Jurnal Penelitian Fisika Tentang Viskosi PDF
Jurnal Penelitian Fisika Tentang Viskosi PDF
VISKOSITAS CAIRAN
LAPORAN PENELITIAN
Oleh,
Pembimbing:
se-Sumatera Utara
September 2012
KELAS X
SMA UNGGUL DEL
Menyetujui,
Kepala Sekolah
i
DAFTAR ISI
ii
PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENENTUKAN NILAI
VISKOSITAS CAIRAN
Jesse J. F. P. Lumbantobing, Sarah R. S. Panjaitan, Andrew S. Simamora
Email: j.stobx@gmail.com
Abstrak
Viskositas adalah salah satu sifat zat cair. Viskositas berhubungan dengan kekentalan cairan.
Jika suatu zat cair semakin kental, berarti nilai viskositas semakin besar. Misalnya suatu
benda dijatuhkan kedalam zat cair awalnya kecepatannya akan semakin bertambah, tapi
pada saat tertentu dia akan mencapai kecepatan terminal, dimana gaya berat benda tersebut
sama besar dengan penjumlahan antara gaya Archimedes dan gaya Stokes. Masih jarang
ditemukan alat pengukuran nilai viskositas di sekolah. Padahal alat tersebut bisa membantu
siswa dalam mempelajari materi viskositas. Kamera digital adalah alat yang bisa digunakan
untuk merekam suatu kejadian. Rekaman berupa video yang dihasilkan kemudian diubah
kedalam bentuk gambar sehingga lebih mudah untuk menganalisa kejadian tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti besar nilai viskositas suatu cairan tertentu dengan
memanfaatkan kamera digital. Dengan memanfaatkan software video converter to jpg,
rekaman video peristiwa tumbukan bisa diekstrak menjadi kumpulan gambar. Gambar
tersebut kemudian dianalisa untuk mencari besar kecepatan terminal yang bekerja pada
benda saat dijatuhkan dalam zat cair. Jika kecepatan terminal diketahui maka nilai viskositas
2 (𝜌𝑏 −𝜌𝑐) 𝑟 2 𝑔
zat cair tersebut bisa diketahui dengan menggunakan persamaan 𝜂 = . Dari
9 𝑣𝑇
penelitian didapatkan hasil : Viskositas madu, 𝜂𝑚 = 15.073 𝑃𝑎. 𝑠; Viskositas sunlight, 𝜂𝑠 =
4.685 𝑃𝑎. 𝑠; Viskositas minyak goreng, 𝜂𝑚𝑔 = 0.294 𝑃𝑎. 𝑠; Viskositas air, 𝜂𝑎 = 0.253 𝑃𝑎. 𝑠.
Dengan demikian kamera digital bisa dimanfaatkan sebagai “sensor gerak” dalam membantu
perhitungan nilai koefisien restitusi secara teliti, khususnya pada tingkat SMA.
1. Pendahuluan
Salah satu sifat yang berhubungan dengan zat cair adalah kental (viscous), dimana
setiap zat cair memiliki koefisen kekentalan yang berbeda-beda. Dalam dunia otomotif
pengetahuan tentang nilai viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat dibutuhkan
karena tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan pelumas yang berbeda [1].
Pada saat ini sangat jarang ditemukan alat untuk menentukan nilai viskositas suatu
cairan, yaitu viskometer. Masih sedikit sekolah-sekolah yang menggunakan alat tersebut
terutama siswa-siswa SMA yang mempelajari topik viskositas dalam kegiatan
praktikumnya. Sementara pembelajaran dengan praktikum dapat meningkatkan hasil
belajar atau daya serap siswa [4].
Penelitian untuk mengukur nilai viskositas suatu cairan pernah dilakukan oleh Anwar
Budianto (2008). Metode yang digunakan adalah penentuan koefisien kekentalan
1
(viskositas) cairan dengan menggunakan regresi linear hukum Stokes. Melalui
penelitiannya, ia menghitung nilai viskositas beberapa jenis cairan. Dalam penelitiannya
faktor kecepatan terminal diabaikan, padahal kecepatan terminal adalah salah satu faktor
terpenting dalam menentukan nilai viskositas suatu zat cair [1].
Kecepatan terminal terjadi jika besarnya gaya gravitasi dan gaya gesek yang terjadi
pada benda sama [3]. Karena indera penglihatan manusia terbatas, maka sangat sulit
mendeteksi pada titik mana kecepatan terminal dicapai oleh benda yang bergerak dalam
suatu cairan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode pengukuran kecepatan terminal
yang teliti. Kamera digital dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Kamera digital dapat
merekam benda yang bergerak dalam suatu cairan. Kemudian dengan menggunakan
software video converter to jpg, video diekstrak menjadi kumpulan gambar yang dapat
dijadikan data dalam menentukan kecepatan terminal dari benda tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai viskositas beberapa cairan dengan
menggunakan kamera digital. Media ini digunakan untuk menghitung kecepatan terminal
dari benda yang bergerak dalam suatu cairan, sehingga besar koefisien viskositasnya
dapat diketahui. Penelitian ini bisa membantu siswa kelas XI untuk mempelajari materi
viskositas secara mendalam karena metode yang digunakan cukup sederhana dan alat
kamera digital mudah didapatkan.
2. Dasar Teori
2.1. Viskositas
Fluida yang riil memiliki gesekan internal dengan besar tertentu yang
disebut viskositas. Pada intinya, viskositas merupakan gaya gesekan antara
lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul.
Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda. Sirup lebih
kental (lebih viskos) dari air. Minyak lemak lebih kental dari minyak mesin; zat
cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas.
Makin besar viskositas dalam suatu fluida, makin sulit suatu benda bergerak
dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi
antara molekul zat cair. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
Pascal sekon (Pa s) [2].
2
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris
dirumuskan sebagai persamaan.
𝐹𝑠 = 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣 (1)
Penentuan ini berdasarkan hukum Stokes. Bola dengan rapatan 𝜌 dan jari-
jari r dijatuhkan ke dalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan
viskositasnya.
Ada 3 buah gaya yang bekerja pada bola yang dijatuhkan ke dalam cairan,
yaitu gaya Archimedes, gaya gesek, dan gaya berat. Gaya-gaya yang bekerja
pada bola saat mencapai kecepatan terminal dapat ditulis secara matematis yaitu
𝑊 = 𝐹𝐴 + 𝐹𝑆 (2)
𝑚𝑏 𝑔 = 𝜌𝑐 𝑉𝑏 𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣𝑇
𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔 = 𝜌𝑐 𝑉𝑏 𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣𝑇
6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣𝑇 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔 − 𝜌𝑐 𝑉𝑏 𝑔
3
(𝜌𝑏 −𝜌𝑐 ) 𝑉𝑏 𝑔
𝜂= 6 𝜋 𝑟 𝑣𝑇
(3)
4
Karena volume bola dapat dicari dengan persamaan 3
𝜋 𝑟 3 , maka
4 (𝜌𝑏 −𝜌𝑐 ) 𝜋 𝑟 3 𝑔
𝜂=
3. 6 𝜋 𝑟 𝑣𝑇
2 (𝜌𝑏 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂= 9 𝑣𝑇
(4)
Kamera digital adalah alat untuk membuat gambar dari objek untuk
selanjutnya dibiaskan melalui lensa kepada sensor CCD (ada juga yang
menggunakan sensor MOS) yang hasilnya disimpan secara digital maka hasil
rekaman gambar ini harus diolah menggunakan pengolah digital pula semacam
computer atau mesin cetak yang dapat membaca media simpan digital tersebut
[6].
Kamera digital ini digunakan untuk merekam gerak benda ke dalam bentuk
video. Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame yang
ditampilkan dengan kecepatan tertentu (frame/detik). Jika laju frame cukup tinggi,
maka mata manusia melihatnya sebagai rangkaian yang kontinyu [5]. Video
tersebut cukup sulit untuk dianalisis karena benda bergerak dengan cepat
sehingga mata kesulitan untuk menentukan posisi benda, maka hasil rekaman
tersebut diekstrak terlebih dahulu menggunakan software video converter to jpg.
Kemudian setelah diekstrak maka gambar-gambar tersebut dianalisis dan dibuat
grafik menggunakan Microsoft excel.
3. Metode Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gelas ukur, kelereng, kamera
video, aplikasi computer (Microsoft Office Excel dan Video to JPG Converter), papan
skala, jangka sorong, dan beberapa cairan yang diuji nilai viskositasnya.
Tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam penelitian ini meliputi tahapan persiapan,
tahapan pelaksanaan, dan tahapan analisis data.
Adapun hal – hal yang kami lakukan dalam tahap pelaksanaan, yaitu:
4
Pada tahapan analisis data, video hasil percobaan kami ubah menjadi gambar.
Selanjutnya kami menganalisis data untuk menentukan besar kecepatan terminal dari
kelereng. Setelah menemukan besar kecepatan terminal, maka besar viskositas cairan
bisa ditentukan dengan memanfaatkan persamaan (4).
5
Gambar 3. Video yang diekstrak ke gambar
6
Gambar-gambar yang telah dipilih kemudian digabungkan dengan Adobe
Photoshop CS5. Hasil penggabungannya tampak seperti gambar di bawah ini
37 𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
22
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 1.68 𝑠
Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.
7
∆s v
s (cm) t (det) 25
(cm) (cm/s)
0 1 0 -
1 1.2 1.68 0.714
2.2 1.4 3.36 0.833 20
Dari data, kecepatan terminal pada madu dicapai pada detik ke 8.4 sebesar
0.893 𝑐𝑚/𝑠 ≈ 0.00893 𝑚/𝑠. Pada grafik, kecepatan terminal ditunjukkan pada saat
grafik berbentuk linear. Mengingat waktu untuk mencapai kecepatan terminal relatif
kecil, maka bisa diasumsikan besar gaya stokes dan Archimedes sama dengan
berat bola tidak lama setelah bola dimasukkan. Hal ini juga berarti bahwa besar
gaya stokes yang bekerja pada kelereng cukup besar. Apabila gaya stokes yang
bekerja pada kelereng cukup besar, maka bisa diasumsikan bahwa nilai
viskositasnya juga besar, karena berdasarkan persamaan (4) nilai viskositas
sebanding dengan besar gaya stokes.
2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇
𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 1398 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.00893 𝑚⁄𝑠
8
4.2. Penentuan nilai viskositas sunlight
Cairan kedua yang akan ditentukan nilai viskositasnya adalah sunlight. Gelas
ukur 500 mL diisi dengan sunlight, kemudian kelereng dimasukkan ke dalam gelas
ukur. Proses jatuhnya kelereng sampai ke dasar tabung kemudian direkam dengan
menggunakan kamera digital. Video hasil rekaman kemudian diekstrak menjadi
gambar, kemudian dipilih gambar-gambar yang menunjukkan proses jatuhnya
kelereng sampai ke dasar gelas. Gambar-gambar tersebut kemudian digabungkan
dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5.
18 𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
50
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 0.36 𝑠
Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.
9
V
S (cm) ∆s (cm) t (s) 35
(cm/s)
0 1.2 0 -
1.2 1.2 0.36 3.333
2.4 1.2 0.72 3.333 30
3.8 1.4 1.08 3.889
5.2 1.4 1.44 3.889
6.3 1.1 1.8 3.056
25
6.6 0.3 2.16 0.833
8 1.4 2.52 3.889
9.2 1.2 2.88 3.333
10.6 1.4 3.24 3.889 20
12 1.4 3.6 3.889
13.4 1.4 3.96 3.889
14.8 1.4 4.32 3.889 15
16.2 1.4 4.68 3.889
17.3 1.1 5.04 3.056
19 1.7 5.4 4.722
10
20.4 1.4 5.76 3.889
21.8 1.4 6.12 3.889
23 1.2 6.48 3.333
24.4 1.4 6.84 3.889 5
25.8 1.4 7.2 3.889
27.2 1.4 7.56 3.889
28.6 1.4 7.92 3.889 0
30 1.4 8.28 3.889 0 5 10
31.4 1.4 8.64 3.889
Tabel 2. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 2. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam sunlight dalam sunlight
2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇
𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 1024 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.0389 𝑚⁄𝑠
Gambar 7. Gabungan dari gambar-gambar proses jatuhnya kelereng dalam minyak goreng
5𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
176
Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.
11
S (m) ∆s (m) t (s) v (cm/s)
35
0 0.6 0 -
0.6 0.6 0.03 21.12
1.8 1.2 0.06 42.24 30
3 1.2 0.09 42.24
4.7 1.7 0.11 59.84
6.4 1.7 0.14 59.84 25
8.1 1.7 0.17 59.84
10 1.9 0.20 66.88
20
11.9 1.9 0.23 66.88
13.8 1.9 0.26 66.88
15.5 1.7 0.28 59.84 15
17.2 1.7 0.31 59.84
19.2 2 0.34 70.4
10
21.1 1.9 0.37 66.88
23 1.9 0.40 66.88
24.9 1.9 0.43 66.88 5
26.8 1.9 0.45 66.88
28.7 1.9 0.48 66.88
30.6 1.9 0.51 66.88 0
32.5 1.9 0.54 66.88 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Tabel 3. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 3. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam minyak goreng dalam minyak goreng
Dari data, kecepatan terminal kelereng dalam cairan minyak goreng adalah
66.88 𝑐𝑚/𝑠 ≈ 0.668 𝑚/𝑠. Setelah menemukan besar kecepatan terminal kelereng
dalam cairan minyak goreng, maka nilai viskositas cairan madu bisa didapat dengan
menggunakan persamaan (4). Jika kelereng yang digunakan memiliki jari-jari
0.00765 m dan massa jenis minyak goreng adalah 909 kg/m3, maka :
2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇
𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 909 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.6688 𝑚⁄𝑠
12
Gambar 8. Gabungan dari gambar-gambar proses jatuhnya kelereng dalam air
3𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
98
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 0.030 𝑠
Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.
s ∆s t v
35
0 0 0
0.4 0.4 0.03 13.33
30
1.8 1.2 0.06 40.00
3.7 1.9 0.09 63.33
5.7 2 0.12 66.66 25
7.8 2.1 0.15 70.00
9.7 1.9 0.18 63.33 20
11.4 1.7 0.21 56.66
13.1 1.7 0.24 56.66 15
15.2 2.1 0.27 70.00
17.7 2.5 0.3 83.33 10
19.9 2.2 0.33 73.33
22.1 2.2 0.36 73.33
5
24.3 2.2 0.39 73.33
26.5 2.2 0.42 73.33
28.7 2.2 0.45 73.33 0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
30.9 2.2 0.48 73.33
Tabel 4. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 4. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam air dalam air
13
Dari data, kecepatan terminal kelereng dalam cairan air adalah 73.33 𝑐𝑚/𝑠 ≈
0.7333 𝑚/𝑠. Setelah menemukan besar kecepatan terminal kelereng dalam cairan
air, maka nilai viskositas cairan madu bisa didapat dengan menggunakan
persamaan (4). Jika kelereng yang digunakan memiliki jari-jari 0.00765 m dan
massa jenis air adalah 1000 kg/m3, maka :
2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇
𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 1000 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.73333 𝑚⁄𝑠
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil ekstrak gambar yang bagus dan jelas, sebaiknya
menggunakan kamera dengan resolusi tinggi. Selain itu, disarankan untuk
melakukan berbagai variasi tumbukan agar mendapatkan nilai koefisien restitusi
yang beragam.
Khusus untuk cairan yang agak encer, disarankan untuk menggunakan gelas
ukur dengan ukuran volume lebih besar, karena ketinggian gelas sangat
berpengaruh dalam menentukan besar kecepatan terminal dari benda yang
dijatuhkan dalam zat cair. Biasanya kecepatan terminal baru akan dicapai setelah
mencapai jarak yang cukup besar.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Budianto, Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. Yogyakarta: BATAN.
14
[2] Giancoli. 2001. Fisika, Edisi Kelima, Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
[3] Sears, Zemansky. 2002. Fisika Universitas, Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta: Erlannga
[4] Simalango, Asri & Muchtar, Zainuddin. 2008. Pengaruh Pemakaian Metode
Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. Jurnal
Pendidikan dan Sains ISSN: 1907-7157, Vol. 3, h. 20-34.
[5] Prabowo, Fajar Tri. 2011. Konsep Kompresi Intraframe Dan Interframe Pada
Pengaplikasian Kompresi Video. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Jimbaran Bali.
http://staff.unud.ac.id/~linawati/wp-content/uploads/2011/07/konsep-kompresi-
intraframe-dan-interframe-pada-pengaplikasian-kompresi-video2.pdf
[6] Sesroni, Bertus. 2011. Desain Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Kamera Digital
Sebagai Media Pembelajaran Gerak Parabola. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Sains dan Matematika Program
Pendidikan Fisika.
15