Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

SUVEY JENTIK AEDES AEGEPTY


DI PEDUKUHAN VII BANYURADEN RW 18 DAN 19
, GAMPING, SLEMAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktikum


Mata Kuliah Pengendalian Vektor Semester II

Disusun oleh :
Kelompok 1

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2012
HARI, TANGGAL : Sabtu, 23 Juni 2012
TEMPAT : Cokrowijayan (RW 18) dan Sukunan (RW19)
ACARA : Survey Jentik Nyamuk Ae. aegypti

A. DASAR TEORI
Sulitnya pemberantasan penyakit DBD dikarenakan oleh beberapa
sebab, yaitu: belum ditemukannya obat untuk mematikan virus,
perkembangbiakan nyamuk yang terjadi dengan sangat cepat dan dalam
jumlah banyak, partisipasi masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) yang masih kurang dan kondisi faktor lingkungan yang
mendukung sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk penular DBD.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2005),
pencegahan penyakit DBD yang paling utama adalah dengan kegiatan yang
dikenal sebagai 3 M yaitu: menguras bak atau penampungan air, menutup bak
atau tempat penampungan air dan menimbun/ mengubur barang-barang bekas
seperti kaleng, botol dan lain-lain. Kegiatan ini bertujuan untuk memutus
rantai perkembangbiakan nyamuk dengan cara membasmi jentik-jentik
nyamuk, sehingga diharapkan tidak sampai menjadi nyamuk dewasa. Kegiatan
3 M ini harus dilaksanakan oleh masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya
masing-masing.
Evaluasi dari kegiatan ini adalah dengan cara mengidentifikasi
keberadaan jentik nyamuk Aedes, yang dilanjutkan dengan pengukuran (HI).
adalah angka yang diperoleh dari pemeriksaan tempat penyimpanan air di
rumah-rumah di suatu lingkungan tertentu, yang dinyatakan dalam jumlah
rumah yang ditemukan jentik (positif) dibagi dengan jumlah rumah
keseluruhan (positif dan negatif). Apabila HI di suatu wilayah lebih dari 10%
maka wilayah tersebut merupakan daerah potensial untuk terjadinya penularan
DBD.
B. TUJUAN
a. Untuk mengetahui ada atau tidaknyaa jentik pada container di rumah-
rumah penduduk.
b. Untuk mengetahui tempat perindukan nyamuk Ae. Aegypti yang
potensial.
c. Untuk mengukur Container Index (CI).
d. Untuk menentukan metoda pemberantasan yang cocok.

C. ALAT
Dalam survey ini, kami menggunakan alat bantu yaitu berupa senter
untuk melihat keberadaan jentik nyamuk di dalam container pada rumah-
rumah penduduk.

D. CARA KERJA
1. Pengamatan
Pengamatan jentik nyamuk ini di lakukan pada setiap rumah penduduk,
yaitu :
a. Container di dalam rumah
 Penampungan bak air
 Bak mandi
 Penampungan air lain, seperti : di belakang almari es/kulkas, di
belakang almari, kolam, dan tempat-tempat yang berpotensi untuk
menampung air.
b. Container di luar rumah
 Pot bunga
 Kaleng-kaleng bekas
 Ban bekas
 Tempat yang berpotensi untuk menampung air

*) data terlampir
2. Perhitungan
Setelah mendapatkan data dari pengamatan di rumah-rumah penduduk,
maka dilakukan perhitungan Container Indeks (CI), House Indeks (HI),
dan (BI). Dengan rumus sebagai berikut :
Container()
 CI = x 100 %
 Container.diperiksa
rumah()
 HI = x 100 %
 rumah.diperiksa
Container ()
 BI = x 100 %
 rumah .diperiksa

Rumah()
 ABJ = x 100 %
 rumah.diperiksa
E. Data Survey
1. RT 01
- Rumah positif jentik  13
- Jumlah rumah keseluruhan  25
- Container positif  21
- Jumlah seluruh container  172
2. RT 02
- Rumah positif jentik  16
- Jumlah rumah keseluruhan  39
- Container positif  21
- Jumlah seluruh container  157
3. RT 03
- Rumah positif jentik  11
- Jumlah rumah keseluruhan  23
- Container positif  27
- Jumlah seluruh container  148
4. RT 04
- Rumah positif jentik  27
- Jumlah rumah keseluruhan  44
- Container positif  48
- Jumlah seluruh container  257
5. RT 06
- Rumah positif jentik  1
- Jumlah rumah keseluruhan  7
- Container positif  1
- Jumlah seluruh container  22
6. RT 08
- Rumah positif jentik  16
- Jumlah rumah keseluruhan  35
- Container positif 22
- Jumlah seluruh container  277

Jumlah Rumah positif keseluruhan  84


Jumlah Seluruh rumah  173
Jumlah container positif keseluruhan  140
Jumlah seluruh container  1013

Perhitungan :

Container()
 CI = x 100 %
 Container.diperiksa
140
 CI = 1013 × 100% = 13,82%

Container ()
 BI = x 100 %
 Rumah.diperiksa
140
 BI = 173 × 100% = 80,92%

Rumah()
 HI = x 100 %
 Rumah.diperiksa
84
 HI = 173 × 100% = 48,55%
Rumah()
 ABJ = x 100 %
 Rumah.diperiksa
89
 ABJ = 173 × 100% = 51,44%

F. PEMBAHASAN
Pemberantasan demam berdarah hingga kini masih menjadi pekerjaan
yang belum kunjung selesai untuk diberantas. Banyak hal yang menyebabkan
pemberantasan ini masih menjadi hal yang sulit. Selain karena
perkembangbiakan vektor DBD yang cepat juga diperparah dengan kesadaran
masyarakat yang masih rendah untuk memberantas sarang nyamuk. Upaya
yang saat ini masih efektif dilakukan yaitu upaya pemeriksaan jentik nyamuk
berkala.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui potensi terjadinya kasus
DBD disuatu daerah. Maka, pada pemeriksaan kali ini dilakukan di
Pedukuhan VII Banyuraden, Gamping Sleman untuk mengetahui situasi dan
kondisi sanitasi di daerah tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan pada hari
Sabtu, 23 Juni 2012 dapat memeriksa sebanyak 173 rumah di daerah tersebut.
Dengan hasil yang telah didapatkan hampir 50% dari rumah-rumah yang
diperiksa positif terdapat jentik nyamuk. Hal ini perlu menjadi perhatian
khusus karena tingginya angka HI (House Index) pada daerah ini. Sedangkan
container yang positif dari seluruh rumah sebanyak 80% lebih, hal ini
menunjukan setiap rumah paling tidak 80% dari container yang ada baik yang
di dalam rumah maupun di luar rumah positif terdapat jentik nyamuk. Begitu
juga dengan CI (Container Index) menunjukkan 13% lebih.
Dengan demikian perlu dilakukan beberapa usaha untuk menurunkan HI
yang masih tinggi di daerah tersebut. Salah satunya dengan memberi
penyuluhan kepada warga setempat mengenai cara-cara pemberantasan
nyamuk pembawa virus DBD. Sehingga, diharapkan dengan penyuluhan
tersebut warga dapat dengan mandiri untuk melakukan upaya-upaya
pemberantasan jentik nyamuk.
G. KESIMPULAN
Wilayah Pedukuhan VII Cokrowijayan-Sukunan masih belum terbebas dari jentik
nyamuk DBD dan tergolong daerah tidak aman.
LAMPIRAN
Kelompok 1
1. Ahmad NurSyahid P07133111041
2. Ahmad Suhail Abdin P07133111042
3. Dwi Rahmawati P07133111046
4. Ega Dwi Ifaafah P07133111047
5. Faradella Nofita Sari P07133111049
6. Fitria Fatimah P07133111052
7. Feby Hidayani P07133111051
8. Juni Purwati P07133111057
9. Layly Firmansyah P07133111058
10. Lukas Andrianus N P07133111059
11. Lusi Ika Susanti P07133111060
12. Muhammad Adin N P07133111063
13. Marsum P07133111061
14. Niken Kriswandari P07133111067
15. Novita Eka Wiranti P07133111068
16. Nur Rohmad P07133111070
17. Prita Wahyuni P07133111071
18. Titis Ragil P07133111078
19. Rini Fitria P07133111073
20. Yeni Setyawati P07133111079

Anda mungkin juga menyukai