Anda di halaman 1dari 9

Laporan: "Bank Sampah Gemah Ripah-Bantul, Yogyakarta"

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu

Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Apabila dilihat

dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang

terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur

dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut

relatif membujur dari utara ke selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak

antara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur.

Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, di sebelah utara

berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan

dengan Samudra Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Keberadaan Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun Badegan bantul

merupakan salah satu hal yang menjadi pembelajaran bagi kita semua. Dari hasil

kunjungan dilapangan yaitu di lokasi Bank Sampah kita dapat merumuskan

beberapa hal, antara lain;

a. Bagaimana proses terbentuknya Bank Sampah Gemah Ripah Badegan bantul

tersebut?

b. Bagaimana proses penerimaan sampahnya?


c. Bagaimana penggelolaan sampah yang sudah ditabung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari laporan kuliah lapangan ini adalah untuk:

a. Mengetahui tentang bank sampah secara umum

b. Menentukan objek sampah yang diterima oleh bank sampah Gemah Ripah

c. Mengetahui proses pengelolaan dan pendistribusian hasil sampah

D. Metode Penelitian

Metode penelitian oleh penulis dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian

obyek dan subyek yang diteliti serta studi ilmu penulis, sehingga penulis dapat

mengetahui lebih jauh tentang bank sampah

1. Lokasi Penelitian

Kuliah lapangan dilaksanakan pada tanggal tanggal 5 Januari 2012 yang bertempat

Bank Sampah Gemah Ripah Dusun Badegan, Bantul, Yogyakarta


2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh informasi mengenai bank sampah Gemah Ripah maka penelitian

ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung (observasi).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan perangkat relawan di

Bank sampah. Peneliti juga menggunakan media internet untuk mendapatkan jurnal

elektronik dan kamera untuk mendokumentasikan kuliah lapangan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank Sampah

Bank sampah memiliki arti hamper sama dengan bank-bank pada umumnya.

Namun bank sampah disini adalah suatu wadah tempat penerimaan sampah dari

masyarakat yang kemudian mereka akan merasakan hasil dari sampah yang

disetorkan ke teller bank sampah.

Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang

sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor

rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari

sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah

(uang).

Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus

dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan

pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan.

B. Fungsi Bank Sampah

Adapun fungsi dari bank sampah dapat kita kategorikan sebagai berikut;

a. Sebagai media edukasi bagi anak-anak usia dini tentang bagaimana kita

memelihara lingkungan

b. Sarana belajar untuk masyarakat lebih terampil dalam mengolah sampah

c. Menghindari pencemaran lingkungan

d. Menjadikan sampah yang tidak dipandang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis

e. Dari segi ekonomi, membantu para pengepul sampah dan bagi masyarakat yang

mengumpulkan sampah akan memperoleh imbalan berupa uang.


C. Sejarah Bank Sampah Gemah Ripah

Bank Sampah Gemah ripah didirikan oleh masyarakat Badegan tahun 2008.

Gagasan awal datang dari Bambang Suwerda dosen Politeknik Kesehatan

Yogyakarta. Bambang merasa bahwa kesadaran warga tentang masalah sampah

masih rendah. Untuk itu timbullah ide bagaimana cara mengelola dan

memanfaatkan sampah itu dengan benar, sekaligus memberikan manfaat bagi

kehidupan manusia dan lingkungan, maka terbentuklah Bank Sampah Gemah

Ripah.

Ide Bank Sampah yg pertama dipeloporin dari Yogyakarta ini sangat unik dan

Brilian sebab menyimpan sampah terdengar paradoks. Sampah adalah sesuatu

yang biasanya tidak berguna dan dibuang. Jika dihitung secara kasar di Indonesia

dengan 250 Juta penduduk kira-kita setara dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan

perharinya setiap KK menghasilkan dan membuang sampah rumah tangga rata-rata

2 kg, maka setiap hari ada 100 Ribu Ton sampah di Indonesia ini.

D. Struktur Bank Sampah Gemah Ripah

Sebagai sebuah lembaga yang terorganisir, Bank Sampah Gemah Ripah

mempunyai struktur managemen dengan susunan : direktur, wakil direktur,

Sekretaris, Bendahara dan Koordinator/Teller. Aktivitas lembaga ini dijalankan

setiap Senin, Rabu dan Jumat mulai jam 16.00 sampai menjelang magrib. Pada saat

nasabah menyetorkan sampah, nasabah mendapatkan bukti setoran dari teller yang

kemudian di catat dalam buku tabungan. Harga sampah bervariasi tergantung

jenisnya. Agar nominal tabungannya cukup besar nilai rupiahnya, tabungan baru

dapat diambil 3 bulan sekali.


D. Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah Gemah Ripah

Menurut relawan di Bank Sampah, sampah di pilah menjadi 3 kantong,

kantong I berisi sampah plastik,kantong ke II berisi sampah kertas dan kantong III

berupa kaleng dan botol. Untuk harga per kilogram kertas-kertas tergantung dengan

jenis kertasnya. Sedangkan plastik,botol,dan kaleng harganya menyesuaikan

ukuran. Setiap bulan pihak Bank mendatang-kan pengepul untuk membeli. Walau

sudah mempunyai struktur managemen yang boleh dipandang cukup profesional,

namun semuanya belum digaji. Mereka masih bekerja secara sukarela tanpa

dibayar.

Pada mulanya nasabah atau mereka yang menyetor sampah pada bank

sampah ini, hanya terdiri dari warga dusun Badegan. Namun sekarang sudah

bertambah dari warga dusun lainnya di sekitarnya. Nasabah yang tergolong individu

sudah mencapai 150 orang, sedangkan yang komunal sudah 16 kelompok. Pihak

Bank hanya memotong 15 % dari setiap individu, untuk yang komunal dipotong 30

%, dari nilai jual sampah. Potongan tersebut untuk membiayai kegiatan operasional

Bank tersebut.

Tidak semua sampah di setor ke pengepul, ada sebagian sampah yang

dikelola menjadi aneka aksesoris rumah tangga, seperti tas, dompet,baju rompi.

Semua itu dibuat dari plastik sachet dan untuk sampah gabus dibuat pot bunga.

Barang-barang tersebut di jual dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 60.000. Untuk

memproduksi barang-barang tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dusun

Badegan sebagai kerja sambilan.

Untuk sampah organik sendiri diolah menjadi pupus kompos melalui proses

composting, sedangkan sampah sterofoam digunakan sebagai bahan baku

tambahan dari pembuatan batako atau kerajinan tangan lainnya.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil study lapangan yang kami lakukan, maka kami dapat memperoleh

berbagai kesimpulan yaitu mengenai bank sampah terutama bank sampah Gemah

Ripah yang berada di Dusun Badegan, Bantul, Yogyakarta. Selain itu, kami

dijelaskan pula mengenai proses kinerja dan pengolahan sampah-sampah yang

telah tertampung di Bank Sampah.

B. Saran

Sebagai saran, semoga dengan dilaksanakannya kegiatan kunjungan ke

Bank Sampah Gemah Ripah ini maka bisa menjadi bahan pembelajaran bagi kita

semua untuk lebih memanfaatkan sampah tersebut dengan mengolahnya secara

baik.

sampah-sampah yang ditabung


kreasi dari sampah

yuk nabung
http://bantulbiz.com/id/bizpage_perajin/id-277.html diakses tanggal 14 januari 2012

Anda mungkin juga menyukai