Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Modul Pengayaan ....

(Andi Joko Purnomo) 155

PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN ARCHAEBACTERIA DAN


EUBACTERIA KELAS X BERDASARKAN PENELITIAN BAKTERI
PENGHASIL ENZIM KITINASE
DEVELOPMENT OF ARCHAEBACTERIA AND EUBACTERIA MODULE FOR X CLASS BASED
ON CHITINASE ENZYME PRODUCING BACTERIA RESEARCH

Oleh: Andi Joko Purnomo, Universitas Negeri Yogyakarta


jokomomo121@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui potensi hasil penelitian Bakteri Penghasil Enzim Kitinase dari Guano
Kelelawar serta Potensinya dalam Menghambat Kapang Colletotrichum sp. sebagai sumber belajar Biologi dan
mengetahui kualitas modul pengayaan materi Archaebacteria dan Eubacteria untuk kelas X SMA berdasarkan
penelitian tersebut. Penelitian merupakan penelitian pengembangan dengan modifikasi model ADDIE.
Implementasi dilakukan secara terbatas kepada 2 guru biologi dan 10 peserta didik kelas X MAN 1 Yogyakarta,
kemudian dilakukan penilaian untuk mengetahui kualitas modul pengayaan. Data nilai kualitas yang diperoleh data
kualitatif diolah menjadi skor. Hasil review modul oleh dosen ahli materi menunjukan 78% materi di dalam modul
benar sedangkan 22% salah. Hasil review modul oleh dosen ahli media termasuk dalam kategori 50 % sangat baik
dan 50% baik, sedangkan menurut guru Biologi termasuk kedalam kategori baik dan menurut siswa termasuk
dalam kategori sangat baik. Keseluruhan hasil menunjukkan bahwa modul pengayaan bakteri kitinase layak
digunakan sebagai bahan ajar dalam program pengayaan bagi siswa kelas X SMA

Kata kunci: pengembangan, modul pengayaan, bakteri kitinase

Abstract
This research conducted to knew the potency of “Chitinase Enzyme Producing Bacteria from Bat’s Guano
and It’s Potency to Inhibit Colletotrichum sp.” finding research became enrichment module as a new source for
study Biology and to knew the quality of this Archaebacteria and Eubacteria module for High School Students
Grade X. This research is a developmental research using ADDIE model modification. The implemetation of this
modul was done to Biology teachers (2 person) and 10 students from High School of MAN 1 Yogyakarta. Data
collection then rated to knew the quality of this enrichment module. The data collection was in qualitative form,
then processed became score form. The result of this research by material experts showed that 78% material are
right and 22% material are false. The appropriateness of module based on media experts showed that 50% are
very good and 50% are good. Based on Biology teachers, showed that this module include on good category and
from the students it showed on very good category. From all of the results, its showed that Chitinase Producing
Bacteria module is suitable as study material on enrichment program for student grade X of Senior High School.

Keywords: development, enrichment module, chitinase enzyme producing bacteria

PENDAHULUAN mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad


Kurikulum adalah seperangkat rencana 21. Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai baik melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
(Amirin et al, 2011 : 37). menerima materi pelajaran.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum Kondisi pembelajaran yang sering terjadi
berbasis kompetensi yang dirancang untuk saat ini adalah guru hanya memberikan program
156 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017
pengayaan bagi peserta didik yang belum tuntas sekolah sarana dan prasarana kurang mendukung
KKM tetapi tidak memberikan program untuk melakukan pengamatan sehingga peserta
pengayaan bagi peserta didik yang sudah tuntas didik membutuhkan modul untuk mempermudah
KKM. Guru memiliki berbagai alasan dengan mempelajari Arcahebacteria dan Eubacteria.
tidak memberikan program pengayaan, Hasil penelitian “Isolasi dan karakterisasi
diantaranya kurangnya waktu yang tersedia untuk bakteri penghasil enzim kitinase dari guano
mengadakan program pengayaan dan masih kelelawar serta potensinya dalam menghambat
terbatasnya bahan ajar yang digunakan untuk pertumbuhan kapang Colletotrichum sp penyebab
program pengayaan. penyakit antraknosa pada tanaman cabai secara in
Menurut Suryobroto (2002:109-110) vitro” (Heny Rahmawati, 2015) dapat digunakan
tujuan dari kegiatan pengayaan adalah untuk menambah pengetahuan peserta didik
memperdalam ataupun memperluas konsep yang mengenai materi Archaebacteria dan Eubacteria.
telah dipelajari, menambah beberapa kegiatan Setelah melakukan analisis terhadap hasil
yang belum terdapat dalam pelajaran pokok dan penelitian yang dilakukan Heny Rahmawati
memotivasi, menarik dan menantang peserta diperoleh beberapa informasi. Informasi tersebut
didik untuk memperoleh pengetahuan tambahan. mengenai karakter bakteri penghasil enzim
Dalam proses pembelajaran perlu adanya kitinase, metode penumbuhan, habitat, hasil
program pengayaan untuk memperluas dan pertumbuhan bakteri sebagai penghasil enzim
memperdalam pengetahuan peserta didik. kitinase, serta kemampuan bakteri penghasil
Modul pembelajaran adalah bahan ajar enzim kitinase dalam menghambat penyakit
yang disusun secara sistematis dan menarik yang antraknosa yang disebabkan oleh kapang
mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang Colletotrichum sp. Penelitian ini berpotensi untuk
dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai dapat dikembangkan menjadi modul pengayaan.
kompetensi yang diharapkan. Modul juga dapat Bakteri penghasil enzim kitinase belum
digunakan sesuai dengan kecepatan belajar termuat dalam buku pembelajaran SMA,
peserta didik dengan pengertian tersebut maka sehingga materi ini dapat digunakan untuk
modul yang baik memiliki lima karakteristik, mengembangkan pengetahuan peserta didik
yaitu self instruction, self contained, stand alone, mengenai bakteri penghasil enzim kitinase.
adaptive, dan user friendly (Depdikbud, 2008a; Tujuan pengembangan modul untuk
Depdikbud, 2008b; Prastowo, 2013). Sehingga membantu guru dalam menyediakan sumber
modul ini dapat menjadi salah satu sumber belajar belajar guna memperkaya pengetahuan peserta
untuk dilakukannya program pengayaan. didik mengenai materi Archaebacteria dan
Salah satu materi dalam pembelajaran Eubacteria. Modul pengayaan diperuntukan bagi
SMA kelas X adalah materi Archaebacteria dan peserta didik kelas X yang telah lulus Kriteria
Eubacteria. Peserta didik kesulitan dalam Ketuntasan Minimal (KKM) Archaebacteria dan
mengobservasi Archaebacteria dan Eubacteria Eubacteria. Modul pengayaan ini dapat
karena sifatnya yang makroskopis. Di beberapa memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara
Pengembangan Modul Pengayaan .... (Andi Joko Purnomo) 157
andiri dalam memperkaya pengetahuan mengenai media pembelajaran Biologi lainnya yang
bakteri penghasil enzim kitinase, sehingga berjumlah 2 orang.
program pengayaan menjadi efektif dan efisien 3. Guru mata pelajaran yang ditunjuk untuk
meskipun tanpa didampingi oleh guru. memberikan tanggapan mengenai kelayakan
METODE PENELITIAN modul ini adalah guru mata pelajaran Biologi di

Desain Penelitian MAN 1 Yogyakarta yang berjumlah 2 orang.


Penelitian ini merupakan penelitian dan 4. Siswa yang ditunjuk untuk memberikan
pengambangan atau R&D (Research and tanggapan mengenai kelayakan modul ini adalah
Development). Tujuan dari penelitian R&D siswa kelas X MAN 1 Yogyakarta yang
adalah untuk menghasilkan produk tertentu, berjumlah 10 orang.
menguji keefektivan produk tertentu. Penelitian Objek penelitian adalah modul pengayaan
ini menghasilkan sumber belajar biologi berupa yang telah disusun.
modul pengayaan Archaebacteria dan
Eubacteria. Data yang didapatkan dari penelitian Prosedur

tersebut diseleksi untuk disesuaikan dengan KI Langkah penyusunan bahan ajar


dan KD biologi materi Archaebacteria dan berdasarkan model ADDIE:
Eubacteria kelas X. Model pengembangan yang A. Analisis
digunakan dalam Pengembangan modul 1. Analisis Potensi Hasil Penelitian sebagai
pengayaan ini adalah model ADDIE yaitu Sumber Belajar. Data hasil penelitian
Analysis, Design, Development, dianalisis sesuai dengan prosedur
Implementation dan Evaluation (Paidi, 2012: 56- pemanfaatan hasil penelitian sebagai
58, Dewi, 2004: 418-423). Produk kemudian diuji sumber belajar (Suhardi, 2008: 14)
coba secara terbatas untuk menentukan kualitas melalui prosedur identifikasi proses dan
modul. produk, seleksi dan modifikasi hasil

Waktu dan Tempat Penelitian penelitian serta penerapan dan


Uji coba terbatas modul dilaksanakan pengembangan hasil penelitian sebagai
pada bulan Deember 2016-Januari2017 di MAN sumber belajar biologi.
I Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Analisis karakteristik siswa Kondisi siswa
Subjek dan Objek Penelitian yang dianalisis adalah kemampuan awal
Subjek Penelitian terdiri atas: siswa dan kesanggupan belajar siswa
1. Ahli materi yang ditunjuk sebaga reviewer SMA kelas X semester 1.
modul adalah dosen Biologi yang ahli dalam 3. Analisis kompetensi (Analisis kurikulum)
bidang Mikrobiologi dan Enzimologiyang Analisis ini dilakukan terhadap kurikulum
berjumlah 2 orang. yang ada dengan mengidentifikasi
2. Ahli media yang ditunjuk sebagaireviewer kompetensi baik Kompetensi Inti maupun
modul adalah dosen Biologi yang ahli dalam Kompetensi Dasar untuk memahami
bidang perancangan/penyusunan modul dan
158 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017
kedalaman dan keluasan kompetensi yang melibatkan guru Biologi dan siwa
dikembangkan. SMA kelas X.
4. Analisis instruksional pembelajaran 6. Revisi 2 Hasil evaluasi dari uji coba
Analisis ini merupakan analisis materi terbatas yang melibatkan guru Biologi
yang akan dimuat di dalam modul beserta dan siswa digunakan sebagai acuan
indikator-indikator pencapaian untuk memperbaiki kekurangan yang
pembelajaran yang diharapkan. terdapat dalam modul sehingga akan
B. Desain dihasilkan produk akhir modul.
Tahap desain merupakan proses Intrumen
penyusunan dan pengorganisasian materi 1. Lembar angket kelayakan modul
pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub untuk ahli materi, terdiri dari kolom
kompetensi menjadi satu kesatuan yang pembenaran konsep-konsep yang
sistematis. Tahap ini meliputi penyusunan disajikan dalam modul.
kerangka modul, sistematika penulisan 2. Lembar angket kelayakan modul
modul, intrumen penilaian kelayakan produk untuk ahli media, berisi penilaian
dan alat evaluasi kelayakan modul ditinjau dari aspek
C. Pengembangan penyajian, keterbacaan, dan kualitas
Tahap pengembangan terdiri atas interaksi dengan menggunakan
enam langkah, yaitu: skalalikert.
1. Pra penulisan Tahap ini dilakukan 3. Lembar angket kelayakan modul
dengan mengkaji hasil penelitian dan untuk guru biologi, berisi penilaian
referensi yang relevan dengan materi modul ditinjau dari aspek kesesuaian
Langkah Isoalasi dan Identifikasi dengan Kurikulum 2013, kelengkapan
Bakteri Penghasil Enzim Kitinase dan materi, penyajian, keterbacaan, dan
penyusunan modul. kualitas interaksi dengan
2. Penulisan draft Penyusunan draft menggunakan skala likert.
dilakukan berdasarkan kerangka yang Validasi Instrumen Penelitian
telah disusun. Validasi instrumen penelitian ini
3. Penyuntingan 1 Penyuntingan dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen
dilakukan oleh dosen yang relevan yang telah disusun kepada dosen pembimbing
yaitu dosen ahli materi dan ahli media. skripsi yang bertindak sebagai ahli (expert
4. Revisi 1 Hasil penilaian dari dosen judgement) sehingga hasilnya instrumen tersebut
ahli media dan ahli materi selanjutnya dapat dianggap valid dan siap digunakan untuk
digunakan sebagai acuan untuk mengumpulkan data penelitian.
merivisi modul. Teknik Analisis Data
5. Uji coba terbatas pada guru dan siswa Data hasil validasi dan revisi selanjutnya
Uji coba terbatas dilakukan dengan dianalisis dengan statistika deskripstif. Data hasil
Pengembangan Modul Pengayaan .... (Andi Joko Purnomo) 159
penilaian dimuat dalam tabel intrumen penilaian 1. Tahap analisis (analysis)
beserta saran/masukan.Kemudian data
Hasil penelitian yang akan dijadikan
saran/masukan dirangkum dan disimpulkan
sebagai sumber belajar, akan dikaji
sehingga dapat dijadikan landasan untuk
terlebih dahulu mengenai proses dan
melakukan revisi setiap komponen dari modul
produk hasil penelitian untuk mengetahui
yang telah disusun . Penghitungan presentase tiap
potensi penelitian tersebut. Tahapan
kriteria peniliain berdasarkan rumus:
analisis ini terdiri atas:
a. Analisis Potensi Proses dan Produk
sebagai Sumber Belajar Biologi
Berdasarkan rumus tersebut akan
b. Analisis Kompetensi
diperoleh presentase masing-masing kriteria
c. Analisis Karakter Peserta Didik
yakni sangat baik, baik, kurang, sangat kurang.
d. Analisis Instruksional
Kriteria yang memiliki kemunculan paling
2. Tahap Desain
banyak (modus) atau presentase paling besar
Pada tahap ini dilakukan penyusunan
maka akan menjadi kesimpulan kelayakan modul
kerangka materi dan penyajiannya dalam
pengayaan Isolasi Bakteri Penghasil Enzim
modul. Tahapan desain terdiri atas:
Kitinase ini. Modul pengayaan Isolasi Bakteri
a. Penyusunan Kerangka Modul
Penghasil Enzim Kitinaseini dikatakan layak
b. Penentuan Sistematika Pengayaan
apabila memiliki modus dengan kriteria minimal
c. Perancangan Alat Evaluasi
baik. Data presentase masing-masing kriteria ini
3. Tahap Pengembangan
kemudian disajikan dalam diagram pie.
Tahap ini terdiri atas:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Pra Penulisan
b. Penulisan Draft
Proses pengembangan modul pengayaan
c. Penyuntingan (Review)
pertumbuhan dan peran bakteri kitinolitik
d. Revisi
mengacu pada metode penelitian R & D
e. Uji Coba Terbatas
(Research and Development). Pengemasan bahan
f. Evaluasi terhadap Hasil Uji Coba
ajar menjadi modul pengayaan berdasarkan
Terbatas dan Revisi
modifikasi dari metode ADDIE (Analsys, Design,
Beberapa hasil penyuntingan oleh ahli materi dan
Development, Implementation and Evaluation).
ahli media tersaji dalam tabel-tabel berikut ini.
Model ADDIE ini merupakan model
Tabel 1. Hasil Review oleh Ahli Materi
pengembangan bahan ajar. Tahapan
Presentase kriteria
pengembangan modul hanya sampai pada tahap penilaian aspek kebenaran
Ahli Materi
konsep (%)
pengembangan (development) karena adanya Benar Salah
keterbatasan waktu pada penelitian ini. 1 34 5
2 27 12
Total 61 17
Presentase 78% 22%
160 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017
Modul hasil revisi kemudian diuji cobakan

Jika digambarkan maka: secara terbatas kepada 2 guru Biologi dan 10


Presentase Hasil Review Ahli Materi siswa kelas X MAN 1 Yogyakarta. Uji coba
terbatas ini dilakukan untuk mendapatkan

22% penilain kelayakan modul oleh guru Biologi dan

Benar tanggapan siswa kelas X. Hasil dari uji coba


Salah terbatas adalah sebagai berikut:
78%
Tabel 3. Hasil Penilaian Kelayakan Modul Oleh
Guru Biologi
Gambar 1. Diagram Presentase Hasil Review Presentase
Aspek Sangat
Ahli Materi Penilaian
Guru Sangat Baik Kurang
Kurang
Baik (4) (3) (2)
(1)
Tabel 2. Hasil Review oleh Ahli Media Aspek
1 7 3 0 0
2 0 9 1 0
Presentase Kualitas
∑f 7 12 1 0
Aspek Dos Sanga Sangat Materi
Baik Kura % 35% 60% 5% 0%
Penilaian en t Baik Kurang Aspek 1 20 7 0 0
(3) ng (2)
(4) (1) Kelayaka 2 0 26 1 0
1 8 2 0 0 n ∑f 20 33 1 0
Aspek
2 1 9 0 0 Penyajian % 37% 61,1% 1,9% 0%
Kualitas
∑f 9 11 0 0 1 3 6 0 0
Materi Aspek
% 45% 55% 0% 0% 2 0 9 0 0
1 24 3 0 0 Keterbac
Aspek ∑f 3 15 0 0
2 7 19 1 0 aan
Kelayaka % 16,7% 83,3% 0% 0%
∑f 31 22 1 0 1 4 1 0 0
n Aspek
Penyajian 57,5 40,7 2 0 5 0 0
% 1,8% 0% Kualitas
% % ∑f 4 6 0 0
1 8 1 0 0 Interaksi
Aspek % 40% 60% 0% 0%
2 1 8 0 0
Keterbac
∑f 9 9 0 0
aan Tabel 4. Hasil Penilaian Kelayakan Modul Oleh
% 50% 50% 0% 0%
1 4 1 0 0 Peserta Didik
Aspek
2 1 4 0 0 Presentase kriteria penilaian (%)
Kualitas
∑f 5 5 0 0 Sangat
Interaksi Aspek Sangat
% 50% 50% 0% 0% Setuju Tidak Tidak
Penilaian Setuju
50,63 48,92 0,45 (%) Setuju (%) Setuju
Rata- rata 0% (%)
% % % (%)
Aspek
Kelayakan 56,2 42,4 1,4 0
Jika digambarkan maka: Isi
Aspek
Presentase Penilaian Ahli Media 32 56 12 0
Keterbacaan
Aspek
0.45% 0.00% Penyajian
50 42 8 0
Aspek
55,6 33,3 11,1 0
Kegrafisan
Sangat baik
Rata Rata
48,45 43,43 8,12 0
Presentase
Baik
48.92% Berikut ini adalah evaluasi yang
50.63%
Kurang
dilakukan dari beberapa masukan yang telah
Sangat kurang diseleksi dan disesuaiakan dengan modul
pengayaan:
Gambar 2. Diagram Presentase Hasil Review
Ahli Media
Pengembangan Modul Pengayaan .... (Andi Joko Purnomo) 161
Tabel 5. Evaluasi dan Tanggapan terhadap Isi pengasaan secara tuntas (masteri) (3) tujuan,
Modul Oleh Guru Biologi dan Peserta
(4) motivasi, (5) fleksibilitas, (6)
Didik
No Masukan Evaluasi menimbulkan kerjasama (Nasution, 2010
1 Guru Memberikan Memberikan
keterangan pada keterangan berupa :206-207).
gambar 2.15 zona hambat bakteri
pada kapang Semua peserta didik dapat mencapai
2 Tulisan keterangan Memperkecil dan
standar kompetensi yang ditentukan, namun
gambar huruf mencetak tebal huruf
diperkecil dan pada keterangan waktu untuk mencapai ketuntasan ini yang
dicetak tebal gambar
3 Menyamakan spasi Menseragamkan berbeda- beda pada setiap anak. Dalam
pada daftar isi, daftar spasi pada daftar isi,
tabel dan daftar tabel daftar gambar, dan proses belajar setiap peserta didik melakukan
dengan isi materi daftar tabel sesuai
dengan isi dengan kemampuan dan kecepatan masing –
4 Diperlukan quiz atau Menambahkan quiz masing. Dengan adanya modul pengayaan ini
evaluasi tentang alat atau evaluasi tentang
dan bahan yang alat dan bahan untuk peserta didik dapat menggali informasi selain
diperlukan dalam kultur bakteri
mengkultur bakteri kitinolitik dari guru, yaitu dengan memnggunakan
kitinolitik
5 Penyusunan daftar Merapikan penulisan informasi hasil penelitian yang diangkat
pustaka dirapikan daftar pustaka
sebagai sumber belajar. Peserta didik harus
6 Penambahan istilah Menambahkan istilah
pada glosarium yang belum aktif dan kreatif dalam memperoleh
tercantumkan pada
glosarium informasi mengenai pembelajaran biologi
1 Siswa Desain modul kurang
berkaitan dengan isi secara mandiri.
modul seperti
instrumen untuk Peserta didik dalam mengerjakan tugas
kultur bakteri – tugas yang ada pada modul digunakan
2 Ukuran buku terlalu
besar, sehingga untuk meningkatkan keterampilan proses
kurang nyaman
untuk dibaca atau sains dalam memprediksi, mengintepretasi
dibawa
3 Banyak bagian data hasil penelitian, membaca grafik
kosong pada
halaman buku,
pertumbuhan bakteri, melengkapi bagan
sehingga terkesan teknik aseptik dan menyimpulkan hasil
kurang rapi
penelitian. Dengan belajar menggunakan
Modul pengayaan ini diharapkan dapat modul pengayaan ini siswa dapat
memberikan manfaat bagi peserta didik menemukan fakta dan konsep mengenai
untuk dapat mengembangkan pertumbuhan bakteri penghasil enzim
pengetahuannya mengenai bakteri kitinolitik kitinolitik dan potensinya dalam
dan perannya. Peserta didik dapat menghambat pertumbuhan kapang
mengembangkan kemampuan belajar mandiri Colletotrichum sp.
dengan kecepatan belajar dan cara belajar Materi yang diangkat dari hasil
masing-masing. Keuntungan pembelajaran penelitian ini lebih luas dan mendalam,
dengan menggunakan modul yang telah sehingga tidak dapat digunakan untuk semua
disusun dalam penelitian ini antara lain: (1) peserta didik. Peruntukan dari materi yang
memberikan balikan (feedback), (2) ada pada modul pengayaan ini adalah peserta
162 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017
didik yang telah lulus KKM materi sedangkan 22% materi salah dan sudah
Archaebacteria dan Eubacteria. Materi ini diperbaiki berdasarkan saran dari ahli materi.
disajikan dalam modul untuk program Hasil review modul pengayaan menurut dosen
pengayaan. Modul pengayaan ini diharapkan ahli media termasuk dalam kategori 50 %
dapat membantu guru dalam menyediakan sangat baik dan 50% baik, sedangkan
bahan ajar bagi peserta didik yang telah lulus penilaian modul menurut guru Biologi
KKM sehingga kompetensi peserta didik termasuk kedalam kategori baik dan menurut
tersebut semakin bertambah. Walaupun siswa termasuk kedalam kategori sangat baik.
modul ini secara umum dinilai sangat baik Keseluruhan hasil penilaian menunjukkan
oleh guru dan peserta didik, namun pada bahwa modul pengayaan bakteri kitinase layak
prosedur penelitian yang masih perlu adanya digunakan sebagai bahan ajar dalam program
penyederhanaan. Penyederhanaan ini pengayaan bagi siswa kelas X SMA.
diharapkan agar siswa lebih mudah
Saran
memahami prosedur penelitian.
1. Bagi Guru
SIMPULAN DAN SARAN Guru dapat menyusun modul pengayaan
untuk program pengayaan, dengan
Simpulan
mengangkat masalah kongkrit hasil
Dari hasil pembahasan terhadap rumusan masalah
penelitian biologi.
dan tujuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
2. Bagi Peserta Didik
1. Berdasarkan analisis proses dan
Siswa dapat belajar mandiri secara aktif
produk hasil penelitian, “Isolasi dan
untuk mengembangkan dan memperdalam
Karakterisasi Bakteri Penghasil Enzim
materi biologi tentang materi
Kitinase dari Guano Kelelawar serta
Archaebacteria dan Eubacteria.
Potensinya dalam Menghambat Pertumbuhan
3. Bagi Peneliti lain
Kapang Colletotrichum sp Penyebab Penyakit
Antraknosa pada Tanaman Cabai secara In a. Mengembangkan modul pengayaan
Vitro” berpotensi untuk dijadikan modul untuk meningkatkan kemampuan
pengayaan materi Archaebacteria dan afektif dan psikomotor peserta didik.
Eubacteria untuk kelas X SMA. Hal ini
b. Melakukan implementasi lebih luas
berdasarkan kesesuaian hasil penelitian dengan
dengan beberapa sekolah untuk
persyaratan sumber belajar biologi yaitu
penyempurnaan modul pengayaan.
kejelasan ketersediaan potensi objek dan
Sehingga modul ini dapat digunakan
permasalahan, sasaran materi dan peruntukan,
oleh khalayak yang lebih luas.
informasi yang diungkap, pedoman eksplosari
dan perolehan yang diharapkan. c. Melakukan evaluasi modul
2. Hasil review dosen ahli materi pengayaan dengan meminta masukan
menunjukan 78% materi di dalam modul benar kepada beberapa penulis buku.
Pengembangan Modul Pengayaan .... (Andi Joko Purnomo) 163

Padmo, Dewi. (2004). Teknologi Pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan
Informasi.

Amirin, Tatang M. (2011). Pokok-pokok Teori Prastowo, A. (2013). Panduan Kreatif Membuat
Sistem. PT. Raja Granfindo Persada. Jakarta Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA
Press.

Rahmawati, Heny. (2015). Isolasi dan


Depdikbud. (2008a). UU Sistem Pendidikan Karakterisasi Bakteri Penghasil Enzim
Nasional. RI. Jakarta Kitinase dari Guano Kelelawar dan
Potensinya dalam Menghambat
________. (2008b). Teknik Peyusunan Modul. Pertumbuhan Kapang Colletotrichum sp.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Penyebab Penyakit Antraknosa pada
Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Tanaman Cabai secara In Vitro. UNY:
Manajemen Pendidikan Dasar dan SKRIPSI
Menengah.
Suhardi. (2012). Pengembangan Sumber Belajar
Nasution. (2010). Berbagai Pendekatan dalam
Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Biologi. Yogyakarta: UNY Press
Bumi Aksara
Suryobroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di
Paidi. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Biologi (MPPB). Yogyakarta : Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai