Anda di halaman 1dari 14

ASTHMA PADA ANAK

DEFINISI
Asma di sebut juga sebagai reactive airway
disease ( RAD ) adalah suatu penyakit obstruksi
pada jalan napas secara reversibel yang di tandai
dengan inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan
napas terhadap berbagai stimulan ( Suryadi &
Yuliani, 2010: 14 ).
ETIOLOGI
1. Infeksi
2. Fisik
Faktor 3. Iritan
4. Polusi udara
Intrinsik 5. Emosional
6. Aktivitas yang berlebihan/kelelahan

Faktor reaksi antigen antibodi : inhalasi


alergen ( Debu, serbuk, bulu
Ekstinsik binatang )
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang jelas terlihat
pada saat serangan adalah SESAK
NAPAS. Sesak napas ini sangat
menyiksa anak, anak akan terlihat
gelisah, cemas, labil, dan kadang-
kadang bisa terjadi perubahan tingkat
kesadaran..
Riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik
Foto rontgen
Pemeriksaan fungsi paru
; menurunnya tidal
volume, kapasitas vital,
PEMERIKSAAN eosinofil biasanya
DIAGNOSTIK meningkat dalam darah
dan sputum
Pemeriksaan alergi (
Radioallergosorbent
test; RAST )
Pulse oximetry
Analisa gas darah
KOMPLIKASI
Asmatikus
Gangguan asam basa
Gagal napas
Bronkhiolitis
Hipoksemia
Pneumonia
Pneumothoraks
Emphysema
Chronic persistem
bronkhitis
Alektasis
Bahkan kematian
PENATALAKSANAAN
Obat-obatan yang di berikan pada saat serangan
adalah bronkhodilator, misalnya
salbutamol/albuterol dengan masker aerochamber,
4-8 semprotan (400-800 mcg/dosis, obat-obatan
steroid, misalnya metil prednisolon) (solu-medrol),
atau inhalasi steroid. Aminophilin atau teophilin bisa
di berikan sebagai bronkhodilator tambahan.
Apabila SP o2 < 90% maka perlu di berikan oksigen,
stelah kebutuhan oksigen terpenuhi, anjurkan dan
ajarkan anak latihan batuk efektif dan napas dalam.
PATOFISIOLOGI
Asma pada anak terjadi adanya penyempitan
pada jalan napas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulus
lain. Bahan iritasi atau allergen otot-otot
bronkus menjadi sepasme. Zat dan antibiotik
tubuh muncul ( imunnologlobulin E atau Ig E )
dengan adanya alergi. Ig E muncul pada
reseptor sel mast yang menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator
lainnya yang akan memberikan gejala asma.
DISCHARGE PLANNING
 Kenali allergen yang akan muncul yang dapat menimbulkan asma.
 Pelajari cara penanganan pertama pada asma dan cara menggunakan obat
asma (inhalasi).
 Hindari faktor pemicu: kebersihan lantai rumh, debu, karpet, bulu
binatang dsb.
 Keluarga perlu memahami tentang pengobatan, nama obat, dosis, efek
samping, waktu pemberian.
 Pelajari cara kontrol kecemasan, takut, stress.
 Lakukan istirahat yang cukup, dan latihan, termasuk latihan nafas.
 Hubungi dokter jika serangan asma masih timbul sesudah diobati dengan
kortikosteroid oral atau inhalasi.
 Gunakan alat penyaring udara dan penyejuk ruangan (AC).
 Bersihkan rumah sekurang-kurangnya sekali seminggu.
 Gunakan obat asma secara teratur.
 Hindari asap rokok.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d mucus dalam jumlah berlebihan,
peningkatan produksi mucus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme.

DATA FOKUS INTERVENSI EVALUASI


DS : Ibu Px mengatakan Berikan nebulisasi pada S : Ibu px mengatakan
anaknya mengalami sesak klien. sesaknya sudah berkurang
nafas disertai batuk berdahak Auskultasi suara napas dan sudah tidak ada neri pada
dan nyeri pada dada sehingga sebelum dan sesudah dada, namun batuknya masih
anaknya sering terbangun nebulisasi. ada.
dimalam hari. Posisikan klien untuk O:
DO : memaksimalkan ventilasi. •Suara wheezing masih
Hasil pengukuran nyeri. Observasi karakteristik terdengar
Suara nafas tambahan : batuk, menetap, batuk •Pernafaan 25x/mnt
Wheezing. pendek, basah. Bantu •Nadi 105x/mnt
Px tampak sesak. tindakan untuk keefektifan •Raut wajah nampak tenang
Pernafasan cuping hidung. memperbaiki upaya batuk. A : Tujuan tercapai sebagian
Anak gelisah dan meringis Minta pasien melakukan P : Intervensi dilanjutkan
kesakitan batuk efektif. •Terus berikan suplai O2
Atur intake cairan untuk •Tetap monitor suplai oksigen
mengoptimalkan dan status O2 klien
keseimbangan.
Berikan suplai O2
Monitor respirasi dan status
O2 klien.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen (hipoksia) kelemahan.
DATA FOKUS INTERVENSI EVALUASI
DS : ibu px mengatakan Pantau HR, Irama, dan S : Ibu px mengatakan
anaknya mengalami sesak perubahan TD anaknya sudah jarang
napas sehingga anaknya sering sebelum,selama dan sesudah terbangun di malam hari
terbangun dimalam hari. aktivitas sesuai indikasi. O:
DO : Kolaborasikan dengan •Px tampak tenang tidak
•Hasil TTV Tenaga Rehabilitasi Medik menunjukan raut wajah
TD : 90/70 mmHg dalam merencanakan gelisah.
R : 40x/mnt program terapi yang tepat. •Masih terdapat wheezing
N : 120x/mnt Bantu klien untuk •TTV
S : 36ºC mengidentifikasi aktivitas TD : 110/70 mmHg
•Anak tampak sesak. yang mampu dilakukan. R : 25 x/mnt
•Anak tampak gelisah Bantu untuk memilih N : 105 x/mnt
•Terdapat pernafasan cuping aktivitas konsisten yang sesuai S : 36,6ºC
hidung dengan kemampuan fisik, •Tidak terdapat tanda
psikologi dan sosial. gangguan pada pola tidur
Bantu aktivitas sesuai A : Tujuan tercapai sebagian
dengan keadaan klien dan P : Intervensi dilanjutkan
jelaskan pola peningkatan Membantu untuk memilih
aktivitas bertahap. aktivitas konsisten yang sesuai
dengan kemampuan fisik,
psikologi dan sosial.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan laju
metabolic dispneu saat makan, kelemahan otot pengunyah.

DATA FOKUS INTERVENSI EVALUASI


DS : Ibu px mengatakan Kaji adanya alergi makanan. S : Ibu px mengatakan
semenjak sakit anaknya mejadi Kolaborasi dengan ahli gizi anaknya sudah mulai nafsu
susah makan dan BB anaknya untuk menentukan jumlah makan.
mengalami penurunan. kalori dan nutrisi. O:
DO : Monitor jumlah nutrisi dan •BB 21 Kg
•Px tampak pucat kandungan kalori. •Akral hangat
•BB 21 kg Monitor adanya penurunan •Suhu 36,6ºC
•Akral dingin berat badan. •Pasien tampak ceria
•CRT <3 detik Monitor tipe dan jumlah A : Tujuan tercapai sebagian
•Px tampak sesak nafas aktivitas yang bisa dilakukan. P : Intervensi dilanjutkan
•Px tampak merings kesakitan Monitor interaksi anak atau •Memonitor jumlah nutrisi
orangtua selama makan. dan kandungan kalori.
•Memonitor adanya
penurunan berat badan.
•Memonitor tipe dan jumlah
aktivitas yang bisa dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai