Anda di halaman 1dari 6

Schmitt trigger merupakan suatu rangkaian yang dapat mendeteksi tegangan input yang

melintasi suatu peringkat tertentu. Selain itu schmitt trigger sangat berguna untuk
pengkondisi sinyal segitiga ataupun bentuk gelombang lainnya, maka output schmitt trigger
akan menghasilkan suatu keluaran gelombang segi empat dengan pinggiran naik dan
pinggiran turun yang tajam.
IC 74LS14 merupakan salah satu jenis IC yang telah terpaket yang terdiri dari 6 buah
inverter dengan schmitt trigger. Fungsi dari IC ini adalah sebagai
pembalik dan pemantap atau untuk mendeteksi taraf dan membentuk kembali pulsa-pulsa
yang buruk pada bagian tepinya (membentuk sinyal kotak). Adapun konfigurasi pena IC
74LS14 ditunjukkan pada gambar berikut :

Komponen-komponen penting pada rangkaian yang akan dibuat adalah 74LS192,


lalu ada driver display IC 74LS47 (BCD to 7 segment driver) dan indikator display LED 7
segment common anode. Sebenarnya ada pencacah lain, seperti 4 bit binary counter yang bisa
mencacah sampai 16, tetapi di sini yang digunakan adalah pencacah 10 (decade counter)
karena yang hendak dibuat adalah alat pencacah bilangan desimal.

Komponen utama IC 74LS192 adalah sebuah up/down decade counter, yaitu


sebuah komponen yang dapat melakukan pencacahan sampai 10 (0 sampai 9) naik dan turun.
Komponen 16 pin ini cukup banyak dapat dijumpai di toko komponen elektronika. 74LS192
dibangun dengan beberapa flip-flop JK dan gerbang-gerbang logik. Transisi logik dari 0 ke 1
(Low to High) pada pin UP (pin 5), menyebabkan keluaran BCD (binary code decimal)
QA,QB,QC dan QD menaik 1 digit. Demikian juga jika ada transisi logik 0 ke 1 pada pin DN
(pin 4), menyebabkan keluaran BCD turun 1 digit. Ada baiknya jika dijelaskan sedikit
tentang aturan dari BCD seperti yang ada pada tabel disebelah ini. Pada tabel ini ditunjukkan
kode biner 4 bit QD .. QA me-representasikan kode desimal dari 0 hingga 9.

Agar dapat dimengerti oleh orang yang melihatnya, kode biner ini diubah untuk
men-drive LED 7 segment dengan menggunakan komponen IC 74LS47. Dengan demikian,
rangkaian ini dapat menampilkan angka desimal yang sesuai. Pada rangkaian ini dipakai LED
7 segment Common Anoda, dimana semua anoda dari masing-masing LED segment-nya
terhubung menjadi satu dan mendapat suplai Vcc. Untuk menyalakan satu segmentnya, pin
LED 7 segment yang bersangkutan harus di-sink (short) ke ground melalui sebuah resistor.
Resistor yang digunakan adalah 100 Ohm dan ini sudah cukup terang untuk menyalakan
segment LED ini. Untuk lebih jelas, diagram LED 7 segment itu ditunjukkan pada kedua
gambar di atas.

IC 74LS192 dilengkapi juga dengan pin keluaran CO (Carry Out) dan BO


(Borrow Out) yang masing-masing adalah normally high dan bekerja secara terpisah. Transisi
keluaran desimal dari 9 ke 0 (counting up) men-trigger pin CO mengeluarkan pulsa 0 ke 1
(Low to High). Sebaliknya transisi desimal dari 0 ke 9 (counting down), men-trigger pin BO
mengeluarkan pulsa 0 ke 1. Dengan demikian kedua keluaran ini dapat dipakai sebagai
trigger clock untuk tingkat pencacahan berikutnya. Seperti contoh pada rangkaian-1 di bawah
ini, 2 buah IC 74LS192 di-cascade untuk membuat pencacah nilai satuan dan puluhan.
Pembaca dengan mudah tentu dapat melanjutkannya jika perlu membuat pencacah tingkat
berikutnya untuk nilai ratusan, ribuan dan seterusnya.

rangkaian-1 : pencacah naik dan turun desimal puluhan

Perlu diingat, rangkaian pencacah ini akan bekerja jika pin CLR = 0 (low). Untuk
itu port input RESET harus di ground atau diberi logik 0 dalam keadaan normal. Reset
(tampilan desimal menunjukkan angka 0) berlaku jika pada pin CLR (pin 14) ada transisi
logik dari 0 ke 1. Demikian juga dengan pin UP dan pin DN, akan bekerja (counter
naik/turun) hanya jika ada transisi dari 0 ke 1 pada pin ini. Pembaca perlu menambahkan
rangkaian saklar (tombol) untuk men-trigger counter (naik/turun) maupun Reset.

rangkaian-2 : tombol saklar penghasil pulsa clock

Pembaca dapat mencoba rangkaian-2 di atas untuk membuat saklar penghasil


pulsa clock masing-masing bagi Count Up, Count Down ataupun RESET pada rangkaian-1.
Di sini digunakan IC 74LS14 yang tidak lain adalah inverter schmitt trigger yang banyak
digunakan untuk menghasilkan pulsa yang bebas bouncing. Dengan tambahan resistor pull
up dan kapasitor keramik, dapat dihasilkan pulsa clock yang bebas noise. Ini berguna untuk
mencegah counter naik atau turun 2, 3 digit atau lebih, padahal anda hanya menekan tombol
saklar ini satu kali saja. Prinsip yang sama tentu bisa saja dilakukan dengan mengganti
tombol-tombol ini dengan sensor cahaya, misalnya dengan menggunakan sensor photo-
transistor.

Mudah-mudahan penjelasaan ini cukup membantu siswa di atas dengan idenya


yang ingin membuat lampu kelasnya menyala jika ada orang yang masuk dan padam
otomatis jika semua orang sudah keluar. Rangkaiannya mesti diperiksa dengan teliti jika
sekiranya lampu kelasnya itu menyala dan padam sendiri, padahal tidak ada orang yang
melintas sensor photo-transistor. Apalagi waktu itu adalah malam jum’at kliwon

IC 7805

Pada satu tulisan di website ini, ada artikel yang membahas tentang desain catu daya
teregulasi (regulated power supply) dengan menggunakan komponen regulator tegangan
positif seri 78XX. Misalnya adalah regulator tengangan positif 5 volt dengan komponen 7805.
Dengan menggunakan komponen seperti ini, dengan mudah dapat dibuat rangkaian catu daya
yang sangat baik regulasi tegangan keluarannya. Namun, komponen 7805 hanya bisa efektif
mencatu arus sampai 1 A saja. Catu daya 5 volt umumnya banyak sekali digunakan untuk
mencatu berbagai aplikasi, sehingga kadang kala catu arus 1A tidak cukup.

Pada tulisan kali ini electroniclab menyajikan desain catu daya teregulasi 5 volt yang dapat
mensuplai arus sampai 5 A, setidaknya ini yang pernah diuji coba di workshop electroniclab.
Sebenarnya rangkaian ini bisa mencatu sampai 10 A atau bahkan lebih jika pembaca tahu kiat-
kiat untuk memodifikasinya.

Inti dari rangkaian ini tentu saja adalah rangkaian dasar regulator 5 volt dengan 7805.
Perbedaannya adalah, pada rangkaian ini ditambahkan rangkaian pass transistor yang terdiri
dari transistor Q1 serta 2 buah resistor R1 dan R2. Komponen 7805 memegang kendali
meregulasi tegangan output, dan rangkaian pass transistor berperan penting untuk
mengalirkan arus selebihnya ke beban RL.

Transistor yang digunakan adalah transistor PNP yaitu MJ2955. Transistor ini dikenal dengan
sebutan bipolar silicon power transistor yang banyak dijumpai di pasar. Pembaca pada
prinsipnya bisa mengantikannya dengan power transistor bipolar lain, asal saja dengan
karakteristik yang hampir sama. Dari datasheet, dapat diketahui bahwa transistor ini termasuk
kategori transistor power karena arus kolektor Ic dapat mencapai 15A dengan disipasi daya
yang bisa mencapai 115 watts. Tentu dalam mendesain suatu rangkaian semestinya batas-batas
maksimum ini perlu diketahui, sehingga tidak melampaui batas optimum yang dapat dicapai.
Catu daya 5V 5A dengan pass transistor

Perhatikan gambar rangkaian diatas. Pada arus loop tertutup yang melewati resistor R1, R2
dan emiter-base transistor Q1, dapat dirumuskan secara matematis :

I1R1 = IeR2 + Vbe(on) ……… (1)

Untuk transistor silicon biasanya Vbe(on) = 0.7 volt, yaitu tegangan base-emitor yang
menyebabkan transistor mulai bekerja (ON). Dari datasheet diketahui tegangan ini Vbe(on)
ini dapat bervariasi antara 0.6 ~ 1.4 volt tergantung dari besar arus Ic yang melewati transistor
tersebut. Namun untuk penyederhanaan perhitungan, kita tetapkan saja Vbe(on) = 0.7 volt.

I1 adalah arus yang melewati 7805 yang seterusnya akan mensuplai beban RL. Dengan
rangkaian ini kita akan menetapkan besar arus yang boleh melewati 7805, misalkan anda
menetapkan arus I1 = 500 mA. Lalu bagaimana caranya mensuplai arus ke beban RL sampai
5A ? Tentu saja arus selebihnya akan dilewatkan melalui transistor MJ2955. Dari rumus (1)
dapat dimengerti bahwa arus Ie yang melewati R2 akan mulai mengalir hanya jika tegangan
jepit pada resistor R1 lebih besar dari Vbe(on) atau secara matematis :

I1R1 >= Vbe(on) …. (2)

Jika besaran di atas disubsitusikan ke rumus (2) maka dapat dihitung besar R1 yang
dibutuhkan adalah :

R1 = Vbe(0n)/I1 = 0.7/0.5 = 1.4 Ohm

Bagaimana menetapkan besar arus I1 = 500 mA, boleh kah lebih atau kurang. Jika kita runut
sedikit ke belakang, pertama kita ingin membuat catu daya dengan Io = 5 A. Pada rangkaian
di atas, Io = Ic + Io’. Kalau kita anggap Io’ cukup kecil dibanding Ic, maka dapat ditulis Ic =
Io. Dari teori transistor diketahui bahwa Ic = Hfe Ib. Dari datasheet MJ2955 diketahui besar
Hfe ini 20 ~ 70. Anda bisa mencari transistor dengan Hfe = 50. Jika ini yang dipakai, maka
arus base yang mesti disuplai adalah Ib = Ic/Hfe = 5/50 = 100 mA. Dengan perhitungan ini
tidak salah kalau diasumsikan arus masksimum yang boleh melewati R1 sebesar 500 mA.
Karena akan cukup mensuplai arus base Ib (sebesar 100 mA) yang diperlukan transistor Q1
mensuplai arus Ic mencapai 5 A.

Besar resistansi R2 dapat dihitung dengan loop dari Vin ke Vout melalui transistor Q1 yang
dirumuskan dengan :

Vin = IeR2 + Vce(on) + Vout …. (3)

Vin adalah tegangan keluaran dari rangkaian penyearah yang dibuat dari rangkaian trafo,
dioda bridge dan kapasitor elco. Jika misalnya Vin = 7 volt dan tegangan keluaran Vout = 5
volt, maka rumus (3) dapat ditullis menjadi :

7 = IeR2 + Vce(on) + 5

atau

IeR2 + Vce(on) = 2 volt ….. (4)

Inilah garis beban atau garis kerja transistor Q1. Dengan anggapan bahwa Ie = Ic = 5 A dan
Vce(on) = 0 volt (ideal) ketika transistor Q1 bekerja (ON), maka dapat dihitung besar R2 =
2/5 = 0.4 Ohm. Selesai … ? tentu saja belum, karena harus ditentukan besar watt dari resistor
ini. Dari rumus umum P = I2R dapat dihitung disipasi daya pada resistor R2 adalah P = 52(0.4)
= 10 watt (minimun), maka yang digunakan adalah resistor 0.4 Ohm 20 watt supaya aman.

Demikian urutan dari perancangan catu daya ini. Tentu rancangan ini dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan. Sebagai tips terakhir, Dengan arus yang demikian besar, temperatur
resistor dan transistor akan sedemikian panas. Sangat dianjurkan menggunakan heatsink untuk
transistor Q1 dan juga resitor R2. Komponen 7805 mestinya tidak memerlukan heatsink,
karena arus yang melewati komponen ini relatif kecil sekali. Kapasitor elco C1 adalah anjuran
dari datasheet 7805 agar tegangan output lebih stabil.

Untuk kebutuhan arus yang lebih besar lagi, transistor Q1 bisa diganti dengan transistor
Darlington atau dengan cara meng-cascade rangkaian pass transistor menjadi 2 atau 3 tingkat.
Pada prinsipnya, perhitungan di atas dapat juga diterapkan untuk mendesain rangkaian catu
daya lain misalnya 12 volt ataupun 24 volt.

-end-

Anda mungkin juga menyukai