Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 1411-0199

Wacana – Vol. 17, No. 1(2014)


E-ISSN : 2338-1884

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam


Perencanaan Pembangunan Di Desa Banjaran Kecamatan Driyorejo
Kabupaten Gresik
Hadi Suroso1.2, Abdul Hakim1.3, Irwan Noor1.3
1
Program Magister Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
2
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo
3
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat derajat partisipasi atau kekuasaan yang dimiliki masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan dalam Musrenbangdes, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
masyarakattersebut. Metode yang digunakan peneliti ialah kuantitatif eksplanasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
derajat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan melalui Musrenbangdes di Desa Banjaran, Kecamatan
Driyorejo, Kabupaten Gresik masih sampai pada anak tangga Penentraman yaitu tangga ke lima dari delapan anak
tangga partisipasi masyarakat Arnstein atau masih dalam derajat Pertanda Partisipasi (Degrees of Tokenism). Dari
beberapa faktor internal dan eksternal yang diuji menunjukkan bahwa faktor usia, tingkat pendidikan,jenis pekerjaan,
komunikasi dan kepemimpinan mempunyai hubungan dengan partisipasi masyarakat.Sementara,tingkat penghasilan
dan lamanya tinggal didesa tidak mempunyai hubungan yang berarti dengan derajat partisipasi. Hal ini menunjukkan
ada perbedaan tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa melalui Musrenbangdes bila di
lihat dari tingkat pendidikan, tingkat komunikasi, usia, jenis pekerjaan dan tingkat kepemimpinan. Sementara,tingkat
penghasilan dan lamanya tinggal masyarakat didesa menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat partisipasi masyarakat
dalam perencanaan pembangunan.

Kata kunci: Perencanaan pembangunan partisipatif, derajat partisipasi, musrenbangdes

Abstract
This study is aimed to look at the degree of participation or community-owned power in the decision-making process of
Musrenbangdes and also to determine the factors that affect the activity of the community. The researcher applied
quantitative – explanationmethod. The results show that the degree of community participation in development
planning through Musrenbangdes in the Banjaran village, Driyorejo, Gresik is still on the Placation stages. It is on
th th
the5 of the 8 steps of community participation in Arnstein theory or in the Degrees of Tokenism. The study found that
there areno differences in the level of community participation in rural development planning through Musrenbangdes
in terms of the level of education, communication, age, occupation and level of leadership. Meanwhile, there are no
differences in the level of community participation in development planning according to factors such as incomelevel
and length of residence in a rural community.

Keywords: Participatory Planning, degree of participation, Musrenbangdes

PENDAHULUAN diperlukannya koordinasi dan pengaturan untuk


Berlakunya Undang-undang Nomor 32 menyelaraskan pembangunan, baik di tingkat
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan nasional, daerah maupun antar daerah. Atas
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang dasar kebutuhan ini, pemerintah merasa perlu
Perimbangan Keuangan Antara pemerintah Pusat untuk membentuk Undang-Undangyang
dan Daerah mendorongpenyelenggaraan mengatur tentang Sistem Perencanaan
otonomi daerah yang dilaksanakan dengan Pembangunan Nasional (SPPN) yaitu Undang-
memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan Undang Nomor 25 Tahun 2004 [1].
bertanggung jawab kepada Daerah. Pemberian Dua pendekatan dalam SPPN
kewenangan tersebut membawa konsekuensi adalahperencanaan pembangunan partisipatif
atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-
* Alamat Penulis: up) partisipatif. Pendekatan jenis kedua
Hadi Suroso bermaksud untuk melibatkan semua pihak yang
Email : hadisbaya@gmail.com berkepentingan (stakeholders) terhadap
Alamat : Gubeng Airlangga VII No. 10 Surabaya
pembangunan, untuk mendapatkan aspirasi dan
menciptakan rasa memiliki. Pendekatan

7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat (Suroso, et al.)

inidilaksanakan menurut jenjang pemerintahan hanya datang dan mendengarkan saja sehingga
melalui musyawarah yang dilaksanakan di tingkat partisipasi yang terjadi belum sesuai dengan yang
nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, diharapkan. Penelitian ini bermaksud untuk
dan desa [1]. Pada tingkat desa, musyawarah ini mengetahui seberapa besar kekuasaan (power)
disebut Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau derajat partisipasi masyarakat dalam
Desa (Musrenbangdes). pelaksanaan Musrenbangdes, dan untuk
Musrenbangdes memberikesempatan mengetahui hubungan aktifitas partisipasi
luas bagi masyarakat desa untuk berpartisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes dengan
dalam perencanaan pembangunan dan beberapa faktor internal dan eksternal yang
membahas permasalahan yang dihadapi dan mempenaruhinya.
alternatif pemecahannya di tingkat desa untuk
dibawa ditingkat Musrenbang kecamatan dan METODE PENELITIAN
selanjutnya dibawa ke Musrenbang kabupaten Penelitian ini menggunakan metode
maupun provinsi. Tetapi, dalam realitanya, kuantitatif dengan pendekatan survei
pelaksanaan konsep ini tidak selamanyaberjalan menggunakan kuesioner sebagai instrumen
sesuai dengan arahan, semangat dan tujuan awal utama dalam menggali data. Populasi yang diteliti
diselenggarakan Musrenbangdes ini. ialah elemen masyarakat 107 orang yang pernah
Mekanisme perencanaan pembangunan terlibat langsung dalam pelaksanaaan
dari bawah yang dilaksanakan mulai Musrenbang Desa di Desa Banjaran, Kec.
Musrenbangdes sampai kecamatan belum Driyorejo, Kab. Gresik selama tahun 2012 / 2013.
melibatkan masyarakat untuk memutuskan Peneliti menggunakan metode kuantitatif
prioritas kegiatan. Ada kecenderungan bahwa deskriptif untukmenganalisis data derajat
usulan yang diajukan dalam Musrenbang partisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes.
kecamatan merupakan rumusan elite Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
desa/kelurahan, sehingga partisipasi masyarakat faktor-faktor eksernal dan internal dengan
yang sesungguhnya masih jauh dari harapan [2]. keaktifan berpartisipasi masyarakat, peneliti
Rendahnya sosialisasi dari pemerintah tentang menggunakan analisis statistik dengan tabel
Musrenbang terutama di tingkat desa/kelurahan kontingensi dengan statistik uji chi-square. Uji
serta sikap apatisme masyarakat yang tinggi, chi-square digunakan untuk mencari apakah ada
karena usulan yang diberikan masyarakat kurang hubungan (asosiasi) antar variabel sedangkan
diperhatikan atau didengarkan, menyebabkan koefisien kontingensi digunakan untuk melihat
masyarakat merasa tidak perlu ikut serta dalam seberapa kuat hubungan dua variabel yang diuji
proses Musrenbang [3]. Beberapa penelitian [5].
terdahulu menunjukkan bahwa adabeberapa Hipotesis yang digunakan dalam uji chi-square
faktor lain baik yang bersifat internal maupun ialah sebagai berikut :
eksternal juga memberikan pengaruh terhadap H0: Kedua variabel tidak ada hubungan (bebas
partisipasi masyarakat baik yang bersifat satu sama lain)
mendukung atau menghambat keberhasilan H1: Kedua variabel tidak saling bebas (saling
suatu program pembangunan [4]. mempengaruhi)
Secara umum, masyarakat Desa Banjaran, Keputusan tolak atau terima H 0
Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik telah tergantung nilai hitung chi square atau nilai
melakukan Musrenbangdes sebagai forum yang probabilitas yang dihasilkan. Bila nilai probabilitas
melibatkan beberapa komponen masyarakat (Asymp.Sig) < 0,05 maka H0 ditolak artinya
mulai dari Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan pernyataan bahwa kedua variabel yang diuji tidak
Permusyawaratan Desa, Lembaga saling berhubungan harus ditolak. Sebaliknya jika
Kemasyarakatan Desa, serta tokoh mayarakat nilai probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 maka H0
untuk merencanakan pembangunan desa. diterima artinya pernyataan bahwa kedua
Namun, tahapan awal pelaksanaan variabel yang diuji tidak saling berhubungan
Musrenbangdes, yaitu sosialisasi kepada harus diterima.
masyarakat dan penjaringan aspirasi masyarakat
di tingkat dusun atau Rukun Warga (RW) dan HASIL DAN PEMBAHASAN
Rukun Tetangga (RT) belum sepenuhnya 1. Derajat Partisipasi Masyarakat dalam
dilakukan. Disamping itu, forum musyawarah Musrenbangdes Desa Banjaran
hanya didominasi sebagian orang yang mampu Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyampaikan aspirasi masyarakat. Selebihnya apabila dibandingkan dengan delapan anak

8
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat (Suroso, et al.)

tangga Arnstein [6], maka pelaksanaan meragukan bahwa pemerintah menjamin


Musrenbangdes di Desa Banjaran hanya sampai penerimaan usulan tersebut. Untuk itu
pada anak tangga ke lima yaitu Penentraman, responden berharap agarsetiap perwakilan yang
belum sampai pada anak tangga ke enam yaitu diundang dapat menyiapkan usulan kegiatan dan
Kemitraan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai program untuk dibahas dan diusulkan ke
berikut (Tabel 1). Musrenbang level yang lebih tinggi.
Pada tangga Manipulasi: sebagian besar Pada tangga Penentraman: sebagian besar
responden tidak setuju bila dinyatakan bahwa responden setuju terhadap pernyataan bahwa
Musrenbangdestidak berdasarkan musyawarah, penentuan usulan kegiatan atau program yang
hanya seremonial belaka, bersifat manipulasi akan dibahas padapada musrenbang yang lebih
untuk sekedar datang dan hanyamenyetujui apa tinggi dilakukan di tingkat Musrenbangdes secara
yang sudah diputuskan pemerintah. demokratis.
Pada tangga Terapi dan Informasi: Di tahap ini, responden bersikap pasrah
sebagian besar responden tidak setuju atas dan berharap usulan mereka yang dihasilkan
pernyataan bahwa pemerintah lah melalui Musrenbangdes dapat diterima dan
yangmenentukan semua kebijakan, hanya disetujui.Responden memahami bahwa pihak
beberapa saja rancangan kegiatan yang yang menentukan layak tidaknya usulan tersebut
dikomunikasikan dan itupun sangat terbatas dan ialah pemerintah kabupaten.
bersifat searah. Karena, kenyataannya Pada tangga Kemitraan, yaitu
pemerintah telah menyampaikan semua Pendelegasian kekuasaan dan Pengendalian
informasi tentang pembangunan yang sudah dan warga: sebagian besar responden tidak setuju
akandilaksanakan. Disamping itu, semua rencana pada pernyataan bahwadalam pelaksanaan
pembangunan desa yang diusulkan merupakan Musrenbangdes masyarakat memiliki
aspirasi murni masyarakat, bukan rencana peranbesardalam proses pengambilan keputusan
kegiatan kelompok atau sektor tertentu saja. atasusulan-usulan program. Menurut responden,
Pada tangga Konsultasi: sebagian besar pihakyang menentukan kelayakan usulan
responden menyatakan setuju terhadap kegiatan untuk dijadikan program kegiatan
pernyataan bahwa Musrenbangdes memberikan pembangunan adalah Musrenbang pada level
kebebasan kepada masyarakat untuk yang lebih tinggi.
menyampaikan usulan. Namun, responden

Tabel 1. Rekapitulasi Indikator Derajat Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbangdes


Tidak
Tidak tahu Setuju
No. Indikator Partisipasi setuju Keterangan
(persen) (persen)
(persen)
1. Tidak ada dialog atau musyawarah, semuanya sudah
92,52 7,48 - Manipulasi
ditentukan pemerintah
2. Semua sudah ditentukan dari pemerintah dan hanya
beberapa saja rancangan kegiatan yang disampaikan serta 90,65 9,35 - Terapi
tidak ada dialog untuk menanggapi.
3. Semua sudah ditentukan dari pemerintah dan semua
rancangan kegiatan juga disampaikan tetapi tetap tidak ada 86,92 13,08 - Informasi
dialog untuk menanggapi.
4. Masyarakat dipersilakan memberikan usulan, walaupun
7,48 11,21 81,31 Konsultasi
tidak dijamin untuk diterima
5. Semua usulan diterima, namun usulan tersebut tetap dinilai
20,56 8,41 71,03 Penentraman
kelayakannya oleh pemerintah untuk dilaksanakan.
6. Masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama
merancang dan melaksanakan kegiatan dalam 92,52 7,48 - Kemitraan
pembangunan desa.
7. Pemerintah memberikan kewenangan dalam merancang,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi kegiatan Pendelegasian
90,65 9,35 -
pembangunan desa, masyarakat diberi tanggung jawab Kekuasaan
penuh.
8. Masyarakat sepenuhnya mengelola berbagai kegiatan untuk
Kendali
kepentingannya sendiri, yang disepakati bersama. Peran 90,65 9,35 -
Warga
masyarakat lebih besar dibandingkan peran pemerintah.

9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarkat (Suroso, et al.)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Musrenbangdes masyarakat hanya punya


Musrenbangdes yang diselenggarakan di Desa hak untuk mengusulkan kegiatan.
Banjaran tidak hanya sekedar pertemuan yang Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan
bersifat seremonial belaka, tetapi benar-benar yang dimiliki masyarakat untuk berpartisipasi
telah dijadikan forum bagi masyarakat untuk dalam perencanaan pembangunan melalui
menyampaikan aspirasi dan kebutuhan yang Musrenbangdes di Desa Banjaranmasih sampai
paling mendesak bagi masyarakat desa tersebut. pada derajat Pertanda Partisipasi (Degrees of
Semua usulan yang dibawa ke forum Tokenism). Pada tingkat ini, masyarakat tetap
Musrenbangdes adalah murni aspirasi dari didengar dan diperkenankan berpendapat, tetapi
warga, bukan berasal dari kemauan Kepala Desa mereka tidak memiliki kemampuan untuk
atau Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang mendapatkan jaminan bahwa usulan mereka
kemudian dipaksakan untuk disetujui masyarakat akan dipertimbangkan oleh pemerintah [8].
dalam Musrenbangdes. Adanya partisipasi masyarakat dalam
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan melalui
Musrenbangdes juga telah dijadikan wadah bagi Musrenbangdes ini juga mengindikasikan adanya
pemerintah untuk mengkomunikasikan semua keterlibatan masyarakat dalam administrasi
kegiatan pembangunan baik yang sudah publik. Hal inimenjadi prasyaratpenting dalam
dilaksanakan maupun yang akan direncanakan. pemerintahan yang bercirikan demokratis.
Hal ini mendukung perlunya partisipasi Dalam perspektif administrasi publik, kedudukan
masyarakat dalam Musrenbangdes, yaitu bahwa warga negaraadalah penting sebagaipendorong
partisipasi masyarakat dapat menjadi alat dinamikaperkembangan sistem pemerintahan
untukmemperoleh informasi mengenai kondisi, yang demokratis, serta membawa nilai-nilai
kebutuhan dan sikap masyarakat setempat. fundamentalyang mendudukkan warga negara
Partisipasi masyarakat yang dimulai dari proses sebagai pemegang kedaulatan. Implikasinya,
perencanaan dan persiapan juga dapat pemerintahan harus dibangun darirakyat, oleh
meningkatkan derajat kepercayaandan rasa rakyat dan untuk rakyat (government from the
memiliki masyarakat atas proyek atau program people, by the people and for the people).
pembangunan yang sedang dilakukan [7]. Denganperkataan lain, pemerintahan harus
Namun demikian, walaupun masyarakat dibangundengan cara-cara atau nilai-nilai yang
telah dilibatkan dalam proses perencanaan demokratis [9].
pembangunan melalui Musrenbangdes, semua
keputusan yang berupa usulan kegiatan tidak 2. Analisis Hubungan Faktor-faktor yang
sepenuhnya bisa disetujui oleh pemerintah Mempengaruh Partisipasi Masyarakat
kabupaten untuk dilaksanakan. Keputusan dalam Musrenbangdes
Musrenbangdes tersebut masih melalui proses Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi
Musrenbang pada level yang lebih tinggi yaitu keaktifan masyarakat berpartisipasi dalam
Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang perencanaan pembangunan dibedakan menjadi
Kabupaten. Usulan masyarakat desa masih akan dua, yaitu faktor internal (terdiri dari usia, tingkat
dikaji oleh tim dari Kabupaten berdasarkan skala pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan
prioritas, sehingga penilaian kegiatan akan penduduk, lamanya tinggal) dan faktor eksternal
dilakukan secara integrative meliputi kebutuhan, (terdiri dari komunikasi dan kepemimpinan).
kelayakan maupun anggaran yang tersedia. Berikut ini adalah uraian hasil uji hipotesis
Hingga tahap ini, masyarakat Banjaran hanya bisa berdasarkan metode Chi Square.
pasrah dan berharap agar usulan tersebut
menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten untuk a. Usia
dilaksanakan. Karena alasan ini, jika dikaitkan Hasil uji chi-squareyang ditunjukkan oleh
dengan delapan anak tangga Arnstein,proses Tabel 2 menyarankan peneliti untuk menolak H0
Musrenbangdes di Desa Banjaranhanya sampai dan menyimpulkan adanya hubungan antara
pada anak tangga ke lima yaitu Penentraman, keaktifan berpartisipasi masyarakat dengan usia.
belum sampai pada anak tangga ke enam yaitu Hasil ini menunjukkanbahwa ada perbedaan
Kemitraan. Dalam anak tangga Kemitraan keaktifan berpartisipasi masyarakat dalam
pemerintah dan masyarakat merupakan mitra Musrenbangdes bila dilihat dari usia.Perbedaan
sejajar, pemerintah dan masyarakat bekerja tersebut dapat diamati dari gambar 1.
sama baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, Menurut Gambar 1, responden kelompok
maupun monitoring dan evaluasi. Realitanya, usia 41-50 tahun memiliki keaktifan

10
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarkat (Suroso, et al.)

berpartisipasi yang relatif lebih tinggi dibanding pendidikan tertentu mempunyai kecenderungan
pada kelompok usia muda (dibawah 41 tahun) memiliki keaktifan berpartisipasi tertentu pula.
dan kelompok tua (diatas 50 tahun). Rendahnya
partisipasi kelompok muda ini diduga
dikarenakan oleh masih ada rasa sungkan 25.64
44.44
terhadap para orang tua yang dianggap senior. 54.00
Responden usiamuda, terutama dari wakil karang 38.46
taruna, jarang sekali ikut menghadiri undangan Tamat SLTA keatas
55.56 26.00
Musenbangdes.
35.90 Tamat SLTP
20.00
Tidak sekolah dan
Rendah Sedang Tinggi Tamat SD
24.00
41.03
61.11
Gambar 2.Keaktifan Berpartisipasi Masyarakat dalam
48.00
33.33 MusrenbangdesMenurut Tingkat Pendidikan
5.56
> 50 Gambar 2 mengilustrasikan bahwa
33.33 28.00
25.64 sebagian besar masyarakat yang tergolong
41 - 50
< 41 aktifitas partisipasinya tinggi berurutan ialah
Rendah Sedang Tinggi mereka yang tamat SLTA keatas, kemudian tamat
SLTP dan keaktifan berpartisipasi rendah
Gambar 1.Keaktifan Berpartisipasi Masyarakat dalam
Musrenbangdes Menurut Kelompok Usia ditunjukkan oleh masyarakat yang berlatar
belakang tamat SD dan tidak sekolah. Hal ini
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Chi Square untuk Faktor-faktor menunjukkan semakin tinggi latar belakang
Internal dan Eksternal pendidikan masyarakat, semakin tinggi keaktifan
Asymp. Conti- berpartisipasidalam Musrenbangdes di Desa
Pearson Banjaran.
Faktor Internal Sig. ngency
dan Eksternal
Chi- 2 (2- Coeffi- Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat
Square
sided) cient pengetahuan masyarakat berpengaruh terhadap
a. Usia 12,410 9,488 0,015* 0,322 usaha-usaha partisipasi yang diberikan
b. Tingkat
masyarakat dalam pembangunan. Sedangkan
19,934 9,488 0,001* 0,396 salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
Pendidikan
c. Jenis Pekerjaan 9,894 9,488 0,042* 0,291
pengetahuan adalah tingkat pendidikan [10].
d. Tingkat
8,228 9,488 0,084 0,267 c. Jenis Pekerjaan
Penghasilan
e. Lama tinggal Hasil pengujian hipotesis nol bahwa tidak
diDesa 6,079 9,488 0,193 0,232 ada hubungan antara jenis pekerjaan dan
Banjaran. keaktifan partisipasi masyarakat menghasilkan
f. Komunikasi 16,734 9,488 0,002* 0,368 keputusan metolak H0. Artinya, ada perbedaan
g. Kepemimpinan 9,692 5,991 0,008* 0,288 keaktifan partisipasi masyarakat dalam
Musrenbangdes bila dilihat dari jenis pekerjaan
*) Tolak H0.
responden. Implikasi hasil uji ini adalah bahwa
biasanya orang dengan tingkat pekerjaan
Hasil ini menunjukkan bahwa golongan tertentu akanlebih meluangkan ataupun bahkan
tua dianggap lebih berpengalaman atau senior. tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk
Para senior ini lebih banyak memberikan berpartisipasi pada suatu kegiatan tertentu [11].
pendapat baik berupa masukan, saran atau Mengacu pendapat Plumer, masyarakat
dalam hal menetapkan keputusan [10]. Desa Banjaran yang bekerja di sektor pertanian
memiliki keaktifan berpartisipasi yang relatif
b. Tingkat Pendidikan lebih tinggi dibandingkan mereka yang bekerja di
Hasil pengujian chi-squarefaktortingkat sektor industri. Relatif rendahnya partisipasi
pendidikan dan keaktifan berpartisipasi masyarakat yang bekerja di sektor industri
masyarakat menyarankan peneliti untuk menolak inididuga karenakendala jam kerja di tempat
H0, dan menyimpulkanbahwa masyarakat dengan mereka bekerja. Di sektor pertanian jam kerjanya

11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarkat (Suroso, et al.)

lebih fleksibel jika dibanding jadwal kerja di tinggal di Desa Banjaranmenunjukkan


sektor industri. Hal ini mengakibatkan tingkat penerimaan H0. Ini berarti bahwa lama tinggal
kehadiran masyarakat yang bekerja disektor seseorang di Desa Banjaranbelum tentu
industry rendah karena jadwal bekerja menentukan keaktifannya untuk berpartisipasi
berbenturan dengan waktu pelaksanaan dalam Musrenbangdes.
Musrenbangdes. Deskripsi dari Gambar 4 juga
mengindikasikan tidak adanya perbedaan
d. Tingkat Penghasilan keaktifan berpartisipasi dilihat dari lamanya
Pengujian hubungan antara tingkat tinggal di Desa Banjaran.Masyarakatkelompok
penghasilan dan keaktifan berpartisipasi lama yang tinggal kurang dari 25 tahun dan
masyarakat menghasilkan keputusan untuk mereka yang telah tinggal lebih dari 46 tahun
menerima H0, atau tidak ada hubungan yang cenderung memiliki aktifitas partisipasi yang
berarti antara tingkat penghasilan dengan tinggi.Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada
keaktifan berpartisipasi masyarakat. Hal ini perbedaan partisipasi antara mereka yang lama
mengindikasikan tidak ada perbedaan partisipasi tinggalnya kurang dari 25 tahun dan yang lebih
aktif masyarakat Desa Banjaran dalam mengikuti dari 46 tahun.
Musrenbangdes bila dilihat dari tingkat
penghasilan masyarakat.
Hasil penelitian ini berbeda dengan
beberapa penelitian yang pernah ada. Tingkat
37.21
penghasilan berpengaruh terhadap partisipasi 57.89 51.11
masyarakat. Asumsi umum adalah masyarakat
yang memiliki penghasilan cukup akanlebih
memiliki waktu luang dan tidak disibukkan lagi
Tinggi
mencari tambahan penghasilan, sehingga mereka 48.84
lebih aktif terlibat dalam pembangunan, misalnya 26.67 Sedang
31.58
dalam hal menghadiri pertemuandesa [10]. Hasil Rendah
penelitian di Desa Banjaran ini berbeda diduga 22.22
10.53 13.95
karena tingkat pendapatan responden cenderung
homogen, dengan jenis pekerjaan relatif
samayaitu sebagian besar terdiri dari para petani < 25 26 - 45 > 46
dan buruh pabrik. Dari Gambar 3 diketahui
bahwa sebagian besar responden memiliki
tingkat penghasilan antara 1.250.000 – 1.749.000 Gambar 4. Keaktifan Berpartisipasi Masyarakat dalam
rupiah yaitu mencapai 61,6 persen. Musrenbangdes Menurut Lamanya Tinggal.

Kelompok yang tinggal kurang dari 25


2.000.000 ke atas 1.9 tahun sebagian besar adalahwarga pendatang
yang berusia diatas 45 tahun dan berpendidikan
1.750.000 - 1.999.000 6.5 diatas SLTP. Sebagian besar mereka ialah buruh
pabrik yang bekerja di sekitar Desa Banjaran.
1.500.000 - 1.749.000 30.8
Sehingga seperti yang dijelaskan sebelumnya
1.250.000 - 1.499.000 30.8 dengan usia diatas 45 tahun dan pendidikan yang
relatif tinggi tersebut memang memiliki keatifan
1.000.000 - 1.249.000 12.1 berpartisipasi yang tinggi pula.
Menyimak pada hasil pengujian hipotesis
< 1.000.00 17.8
diatas dan fenomena yang ada di Desa Banajaran
ternyata memberikan gambaran yang berbeda
jika dibanding dengan pendapat-pendapat
Gambar 3. Peserta Musrenbangdes menurut Tingkat sebelumnya, bahwa lamanya seseorang tinggal
Penghasilan
dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut dapat
e. Lamanya tinggal di Desa Banjaran mempengaruhi partisipasi seseorang. Semakin
Hasil uji chi-squareterhadap hubungan lama ia tinggal dalam lingkungan tersebut maka
antara keaktifan berpartisipasi dan lamanya rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung

12
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarkat (Suroso, et al.)

lebih meningkatkan partisipasinya dalam setiap menolak H0, sehingga dapat dikatakan bahwa
kegiatan lingkungan tersebut [12]. masyarakat dengan tingkat kepemimpinan
tertentu mempunyai kecenderungan memiliki
f. Tingkat Komunikasi keaktifan berpartisipasi dalam Musrenbangdes
Hasil pengujian terhadap hubungan antara tertentu pula. Hal ini menunjukkan adanya
faktor komunikasi dan keaktifan berpartisipasi perbedaan keaktifan berpartisipasi masyarakat
masyarakat ternyata menghasilkan nilai untuk dalam Musrenbangdes bila dilihat dari tingkat
menolak H0. Hal ini menandakan ada hubungan kepemimpinannya.
antara tingkat komunikasi dan keaktifan Pada gambar 6 terlihat bahwa ada
berpartisipasi masyarakat sehingga masyarakat kecenderungan semakin tingggi tingkat
dengan tingkat komunikasi tertentu mempunyai kepemimpinan yang dimiliki peserta
kecenderungan memiliki aktifitas partisipasi Musrenbangdes maka semakin tinggi pula
tertentu pula. keaktifan berpartisipasi.
Dalam gambar 5secara umum dapat Dari hasil pengujian diatas dan mengamati
ditunjukkan bahwa sebagian besar responden data yang ada menunjukkan bahwa secara umum
yang memiliki keaktifan berpartisipasi rendah tingkat kepemimpinan di Desa Banjaran sudah
ternyata hanya sebagian kecil saja yang memiliki cukup mampu dalam mengenali dan menjaring
tingkat komunikasi tinggi, sedangkan mereka kebutuhan yang diperlukan bagi masyarakat Desa
tergolong memiliki keaktifan berpartisipasi tinggi Banjaran serta mampu menyalurkan aspirasi
sebagian besar juga memiliki tingkat komunikasi tersebut menjadi suatu usulan kegiatan yang
yang tinggi pula. diputuskan dalam Musrenbangdes.

5.56
38.89
71.79
42.00 78.00
61.11 58.97
Tinggi
61.11
28.00 Sedang
17.95 28.21 22.00
33.33 Tinggi
30.00
23.08
Sedang Rendah Sedang Tinggi
Rendah Partisipasi
Rendah Sedang Tinggi

Partisipasi Gambar 6. Aktifitas Partisipasi Masyarakat dalam


Musrenbangdes Menurut Tingkat Kepemimpinan
Gambar 5. Keaktifan Berpartisipasi Masyarakat dalam
Hal ini tentunya akan membawa dampak
MusrenbangdesMenurut Tingkat Komunikasi.
positif bagi masyarakat karena mereka akan
Adanya hubungan antara keaktifan dengan sukarela terlibat dalam suatu kegiatan
berpartisipasi masyarakat dengan tingkat jika ada tanggapan yang positif dan
komunikasi seperti ini menunjukkan bahwa menguntungkan mereka. Hal menunjukkan
komunikasi yang intensif antara sesama warga bahwa seorang pemimpin harus mampu
masyarakat, antara warga masyarakat dengan mempengaruhi dan menghimbau bawahannya,
pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam dan harus memiliki keterbukaan terhadap
masyarakat dengan sistem di luarnya mampu pandangan-pandangan baru, tanggap atas
meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat keperluan bawahannya, serta mendukung
[12]. pelaksanaan inovasi. Selain itu juga bahwa
kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan
g. Kepemimpinan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan
Pengujian hubungan antara tugas para anggota kelompok [13]. Dari dua
kepemimpinan dan keaktifan berpartisipasi pendapat ini jelaslah bahwa kehadiran seorang
masyarakat menghasilkan keputusan untuk pemimpin sangatlah penting dalam
mempengaruhi dan menghimbau masyarakat

13
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarkat (Suroso, et al.)

atau warga agar berperan serta secara aktif mencapai pada anak tangga yang kelima
dalam pembangunan di desanya. yaitu tangga Penentraman, atau masih
Berdasarkan hasil uji chi-square terhadap sampai pada derajat Pertanda Partisipasi
lima faktor internal dan dua faktor eksternal (Degrees of Tokenism),
yaitu tingkat komunikasi dan kepemimpinanyang 3. Partisipasi masyarakat dalam
diduga berhubungan terhadap keaktifan Musrenbangdes di Desa Banjaran masih
masyarakat berpartisipasi dalam perencanaan relatif sedangkarena keaktifan partisipasi
pembangunan desa melalui Musrenbangdes relative masih rendah. Hal ini dilihat dari
ternyata hanya usia, tingkat pendidikan, jenis rendahnya kemampuan masyarakatdalam
pekerjaan tingkat komunikasi dan kepemimpinan memberikan data, minimnya usulan yang
yang mempunyai hubungan, sedangkan tingkat datang dari warga, serta masih adanya
penghasilan dan lamanya tinggal dalam desa respon pasif peserta musyawarah atas
tidak mempunyai hubungan dengan keaktifan usulan yang muncul dari peserta lain.
berpartisipasi masyarakat. 4. Tingkat pendidikan, tingkat
Hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat komunikasi,usia, jenis pekerjaan dan
pendidikan, tingkat komunikasi, usia, jenis tingkat kepemimpinan masing-masing
pekerjaan dan tingkat kepemimpinan masing- memiliki hubungan dengan keaktifan
masing memiliki hubungan dengan keaktifan masyarakat berpartisipasi dalam
berpartisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes Musrenbangdes di Desa
di Desa Banjaran. Ini berarti ada perbedaan Banjaran.Sementara,tingkat penghasilan
keaktifan berpartisipasi masyarakat dalam dan lamanya tinggal didesa tidak
perencanaan pembangunan desa melalui mempunyai hubungan yang berarti
Musrenbangdes di Desa Banjaran bila di lihat dari dengan partisipasi masyarakat.
tingkat pendidikan, tingkat komunikasi, usia, jenis Saran
pekerjaan dan tingkat kepemimpinan. Berdasarkan hasil penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhipartisipasi
masyarakat dalam Musrenbangdes, maka perlu
diupayakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perangkat desa perlu melakukan
pendekatan yang lebih serius dan
mempertimbangkan jadwal yang
tepatuntuk meningkatkan jumlah
masyarakat yang hadir dalam
Musrenbangdes.
2. Perlu peningkatan frekuensi dan memilih
media yang tepat untuk sosialisasi
pelaksanaan Musrenbangdes.
3. Perangkat desa perlu memperbaiki dan
menyiapkan data atau informasi yang
Gambar 7. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal dibutuhkan dalam perencanaan
dengan Keaktifan Berpartisipasi Masyarakat dalam pembangunan desa, agar perencanaan
Musrenbangdes yang dihasilkan berkualitas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan UCAPAN TERIMA KASIH
Beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah Ucapan terima disampaikan kepada Kepala
sebagai berikut. Pusbindiklatren Bappenas yang telah
1. Telah ada peran serta masyarakat dalam memberikan kesempatan untuk menempuh
pelaksanaan Musrenbangdes di Desa pendidikan pada Program Magister Ilmu
Banjaran. Hal ini menunjukkan adanya Administrasi Publik Universitas Brawijaya Malang
dalam administrasi publik dan ini serta Kepala Pusdiklat BPS yang telah
sangatpenting dalam pemerintahan yang memberikan ijin untuk tugas belajar. Penulis
bercirikan demokratis. mengucapkan terimakasih kepada seluruh civitas
2. Derajat partisipasi masyarakat dalam akademik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Musrenbangdes di Desa Banjaran baru

14
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarkat (Suroso, et al.)

Brawijaya dan seluruh rekan.Semoga sukses (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Solok.
semua. Artikel. Universiatas Andalas. Padang
[12]. Firmansyah, saca. 2009. Partisipasi
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat.
[1]. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang http://sacafirmansyah.wordpress.com/2009
Sistem Perencanaan Pembangunan /06/05/partisipasi-masyarakat/
Nasional. Pemerintah Republik Indonesia. Diakses pada 29 Juli 2013.
Jakarta. [13]. Ashari, Fahri. 2008.Hubungan Kemampuan
[2]. Purnamasari, Irma. 2008. Studi Partisipasi Manajerial Aparat Pemerintah Desa Dengan
Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Pada Desa-Desa
Pembangunan Di Kecamatan Cibadak di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat
Kabupaten Sukabumi. Magister Tesis Propinsi Sumatera Utara). Magister Tesis
Universitas Dipnegoro. Semarang. Universitas Sumatera Utara.
[3]. Pasaribu, Jhonson 2010. “Kajian Proses
Perencanaan Pembangunan Melalui
Peranan Partisipasi Masyarakat di
Kecamatan Sumbul (Dairi)” Jurnal online
Universitas Darma Agung. Medan
[4]. Girsang, Lisbet Juwita. 2011. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Partisipasi Mayarakat
dalam Kegiatan Perbaikan Prasarana Jalan
(Kasus: Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di
Desa Megamendung, Bogor). Magister Tesis
Institut Pertanian. Bogor
[5]. Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2006.
Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi . PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
[6]. Arnstein, Sherry R. 1969. “A Ladder of
Citizen Participation”
https://www.planning.org/pas/memo/2007
/mar/pdf/JAPA35No4.pdf. Diakses pada 29
Juli 2013.
[7]. Conyers, Diana. 1994 .Perencanaan Sosial di
Dunia Ketiga, Suatu Pengantar Edisi 2.
Terjemahan Setiawan dan Affan Ghafar.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
[8]. Muluk, M.R. Khairul. 2007. Menggugat
Partisipasi Publik dalam Pemerintahan
Daerah (Sebuah Kajian dengan Pendekatan
Berfikir Sitem). Bayumedia. Malang
[9]. Gedeona, Hendrikus Triwibawanto,2010.
”Pandangan Ilmu Administrasi Publik
Mengenai Signifikansi Partisipasi
Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Negara”. Jurnal Ilmu Administrasi Publik.
STIA LAN Bandung: 7(4): 308-318
[10]. Suciati. 2006. Partisipasi Masyarakat Dalam
Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang
Kota Pati. Magister Tesis Universitas
Diponegoro. Semarang
[11]. Yulianti, Yoni, 2012. Analisis Partisipasi
Masyarakat dalam Pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat

15

Anda mungkin juga menyukai