DISUSUN OLEH:
Ahmad Fauzan
Ahmad Rabbani Prayoga
Andito Dwi Wicaksono
Davyn Darma Andilolo
Farrel Dewangga Sakti
Gumelar Akhirul Ramadhan
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas ridha dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penyusun
i
ABSTRAK
Adapun tujuan dari makalah ini untuk melihat dan mengetahui sejauh mana
penerapan ilmu fisika pada Event OR Loncat Indah.
Selain itu juga, untuk mengetahui data informasi dari para atlit Loncat Indah dan
sarana/prasarana dari Event OR Loncat Indah tersebut.
Adapun hasil yang didapatkan selama melakukan penelitian adalah kecepatan dan
percepatan yang dilakukan oleh atlit serta dapat memperkirakan berat tubuh atlit
dan tinggi papan loncat.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu fisika merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
tentang fenomena alam sehingga dalam pembelajarannya diperlukan kegiatan yang
dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami fenomena alam. Kegiatan tersebut
bisa berupa percobaan, video simulasi dan lain-lain. Pembelajaran menurut Corey
(Sagala, 2008) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap kondisi tertentu.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses
pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan hanya
menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki
aktivitas peserta didik dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun
suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik, yang pada
gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Selain itu, fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis,
sehingga proses pembelajarannya bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
Salah satu dari ilmu fisika yang akan dibahas dalam makalah ini adalah fluida
statis dengan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yaitu “Loncat Indah”.
Loncat indah sendiri merupakan olahraga akuatik yang memadukan gerakan
melompat di udara, akrobatik, dan meloncat ke dalam air. Di Indonesia, cabang
olahraga ini berada di bawah naungan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PB PRSI).
1
1.2 Rumusan Masalah
Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini
antara lain:
a. Bagaimana memperkirakan berat dan volume tubuh rata-rata orang
dewasa?
b. Bagaimana menentukan ketinggian papan loncat?
c. Bagaimana menentukan kedalaman air?
d. Bagaimana menentukan kecepatan atlit ketika memasuki air?
e. Bagaimana menentukan seberapa jauh atlit meluncur di dalam air?
1) Manfaat teoritis
2) Manfaat Praktis
Memacu peserta didik agar lebih aktif dan termotivasi dalam pembelajaran dan
menambah sumber belajar bukan hanya dari buku dan guru.
2
BAB II
TEORI LANDASAN
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata fluida mencakup zat cair, dan gas
karena keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Berbeda dengan zat
padat. Contoh sederhananya adalah air, minyak, ataupun nitrogen. Sifatnya yang
dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain menjadikan hal tersebut
dikategorikan sebagai fluida.
Secara definisi, tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang
ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan, pada kedalaman
tertentu. Kasarnya, setiap jenis zat cair, akan memberikan tekanan
tertentu, tergantung dari kedalamannya. Sebab itulah, saat berenang
atau menyelam di permukaan dangkal lebih mudah daripada
menyelam di kedalaman tertentu. Karena semakin banyak volume
air yang ada di atas maka semakin besar pula tekanan yang air
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tekanan Hidrostatis
Jika massa jenis suatu zat cair makin besar massa jenis, maka akan semakin besar
pula tekanan hidrostatisnya. Misalnya, ada tiga jenis zat cair, yaitu air, minyak,
dan larutan garam yang dimasukkan ke tiga wadah yang terpisah. Saat kita
menunjuk titik dengan kedalaman yang sama pada masing-masing cairan, maka
efeknya akan berbeda. Tekanan hidrostatis pada titik larutan garam akan lebih
besar daripada air biasa. Sementara, tekanan hidrostatis air akan lebih besar
dibanding minyak.
Kedalaman zat cair juga mempengaruhi tekanan hidrostatis pada zat cair. Semakin
jauh suatu titik dalam zat cair dari permukaannya, maka akan semakin besar
tekanan hidrostatisnya. Maksudnya, tekanan hidrostatis akan semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya kedalaman titik zat cair.
Misalnya, pada sebuah wadah diberi tiga lubang yang posisi ketinggiannya
berbeda. Jarak pancaran air pada titik atau lubang yang paling bawah akan lebih
jauh daripada titik yang berada si atasnya. Hal tersebut dikarenakan lubang yang
paling bawah mengalami tekanan hidrostatis yang paling besar dibanding dua titik
lain yang ada di atasnya.
Percepatan gravitasi juga dapat mempengaruhi tekanan hidrostatis pada zat cair.
Percepatan gravitasi yang dikombinasikan dengan massa jenis zat cair, maka akan
menghasilkan besaran berat zat cair (S).
4
2.3 Kinematika Gerak Lurus
Gerak Lurus adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus. Dalam
gerak lurus terdapat lima besaran penting yaitu jarak, perpindahan, kelajuan,
kecepatan dan percepatan. Sementara itu, pada gerak lurus berdasarkan
karakteristik kecepatan gerak benda, gerak lurus dibedakan menjadi dua, yaitu
gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dan
gerak lurus berubah beraturan dalam penerapannya dibedakan menjadi tiga,
yaitu gerak jatuh bebas (GJB), gerak vertikal ke bawah (GVB) dan gerak vertikal
ke atas (GVA).
Rumus Kelajuan
s
v =
t
Keterangan:
v = Kelajuan rata-rata (m/s)
s = Jarak total yang ditempuh (m)
t = Waktu tempuh yang diperlukan (s)
Rumus Kecepatan
v = ∆s
5
∆t
Keterangan:
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
∆s = Perpindahan benda (m)
∆t = Interval waktu yang diperlukan (s)
Rumus Percepatan
v3 – v2 ∆v
v2 – v1
a = = =
t3 – t2 ∆t
t2 – t1
Keterangan:
a = Percepatan rata-rata (m/s2)
v1 = Kecepatan pada t1 (m/s)
v2 = Kecepatan pada t2 (m/s)
v3 = Kecepatan pada t3 (m/s)
∆v = Perubahan kecepatan (m/s)
∆t = Selang waktu (s)
Gerak lurus berubah beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan lurus
dengan kecepatan berubah-ubah secara teratur. Karena kecepatan berubah-
ubah berarti ada perubahan kecepatan. Jika ada perubahan kecepatan maka
ada percepatan. Karena kecepatan berubah secara teratur maka percepatan
benda pada GLBB adalah tetap (a = konstan). Dalam GLBB ada tiga rumus
pokok, yaitu sebagai berikut.
6
vt = v0 ± at
s = v0t ± ½at2
Keterangan:
vo = Kecepatan awal (m/s)
vt = Kecepatan akhir atau kecepatan pada saat t detik (m/s)
a = Percepatan (m/s2)
t = Selang waktu (s)
s = Jarak tempuh (m)
Catatan penting
Tanda ± menunjukkan bahwa percepatan dapat bernilai positif atau negatif
dengan ketentuan sebagai berikut:
Gerak jatuh bebas adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal
dengan kecepatan awal nol serta mengalami percepatan sebesar percepatan
gravitasi bumi. Dengan demikian vo = 0 dan a = g. Rumus-rumus pada gerak
jatuh bebas adalah sebagai berikut.
7
Gambar 2.3
Sumber: (fisikaabc.com)
h = ½ gt2
vt = gt
vt = √(2gh)
tmax = √(2h0/g)
Keterangan:
8
h0 = Ketinggian mula-mula benda (m)
h’ = Ketinggian benda setelah t detik (m)
h = Perpindahan benda (m)
vt = Kecepatan benda setelah t detik (m/s)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
tmax = Waktu untuk mencapai lantai (s)
t = Selang waktu (s)
Gambar 2.4
Sumber: (fisikaabc.com)
h = v0t + ½ gt2
9
vt = v0 + gt
Keterangan:
h0 = ketinggian mula-mula benda (m)
h’ = ketinggian benda setelah t detik (m)
h = perpindahan benda (m)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
t = selang waktu (s)
Gerak vertikal ke atas adalah gerak lurus berubah beraturan dalam arah vertikal
(bawah ke atas) dengan kecepatan awal tertentu serta mengalami perlambatan
sebesar percepatan gravitasi bumi. Dengan demikian vo ≠ 0 dan a = − g. Rumus-
rumus pada gerak vertikal ke bawah adalah sebagai berikut.
10
Gambar 2.5
Sumber: (Fisikaabc.com)
h = v0t − ½ g.t2
vt = v0 − gt
vt2 = v02 − 2gh
v02
hmax =
2g
v0
tmax =
g
11
Keterangan:
h = Ketinggian atau perpindahan benda (m)
hmax = Ketinggian maksimum (m)
v0 = kecepatan awal benda (m/s)
vt = kecepatan benda setelah t detik (m/s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
tmax = Waktu untuk mencapai titik tertinggi (s)
t = selang waktu (s)
12
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 3.1
Sumber: (Indenpensl.com)
Papan 1 meter
Papan 3 meter
Sinkronisasi papan 3 meter
Sinkronisasi menara 10 meter
13
Gambar 3.2
Sumber:
(InterdisciplinaryPhysics.com)
Gambar 3.3
Sumber: (jerryshomemade.com)
3.3 Identifikasi Massa Jenis dan Volume Rata-Rata Atlet Lompat Indah
30%
70%
Gambar 3.4
Sumber: (OwnTalk.com)
Asumsikan bahwa ketika tubuh berada di air, terdapat 70% bagian tubuh
yang berada di bawah permukaan air dan 30% bagian tubuh yang berada di atas
permukaan air. Maka, dalam menentukan massa jenis manusia menggunakan
perbandingan benda terapung
70
ρ air x 70% = 1.000 x
100
= 700 Kg/m3
14
m
Volume manusia dapat dicari menggunakan rumus ρ=
v
m
ρ=
v
m 61,95
v=
ρ
= 700
= 0,0885 m3
= 4,285 m/s2
15
3.5 Identifikasi Kedalaman Kolam Loncat Indah
Kedalam kolam akan bergantung terhadap besarnya perlambatan dan
kecepatan atlet ketika memasuki kolam. Oleh sebab itu diperlukan kedalaman
yang ideal agar atlet tidak terluka dan layak untuk digunakan dalam olahraga
loncat indah. Perhitungan tersebut dapat dilakukan menggunakan persamaan
berikut.
2 2
−Vt −V 0
s=
2a
−70−0
= 2 x−4,285
= 8,2 meter (kedalaman minimum kolam)
Maka, kedalaman kolam yang ideal adalah 8,2 meter ditambah dengan tinggi
rata-rata atlet yaitu 1,68 meter. Sehingga kedalaman kolam menjadi 9,88
meter.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
Prinsip Hidrostastis adalah bagian dari fluida statis. Fluida itu sendiri
merupakan salah satu cabang dari ilmu fisika yang membahas
tentang suatu zat yang dapat mengalir.
Dalam praktiknya, Olahraga Loncat Indah menggunakan prinsip
tekanan hidrostastis dan kinematika gerak lurus sehingga para atlit
dapat mengetahui berbagai kendala(Obstacle) ketika sedang
meluncurkan aksinya.
4.2 Saran
a. Perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut pada OR Loncat Indah
sebagai salah satu cara memaksimalkan ilmu fisika pada kehidupan
sehari-hari.
b. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah di
kemudian hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/22659/4/S_FIS_0703717_Chapter1.pdf, diakses
pada 19 Oktober 2022 pukul 12.18
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/rumus-fluida-statis-13054/
diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 10.43
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/tekanan-hidrostatis-dan-penerapan-
dalam-kehidupan-sehari-hari#:~:text=Secara%20definisi%2C%20tekanan
%20hidrostatis%20adalah,tekanan%20tertentu%2C%20tergantung%20dari
%20kedalamannya diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 10.55
https://www.fisikabc.com/2017/06/kumpulan-rumus-kinematika-gerak-
lurus.html diakses pada 10 Oktober 2022 pukul 11.15
https://id.wikipedia.org/wiki/Loncat_indah diakses pada 10 Oktober 2022
pukul 11.39
https://aturanpermainan.blogspot.com/2019/02/peralatan-perlengkapan-
dan-fasilitas-loncat-indah.html diakses pada 11 Oktober 2022 pukul 11.09
18