Anda di halaman 1dari 12

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016

“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif


di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

PENGEMBANGAN MAJALAH BIORE (BIOLOGI REPRODUKSI) SUBMATERI


KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM REPRODUKSI SEBAGAI
SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA SMA/MA

INTAN FAJAR SURYANI DAN SULISTIYAWATI


Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
tiyawati83@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Majalah Biore (Biologi
Reproduksi) submateri kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi sebagai
sumber belajar mandiri siswa SMA/MA dan mengetahui kualitas Majalah Biore
(Biologi Reproduksi) sebagai sumber belajar mandiri. Penelitian ini termasuk
penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation dan Evaluation) tetapi dibatasi pada tahap ADDE. Instrumen
penilaian produk dan respon siswa berupa lembar angket yang terdiri komponen
kelayakan isi/materi, penyajian, dan keterbacaan. Produk dinilai dan dilakukan
validasi oleh ahli materi dan ahli media serta dinilai oleh peer reviewer. Uji terbatas
dilakukan penilaian keterbacaan produk oleh guru biologi dan siswa kelas XI. Data
kualitatif yang diperoleh dari hasil penilaian dikonversi menjadi skor kuantitatif.
Kualitas produk menurut penilaian ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru
biologi dan siswa masing-masing mendapatkan kategori sangat baik (B), sangat baik
(B), sangat baik (SB), sangat baik (SB), dan baik (B) dengan persentase keidealan
masing-masing yaitu 90%, 98,67%, 94,33%, 90,48% dan 80%. Dengan demikian,
majalah Biore (Biologi Reproduksi) layak dan dapat digunakan sebagai sumber
belajar mandiri untuk siswa SMA/MA kelas XI.

Kata Kunci: Majalah Biologi, Sumber Belajar Mandiri, Sistem Reproduksi

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini perkembangan dunia pendidikan semakin pesat, berbagai macam
pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
pendidikan. Berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi
pembelajaran, maupun pelengkapan sarana serta prasarana pendidikan
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru dituntut untuk
membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat
belajar secara optimal baik dalam belajar mandiri maupun dalam pembelajaran
di kelas.
Kelancaran keberlangsungan pelaksanaan pembelajaran memerlukan
kesiapan dari semua aspek diantaranya kesiapan guru, kesiapan siswa, beserta
perangkat pembelajaran yang didalamnya terdapat sumber belajar atau bahan
ajar. Menurut Trianto (2010: 88) keberhasilan pembelajaran sangat bergantung
pada penggunaan sumber belajar maupun media belajar yang dipilih. Sumber
belajar dan bahan ajar yang sesuai dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan yang diamanatkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dimana pada pembelajaran memerlukan perangkat pembelajaran yang tepat.

1
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)siswa dituntut


untuk belajar lebih mandiri sehingga diperlukan pengembangan perangkat-
perangkat yang membantu siswa untuk belajar mandiri. Dengandemikian, guru
dituntut untuk mengembangkan sumber belajar maupun menggunakan sumber
lain yang dapat menyajikan informasi-informasi terkini, misalnya koran, majalah
dan sumber informasi elektronik maupun sumber informasi lainnya (Sanjaya,
2011: 146).
Salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan yaitu majalah.
Menurut Santyasa (2007:13) majalah merupakan media komunikasi masa dalam
bentuk cetak yang berfungsi menyajikan bacaan yang aktual, memuat data
terakhir tentang hal yang menarik perhatian, memperkaya pembendaharaan
pengetahuan, membangkitkan motivasi membaca. Majalah pada konteks ini
adalah majalah biologi yang merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk
memahami materi pelajaran biologi, sekaligus dapat memberikan kesenangan
dalam belajar mata pelajaran biologi. Sebagai sumber belajar, majalah biologi
dapat mendukung pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru
dan memberikan nuansa belajar yang menarik.
Berdasarkan observasiyang dilakukan di MAN Yogyakarta III, didapatkan
informasi bahwa di perpustakaan sendiri belum ada sumber belajar mandiri
berupa majalah biologi di sekolah. Sedangkan sumber belajar yang digunakan
dalam pembelajaran di kelas masih berupa buku paket dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Majalah biologi yang akan dikembangkan memuat materi sistem
reproduksi pada submateri kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi sesuai
dengan kurikulum KTSP.Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran
biologi kelas XI di MAN Yogyakarta III yang dilakukan pada tanggal 22-23
Januari 2015, materi sistem reproduksi merupakan salah satu materi yang
diajarkan pada akhir-akhir semester genap, sehingga terkadang waktu yang
disediakan untuk memberikan materi tersebut sangat terbatas, terlebih pada
submateri kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi yang terkadang hanya
disampaikan secara umum sehingga siswa kurang paham. Siswa sendiri merasa
materi ini sangat menarik namun cukup rumit karena merupakan materi yang
banyak menonjolkan proses yang sulit diamati secara langsung oleh siswa.
Siswa SMA/MA sebagian besar telah memasuki masa pubertas dimana
organ reproduksi siswa secara biologis telah berfungsi dengan baik. Oleh karena
itu, materi tersebut sangat penting, agar siswa dapat mengetahui organ-organ
reproduksi beserta fungsinya. Selain itu, siswa dapat mengetahuikelainan dan
penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi supaya dapat menjaga kebersihan
organ reproduksi agar terhindar dari penyakit. Sehingga untuk membantu siswa
dalam mempelajari dan memahami materi tersebut, diperlukan sumber belajar
yang cukup baik yang dapat digunakan secara mandiri di dalam maupun di luar
kelas.
Pemilihan majalah biologi sebagai sumber belajar mandiri selain
dikarenakan sebagai media informasi bagi siswa, majalah biologi ini diharapkan
dapat membantu siswa dalam memahami materi tersebut karena memiliki
tampilan lebih menarik dan berisi informasi aktual dibandingkan dengan buku-
buku pelajaran pada umumnya. Selain itu, majalah biologi ini memuat konten
kajian keislaman yang berkaitan dengan ilmu biologi. Majalah biologi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan spiritualitas siswa maupun guru, menambah
inovasi dan variasi dari sumber belajar di sekolah serta menambah pengetahuan
siswa tentang materi sistem reproduksi yang begitu dekat dengan kehidupan
siswa.

2
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Hasil penelitian Eko Yuliyanto dan Eli Rohaeti (2013) menunjukkan


bahwa siswa yang menjadi subjek penelitian merespon baik terhadap
majalahkimia yang telah dikembangkan dan memiliki kelayakan materi,
kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa serta gambar yang baik sehingga
majalah kimia layak digunakan sebagai sumber belajar mandiri oleh siswa. Hasil
penelitian Nesya Arantika Dewi (2014) menunjukkan bahwa siswa merespon
dengan baik majalah Green yang dikembangkan pada mata pelajaran biologi.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu diadakan penelitian
pengembangan sumber belajar cetak berupa majalah Biore (Biologi Reproduksi)
yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber belajar mandiri. Majalah ini
memuat materi biologi untuk siswa SMA/MA kelas XI yaitu materi sistem
reproduksi pada submateri kelainan dan penyakit sistem reproduksi. Majalah
Biore (Biologi Reproduksi) yang akan dikembangkan diharapkan dapat menjadi
alat bantu pembelajaran biologi yang dapat memenuhitujuan pembelajaran siswa
SMA/MA kelas XI di MAN Yogyakarta III.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
Development). Menurut Dewi Padmo (2004: 418), terdapat 5 tahap
pengembangan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan
Evaluation (ADDIE). Penelitian pengembangan yang dibatasi hanya pada tahap
Analysis, Design, Development dan Evaluationkarena penelitian hanya dilakukan
sampai pada uji keterbacaan. Subyek penelitian yaitu 1 Ahli Media, 1Ahli Materi,
5peer reviewer, 1 Guru biologi dan 15 siswa MAN Yogyakarta III kelas XI
IPA.Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket yang dikembangkan
berdasarkan aspek-aspek penting penyusunan bahan ajar menurut Pusat
Perbukuan Depdiknas (2003: 4-14) yang telah dimodifikasi.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data
deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Jenis data yang diambil berupa data kualitatif kemudian diubah menjadi data
kuantitatif dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 1.Aturan Pemberian Skor Reviewer.
Keterangan Skor
SK (Sangat Kurang) 1
K (Kurang) 2
C (Cukup) 3
B (Baik) 4
SB (Sangat Baik) 5

Tabel 2.Aturan Pemberian Skor Siswa


Keterangan Skor (Positif) Skor (Negatif)
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5
TS (Tidak Setuju) 2 4
KS (Kurang Setuju) 3 3
S (Setuju) 4 2
SS (Sangat Setuju) 5 1

b. Setelah data terkumpul, skor rata-rata setiap aspek dihitung dengan rumus:

X
 X Keterangan : X = skor rata-rata tiap aspek
n n = jumlah penilai
 X = jumlah skor

3
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

c. Mengubah nilai tiap aspek dalam masing-masing komponen menjadi nilai


kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal, dengan ketentuan
sebagai berikut (Sukardjo, 2008: 83):
Tabel 3.Kriteria Kategori Penilaian Ideal Reviewer.
No. Rentang Skor (i) Kuantitatif Kategori Kulitatif
1. X > Mi+ 1,80 SBi Sangat Baik
2. Mi + 0,60 SBi< X  Mi+ 1,80 SBi Baik
3. Mi - 0,60 SBi< X  Mi+ 0,60 SBi Cukup
4. Mi – 1,80 SBi< X  Mi– 0,60 SBi Kurang
5. X  Mi - 1,80 SBi Sangat Kurang

Tabel 4. Kriteria Kategori Penilaian Ideal Siswa.


No. Rentang Skor (i) Kuantitatif Kategori Kulitatif
1. X > Mi+ 1,80 SBi Sangat Setuju
2. Mi + 0,60 SBi< X  Mi+ 1,80 SBi Setuju
3. Mi - 0,60 SBi< X  Mi+ 0,60 SBi Kurang Setuju
4. Mi – 1,80 SBi< X  Mi– 0,60 SBi Tidak Setuju
5. X  Mi - 1,80 SBi Sangat Tidak Setuju

Keterangan : X = Skor rata-rata


Mi = Rata-rata ideal
SBi = Simpangan baku ideal
Mi = ½ x (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SBi = (½) x (1/3) x (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Skor tertinggi ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
Skor terendah ideal = ∑ butir kriteria x skor terendah
d. Data yang diperoleh kemudian dipersentasekan dalam bentuk diagram
column. Hasil persentase diperoleh dengan cara menghitung rata-rata
jawaban berdasarkan instrumen penilaian menurut para ahli, peer reviewer,
guru biologi dan siswa.
𝑠𝑘𝑜𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
Persentase = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
e. Skor kemudian dikonversi dalam tabel untuk mengetahui kelayakan produk:
Interval Kategori
81%-100% Sangat Baik
61%-80% Baik
41%-60% Sedang
21%-40% Kurang
0%-20% Sangat Kurang

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian pengembangan yang pertama adalah tersusun Majalah
Biore untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Majalah Biore ini berisi 8 rubrik yaitu
Sesisi (Sekilas tentang Sistem Reproduksi), BioEdu, Mitos, Kelainan dan
Penyakit, Kajian Islam, Kisah Nabi, Komik, Find Word!, TTS. Pada masing-
masing rubrik berisi pembahasan yang berbeda-beda misalnya pada Sesisi
membahas tentang penjelasan singkat mengenai sistem reproduksi.Sedangkan,

4
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

pada Kelainan dan Penyakit berisi tentang beberapa kelainan dan penyakit pada
sistem reproduksi.
Hasil penelitian yang kedua adalah kualitas majalah Biore berdasarkan
penilaian reviewer I yang terdiri dari 1 ahli materi, 1 ahli media, 5 orang
mahasiswa pendidikan biologi dan reviewer II yang terdiri dari 1 guru biologi
dan 15 orang siswa MAN Yogyakarta III. Berikut ini disajikan rekapitulasi
penilaian dari ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru dan siswa pada tabel
berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi Penilaian dari reviewer.
Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kebermanfaatan
% Nilai % Nilai % Nilai % Nilai
Ahli Materi 90 SB - - - - - -
Ahli Media - - - - 98,67 SB - -
Peer reviewer 90,85 SB 95 SB 97,14 SB - -
Guru Biologi 91,43 SB 100 SB 80 B - -
Siswa - - 80,65 B 80,15 B 78,67 B
Rata-rata tiap 90,76 SB 91,88 SB 88,99 SB 78,67 B
aspek
Total rata-rata 87,58 (SB)
a. Hasil penilaian majalah Biore oleh ahli materi, ahli media, peer reviewer
dan guru.
Kualitas majalah Biore diperoleh dari persentase kriteria penilaian.
Persentase penilaian, yaitu sangat baik (SB), dari penilaian reviewer (ahli
materi, ahli media, peer reviewer dan guru) ditampilkan pada Gambar 1
sebagai berikut:
120
Persentase Penilaian

100
80
60
Kelayakan Materi/Isi
40
20 Kebahasaan
0 Penyajian
Ahli Ahli Media Peer Guru
Materi Reviewer
Reviewer

Gambar 1. Diagram Hasil Penilaian Majalah Biore oleh Ahli Materi, Ahli
Media, Peer Reviewer dan Guru

b. Hasil Penilaian Kualitas Majalah Biore oleh Siswa


Siswa memberikan penilaian pada aspek kebahasaan, penyajian dan
kebermanfaatan majalah Biore. Hasil penilaian siswa terhadap majalah
Biore yang telahdisusun disajikan dalam Gambar 2 sebagai berikut:

5
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

81
80.5

Persentase Penilaian
80
79.5 Penyajian
79 Kebahasaan
78.5 Kebermanfaatan
78
77.5
Siswa

Gambar 2. Diagram Hasil Penilaian Majalah Biore oleh Siswa

2. Pembahasan
Penelitian pengembangan majalah Biore yang dilakukan menggunakan
model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and
Evaluation)akan tetapi dibatasi pada ADDE (Analysis, Design, Development, and
Evaluation). Penelitian ini terbatas pada penyusunan majalah Biore dan sampai
uji keterbacaannya saja. Tahap pengembangan majalah Biore yang pertama
adalah analisis (Analysis). Pada tahap ini ada beberapa analisis yang dilakukan
yaitu analisis kompetensi, analisis karakteristiksiswa dan analisis instruksional.
Tahap pengembangan majalah Biore yang kedua adalah perencanaan (Design).
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun kerangka struktur
majalah, penentuan sistematika atau urutan penyajian materi. Majalah Biore
terdiri atas delapan rubrik yang terdiri atas Sesisi (Sekilas tentang Sistem
Reproduksi), BioEdu, Mitos, Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi,
Kajian Islam, Kisah Nabi, Komik, Find Word!, TTS.
Tahap yang dilakukan setelah desain majalah Biore disusun adalah
pengembangan atau pembuatan produk (Development). Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini yakni pra penulisan dan penyuntingan. Pada kegiatan pra penulisan
dilakukan dengan mengumpulkan referensi/sumber pustaka dari berbagai
sumber. Penulisan draf majalah Biore sesuai dengan kerangka yang telah disusun.
Kegiatan berikutnya yaitu penyuntingan (review dan edit) oleh dosen
pembimbing, ahli materi, ahli media, peer reviewer seingga diperoleh perbaikan
atau revisi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh masukan guna penyempurnaan
produk. Revisi dilakukan seperlunya dan dilakukan sesuai masukan dari
penyuntingan.
Tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi (Evaluation). Hasil revisi
diujicobakan secara terbatas pada guru biologi dan 15 siswa MAN Yogyakarta
III. Penilaian guru dan siswa sebagai calon pengguna majalah Biore dievaluasi.
Tahap evaluasi tidak hanya dilakukan di akhir penelitian saja, tetapi dilakukan
pada setiap tahap penelitian yaitu pada tahap Analysis, Design, dan Development.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam penelitian pengembangan
majalah Biore ini. Selain kendala biaya karena proses pencetakan majalah Biore
membutuhkan biaya yang besar untuk mendapatkan hasil cetak yang baik dan
kendala waktu karena pembuatan dan penilaian produk membutuhkan waktu
yang relatif lama, peneliti juga menghadapi kendala dalam menyusun layout
karena layout merupakan unsur penting dalam menyusun majalah dan merupakan
bagian tersulit karena terbatasnya kemampuan peneliti dalam bidang desain
khususnya mendesain tampilan dalam majalah Biore.

6
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Hal yang sama dinyatakan dalam hasil seminar yang dilakukan oleh Betty
Gama, dkk (2011: 213) yang menyatakan bahwa terdapat beberapa kendala yang
biasanya dihadapi dalam menyusun majalah, seperti;
a. Kendala dalam teknik penulisan materi. Teknik penulisan materi merupakan
salah satu unsur dalam menyusun majalah dan memerlukan keterampilan
menulis agar materi yang disajikan lebih menarik.
b. Kendala teknik layout yang merupakan bagian tersulit dalam penerbitan
majalah karena hasilnya turut menentukan karakter dan kualitas majalah
tersebut.
Peneliti berusaha untuk mengatasi kendala yang ada diantaranya, dengan
memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk melakukan penilaian, belajar dan
meminta bantuan kepada orang yang lebih memahami desain tampilan, serta
mengedit kembali sesuai dengan masukan-masukan yang telah diberikan.
Kualitas majalah Biore untuk siswa SMA/MA kelas XI diukur dengan
menggunakan instrumen penilaian berupa angket tentang kualitas majalah Biore.
Penilaian kulaitas majalah terdiri dari komponen kelayakan materi/isi,
kebahasaan dan penyajian. Instrumen yang digunakan oleh para reviewer
berbeda. Instrumen penilaian ahli materi dikhususkan pada komponen kelayakan
materi/isi. Instrumen penilaian ahli media dikhususkan pada komponen
penyajian. Instrumen penilaian peer reviewer dan guru adalah komponen
kelayakan materi/isi, kebahasaan dan penyajian. Namun demikian, ada kriteria
penilaian untuk ahli materi, ahli media, peer reviewer, dan guru yang terdiri dari
SB (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), K (Kurang), dan SK (Sangat Kurang).
1) Komponen Kelayakan Materi/Isi
Komponen kelayakan materi yang dinilai oleh ahli materi termasuk
kategoriSangat Baik (SB) dengan persentase sebesar 90%. Penilaian
menurut peer reviewer untuk komponen kelayakan materi/isi adalah 90,85%
yaitu penilaian dengan kriteria Sangat Baik (SB).Penilaian menurut guru
biologi untuk komponen kelayakan materi/isi adalah 91,43% yaitu penilaian
dengan kriteria Sangat Baik (SB).
Berdasarkan penilaian tersebut, majalah yang disusun cukup sesuai
dengan indikator yang ada karena materi yang tercantum di dalam majalah
berasal dari berbagai sumber yang relevan. Materi dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari misalnya mitos-mitos yang berkembang dimasyarakat
tentang menstruasi dan kelainan serta penyakit pada sistem
reproduksi.Materi memiliki kualitas yang cukup baik dilihat dari segi
materi/isi yaitu dalam hal cakupan dan akurasi materi, kemutakhiran materi
dan contoh-contoh yang disajikan, penggunaan notasi, simbol dan satuan
sudah baik.
Hal tersebut didukung oleh Nur (2012) yang menyatakan bahwa untuk
memilih buku teks pelajaran perlu mempertimbangkan isi buku mencakup
ketepatan konsep, keaktualan informasi, kesesuaian contoh, dan keluasan
serta kedalaman materi.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) kelayakan isi
dalam menilai kriteria kualitas penulisan buku teksmeliputi beberapa aspek
yaitu:
a) Kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD).Buku teks yang baik seharusnya berisi materi yang
mendukung tercapainya SK (Standar Kompetensi) dan KD
(Kompetensi Dasar) dari mata pelajaran tersebut.Selanjutnya materi
yang disajikan sesuai dengan tingkat pendidikan siswa.

7
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

b) Kesesuaian materi dengan kurikulum. Buku teks yang memenuhi syarat


kriteria kelayakan haruslah sesuai dengan kurikulum yang berlaku
(Kurikulum 2006/KTSP).
c) Keakuratan materi. Keakuratan materi dalam kriteria kualitas buku teks
meliputi keakuratan wacana, diagram, gambar, contoh, konsep maupun
teori.Materi yang disajikan dalam buku teks harus sesuai dengan
kenyataan, tidak dibuat-buat dan efisien untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Hal ini dapat terlihat dengan adanya sumber yang
jelas dan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Keakuratan teori dan
konsepterlihat dalam penggunaan materi yang tepat sesuai dengan
fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan keambiguan.
d) Kemutakhiran materi. Materi dalam buku teks haruslah mutakhir,
mengikuti kurikulum yang berlaku. Hal ini berarti materi ataupun
contoh yang disajikan haruslah up to date. Gambar, diagram dan
ilustrasi diutamakan yang aktual. Contoh dan kasus yang disajikan
sesuai dengan situasi serta kondisi.
e) Mendorong keingintahuan. Materi yang baik harus dapat
menumbuhkan keingintahuan serta kreatifitas siswa. Hal ini dapat
terlihat dari metode dalam pemilihan judul semenarik mungkin
sehingga dapat mendorong keingintahuan siswa.
2) Komponen Penyajian
Komponen penyajian yang dinilai oleh ahli media memperoleh
98,67% yaitu kriteria Sangat Baik (SB). Penilaian untuk komponen
penyajian oleh peer reviewer adalah 97,14% yaitu kriteria Sangat Baik (SB).
Penilaian untuk komponen penyajian adalah 80% yaitu kriteria Baik (B).
Komponen penyajian mendapatkan penilaian yang baik karena desain
majalah cukup menarik dan semua referensi dicantumkan sumbernya.
Sistematika penyajian materi dalam setiap bab konsisten dan komponen
pendukung penyajian materi digunakan secara tepat.
Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Teknik
penyajianmerupakan faktor penentu kualitas suatu buku teks, meliputi: a)
Sistematika sajian dalam bab harus konsisten; b) Keruntutan konsepdalam
penyajian buku teks berhubungan dengan penyajian konsep disajikan secara
runtut mulai dari yang mudah ke sukar, dari yang konkret ke abstrak dan dari
yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum
dikenal. Materi bagian sebelumnya bisa membantu pemahaman materi pada
bagian selanjutnya.
3) Komponen Kebahasaan
Komponen kebahasaan yang dinilai oleh peer
reviewermemperoleh95% yaitu kriteria Sangat Baik (SB).Penilaian untuk
komponen kebahasaan yang dinilai oleh guru biologi adalah 100% yaitu
kriteria Sangat Baik (SB).Materi yang disajikan dalam majalah mudah
dipahami dan menggunakan bahasaIndonesia yang baik dan benar,
komunikatif dan sesuai dengan perkembangan siswa serta penggunaan
notasi, simbol dan satuan yang cukup baik.
Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) kriteria
kualitas komponen kebahasaan meliputi: a)bahasa yang digunakan haruslah
lugas(apa adanya), tidak berbelit-belit, hanya mencantumkan penjabaran
materi yang pokok, penting, dan yang perlu saja; b) menggunakan bahasa
yang komunikatif, sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh
siswa; c) menggunakan bahasa yang dialogis dan interaktif yang dapat
memotivasi siswa, membangkitkan rasa senang ketika siswa membacanya

8
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas; d)


bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa; e) bahasa yang digunakan haruslah memperhatikan kaidah
Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan pedoman ejaan yang
disempurnakan, dan KBBI; f) penggunaan istilah dan penggambaran simbol
atau ikon yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian
dalam buku.
Menurut H.M. Abdul Hamid dkk, (2008: 102) penggunaan bahasa
dalam pengembangan sumber belajar berkaitan dengan pemilihan ragam
bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan
paragraf yang bermakna. Bahasa yang digunakan dalam majalah ini
merupakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan
sumber belajar yang baik seharusnya mampu mendorong dan memotivasi
siswa untuk membaca, serta dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk
melakukan eksplorasi lebih lanjut tentang topik yang dipelajarinya.
Penggunaan bahasa komunikatif dalam sumber beajar akan membuat siswa
merasa seolah-olah berinteraksi dengan gurunya sendiri melalui materi-
materi yang dituangkan dalam sumber belajar.
3. Kualitas majalah Biore berdasarkan penilaian siswa
Penilaian terhadap majalah Biore oleh 15 siswa kelas XI MAN Yogyakarta
III dilakukan dengan cara yang sama sebagaimana penilaian oleh reviewer
sebelumnya, namun instrumen penilaian yang digunakan berbeda. Instrumen
penilaian terdiri dari 3 komponen penilaian yaitu komponen penyajian,
komponen kebahasaan dan komponen kebermanfaatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh penilaian
siswa sebesar 80% termasuk dalam kategori Setuju (S), sehingga setelah
dikonversi dapat dikatakan bahwa kualitas majalah Biore menurut siswa adalah
Baik (B). Siswa setuju bahwa materi yang disajikan dapat menambah wawasan
siswa dan dapat meningkatkan motivasi belajar.Majalah Biore disertai informasi
penting mengenai kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi untuk
menambah wawasan siswa.Selain itu, bahasa yang digunakan mudah dipahami
dan cukup komunikatif.Materi disajikan dengan menarik karena warna dan
gambar ditampilkan dengan komposisi yang sesuai dengan uraian materi.
Penyusunan majalah Biore ini memperhatikan karakteristik dan prinsip-
prinsip penyusunannya sehingga dihasilkan majalah yang berkualitas.
Berdasarkan penilaian dari 1 ahli materi, 1 ahli media, 5 peer reviewer, 1 guru
dan 15 siswa MAN Yogyakarta III, majalah ini sudah mencakup kriteria-kriteria
penilaian sumber belajar yang baik. Menurut Reny dan Sulistiowati (2010: 97)
komponen penilaian yang telah mendapat nilai sangat baik dan baik tidak
memerlukan revisi sehingga produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak
untuk digunakan. Pemanfaatan sumber belajar akan dapat membantu dan
memberikan kesempatan siswa berpartisipasi memberikan pengalaman belajar
yang konkret, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan dapat
membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa (Kasrina dkk, 2012: 36).
Kelebihan majalah Biore yang dikembangkan diantaranya;
a. Majalah dilengkapi gambar-gambar pada setiap materi yang disajikan dan
mempunyai desain yang menarik dan mempunyai kualitas visual yang baik.
b. Berisi informasi-informasi aktual mengenai kelainan dan penyakit pada
sistem reproduksi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa.
c. Majalah Biore ini mudah dibawa kemana-mana, sehingga siswa dapat
belajar dimana saja sesuai yang diinginkan.

9
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

d. Majalah Biore ini juga selain berisi kajian keilmuan juga dikaitkan dengan
kajian keislaman.
Menurut M. Ali dalam Asfuriyah (2015: 741) beberapa kelebihan majalah
biologi sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut;
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Meskipun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai topik
yang disajikan,
b. Siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis melalui pengulangan
materi yang disajikan,
c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik dan memperlancar
pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, yakni verbal dan
visual,
d. Berisi informasi yang bersifat aplikatif sesuai dengan perkembangan dan
temuan-temuan baru, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi
siswa.
Selain memiliki kelebihan, majalah ini juga memiliki keterbatasan
diantaranya: a) Majalah Biore hanya membahas materi kelainan dan penyakit
pada sistem reproduksi saja, b) isi majalah Biore ini masih terdapat pemenggalan
imbuhan, kalimat, atau kata yang kurang tepat.

C. KESIMPULAN
1. Majalah Biore untuk siswa SMA/MA kelas XI dapat dikembangkan dengan
menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation,
and Evaluation).
2. Kualitas majalah Biore yang telah dikembangkan berdasarkan hasil penilaian tiap
aspek oleh ahli materi, ahli media, peer reviewer, guru dan siswa telah memenuhi
kriteria kualitas majalah yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran
biologi.

10
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa: Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Asfuriyah, Siti dan Murbangun N. 2015. Pengembangan Majalah Sains Berbasis


Contextual Learning Pada Tema Pemanasan Global Untuk Meningkatkan Minat
Belajar Siswa. Unnes Science Education Journal vol.4 no.1: 739-746.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Dewi, Nesya A. 2014.Pengembangan Majalah Green sebagai Media Pembelajaran Biologi


pada Materi Sistem Reproduksi Manusia untuk Siswa Kelas XI IPA
SMA.JUPEMASI-PBIO.vol.1 no.1: 155-157.

Gama, Betty. 2011. Diklat Jurnalistik dan Motivasi Mengelola Majalah Sekolah Mediasi
pada OSIS SMA Negeri 1 Tawangsari Sukoharjo. Seminar Hasil Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat. LPPM Univet Bantara Sukoharjo.

H. M. Abdul Hamid, MA dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang
Press.

Kasrina, dkk. 2012. Ragam Jenis Mikroalga di Air Tawar Kelurahan Bentiring Permai Kota
Bengkulu sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA. Jurnal Exacta. vol.
10: 36-44.

Nur, F. 2012. Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran Sains Kelas V SD pada
Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan. Jurnal Penelitian
Pendidikan. vol. 13 no.1: 67-78.

Oktaviany, Reny Eka dan Sulistiowati. 2010. Pengembangan Media Komputer


Pembelajaran tentang Arah Mata Angin Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas III SD
Darul Ilmi Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan. vol.10 no.2: 88-100

Padmo, Dewi, Tian Belawati, dan Purwanto. 2004. Peningkatan Kualitas Belajar Melalui
Teknologi Pembelajaran.Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pendidikan.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Santyasa, I Wayan. 2007.Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Makalah disajikan


dalam Workshop Media Pembelajran bagi guru-guru SMA N Banjar Angkan.
Universitas Pendidikan Ganesha.

Sukardjo, dan Lis Permana Sari. 2008. Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta: UNY.

Sutiman, dan Eli Rohaeti. 2007. Teknologi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: UNY.

11
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Tim Penyusun Kamus Besar BahasaIndonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya


dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Yulianto, Eko dan Eli R. 2013. Pengembangan Majalah Kimia untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa Kelas X SMA N 1 Mlati. Jurnal
Pendidikan Sains. Universitas Muhammadiyah Semarang. vol. 1 no.1.

12

Anda mungkin juga menyukai