Anda di halaman 1dari 23

SARANA PRASARANA EVENT

OLAHRAGA LONCAT INDAH

DISUSUN OLEH:
Ahmad Fauzan
Ahmad Rabbani Prayoga
Andito Dwi Wicaksono
Davyn Darma Andilolo
Farrel Dewangga Sakti
Gumelar Akhirul Ramadhan

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


SMAN 1 CIKARANG PUSAT
JL. BERUANG RAYA NO.9, KABUPATEN BEKASI
JAWA BARAT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas ridha dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cikarang, 18 Oktober 2022

Penyusun

i
ABSTRAK

Loncat indah sendiri merupakan olahraga akuatik yang memadukan gerakan


melompat di udara, akrobatik, dan meloncat ke dalam air.

Adapun tujuan dari makalah ini untuk melihat dan mengetahui sejauh mana
penerapan ilmu fisika pada Event OR Loncat Indah.

Selain itu juga, untuk mengetahui data informasi dari para atlit Loncat Indah dan
sarana/prasarana dari Event OR Loncat Indah tersebut.

Penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan metode penelitian yang


dilakukan dengan cara mempelajari referensi-referensi buku, artikel, dan browsing
internet, serta literature review yang berhubungan dengan analisis permasalahan.

Adapun hasil yang didapatkan selama melakukan penelitian adalah kecepatan dan
percepatan yang dilakukan oleh atlit serta dapat memperkirakan berat tubuh atlit
dan tinggi papan loncat.

Dalam praktiknya, Olahraga Loncat Indah menggunakan ilmu fisika sehingga


para atlit dapat mengetahui berbagai kendala ketika sedang meluncurkan aksinya.

Kata Kunci: Olahraga Loncat Indah, Ilmu Fisika.

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu fisika merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
tentang fenomena alam sehingga dalam pembelajarannya diperlukan kegiatan yang
dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami fenomena alam. Kegiatan tersebut
bisa berupa percobaan, video simulasi dan lain-lain. Pembelajaran menurut Corey
(Sagala, 2008) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap kondisi tertentu.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya
menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki
aktivitas peserta didik dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun
suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, yang pada
gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Selain itu, fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis,
sehingga proses pembelajarannya bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

Salah satu dari ilmu fisika yang akan dibahas dalam makalah ini adalah fluida
statis dengan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yaitu “Loncat Indah”.
Loncat indah sendiri merupakan olahraga akuatik yang memadukan gerakan
melompat di udara, akrobatik, dan meloncat ke dalam air. Di Indonesia, cabang
olahraga ini berada di bawah naungan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PB PRSI).

1
1.2 Rumusan Masalah
Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini
antara lain:
a. Bagaimana memperkirakan berat dan volume tubuh rata-rata orang
dewasa?
b. Bagaimana menentukan ketinggian papan loncat?
c. Bagaimana menentukan kedalaman air?
d. Bagaimana menentukan kecepatan atlit ketika memasuki air?
e. Bagaimana menentukan seberapa jauh atlit meluncur di dalam air?

1.3 Tujuan Penelitian


Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,
hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
a. Untuk memperkirakan berat dan volume tubuh rata-rata orang dewasa.
b. Untuk menentukan ketinggian papan loncat.
c. Untuk menentukan kedalaman air.
d. Untuk menganalisis kecepatan atlit ketika memasuki air.
e. Untuk menganalisis seberapa jauh atlit ketika meluncur di dalam air.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya: 

1) Manfaat teoritis 

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, serta


juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang
secara teoritis dipelajari di bangku sekolah dan perkuliahan. 

2) Manfaat Praktis

Memacu peserta didik agar lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran dan
menambah sumber belajar bukan hanya dari buku dan guru. 

2
BAB II
TEORI LANDASAN

2.1 Fluida Statis

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat cair, dan gas
karena keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Berbeda dengan zat
padat. Contoh sederhananya adalah air, minyak, ataupun nitrogen. Sifatnya yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain menjadikan hal tersebut
dikategorikan sebagai fluida.

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak


bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi
tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut.
Bisa juga dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam. Tidak menimbulkan
yang namanya gaya geser. Contohnya seperti air pada gelas
yang tidak diberikan gaya akan diam atau air sungai yang Gambar 2.1

mengalir dengan kecepatan konstan. (Sumber: StudioBelajar.com)

2.2 Tekanan Hidrostatis

Secara definisi, tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang
ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman
tertentu. Kasarnya, setiap jenis zat cair, akan memberikan tekanan
tertentu, tergantung dari kedalamannya. Sebab itulah, saat berenang
atau menyelam di permukaan dangkal lebih mudah daripada
menyelam di kedalaman tertentu. Karena semakin banyak volume
air yang ada di atas maka semakin besar pula tekanan yang air

berikan pada tubuh. Gambar 2.2


(Sumber: Kumparan.com)

3
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekanan Hidrostatis

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya tekanan hidrostatis, yaitu:

1. Massa Jenis Zat Cair(ρ)

Jika massa jenis suatu zat cair makin besar massa jenis, maka akan semakin besar
pula tekanan hidrostatisnya. Misalnya, ada tiga jenis zat cair, yaitu air, minyak,
dan larutan garam yang dimasukkan ke tiga wadah yang terpisah. Saat kita
menunjuk titik dengan kedalaman yang sama pada masing-masing cairan, maka
efeknya akan berbeda. Tekanan hidrostatis pada titik larutan garam akan lebih
besar daripada air biasa. Sementara, tekanan hidrostatis air akan lebih besar
dibanding minyak.

2. Kedalaman Zat Cair (h)

Kedalaman zat cair juga mempengaruhi tekanan hidrostatis pada zat cair. Semakin
jauh suatu titik dalam zat cair dari permukaannya, maka akan semakin besar
tekanan hidrostatisnya. Maksudnya, tekanan hidrostatis akan semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya kedalaman titik zat cair.

Misalnya, pada sebuah wadah diberi tiga lubang yang posisi ketinggiannya
berbeda. Jarak pancaran air pada titik atau lubang yang paling bawah akan lebih
jauh daripada titik yang berada si atasnya. Hal tersebut dikarenakan lubang yang
paling bawah mengalami tekanan hidrostatis yang paling besar dibanding dua titik
lain yang ada di atasnya.

3. Percepatan Gravitasi (g)

Percepatan gravitasi juga dapat mempengaruhi tekanan hidrostatis pada zat cair.
Percepatan gravitasi yang dikombinasikan dengan massa jenis zat cair, maka akan
menghasilkan besaran berat zat cair (S).

Rumus Tekanan Hidrostastis

4
2.3 Kinematika Gerak Lurus

Gerak Lurus adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus. Dalam
gerak lurus terdapat lima besaran penting yaitu jarak, perpindahan, kelajuan,
kecepatan dan percepatan. Sementara itu, pada gerak lurus berdasarkan
karakteristik kecepatan gerak benda, gerak lurus dibedakan menjadi dua, yaitu
gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dan
gerak lurus berubah beraturan dalam penerapannya dibedakan menjadi tiga,
yaitu gerak jatuh bebas (GJB), gerak vertikal ke bawah (GVB) dan gerak vertikal
ke atas (GVA).

Rumus Kelajuan

Kelajuan adalah jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Kelajuan


merupakan besarnya kecepatan suatu objek. Kelajuan tidak memiliki arah
sehingga termasuk besaran skalar. Secara matematis, persamaan kelajuan
dituliskan sebagai berikut.

s
v =
t

Keterangan:
v = Kelajuan rata-rata (m/s)
s = Jarak total yang ditempuh (m)
t = Waktu tempuh yang diperlukan (s)

Rumus Kecepatan

Kecepatan adalah perpindahan yang terjadi tiap satu satuan waktu. Kecepatan


merupakan besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah.
Kecepatan juga bisa berarti kelajuan yang mempunyai arah. Misal sebuah mobil
bergerak ke timur dengan kelajuan 50 km/jam. Rumus kecepatan tidak jauh
berbeda dengan rumus kelajuan bahkan bisa dikatakan sama. Rumus kecepatan
adalah sebagai berikut.

v = ∆s

5
∆t

Keterangan:
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
∆s = Perpindahan benda (m)
∆t = Interval waktu yang diperlukan (s)
Rumus Percepatan

Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu.


Percepatan termasuk besaran vektor. Satuan SI percepatan adalah m/s2.
Pecepatan dapat bernilai positif atau negatif. Jika nilai percepatan positif, maka
kecepatan benda mengalami percepatan sehingga kecepatannya semakin
bertambah. Jika percepatan negatif, maka kecepatan benda mengalami
perlambatan sehingga kecepatannya semakin berkurang. Rumus percepatan
adalah sebagai berikut.

v3 – v2 ∆v
v2 – v1
a = = =
t3 – t2 ∆t
t2 – t1

Keterangan:
a = Percepatan rata-rata (m/s2)
v1 = Kecepatan pada t1 (m/s)
v2 = Kecepatan pada t2 (m/s)
v3 = Kecepatan pada t3 (m/s)
∆v = Perubahan kecepatan (m/s)
∆t = Selang waktu (s)

Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan(GLBB)

Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus
dengan kecepatan berubah-ubah secara teratur. Karena kecepatan berubah-
ubah berarti ada perubahan kecepatan. Jika ada perubahan kecepatan maka
ada percepatan. Karena kecepatan berubah secara teratur maka percepatan
benda pada GLBB adalah tetap (a = konstan). Dalam GLBB ada tiga rumus
pokok, yaitu sebagai berikut.

6
vt = v0 ± at

vt2 = v02 ± 2as

s = v0t ± ½at2

Keterangan:
vo = Kecepatan awal (m/s)
vt = Kecepatan akhir atau kecepatan pada saat t detik (m/s)
a = Percepatan (m/s2)
t = Selang waktu (s)
s = Jarak tempuh (m)

Catatan penting
Tanda ± menunjukkan bahwa percepatan dapat bernilai positif atau negatif
dengan ketentuan sebagai berikut:

a positif (+a) jika dipercepat


a negatif (−a) jika diperlambat

Rumus Gerak Jatuh Bebas(GJB)

Gerak jatuh bebas adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal
dengan kecepatan awal nol serta mengalami percepatan sebesar percepatan
gravitasi bumi. Dengan demikian vo = 0 dan a = g. Rumus-rumus pada gerak
jatuh bebas  adalah sebagai berikut.

7
Gambar 2.3

Sumber: (fisikaabc.com)

h = ½ gt2

vt = gt

vt = √(2gh)

h' = h0 – ½ gt2

tmax = √(2h0/g)

Keterangan:

8
h0 = Ketinggian mula-mula benda (m)
h’ = Ketinggian benda setelah t detik (m)
h = Perpindahan benda (m)
vt = Kecepatan benda setelah t detik (m/s)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
tmax = Waktu untuk mencapai lantai (s)
t = Selang waktu (s)

Rumus Gerak Vertikal ke Bawah

Gerak vertikal ke bawah adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah


vertikal (atas ke bawa) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami
percepatan sebesar percepatan gravitasi bumi. Dengan demikian vo ≠ 0 dan a =
g. Rumus-rumus pada gerak vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.

Gambar 2.4

Sumber: (fisikaabc.com)

h = v0t + ½ gt2

9
vt = v0 + gt

vt2 = v02 + 2gh

h' = h0 – ½ gt2

Keterangan:
h0 = ketinggian mula-mula benda (m)
h’ = ketinggian benda setelah t detik (m)
h = perpindahan benda (m)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = selang waktu (s)

Rumus Gerak Vertikal ke Atas(GVA)

Gerak vertikal ke atas adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal
(bawah ke atas) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami perlambatan
sebesar percepatan gravitasi bumi. Dengan demikian vo ≠ 0 dan a = − g. Rumus-
rumus pada gerak vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.

10
Gambar 2.5

Sumber: (Fisikaabc.com)

h = v0t − ½ g.t2

vt = v0 − gt

vt2 = v02 − 2gh

v02
hmax =
2g

v0
tmax =
g

11
Keterangan:
h = Ketinggian atau perpindahan benda (m)
hmax = Ketinggian maksimum (m)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
tmax = Waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)
t = selang waktu (s)

12
BAB III
PEMBAHASAN

3.0 Loncat Indah


Loncat indah adalah jenis olahraga yang mengkombinasikan gerakan
loncatan dan akrobatik indah di udara. Olahraga ini diawali dengan gerakan
memantulkan badan ke papan loncat yang akan masuk ke dalam air. Ketika tubuh
berada di udara, tubuh harus membuat gerakan akrobatik yang indah sebelum
akhirnya masuk ke air. Loncat indah pertama kali ditemukan di Eropa dan mulai
menjadi olahraga kompetisi di Inggris pada tahun 1905. Olahraga loncat indah
dilakukan secara individu, atlet yang melakukannya disebut peloncat. Gerakan
yang akan dimainkan disesuaikan dengan keinginan peloncat ketika akan
dilakukan di udara, termasuk jarak ketinggian. Alat yang membantu dalam
gerakan loncat indah yaitu papan loncatan yang disebut spring board.

Gambar 3.1
Sumber: (Indenpensl.com)

3.1 Identifikasi Ketinggian Ideal Papan Loncat Indah


Ukuran papan loncat indah baik putra ataupun puteri memiliki kesamaan, beberapa
ukuran papan yang pernah dipakai pada Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah sebagai
berikut:

 Papan 1 meter
 Papan 3 meter
 Sinkronisasi papan 3 meter
 Sinkronisasi menara 10 meter

13
Gambar 3.2
Sumber:
(InterdisciplinaryPhysics.com)

3.2 Identifikasi Berat dan Tinggi Rata-Rata Atlet Lompat Indah


Variabel Pria Wanita Rata-Rata
Berat Badan 66,5 kg 57,4 kg 61,95 kg
Tinggi Badan 173,6 cm 163,7 cm 168,65 cm

Gambar 3.3
Sumber: (jerryshomemade.com)

3.3 Identifikasi Massa Jenis dan Volume Rata-Rata Atlet Lompat Indah

30%

70%

Gambar 3.4
Sumber: (OwnTalk.com)

Asumsikan bahwa ketika tubuh berada di air, terdapat 70% bagian tubuh
yang berada di bawah permukaan air dan 30% bagian tubuh yang berada di atas
permukaan air. Maka, dalam menentukan massa jenis manusia menggunakan
perbandingan benda terapung

70
ρ air x 70% = 1.000 x
100
= 700 Kg/m3

14
m
Volume manusia dapat dicari menggunakan rumus ρ=
v
m
ρ=
v
m 61,95
v=
ρ
= 700
= 0,0885 m3

Gaya angkat ke atas (FA) dapat dicari menggunakan persamaan berikut

FA = ρ air x gravitasi x Vbf


= 1.000 x 10 x 0,0885
= 885 N

3.4 Identifikasi Kecepatan dan Perlambatan yang Dialami Atlet Ketika


Memasuki Air
Atlet akan melompat dari spring board sehingga memantul ke atas sejauh
50 cm dari tinggi papan loncat indah. Maka tinggi awal papan yaitu 3 meter
akan ditambah 0,5 meter sebagai ketinggian awal atlet jatuh bebas ke dalam
kolam.
Vt2 = 2 x g x h
= 2 x 10 x 3,5
= 70 m/s
Saat atlet memasuki air, akan terjadi perlambatan yang disebabkan oleh
gaya angkat ke atas. Untuk mencari perlambatan tersebut, menggunakan
rumus berikut.
Fa−W
a=
m
885−619,5
= 61,95

= 4,285 m/s2

15
3.5 Identifikasi Kedalaman Kolam Loncat Indah
Kedalam kolam akan bergantung terhadap besarnya perlambatan dan
kecepatan atlet ketika memasuki kolam. Oleh sebab itu diperlukan kedalaman
yang ideal agar atlet tidak terluka dan layak untuk digunakan dalam olahraga
loncat indah. Perhitungan tersebut dapat dilakukan menggunakan persamaan
berikut.
2 2
−Vt −V 0
s=
2a
−70−0
= 2 x−4,285
= 8,2 meter (kedalaman minimum kolam)
Maka, kedalaman kolam yang ideal adalah 8,2 meter ditambah dengan tinggi
rata-rata atlet yaitu 1,68 meter. Sehingga kedalaman kolam menjadi 9,88
meter.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut :

 Prinsip Hidrostastis adalah bagian dari fluida statis. Fluida itu sendiri
merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika yang membahas
tentang suatu zat yang dapat mengalir.
 Dalam praktiknya, Olahraga Loncat Indah menggunakan prinsip
tekanan hidrostastis dan kinematika gerak lurus sehingga para atlit
dapat mengetahui berbagai kendala(Obstacle) ketika sedang
meluncurkan aksinya.

4.2 Saran
a. Perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut pada OR Loncat Indah
sebagai salah satu cara memaksimalkan ilmu fisika pada kehidupan
sehari-hari.
b. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah di
kemudian hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/22659/4/S_FIS_0703717_Chapter1.pdf, diakses
pada 19 Oktober 2022 pukul 12.18
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/rumus-fluida-statis-13054/
diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 10.43
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/tekanan-hidrostatis-dan-penerapan-
dalam-kehidupan-sehari-hari#:~:text=Secara%20definisi%2C%20tekanan
%20hidrostatis%20adalah,tekanan%20tertentu%2C%20tergantung%20dari
%20kedalamannya diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 10.55
https://www.fisikabc.com/2017/06/kumpulan-rumus-kinematika-gerak-
lurus.html diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 11.15
https://id.wikipedia.org/wiki/Loncat_indah diakses pada 10 Oktober 2022
pukul 11.39
https://aturanpermainan.blogspot.com/2019/02/peralatan-perlengkapan-
dan-fasilitas-loncat-indah.html diakses pada 11 Oktober 2022 pukul 11.09

18

Anda mungkin juga menyukai