Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Topik : MANFAAT SAYUR BAGI ANAK

Hari / Tanggal : Kamis, 31 Januari 2019

Waktu : 07.00 s/d selesai

Tempat : Posyandu KelurahanWatubelah

Sasaran : Ibu-ibu yang memiliki anak balita

Pembicara : Fitria Indah Lestari

A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Ibu-ibu yang memiliki anak balita membutuhkan pendidikan kesehatan/


health education mengenai pentingnya manfaat sayur bagi anak. Setelah
dilakukannya penyuluhan tentang manfaat sayur bagi anak ibu dapat mengerti
akan pentingnya sayur bagi tubuh anak.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang manfaat sayur bagi anak diharapkan
ibu dapat:

a. Mengetahui pengertian sayur.


b. Mengetahui manfaat sayur bagi anak.
c. Mengetahui dampak buruk yang ditimbulkan bila kurang mengonsumsi
sayur.

B. POKOK BAHASAN

a. Pengertian sayur
b. Manfaat sayur bagi anak
c. Dampak buruk yang ditimbulkan bila kurang mengonsumsi sayur.
C. METODE

a. Ceramah
b. Diskusi

D. Media

Poster

E. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 2 menit PEMBUKAAN

a. Mengucapkan salam a. Menjawab


b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Memberikan apersepsi c. Mengemukakanpen
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan dapat
d. Mendengarkandan
Memperhatikan

2 10 menit KEGIATAN INTI

a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan


sayur b. Mengajukanpertany
b. Menjelaskan pentingnya sayur aan
bagi anak c. Mengemukakan
c. Menjelaskan dampak buruk yang pendapat
ditimbulkan apabila kurang
mengkonsumsi sayur
d. Menjelaskan penyakit defesiensi
gizi
3 3 menit PENUTUP

a. Bersama peserta a. Menjawab


menyimpulkan apa yang telah pertanyaan
disampaikan b. Memperhatikan dan
b. Evaluasi tentang manfaat sayur mendengarkan
bagi anak dengan mengajukan c. Menjawab salam
pertanyaan pada beberapa
peserta.
c. Memberikan salam untuk
menutup pertemuan.

F. Pengertian Sayur

Sayuran adalah sumber vitamin, mineral dan serat pangan (Santoso,


2011), sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat pangan yang sangat
mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran merupakan menu yang
hampir selalu terdapat dalam hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia, baik
dalam keadaan mentah sebagai lalapan atau dalam berbagai bentuk masakan.
Ditinjau dari segi nutrisi, buah dan sayur lebih banyak dihubungkan
dengan peranannya sebagai sumber vitamin, mineral-mineral baik makro dan
mikro, serta sumber serat. Banyak reaksi dalam tubuh membutuhkan vitamin,
sehingga kekurangan atau kelebihan vitamin dapat mengganggu reaksi-reaksi
tersebut. Karena vitamin tidak dapat disintesis tubuh maka vitamin harus
diasup setipa hari (Pardede, 2013).
G. Manfaat Sayur Bagi Anak
Secara garis besar komponen kimia buah dan sayur terdiri dari: air,
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, serta sedikit lipid. Buah dan sayur
mengandung air yang cukup tinggi, berkisar antara 80-90%. Karbohidrat
dalam bentuk fruktosa dan glukosa banyak dijumpai pada kelompok buah,
sedangkan pati dijumpai pada sayuran yang berasal dari umbi. Buah dan
sayur mengandung protein dan asam amino yang relatif cukup rendah
sehingga tidak diposisikan sebagai sumber protein bagi manusia. Umumnya
buah dan sayur dijadikan sebagai sumber vitamin dan mineral (Pardede,2013).
Besarnya manfaat buah-buahan dan sayuran segar sebagai sumber vitamin
dan mineral telah banyak diketahui. Bahkan serat kasarnya yang sama sekali
tidak mengandung zat gizi sedikit pun ternyata sudah terbukti sangat berguna
untuk melancarkan pencernaan sehingga zat-zat racun yang membahayakan
kesehatan dapat langsung keluar dari tubuh
Buah dan sayur merupakan bahan pangan utama dalam kehidupan kita
sehari-hari, selain ikan, daging, kacang-kacangan, dan sumber karbohidrat
seperti nasi, kentang, roti, dan lain-lain. Sejak tahun 80-an, badan kesehatan
dunia WHO sudah mengingatkan untuk back to nature karena buah dan sayur
merupakan sumber vitamin, mineral dan zat non-gizi lain yang sangat ideal
untuk menjaga kebugaran dan penanggulangan penyakit. Besarnya manfaat
buah-buahan dan sayuran segar sebagai sumber vitamin dan mineral telah
banyak diketahui. Kandungan gizi yang cukup menonjol pada buah-buahan
dan sayuran adalah vitamin dan mineral. Untuk vitamin, buah-buahan dan
sayuran terutama mengandung banyak vitamin C dan A, di samping sejumlah
kecil vitamin lainnya. Meskipun buah-buahan dan sayuran bukan merupakan
sumber mineral utama, beberapa jenis buah dan sayur ada yang
mengandung zat besi, kalium, fosfor dan lain-lain (Surahman & Darmajana,
2004).
Beberapa manfaat serat pangan yaitu:

1. Mengontrol berat badan/kegemukan (obesitas).

Serat larut air seperti pektin serta beberapa hemiselulosa


mempunyai kemampuan menahan air dan dapat membentuk cairan
kental dalam saluran pencernaan, sehingga makanan yang kaya akan
serat memiliki waktu yang lebih lama untuk dicerna di lambung.
Kemudian serat akan menarik air dan memberi rasa kenyang lebih
lama sehingga mencegah untuk mengkonsumsi makanan lebih banyak.
Makanan dengan kandungan serat kasar lebih tinggi biasanya
mengandung kalori rendah, kadar gula dan lemak rendah yang dapat
membantu mengurangi terjadinya obesitas;

2. Penanggulangan penyakit diabetes.

Serat pangan mampu menyerap air dan mengikat glukosa,


sehingga mengurangi ketersediaan glukosa. Diet cukup serat juga
menyebabkan terjadinya kompleks karbohidrat dan serat, sehingga
daya cerna karbohidrat berkurang. Keadaan tersebut mampu meredam
kenaikan glukosa darah dan menjadikannya tetap terkontrol;

3. Mencegah gangguan gastrointestinal.

Konsumsi serat pangan yang cukup akan memberi bentuk,


meningkatkan air dalam feses, menghasilkan feses yang lembut dan
tidak keras sehingga hanya dengan kontraksi otot yang rendah feses
dapat dikeluarkan dengan lancar. Hal ini berdampak pada fungsi
gastrointestinal lebih baik dan sehat;
4. Mencegah kanker kolon (usus besar).

Penyakit kanker usus besar diduga karena adanya kontak


antara sel-sel dalam usus besar dengan senyawa karsinogen dalam
konsentrasi tinggi serta dalam waktu yang lebih lama. Beberapa
hipotesis dikemukakan mencegah kanker usus besar yaitu konsumsi
serat pangan tinggi akan mengurangi waktu transit makanan dalam
usus lebih pendek, serat pangan mempengaruhi mikroflora usus
sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk, serat pangan bersifat
mengikat air sehingga konsentrasi senyawa karsinogen menjadi lebih
rendah;

5. Mengurangi tingkat kolesterol dan penyakit kardiovaskuler.

Serat larut air menjerat lemak di dalam usus halus, dengan begitu serat
dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah sampai 5% atau
lebih. Karena dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah sehingga
diduga akan mengurangi dan mencegah risiko penyakit kardiovaskuler
(Santoso,2011).

H. Dampak Kurang Mengkonsumsi Sayur

Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan


masalah gizi pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi status
gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya. Pada tahun 1990-an
berkembang perubahan paradigm menuju pada pemahaman bahwa untuk
hidup sehat tubuh kita tidak saja memerlukan protein dan kalori, tetapi juga
vitamin dan mineral yang kaya terkandung dalam sayuran dan buah-buahan.
Tetapi sampai tahun 2007, konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
penduduk Indonesia baru sebesar 95 kkal/kapita/hari atau 79% dari anjuran
kebutuhan minimum sebesar 120 kkal/kapita/hari. Konsumsi ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor diantaranya kemampuan ekonomi, ketersediaan dan
pengetahuan tentang manfaat mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan
yang sangat berpengaruh terhadap pola dan perilaku konsumsi (Sriwahyuni,
Indriasari, & Salam, 2013).

Masih terdapat berbagai kondisi gizi anak sekolah yang kurang memuaskan,
diantaranya yaitu :

1. Berat badan kurang


2. Anemia defisiensi Fe
3. Defisiensi vitamin C
4. Dan di daerah-daerah tertentu juga kekurangan yodium.

Keluhan yang sering disampaikan ibu-ibu mereka yaitu kurangnya nafsu


makan, sehinggga sulit sekali disuruh makan yang cukup dan teratur
(Sediaoetama 2012).

Pada tahun 1998, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengenal 4


jenis penyakit defisiensi gizi yang diangggap telah mencapai kegawatan
nasional, yaitu:

1. Penyakit kekurangan kalori dan protein (KKP)


2. Defisiensi vitamin A
3. Defisiensi yodium, dan
4. Anemia defisiensi zat besi (Fe), (Sediaoetama, 2010).
Menurut Almatsier (2010), masalah gizi di Indonesia yaitu gizi kurang dan
gizi lebih. Keberhasilan pemerintah dalam peningkatan produksi pangan
dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJP I) belum menghilangkan
empat masalah gizi kurang, walaupun dalam secara kuantitas sudah jauh
berkurang. Empat gizi kurang tersebut yaitu:

1. Kurang energi protein (KEP),


2. Anemia gizi besi (AGB),
3. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI), dan
4. Kurang vitamin A (KVA)
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai