Anda di halaman 1dari 4

Kota Bogor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


(Dialihkan dari Bogor)
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Bogor beralih ke halaman ini. Untuk Kabupaten yang bernama sama, lihat pula Kabupaten
Bogor. Untuk kegunaan lain dari Bogor, lihat Bogor (disambiguasi).

Kota Bogor (Sunda: ᮊᮊᮊ ᮊᮊᮊᮊᮊ ) adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat,
Indonesia. Kota ini terletak 59 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-
tengah wilayah Kabupaten Bogor. Dahulu luasnya 21,56 km², namun kini telah berkembang
menjadi 118,50 km² dan jumlah penduduknya 1.030.720 jiwa (2014). Bogor dikenal dengan
julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6
Kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 Kelurahan. Pada masa Kolonial Belanda, Bogor
dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", bœit'-) yang berarti "tanpa
kecemasan" atau "aman tenteram".

Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap tanggal 3 Juni, karena tanggal
3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.

Bogor (berarti "enau") telah lama dikenal dijadikan pusat pendidikan dan penelitian pertanian
nasional. Di sinilah berbagai lembaga dan balai penelitian pertanian dan biologi berdiri sejak
abad ke-19. Salah satunya yaitu, Institut Pertanian Bogor, berdiri sejak awal abad ke-20.

Kota Bogor memiliki banyak ikon wisata, salah satunya Kebun Raya Bogor yang
dikelilingnya mulai dijadikan sarana olahraga baru "Jogging" oleh warga Bogor semenjak
wali kota Bima Arya membenahi pedestrian di sekeliling Kebun Raya Bogor menjadi lebih
lebar dan lebih menarik.

Geografis
Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT dan 30’30”LS – 6°41’00”LS
serta mempunyai ketinggian rata-rata minimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak
dari ibu kota kurang lebih 60 km.

Batas Wilayah

Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor sebagai berikut:
Utara Cilebut, Bojong Gede, dan Kemang
Selatan Cijeruk dan Caringin
Barat Kemang, Ciomas dan Dramaga
Timur Sukaraja dan Ciawi

Iklim & Topografi

Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif
sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembaban udaranya
kurang lebih 70%. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah 21,8 °C, paling sering terjadi pada
Bulan Desember dan Januari. Arah mata angin dipengaruhi oleh angin muson. Bulan Mei
sampai Maret dipengaruhi angin muson barat.

Kemiringan Kota Bogor berkisar antara 0–15% dan sebagian kecil daerahnya mempunyai
kemiringan antara 15–30%. Jenis tanah hampir di seluruh wilayah adalah latosol coklat
kemerahan dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dan tekstur tanah yang halus
serta bersifat agak peka terhadap erosi. Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung
Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Angin laut dari Laut Jawa yang membawa
banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga
uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Hampir setiap hari turun hujan di kota ini
dalam setahun (70%) sehingga dijuluki "Kota Hujan". Keunikan iklim lokal ini dimanfaatkan
oleh para perencana kolonial Belanda dengan menjadikan Bogor sebagai pusat penelitian
botani dan pertanian, yang diteruskan hingga sekarang.

[sembunyikan]Data iklim Kota Bogor


Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rekor tertinggi °F 91 97 93 90 99 100 97 93 99 95 97 90 100
Rata-rata tertinggi °F 77 77 79 79 79 79 79 79 81 81 79 77 79
Rata-rata harian °F 72 72 72 72 72 72 72 72 72 73 72 72 72
Rata-rata terendah
64 64 64 64 64 64 63 63 63 64 64 64 64
°F
Rekor terendah °F 52 48 48 50 50 55 45 37 55 50 52 50 37
Presipitasi inci 9.84 9.13 7.17 7.17 4.06 1.85 0.98 2.09 2.76 3.78 7.76 7.87 64,45
Rekor tertinggi °C 33 36 34 32 37 38 36 34 37 35 36 32 38
Rata-rata tertinggi
25 25 26 26 26 26 26 26 27 27 26 25 26
°C
Rata-rata harian °C 22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 22 22 22
Rata-rata terendah
18 18 18 18 18 18 17 17 17 18 18 18 18
°C
Rekor terendah °C 11 9 9 10 10 13 7 3 13 10 11 10 3
Presipitasi mm 250 232 182 182 103 47 25 53 70 96 197 200 1.637
[butuh rujukan]

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Tahun
Jumlah hari hujan 21 21 21 18 12 8 7 6 8 13 20 21 176
Rata-rata kecepatan angin
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5
(km/jam)
Kecepatang angin
37 44 115 76 72 54 61 93 46 74 59 46 115
maksimum (km/jam)

Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya
yang dekat dengan ibu kota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan
pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata
yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur juga merupakan
potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.

Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km². Di kota ini juga mengalir beberapa sungai
yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu: Ci (Sungai) Liwung, Ci
Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok. Topografi yang demikian
menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir alami.

Sejarah
Abad kelima

Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad
ke lima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat yang sama
dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi ini mudah untuk
bertahan terhadap ancaman serangan, dan di saat yang sama adalah daerah yang subur serta
memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kini,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa arkeolog ternama seperti Prof. Uka
Tjandrasasmita, keberadaan tempat dan situs penting yang menyatakan eksistensi kerajaan
tersebut.

Kerajaan Sunda

Di antara prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam,


salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan
Sunda. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib dan keramat, sehingga dilestarikan
sampai sekarang. Kerajaan Pajajaran memiliki pengaruh kekuasaan tidak hanya seluas Jawa
Barat, Jakarta dan Banten tetapi juga mencakup wilayah Lampung. Kerajaan Sunda yang
beribu kota di Pajajaran juga mencakup wilayah bagian selatan pulau Sumatra. Setelah
Pajajaran diruntuhkan oleh Kesultanan Banten maka kekuasaan atas wilayah selatan Sumatra
dilanjutkan oleh Kesultanan Banten.[2]

Pakuan atau Pajajaran yang merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Sunda (yang sering
disebut juga sebagai Kerajaan Pajajaran sesuai nama ibu kotanya) diyakini terletak di Kota
Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I
Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini diresmikan
sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan
diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.[3]

Zaman Kolonial Belanda

Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru
ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada
tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya,
dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.

Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana
Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels yang menghubungkan Batavia
dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat
peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini, wilayah
Bogor pun mulai berkembang.

Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede,
Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga, dan Kampung Baru) ke dalam
satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van
Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan
berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna,
Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak
Gunung Gede.

Kebun Raya Bogor

Artikel utama: Kebun Raya Bogor

Patung Wanita desa dipinggir kolam penghias Istana Bogor, oleh pematung Indonesia,
Trubus Sudarsono.

Ketika VOC bangkrut pada awal abad ke sembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh
Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Thomas Raffles yang merenovasi Istana
Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di
bawah Raffles, Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan nama
Buitenzorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.

Anda mungkin juga menyukai