Anda di halaman 1dari 6

Dosa

Karya : Kusniyati

tumindakku ing donya iki a

ora nguciwake atiku b

jangkahku manut karepku b

ora ana sing bisa nglarang c

nanging saiki a

aku eling a

wis nguciwakake wong tuwa c

aku wis nguciwakake kaluwarga c

dhuh Gusti a

nyuwun pangapura c

ora bekti lan ngkaloni a

prentah-Mu b

dosaku tumpuk undhung b

ngluwihi uripku b

mung siji kakarepanku b

njaluk pangapura-Mu b

1. Ketidaklangsungan ekspresi

a. Creating of meaning (penciptaan arti)


- Persajakan :
Bait 1 : a-b-b-c
Bait 2 : a-a-c-c
Bait 3 : a-c-a-b
Bait 4 : b-b-b-b
- Enjambemen
Bait ke-4 baris ke 4 merupakan penjelasan dari baris ke-3 bait ke-4. Yaitu,
Ora bekti lan nglakoni
Prentah-Mu
Bait ke-4 baris ke-4 merupakan penjelasan dari baris ke-3 bait ke-4. Yaitu,
Mung siji kekarepanku
Njaluk pangapura-Mu
- Tipografi
Pangapura-Mu
Tanda (-) digunakan untuk memberi tahu bahwa kata –Mu disitu bermkna atau
bertujuan untuk Tuhan, nukan ditujukan untuk orang.
b. Distorting of meaning (penggantian arti) :-
c. Displacing of meaning (pemencongan arti) :
- Terdapat gaya bahasa retoris yang digunakan dalam puisi berjudul Dosan ini. Gaya
bahasa retoris yang terdapat dalam puisi ini adalah hiperbola. Ini tampak pada
baitkelima, baris pertama yaitu dosaku tumpuk undung .

2. Pembacaan heuristik hermeniotik


a. Pembacaan heuristik :
- Jangkahku : Langkah kaki pada saat berjalan.
- Prentah : Perintah
b. Pembacaan hermeniotik :
- Jangkahku : kemauan dalam bertindak di dalam kehidupan.
- Prentah : sholat, berdzikir, puasa dan lain-lain.

3. Matriks
Aku (pengarang) menyadari akan kekecewaannya yang telah diperbuat sehingga
menyebabkakn dosa. Tokoh aku memohon ampun kepada Tuhan agar segala dosa-
dosanya diampuni oleh-Nya.

4. Hipogram
Puisi “Dosa” ini sama intinya dengan puisi yang berjudul “Dosa Kambil” karya Zaenal
Arifin. Sama-sama puisi yang berisi seorang tokoh pada puisi tersebut yang meminta
ampun kepada Tuhan atas dosa yang telah diperbuat. Dalm puisi “Dosa”, dosa disebabkan
karena kekecewaan orang tua dan keluarga tokoh yang kecewa terhadap tokoh “aku”.

Dosa Kambil
Akrya : Zaenal Arifin

Kepriye aku a
Yen kadadosan kaya kambil b
Ngadhepi pasiksan kang abot c
Diuntir saka gagange d
Ditibakake saka uwit d
Bareng tekan ngomah e
Kulite dislumbat e
Digepuk a
Dicukili b
Isih kurang trima e
Diparut a
Diperes f
Banjur digodhog c
Dhuh Gusti b
Paringana pangapura e
Aja kaya kambil b
Urip ing neraka e

1. Ketidaklangsungan ekspresi
a. Creating of meaning (Penciptaan arti)
- Persajakan :
Bait 1 : a-b-c
Bait 2 : d-d
Bait 3 :e
Bait 4 : e-a-b
Bait 5 :e
Bait 6 :a-f
Bait 7 : c-b
Bait 8 : e-b-e
- Enjambemen :
Baris kedua pada bait pertama menjelaskan baris pertama bait pertama. Yang
berbunyi,
kepriye aku
yen kadadosan kaya kambil
Baris pertama bait kedua menjelaskan bait pertama baris ketiga. Yang berbunyi,
Ngadhepi pasiksan kang abot
Diuntir saka gagange
Ditibakake saka uwite
Bait keempat baris ke- 1, 2, 3 menjelaskan bait ketiga baris pertama.
Bareng tekan ngomah
Kulite dislumbat
Digepuk
Dicukili
Bait keenam baris kek 1, 2, 3 menjelaskan bait kelima baris pertama.
Isih kurang trima
Diparutdiperes
Banjur digodhog
b. Distorting of meaning (Pengrusaka arti) :-
c. Displacing of meaning (Pemencongan arti)
- Terdapat aliterasi dalam puisi ini, yakni terdapat pada bait pertama, baris kedua
yang berbunyi yen kadadosan kaya kambil.
- Dalam kalimat tersebut terdapat pengulangan konsonan yang sama yaitu k. Hal
itu dapat dibuktikan pada bait pertama baris kedua, yang berbunyi yen kadadosan
kaya kambil.
- Terdapat gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam puisi berjudul “Dosa
Kambil” ini. Gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam puisi ini adalah metafora.
Ini tampak pada bait pertama baris kedua dan bait terakhir baris kedua, yang
berbunyi kaya kambil.
2. Pembacaan heuristik hermeniotik
- Pembacaan heuristik :
a. Kaya kambil : Seperti kelapa
b. Diuntir saka gagange : dipetik dari pohonnya
c. Ditibakake saka uwite : diajtuhkan dari pohonnya
d. Bareng tekan ngomah, kulite dislumbat, digepuk, dicukili : sesampainya di rumah,
kulitnya dibersihkan dari dagingnya, dipukuli, dibuangi kulit kerasnya
e. Isih kurang trima, diparut, diperes, banjur digodhog : jika masih kurang terima,
diparut, diperas, kemudian direbus
- Pembacaan hermeniotik
a. Kaya kambil : banyak proses yang dilalui untuk menghapus segala dosa-dosa
yang telah diperbuat
b. Diuntir sak gagange : dicabut nyawanya
c. Ditibakake saka uwit: dipindahkan dari dunia ke akhirat
d. Bareng tekan ngomah : setelah sampai di akhirat disiksa
e. Isih kurang trima : jika dosa belum terampuni, maka disiksa lebih berat
(dimasukkan ke dalam neraka)

3. Matriks
Penggambaran siksaan di neraka yang seperti perlakuan orang saat mengambil kelapa dari
pohonnya hingga menjadi santan.

4. Hipogram
Dalam puisi yang berjdul “Dosa Kambil” karya Zaenal Arifin, berisi tentang meminta
ampun akan dosa-dosa yang telah diperbuat agar kelak di akhirat tidak diperlakukan
seperti kelapa .

Pasrah

Karya : Ana Suryaningsih

Sajronig wengi a
Wedi marang kang medeni a
Bingung ora anak kang nulung b
Lunga nanging ora kuwasa c
Manungsa bisane nglakoni a
Rasah sambat lan nggresah c
Pasrah lan taat marang Allah c

1. Kertidaklangsungan ekspresi
a. Creatring of meaning (Penciptaan arti) :
- Persajakan :
Bait 1 : a-a-b-c
Bait 2 : a-c-c
b. Distorting of meaning (Penggantian arti) : - :-
c. Displacing of meaning (Pemencongan arti)
- Di sini terdapat pengulangan konsonan yang sama yaitu “ng”, yang dapat dilihat
pada bait pertama baris ketiga yang berbunyi bingung ora ana kang nulung. Selain
itu ada pula konsonan “s” yakni yang terdapat dalam bait kedua baris kedua
bunyinya rasah sambat lan nggresa.

2. Pembacaan heuristik hermeniotik


- Pembacaan heuristik
a. Medeni : menakutkan
b. Lunga : pergi
- Pembacaan hermeniotik
a. Medeni : dosa atau perbuatan buruk yang telah ia perbuat
b. Lunga : tidak bertanggung awab atas dosa-dosa yang ia perbuat (lari dari
tanggung jawab)

3. Matriks
Pengarang yang pasrah terhadap apa saja yang Tuhan berikan kepada-Nya. Karena ia
merasa takut akan segala dosa-dosa yang telah ia perbuat selama di dunia. Sebisa mungkin
ia harus bisa menjalani hidupnya tanpa mengeluh kepada Tuhan.

4. Hipogram
Puisi dengan judul "Pasrah" dan "Nelangsa" tersebut sama2 mengungkapkan perasaan
seorang pengarang yg merasakan kehidupan di dunia. Pada puisi "pasrah" lbh
menggambarkan bahwa manusia di dunia hanya bisa berserah diri kepada Tuhan. Pada
puisi "Nelangsa" lbh menggambarkan bahwa pengarang hidupnya sgt kasihan dan
memohon kekuatan kpd Tuhan.
Nelangsa
Karya : Andi Pri Hantoro

Ngrasakake urip ing alam donya a


Ati iki kaya diiris-iris b
Bapa biyung wis tilar donya a
Awan bengi tansah kelingan a
Nalika bapa dedongengan a
Sedina rasane setaun c
Donya iki wis kiamat rasane d

O, Gusti Rajaning Raja a


Mugi kepareng amleasana a
Aparing tentreming nyawa a
Kawula nyuwun kekuwatan a
Sarta pangayoming swiwi Paduka a

1. Ketidaklangsungan ekspresi
a. Creating of meaning (Penciptaan arti)
- Persajakan :
Bait 1 : a-b-a-a-a-c-d
Bait 2 : a-a-a-a-a
- Enjambemen dalam puisi ini terdapat pada bait kedua baris kelima yang
merupakan lanjutan dari baris keempat. Yang berbunyi kawula nyuwun kekuwatan
sarta pangayoming swiwi Paduka.

b. Distorting of meaning (Pembelokkan arti) :-


c. Displacing of meaning (Pemencongan arti)
Dalam puisi “Nelangsa” karya Andi Pri Hantoro menggunakan beberapa gaya bahasa
retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa retoris yang terdapat dalam puisi tersebut
adalah aliterasi. Ini tampak pada bait pertama, baris keenam, yaitu sedina rasane
setaun. Di sini terdapat pengulangan konsonan yang sama yaitu s. Lalu pada bait kedua
baris keempat, yaitu kawula nyuwun kekuwatan. Di sini terdapat pengulangan
konsonan yang sama yaitu w. Dan terakhir terdapat pada bait kedua baris terakhir, yaitu
sarta pangayoming swiwi Paduka. Di sini terdapat pengulangan konsonan yang sama
yaitu s dan p.

2. Pembacaan heuristik hermeniotik


- Pembacaan heuristik
a. Kaya diiris-iris : seperti diiris-iris
b. Dedongengan : mendongeng atau bercerita
- Pembacaan Hermeniotik
a. Kaya diiris-iris : disakiti
b. Dedongengan : berkata atau menasihati
3. Matriks
Tokoh “Aku” dalam puisi yang meminta kekuatan dan perlindungan kepada Tuhan karena
semenjak sang ayah meninggal dunia ia merasa di dunia itu hanya hidup sendiri dan
merasa kesepian. Ia melewati sehari saja rasanya seperti melewati setahun karena tidak
ada sosok sang ayah lagi di dekatnya.

4. Hipogram

Puisi dengan judul "Pasrah" dan "Nelangsa" tersebut sama2 mengungkapkan perasaan
seorang pengarang yg merasakan kehidupan di dunia. Pada puisi "pasrah" lbh
menggambarkan bahwa manusia di dunia hanya bisa berserah diri kepada Tuhan. Pada
puisi "Nelangsa" lbh menggambarkan bahwa pengarang hidupnya sgt kasihan dan
memohon kekuatan kpd Tuhan.

Daftar Pustaka
Ratnawati, V. Risti. 2010. "Winih Semi" : Antologi Geguritan Bengkel Sastra Jawa.
2002. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai