Anda di halaman 1dari 43

Nematoda Jaringan

(Filariasis)
• Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit
Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing
Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis
nyamuk
• Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila
tidak mendapatkan pengobatan dapat
menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan maupun laki-laki.
• Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas
hampir di Seluruh propinsi 1
Filariasis
Penyebab filariasis / kaki gajah / elephantiasis:
• Nematoda darah / jaringan:
– Wuchereria bancrofti
– Brugia malayi
– Brugia timori
• Habitat:
– Saluran limfe
– Kelenjar limfe
• Hospes antara:
– Nyamuk
2
Morfologi
(dewasa, mikrofilaria, larva)
Dewasa:
• Sistem limfe hospes difinitif
• Jantan: seperti benang, panjang 4 cm
• Betina: seperti benang, panjang 10 cm
• Bertahun-tahun (10 tahun): penyakit kronis
Mikrofilaria:
• Di dalam darah hospes
• Di dalam darah perifir saat tertentu (periodik)
• Mampu hidup 1 tahun
Larva: di dalam hospes perantara nyamuk
• Ada 3 stadium: L1, L2 dan L3
• L3 merupakan bentuk infektifnya

3
Hospes antara nyamuk
(vektor biologik)

• Nyamuk yg berperan sbg vektor:


– Culex sp: Wuchereria bancrofti tipe kota (urban)
– Anopheles sp: Wuchereria bancrofti tipe desa (rural)
Brugia malayi
Brugia timori
– Mansonia sp.: Brugia malayi

4
Perkembangan mikrofilaria dalam tubuh
nyamuk
Mf. → nyamuk → selubung lepas → lambung → thorax
• Larva stadium satu:
– Tidak aktif, pendek, kutikula tebal, ekor memanjang
(Brugia: 1-2 inti pada ujung ekor)
• Larva stadium dua:
– Gerakan lebih aktif, memanjang, melebar, kutikula tipis
– Ekor memendek, papila pada ujung posterior
• Larva stadium tiga:
– Bergerak sangat aktif, langsing dan panjang
– Ditemukan pada abdomen, thorax, kepala dan proboscis

5
Perkembangan mikrofilaria dlm nyamuk
(lanjutan)

Perkembangan larva (L1 – L3):


• Temperatur (makin tinggi, makin cepat)
• Brugia malayi: 8-10 hari
• Brugia pahangi: 8-10 hari
• Wuchereria bancrofti: 12-14 hari
• Wuchereria kalimantani: 3 minggu

6
Perkembangan larva dalam tubuh hospes

L3 → hospes → saluran limfe → L4 → L5 → dewasa → mf


Mikrofilaria menuju kedarah tepi secara periodik

Perkembangan L3 menjadi dewasa:


• Brugia malayi: 3 bulan
• Brugia pahangi: 3 bulan
• Brugia timori: 3 bulan
• Wuchereria kalimantani: 9 bulan
• Wuchereria bancrofti: 9 bulan

7
CACING DEWASA FILARIA LIMFATIK

 Habitat : kelenjar & saluran limfe


 Bentuk seperti benang
 Warna putih kekuningan
 UKURAN : BETINA, 65 – 100 mm x 0,25 MM
JANTAN, 40 X 0,1 mm EKOR MELENGKUNG
8
MIKROFILARIA
1 = KEPALA
2 = EKOR
3 = INTI 3
4 = SELUBUNG

1 4

9
MF Wuchereria bancrofti
 UKURAN: 224 - 296µm
 Ruang kepala: panjang = lebar
 Punya selubung
 Ujung ekor tak ada inti
 Habitat: dlm darah & cairan hidrokel

KEPALA MF EKOR MF

10
MIKROFILARIA Brugia malayi
 UKURAN : 177 – 233 µm
 RUANG KEPALA : PANJANG = 2x LEBAR
 Punya selubung
 Ujung ekor ada 2 inti terpisah
 Habitat di dlm darah

11
CIRI – CIRI MORFOLOGIS MIKROFILARIA
HAL W. bancrofti B. malayi B. timori

1. UKURAN (µm) 224 - 296 177 - 230 265 - 323


PANJANG = PANJANG = PANJANG =
2. RUANG KEPALA LEBAR 2 KALI LEBAR 3 KALI LEBAR

3. SELUBUNG + + +
ADA 2 INTI ADA 2 INTI
4. UJUNG EKOR TAK ADA INTI TERPISAH TERPISAH
DALAM DARAH DALAM DALAM
5. HABITAT & CAIRAN DARAH DARAH
HIDROKEL
12
Siklus hidup

Hospes difinitif:
• Manusia, hewan (kera, kucing)
Hospes antara:
• Nyamuk: Culex, Anopheles, Aedes, Mansonia
Habitat:
• Sistem limfe (kelenjar limfe, saluran limfe)
Bentuk infektif:
• Larva stadium tiga
Cara infeksi:
• Gigitan nyamuk yg mengandung larva stad. tiga
• Larva masuk kedalam tubuh hospes secara aktif
• Infeksi filariasis > sukar infeksi d/p plasmodium

13
i

14
LARVA INFEKTIF (L 3)
FILARIA LIMFATIK

L3

PROBOSCIS
NYAMUK

15
i

16
Brugia malayi subperiodik nokturnal: zoonosis

17
Gejala klinis
(ok parasit / nematoda)

• Asimtomatis
• Akut:
Brugia malayi / timori: fever berulang
limfadenitis: abses non-purulenta
limfangitis desendens
Wuchereria bancrofti: fever, limfadenitis, limfangitis des.
Epididimitis, funikulitis, orkitis
gejala akut Brugia > Wuchereria
• Kronis: limfudema, elefantiasis / elefantiasis scroti
hidrokel testis dan chyluria

18
Gejala klinis stadium awal

19
.

20
Gejala klinis kronis
(lanjutan)

• Elefantiasis Brugia: di bawah lutut


di bawah siku
2 x normal
• Elefantiasis Wuchereria: seluruh tungkai
seluruh lengan
genital
3 x normal
kulit kasar, menebal
kulit melipat
sec. infeksi: bacteria / jamur
21
i

22
Gejala klinis kronik
(lanjutan)

• Limfedema: kaki bengkak, kulit halus, pitting oedema


• Elefantiasis grade I: > normal fibrosis +
pitting oedema + sembuh +
• Elefantiasis grade II: >>normal fibrosis ++
pitting oedema - deformitas -
sembuh: meragukan (+ / -)
• Elefantiasis grade III: >>>normal ( 3 x N / 2 x N)
pitting oedema –
fibrosis +++
deformitas +
sembuh -
23
Gejala klinis kronis
(lanjutan)

• Elefantiasis Brugia: di bawah lutut


di bawah siku
2 x normal
• Elefantiasis Wuchereria: seluruh tungkai
seluruh lengan
genital
3 x normal
kulit kasar, menebal
kulit melipat
sec. infeksi: bacteria / jamur
24
.

25
.

26
CONTOH KASUS KRONIS FILARIASIS

Limfedema kaki
Limfedema kaki Limfedema kaki

Limfedema tangan Limfedema tangan


Limfedema payudara

Limfedema payudara Hidrokel Limfedema skrotum


27
Limfedema: stadium 1

Gejala:
• Bengkak hilang saat bangun tidur
pagi hari
• Pitting edema
• Lipatan kulit tidak ada
• Kulit masih halus dan normal
Perawatan:
• Menjaga kebersihan
• Perawatan luka jika ada
• Latihan yg bengkak
• Alas kaki yg cocok
28
Limfedema: stadium 2

Gejala:
• Bengkak tidak hilang setelah bangun
tidur pagi
• Pitting edema
• Lipatan kulit tidak ada
• Kulit halus & normal
Perawatan:
• Seperti stad. 1
• Elevasi anggota yg bengkak
• Memakai verban elastis

29
Limfedema: stadium 3

Gejala:
• Bengkak menetap
• Non pitting edema
• Lipatan kulit / dangkal
• Kulit halus & normal

Perawatan:
• Sama stadium 2

30
Limfedema: stadium 4

Gejala:
• Bengkak menetap
• Lipatan kulit dangkal
• Nodul / benjolan di kaki
Perawatan:
• Seperti stadium 2
• Krem profilaksis
• Antibiotika sistemik (ada infeksi)
• Bedah kosmetik

31
Limfedema: stadium 5
Gejala:
• Bengkak menetap dan bertambah
besar, meluas
• Lipatan kulit dalam / kadang-
kadang dangkal
• Kadang-kadang ada benjolan /
nodul
Perawatan:
• Kebersihan ditingkatkan (2x sehari)
• Antibiotika sistemik jika ada
serangan akut
• Seperti stadium 4

32
Limfedema: stadium 6

Gejala:
• Bengkak menetap bertambah besar
• Didapatkan mossy foot (gambaran
seperti lumut)
• Lipatan kulit dalam / dangkal
Perawatan:
• Seperti stadium 5
• Pembalutan tidak disarankan
• Antibiotika sistemik selalu diberikan

33
Limfedema: stadium 7

Gejala:
• Bengkak menetap bertambah
besar
• Lipatan kulit dangkal / dalam
• Nodul
• Mossy foot
• Tidak dpt melaksanakan kegiatan
sehari-hari
Perawatan:
• Seperti stadium 6

34
i

35
Hidrokel testis

Gejala:
• Kantong testis membesar berisi
cairan limfe
• Kulit scrotum normal
Perawatan:
• Kebersihan scrotum
• Perawatan luka / lesi
• Terapi bedah

36
Elefantiasis skrotum

Gejala:
• Skrotum membesar
• Kulit skrotum menebal, mengeras,
berbenjol-benjol
• Luka / lesi pada kulit skrotum
Perawatan:
• Kebersihan skrotum
• Perawatan luka / lesi
• Krem antibiotika / anti jamur
• Terapi bedah

37
i

38
Diagnosis

• Klinis:
banyak kelemahannya: asimtomatis >>>
simtomatis <
• Parasitologis: mikrofilaria
dewasa: ultra sound
histologis
• Serologis: deteksi antibodi
deteksi antigen: dg. antibodi monoklonal
• Molecular: metode PCR (deteksi DNA)
• Limphography: obstruksi saluran limfe
39
i

Parasitologis:
• mikrofilaria: darah → ujung jari sesuai periodisitasnya
vena: filtrasi
Knott,S
urine
cairan hidrokel
jaringan
tes provokasi: DEC 2 mg / kg BB
30-45 menit kemudian: diperiksa darah
QBC (quantitatif buffy coat: 50 mf / 1 ml darah
Cara:
mikrohematokrit: heparin, EDTA & acridine orange
mikroskop fluorescent

40
Pengobatan
Diethyl-carbamazine (DEC):
• Microfilaricide
• Macrofilaricide
• Tahan panas
• Non-toksik
• Tidak berasa
• Garam DEC: medicated salt
• Cepat diekresi
41
Diethylcarbamazine

• Sampai saat ini merupakan obat pilihan


• Tetapi kendalanya menimbulkan efek samping yg hebat:
– Mual, muntah, sakit kepala, panas dll
• Kontra indikasi:
– Anak < 2th
– Sakit ginjal
– Ibu hamil
– Sakit jantung
– Epilepsi dll
• Banyak yg lolos pengobatan:
– Sbg sumber infeksi dimasa yg akan datang

42
Dosis DEC di Indonesia

• 100mg / minggu selama 40minggu


– Tidak timbul efek samping
– Terlalu lama, lupa minum obat
– Tidak sampai kedaerah terpencil (kantong endemik)
• GBP (Garam Beriodium Plus): Garam + Iodium + DEC
– Tidak timbul efek samping
– Biaya produksi GBP mahal
– GBP tidak sampai kedaerah terpencil (kantong endemik)
• Kombinasi:
– DEC 6mg/kgBB + Albendazole 400mg + parasetamol 500mg
– Setiap tahun selama 5 tahun baru dievaluasi

43

Anda mungkin juga menyukai