya, aku rasa itu tidak masalah.”
Sakurai-san sebenarnya bermaksud untuk
mengatakan ‘saya minta maaf’, sebuah permintaan
maaf yang bisa diartikan dengan makna yang lain,
tapi sebelum itu terjadi Miya sudah mengangguk
kepadanya.
“Kalau kapal-kapal musuh dibiarkan seperti itu,
maka tidak tahu berapa lama lagi pangkalan ini
masih akan tetap aman. Tatsuya berencana untuk
melakukan sesuatu terhadap mereka, jadi pergilah
bantu Tatsuya.”
“Huh?”

269
Kekagetan itu keluar dari mulutnya secara
refleks.
Entah bagaimana, Miya seperti tahu apa yang
akan dilakukan Tatsuya. Sekali lagi, mungkin itu
karena dia adalah ibunya.
“Walaupun hal itu bisa dilakukan secara teori
tapi hal itu belum pernah dicoba sama sekali, tapi
itu adalah keputusannya. Lagipula kecerdasannya
adalah salah satu nilai lebihnya.”
Namun saat kau memperhatikannya, itu adalah
pujian.
Terlepas dari segalanya, seorang ibu akan tetap
bisa membanggakan anaknya, pikir Sakurai-san.
“Terima kasih.”
Aku juga ingin percaya seperti itu, pikirnya, saat
dia menunduk dengan sopan.
◊◊◊

Dalam perang dunia sebelumya yang berjalan


selama dua decade, senjata utama setiap kapal
perang telah berubah dari misil menjadi Fleming
launcher. (Sebenarnya senjata itu bernama railgun,
tapi karena ukurannya yang bertambah besar maka
namanya juga berubah.
Fleming launcher lalu diikuti dengan serangan
proyektil. Jumlah serangan itu jauh lebih hebat
daripada senjata berbasis mesiu lainnya, dan karena

270
tidak perlu adanya propelan dan sistem propulsi
mereka memiliki kapasitas destruktif yang lebih
besar daripada misil. Namun, jangkauannya tidak
lebih baik, atau bahkan dalam kasus tertentu lebih
lemah dari, senjata angkatan laut tradisional.
Fleming launcher meningkatkan jumlah
tembakan, dan mengurangi jangkauan selagi
mencoba mempertahankan serangan seperti itu,
akan menimbukan efek samping signifikan pada
lambung kapal yang tidak dapat diabaikan.
Dengan demikian, kekuatan serangan darat dari
sebuah kapal perang modern dikatakan lebih dari
10 kali lebih efektif daripada kapal seabad yang lalu.
Dalam jangkauan Fleming launcher, bahkan satu
kapal pun bisa mengubah seluruh distrik menjadi
lautan api.
Flemming launcher efektif tidak hanya saat
digunakan pada area urban saja, tapi juga efektif
pada benteng. Kalau dua kapal perang itu mulai
menembak, tidak akan ada penyihir normal yang
dapat mengatasinya.
Tatsuya tahu kalau ini adalah balapan dengan
waktu. Dia segera mengeluarkan alat pemanjang
jarak rangkaian sihir itu dari kotaknya, senapan
besar itu dibuat spesial untuk CAD, dan segera
mulai mengeluarkan peluru-pelurunya.

271
Dia memegang peluru-peluru itu ditangannya
satu per satu, seolah-olah sedang berdoa, lalu dia
memasukkannya lagi kedalam kotaknya.
Melihatnya seperti itu, Kazama dan Sanada tidak
mengerti apa yang sedang dilakukannya. Mereka
bisa merasakan samar-samar bahwa ada sihir
kuat yang sedang bekerja, tapi mereka tidak bisa
menebaknya, tepat seperti apa teknik tersebut.
Tidak hanya mereka berdua yang terkejut. Jika
ada penyhir lain yang melihat apa yang dilakukan
Tatsuya saat ini, mereka pasti juga akan merasakan
hal yang sama.
Apa yang dilakukan Tatsuya adalah
mendekomposisi setiap peluru, lalu membuat yang
baru.
Saat dia sudah selesai membuat ulang semua
peluru, waktu sudah berjalan dua menit.
“Waktu kapal musuh sampai dalam jangkauan :
sepuluh menit.”
Setelah Tatsuya selesai mempersiapkan
senjatanya itu, Sanada menyampaikan kepadanya
waktu yang tersisa.
“Kapal-kapal tersebut berada sejauh 30
kilometer dari bibir pantai…… apa bisa sampai?”
“Kita lihat saja.”

272
Hanya itulah jawaban Tatsuya pada pertanyaan
Sanada selagi dia memegang senjatanya dengan
sudut elevasi 45 derajat.
Mengabaikan kecepatan angin, itu adalah jarak
terjauh yang bisa disampainya.
Dalam posisi itu, Tatsuya mengaktifkan rangkaian
aktivasi sihirnya.
Dari ujung senapannya, sebuah virtual area
berbentuk pipa mulai muncul keluar.
Itu adalah zona sihir yang akan mengakselerasi
setiap objek yang keluar.
Meskipun dibentuk dalam waktu yang singkat,
Sanada mengangguk dengan penuh kekaguman
melihat panjang virtual area tersebut.
Semakin panjang sebuah virtul area maka
lebih lama juga efek akselerasinya, dan juga lebih
jauh jarak jangkauannya. Dengan panjang yang
telah dicapai Tatsuya sekarang, jarak 30 kilometer
seharusnya sudah bukan masalah lagi.
Tapi itu bukanlah satu-satunya sihir yang
digunakan Tatsuya..
Selain zona sihir akselerasi, masih ada virtual
area lain yang dibentuknya.
“Apa………!?”
Zona sihir akselerasi itu terdiri dari tiga proses.
Pengurangan massa inersia suatu benda saat
memasuki area tersebut.

273
Peningkatan kecepatan.
Lalu pengembalian pada proses awal.
Seberapa jauh dan seberapa cepat langkah
pertama ini dapat dilakukan bergantung kepada
penyihir itu sendiri.
Area yang sedang digunakan Tatsuya memiliki
prinsip yang sama.
Namun kali ini perubahan awal dari massa
inersianya dibuat positif, penambahan kecepatannya
tidak dirubah, dan proses pengembalian massa
inersia itu tidak digunakan.
Dengan kata lain apa yang dimasukkan Tatsuya
sudah menggantikan sihir akselerasi buatan Sanada
dan sebaliknya merubahnya sepenuhnya menjadi
peningkat massa inersia.
Semua hal itu dilakukan dengan cepat.
“Aku tidak percaya……..”
Bisikan Sanada terbawa oleh suara tembakan
senapan itu.
Mata Tatsuya sepertinya sedang mengincar
peluru supersonic yang seharusnya tidak bisa
dilihatnya.
Dia menggelengkan kepalanya melihat jarak
yang bisa ditempuhnya, mengecewakan.
“………Ini masih belum cukup. Jangkauannya
hanya sampai 20 kilometer.”
Bagaimana caranya dia mengetahuinya?

274
Walaupun dia terdengar acuh terhadap fakta itu,
dia sebenarnya pasti merasa kecewa jauh didalam
lubuk hatinya. Mungkin dia kesal dengan dirinya
karena kelemahannya sendiri.
“Yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu
mereka hingga sampai dalam jarak 20 kilometer.”
Mendengar itu, wajah Sanada memucat.
“Tapi saat itu terjadi, kita juga pasti sudah dalam
jangkauan tembakan musuh!”
Jangkauan tembakan kapal perang yang
memiliki Fleming launcher adalah sekitar 15-20
kilometer. Jarak tembakan launcher itu sendiri
bergantung kepada seberapa kuat kapal tersebut
menahan dorongan senjata tersebut, itu berarti
jarak itu terbatas oleh ukuran dan bentuk kapal;
terlepas dari cara pembuatan kapal masing-masing,
jangkauannya selalu bisa diprediksi hanya dengan
melihat dari kelas kapal tersebut.
20 kilometer dan dibawahnya pasti akan berada
dalam jangkauannya.
“Aku tahu itu. Anda berdua, tolong kembalilah ke
pangkalan. Dari sini, aku bisa mengatasi semuanya
sendiri.”
“Jangan mengatakan hal bodoh! Kau juga harus
ikut!”

275
Tempat itu adalah tempat yang telah dipilih
musuh sebagai pangkalan terdepan, dengan kata
lain; ini adalah tempat dimana akan terjadi konflik.
Hampir jelas sekali kalau musuh akan
meluncurkan serangan ke tempat itu.
Jika seseorang tidak bisa melakukan sesuatu
terhadap kapal musuh dari jarak sejauh ini,
sekali mereka sudah memulai serangan maka
kemungkinan untuk bertahan akan menjadi nihil.
“Kalau kapal musuh tidak dijatuhkan, pangkalan
akan dalam bahaya.”
Bersama dengan keluarganya, yang ada
didalamnya.
“Kalau begitu setidaknya, carilah tempat lain.”
Mereka berdua mengerti dengan baik apa yang
dikhawatirkan Tatsuya, apa yang ingin dilindunginya.
“Tidak. Tidak ada waktu untuk mencari tempat
lain.”
Namun dia menolak tawaran Sanada, dengan
alasan yang hanya diketahuinya sendiri.
“Apa kita sama sekali tidak bisa mengulur
waktunya?”
Hanya mendengar dengan diam percakapan
antara mereka berdua sampai sekarang, akhirnya
Kazama ikut berbicara dengan nada kesal.
“Itu mustahil.”

276
Jawabannya sesuai dugaan, dan tidak ada yang
lain.
“Kalau begitu kami akan tetap disini.”
Yang tidak terduga adalah jawabannya.
Bagi Tatsuya, respon Kazama barusan tidak
terbayangkan.
“…..Kalau saya gagal, anda juga akan terkena
serangan.”
“Tidak ada rencana yang tidak berkemungkinan
gagal, dan tidak ada pertempuran tanpa kematian.
Walaupun kemenangan dan kekalahan ditentukan
oleh para ahli strategi, tapi hidup dan mati akan
selalu ditentukan oleh para tentara itu sendiri.”
Dengan tenang, tanpa arogan, Kazama berkata
seperti itu.
Yang dikatakannya adalah, bagian terkenal dari
Hagakure.
Di lepas pantai, gumpalan air mulai meletus.
Musuh sudah menyiapkan senjata mereka.
Tatsuya, Kazama, dan Sanada hanya diam
menunggu.
Posisi musuh telah ditransmisikan pada visor
Tatsuya.
Kecepatan angin, arah, dan faktor-faktor yang
lain yang akan mempengaruhi tembakannya
digulirkan dalam deretan angka.
Tatsuya memposisikan senjatanya.

277
Sikap lurus, memprioritaskan jarak, dan
menyerahkannya pada keberuntungannya.
Membuat peluru tersebut jatuh saat musuh
telah masuk dalam jangkauan.
Tatsuya membuat kembali virtual area sihirnya,
lalu menarik pelatuk senjatanya empat kali.
Setiap kali menembak dia sedikit merubah arah
moncong senjatanya, menghindari kesalahan yang
dapat disebabkan oleh kecepatan angin.
Sejak awal, tembakan ini memang tidak terlalu
diharapkan. Namun mereka memiliki banyak
kesempatan yang memungkinkan, masih ada
kemungkinan tembakannya akan mengenai musuh.
Dia telah melakukan ini dengan mengetahui tentang
hal itu sejak awal.
Tatsuya melihat jalannya empat peluru itu
didalam kepalanya.
Agar tidak salah, dia melakukannya dengan alam
bawah sadarnya, mengejar data dari peluru itu
dalam dimensi informasi.
Dengan tangannya sendiri, menggunakan sihir
yang hanya dia yang bisa menggunakannya, dia
mendekomposisi peluru itu dan membuatnya ulang.
Sejauh apapun peluru itu melesat, dia tidak akan
kehilangan struktur infomasinya.

278
Dari empat tembakannya, Tatsuya menerima
informasi kalau salah satunya telah jatuh mengenai
pusat armada musuh.
Tatsuya melacak posisi pasti dari peluru itu
dengan semua yang bisa dilakukannya.
Kazama dan Sanada, sadar bahwa Tatsuya
sedang fokus pada beberapa sihir skala besar,
jadi mereka menjauh sedikit darinya agar tidak
menganggu konsentrasinya.
Apa yang bisa mereka lakukan saat ini hanyalah
apa yang dapat mereka lakukan dengan sihir
mereka sendiri.
Musuh sudah mengetahui lokasi mereka.
Lalu salvo selanjutnya, pasti akan tepat pada
target.
Menembak dari lintasan balistik yang tidak
diduga Tatsuya, tembakan mereka sudah berada
didepan Tatsuya.
Sebagai pengguna sihir kuno, kemampuan
Kazama untuk merubah struktur suatu benda
tidaklah tinggi. Sebaliknya, kemampuannya rendah.
Dan Sanada, yang secara teknis bahkan bukan
seorang penyihir tapi seorang insinyur sihir, dia
memiliki kemampuan merubah struktur benda
yang tinggi tapi kecepatannya lambat.

279
Dengan keadaan seperti ini, sebelum Tatsuya
dapat menghancurkan armada musuh, tempat ini
akan……..
“Aku akan melindungimu!”
Saat perkataan itu terdengar, sebuah sosok yang
melesat dengan motor muncul di tempat itu.
Pengendaranya, menggenakan baju pelindung
wanita, melompat dari motornya selagi cahaya
Psion keluar dari tubuhnya.
Selagi berkonsentrasi untuk melakukan sihirnya,
Tatsuya sangat terkejut mendengar suara itu,
namun dia juga merasa lega disaat yang sama.
Terkejut bahwa Sakurai-san telah meninggalkan
ibunya.
Dan kelegaan itu dikarenakan dia tahu bahwa
dibawah pelindungnya, dia dapat fokus pada
sihirnya tanpa khawatir sedikitpun.
Penyihir modifikasi, seri ‘Sakura’.
Karakteristik mereka adalah sihir defensif
yang dapat bertahan dari serangan yang kuat dan
serangan bentuk panas.
Walaupun mereka tidak dapat menggunakan
sihir multi-spektrum seperti ‘Phalanx’ milik keluarga
Juumonji, tapi dalam segi ketahanan terhadap
serangan bentuk panas maka sihir mereka tidak ada
lawan di Jepang.

280
Dan diantara mereka semua, Sakurai
Honami memiliki kemampuan yang tinggi dalam
penggunaannya.
Karena itulah dia dipilih untuk melindungi salah
satu penyihir berharga yang dapat menggunakan
Sihir Penganggu Mental, Yotsuba Miya.
Serangan itu tidak mengenainya, dan sebaliknya
malah terjatuh ke laut.
Tidak ada satu serangan pun lagi yang bisa
mendekatinya sekarang.
Sebuah sihir yang melumpuhkan momentum
ditembakkan terus menerus dari jarak ratusan
meter dari laut lepas.
Saat dia melihatnya dengan mata telanjang,
pikirannya yang melayang di atas langit menemukan
peluru di tengah-tengah armada musuh.
Tatsuya mengulurkan tangannya kearah barat,
dan dengan terpaksa membuka telapak tangannya.
Peluru itu berubah menjadi energi.
Disaat itu, sihir konversi massa ‘Material Burst’
digunakan untuk pertama kalinya.
Diatas cakrawala, muncul sebuah cahaya.
Langit mendung itu memantulkan cahaya yang
menyilaukan.
Walaupun matahari masih belum terbenam,
sebuah bintang bersinar terang di Laut Barat.

281
Diikuti dengan sebuah deruan. Tidak mungkin
ada yang salah mengiranya sebagai suara petir.
Sesuai rencana, semua bahan bakar dan
peledak yang ada di kapal-kapal mereka meledak
bersamaan.
Serangan-serangan dari musuh berhenti
seketika.
Tetapi gemuruh yang menakutkan mendekat ke
arah mereka.
“Tsunami! Cepat berlindung!”
Saat dia berteriak, Kazama langsung
menggendong Sakurai-san, yang tiba-tiba pingsan
tak berdaya ditanah, dan mulai berlari.

282
283
Sanada, yang sekarang sedang duduk diatas
motor, berputar untuk menunggunya.
Tatsuya duduk di kursi belakang Sanada.
Masih berlari dan menggendong Sakurai-san,
Kazama melompat.
Dengan gerakan akrobatik, dia berhasil berdiri
di setir motor tersebut. Daripada disebut akrobatik,
apa yang dilakukannya sudah jauh diatasnya.
Bukan berarti motor militer itu lambat, karena
dengan muatannya yang berlebih motor itu masih
bisa berjalan agak cepat.
Saat badai dan ombak muncul dari cakrawala,
Tatsuya sedang berlutut di atas bukit.
Sebelum dia meletakkan Sakurai-san yang lemah
tak berdaya.
Wajah Tatsuya, tanpa helmnya, terlihat dengan
jelas dipenuhi kesedihan.
“……Tidak apa-apa, Tatsuya-kun. Lagipula ini
yang namanya hidup.”
Tak berdaya menghadapi kehidupan yang
tidak bisa diselamatkannya, hancur oleh emosi,
Tatsuya merasa tidak bisa kehilangan dia; Sakurai-
san menunjukkan senyum lemah nan lembutnya
kepada Tatsuya.
“Ini bukan salahmu. Sebagai penyihir modifikasi
seperti kami, sudah biasa kalau suatu saat hidup
kami akan berakhir.”

284
Tatsuya ingin berteriak, ‘itu tidak benar’.
Walaupun memang benar kalau penyihir
modifikasi memiliki jangka hidup yang tidak tentu
jika dibandingkan dengan orang normal, kondisinya
sekarang tidak diragukan lagi diakibatkan oleh
beban dari penggunaan sihir skala besar terus
menerus dalam waktu singkat. Bahkan seri ‘Sakura’
pun, tidak akan kuat untuk menanggung beban dari
banyaknya serangan terus menerus seperti yang
dialami Sakurai-san.
Namun, Sakurai-san pasti tidak ingin dia untuk
berkata seperti itu.
Mengetahui hal tersebut, dia hanya bisa
menggertakkan giginya.
“Sungguh, ini bukan salahmu. Sejak lahir tugasku
adalah menjadi pelindung, dan tugas itu berakhir
mulai hari ini.”
Tapi sepertinya Sakurai-san dapat mengetahui
apa yang dipikirkan Tatsuya.
“Itulah yang kuputuskan, bukan karena aku
diperintahkan untuk seperti itu, tapi itulah
kehendakku sendiri.”
Tatsuya dengan panik mencoba menggunakan
‘Regrowth’, tapi dia segera sadar kalau itu sia-sia.
Walaupun dia dapat mengembalikan sebuah
materi, kekuatannya tidak mampu untuk
mengembalikan kehidupan seseorang.

285
“Bisakah kau membiarkanku pergi?”
Sakurai-san membisikkannya kepada Tatsuya
dengan suara manis.
“Aku, yang tidak pernah sekalipun menentukan
keputusanku sendiri selama hidupku, pada akhirnya
aku bisa memilih bagaimana caraku mati. Aku tidak
akan melewatkan kesempatan ini. Aku akhirnya
bisa memilih untuk mati bukan sebagai alat, tapi
sebagai manusia.”
Tidak pernah terbesit sekalipun dalam pikiran
Tatsuya kalau Sakurai-san mempunyai kegelapan
seperti ini didalam hatinya.
Tapi walaupun hal itu tidak diduganya, tidak ada
tanda keterkejutan di wajahnya.
“Jadi, bisakah kau membiarkanku pergi?”
Tatsuya hanya bisa mengangguk sambil diam,
menjawab pertanyaan Sakurai-san.
Dengan wajah damai, Sakurai-san menutup
matanya.
Sedikit demi sedikit, dia mulai berhenti bernafas.
Disebelahnya, Sanada mulai membacakan sutra.
Kazama meletakkan tangannya di bahu Tatsuya.
Selagi tangan itu masih di bahunya, Tatsuya
berdiri.
Tidak ada air mata yang keluar dari matanya.
Anehnya, ada sebuah kesedihan yang muncul di
hati Tatsuya.

286
Mendengar kata-kata terakhir Sakurai Honami,
dia merasa yakin tidak perlu bersedih.
Tatsuya tidak tahu bahwa pada saat itu, dia
benar-benar bisa merasakan kesedihan yang
muncul dalam dirinya, dan kemudian akan ada
waktu bahwa ia akan tetap seperti itu.

287
Chapter 17

6 November 2095 / Rumah Utama Yotsuba –


Ruang Berjemur

Mungkin karena sudah banyak sekali insiden


hari ini yang mengingatkannya tentang kejadian
tiga tahun lalu.
Tatsuya teringat kembali akan Sakurai Honami,
yang sudah lama tidak diingatnya.
Kenangan-kenangan bersamanya dipenuhi
dengan penyesalan.
Walau begitu, dia tahu dia tidak bisa berbuat
apa-apa selain menyesalinya saja.
Selain itu, kalau dia tidak mengorbankan dirinya,
Tatsuya mungkin tidak akan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan bertarung dan sihirnya
atau ikut dengan Batalion Sihir Independen.
Pada insiden terakhir ini dia bisa mengakhirinya
tanpa adanya korban seorangpun.

288
Pengalamannya tiga tahun lalu tidaklah sia-sia.
Tatsuya dapat menenangkan dirinya dengan itu.
Dan dia mengucapkan sebuah doa kecil di
dalam hatinya kepada wanita yang dengan mulia
mengorbankan dirinya sebagai perisai tiga tahun
lalu.
Mungkin hal itu memberikan pukulan yang besar
baginya.
Selagi melihat wajah gadis yang memegang teh
dan kue disampingnya, Tatsuya langsung menaikkan
suaranya.
“…Apa ada yang anda inginkan?”
“Tidak, terima kasih.”
Orang yang sedang ditanyai oleh gadis itu adalah
Miyuki.
Kekagetannya bahkan lebih ekstrem daripada
Tatsuya.
Hal itu tidakah aneh.
Wajah Sakurai Honami dan gadis dengan
seragam pelayan itu sangat menyerupai.
Gadis itu dan pelayan yang lain belum pergi saat
Maya masuk kedalam ruang berjemur itu.
Hayama tidak sedang menemaninya.
Mungkin pertemuan ini bersifat privasi.
Tatsuya dipersilahkan duduk untuk alasan
tersebut.

289
“Ada apa Miyuki-san? Kau terlihat terkejut
sekali, tapi……..”
Saat dia akan duduk, Maya bertanya kepada
Miyuki dengan wajah khawatir.
Dia tampak seperti orang yang berbeda dari
yang pernah ditemui Miyuki dan Tatsuya; itu adalah
wajah asli Yotsuba Maya.
“Tidak….. Oba-ue, gadis yang barusan itu?”
“Ah, Minami-chan?”
Saat dia mendengar pertanyaan Miyuki, Maya
memberikan anggukan seolah-olah dia sudah
mengerti alasan dari kekagetan Miyuki.
“Namanya adalah Sakurai Minami. Generasi
kedua dari seri Sakura, gadis itu bisa dibilang dia
keponakan kandung dari Guardian ibumu, Sakurai
Honami.”
Maksudnya generasi kedua adalah seseorang
yang memiliki orang tua penyihir yang telah
dimodifikasi secara genetik.
Dan mendengar kata ‘bisa dibilang dia keponakan
kandung’ mungkin maksudnya adalah Honami dan
ibu gadis ini merupakan generasi pertama yang
memiliki DNA yang sama.
Itulah alasan mengapa mereka terlihat
menyerupai.

290
“Gadis itu memiliki keahlian yang cukup hebat.
Aku rasa kemampuannya setara dengan si kembar
Saegusa. Aku sudah melatihnya untuk menjadi
Guardian Miyuki-san suatu saat. Karena saat kau
sudah dewasa akan ada saat dimana kau akan
membutuhkan seorang Guardian perempuan.”
Miyuki mengerti maksud Maya.
Tentu saja, bagi Miyuki yang merupakan seorang
perempuan hanya memiliki Guardian laki-laki, yaitu
Tatsuya, akan membuat situasi tidak nyaman.
Tapi, beberapa saat yang lalu, Tatsuya
mengetahui tujuan Maya yang sebenarnya; dia
bermaksud untuk meningkatkan perlindungan bagi
Miyuki dalam menghadapi kekacauan yang lebih
berbahaya daripada sebelumnya. Kalau dia diminta
untuk menggunakan seorang gadis yang memiliki
wajah yang sama dengan ‘orang itu’ sebagai alat,
maka ini hanya akan berakhir konflik.
Disaat yang sama, dia tidak bisa memprediksi
kekacauan yang akan terjadi.

291
Chapter 18

17 Agustus 2092 / Okinawa – Bandara Naha

Selagi mendengarkan jadwal keberangkatan


dan kedatangan pesawat, aku sedang mengingat-
ngingat kejadian selama enam hari terakhir.
Setelah Sakurai-san pergi untuk melindungi Onii-
sama, orang yang yang mengoperasikan layar untuk
kami pergi ke medan perang; jadi aku hanya bisa
melihat apa yang terjadi melalui gambar-gambar
dari siaran berita saja.
Tiba-tiba, di permukaan air muncul sebuah
cahaya yang bahkan lebih terang daripada matahari.
Di tengah cahaya itu, kapal-kapal musuh satu
per satu menghilang.
Semua bekas-bekas perang di pantai pun ikut
tersapu oleh ombak laut.
Itu adalah lagu kemenangan bagi Jepang.
Setidaknya itulah yang diberitakan kepada kami
dan dunia setelahnya.
292
Tapi apa yang tidak dikatakan kepada dunia
dan hanya diketahui oleh kami, adalah cahaya
yang menghancurkan kapal-kapal musuh itu dalam
sekejap adalah sihir Onii-sama.
Transformasi energi itu membakar semua benda
yang dihadapannya menjadi debu. Sihir itu adalah
sihir Kelas Strategis ‘Material Burst’ yang hanya
bisa digunakan oleh penyihir kelas Strategis. Itulah
kekuatan sejati Onii-sama.
Yang menjadi pahlawan dan yang mengusir
musuh pada perang ini adalah Onii-sama.
Dan juga sebuah kedukaan yang terjadi.
Setelah kejadian itu, Sakurai-san tidak pernah
kembali.
Di upacara pemakamannya bersama para
korban lain, abu kremasi Sakurai-san dilarungkan
ke laut seperti permintaannya.
Orang yang melarungkan abunya adalah Onii-
sama.
Onii-sama tidak menunjukkan adanya kesedihan
sedikit pun di wajahnya.
Dia dengan lembut menenangkanku yang
menangis tersedu-sedu.
Onii-sama mungkin tidak merasa sedih. Atau
mungkin dia bahkan tidak bisa merasa sedih.
Tidak, tidak peduli yang mana.
Karena aku sudah memutuskan.

293
Selagi melihat Sakurai-san dikremasi, aku sudah
memutuskan pilihanku.
Aku, saat itu, pernah mati sekali.
Aku kehilangan hidup yang telah diberikan Okaa-
sama; lalu aku menerima hidup baru yang diberikan
Onii-sama.
Karena itu, semuanya milikku berasal dari Onii-
sama.
“Miyuki, sudah waktunya untuk masuk kedalam.”
“Ya, Onii-sama.”
Saat Onii-sama memanggilku, aku berdiri dari
sofa di lounge.
Okaa-sama sudah tidak menunjukkan
kejengkelannya saat aku memanggil orang itu ‘Onii-
sama’. Kurasa kejadian kali ini masih meninggalkan
luka di hatinya. Namun, aku sudah tidak khawatir
tentang perasaan Okaa-sama tentang ini.
Seperti biasa, Onii-sama membawakan semua
barang bawaan kami dan hanya dialah yang
naik di kelas ekonomi, tapi hal itu sudah tidak
menggangguku.
Lagipula Onii-sama sudah mengatakan kalau dia
menyukainya.
Karena keinginan Onii-sama adalah absolut.
Aku menggandeng tangan Okaa-sama yang
sedang tidak enak badan dan mengikuti Onii-sama
dari belakang.

294
Untuk sekarang, masih ada kata-kata yang belum
bisa dikatakan. Kata-kata yang tidak bisa dikatakan.
Walau begitu, aku sudah memutuskan.
……..Onii-sama, kemanapun kau pergi, tidak
peduli seberapa jauh; aku, Miyuki, akan selalu
mengikutimu……

295
Untouchable- The Nightmare
of 2062

Putri tertua keluarga Yotsuba, Yotsuba Miya,


sedang memandangi langit barat dari jendela
kamarnya dengan wajah polosnya yang sedih.
Dia sekarang sudah berusia dua belas tahun. Dia
baru saja masuk SMP pada bulan April tahun ini,
tapi tetap saja kesedihan diwajahnya tidak sesuai
dengan usianya.
Dia sedang mengkhawatirkan adik kembarnya,
yang keberadaannya tidak diketahui, Yotsuba Maya.
Tiga hari sebelumnya, dia diculik oleh penyerang
tak dikenal di Taipei saat dia sedang dalam program
pertukaran budaya yang disponsori oleh Asosiasi
Sihir Internasional cabang Asia. Menghilangnya
Maya bukan terjadi tanpa alasan, tapi sebaliknya,
ini adalah sebuah kasus penculikan. Karena Saegusa
Kouichi, yang juga sedang bersama Maya saat itu di
Taipei, menderita luka dalam dan patah tulang di
tangan kanan dan kaki kirinya serta kehilangan mata
296
kanannya akibat bertarung dengan para penyerang
saat penculikan itu terjadi.
Kondisi Kouichi masih mencemaskan. Lagipula,
Kouichi bukan hanya sebatas pacar adiknya, tapi
juga tunangannya. Daripada merasa khawatir pada
Kouichi, yang menderita luka saat mencoba untuk
melarikan diri, kekhawatirannya lebih terpusat pada
Maya, yang diculik oleh penyerang itu. Sejujurnya,
dia lebih merasa marah dan jengkel pada Kouichi
daripada merasa khawatir. Bisa-bisanya dia
melarikan diri sementara Maya sedang diculik.
Dia sebenarnya tahu kalau itu bukan salah
Kouichi. Rasanya terlalu kejam untuk mengharapkan
sesuatu yang lebih dari itu pada seorang anak empat
belas tahun, jika melihat situasinya, tampaknya
penyerang itu lebih memusatkan perhatian mereka
pada Maya. Bisa dikatakan kalau Kouichi sebenarnya
hanya terseret dalam penculikan Maya dan hal itu
membuatnya kehilangan mata kanannya untuk
selamanya. Walau begitu, dia belum sampai usia
dimana alasan seperti itu saja dapat menenangkan
emosinya. Karena identitas dari penyerang itu masih
belum diketahui, hanya itu yang bisa dilakukannya
untuk menahan amarahnya meledak.
Secara tak terduga, dia mendengar keributan
dari arah koridor. Lebih cepat dari ketukan dari
balik pintu itu, Miya segera menoleh ke arah pintu.

297
“Permisi.”
Suara pelayan pribadi Maya terdengar
gemetaran dari balik pintu itu, kelihatannya dia
sedang tersedu-sedu. Tiga hari terakhir, suara-suara
panik dapat terdengar dari seluruh penjuru rumah,
tapi ada suatu perbedaan dari nada bicaranya kali ini
dibandingkan orang lain, sesuatu seperti harapan.
“Masuklah.”
Untuk menjawabnya, Miya membukakan
pintu itu dengan sekejap. Walau begitu, dia tidak
melakukan sesuatu yang berlebihan seperti berlari
kearah kerumunan pelayan yang diperkerjakan
keluarga Yotsuba. Sebelum melewati bingkai pintu
kamar Miya, tubuh pelayan itu terlihat sangat
gemetaran. Tapi tetap saja, ketidaksabarannya
tidak dapat disembunyikan dari wajahnya.
“Maya-sama berhasil ditemukan.”
Mendengar kalimat itu, pikiran Miya langsung
kosong seketika. Miya tidak dapat mengingat
kembali apa yang dilakukannya sebelumnya. Setelah
dia kembali sadar, dia sudah berjalan mendekati
kepala keluarga Yotsuba, ayahnya, Yotsuba Genzou.
“Otou-sama! Aku diberitahu kalau Maya sudah
ditemukan; apa itu benar!?”
Didalam ruang pertemuan yang biasa digunakan
oleh para kepala keluarga untuk melakukan rapat,
Miya menginterogasi ayahnya dibawah tatapan-

298
tatapan tajam dari bibi, paman, dan anggota
keluarganya yang lain di ruangan itu.
“Itu benar. Aku baru saja menerima kabar dari
Juuzou.”
“Dari Kuroba Oji-sama?”
Saat dia mendengarnya, sebuah ekspresi lega
muncul dari wajah Miya. Kuroba adalah salah
satu keluarga cabang yang bertanggung jawab
atas intelijen keluarga Yotsuba. Kuroba Juuzou,
walaupun dia adalah kepala keluarga cabang, dia
sebenarnya adalah saudara angkat Genzou. Kalau
ada kata-kata yang keluar dari mulut Juuzou, maka
hal itu tidak perlu diragukan lagi kebenarannya.
Walau begitu, Miya segera naik darah, dan sekali
lagi menginterogasi ayahnya.
“Mengapa aku tidak diberitahu!”
“Aku tidak mengerti apa maksudmu. Bukankah
aku sudah mengabarimu secepat mungkin?”
“Jangan coba-coba membodohiku! Aku
diberitahu kalau Maya berhasil diselamatkan hari ini,
itu berarti setidaknya sejak kemarin, kau mungkin
sudah tahu identitas penyerang itu! Mengapa kau
tidak mengatakannya kepadaku!?”
“Karena tidak ada gunanya memberitahumu.”
“Ap…..!?”

299
“Tidak ada gunanya memberitahumu. Atau
kau merasa kalau kau seharusnya bisa membantu
menyelamatkan Maya?”
“Aku pasti……”
Miya menghentikan omongannya dengan
penuh penyesalan. Pastinya, Miya sadar bahwa
dia masih anak-anak. Walaupun jika dia diberitahu
lokasi Maya, dia pasti tidak akan bisa berbuat apa-
apa. Namun karena ada hubungan darah diantara
mereka, dia merasa kalau dia seharusnya diberitahu
tentang lokasi adiknya, bukan? Ada sebuah pusaran
kejengkelan dalam hati Miya.
“Aku percaya kalau lebih baik kau tidak
mengetahuinya dulu.”
Tapi perkataan ayahnya membuat
kejengkelannya itu hilang digantikan oleh rasa
khawatir.
“Walaupun aku tidak ingin memberitahumu
tentang ini, Miya, kuatkanlah hatimu.”
Sepertinya ada sesuatu buruk terjadi padanya.
Sesuatu yang buruk terjadi pada Maya. Hati Miya
sudah tidak merasa akan khawatir lagi tapi dia sudah
yakin akan kekhawatirannya tersebut. Ada sebuah
dorongan dari dalam hati Miya untuk menutupi
telinganya, saat ayahnya mengatakan seperti itu,
dia mempersiapkan hatinya untuk mendengar
perkataan ayahnya selanjutnya.

300
“Maya ditemukan di Quanzhou.” (sebuah kota di
China)
“Dahan……..”
Dahan adalah bagian dari Cina bagian selatan,
setelah dunia berada diambang kehancuran
akibat pecahnya perang dunia, Dahan berhasil
melepaskan diri dengan cepat dan membentuk
negara merdekanya sendiri. Great Asian Alliance
mendominasi China bagian utara dan Semenanjung
Korea sejak dua tahun lalu, dan juga memegang
kekuasaan atas Tsushima sejak setengah tahun
lalu. Karena itu Jepang dan Dahan, walaupun
bukan sekutu formal, mereka berbagi musuh yang
sama yaitu Great Asian Alliance dan telah menjalin
hubungan kerjasama militer.
“Maya disekap di sebuah laboratorium penelitian
di Quanzhou milik subdivisi Kunlunfang Institute.”
Wajah Miya mendadak memucat. Kunlunfang
Institute adalah kelompok pengembang penyihir
milik Dahan. Rumor-rumor kejam tempat itu tidak
kalah dari rumor-rumor Fourth Institute yang saat
itu adalah tuan dari Yotsuba. Isi rumor-rumor itu
menceritakan perlakuan buruk mereka terhadap
wanita yang bahkan Miya sendiri tidak tahan
mendengarnya.

301
“Maya menderita luka dalam. Luka pada
tubuhnya sangatlah parah, tapi aku lebih khawatir
lagi pada luka psikologisnya……..”
Nada dari suara Genzou, yang sebelumnya
masih tenang, mendadak jadi tak terkendali.
Suara yang terdengar seperti gertakan gigi dan
teriakan kemarahan tercampur dalam kalimatnya.
Kemarahan yang tidak bisa dihilangkan hanya
dengan gertakan gigi saja, kesedihan yang membuat
amarahnya tidak bisa reda.
Perkataan Genzou yang belum selesai itu
membuat Miya yakin kalau hal yang lebih buruk
masih menunggunya.
“Maya sudah dijadikan sebagai kelinci
percobaan.”
“Apa!?”
“Percobaan itu tentang manufaktur penyihir. Itu
bukan percobaan biasa. Sebenarnya….”
“Cukup!?”
Tidak peduli seberapa siapnya dia, Miya sudah
tidak tahan lagi mendengarnya. Mendengar apa
yang telah terjadi kepada adiknya.
Dia melihat ayahnya dengan matanya yang
berkaca-kaca. Miya melebarkan matanya dan
membiarkan air matanya mengalir turun dari kedua
matanya.

302
Dari kedua tangan ayahnya, ada darah yang
mengalir dari kuku jarinya yang menggaruk meja
pertemuan itu.
Miya memalingkan wajahnya. Setelah dia
melakukannya, dia melihat wajah pamannya.
Kemarahan terpancar dari mata pamannya. Dia
melihat kearah yang lain. Mata orang-orang yang
merupakan sepupu ayahnya juga dipenuhi amarah.
“Miya, ada sesuatu yang hanya dirimulah yang
mampu melakukannya.”
“….Ya.”
Miya menarik nafas panjang berkali-kali untuk
menenangkan dirinya. Semua orang di ruangan itu
sedang marah atas apa yang terjadi kepada adiknya.
Perkataan itu memang tidak terlalu berarti, tapi
perkataan itu dapat membuatnya sedikit menahan
amarahnya.
“Saat ini Maya sedang terkurung didalam dirinya
sendiri. Walaupun matanya terbuka, dia tidak dapat
merespon kepada suara siapapun. Dia tidak bisa
melakukan apapun, dia bahkan tidak merespon
saat kami mengobati luka-lukanya.”
Miya dengan keras menahan gerahamnya. Dia
melakukan itu agar dirinya tidak dapat berteriak.
“Miya, hapus semua yang Maya rasakan selama
tiga hari terakhir ini dari pikirannya dengan sihirmu.”

303
Miya menutup matanya dan mengambil nafas
panjang sekali lagi.
“Kalau memang hanya itu yang bisa dilakukan,
aku yakin aku pasti akan melakukannya.”
Suara Miya hanya dihiasi dengan sedikit emosi.
Dengan menekan emosinya, Miya akhirnya dapat
menjawab permintaan itu.
“Tapi, sihirku memanipulasi struktur itu sendiri.
Mustahil untuk menghapus ingatan seseorang
tanpa merubah strukturnya.”
Dia tidak memiliki kemampuan untuk menghapus
ingatan seseorang.
“Bukan menghapus ingatannya. Kalau dia sampai
sadar ingatannya dihapus, aku tidak yakin kalau dia
masih akan waras. Apa yang akan kita putuskan
saat ini seperti bom waktu yang dapat meledak
kapanpun.”
Genzou sendiri juga tahu kalau Miya sebenarnya
tidak bisa menghapus ingatan. Tapi, dia tetap
memintanya.
“Jangan hapus ingatannya, tapi pisahkan
perasaannya dari ingatannya. Pada ingatan
setiap orang biasanya ada perasaan yang terikat
didalamnya. Rubahlah ‘ingatan pengalaman’ itu
menjadi ‘ingatan informasi’.”
Jangan hapus ingatannya, pisahkan saja perasaan
dari ingatannya.

304
“Tapi Otou-sama, aku tidak bisa melakukan
operasi sebesar itu. Walaupun aku bisa merubah
semua ingatan Maya dari ‘ingatan pengalaman’
menjadi ‘ingatan informasi’, untuk merubah
ingatannya tiga hari lalu menjadi sebuah ‘ingatan
informasi’…… hal itu tetap saja mustahil bagiku.”
Miya memalingkan matanya saat dia
menjawabnya. Miya menyadari kebenaran dari
perkataan ayahnya lebih daripada orang lain.
Karena itu, ketidakmampuannya benar-benar
membuatnya jengkel.
“Kalau begitu rubah semua ‘pengalaman’ Maya
menjadi ‘informasi’.”
“Tapi itu!?”
Miya melihat ayahnya dengan penuh
ketidakpercayaan. Walau begitu, Genzou sama
sekali tidak akan mundur setelah mendapat
kecaman dari anaknya sendiri.
“Miya, aku mengerti perasaanmu. Aku sendiri
juga sadar akan penyesalan dan rasa bersalah yang
akan kutanggung karena sudah mengambil ingatan
Maya. Tapi, kalau tidak seperti itu, Maya pasti akan
hancur.”
“….”
“Besok Maya akan sampai di rumah ini. Lihatlah
keadaan Maya, Miya, dan kemudian tentukanlah
keputusanmu. Tidak peduli keputasan apa yang

305
akan kau pilih, aku akan menanggung semua
akibatnya.”
Miya menunduk tanpa mengatakan sepatah
katapun dan segera pergi dari hadapan ayahnya.
Di ruang pertemuan yang ditinggalkan Miya,
Genzou masih tetap berada dibawah tatapan
anggota keluarganya yang lain.
Semua memberi anggukan setuju pada Genzou.
“Musuh kita adalah Pusat Administratif Penelitian
Sihir Dahan. Tidak seperti Fourth Institute yang
merupakan pembuat kita, mereka memiliki banyak
sekali laboratorium, jadi yang menjadi masalah
utama adalah perbedaan jumlah diantara kita.”
Genzou memulai rapat itu dengan kekurangan
terbesar mereka. Sebelum perpecahan Asia
menjadi Utara dan Selaran, Kunlunfang Institute
menjadi pusat penelitian sihir modern di Asia.
Dengan terikatnya Kunlunfang Institute dengan
Dahan, membuat Great Asian Alliance hampir
kehilangan kemampuannya dalam pengembangan
sihir modern. Karena itu, Dahan bisa berhadapan
satu lawan satu dengan Great Asian Alliance
meskipun kekurangan kekuatan. Bisa dikatakan
kalau Kunlunfang Institute adalah inti dari kekuatan
militer Dahan.

306
“Walau begitu, saya tidak bisa membiarkan
penghinaan terhadap kita dibiarkan begitu saja.
Walaupun kita adalah senjata, kita bukanlah budak.
Dan saya menolak menjadi hewan ternak. Kita, diri
kita sendiri, adalah tuan dari laboratorium yang
memproduksi kita.”
Saat Genzou berhenti berbicara, semua yang
hadir di ruangan itu kembali memberi anggukan
setuju.
“Ini adalah dendam pribadi. Saya adalah
ayah dari seorang anak perempuan yang telah
dinodai; ini adalah pembalasan dendam saya
untuk menghilangkan kepahitan didalam diri saya.
Walau begitu, bukan hanya itu saja. Saya ingin
menunjukkan keberanian saya kepada ‘Negara’
bodoh ini yang memperlakukan penyihir seperti
hewan ternak.”
“Genzou-dono.”
Orang yang mengatakannya adalah anggota
keluarga tertua dari generasinya yang ada di
ruangan itu; paman dari Genzou.
“Saya tidak menganggap kejadian yang menimpa
Maya ini hanyalah tragedi anda sendiri. Dengan
adanya insiden ini, kami seluruh keluarga Yotsuba
telah dihina; harga diri kami telah dinodai.”
“Itoko-dono.”

307
Sepupu perempuannya, yang lebih muda
darinya sepuluh tahun, adalah orang selanjutnya
yang menyatakan orasinya.
“Saya, juga, memiliki seorang anak perempuan;
karena itu, saya juga tidak menganggap ini sebagai
masalah anda sendiri saja. Anak saya sendiri masih
belum sampai umur untuk bersekolah, tapi saat
saya memikirkan masa depan anak saya, saya tidak
bisa mengabaikan tragedi ini begitu saja.”
“Kami adalah senjata dan juga pembunuh.”
Sebuah suara terdengar dari tempat kedudukan
terendah.
“Bagi kami menaati hal yang namanya
kemanusiaan adalah hal bodoh. Tidak peduli
seberapa egois hal itu, jangan biarkan; buat mereka
yang berani menyerang kita bisa menghina kita dari
kedalaman neraka. Tapi, anda tahu itu, bukan!”
Tatapan dari yang anggota keluarga yang lain
dipenuhi kesetujuan.
“Perintahkan kami, Master! Biarkan kami ikut
andil dalam pembalasan dendam anak anda yang
terhormat!”
“Tenangkan dirimu, Genzou-dono.”
Suara itu berasal dari samping Genzou.
“Pemula seperti anda hanya akan berakhir mati
memalukan. Ani-ue, pertama berikan saya, adik
anda ini, perintah. Saya akan menunjukkan Asia

308
keparat itu yang namanya neraka.”
“Genzou-dono, perasaan kami sama dengan
anda.”
“Semua orang yang berhubungan dengan
penculikan Maya-sama harus mati.”
“Penyihir Asia yang menjadi pemerkosa Maya-
sama harus dimusnahkan.”
“Serahkan saja urusan pemerintah kepada
saya. Saya akan membungkam mereka yang berani
berbicara tentang diplomasi dan kerja sama militer.”
Genzou menunduk dalam kepada semua orang
yang ada di ruangan itu.
Lalu, mengangkat kepalanya untuk
mengumumkan sesuatu.
“Musuh kita adalah Kunlunfang Institute dan
pemerintah Dahan. Kita akan memusnahkan musuh
kita dengan seluruh kekuatan Yotsuba.”
◊◊◊

“……..Maya…….Maya.”
Ada suara yang memanggilku. Aku merasa
seolah-olah aku sudah tidak mendengar suara ini
untuk waktu yang sangat lama, tapi untuk alasan
tertentu aku juga tidak merasa kalau sudah lama
mendengar suara ini.

309
Aku membuka mataku. Ruang rumah sakit ini
terlihat familiar, dan kalau ingatanku tidak salah,
wajah itu adalah wajah kakakku.
“Nee-san….. tempat ini adalah ruang perawatan
Forth Institute bukan?”
Mendengar perkataan pertama dari mulut Maya,
Miya merasa lega dan, disaat yang sama, wajahnya
berlinang air mata.
“Benar sekali, Maya. Bagaimana perasaanmu?
Kau tidak sakit kepala atau semacamnya, ‘kan?”
Sedang ditanyai oleh kakaknya, ekspresi Maya
berubah curiga.
“Aku tidak merasa…… pusing. Pikiran dan
ingatanku baik-baik saja.”
Saat Maya mengucapkan kata ‘ingatanku’,
ekspresi Miya terlihat kacau.
Miya melihat Maya dengan mata penuh
ketakutan, dan Maya melihat kembali wajah
kakaknya dengan keheranan.
“Nee-san, aku….. telah diperkosa.”
Maya menceritakan tragedi itu secara blak-
blakan, sementara Miya memalingkan matanya.
“Dan tubuhku sudah diutak-atik. Bahkan tubuh
bagian dalamku juga sudah diutak-atik. Tidak ada
lagi bagian dari tubuhku yang belum mereka nodai.”

310
Miya memukul lututnya dengan kedua
tangannya, hingga menghasilkan sebuah bunyi
pukulan. Seolah-olah dia takut kalau tubuhnya
akan lari, sekarang dia sedang mencoba untuk
mencegahnya.
“Aku ingat semuanya. Meski begitu, aku heran,
mengapa? semua itu terasa tidak nyata. Seperti
aku hanya sedang menonton sebuah film, saat
aku mengingat semua hal mengerikan yang sudah
mereka lakukan kepadaku.”
Miya tidak bisa mengalihkan pandangannya
“Nee-san.”
Maya tidak memalingkan pandangannya dari
adiknya.
“Apa yang terjadi kepadaku? Nee-san.”
“……Ingatanmu telah dirubah.”
Mungkin dia pada akhirnya menerima tugas itu,
Miya mengatakannya sambil melihat ke bawah.
“Didalam pikiran, ada banyak sekali proses
penyimpanan ingatan. Ingatan seseorang bukanlah
sebuah kesatuan. Karena itu, proses menyimpan
apa yang kau alami dan apa yang kau pelajari
dilakukan dengan cara yang berbeda.”
“Bagiku, ini hanya spekulasiku saja, tapi…… tapi
kalau Nee-san berkata seperti itu.”

311
Diantara keluarga Yotsuba, manipulasi struktur
ingatan, adalah kemampuan unik Miya. Miya,
yang dapat merubah sebuah struktur ingatan,
dapat menyadari bagaimana sebuah ingatan
terstruktur. Tidak ada orang lain selain dia yang bisa
menyadarinya, tapi tentu saja dia juga memahami
cara kerjanya.
“Aku tidak bisa melihat isinya. Aku juga
tidak tahu ingatan disimpan dimana. Apa yang
kutahu hanyalah ingatan disimpan dalam bentuk
‘pengalaman’ atau ‘informasi’ saja.”
“…..Lalu?”
Pada tingkat ini, Maya tidak mengerti apa yang
dimaksudkan oleh kakaknya. Namun, dia ingin
membuat Miya mengatakannya.
“Maya, aku tidak tahu apa yang sudah kau lalui.
Tapi, aku tahu jiwamu pasti akan hancur kalau aku
tidak menggunakan sihirku. Karena itu aku…”
“Karena itu Nee-san?”
Miya ragu-ragu untuk mengatakannya. Dia tidak
tahan untuk mengatakannya. Walau begitu, Maya
ingin kakaknya untuk menjelaskan apa yang sudah
dilakukannya kepadanya dengan kata-katanya
sendiri.
“ ’Pengalaman’mu sudah dirubah menjadi
‘informasi’. Semua ingatanmu yang disimpan
sebagai pengalaman sudah dirubah menjadi

312
informasi…. wujud ingatanmu sudah dirubah.”
“Jadi begitu…..”
Maya mengatakannya dengan suara kecil.
Tidak ada celaan yang ditujukan kepada Miya.
Miya dengan ragu-ragu mengangkat kepalanya,
sementara Maya memalingkan wajahnya
menghadap tembok.
“Semua yang sudah kulalui sampai sekarang
sudah menjadi sebuah data.”
Perkataan adiknya menusuk hati Miya.
“Kegembiraanku, emosiku, momen
kebahagiaanku, kesedihanku; semuanya sudah
menjadi sebuah data…..”
Terlepas dari apa yang didengarnya, Miya tidak
bisa melarikan diri dari ruangan itu.
“Memang benar, ingatan yang terjadi padaku
terlalu berat untuk kupikul. Kalau itu dibiarkan,
jiwaku pasti akan mati.”
“Maya…..”
“Karena itu, sebelum ingatan pemerkosaan
itu membunuhku, kakakku sendirilah yang
membunuhku terlebih dahulu.”
“Uh!?”
Miya terkejut.
Maya memusatkan tatapannya pada Miya.

313
“Itu yang terjadi, bukan? Seseorang dibentuk
oleh pengalamannya. Itulah diriku, dan itulah diriku
sekarang.”
Miya mencoba untuk memalingkan matanya.
Namun, tatapan Maya tidak membiarkannya.
“Pengalamanku dirubah menjadi informasi itu
berarti semua masa laluku sudah dirubah menjadi
sebuah data. Semua yang ada didalamku sampai
kemarin telah hilang kecuali diriku sekarang.”
Tatapan Maya menusuk kedalam hati Miya.
“Aku yang sampai kemarin telah dibunuh oleh
kakakku sendiri.”
Miya berdiri dari kursinya. Memutar dirinya dan
berlari menuju pintu secepat yang dia bisa.
Untuk melarikan diri dari Maya.
Itu bukanlah sesuatu yang bisa diminta maaf.
Itu juga bukanlah sesuatu yang bisa diterima
oleh orang lain.
Mereka bahkan tidak bisa menangis atas ini.
Waktu untuk memulihkan hubungan mereka
berdua yang telah terputus sejak hari ini tidak akan
datang sampai selamanya.
◊◊◊

Setengah tahun telah berlalu sejak kejadian


itu. Hari demi hari, mimpi buruk bagi Kunlunfang
Institute dan pemerintah Dahan terus berlanjut.

314
Dalam waktu semalam, semua pekerja dan
penyihir yang bekerja di laboratorium mati tercekik.
Markas militer mendadak hancur diakibatkan
perkelahian sesama tentara, dan orang terakhir
yang masih berdiri akan menembak kepalanya
sendiri dan mati.
Bangunan Badan Militer Pemerintah sedang
dalam proses keruntuhan setelah seorang
pekerjanya menabrakkan pesawat militer ke
bangunan itu. Tidak ada seorang pun yang selamat.
Ada juga fasilitas penelitian yang semua orang
didalamnya mati kekurangan oksigen. Ada juga
insiden dimana semua orang ditusuk hingga mati.
Para politisi yang sadar akan insiden-insiden ini
mengadakan pertemuan rahasia; hari itu, sebuah
kongregasi langka kepemimpinan Dahan terjadi.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui
identitas pelaku insiden-insiden itu. Diantara semua
insiden itu, beberapa kali pelakunya juga terbunuh
saat melakukannya, tapi tidak ada mayat yang
tersisa. Jejak pelaku itu hilang.
Tidak diragukan lagi, hal itu adalah mimpi buruk.
Tepatnya setengah tahun setelah insiden
misterius pertama itu terjadi, mimpi buruk itu
sendiri menunjukkan wujudnya pada akhirnya.

315
Semua subdivisi dan kantor cabang telah
dilumpuhkan; semua yang tersisa hanyalah markas
besar dari Kunlunfang Institute. Benteng yang telah
diperkuat oleh penyihir Dahan itu diserang oleh tiga
orang penyihir.
Hanya tiga orang. Melawan tiga ratus penyihir
Kunlunfang Institute. Dulunya, rezim sihir Dahan
melebihi jumlah lebih dari tiga ribu; kematian dan
pembelotan didalamnya membuatnya berkurang
drastis hingga hanya tersisa sepersepuluhnya saja.
“Namaku Yotsuba Genzou.”
Penyihir yang menjaga pintu masuk utama
tempat itu dibunuh dalam sekejap mata oleh
seorang pria yang berada dalam masa primanya
yang memperkenalkan dirinya dalam bahasa
Jepang.
Para peneliti dan penyihir sedang berkumpul
didalam gedung, begitu juga dengan para penguasa
yang berlindung disitu, melihat Genzou di layar
tempat mereka.
“Demi menghilangkan kebencian kami terhadap
kalian, kalian semua harus mati. Ini adalah balas
dendam untuk masa depan anakku yang telah
kalian renggut.”
Selagi Genzou berbicara, dia menunjukkan
pisaunya kearah kamera.

316
Lima ribu orang yang melihat video ini secara
bersamaan memegangi leher mereka saat gambaran
leher mereka yang digorok terlintas di kepala
mereka, lalu mereka langsung merasa lega setelah
mereka menyadari kalau leher mereka masih baik-
baik saja. Saat mereka pelan-pelan melihat kembali
kearah layar, sudah tidak orang lagi ditempat itu.
Fokus penelitian Fourth Institute yang
melahirkan keluarga Yotsuba adalah ‘peningkatan
kemampuan penggunaan sihir manipulasi pikiran’.
Untuk mewujudkan hal itu, Fourth Institute pertama
mengumpulkan orang-orang yang keturunannya
memiliki kemampuan manipulasi pikiran.
Diantara orang-orang tersebut, beberapa orang
diubah menjadi mahluk super jenius, sementara
yang lain hanya menjadi ahli ilusionis yang hanya
bisa membuat uap panas semacam fatamorgana
saja. Penyihir yang memiliki kemampuan
manipulasi pikiran yang kuat dipilih, dilatih, dan
menerima modifikasi pada area kalkulasi sihirnya.
Itu adalah prosedur kerja Fourth Institute dalam
mengembangkan penyihir.
‘Yotsuba’ dihasilkan dari dua tipe keturunan
penyihir. Salah satunya adalah yang terlahir
dengan kemampuan manipulasi pikiran yang telah
diperkuat. Dan yang satunya lagi yang memiliki
area kalkulasi sihir yang kuat. Dua keturunan

317
itu bercampur menjadi ‘Yotsuba’. Walau begitu
orang yang mewarisi darah mereka hanya akan
memiliki salah satu kemampuan mereka secara
acak. Contohnya saja, Miya mewarisi kemampuan
manipulasi pikiran, dan ‘Mind Structure
Manipulation’ adalah bentuk dari sihir manipulasi
pikiran yang hanya bisa digunakan olehnya saja;
Maya mewarisi kemampuan area kalkulasi sihir,
karena dia tidak memiliki kemampuan manipulasi
pikiran, tapi sebaliknya dia memiliki kemampuan
spesial sejak lahir.
Mereka bertiga yang saat ini sedang menyerang
Kunlunfang Institute masing-masing memiliki sihir
manipulasi pikiran yang unik.
Salah satunya kemampuan sihir fiksasi
kesadaran manusia. Sihirnya menggunakan
kelima indera manusia sebagai perantara untuk
membuat seseorang ‘terpusat pada sesuatu’, yang
bisa dikatakan menanamkan data baru. Durasi
sihir ini adalah sembilan menit. Contohnya, dia
menggunakan sihir ini kepada seorang saksi yang
melihat seseorang yang sedang bersembunyi.
Tidak peduli melalui kamera atau dilihat langsung;
tidak peduli jumlahnya hanya seorang atau ribuan.
Informasi dari apa yang dilihatnya, “Aku melihatnya”,
membuatnya dapat mentrasmisikan sihirnya
melalui perantara apapun selama sembilan menit

318
sehingga semua orang akan berpikir “dia belum
bergerak selama sekali dari persembunyiannya”.
Walaupun dia sudah keluar dari persembunyiannya
dan menghilang dari pandangan mereka, mereka
yang terkena sihir ini akan berpikir kalau dia masih
di tempatnya.
Walaupun ada alarm keras yang berbunyi,
mereka tidak akan mendengar suaranya.
Yang satunya lagi adalah kemampuan untuk
mengendalikan kehendak orang. Waktu terlama
sihir ini diaktifkan adalah semenit; jumlah targetnya
paling banyak hanya tujuh orang, dan radius sihir
ini hanya dua belas meter. Batas lain sihirnya
adalah dia tidak bisa memerintahkan orang yang
kekuatan manipulasi pikirannya lebih kuat darinya
untuk melukai diri mereka sendiri ataupun bunuh
diri. Untuk memerintah mereka, gelombang psion
ditransmisikan membawa perintah dari sang
pengguna. Gelombang psion itu dapat menembus
dinding tebal atau pelindung. Dia dapat mengambil
alih kendali mulai dari sepuluh detik hingga satu
menit. Karena korban hanya akan melaksanakan
satu perintah saja dan sudah ada dua contohnya
diluar Jepang, maka sihir ini dikenal dengan nama
‘One Command’.
Berkat dua sihir itu penyerangan mereka
menjadi lebih mudah. Mereka membiarkan

319
diri mereka tertangkap kamera pengawas dan
membuat mereka terlihat. Dengan begitu, ketiga
penyerang itu memberi kesan kalau selain Genzou,
para penyerang lain sudah meninggalkan tempat
itu dan sedang berada diluar. Dan ‘One Command’
digunakan pada penjaga pintu depan itu untuk
membukakan pintu bagi mereka. Tentu saja, sekali
penjaga itu membuka pintu, mereka sudah selesai.
Mereka berdua memiliki waktu sembilan menit
untuk masuk ke lokasi target mereka, ruang kontrol
keamanan, mereka harus sampai ke tempat itu
sebelum batas waktu yang ada.
Setelahnya, mereka berdua menlanjutkan
pekerjaan mereka. Karena kemampuan sihir
manipulasi pikiran mereka, mereka hanya memiliki
kemampuan sihir fisik rata-rata. Selagi mereka
sedang berusaha masuk kedalam laboratorium
melewati para penjaga sebelum batas waktu habis,
tentu saja musuh mereka yang entah banyak atau
sedikit itu, tidak menyadarinya.
Mereka menanamkan suatu hal pada otak orang-
orang itu. Lebih tepatnya, mereka mentransmisikan
sinyal elektrik kepada otak yang secara langsung
memberikan data pikiran, menggunakan data itu
untuk memerintahkan mereka mematikan sistem
keamanan fasilitas tersebut.

320
Itu, tak diragukan lagi, hampir saja. Waktu
yang ada hanya tersisa sepuluh detik. Sekelompok
penyihir yang berisi sepuluh penyihir Dahan, datang
menyerang mereka, mereka semua memegang
logam berkilau ditangan mereka. Untuk beberapa
menit, terjadi pertarungan sengit dan lontaran
sihir dari kedua belah pihak, lalu ruang kontrol itu
menjadi tidak bisa digunakan karena ledakan dari
pertarungan itu.
Genzou sadar akan pengorbanan rekan-rekannya
yang membuat sistem keamanan tempat itu mati.
Hal itu disadarinya saat dia melewati tempat
yang dilindungi oleh pelindung fasilitas itu. Agar
tidak meninggalkan bukti ataupun jejak genetik,
tubuh mereka sebelumnya sudah dipasangi oleh
sihir bunuh diri. Pengaktifan sihir itu disadari oleh
Genzou.
(….Maaf.)
Didalam hatinya, Genzou meminta maaf
dengan sebuah kata singkat. Pertarungan ini,
saat dia mengatakannya kepada dirinya sendiri,
dipenuhi oleh dendam pribadinya. Walau begitu,
anggota keluarganya yang lain melakukan itu
atas kehendaknya sendiri. Karena itu, meminta
maaf atas pengorbanan mereka akan menjadi
penghinaan terhadap tekad mereka. Walaupun dia
sadar akan hal itu, Genzou tetap tidak bisa berhenti

321
meminta maaf kepada rekan-rekannya, yang telah
mengorbankan diri mereka.
Dengan ini, jumlah kematian anggota
keluarga Yotsuba sudah mencapai dua puluh lima
orang. Jumlah tersebut sudah sampai setengah
jumlah anggota keluarga Yotsuba yang memiliki
kemampuan bertarung.
Sebaliknya, jumlah penyihir musuh yang mati
akibat pembalasan dendam ini mencapai sekitar
tiga ribu lima ratus orang. Penyihir Yotsuba tidaklah
bisa dikalahkan dengan mudah, setiap dari mereka
yang mati setidaknya berhasil membunuh seratus
dua puluh musuh. Genzou bertekad kalau dia
tidak akan membiarkan adanya kematian anggota
keluarganya lagi.
Tidak seperti pemikirannya, tubuhnya tidak
dapat berhenti. Kepala Kunlunfang Institute. Dia
adalah targetnya. Genzou sedang berlari melalui
koridor yang menuju ke sebuah ruang doa. Dan
siapapun yang menghalangi Genzou, baik penyihir
atau tidak, mereka akan kehilangan nyawanya pada
pisau yang sedang dipegang Genzou. Walaupun dia
seharusnya tidak menyadarinya, Genzou merasakan
kalau area kalkulasi sihirnya kepanasan selagi dia
mencapai batasnya. Kalau ini tetap berlanjut, dia
mungkin akan membakar pikirannya. Walau begitu,
tidak mungkin dia akan mundur sekarang.

322
Berada didepan pintu, Genzou tidak
menghentikan langkahnya; tanpa berhenti, dia
terus maju.
Ruangan itu dipenuhi oleh sihir.
Mungkin ada empat orang yang sihirnya sedang
diaktifkan. Sihir itu ialah milik kepala institute itu
dan pekerja-pekerjanya. Saat Genzou bertemu
dengan musuh yang sangat ingin dibunuhnya, sihir
dari mereka yang mencoba melindungi kepala
institute itu menyerang Genzou.
Namun, sihir mereka benar-benar kalah.
Sihir Genzou lebih cepat.
Kemampuan keempat penyihir itu
dan kemampuan Genzou hampir setara.
Mengkesampingkan fakta itu, Genzou sudah satu
sampai dua langkah didepan karena sihirnya sudah
diaktifkan terlebih dahulu.
Genzou tetap memegang pisaunya dan
mengayunkannya seperti sedang mengayunkan
bendera. Seperti yang diduga, serangan itu
mengalahkan mereka berempat dalam sekejap.
Dihadapan ayunan pisau tersebut, mereka
berempat terjatuh, darah yang mengalir dari leher
mereka.
Sihir Genzou adalah ‘Grim Reaper’. Itu adalah
tipe sihir manipulasi pikiran yang menanamkan
gambaran spesifik pada pikiran korbannya.

323
Gambaran itu adalah ‘kematian’. Kepada korbannya
yang telah melihat gambaran itu, tampilan sihir itu
sangat kuat. Tidak peduli walau gambaran pertama
itu tidak masuk akal. Kontak langsung atau tidak
langsung tidak memberikan perbedaan, waktu
dan jarak dan juga pelindung. Selama korban bisa
mengingat gambaran itu, sugesti tersebut bisa
diperkuat seribu kali lipat untuk mempengaruhi diri
mereka.
Selain menghapus ingatan tentang gambaran
itu, tidak ada cara lain untuk menghindarinya.
Musuh-musuh yang bertemu dengan Genzou
langsung melakukan bunuh diri setelahnya. Syarat
agar sihir ‘Grim Reaper’ bisa aktif, adalah dengan
bertemu langsung dengan sang korban. Agar sihir
ini dapat berjalan, Genzou harus melihat musuhnya
dan musuhnya juga harus melihat Genzou. Efek
pertama dari sihir ini adalah menarik seseorang
hingga keambang kematian
Selagi menyesal akan keempat penyihir itu
yang terjadi dengan cepat, Genzou mengangkat
kembali pisaunya. Kepala Institute Dahan,
kepala militer pemerintah Dahan, dan pejabat-
pejabat tinggi Dahan lainnya yang ketakutan
melihat pemandangan itu mendadak meringkuk,
memuntahkan darah dari leher mereka.
(Ini terlalu cepat)

324
Melihat mayat-mayat itu dilantai, Genzou
berbicara sendiri pada dirinya. Setengah tahun
terakhir ini, dia sudah memojokkan mereka sampai
sejauh ini; Genzou percaya diri pada banyaknya
teror yang sudah dibuatnya. Namun, melihat
bagaimana target utamanya mati membuatnya
merasa kalau dia seharusnya membuatnya mati
lebih menyakitkan lagi.
Secara tak terduga.
Dia merasa pusing, Genzou terjatuh.
Dia merasa kesakitan seolah-olah kepalanya
dibelah,
(Bukan…..)
Ditengah-tengah kesakitan yang dirasakannya,
Genzou menduga kalau rasa sakit yang dirasakannya
ini bukan berasal dari tubuhnya, tapi dari pikirannya.
Dia sudah berkali-kali menggunakan ‘Grim
Reaper’ melebihi batas kemampuan pikirannya
menggunakan sihir itu.
(Aku tidak akan bisa kembali lagi ke Jepang.)
Hal itu tidak bisa diketahui. Batas kemampuan
area kalkulasi sihir seseorang tidak bisa diukur
oleh siapapun. Namun, Genzou yakin akan itu. Dia
yang bisa memanipulasi gambaran kematian pada
korbannya merasakan kematian semakin mendekat
kepadanya lebih cepat daripada sebelumnya.

325
Genzou mencoba berdiri dengan tubuhnya yang
gemetaran. Di fasilitas itu, lebih dari seratus orang,
tubuh dari semua pekerja dan penyihir yang bekerja
ditempat itu masih ada.
(Sepertinya aku sudah bisa mengumpulkan
ongkosku untuk menyeberangi Sansu1.)
Genzou menggertakkan giginya lalu tertawa.
(Maafkan aku, Miya, Maya.)
Saat Genzou mencari mangsa selanjutnya, dia
meminta maaf di dalam hatinya kepada kedua putri
tercintanya yang tidak akan bisa dilihatnya lagi.
Dengan ini, pembalasan dendam keluarga
Yotsuba sudah berakhir. Pada akhirnya, hanya
tragedi lah yang tersisa.
Yotsuba Maya kehilangan kemampuannya untuk
mengandung diakibatkan kerusakan tubuh yang
diterimanya. Kemampuan pengobatan regenerasi
saat itu sudah sampai pada titik pembuatan organ
dan transplantasi organ, tapi untuk mengembalikan
kemampuan alaminya sebagai seorang wanita
masih terlalu jauh bagi teknologi saat itu.

1. Sungai dalam mitologi Jepang yang memisahkan alam manusia


dengan alam baka. Tingkat kesulitan menyeberangi sungai ini
ditentukan dari perbuatan orang tersebut selama hidupnya. Pada
upacara pemakaman, biasanya dimasukkan enam keeping koin
pada peti mati seseorang yang dipercaya dapat membayar ongkos
menyeberangi sungai tersebut.

326
Karena ketidakmampuannya untuk mengandung,
keluarga Yotsuba dan Saegusa membatalan
pertunangan Maya dan Kouichi. Saegusa Kouichi
kehilangan mata kanannya dan kekasihnya disaat
yang sama. Untuk Kouchi, dilakukan kloning dan
transplantasi mata untuk mengembalikan matanya.
Namun, Kouichi menolaknya, dia merasa kalau dia
tidak bisa hidup tanpa mengemban luka itu seolah-
olah tidak terjadi apa-apa.
Setelah insiden ini, tubuh Miya melemah
akibat penggunaan sihir manipulasi pikiran yang
berlebihan sebelum dia berumur dua puluh tahun.
Dia berulang kali keluar masuk rumah sakit dan
hidup dibawah perawatan medis selama sepuluh
tahun.
Menanggapi tragedi yang dialami Maya,
keluarga Yotsuba mengeluarkan kebijakan untuk
memberi pengawal kepada anggota keluarga yang
memiliki kemampuan sihir yang unik. Posisi itu tidak
diduduki oleh pengawas biasa yang bekerja demi
uang; pengawal ini bertugas untuk mengorbankan
nyawa mereka demi memenuhi tugas mereka
seumur hidup kepada orang yang mereka lindungi.
Karena itu dibuatlah posisi Guardian.
Mengenai perseteruan rahasia antara Yotsuba
dan Dahan; bagi pihak Yotsuba, Yotsuba telah
kehilangan tiga puluh anggota keluarganya.

327
Dari perang ini, Yotsuba juga kehilangan kepala
keluarganya dan setengah dari kekuatan
bertarungnya.
Di sisi lain, kematian dari pihak Dahan kira-kira
mencapai empat ribu orang. Dengan pengorbanan
tiga puluh orang, keluarga Yotsuba berhasil
membunuh empat ribu orang yang terdiri dari :
menteri kabinet, birokrat kelas tinggi, pekerja,
penyihir, dan juga peneliti; bagi benua Asia, semua
hasil penelitian mereka tentang sihir telah hilang
dihancurkan begitu saja.
Karena dampak kerusakan ini, Dahan mengalami
keruntuhan setelah setahun berjalan dan Great
Asian Alliance bergabung dengannya membentuk
benua Asia.
Bagi Asia Timur, permusuhan antara pihak Utara
dan Selatan sudah menjadi masa lalu; Adapun di
belahan bumi bagian utara, sebuah resolusi perang
dunia sudah ditemukan.
Saat itu adalah akhir dari Perang Dunia III.
Dan diantara pihak-pihak yang mengetahui
kebenaran dari jatuhnya Dahan, Yotsuba ditakuti
sebagai sang ‘Untouchable’. (Untouchable = tak
tersentuh)

328
Kata Penutup

Sekali lagi, aku benar-benar berterima kasih


kepada semuanya yang sudah membaca “Mahouka
Koukou no Rettousei”. Kepada semuanya yang
baru pertama kali membaca, mulai dari sekarang,
aku harap kalian akan tetap membaca karyaku.
Volume kedelapan ini adalah sebuah ‘episode nol’
yang bercerita tentang masa lalu sebuah organisasi.
Cerita pendek “Untouchable”(tak tersentuh) itu
kutulis langsung untuk menjadi pembuka dan
karena itu, ceritanya kubuat pendek. Cerita pendek
itu ternyata ditempatkan di bagian akhir dari volume
ini berdasarkan saran dari editor M Ki-san tapi, tapi
urutan seperti ini membuat hubungan antara Miya
dengan Yotsuba jadi terasa membingungkan.
Ngomong-ngomong, saat aku menyerahkan
naskahnya kepada M Ki-san dan dia berkata
“novel memang seharusnya sepanjang ini”, aku
terkejut mendengar perkataan itu. Mungkin
mengkesampingkan karir singkat mereka. Aku
329
harus memikirkan ulang pendapatku… Selagi
aku mengatakan kalau aku akan memikirkan
ulang pendapatku, aku tidak akan dibatasi untuk
menghasilkan karya yang lebih bagus.
Aku tidak pernah berpikir bahwa ‘semakin
panjang sebuah novel, makin semakin pantas novel
itu untuk dibaca’ walau itu memang benar, tapi ada
saat dimana aku selesai menulis novel dan berakhir
terlalu panjang. Seperti serialisasi majalah Dengeki
Bunko, pertama, aku masih dapat mengontrol
diriku dan menyelesaikannya tidak terlalu panjang,
tapi jika aku tidak membatasinya, aku akan berakhir
dengan menulis semua yang ada dipikiranku.
Contoh bagusnya (atau mungkin buruk, terserah
mana yang lebih cocok) dari masalah ini adalah
audio drama yang dijual bulan ini. Saat aku diberi
kesempatan untuk meminta cerita yang akan
digunakan untuk CD drama, aku berpikir, “aku ingin
menceritakan masa lalu dari cerita Reminiscence”
dan ketika itu disetujui, keinginanku mendapat
“OK” untuk versi drama dan aku rasa mereka pasti
sudah membuat suatu kesalahan. Aku pikir cerita
ini tidak akan berakhir hanya dalam satu volume,
mungkin akan sepanjang tiga sampai empat volume,
dan pemikiranku itu mengabaikan biaya yang telah
dikeluarkan.

330
Untungnya, pada akhirnya itu menjadi sebuah
DVD interaktif tapi mereka membuatku merasa
tegang untuk beberapa saat, maka dari itu aku ingin
meminta maaf.
Namun, aku mendapat bantuan dari semua pihak
yang terlibat, karena itu, kami dapat menghasilkan
sebuah audio drama yang dapat dinikmati oleh para
fans.
Tak kusadari entah bagaimana kata penutup ini
seperti menjadi ajang promosi untuk DVD audio
drama tapi, aku percaya kalau novel ini juga akan
diterima dengan baik. Kepada semua yang membeli
buku ini, aku harap kalian akan merasa ‘tertarik’
dari lubuk hati kalian yang terdalam.
Baiklah kalau begitu, pastikan kalian tetap
menantikan volume selanjutnya, Volume 9 - Visitor
Chapter (I). Terima kasih banyak.

(Satou Tsutomu)

331

Anda mungkin juga menyukai