Anda di halaman 1dari 2

Konsumsi Serangga

Solusi datang dari ilmuwan dengan konsumsi serangga. Hal ini disebut ilmuwan sebagai solusi dari
kekurangan pangan global dan pengurangan emisi global yang bersumber dari peternakan hewan.
Pasalnya, jumlah serangga yang banyak dan tidak adanya emisi yang dihasilkan menjadi sebuah
jawaban.

Bisa dipastikan hampir semua orang tidak merasa senang dengan solusi ini. Justru banyak yang jijik,
bahkan hanya sekedar membayangkan dirinya menyantap belalang.

Namun, para ilmuwan kini memiliki 'pemasaran' baru yang bisa membuat umat manusia tertarik
mengonsumsi serangga, yakni serangga adalah sumber protein sehat. Jadi, kini banyak yang
memasarkan serangga sebagai tren makanan sehat dan berkelanjutan bagi lingkungan.

Seorang peneliti bernama Sebastian Berger menyebut bahwa teknologi pertanian telah canggih
sehingga serangga dapat telah benar-benar bisa dimakan, bukan sekedar lagi makanan ekstrim seperti
yang jadi khazanah kuliner di beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand atau di Meksiko.

Bahkan satu perusahaan pangan bernama Essento Food AG telah berhasil memasarkan serangga
sebagai makanan kelas atas yang rasanya lezat.

essento
Sang peneliti juga menyebut kalau serangga harus "disushikan", karena masyarakat barat baru
menerima ikan mentah untuk dikonsumsi tidak sampai dua dekade ke belakang. Kini, sushi dianggap
sebagai makanan lezat dan kelas atas.

Anda mungkin juga menyukai