Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

DI KLINIK MUTIARA HATI


KEC. BANDAR MATARAM KAB. LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2018/2019

DISUSUN OLEH :

NAMA : BELA PUTRI PRAMUDITA


NISN :

SMK TRIBHAKTI AL-HUSNA


Jln. Raya Way Bungur Desa Tanjung Kesuma
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2018/2019

i
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI KLINIK MUTIARA HATI
KEC. BANDAR MATARAM KAB. LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2018/2019

DISUSUN DALAM RANGKA LAPORAN


PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Disusun Oleh :

Nama : Bela Putri Pramudita


Nisn :

SMK TRIBHAKTI AL-HUSNA


Jln. Raya Way Bungur Desa Tanjung Kesuma
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2018/2019

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


DI KLINIK MUTIARA HATI
KEC. BANDAR MATARAM KAB. LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2019

Nama : Bela Putri Pramudita


NISN :

Telah diperiksa dan disetuji oleh ketua Praktek Kerja Industri dan Pembimbing Sekolah
SMK Tri Bhakti Al-Husna Akademik 2019

Purbolinggo,.....................................

Ketua Praktek Kerja Industri Pembiambing Sekolah

Muhammad Saleh, S.Pd Nini Triyani, Amd.Kep

iii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


DI KLINIK MUTIARA HATI
KEC. BANDAR MATARAM KAB. LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2019

Nama : Bela Putri Pramudita


NISN :

Diterima oleh ketua Praktek Kerja Industri dan Pembimbing Sekolah SMK Tri Bhakti
Al-Husna Akademik 2019.

Ketua Praktek Kerja Industri Pembiambing Sekolah

Muhammad Saleh, S.Pd Nini Triyani, Amd.Kep

Mengetahui
Kepala Sekolah Tri Bhakti Al-Husna

KH. Abdul Wahid Romly, S.Pd.I

iv
RIWAYAT PENULIS

Nama : Bela Putri Pramudita


NISN :
TTL : Bogor, 21 September 2002
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. RA AN-NUR Cicadas, Gunung Putri,Bogor Tahun 2007-2008
2. SD N 3 Mataram udik Tahun 2008-2014
3. SMP N 2 Bandar matam Tahun 2014-2017
4. SMK Tri Bhakti Al Husna Tahun 2017- sekarang

v
MOTTO

Dalamnya Lautan masih ada batasanya, begitu juga kemampuan manusia yang
memiliki batasan, ingatlah jangan berputus asa karena batasan tersebut.

vi
PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan laporan ini teruntuk :


1. Bapak dan ibu tercinta yang telah mengasuhku dan memberikan doa restu
kepada ku agar semangat dalam menuntut ilmu
2. Semua saudara-saudraku yang telah memberikan dorongan demi
tercapainya cita citaku
3. Almamaterku SMK Kesehatan Tri Bhakti Al Husna

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Catatan
Perkembangan Praktek Kerja Industri di Klinik Klinik Mutiara Hati Kec. Bandar
Mataram Kab. Lampung Tengah tahun 2018-2019 Proses penyelesaian laporan ini
penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Ky. Hi. Abdul Wahid Romli, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMK
Kesehatan Tri Bhakti Al Husna.
2. Muhammad Saleh, S.Pd selaku ketua Praktek Kerja Industri
3. Nini Triyani, Amd.Kep selaku Pembimbing Sekolah yang telah
memberikan bimbingan dan saran hingga terselesaikannya laporan ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini baik
secara langsung ataupun tidak langsung.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritiknya dari semua pihak, akhirnya kami
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca semua.

Purbolinggo,....................................

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. v
MOTTO .................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
LAPORAN PENDAHULUAN KOMBUSTIO ....................................... 1-6
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA ................................................ 7-12
LAPORAN PENDAHULUAN TIFOID .................................................. 13-18
LAPORAN PENDAHULUAN STRUMA ............................................... 19-23
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MILITUS ........................... 24-30
LAPORAN PENDAHULUAN SINUSITIS ............................................. 31-36
LAMPIRAN ..............................................................................................
LAMPIRAN TERDIRI ATAS
1. Data Siswa
2. Data DU/DI
3. Laporan Kegiatan Sehari-Hari
4. Lembar Konsultasi

ix
LAPORAN PENDAHULUAN
KOMBUSTIO

Disusun Oleh

Nama : Bella Putri Pramudita


NISN :

SMK TRI BHAKTI AL-HUSNA


JLN. RAYA WAY BUNGUR DESA TANJUNG KESUMA
KECAMATAN PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN AJARAN 2018 / 2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN
COMBUSTIO

1. PENGERTIAN
Combustio (luka bakar) adalah perlukaan pada daerah kulit dan
jaringan efitel lainya .
Luka bakar ialah perlukaan yang disebabkan karena kontak atau
terpapar dengan zat-zat termal, chemical, elektrik, atau radiasi yang
menyebabkan luka bakar.
Luka bakar merupakan cidera yang cukup tinggi sering terjadi
dihadapi para medis. Jenis yang berat memperlihatkan morbilitas dan
derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cidera oleh sebab lain

2. ETIOLOGI
- Listrik = Volt Aliran, Listrik, Petir
- Themal = Air Panas, Api, Berjemur
- Chemical = Digano Phospot, Acid (Asam)
- Inhalasi = Inhalasi Zat Kimia Yang Merugikan

3. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan karena terpapar panas radiasi, bahan kimia
dan listrik. Sehingga terjadi pengalihan dari suatu sumber panas kepada
tubuh akibat adanya rangsangan tersebut maka terjadi kehilangan barier
kulit sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan, dan berlanjut
kerusakan termugulasi. Kehilangan barier juga merespon inflamasi yang
kemudian terjadi pelepasan makrofag. Karena makrofag berperan untuk
pertahanan yang penting mencakup fargositosis, serta resmonimun maka
terjadi reaksi antigen-antibody, lalu dari reaksi tersebut terjadi pelepasan
tromboplaftin dan fibrinogen sehingga terjadi trumus, iskemia, dan
nekrosis.

2
PAHTWAY

Resiko Mencederai Orang Gangguan Pola Tidur


Yang dan Lingkungan

Gangguan Perepsi Sensori

Isolasi Sosial : Menarik diri

Respon Pasca Trauma


Penolakan

PDF : Pengkajian Askep Kombustio


http://id.scrib.com

3
4. MANIFESTASI KLINIS
Derajat I
Memerah, menjadi pulih jika ditekan, tanpa edema, kesemutan, rasa nyeri
reda jika kedinginan, hiperestesia
Derajat II
Melepuh, dasar luka berbintik-bintik merah, permukaan luka basah,
edema, nyeri, supersensitifitas (sensitif terhadap udara dingin)
Derajat III
Kering, Luka Berwarna Putih, Edema Syok, Hematuretav Terasa Nyeri
Derajat IV
Pengelupasan kulit, kering tidak menimbulkan nyeri

5. KOMPLIKASI
- Gagal respirasi
- Syok sirkulasi
- Vagal ginjal
- Sindrom kompartemen
- Lieus paralitik

6. PENCEGAHAN
- Hati-hati jika memindhakan kompor dan masak
- Jauhkan cairan anas dari jangkuan anak-anak
- Hententilah merokok
- Jauhkan pemanas ruangan dari bahan mudah terbakar

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Darah lengkap : Menunjukan Hemokonsentrasi
 AGD : Untuk kecurigaan cedera inhalasi
 Fotografi luka bakar : untuk menyembuhkan luka bakar
selanjutnya
 Skan Paru : Untuk Menentukan luasnya cedera inhalasi
 BUN : Untuk Mengetaui Penututan fungsi ginjal

4
8. PENATALAKSANAAN
a. Medis
- Pemberian cairan
- Pemberian analgetik
- Pemberian antibiotik
- Perawatan luakan dengan hidro terpai dan penggantian balutan
- Bedrest
- Debridement
- Meningkatkan nutrisi
b. Keperawatan
- Perawat harus melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap tanda-
tanda cedera inhalasi
- Perawata harus diapantau untuk mendekteksi tanda-tanda awal
syok.

5
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart (2003). Buku Ajar Keperawatan


Mediacal Bedah. Alih Bahasa : dr H.Y Kuncoro
Edisi 8 Vol .3 Jakarta : EGC

Christine Effendy, S.Kep (2004) Perawatan Pasin


Luka Bakar, Jakarta : EGC

Hudal dan Gallo (2006). Keperawatan Vritis.


Vol : 11 Hal Jakarta : EGC

6
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA

Disusun Oleh

Nama : Bella Putri Pramudita


NISN :

SMK TRI BHAKTI AL-HUSNA


JLN. RAYA WAY BUNGUR DESA TANJUNG KESUMA
KECAMATAN PURBOLINGGO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN AJARAN 2018 / 2019

7
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA

1. DEFINISI
Hernia merupakan kelemhan atau dinding rongga periteneum yang
dapat menebalkan peristenum menunjul membentuk kandung yang dilapisi
oleh serusa dan disebut kantung hernia. (Robbins dan Catran 2010).

2. ETIOLOGI
Keadaan yang dapat menyebabkan terjadinya tekanan indra
abdomen diatanranya, Kehamila, Butuh Kronis, Pekerjaan mengankat
berat, mengeden pada saat defekasi dan miksi.
 Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
 Kelemahan otot dinding perut
 Analusinterhasus yang cukup lebar.

3. PATOFISILOGI
Hernia inguinalis adalah hernia y ang emelalui analus ingualis
internus yang terletak disebelah lateral vasa epignestrika inferius
menyusuri vanalis ingualis ekluar rongga-rongga perut melalui analus
ingualis eksternal.
Umumnya proses ini telah mengalami abistrusi sehingga isi rongga
perut tidak dapat melalui tan al tersebut. Namun beberapa hal, sehingga
kanalis ini tidak menutup karena tersti kiri turun terlebih dahulu maka
kalnis ingunialis kanan sering terbuka.
Bila kanalif kiri terbuka maka kanalis kanan juga terbuka dalam
keadaan normal, kanalis y ang akan terbuka ini akan menutup pada umur
2 bulan pada proses terbuka terus (karena mengamai abistrai) akan timbul
hernia inguinalis lateral.

8
PATHWAY

Obesitas Lansia Bentuk Remiten Keadaan Kronil Lain

Fuscia Transversalis Peningkatan Intra


Pada Aknesita Dasar Abdomen (TIA)
Komalis Inguinal

Terjadi Penonjolan
Malalui Segitiga
Hesscibaen

PDF : Patway Hernia


http://id.scrib.com

9
4. MANISFESTASI KLINIS
- Terdapat benjolan didaerah hernia
- Bila diraba terdapat benjolan
- Benjolan tidak berwarna merah
- Benjolan bisa mengecil dan menghilang
- Apabila mengeden bisa timbul kembali.

5. KOMPLIKASI
- Hematoma (luka pada skrotum)
- Retensi urien akut
- Infeksi pada luka
- Nyeri kronis
- Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi restis

6. PENCEGAHAN
- Penjaga kesehatan dan stamina tubuh
- Memperbanyak makan yang berserat dari buah dan syur
- Menghindari konstipasi dan mengeden telur makanan
- Jangan mengangkat benda yang terlalu berat
- Menghindari makanan menyebabkan batuk

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- USG untuk melihat ada tidaknya hernia dan kompl ikasi
- Rontgen thorax
- SGUT-SGPT
- BNO
- Herniografi
- Laparaskopi

10
8. PENATALAKSANAAN
a. Medis
- Terapi konsevati/non medis
- Terapi umum adalah terapi operatif
- Jika usaha berhasil dapat dilakukan opersi hernia tumi
- Pengobatan dengan pemberian obat antinyeri untuk membasmi
infeksi dan oabat pelunak tinja untuk mencegah sembelit
b. Keperawatan
- Jika suatu opersi daya putih isi hernia diragunakan berikan
kompres hangat dan setelah 5 menit dievakuasi
- Teknik hernia, pustika, endoskopik, merupakan pendekatan dengan
pasien berbaring dalam posisi terdelempung
- Hindari aktuitasi yang berat (kerja Berat)
- Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapi anti nyeri
c. Perbaikan
- Anjurkan pasien untuk mengikuti regumen medis
- Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu
- Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat un tuk bergerak dan
mengangkat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth (2001). Keperawatan Medical Bedah “Edisi 8, Vol


2 Jakarta EGC.

Junaidi Purnawan (2000) Kapita Selekta Kedokteran


Edisi 3, Jakarta EGC.

12
LAPORAN PENDAHULUAN
TIFOID

Disusun Oleh :

Nama : Bella Putri Pramudita


NISN :

SMK TRIBHAKTI AL-HUSNA


Jln. Raya Way Bungur Desa Tanjung Kesuma
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2018/2019

13
LAPORAN PENDAHULUAN
TIFOID

1. DEFINISI
Demam tifoid adalah infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonella enteric serothipe thypy atau parathipi.Nama lain penyakit ini
adalah eteric fever, tipus, atau paratipus abdominalis. Tifoid karier adalah
seseorang yang kotorannya (feses atau urin)mengandung salmonella thypy
setelah satu tahun pascademam tifoid tanpa gejala klinis. (kapita
selekta,jilid II,edisi IV)

2. ETIOLOGI
Demam tifoid adalah salmoella thypy dan salmonella parathypy
biosefotipe A,B dan C,kedua spesies ini berbetuk batan,aerobik serta gram
negatif.

3. PATOFISIOLOGI
Salmonella thypy masuk kedalam tubuh melalui makanan dan air
yang tecemar sebagai kuman yang dihancurkan oleh asam lambung dan
usus halus mcapai jaringan limfoid plak payeri diileum terminalis yang
hipertropi,salmonella thypy memiliki fibria khusus yang terdapat dilapisan
epitel plak payeri sehingga bakteri dapat difagositosis.
Setelah menempel,bakteri memproduksi protein yang megganggu
lapisan brush bordes usus dan memaksa sel usus untuk membentuk
kerutan membran yang akan melapisi bakeri dalam vesikel. Bakteri dalam
vesikel akan menyebrang melewati sitoplasma sel usus dan dipresentaska
kemakrofag. Kuman memiliki berbagai mekanisme sehingga dapat
terhindari dari serangan sistem imun seperti Koliksakarida kapsul VI.
Penggunaaan makrofag sebagai kendaraan dan gen Salmonella
Pathogenecity Island-2 (SPI-2).

14
PATHWAY
Makanan, Minum Air Yang
Tercemar

Mengandung Salmonella Typhe

Masuk Kedalam Tubuh Malalui


Saluran Cerna

Thypus Abdominalis

Masuk Kelambung Usus Halus

Salmonella Di musnakah Oleh Salmonella


Menyebar Kealiran
Asam Lambung
Darah
Salmonella Bersarang
Dijraingan Lifoid Flagus
Peyori

Toksemia

PDF : Pathwa Tifoid


http://id.scrib.com

15
4. MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas 10-14 hari gejala timbul bervariasi,
a. Pada Minggu Pertama
Muncul tanda infeksi akut seperti demam,nyeri kepala,pusing,nyeri
otot,anoreksia,mual,muntah,obstipasi diare,perasaan tidak nyaman
diperut dan batuk.
b. Pada Minggu Kedua
Gejala lebih jelas dengan demam,brakikardia,lidah limfoid (kotor
ditengah,tepi dan ujung berwarna merah disertai tremor).

5. KOMPLIKASI
Demam tipoid memiliki pada beberapa sistem organ
 Intestinal=Pendarahan Usus
 Paru=Pneumonia,Empiema
 Darah=Anemia Hemolitik
 Kandung Kemih Dan Hepar=Hepartitis
 Ginjal=Glumeloronfritis
 Tulang=Ostimielitis,Artritis.

6. PENCEGAHAN
 Menjaga stamina tubuh
 Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat
 Membuang air jika tidak diperlukan.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah perifer=leukopenia,normal leukositosis
anemia ringan
 Tes widal=tes menegakan diagnosis tipoid
 Tes Tubex= tes semi kuartitatif 10 menit
 Uji IGM Dipstik
 Kultur darah=tes utuk mendeteksi kuman.

16
8. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Beberapa penelitian menganjurkan makanan padat dini yang wajar
sesuai dengan keadaan penderita kualitas makanan sesuai dengan
kebutuhan baik kalori,protein,vitamin maupun mineral ,menghidari
makanan yang bersifat iritatis,maka sedikit tapi sering.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
 Pasien diistirahatkan selama 7 hari sampai demam turun untuk
perdarahaan usus.
 Mobilisasi terhadap secara bertahap bila tidak ada panas,sesuai
dengan pulihnya transfusi bila ada komplikasi perdarahan.

17
DAFTAR PUSAKA

Widodo,1,Demam Tifoid.Dalam.Setiati S Alwi 1.Sudoyo


AW,Simadibrata B,syam AF,Penyunting,Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam,edisi ke-6 Jakarta interna publising=2004.

18
LAPORAN PENDAHULUAN
STRUMA

Disusun Oleh :

Nama : Bella Putri Pramudita


Nisn :

SMK TRIBHAKTI AL-HUSNA


Jln. Raya Way Bungur Desa Tanjung Kesuma
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2018/2019

19
LAPORAN PENDAHULUAN
STRUMA

1. DEFINISI
Struma adalah reaksi adaptasi terhadap kekurangan iodium yang
ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid.(Djoko Moelianto,Ilmu
Penyakit Dalam 200).
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid yang
seara teknik teraba suatu nodul tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme.(Sri Hartini,Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,Halaman 757
FKUL,2001).

2. ETIOLOGI
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tiroid
merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tiroid antara lain,
 Definisi iodium
 Kelainan metabolikyang menghambat sinestra hrmon tyroid
 Penghambatan sinestra hormon oleh zat kimia
 Penghambatan sinestra hormon oleh obat-obatan.

3. PATOFISIOLOGI
Struma terjadi karena kegagalan sinestra hormon T dan T4.
Pengurangan ini menegah inhibisi umpan balik TSH yang normal.Kadar
TSH yang meningkat akan menyebabkan massa tyroid.Pembesaran tyroid
dapat menimbulkan hyperplasia tetapi tidak semuanya menunjukan kadar
TSH.Hipotesis lain menyatakan bahwa struma disebabkan karena
stymulus kelenjar tyroid oleh Growth imunoglobin.Pembesaran tyroid
dapat berupa difus atau noduler dan nodul disebabkan oleh
adenoma,karsinoma(proses inflamasi sering terjadi pada wanita yang
timbul pada saat pubertas atau selama kehamilan disebut dengan simple
goiter.

20
PATHWAY

Kelainan Metabolic Defisiensirodium Penghambatan Sintesa


Kongenital Yang Hormon
Menghambat Hormon Typoid

Pengurangan Throiditirousin Dan Tetra


Tiroxskokosi Mencegah
Inhibisiumpanbalik TSH Normal

Peningakatan

Penekanan pada (Thyroud) Hiperplasia Kelenjar Involusi Kelenjar


Pembuluh Darah Tyroid

Benjolan
Merangsang Perubahan Status
Kesahatan Klien

Gangguan Bodi Image


Peningkatan Kerjasaraf
Simpatif Klien Selalu Bertanya
Tentang Penyaki Dan
Prosedur Kesuliatan Bernafas

Nyeri Cemas

Ketidak Efektifan Pola


Nafas
Kurang Pengetahuan
Tenang Penyakit

PDF : Pathway Strauma


http://id.scribd.com

21
4. MANIFESTASI KLINIS
 Pembengkakan seara berlebihan pada leher
 Batuk karena trakea terdesak kesisi lain
 Kesulitan menelan
 Kesulitan bernafas dan suara bising pada waktu bernafas.

5. KOMPLIKASI
 Gangguan menelan atau bernafas
 Gangguan jantung
 Osteoporosis karena tubuh kekurangan kalsium.

6. PENCEGAHAN
 Pemberian edukasi
 Pemberian kapsul minzak beriodium
 Penyuntikan lipidol.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
o Pemeriksaan Sidik Tyroid
o Pemeriksaan Ultrasonografi
o Biopsi Aspirasi Jarum Halus
o X –Ray(Foto Leher).

8. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
 Memberikan kapsul minyak beriodium terutama bagi
penduduk daerah sedang dan berat
 Tindakan operasi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
 Memberikan edukasi untuk merubah perilaku masyarakat
 Anjurkan minum obat yang disaranka dokter.

22
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Moelianto R,200,ilmu Penzakit Dalam,edisi II,Balai penerbit


FKUL,Jakarta
Dorland 2006,kamus kedokteran,penerbit buku kedoteran
EG,Jakarta
Pearce,evelyn ,200.Anatomi dan Fisologi untuk
paramedis,PT.Gramedika pustaka utama,Jakarta.

23
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MILITUS

Disusun Oleh :

Nama : Bella Putri Pramudita


NISN :

SMK TRIBHAKTI AL-HUSNA


Jln. Raya Way Bungur Desa Tanjung Kesuma
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2018/2019

24
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MILITUS

1. DEFINISI
Diabetetes berasal dari bahsa yunani yang berarti mengalirkan atau
mengalihkan.(shipon)
Militus berasal latin yang bermakna Manis dan diabetes militus jika
diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan
kadar urine glukosa tinggi.Diabetes militus adalah hyperglikemia yang
ditandai dengan ketidakadaan absolut insulin atau penurunan relatif
insensifitas sel terhadap insulin.(orwin,2009)
DM merupakan ssekelompok kelainan heterogen yang ditandai
dengan kadar glukosa dalam darah disebabkan oleh defisiensi
isulin.(Brunner dan Suddart,2002).

2. ETIOLOGI
a. Tergantung Insulin
Kenderungn genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki type
antigen HLA (Human Leukosit Antigen) tertentu.
o Faktor Imunologi
Merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah dengan
jaringan normal tubuh
o Faktor Lingkungan
Adalah pemiu atau faktor eksternal yang dapat pemiu destruksi
B pankreas.
b. Yang Tidak Tergantung Dengan Insulin
DM mempunzai pola familiar yang kuat ditandai dengan kelainan
dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. DM tidak
tergantung dengan insuin merupakan suatu kelompok heterogen
bentuk diabetes yang lebih ringan,dijumpai pada orang dewasa.Faktor
resiko yang berhubungan.
 Usia

25
 Obesitas
 Riwayat keluarga
 Kelompok etnik.

3. PATOFISIOLOGI
Diabetes tipe 1 terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel B pankreas telah dihanurkan oleh proses auto imun.
Jika glukosa dalam darah ukup tinggi makatidak dapat menyarap
kembali semua glukosa yang tersaring keluar,akibatnya glukosa tersebut
itu munul dalam urin(glukosaria) ketika glukosa berlebihan diekskresikan
kedalam urin,ekskresi ini akan osmotik.Sebagai akibat dari kehilangan
airan berlebihan,pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(puliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan
isulin yaitu resistensi insulin dan gangguan insulin.Resistensi insulin
disertai dengan penurunan reaksi intrasil demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasikan penganbilan glukosa oleh jaringan. Paling
sering terjadi terkena diabetes pada usia 40 tahun dan obesitas yang
berlangsung lambat dan progesif.DM tipe II berjalan tanpa terdeteksi.

26
PATHWAY

DM Tipe I DM Tipe II

Reaksi Auto Imun Idiopatik. Usia. Genetik dll

Sel B Pankreas Hancur Jumlah Sel Pankreas Menurun

Definisi Insulin

Hiperglikemia Katabolisme Protein Meningkat Liposit Meningkat

Pembatasan Diit Penurunan BB

Fleksibelitas Darah Merah

Intake Tidak Adekuat Reliko Nutrisi

Pelepasan O2 Poliviria Defisit Vol Cairan

Hipoksia Perifer Perfusi Jaringan Perifer Tidak


Efektif

Nyeri

27
4. MANIFESTASI KLINIS
a.Tipe I
 Hiperglikemia berpuasa
 Glukosuria,diuresis ostomik,puliuria,pulidipsia,folisagia
 Keletiha dan kelemahan
 Kutaasidusis diabetik.

b.Tipe II
 Lambat,intoleransi glukosa progesif
 Gejala ringan menakup keletihan,mudah tersinggung,poliuria,luka
pada kulit yang sulit sembuhnya,infeksi vagina,penglihatan kabur.
 Komplikasi jangka panjang.
5. KOMPLIKASI
 Komplikasi akut=akibat ketidakseimbangan jangka pendek dari
glukosa darah
 Komplikasi kronik=terjadi 10-15 tahun setelah awitan.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Glukosa Darah
 Aseton Plasma
 Asam Lemak Bebas
 Omolalitas Serum
 Urine

7. PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan Medis
Menoba menormalkan aktifitas isulin dan kadar glukosa
darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik.Tujuan terapeutik adalah menapai kadar gula
normal tanpa terjadi hipo glikemia dan gangguan serius pada
pola aktifitas pelayan.

28
 Penatalaksanaan Keperawatan
Melakukan pengkajian dengan ketat terhadap tingkat
pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.

29
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart,2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah,edisi 8 vol III.Jakarta,EGC
Carpenito.LJ.2002,Diagnisa Keperawatan aplikasi pada praktek
klinis.edisi 6,Jakarta,EGC
Corwin,EJ.2009.Buku Saku Patofisiologi,III edisi
revisi,Jakarta,EGC.

30
LAPORAN PENDAHULUAN
SINUSITIS

Disusun Oleh :

Nama : Bella Putri Pramudita


NISN :

SMK TRIBHAKTI AL-HUSNA


Jln. Raya Way Bungur Desa Tanjung Kesuma
Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2018/2019

31
LAPORAN PENDAHULUAN
SINUSITIS

1. DEFINISI
Sinusitis adalah penzakit infeksi sinus yangdisebabkan oleh kuman
atau virus.
Sinusitis akut adalah sebuah kondisi mendadak seperti gejala
pilek,hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10-14
hari. Sinusitis akut biasanya terjdi 4 minggu atau kurang.

2. ETIOLOGI
 Rinogen
Obstruksi dari ostium sinus (maxsilaris/paranasalis) yang
disebabkan oleh
 Rinisitis akut(influenza).
 Polip,septum defiasi.

 Dentogen
Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas

3. PATOFISIOLOGI
Sinusitis melibat faktor-faktor seperti obstruksi jalur drainase sinus
(ostium sinus),gangguan pergerakan silia,serta gangguan keseimbangan
jumlah dan kualitas mukus.
Jika terdapat gangguan pada KOM dapat menyababkan terjadinya
gangguan fentilasi dan pembersihan mukosa.Sistem transport
mukosiliar merupakan sistem yang bekerja secara aktif dan simultan
tergantung pada gerakan silia untuk mendorong gumpalan mukus dan
benda asing yang terperangkap melalui sistem pengangkutan melalui
saluran pernafasan atas dan bawah hingga kesaluran penernaan.

32
PATHWAY

Ifneksi Kuman Iritasi Eksudat Purulen Pilek Bau

Tekanan Pada Sinus


Kuman Menyebar Ke
Meningkat
Saluran Pernafasan

Nyeri
Batuk-Batuk

PDF : Laporan Pendahuluan Sinustitif


http://id.scribd.com

33
4. MANIFESTASI KLINIS
 Gejala sistemik demam,lesu dan
 Gejala lokal hidung tersumbat,ingus/lendir kental kadang berbau
dan mengalir kenaso faring,Halisotis,sakit kepala yang lebih berat
dipagi hari,nyari didaerah sinus yang terkena.
 Gejala obyektif pembengkakan pada sinus maksila terlihat dipipi
dan kelopak mata bawah,pada sinusitis frontal terlihat didahi dan
kelopak mata atas,pada sinusitis akut

5. KOMPLIKASI
o Miningitis
o Gangguan Penglihatan
o Hilangnya Indra Peniuman
o Infeksi Lain.

6. PENCEGAHAN
 Berhenti merokok
 Jaga kebersihan tangan
 Lakukan vaksinasi flu
 Gunakan pelembab udara
 Kurangi kontak langsung dengan penderita piek dan flu

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Rinoskopi anterior
 Rinoskopi posterior
 Nyeri tekan pipi yang sakit
 Transiluminasi
 X foto sinus panasalis

34
8. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
 Dekogestan lokal=efedrin 1% (dewasa)1/2 % (anak)
 Dekogestan oral= psedo efedrin 4x60mg
b. Penatalaksanaan keperawatan
 Perawat memberikan antibiotik selama 5-7hari
 Anjurkan pasien untuk meminum obat yang diberikan.

35
DAFTAR PUSAKA

Dongoes M.G.Rencana Asuhan Keperawatan,edisi EGC,Jakarta


Prasetyo B,Ilmu Penyakit THT.EGC,Jakarta

36

Anda mungkin juga menyukai