Anda di halaman 1dari 15

JOB VII

PENGUJIAN BALOK LENTUR BETON BERTULANG

A. Tujuan

1. Dapat melakukan percobaan pengujian kuat lentur struktur balok beton.

2. Dapat mengoperasikan alat uji lentur untuk struktur balok.

3. Dapat membedakan tipe keretakan yang terjadi akibat keruntuhan lentur


dan geser pada struktur balok.

B. Dasar Teori
Berdasarkan ASTM C78-01 keruntuhan pada balok beton ada dua jenis
yaitu keruntuhan geser dan keruntuhan lentur. Keruntuhan geser diakibatkan
oleh gaya lintang sedang keruntuhan lentur diakibatkan oleh momen lentur.
Gaya geser balok menyebabkan terjadinya keretakan geser dimana geser yang
lebih besar terjadi lekat dengan tumpuan balok. Kondisi ini menjalar ke arah
vertikal-horisontal menuju tengah bentang balok. Keretakan ini semakin
lama semakin besar, sehingga kedua bagian balok akan patah. Berdasarkan
kejadian ini, bagian tulangan geser pada arah vertikal adalah tulangan yang
berhubungan langsung dengan keretakan geser tersebut. Tulangan ini
mencegah patahnya balok akibat adanya keretakan geser, karena berfungsi
untuk mengikat antara bagian balok dibawah retak geser dan bagian balok
diatas retak geser.
Balok memiliki dua jenis tulangan yaitu, tulangan tarik dan tulangan
tekan. Tulangan tekan tidak hanya berfungsi sebagai tulangan tekan tetapi
juga berfungsi untuk mengurangi lendutan jangka panjang akibat beban tetap,
meningkatkan daktilitas serta mengubah keruntuhan tekan menjadi
keruntuhan tarik.

54
C. Alat dan Bahan
Alat pengujian
1. Mesin uji kuat lentur

2. Mesin uji kuat tekan

3. Dial pembacaan lendutan.

4. Kuas

Bahan Penelitian
1. Balok beton 15 cm x 15 cm x 75 cm
2. Cat

D. Langkah Kerja
1. Mengecat permukaan benda uji dengan menggunakan cat berwarna putih,
kemudian gambarkan grid dengan jarak 3 cm agar pola retak dapat
diketahui dengan tepat.

2. Mengatur jarak kedua tumpuan pada mesin uji lentur.

3. Meletakkan balok secara simetris diatas kedua tumpuan

4. Blok beban diletakkan tepat ditengah-tengah antara kedua blok tumpuan


pada posisi sejajar.

55
15
Specimen

7.5 60 7.5
75

5. Blok beban diturunkan perlahan sampai menempel pada bidang atas


balok.

6. Atur posisi dial tepat berada dibawah benda uji balok dan hindarkan dari
pengaruh lendutan yang dapat merusak dial tersebut.

7. Catat semua perilaku pada benda uji selama percobaan berlangsung (pola
retak akibat lentur/geser dan beban maksimum serta lendutan
maksimum)

8. Setelah mencapai beban maksimum, segera matikan mesin uji lentur


kemudian gambarkan pola retak yang terjadi pada permukaan benda uji
balok menggunakan spidol.

9. Bersihkan semua lokasi pengujian dari sisa benda uji dan serahkan
kembali alat yang digunakan pada asisten penanggung jawab
laboratorium.

E. Tabel Data Analisa Perhitungan

1. Sampel 1 (15 x 15 x 75 cm)


Data Pengujian Kuat Lentur Benda Uji Balok Bertulang
o Mutu Beton f’c = 24,87 Mpa (hammer test)

56
o Mutu Baja = BJ 37
o Tanggal pembuatan = 03 November 2014
o Tanggal pengujian = 04 Desember 2014
o P maksimum = 35,88 kN
Waktu Beban Lendutan
(Detik) (kN) (1/100 mm)
0 0 0
1 1,2 0,2
3 1,31 0,4
4 1,42 1,2
5 1,61 11
6 3,73 23
7 8,42 35
8 13,67 50
9 20,14 61
10 21,11 112
11 24,04 140
12 27,31 172
13 28,25 177
14 30,19 205
15 32,2 233
16 32,85 265
17 33,42 305
18 33,42 325
19 34,7 350
20 35,88 370
21 33,11 394
22 32,37 395

57
Grafik Uji Lentur Balok
40 P = 35,88
35
30
25

Beban (KN) 20
15
10 Δ = 370
5
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Lendutan (1/100 mm)

Grafik perbandingan antara P dan Δ pada sampel 1

2. Sampel 2 (15 x 15 x 75 cm)


Data Pengujian Kuat Lentur Benda Uji Balok Bertulang
o Mutu Beton f’c = 24,06 Mpa (hammer test)
o Mutu Baja fy = 37 Mpa
o Tanggal pembuatan = 03 November 2014
o Tanggal pengujian = 08 Desember 2014
o P maksimum = 38,38 kN
Lendutan
Waktu Beban Lendutan Waktu Beban
(1/100
(Detik) (kN) (1/100 mm) (Detik) (kN)
mm)
0 0 0 39 37,52 149
1 0,03 0,2 40 37,59 150
2 0,22 0,3 41 37,64 151
3 0,23 1,7 42 37,7 152
4 0,93 12 43 37,77 153
5 5,59 21 44 37,8 154
6 12,34 29 45 37,84 155
7 19,79 43 46 37,89 155
8 23,40 55 47 37,94 156
9 26,24 65 48 37,94 156,5
10 27,73 72 49 37,96 157,5
11 28,93 78 50 38,01 158
12 29,14 88 51 38,1 159
13 30,44 91 52 38,17 160
14 31,45 95 53 38,22 160,5
15 31,95 98 54 38,25 162

58
16 32,50 102 55 38,25 162,5
17 32,98 105 56 38,27 163
18 33,44 108 57 38,29 163,5
19 33,93 111 58 38,32 164
20 34,31 113 59 38,32 164,5
21 34,62 117 60 38,34 165
22 34,89 119 61 38,34 165,5
23 35,29 121 62 38,34 166
24 35,55 124 63 38,36 166,2
25 35,83 126 64 38,38 166,8
26 35,97 127 65 38,38 167
27 36,13 129 66 38,38 167,5
28 36,30 132 67 38,38 167,8
29 36,42 134 68 38,36 168
30 36,54 136 69 38,36 169
31 36,63 138
32 36,79 140
33 36,96 141
34 37,14 142
35 37,23 144
36 37,35 145
37 37,43 146
38 37,45 148

P = 38,38 kN

59
Δ = 167,8

Grafik perbandingan antara P dan Δ pada sampel 2

Tabel Data Perhitungan Struktur Balok Bertulang


No. Ukuran Kode Sampel Berat P maks
(cm) (Kg) (KN)
1. 15 x 15 x 75 Balok I 43,10 35,88
2. 15 x 15 x 75 Balok II 43,26 38,38

G. Menghitung Modulus Of Rupture (R)


Sampel 1
Keruntuhan balok terjadi pada bagian tekan di tengah bentang maka
digunakan rumus :
P.L
R= ¿
( b.d ²

Dimana :
R = Modulus Of Rupture (MPa)
P = Beban maksimum yang terjadi (N)
L = Panjang bentang (mm)
b = Lebar specimen (mm)
d = Tinggi specimen (mm)
Kuat Lentur ( Modulus of Rupture ) Sampel 1 :
P . L 35880. 600
R= =
b . d ² 150 . 110² = 11,861 MPa

60
P P

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

75 mm 600 mm 75 mm

Sampel 2
Keruntuhan balok terjadi pada bagian tarik di luar tengah bentang maka
digunakan rumus :
3.P.a
R= ¿
( b.d ²

Dimana :
a. Jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan titik perletakan terdekat diukur
pada bagian tarik specimen (mm)
 Perhitungan jarak rata-rata dari garis keruntuhan dan titik perletakan
terdekat (a) :
25,6+ 71,8+102+ 120,5 319,9
a= =
4 4 = 79,975 mm

 Kuat Lentur ( Modulus of Rupture ) Sampel 2 :


3 . P . a 3 .38380 . 79,975
R= =
b.d ² 150 . 110² = 5,073 MPa

Tabel Perhitungan Modulus Of Rupture (R)


Ukuran Benda Uji
Umur P max R
No Kode b d l
(hari) (kN) (MPa)
(mm) (mm) (mm)
1 28 SP1 150 110 600 35,88 11,861
2 28 SP2 150 110 600 38,38 5,073

61
P P

25.6 mm
71.8 mm
102 mm
120.5 mm
75 mm 600 mm 75 mm

H. Perhitungan Momen Maximum

1. Sampel 1
RA = P/2 = 35,88/2 = 17,94 kN
b p b
Mmax1 = ( )
RA a+ − x
2 2 2

150 150
= (
17,94 x 240+
2 )
−17,94 x
2

= 4305,60 kN.mm = 4,30 kN.m

4,3 4,3
Gambar diagram momen benda uji

2. Sampel 2

62
RA = P/2 = 38,38/2 = 19,19 kN
1 p l
RA . l− .
Mmax = 2 2 6
p 1 p l
. l− .
= 2 2 2 6
1
pl
= 6
1
38,38 x 600
= 6

= 3838 kN.mm = 3,84 kN.m

Gambar diagram momen benda uji

I. Perhitungan Momen Nominal


Sampel 1
Dik: f’c = 24,87 MPa (Hammer Test)
fy = 240 MPa (Asumsi BJ 37)
Solusi :
1. Perhitungan Tulangan Ganda
As = 3 D8 = 3 x 50,24 = 150,72 mm
2 D8
As’ = 2 D8 = 2 x 50,24 = 100,48 mm
As 150,72 As'
11.00
� = b .d = 150.110 =
As

0,00913
3 D8

15.00

63
As ' 150,48
�’ = b .d = 150.110 = 0,00609

1,4 1,4
� min = fy = 240 = 0,00582

β ' .0,85 . f ' c .d ' 600


� – �’ > f y.d x 600+ fy

0,85. 0,85 . 24,87 . 40 600


0,00913 – 0,00609 > 240 .110 x 600+ 240

0,00304 < 0,019 → Tulangan tekan leleh. Maka fs = fy =240 MPa


 Mencari nilai a
C = T
Cc + Cs = T
(0,85 . f’c . a. b) + (As’ . fy) = As . fy
'
As . fy− A s . fy
a = '
0,85. f c . b
150,72 . 240−100,48 . 240 12057,6
= 0,85 . 24,87 .150 = 3170,925 = 3,803 mm

 Cek kapasitas
a
Mn = Cc (d - 2 ) + Cs (d – d’)
3,803
= 12,050 (110 - 2 ) + 24115,2 (110 - 40)

= 2984086,64 N.mm → 2,98 kN.m


Karena Mn = 2,98 kN.m < 4,3 kN.m memiliki selisih yang jauh
sehingga kontrol terhadap tulangan tunggal.

2. Perhitungan tulangan tunggal


As = 3 D8 = 3 x 50,24 = 150,72 mm
As 150,72 110
� = b .d = 150.110 = 0,00913 As 3D8

karena ruangan di asumsikan leleh maka fs = fy 150

 Hitung tegangan ekuivalen a


C = T

64
As . fy
a = 0,85. f ' c .b
150,72 . 240 3617,28
= 0,85. 24,87 . 150 = 3170,925 = 1,14 mm

 Cek kapasitas
Mn = T x jd
a
= (As.fy) x (d - 2 )
1,14
= ( 150,72. 240 ¿ x ( 110 - 2 )

= 3958389,504 N.mm → 3,95 kN.m


Maka diperoleh Mn 3,95 MPa > Mmax 4,3 memiliki perbedaan yang
relatif sedikit di banding ruangan ganda, maka dipakai tulangan
tunggal.

Sampel 2
Dik: f’c = 24,06 MPa (Hammer Test)
fy = 240 MPa (Asumsi BJ 37)
Solusi :
3. Perhitungan Tulangan Ganda
As = 3 D8 = 3 x 50,24 = 150,72 mm
2 D8
As’ = 2 D8 = 2 x 50,24 = 100,48 mm
As 150,72 As'
11.00
� = b .d = 150.110 =
As

0,00913
3 D8
As ' 150,48
�’ = b .d = 150.110 = 15.00

0,00609
1,4 1,4
� min = fy = 240 = 0,00582

' '
β .0,85 . f c .d ' 600
� – �’ > f y.d x 600+ fy

0,85. 0,85 . 24,06 . 40 600


0,00913 – 0,00609 > 240 .110 x 600+240

65
0,00304 < 0,018 → Tulangan tekan leleh. Maka fs = fy =240 MPa
 Mencari nilai a
C = T
Cc + Cs = T
(0,85 . f’c . a. b) + (As’ . fy) = As . fy
'
As . fy− A s . fy
a = '
0,85. f c . b
150,72 . 240−100,48 . 240 12057,6
= 0,85 . 24,06. 150 = 3067,65 = 3,93 mm

 Cek kapasitas
a
Mn = Cc (d - 2 ) + Cs (d – d’)
3,93
= 12,050 (110 - 2 ) + 24115,2 (110 - 40)

= 2984086,64 N.mm → 2,98 kN.m


Karena Mn = 2,98 kN.m < 3,84 kN.m memiliki selisih yang jauh
sehingga kontrol terhadap tulangan tunggal.

4. Perhitungan tulangan tunggal


As = 3 D8 = 3 x 50,24 = 150,72 mm
As 150,72 110
� = b .d = 150.110 = 0,00913 As 3D8

karena ruangan di asumsikan leleh maka fs = fy 150

 Hitung tegangan ekuivalen a


C = T
As . fy
a = 0,85. f ' c .b

150,72 . 240 3617,28


= 0,85. 24,87 . 150 = 3170,925 = 1,14 mm

 Cek kapasitas
Mn = T x jd
a
= (As.fy) x (d - 2 )
1,14
= ( 150,72. 240 ¿ x ( 110 - 2 )

66
= 3958389,504 N.mm → 3,95 kN.m
Maka diperoleh Mn 3,95 MPa > Mmax 3,84 memiliki perbedaan yang
relatif sedikit di banding ruangan ganda, maka dipakai tulangan
tunggal.

J. Kesimpulan
Dari hasil percobaan struktur balok diperoleh hasil pola retak yang
berada dibagian tepi balok. Adapun beban maksimum uji lentur balok adalah
35,88 kN untuk sampel 1, dan 38,38 untuk sampel 2.
1. Dengan menggunakan tulangan ganda diperoleh Mn < Mmax dan
memiliki selisih yang relatif besar sehingga dihitung dengan ruangan
tunggal.
2. Dengan menggunakan ruangan tunggal diperoleh Mn > Mmax dan
memilki selisih yang relatif sedikit, sehingga tulangan tunggal lebih baik
digunakan.

K. Gambar Alat

Cetakan Balok Timbangan

67
Slump Test Meja getar

Portable concrete mixer Alat Uji Tekan Lentur


balok

L. Dokumentasi

Menggambar grid pada sampel yang sebelumnya


Mengatur
telah
letak
di cat
sampel pada ala uji tekan

68

Mengatur posisi dial


Melukis retakan pada sampel yang telah di tekan

Anda mungkin juga menyukai