Anda di halaman 1dari 18

PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL DALAM MENENTUKAN NILAI

VISKOSITAS CAIRAN

LAPORAN PENELITIAN

Oleh,

Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing (112059)

Sarah Ratna Sari Panjaitan (112108)

Andrew Sefufan Simamora (112008)

Pembimbing:

Arini Desianti Parawi, S.Pd.

Diajukan dalam rangka mengikuti kompetisi peneliti belia muda

se-Sumatera Utara

September 2012

MATA PELAJARAN FISIKA

KELAS X
SMA UNGGUL DEL

Pengesahan Laporan Penelitian

Lomba Peneliti Belia Sumatera Utara 2012

Judul Penelitian : Pemanfaatan Kamera Digital Dalam Menentukan Nilai


Viskositas Cairan
Bidang Penelitian : Fluida
Bidang Ilmu : Fisika
Jangka Waktu Penelitian : 1 minggu
Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing
b. NIS : 112059
c. Kelas : X
d. Asal Sekolah : SMA Unggul Del
e. Alamat Sekolah : Jl. Sisingamangaraja, Kel. Sitoluama, Kec. Laguboti, Kab.
Toba Samosir.
f. No. HP & Alamat Email : j.stobx@gmail.com

Anggota Kelompok : 2 Orang


Guru Pembimbing : Arini Desianti Parawi, S.Pd.
Alamat Email dan No. HP : desi.uksw.fisika@gmail.com dan 081362162436

Sitoluama, 09 Oktober 2012

Guru Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan

Arini Desianti Parawi, S.Pd. Jesse Juan Fritz Parluhutan Lumbantobing

NIP. - NIS. 112059

Menyetujui,

Kepala Sekolah

Drs. Alfred Silalahi, M.Si.

NIP. 19691031 199803

i
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ........................................................................................................ i


1. Pendahuluan ............................................................................................................ 1
2. Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 2
2.1. Viskositas ......................................................................................................... 2
2.2. Hukum Stokes .................................................................................................. 2
2.3. Metode Penentuan Viskositas ............................................................................. 3
2.4. Kamera Digital Sebagai Sensor Gerak ................................................................. 4
3. Metode Penelitian ..................................................................................................... 4
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................................... 5
4.1. Penentuan nilai viskositas madu ......................................................................... 5
4.2. Penentuan nilai viskositas sunlight...................................................................... 9
4.3. Penentuan nilai viskositas minyak goreng ......................................................... 10
4.4. Penentuan nilai viskositas air ........................................................................... 12

5. Kesimpulan dan Saran ............................................................................................. 14


5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 14
5.2. Saran............................................................................................................. 14
6. Daftar Pustaka........................................................................................................ 14

ii
PEMANFAATAN KAMERA DIGITAL UNTUK MENENTUKAN NILAI
VISKOSITAS CAIRAN
Jesse J. F. P. Lumbantobing, Sarah R. S. Panjaitan, Andrew S. Simamora

SMA Unggul Del

Jl. Sisingamangaraja, Sitoluama, Sumatera Utara

Email: j.stobx@gmail.com

Abstrak

Viskositas adalah salah satu sifat zat cair. Viskositas berhubungan dengan kekentalan cairan.
Jika suatu zat cair semakin kental, berarti nilai viskositas semakin besar. Misalnya suatu
benda dijatuhkan kedalam zat cair awalnya kecepatannya akan semakin bertambah, tapi
pada saat tertentu dia akan mencapai kecepatan terminal, dimana gaya berat benda tersebut
sama besar dengan penjumlahan antara gaya Archimedes dan gaya Stokes. Masih jarang
ditemukan alat pengukuran nilai viskositas di sekolah. Padahal alat tersebut bisa membantu
siswa dalam mempelajari materi viskositas. Kamera digital adalah alat yang bisa digunakan
untuk merekam suatu kejadian. Rekaman berupa video yang dihasilkan kemudian diubah
kedalam bentuk gambar sehingga lebih mudah untuk menganalisa kejadian tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti besar nilai viskositas suatu cairan tertentu dengan
memanfaatkan kamera digital. Dengan memanfaatkan software video converter to jpg,
rekaman video peristiwa tumbukan bisa diekstrak menjadi kumpulan gambar. Gambar
tersebut kemudian dianalisa untuk mencari besar kecepatan terminal yang bekerja pada
benda saat dijatuhkan dalam zat cair. Jika kecepatan terminal diketahui maka nilai viskositas
2 (𝜌𝑏 −𝜌𝑐) 𝑟 2 𝑔
zat cair tersebut bisa diketahui dengan menggunakan persamaan 𝜂 = . Dari
9 𝑣𝑇
penelitian didapatkan hasil : Viskositas madu, 𝜂𝑚 = 15.073 𝑃𝑎. 𝑠; Viskositas sunlight, 𝜂𝑠 =
4.685 𝑃𝑎. 𝑠; Viskositas minyak goreng, 𝜂𝑚𝑔 = 0.294 𝑃𝑎. 𝑠; Viskositas air, 𝜂𝑎 = 0.253 𝑃𝑎. 𝑠.
Dengan demikian kamera digital bisa dimanfaatkan sebagai “sensor gerak” dalam membantu
perhitungan nilai koefisien restitusi secara teliti, khususnya pada tingkat SMA.

Kata kunci : Fluida, viskositas, kamera digital

1. Pendahuluan

Salah satu sifat yang berhubungan dengan zat cair adalah kental (viscous), dimana
setiap zat cair memiliki koefisen kekentalan yang berbeda-beda. Dalam dunia otomotif
pengetahuan tentang nilai viskositas dari berbagai jenis pelumas sangat dibutuhkan
karena tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan pelumas yang berbeda [1].

Pada saat ini sangat jarang ditemukan alat untuk menentukan nilai viskositas suatu
cairan, yaitu viskometer. Masih sedikit sekolah-sekolah yang menggunakan alat tersebut
terutama siswa-siswa SMA yang mempelajari topik viskositas dalam kegiatan
praktikumnya. Sementara pembelajaran dengan praktikum dapat meningkatkan hasil
belajar atau daya serap siswa [4].

Penelitian untuk mengukur nilai viskositas suatu cairan pernah dilakukan oleh Anwar
Budianto (2008). Metode yang digunakan adalah penentuan koefisien kekentalan
1
(viskositas) cairan dengan menggunakan regresi linear hukum Stokes. Melalui
penelitiannya, ia menghitung nilai viskositas beberapa jenis cairan. Dalam penelitiannya
faktor kecepatan terminal diabaikan, padahal kecepatan terminal adalah salah satu faktor
terpenting dalam menentukan nilai viskositas suatu zat cair [1].

Kecepatan terminal terjadi jika besarnya gaya gravitasi dan gaya gesek yang terjadi
pada benda sama [3]. Karena indera penglihatan manusia terbatas, maka sangat sulit
mendeteksi pada titik mana kecepatan terminal dicapai oleh benda yang bergerak dalam
suatu cairan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode pengukuran kecepatan terminal
yang teliti. Kamera digital dapat menjadi solusi untuk masalah ini. Kamera digital dapat
merekam benda yang bergerak dalam suatu cairan. Kemudian dengan menggunakan
software video converter to jpg, video diekstrak menjadi kumpulan gambar yang dapat
dijadikan data dalam menentukan kecepatan terminal dari benda tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai viskositas beberapa cairan dengan
menggunakan kamera digital. Media ini digunakan untuk menghitung kecepatan terminal
dari benda yang bergerak dalam suatu cairan, sehingga besar koefisien viskositasnya
dapat diketahui. Penelitian ini bisa membantu siswa kelas XI untuk mempelajari materi
viskositas secara mendalam karena metode yang digunakan cukup sederhana dan alat
kamera digital mudah didapatkan.

2. Dasar Teori
2.1. Viskositas
Fluida yang riil memiliki gesekan internal dengan besar tertentu yang
disebut viskositas. Pada intinya, viskositas merupakan gaya gesekan antara
lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut
bergerak satu melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama
disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari
tumbukan antar molekul.
Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda. Sirup lebih
kental (lebih viskos) dari air. Minyak lemak lebih kental dari minyak mesin; zat
cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas.
Makin besar viskositas dalam suatu fluida, makin sulit suatu benda bergerak
dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi
antara molekul zat cair. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
Pascal sekon (Pa s) [2].

2.2. Hukum Stokes


Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,
misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
nampak mula - mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lururs beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut.
Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.

2
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida secara empiris
dirumuskan sebagai persamaan.

𝐹𝑠 = 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣 (1)

Dengan 𝜂 menyatakan koefisien kekentalan, r adalah jari-jari bola, dan v


kecepatan relatif bola terhadap fluida. Persamaan (1) pertama kali dijabarkan
oleh Sir George Stokes tahun 1845, sehingga disebut Hukum Stokes.

Bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi, namun beberapa saat


setelah bola bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan konstan.
Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir VT atau kecepatan terminal,
yaitu pada saat gerak bola sama dengan gaya apung ditambah gaya gesekan
fluida [3].

2.3. Metode penentuan viskositas

Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan viskositas yaitu


metode bola jatuh.

Penentuan ini berdasarkan hukum Stokes. Bola dengan rapatan 𝜌 dan jari-
jari r dijatuhkan ke dalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan
viskositasnya.

Gambar 1. Gaya yang bekerja pada bola

Ada 3 buah gaya yang bekerja pada bola yang dijatuhkan ke dalam cairan,
yaitu gaya Archimedes, gaya gesek, dan gaya berat. Gaya-gaya yang bekerja
pada bola saat mencapai kecepatan terminal dapat ditulis secara matematis yaitu

𝑊 = 𝐹𝐴 + 𝐹𝑆 (2)

𝑚𝑏 𝑔 = 𝜌𝑐 𝑉𝑏 𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣𝑇

𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔 = 𝜌𝑐 𝑉𝑏 𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣𝑇

6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑣𝑇 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔 − 𝜌𝑐 𝑉𝑏 𝑔

3
(𝜌𝑏 −𝜌𝑐 ) 𝑉𝑏 𝑔
𝜂= 6 𝜋 𝑟 𝑣𝑇
(3)

4
Karena volume bola dapat dicari dengan persamaan 3
𝜋 𝑟 3 , maka

4 (𝜌𝑏 −𝜌𝑐 ) 𝜋 𝑟 3 𝑔
𝜂=
3. 6 𝜋 𝑟 𝑣𝑇

2 (𝜌𝑏 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂= 9 𝑣𝑇
(4)

2.4. Kamera Digital sebagai Sensor Gerak

Kamera digital adalah alat untuk membuat gambar dari objek untuk
selanjutnya dibiaskan melalui lensa kepada sensor CCD (ada juga yang
menggunakan sensor MOS) yang hasilnya disimpan secara digital maka hasil
rekaman gambar ini harus diolah menggunakan pengolah digital pula semacam
computer atau mesin cetak yang dapat membaca media simpan digital tersebut
[6].

Kamera digital ini digunakan untuk merekam gerak benda ke dalam bentuk
video. Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame yang
ditampilkan dengan kecepatan tertentu (frame/detik). Jika laju frame cukup tinggi,
maka mata manusia melihatnya sebagai rangkaian yang kontinyu [5]. Video
tersebut cukup sulit untuk dianalisis karena benda bergerak dengan cepat
sehingga mata kesulitan untuk menentukan posisi benda, maka hasil rekaman
tersebut diekstrak terlebih dahulu menggunakan software video converter to jpg.
Kemudian setelah diekstrak maka gambar-gambar tersebut dianalisis dan dibuat
grafik menggunakan Microsoft excel.

3. Metode Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gelas ukur, kelereng, kamera
video, aplikasi computer (Microsoft Office Excel dan Video to JPG Converter), papan
skala, jangka sorong, dan beberapa cairan yang diuji nilai viskositasnya.

Tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam penelitian ini meliputi tahapan persiapan,
tahapan pelaksanaan, dan tahapan analisis data.

Dalam tahapan persiapan, kami melakukan analisa konsep viskositas, serta


mempersiapkan alat dan bahan yang akan kami gunakan dalam penelitian.

Adapun hal – hal yang kami lakukan dalam tahap pelaksanaan, yaitu:

1. Mengukur massa jenis cairan dan kelereng


2. Mengisi gelas ukur dengan cairan yang akan diukur nilai viskositasnya
3. Meletakkan papan skala di samping gelas ukur
4. Mempersiapkan kamera video untuk merekam jatuhnya kelereng
5. Memasukkan kelereng ke dalam cairan (tidak dilemparkan)
6. Merekam proses jatuhnya kelereng hingga sampai ke dasar
7. Mengulangi proses yang sama pada cairan yang lain

4
Pada tahapan analisis data, video hasil percobaan kami ubah menjadi gambar.
Selanjutnya kami menganalisis data untuk menentukan besar kecepatan terminal dari
kelereng. Setelah menemukan besar kecepatan terminal, maka besar viskositas cairan
bisa ditentukan dengan memanfaatkan persamaan (4).

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Analisa yang kami lakukan dengan cara deskriptif kuantitatif, dimana kami
menjelaskan proses pengolahan data berupa video rekaman pergerakan kelereng dalam
cairan. Kemudian akan dijelaskan cara penentuan kecepatan terminalnya sehingga nilai
viskositas cairan bisa diketahui.

4.1. Penentuan nilai viskositas madu


Cairan pertama yang akan ditentukan nilai viskositasnya adalah madu. Gelas
ukur 100 mL diisi dengan madu kemudian kelereng dimasukkan ke dalam gelas
ukur. Proses jatuhnya kelereng sampai ke dasar tabung kemudian direkam dengan
menggunakan kamera digital. Setelah merekam proses pergerakan kelereng dalam
madu, didapatkan video seperti pada gambar berikut

Gambar 2. Video kelereng jatuh pada madu

Video tersebut kemudian diekstrak menjadi gambar dengan menggunakan


software video converter to jpg.

5
Gambar 3. Video yang diekstrak ke gambar

Dari kumpulan gambar tersebut, kemudian dipilih beberapa gambar yang


menampilkan proses jatuhnya kelereng. Hal ini bertujuan mempermudah proses
analisa data.

Gambar 4. Kumpulan gambar yang menampilkan proses jatuhnya kelereng

6
Gambar-gambar yang telah dipilih kemudian digabungkan dengan Adobe
Photoshop CS5. Hasil penggabungannya tampak seperti gambar di bawah ini

Gambar 5. Gabungan dari gambar-gambar proses jatuhnya kelereng dalam madu

Selanjutnya gambar tersebut dianalisa sehingga posisi kereta untuk setiap


waktu tertentu diketahui. Posisi kelereng setiap waktu bisa didapat dengan
memperhatikan skalanya. Data waktu didapat melalui perbandingan antara durasi
video dengan jumlah gambar hasil ekstrak. Karena durasi video 37 𝑠 dan melalui
proses ekstrak di dapatkan 22 frame, maka waktu yang diperlukan untuk
membentuk 1 frame adalah

37 𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
22

1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 1.68 𝑠

Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.

7
∆s v
s (cm) t (det) 25
(cm) (cm/s)
0 1 0 -
1 1.2 1.68 0.714
2.2 1.4 3.36 0.833 20

3.6 1.4 5.04 0.833


5 1.4 6.72 0.833
6.4 1.5 8.4 0.893 15
7.9 1.4 10.08 0.833
9.3 1.5 11.76 0.893
10.8 1.5 13.44 0.893 10
12.3 1.4 15.12 0.833
13.7 1.5 16.8 0.893
15.2 1.4 18.48 0.833
5
16.6 1.5 20.16 0.893
18.1 1.5 21.84 0.893
19.6 1.5 23.52 0.893
0
21.1 1.5 25.2 0.893
0 5 10 15 20 25 30
22.6 1.5 26.88 0.893
Tabel 1. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 1. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam madu dalam madu

Dari data, kecepatan terminal pada madu dicapai pada detik ke 8.4 sebesar
0.893 𝑐𝑚/𝑠 ≈ 0.00893 𝑚/𝑠. Pada grafik, kecepatan terminal ditunjukkan pada saat
grafik berbentuk linear. Mengingat waktu untuk mencapai kecepatan terminal relatif
kecil, maka bisa diasumsikan besar gaya stokes dan Archimedes sama dengan
berat bola tidak lama setelah bola dimasukkan. Hal ini juga berarti bahwa besar
gaya stokes yang bekerja pada kelereng cukup besar. Apabila gaya stokes yang
bekerja pada kelereng cukup besar, maka bisa diasumsikan bahwa nilai
viskositasnya juga besar, karena berdasarkan persamaan (4) nilai viskositas
sebanding dengan besar gaya stokes.

Setelah menemukan besar kecepatan terminal kelereng dalam cairan madu,


maka nilai viskositas cairan madu bisa didapat dengan menggunakan persamaan
(4). Jika massa jenis madu adalah 1398 kg/m3 dan kelereng yang digunakan
memiliki jari-jari 0.00765 m, bisa didapat nilai massa jenis kelereng dengan
𝑚
menggunakan persamaan 𝜌𝑘 = 𝑉 𝑘, maka :
𝑘

2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 1398 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.00893 𝑚⁄𝑠

𝜂 = 15.073 𝑃𝑎. 𝑠 ≈ 1.5073 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒

8
4.2. Penentuan nilai viskositas sunlight
Cairan kedua yang akan ditentukan nilai viskositasnya adalah sunlight. Gelas
ukur 500 mL diisi dengan sunlight, kemudian kelereng dimasukkan ke dalam gelas
ukur. Proses jatuhnya kelereng sampai ke dasar tabung kemudian direkam dengan
menggunakan kamera digital. Video hasil rekaman kemudian diekstrak menjadi
gambar, kemudian dipilih gambar-gambar yang menunjukkan proses jatuhnya
kelereng sampai ke dasar gelas. Gambar-gambar tersebut kemudian digabungkan
dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5.

Gambar 6. Gabungan dari gambar-gambar proses jatuhnya kelereng dalam sunlight

Selanjutnya gambar tersebut dianalisa sehingga posisi kelereng untuk setiap


waktu tertentu diketahui. Posisi kelereng setiap waktu bisa didapat dengan
memperhatikan skalanya. Data waktu didapat melalui perbandingan antara durasi
video dengan jumlah gambar hasil ekstrak. Karena durasi video 18 𝑠 dan melalui
proses ekstrak di dapatkan 50 frame, maka waktu yang diperlukan untuk
membentuk 1 frame adalah

18 𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
50

1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 0.36 𝑠

Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.

9
V
S (cm) ∆s (cm) t (s) 35
(cm/s)
0 1.2 0 -
1.2 1.2 0.36 3.333
2.4 1.2 0.72 3.333 30
3.8 1.4 1.08 3.889
5.2 1.4 1.44 3.889
6.3 1.1 1.8 3.056
25
6.6 0.3 2.16 0.833
8 1.4 2.52 3.889
9.2 1.2 2.88 3.333
10.6 1.4 3.24 3.889 20
12 1.4 3.6 3.889
13.4 1.4 3.96 3.889
14.8 1.4 4.32 3.889 15
16.2 1.4 4.68 3.889
17.3 1.1 5.04 3.056
19 1.7 5.4 4.722
10
20.4 1.4 5.76 3.889
21.8 1.4 6.12 3.889
23 1.2 6.48 3.333
24.4 1.4 6.84 3.889 5
25.8 1.4 7.2 3.889
27.2 1.4 7.56 3.889
28.6 1.4 7.92 3.889 0
30 1.4 8.28 3.889 0 5 10
31.4 1.4 8.64 3.889
Tabel 2. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 2. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam sunlight dalam sunlight

Dari data, kecepatan terminal kelereng dalam cairan sunlight adalah


3.889 𝑐𝑚/𝑠 ≈ 0.0389 𝑚/𝑠. Setelah menemukan besar kecepatan terminal kelereng
dalam cairan sunlight, maka nilai viskositas cairan madu bisa didapat dengan
menggunakan persamaan (4). Jika kelereng yang digunakan memiliki jari-jari
0.00765 m dan massa jenis sunlight adalah 1024 kg/m3, maka :

2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 1024 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.0389 𝑚⁄𝑠

𝜂 = 4.685 𝑃𝑎. 𝑠 ≈≈ 0.4685 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒

4.3. Penentuan nilai viskositas minyak goreng


Cairan ketiga yang akan ditentukan nilai viskositasnya adalah minyak goreng.
Gelas ukur 500 mL diisi dengan minyak goreng, kemudian kelereng dimasukkan ke
dalam gelas ukur. Proses jatuhnya kelereng sampai ke dasar tabung kemudian
10
direkam dengan menggunakan kamera digital. Video hasil rekaman kemudian
diekstrak menjadi gambar, kemudian dipilih gambar-gambar yang menunjukkan
proses jatuhnya kelereng sampai ke dasar gelas. Gambar-gambar tersebut
kemudian digabungkan dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5.

Gambar 7. Gabungan dari gambar-gambar proses jatuhnya kelereng dalam minyak goreng

Selanjutnya gambar tersebut dianalisa sehingga posisi kelereng untuk setiap


waktu tertentu diketahui. Posisi kelereng setiap waktu bisa didapat dengan
memperhatikan skalanya. Data waktu didapat melalui perbandingan antara durasi
video dengan jumlah gambar hasil ekstrak. Karena durasi video 5 𝑠 dan melalui
proses ekstrak di dapatkan 176 frame, maka waktu yang diperlukan untuk
membentuk 1 frame adalah

5𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
176

1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 0.028 𝑠 ≈ 0.03 𝑠

Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.

11
S (m) ∆s (m) t (s) v (cm/s)
35
0 0.6 0 -
0.6 0.6 0.03 21.12
1.8 1.2 0.06 42.24 30
3 1.2 0.09 42.24
4.7 1.7 0.11 59.84
6.4 1.7 0.14 59.84 25
8.1 1.7 0.17 59.84
10 1.9 0.20 66.88
20
11.9 1.9 0.23 66.88
13.8 1.9 0.26 66.88
15.5 1.7 0.28 59.84 15
17.2 1.7 0.31 59.84
19.2 2 0.34 70.4
10
21.1 1.9 0.37 66.88
23 1.9 0.40 66.88
24.9 1.9 0.43 66.88 5
26.8 1.9 0.45 66.88
28.7 1.9 0.48 66.88
30.6 1.9 0.51 66.88 0
32.5 1.9 0.54 66.88 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Tabel 3. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 3. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam minyak goreng dalam minyak goreng

Dari data, kecepatan terminal kelereng dalam cairan minyak goreng adalah
66.88 𝑐𝑚/𝑠 ≈ 0.668 𝑚/𝑠. Setelah menemukan besar kecepatan terminal kelereng
dalam cairan minyak goreng, maka nilai viskositas cairan madu bisa didapat dengan
menggunakan persamaan (4). Jika kelereng yang digunakan memiliki jari-jari
0.00765 m dan massa jenis minyak goreng adalah 909 kg/m3, maka :

2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 909 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.6688 𝑚⁄𝑠

𝜂 = 0.294 𝑃𝑎. 𝑠 ≈ 0.0294 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒

4.4. Penentuan nilai viskositas air


Cairan keempat yang akan ditentukan nilai viskositasnya adalah air. Gelas
ukur 500 mL diisi dengan air, kemudian kelereng dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Proses jatuhnya kelereng sampai ke dasar tabung kemudian direkam dengan
menggunakan kamera digital. Video hasil rekaman kemudian diekstrak menjadi
gambar, kemudian dipilih gambar-gambar yang menunjukkan proses jatuhnya
kelereng sampai ke dasar gelas. Gambar-gambar tersebut kemudian digabungkan
dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS5.

12
Gambar 8. Gabungan dari gambar-gambar proses jatuhnya kelereng dalam air

Selanjutnya gambar tersebut dianalisa sehingga posisi kelereng untuk setiap


waktu tertentu diketahui. Posisi kelereng setiap waktu bisa didapat dengan
memperhatikan skalanya. Data waktu didapat melalui perbandingan antara durasi
video dengan jumlah gambar hasil ekstrak. Karena durasi video 3 𝑠 dan melalui
proses ekstrak di dapatkan 98 frame, maka waktu yang diperlukan untuk
membentuk 1 frame adalah

3𝑠
1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 =
98

1 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 = 0.030 𝑠

Setelah didapat data posisi dan waktunya, kemudian data tersebut diolah ke
dalam bentuk grafik dengan menggunakan program Microsoft Excel.

s ∆s t v
35
0 0 0
0.4 0.4 0.03 13.33
30
1.8 1.2 0.06 40.00
3.7 1.9 0.09 63.33
5.7 2 0.12 66.66 25
7.8 2.1 0.15 70.00
9.7 1.9 0.18 63.33 20
11.4 1.7 0.21 56.66
13.1 1.7 0.24 56.66 15
15.2 2.1 0.27 70.00
17.7 2.5 0.3 83.33 10
19.9 2.2 0.33 73.33
22.1 2.2 0.36 73.33
5
24.3 2.2 0.39 73.33
26.5 2.2 0.42 73.33
28.7 2.2 0.45 73.33 0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
30.9 2.2 0.48 73.33

Tabel 4. Posisi kelereng terhadap waktu Grafik 4. Posisi kelereng (y) terhadap waktu (x)
dalam air dalam air

13
Dari data, kecepatan terminal kelereng dalam cairan air adalah 73.33 𝑐𝑚/𝑠 ≈
0.7333 𝑚/𝑠. Setelah menemukan besar kecepatan terminal kelereng dalam cairan
air, maka nilai viskositas cairan madu bisa didapat dengan menggunakan
persamaan (4). Jika kelereng yang digunakan memiliki jari-jari 0.00765 m dan
massa jenis air adalah 1000 kg/m3, maka :

2 (𝜌𝑘 −𝜌𝑐 ) 𝑟 2 𝑔
𝜂=
9 𝑣𝑇

𝑘𝑔⁄ 𝑘𝑔
2(2454.17 − 1000 ⁄ 3 ) × (0.000058𝑚)2 9.8 𝑚⁄ 2
𝜂= 𝑚3 𝑚 𝑠
9 × 0.73333 𝑚⁄𝑠

𝜂 = 0.253 𝑃𝑎. 𝑠 ≈ 0.0253 𝑝𝑜𝑖𝑠𝑒

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Nilai viskositas zat cair dapat dihitung dengan menggunakan kamera digital.
Kamera dapat merekam pergerakan kelereng, hasil rekaman bisa diubah menjadi
bentuk gambar untuk dianalisa. Dari hasil analisa bisa didapat kecepatan terminal
kelereng pada masing-masing cairan.
Besar kecepatan terminal berbanding terbalik dengan nilai viskositas.
Semakin besar kecepatan terminal, maka nilai viskositas cairan. Nilai viskositas
dari 4 jenis cairan yang diuji adalah sebagai berikut :
 Viskositas madu, 𝜂𝑚 = 15.073 𝑃𝑎. 𝑠
 Viskositas sunlight, 𝜂𝑠 = 4.685 𝑃𝑎. 𝑠
 Viskositas minyak goreng, 𝜂𝑚𝑔 = 0.294 𝑃𝑎. 𝑠
 Viskositas air, 𝜂𝑎 = 0.253 𝑃𝑎. 𝑠
Perhitungan nilai viskositas dengan menggunakan kamera digital sebagai
sensor gerak bisa diterapkan khususnya pada sekolah-sekolah dengan fasilitas
laboratorium yang masih terbatas. Selain hasil pengukuran yang cukup teliti,
kamera digital merupakan alat yang mudah ditemukan.

5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil ekstrak gambar yang bagus dan jelas, sebaiknya
menggunakan kamera dengan resolusi tinggi. Selain itu, disarankan untuk
melakukan berbagai variasi tumbukan agar mendapatkan nilai koefisien restitusi
yang beragam.
Khusus untuk cairan yang agak encer, disarankan untuk menggunakan gelas
ukur dengan ukuran volume lebih besar, karena ketinggian gelas sangat
berpengaruh dalam menentukan besar kecepatan terminal dari benda yang
dijatuhkan dalam zat cair. Biasanya kecepatan terminal baru akan dicapai setelah
mencapai jarak yang cukup besar.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Budianto, Anwar. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. Yogyakarta: BATAN.

14
[2] Giancoli. 2001. Fisika, Edisi Kelima, Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

[3] Sears, Zemansky. 2002. Fisika Universitas, Edisi Kesepuluh, Jilid 1. Jakarta: Erlannga

[4] Simalango, Asri & Muchtar, Zainuddin. 2008. Pengaruh Pemakaian Metode
Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. Jurnal
Pendidikan dan Sains ISSN: 1907-7157, Vol. 3, h. 20-34.

[5] Prabowo, Fajar Tri. 2011. Konsep Kompresi Intraframe Dan Interframe Pada
Pengaplikasian Kompresi Video. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas
Jimbaran Bali.
http://staff.unud.ac.id/~linawati/wp-content/uploads/2011/07/konsep-kompresi-
intraframe-dan-interframe-pada-pengaplikasian-kompresi-video2.pdf

[6] Sesroni, Bertus. 2011. Desain Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Kamera Digital
Sebagai Media Pembelajaran Gerak Parabola. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Sains dan Matematika Program
Pendidikan Fisika.

15

Anda mungkin juga menyukai