bersalin dan dalam masa nifas yang b. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, atau
terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, kenaikan berat badan 1 kg atau lebih perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter,
dan edema, tetapi tidak menjukkan
kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin kateter atau
tanda-tanda kelainan vaskuler atau
midstream untuk pemeriksaan laboratorium.
hipertensi sebelumnya, sedangkan
2. Pre Eklampsia berat, bila keadaan sebagai berikut :
gejalanya biasanya muncul setelah
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
A penyebab terjadinya
kehamilan Pre Eklampsia
berumur 28 minggu? atau
b. Proteinuria 5 gr atau lebih perliter.
Pre Eklampsia dulu dikenal sebagai Toksemia, karna
lebih. c. Oliguria, jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
diperkirakan adanya racun di dalam darah ibu hamil.
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan
Meski teori ini sudah dibantah, tetapi penyebab pre-
rasa nyeri di epigastrium.
eklamsia hingga kini belum diketahui. Penyebab lain
e. Ada edema paru dan sianosis.
yang diperkirakan terjadi, adalah :
Penanganan
ibu harus diopname di RS
komplikasi yang terjadi bila Pre Eklampsia tidak dipasang infus dan kateter
segera ditangani ? diberikan obat pencegah kejang
1. Berkurangnya aliran darah menuju plasenta. diberiakn obat penurunan tekanan darah bila
dipelukan
3. Lepasnya plasenta.
pemeriksaan laboratorium
4. Sindrom HELLP bila usiakehamilan ,37 minggu.
HELLP adalah singkatan dari Hemolysis Apabila kondisi ibu dan janin baik maka
kehamilan dipertahankan sampai cukup bulan (≥38
(perusakan sel darah merah), Elevated liver
minggu)
enzym dan low platelet count (meningkatnya bila usia kehamilan >37 minggu atau ada
kadar enzim dalam hati dan rendahnya jumlah sel kegagalan dalam perawatan untuk usia kehamilan
<37 minggu (keadaan ibu dan janin memburuk )
darah dalam keseluruhan darah). Gejalanya,
janin dilahirkan dengan cara sesuai kondisi ibu
pening dan muntah, sakit kepala serta dan janin saat itu.
nyeri perut atas.
5. Eklampsia
Jika preklamsia tidak terkontrol, maka
akan terjadi eklamsia. Eklamsia dapat
mengakibatkan kerusakan permanen
organ tubuh ibu, seperti otak, hati atau
ginjal. Eklamsia berat menyebabkan ibu
mengalami koma, kerusakan otak
bahkan berujung pada kematian janin
maupun ibunya.