Anda di halaman 1dari 5

3.10.

High Alert Medication dan LASA (Look Alike Sound Alike)


Menurut Permenkes RI No 1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang keselamatan pasien Rumah sakit, obat-obatan yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event),
obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip
dan kedengarannya mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA). Contohnya:
injeksi atropin sulfat, injeksi dopamine dan injeksi lidocain.
Penataan obat High allert di RSUD Sidoarjo dipisahkan dan
diisolir (bisa menggunakan isolasi warna merah) dengan obat lain
untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat.
Pada obat high allert ditempelkan stiker merah yang bertuliskan
‘High allert’ pada setiap kemasan obat high allert. Obat high allert
jenis larutan pekat selain ditempel stiker warna merah bertuliskan
‘High Allert’, pada setiap kemasan juga ditempelkan stiker
bertuliskan ‘Elektrolit Pekat Harus Diencerkan Sebelum
Digunakan’.
Setiap penggunaan atau pengambilan obat yang termasuk dalam
high alert harus disertai dengan ‘Double Check’ dalam setiap
penggunaanya.Double check harus dilakukan oleh 2 orang yang
berbeda.
LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat- obat yang
memiliki kemiripan dalam bentuk, nama, kemasan, ucapan, etiket
ataupun labeling (WHO, 2007). Penataan obat katagori LASA di
RSUD Sidoarjo diberikan penanda dengan stiker berwarna hijau
bertuliskan ‘LASA’ pada tempat penyimpanan obat dan untuk obat-
obat yang namanya mirip dibuat dengan cara Tall Man Letter
sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya kesalahan pengambilan
obat, dan letak penataan untuk obat LASA diberi jarak dan
dipisahkan satu sama lain.

3.11. Obat Darurat (Emergency Kit)


Obat gawat darurat (emergeny kit) merupakan sebagian dari
obat-obatan yang harus ada dalam persediaan ruangan, obat ini
mutlak harus selalu tersedia di setiap ruangan untuk mengatasi
keadaan gawat darurat yang membutuhkan obat-obatan secara
cepat/ emergency. Obat gawat darurat bersifat life saving yang
diperlukan pada keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan jiwa
atau mencegah terjadinya kematian dan kecacatan seumur hidup
(Hadiani, 2011). Menurut Permenkes 58 tahun 2014, pengelolaan
obat gawat darurat harus menjamin:
a) jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat
emergensi yang telah ditetapkan
b) tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk
kebutuhan lain
c) bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera
diganti
d) dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa
e) dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.
Pengelolaan di RSUD Sidoarjo obat emergency kit harus ada di
ruangan, maupun di unit gawat darurat. Emergency kit disimpan
dalam drug box yang bersegel, dilengkapi dengan daftar obat
emergency dan tanggal expired date serta ditanda tangani oleh
apoteker ruangan, yang juga merupakan tanggung jawab dari
apoteker ruangan masing-masing.

3.12. Pelayanan Sediaan Farmasi di RSUD Sidoarjo


Pelayanan Sediaan Farmasi di RSUD Sidoarjo yang masih
diberikan dalam pelayanan resep, antara lain:
1) Tablet kunyah
Tablet yang dapat dikunyah dan tidak meninggalkan rasa tidak
enak setelah dikunyah. Umumnya digunakan dalam formulasi tablet
untuk anak, vitamin, antasida dan antibiotik tertentu
2) Tablet hisap
Tablet dangan kandungan bahan beraroma dan rasa manis yang
dapat membuat tablet perlahan hancur atau larut di dalam mulut.
Tablet hisap yang dibuat dengan cara tuang dapat disebut pastiles,
sedangkan yang dibuat dengan cara dikempa disebut troches.
3) Suppositoria
Menurut Farmakope Indonesia edisi V suppositoria adalah
sediaan padat dalam berbagai bobot bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh (Farmakope Indonesia, 2014). Macam-macam
sediaan suppositoria, yaitu : Suppositoria rektal, Suppositoria
vaginal, Suppositoria urethral
4) Insulin
Insulin berfungsi untuk membantu proses masuknya glukosa
dari makanan atau sumber nutrisi lain kedalam sel, untuk kemudian
di dalam sel glukosa itu dimetabolisme menjadi tenaga. Apabila
tidak terdapat insulin di dalam darah, maka glukosa akan tetap
berada dalam pembuluh darah yang menyebabkan glukosa dalam
darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini badan akan lemah
karena tidak ada sumber energi didalam sel (Gilman, 2007).
Untuk tujuan terapeutik, dosis dan konsentrasi insulin
dinyatakan dalam unit. Satuan tersebut digunakan ketika sediaan
hormon belum murni dan perlu untuk menstandardisasi sediaan ini
melalui uji hayati. Satu unit insulin setara dengan jumlah yang
dibutuhkan untuk menurunkan konsentrasi glukosa darah pada
kelinci yang berpuasa menjadi 45 mg/dl. Sediaan homogen insulin
manusia mengandung antara 25-30 U/mg (Gilman, 2007).
5) Inhaler
Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke
dalam saluran napas melalui penghisapan. Terapi pemberian ini, saat
ini makin berkembang luas dan banyak dipakai pada pengobatan
penyakit-penyakit saluran napas. Berbagai macam obat seperti
antibiotik, mukolitik, anti inflamasi dan bronkodilator sering
digunakan pada terapi inhalasi. Obat asma inhalasi yang
memungkinkan penghantaran obat langsung ke paru-paru, dimana
saja dan kapan saja akan memudahkan pasien mengatasi keluhan
sesak napas.
6) Tetes Mata
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi
digunakan pada mata dengan cara meneteskan obat pada selaput
lendir mata disekitar kelopak mata atau bola mata. Tetes mata
digunakan untuk menghasilkan efek diagnostik dan terapeutik lokal
dan yang lain untuk merealisasikan kerja farmakologis yang terjadi
setelah berlangsungnya penetrasi bahan obat, dalam jaringan yang
umumnya terdapat disekitar mata (Voight,1994)
7) Salep Mata
Salep mata adalah salep yang digunakan padamata. Pada
pembuatan salep mata harusdiberikan perhatian khusus. Sediaan
dibuat daribahan yang sudah disterilkan dengan perlakuanaseptik
yang ketat serta memenuhi syarat ujisterilitas

Anda mungkin juga menyukai