Spesifikasi Teknis Pekerjaan Mekanikal e PDF
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Mekanikal e PDF
NO URAIAN HAL
3-25
3.4 PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
1.2.3. Plambing
• Peraturan Daerah (PERDA) setempat
• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
• Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing
3-8
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari pabrik pembuat dan mempertimbangkan
juga kemudahan pengoperasian serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila ada) harus
dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar kerja dan
detail, “Shop Drawing” kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Pelaksana Pekerjaan dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan
Pelaksana Pekerjaan dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak.
e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar terinstalasi, “As-built
Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and Maintenance Manual,
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan pertama pekerjaan
dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli kalkir berikut diskettenya dan 4
(empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan
lainnya, dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built
Drawing ini harus benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang
ada termasuk dimensi perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor
seri, tipe peralatan dan informasi lainnya sehingga jelas.
3-9
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan asli (original)
berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5 (lima) set dan dijilid dan
dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya, dalam ukuran A4.
1.4. KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Konsultan
Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.
3 - 10
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh / dokumen ini.
1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu pemilihan peralatan
dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atas
rekomendasi Konsultan Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan dalam
menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Pelaksana Pekerjaan
sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan wajib menghitung kembali performanya
dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau
pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
1.8. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
3 - 12
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.9. LAPORAN-LAPORAN
3 - 13
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.11.1. Penjagaan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja ( gudang lapangan )
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
3 - 14
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Pelaksana Pekerjaan
diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan
biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi tidak melaksanakan
teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang
diperlukan, maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan perbaikan / penggantian /
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali
sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pelaksana
Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
h. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan
daftar komponen / part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi
dengan gambar detail / photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan
manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli
dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
1.15. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1.16. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating
Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya Pelaksana
Pekerjaan.
2. PEKERJAAN PLAMBI NG
3 - 15
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan- bahan utama
dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
3.1.1. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu
3.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing- masing sistem pipa.
3.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
3 - 16
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan
anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
3.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
3.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Air dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Dalam gedung
Air dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Diluar gedung
Hidran di luar
IH/OH 10 15 20 B.40 IA
gedung
Air limbah
pengaliran ABK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi
Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA
Air limbah
AK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi toilet
3.2.2. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin didalam gedung
Tekanan standard 12,5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding joint.
3 - 17
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan sambungan
flanges.
3.2.3. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin diluar gedung
Tekanan standard 12,5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan sambungan
flanges.
3.2.4. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16.3 class 300
lb,screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron body class 300
lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.
3 - 18
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.2.7. Specifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau Factory
Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
3.2.8. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.3.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
3 - 20
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm
di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara
lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem
dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan water
mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan
dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat
tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di
antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan tahan
api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan
caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
̌ Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
̌ Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk bagian
atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras yang lain.
̌ Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada
jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
3 - 21
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °,
harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
(mm) -----------------------------
Interval Interval
Mendatar Tegak
(m) (m)
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
----------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
----------------------------------------------------------
Pipa GIP 50 s/d 80 3.0 4
----------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
----------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
---------------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
---------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka
jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil
yang ada.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
3 - 22
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
b. Bentuk gantungan.
̌ Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar zinchromat dan
pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
̌ Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
̌ Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c. Katup by-pass.
3 - 23
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa
d. Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala ukur maksimum 2
kali tekanan kerja.
3 - 24
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.
3.4. PENGUJIAN
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu sebelum
diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1
jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per
sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI dengan
sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus untuk
pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3 kg/
cm2 ) dan lain-lain.
3 - 25
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.5. PENGECATAN
3.5.1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
̶ Pipa servis
̶ Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
̶ Flens
̶ Peralatan yang belum dicat dari pabrik
̶ Peralatan yang catnya harus diperbarui
̶ Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur pipa
tersebut.
̶ Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus dapat memberi indikasi
adanya Instalasi Peadam Kebakaran.
4. SI STEM AI R BERSI H
3 - 26
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
q
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
q
Manhole
q
Tangga
q
Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
q
Pipa peluap dan pipa penguras
q
Indicator muka air
Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel dsb.
q
f. Sistem Pengendalian
q
Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.
q
Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu
Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap
3 - 27
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
q Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan akan stop
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
q Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun sampai
apabila muka air naik sampai level H.
level LL.
3 - 28
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
c. Peralatan Utama
1. Peralatan pengeboran.
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengeboran
harus mempergunakan mesin bor yang memadahi dan sesuai dengan rekayasa,
konstruksi dan keadaan tanah.
2. Sumur dalam.
a. Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar
kerja kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan
letak sumur maupun konstruksi pengeboran.
b. Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12 m³/jam dan 240
m³/hari.
c. Kedalaman sumur diperkirakan 150 meter.
d. Konstruksi sumur dibuat sekurang - kurangnya sebagai berikut :
* Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas di cor
beton, agar air pada kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
* Pipa naik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, disebelah luarnya
diisi koral / pasir cuci.
e Bahan pipa dan saringan sebagai berikut :
* Pipa jambang dan pipa naik menggunakan Galvanized Steel Pipe ( GSP )
BS 1387 class medium.
* Jumlah pipa saringan yang menggunakan Stainless steel 304, ukuran pipa
100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan ( minimal 3
buah ).
f. Batu karang
* Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka diluar pipa
naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang melalui
batu karang tidak diambil.
* Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka
lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan ujung
sumur akan berhenti diatas batu karang.
3 - 29
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Peralatan uji.
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain :
- Pengukur debit, dengan meter air putar atau meter air Venturi.
- Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem electroda lampu
listrik arus lemah.
3 Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut :
- Gambar sumur terpasang secara detail.
- Seluruh laporan hasil pengujian.
q Filter Media
q Valves
q Interconnecting piping
q Instruments
q Life Indicator
7. Kapasitas Sand Filter 0,3 m3 / menit
8. Perpipaan
3 - 30
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
5. Bahan tangki terbuat dari Wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau
stainless stell.
q Filter Media
q Valves
q Interconnecting piping
q Instruments
q Life Indicator
7. Kapasitas Sand Filter 0,3 m3 / menit
8. Perpipaan
q
1. Pompa Deep Well
q
Type : Submersible Pump Direct Coupled with Electro Motor
0,3 m3/ menit
q
Kapasitas :
q
Tekanan : 160 m.
q
Motor Rated : 15 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
q
Shaft Seal : Mechanical
q
Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
q
Speed : 3000 rpm.
q
Base Frame : Cast Iron or Steel
q
Efisiensi : Minimum 80%
Impeler : Bronze / Stainless Stell
q
2. Pompa Transfer
q
Type : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled with Electro Motor
0,35 m3/ menit
q
Kapasitas :
q
Tekanan : 35 m.
q
Motor Rated : 3,7 kw ; 380 V/III Phase/50 Hz
q
Shaft Seal : Mechanical
q
Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
q
Speed : 3000 rpm.
q
Base Frame : Cast Iron or Steel
q
Efisiensi : Minimum 80%
Impeler : Bronze / Stainless Stell
q
3. Pompa Distribusi
Type : Packaged Booster Pump Standard Manufacturer ( Out Door Type ),
q
Lengkap dengan tangki tekan, Variable Speed System
: 0,22 m3/menit
q
Kapasitas
q
Tekanan : 35 m AQ
q
Motor Rated : 2,2 kw ; 380/III Phase/ 50 Hz
q
Shaft Seal : Mechanical
q
Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
q
Speed : 2900 rpm
q
Base Frame : Cast Iron or Steel
Efisiensi : Minimum 80%
q
4. Sand Filter ( SF )
q
Type : Vertical Cylinder Tank
0,4 m3/menit
q
Kapasitas :
q
Tekanan : 37 m
Material : FRP
3 - 31
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
q
5. Carbon Filter ( CF )
q
Type : Vertical Cylinder Tank
: 0,4 m3/menit
q
Kapasitas
q
Tekanan : 37 m
Material : FRP
q
6. Roof Tank ( RT ) Gedung Utama
q
Type : Cubical Fiber Tank
: 8 m3
q
Kapasitas
q
Tekanan :-m
Material : FRP
5. SI STEM AI R LI MBAH
5.1. PERPIPAAN
1. Umum
̇ Macam perpipaan air limbah adalah, Air Hujan, Air Limbah Saniter, Limbah Dapur.
̇ Jenis pipa lihat "SPESIFIKASI PERPIPAAN".
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan
Floor Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam
sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan mempergunakan
cast iron.
3 - 32
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
5.5. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
5. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
3 - 33
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 34
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 35
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pipa PVC
7. Wavin, Rucika, Pralon
Class AW 12,5 Kg/ Cm
8. Fitting Pipa PVC Rucika, Pralon
6.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.
3 - 36
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
- NFPA - 90A
- ARI
- AMCA
- CTI
- Dan lain- lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang
belum tercantum diatas.
3. Noise Criteria
¬ Ruang Rapat 30 - 40 NC
¬ Ruang Kerja 35 - 45 NC
7.1.5. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik
dari peralatan ataupun alat- alat bantu tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian- bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya.
3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas
atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar
dalam operasinya.
3 - 37
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum ditunjukkan pada
gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan accessories yang
berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan dengan letak peralatan
/ accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan Direksi untuk
disetujui.
3 - 38
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Jenis AC adalah VRV system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari satu outdoor unit
dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunya kemampuan untuk
mendinginkan ruangan secara independent.
Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan sampai ke 64 unit indoor bisa
tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara independent
Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasi pada minimum
koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai kemampuan untuk merubah putaran motor
compressor sesuai dengan beban pendinginan.
Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0* atau lebih tinggi
3 - 39
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
System yang ditawarkan harus bisa melakukan automatic test operation system, Untuk
melakukan pengecekan system secara otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings,
shutoff valves, sensors dan refrigerant volume.
• Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa beroperasi jika 1
•
compressor rusak
•
Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 kompressor SCROLL
•
Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10 HP.
Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal, terukur 1 meter
secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya model modular dan bisa
dipasang secara berderet di setiap sisinya
Compressor
Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter
control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling
load yang dibutuhkan.
Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi compressor
Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis compressor inverter
dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali operasi, System ini
haruslah dipasang dipabrik.
Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke Fin
alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron
Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk keperluan
safety
Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC, dengan
kemampuan maximum static pressure = 78 Ps
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih rendah
pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual setting
Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch,
control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor dan fan
motors, over current protection for the inverter and anti-recycling timers.
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit harus
dilengkapi dengan Sub cooling.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak startup dan seterusnya
setiap 6 jam operasi.
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai torque wrench dengan
torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini.
System pemipaan kemudian harus divacuumed sampai 0.2 torr (-755mmHg) Dan ditahan pada
kondisi ini selama 1 jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa dengan
memakai 2 stage Vacuum Pump. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit
disambungkan pada koneksi listrik.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik dan
ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan merefer ke
installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan dibawah pengawasan
dari perwakilan pabrik.
Jumlah tambahan dari
refrigerant ini Flare Standard Tightening Torque harus disupply oleh
kontraktor Nut Kgf.cm N.cm pemasang dan diawasi
oleh perwakilan Size dari pabrik
Pressure test ¼ 144~176 1420~1720 harus dilakukan oleh
kontraktor pemasang 3/8 333~407 3270~3990 dan diawasi oleh
perwakilan pabrik ½ 504~616 4950~6030
Proses vacuum 5/8 630~770 6180~7540 system pemipaan harus
dilakukan oleh 3/4 990~1210 9270~11860 kontraktor pemasang
dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
3 - 41
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
dilindungi dengan penutup pada bagian yang terexpose dengan sinar matahari, lebih disukai
insulation yang 1 merk dengan pipa refrigerant yang disupply
Pekerjaan brazing harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan diawasi oleh perwakilan
dari pabrik.
7.3.5. CONTROL
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm2 - 1.25mm2 tipe PVC non
screened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control juga harus
dilengkapi dengan automatic address setting function yang merupakan standard
Remote control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching, fan speed
selector, thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan
temperature setting, operational mode, malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa
menampilkan malfunction code untuk keperluan maintenance
Kontraktor pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang dilakukan
oleh perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam training yang
diikutinya
3 - 42
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
•
•
Start/Stop untuk semua indoor unit
•
Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dari seluruh indoor unit
•
1 tahun schedule dari operational system
Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC
7.4. FAN
7.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
dan dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya
sehingga sound pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3
• Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot
m.
• Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi kawat
lamp.
Axial Fan
¬ Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakan langsung.
¬ Material fan :
- casing - mild steel hot dipped galvanized
- impeller - alluminium die- cast
- shaft - carbon steel
3 - 43
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
• Blade fan harus dirancang aerodinamis, bacward curve dari plate allumunium dan
Inl- line centrifugal Fan
• Casing terbuat dari heavy gauge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap dengan flange di
digerakan langsung.
7.5.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran
(Vibration Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor Unit, Out
Door Unit, Split System Unit, Fan dan kalau dirasa perlu juga untuk duct dll.
7.7.3. Umum
a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti pekerjaan
duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/ accessories yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar yang
menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib menyesuaikan dengan
keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut
detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapatkan persetujuan dari
Direksi/ Konsultan sebelum dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan penampang
laluan udara. Jika diperlukan internal lining untuk ukuran duct tersebut, berarti
penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan duct dari pipa PVC.
• Bahan isolasi
7.7.4. Konstruksi Duct.
= Polyurethane dilapis sandwich dengan alumunium
•
foil yang dicoating lapisan anti bakteri
•
Ketebalan panel = 20 mm
•
Ketebalan alumunium = 75 mikron, 80 micron setelah coating
52 ± 2 Kg/m3
•
Density dari polyurethane =
200 N/mm2
•
Tahanan tekanan =
•
Konduktivitas panas = 0,021 W/m.°C
•
Ketahanan api = B1 (terbakar tapi tidak merambatkan api)
•
Koefisien gesek = 0,0135
1,4 Kg/m2
•
Berat =
•
Suhu optimal penggunaan = -50 – +80 °C
•
Kelembaban = 0 – 100 %
•
Tekanan max. dalam duct = 2000 Pa
Air flow max. = 12 m/s
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
•
section bar aluminium
Sambungan antar ducting dengan FCU menggunakan profil chair section bar
aluminium dan terpal
3. Noise yang timbul dalam ducting tergantung pada desain serta ukuran dalam
ducting. Untuk kondisi tertentu yang memerlukan isolasi suara dengan pemakaian
isolasi dalam.
4. Alat kerja :
Cutting : Pemotongan materian TD lembaran menggunakan 4 buah macam
pisau: Left jack plane, Right jack plane, Straight jack plane, V
jack plane.
Bending : Pembentukan elbow & branch menggunakan alat khusus
yaitu manual bending tool
5. Gluing : Penyambungan antar bagian TD duct dan pemasangan invisible
flange menggunakan lem khusus dengan ditambahkan
aluminium tape untuk Vapour Barrier dan kerapihan
6. Sealant : Sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ducting
untuk menambahkan kemampuan menahan kebocoran
7. Support / hanger : besi siku 30x30x3 (galvanized) dan As Drat putih Ø8mm
(galvanized)
a. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static pressure
didalam duct sampai 2” WG (500 pa) dengan kecepatan maksimum 2.000 Fpm (10 m/s).
b. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan hal-hal yang
harus dipenuhi diluar standard tersebut.
c. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan dikunci pada
kedudukannya.
d. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 0.
e. Lubang pengetesan. Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang pengetesan
untuk mengukur temperatur, kelembaban serta static dan velocity pressure. Setelah selesai
ditutup kembali dengan plastik probe yang diisolasi.
f. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500 mm permukaannya harus
dibuat cross broken ( patah silang ).
g. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktis tidak
terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.
h. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail, semua elboww harus dari type
full radius elbouw, jari—jari (R t) sama dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus
3 - 46
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
menggunakan short radius elbouw ( R t lebih kecil dari lebar duct ) harus memakai turning
vanes.
i. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas dasar
(RT)/(RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double thickness, sesuai
gambar detail. Untuk mengikat konstruksi penggantung ke beton dipergunakan ramset /
dynabolt.
j. Sambungan flexible, pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari
bahan double sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct yang masuk
keluar dari fan atau AHU/FCU.
k. Panjang flexible connection tak lebih dari 2 m, dan tidak menimbulkan kebocoran pada
sambungan, cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga
tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.
l. Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible round duct dari type 2 lapis
alumunium laminate incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis
fire resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H20. Flexible duct ke peralatan memakai klem
khusus ( quick klem ) dari bahan plastic.
7.9. PLENUM
a) Pleneum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material sesuai dengan
ketentuan yang tersebut terdahulu.
b) Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan kalau perlu
memakai bracing pada sisi yang paling panjang.
3 - 47
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
7.10.2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum adalah
gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail
atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pihak Pemberi
Tugas dan MK sebelum dilaksanakan.
7.10.3. M a t e r i a l
1. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
2. Pipa Refrigerant : Pipa Tembaga (Copper) ASTM B280 type L/M
• Thermometer yang dipasang cocok untuk batas-batas temperatus yang diperlukan dari
• Type thermometer adalah Industrial type dengan posisi sudut pembacaan yang dapat
• Sumur dari thermometer harus betul-betul tercelup kedalam media yang diukur terutama
dirubah-rubah kedudukannya.
3 - 48
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
7.12.2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi
panel dan perletakan instrument kontrol.
Pemborong AC harus menyiapkan kabel control dari thermostat menuju Outdoor Unit dan Indoor
Unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
jalur instalasi lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi. Pemborong wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor minimum
0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tsb. diatas).
Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA (Amerika),
B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
Panel Starter
- Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
- Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
- Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter serta
ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase,plat nama
untuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting switch
bila memakai remote starstop.
2. Peralatan Kontrol
: ° C pada range ° C to 32 ° C
- Fungsi control : PI
- Temp.set point scale
: max. 50 ° C 90 % RH
- Supply voltage/ current : 16 V DC/10 mA
- Ambient temp/RH
- Control output (Output voltage ) : 2 - 10 V
- Control input : 0-16 V DC/max. 0,1 mA
Input voltage/current
3 - 49
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3. Wiring
¬ Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS
standard.
¬ Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan.
¬ Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian
dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
¬ Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya
galian kabel dan tanda arah kabel.
¬ Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus
dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
¬ Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
¬ Jari- jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
¬ Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel schoen"
harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus menggunakan
timah pateri lalu dipres hydraulis.
¬ Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
¬ Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit.
¬ Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
¬ Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung
dan wire rod yang diramset ke beton.
¬ Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo.
¬ Semua panel star delta dilengkapi dengan :
̇ Pilot lamp - red, green, white.
̇ Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase witch.
̇ Voltmeter - untuk 3 ph dengan selector phase switch
̇ Disconnecting switch untuk remote star stop.
̇ Pilot lamp. -R-S-T
¬ Centralized Remote Star Stop Remote star stop untuk peralatan-peralatan yang
ditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang control.
Panel remote harus dilengkapi untuk masing- masing Peralatan dengan pilot
lamp ( red, green, white )dan plat nama masing-masing Peralatan dll. sesuai
dengan detail drawing.
7.14.1. P o n d a s i
¬ Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin Condensing Unit (Outdoor
Unit ) tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
¬ Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi untuk
masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi untuk
diperiksa dan disetujui.
¬ Pondasi peralatan- peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman
pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
¬ Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin- mesin.
3 - 50
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
7.15.2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus
mengikuti standard/ atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti tandard NEBB,
ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan- peralatan ukur yang memenuhi untuk
pelaksanaan TAB tsb.
3 - 51
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 52
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb :
1. Pompa kebakaran dengan penggerak listrik
2. Pompa kebakaran dengan penggerak Diesel
3. Valved Connection to main Water supply source
4. Perlengkapan Fire Water Tank
5. Springkler Control Valve Set
6. Spingkler Head
7. Hydrant Box
8. Pillar hydrant dan Kotak Hydrant Halaman
9. Sambungan dengan pemadam Kebakaran Kota ( Siamese Connection )
10. Pemadam api Ringan ( PAR / PEE )
11. Pekerjaan listrik yang berhubungan ( contoh : Panel )
12. Pekerjaan lain yang berhubungan ( contoh : Pondasi, pengecatan, concrete blok )
13. Panel listrik, control system dan Fire Resistence Cable
14. Fire Pump test ventui flow tube.
q
2. Fire Water Tank harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
q
Manhole
Tangga monyet
3 - 53
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
q
q
Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
q
Pipa peluap
q
Water level indicator
Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dan
q
sebagainya
Exhaust fan
3. Air pengisi Fire Water Tank
Apabila terjadi kebakaran, maka fire water tank harus dapat diisi secara cepat dari beberapa
macam sumber air maupun persediaan air yang ada termasuk dari kolam renang.
4. Pengaturan pada sambungan ke sumber air yang dipasang secara permanent adalah sebagai
berikut :
Apabila permukaan air dalam fire water tank telah naik mencapai ambang batas H, masukan
air harus berhenti, sebaliknya apabila turun mencapai L, maka fire water tank harus diisi.
q
komponen sebagai berikut :
q
Cast iron casing
q
Bronze impeller
q
Heavy duty steel shaft
q
Mechanical seal
Heavy duty grease lubricated bearings
q
5. Motor Pompa
Motor pompa harus mendapat sumber daya dari PLN dan Genset
q
secara otomatis
Sumber daya dari PLN harus diambil dari switch khusus sebelum
main switch.
q
6. Pompa pemadam kebakaran antara lain harus terdiri dari perlatan sbb :
q
Jockey pump dengan motor
q
Main pump dengan motor
q
Diesel fire pump dengan menggunakan diesel engine
q
Inlet dan Outlet header
q
Inlet dan Outlet valves
q
Check valve against water hammer
q
Inlet strainers
q
Power and control panels
q
Flow regulator
q
Pressure switches
q
Pressure gauges
q
Hydraulic connections
q
Electric connections
q
Best frame
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
q
7. Pengaturan pompa pemadam kebakaran adalah sbb :
Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya
kebocoran, uji coba springkler maupun springkler flushing, sampai
ambang batas yang telah ditentukan maka pompa joki akan start dan
akan stop otomatis diambang batas tekanan yang juga telah
q
ditentukan.
Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu
atau lebih katup hidran atau bekerjanya beberapa kepala springkler,
maka satu atau dua main pump start sampai stop secara manual oleh
operator apabila uji coba atau pemadam telah selesai.
8. Standard pompa dan kontrol panel harus NFPA 20 Approve
9. Engine Driven Fire Pump
Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam kebakaran
pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk pemadam.
Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama satu jam
Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang khusus untuk
q
2. Main Control Valve Set
Main Control Valve Set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala
springkler untuk bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala springkler
q
untuk bahaya kebakaran sedang.
Main Control Valve set harus mampu memberikan signal listrik
kepada control alarm system maupun dengan mechanical alarm gong
q
apabila terjadi suatu aliran air sebesar satu kepala springkler
q
3. Brance Control Valve Set
Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar
q
perencanaan.
Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik
kepada control alarm systrm apabila terjadi aliran air sebesar satu
q
kepala sprinkler.
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
q
4. Sprinkler Flushing
Sprinkler flushing harus dipasang diibagian ujung dari branch main pipe
q
atau branch sub main pipe.
Springkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan
q
pipa springkler.
Springkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari
ujung branch main atau submain ke springkler drain riser melalui valve.
q
Sprinkler Test Valve & Drain ( STV & D )
q
STV & D harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan
q
Test valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkaiit
q
Drain Valve harus dapat mengalairkan alir mati dalam jaringan pipa sprinkler
STV & D terdiri dari lockable Test Valve dan Lockable Drain Valve.
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
̌ Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat
powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup
yang dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
̌ Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No. B- 8.
̌ Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
̌ Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan
bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
̌ "JET" Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
̌ Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
3 - 56
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan outlet
coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kota.
q
Perlengkapan pompa :
Pipa isap dan pipa tekan dengan sambungan kaku dan lentur dengan Victaulic
q
coupling sesuai standard UL / Fm
q
Manometer tekan dan isap
q
Pressure switch
q
Panel control pompa ( UL / FM standar )
Automatic aiir relief valve
2. POMPA PACU ( UP – 01 )
Kapasitas : 25 GPM
Head : 10 bar
Type : Vertical Multi Stage Centrifugal pump
Housing : Cast iron
Impeller : Cast Bronze
Packing / Seal : Mechanical Seal
Shaft : SS 304
Bearing : Sealled ball bearing
Couple : Direct Couple
Sincronous speed : 2900 rpm
Feed voltage : 220 / 380 V / 3 phase / 50 Hz
Rotor : Squiirel cage
3 - 57
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Protection class : IP 44
Insulation class :F
Daya pompa : 3 kw
Sistem operasi : Automatic start stop dengan pressure switch.
Jumlah : 1 unit
Standard pompa : NFPA Standard
q
Perlengkapan Pompa :
q
Unit panel daya, kabel dan kontrol
q
Pemipaan isap dan tekan dengan sambungan kaku dan lentur dari Victaulic.
Manometer isap dan tekan.
q
Perlengkapan :
q
2 set of lead acid battery dengan standar pabrik
q
Maintenance standar tool steel
q
Battery charger yang terintegrasi dengan unit diesel penggerak pompa
Tangki bahan bakar harian dengan kapasitas cukup untuk operasi 6 jam terus
q
menerus yang dilengkapi dengan bracket, pipa
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
11. SPRINKLER
Type : Up right & Pendent
15. HOSE
3 - 59
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 60
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.1. UMUM
j. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
k. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
l. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
3 - 61
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus
buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan
tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar
harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C.
Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
• Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana
lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas
98%, rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut
:
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
Circuit breaker
• Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
• Penggunaan MCB :
- Outgoing pada
• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal
dan instantaneouse magnetic unit
• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt
trip terminal.
3 - 62
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm
dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta
bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
KW meter
Ampermeter
Voltmeter
Frequency Meter
Cos Phi Meter
3 - 63
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON pada saat terjadi
kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system MCFA
gedung.
2. Fungsi Operasi PKG + AMF
Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi
ataupun pengetesan berkala.
Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto synchron, auto load
sharing, pada waktu PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah hidup
kembali.
Untuk fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi mesin.
3. Sistem Operasi PKG
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup
pekerjaan diesel generating set .
PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:
1 Cubicle Incoming G1
1 Cubicle Outgoing G1
4. I nstalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya
dan harus rata (horizontal).
Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
Semua panel harus ditanahkan.
5. Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan
Panel Kontrol Generator ( PKG ), AMF, Automatic load sharing
Type : Free standing, front operated
Tegangan : 380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 24 kA dengan over
current Short circuit, under voltage dan over
voltage relay, earth fault relay dan reserve power
relay.
Protection : IP 23
Measuring Device :
• Ammeter c/w current transformator
• Voltmeter c/w 7 step selector switch
• Frequency meter
• Power factor meter
• KWH meter
• KW meter
• Hours meter
• DC Volt meter
• DC Ampere meter
Signal Lamps :
• Main CB “ON”
• Main Failure
• Genset Running
• Genset on Load
• Alarm Enable
• Battery On
• Low Oil Pressure
• Over Temperatur
• Engine Over Speed
• Start Failure
• Under Voltage
3 - 64
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
• Charge Failure
• Reverse Power
• Emergency Stop
• CB Tripped
Push Button :
• Signal Lamp Test
• Signal Reset
• Emergency Stop
• CB “ Closed”
• CB “ Open”
3 - 65
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.3.6. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
3 - 66
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.5.1. Panel-panel
21. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
22. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
harus rata ( horizontal ).
23. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
24. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal
panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok
secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang
menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal panel harus
melalui tangga kabel.
25. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable lug
) yang sesuai.
26. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm
dari lantai terhadap as panel.
27. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
28. Semua panel harus ditanahkan.
3 - 67
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
37. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
rak kabel.
38. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
39. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
40. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
41. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
42. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
43. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
3 - 68
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.6. PENGUJIAN
u. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian
secara menyeluruh dari system untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik.
3 - 69
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan
v. Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test )
Test Beban Penuh ( Full Load Test )
1.7. NO LOAD TEST
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
• Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan pentanahan
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus
dilaksanakan secara keseluruhan ( Full Load Test ).
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan
baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :
3 Capasitor Bank
Komponen Capasitor 525 V Nokian, Alpivar, MG
Rickstar, Hasna Prima, Ega
Panel Maker Tekelindo, GEM
3 - 70
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 71
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2.1. UMUM
w. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
x. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.
y. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
z. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
3 - 72
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2.8. PENTANAHAN
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga
seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12 (dua
belas) meter dan harus mencapai air tanah.
3 - 73
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3.1. UMUM
mm. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.
nn. Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua
persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian
penawaran ( Bills of Quantity ), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari
pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Konsultan pengawas selama
masa pelaksanaan pekerjaan.
oo. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Pemorong untuk penggantinya
tanpa ada penggantian biaya
3 - 74
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PLN dan Genset akan mati setelah melalui waktu pendinginan/cooling down time sekitar
300 detik (adjustable), dengan pertimbangan agar rectifier perangkat tidak mengalami
perubahan catu daya dalam waktu pendek.
3.4.1. Umum
69. Mesin Diesel Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan suatu
daya listrik dengan kapasitas tidak kurang seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana untuk tipe pemakaian secara terus-menerus pada kondisi
kerja setempat, dimana tempratur keliling tidak melebihi 45° C dan rata-rata
temperature keliling adalah 40° C, sesuai standard DIN 6270 A.
70. Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat
dari bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan
dengan pondasi mesin yang akan disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan, harus
3 - 75
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
disediakan bahan peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet perdam
getaran.
71. Pelaksana Pekerjaan harus menghitung kembali system peredam suara,
ventilasi ruangan, saluran udara buang dan saluran asap sehubungan dengan
spesifikasi mesin Diesel Generator set yang diusulkan.
72. Pelaksana Pekerjaan harus menghitung kembali system saluran udara buang
dan saluran asap sehingga tidak akan mengurangi kapasitas mesin untuk
membangkitkan daya sesuai yang diminta.
73. Perhitungan system peredam suara, ventilasi ruangan, saluran udara buang dan
saluran asap harus dilampirkan pada surat penawaran, serta harus dilengkapi
dengan brosur / manual asli dari pabrik sebagai dasar perhitungan.
74. Mesin Diesel Generator yang dipergunakan harus merupakan peralatan yang
selalu siap dipergunakan pada setiap saat, untuk itu mesin ini harus mempunyai
muatan battery dengan catu daya yang berasal dari Generator dan yang
berasal dari PLN.
75. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan peralatan yang dapat mengatur putaran
mesin secara otomatis sehingga mesin akan selalu bekerja pada putaran
nominalnya pada kondisi beban antara beban nol dan beban penuh dengan
toleransi tidak lebih dari 2 %.
76. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan filter bahan bakar dan filter udara
pembakaran.
77. Mesin Diesel harus dilengkapi dengan alat pengaman guna menghentikan
operasi mesin dan atau memberikan indikasi adanya gangguan untuk setiap
gangguan sebagai berikut :
• Putaran kerja melebihi 110 % putaran nominal.
• Tekanan kerja minyak pelumas lebih kecil dari nilai nominalnya (tidak
kurang dari 3 kg/cm²)
•
dari 75 °C).
Temperatur kerja air pendingin melebihi nilai nominalnya (tidak kurang
• Dan lain-lain pengaman yang dinilai perlu dan sesuai dengan rekomendasi
pabrik
78. Generator yang dipergunakan harus mampu membangkitkan tegangan tanpa
bantuan sumber daya lain, dimana rangkaian medan magnitnya mendapatkan
catu daya dari terminal Generator melalui suatu rangkaian elektronik dengan
tidak mempergunakan sikat komutator.
79. Rangkaian elektronik yang dimaksud dalam butir di atas harus mampu
mengatur tegangan Generator secara terus-menerus pada tegangan nominal
sebesar 220/380 Volt dengan toleransi tidak lebih dari 1,5 %.
80. Generator yang dipergunakan harus mampu menghasilkan daya listrik sesuai
dengan kondisi terpasang yang ditunjukkan didalam Gambar Rencana secara
terus-menerus pada putaran nominal mesin Diesel dan pada tegangan nominal
81. Generator yang dipergunakan harus dibuat untuk pemakaian dalam ruangan
dengan kelas pengamanan tidak kurang dari IP 23 dan dapat menahan
kelebihan beban 10 % selam 1 jam dalam selang waktu 12 jam.
82. Hubungan kumparan stator Generator hendaknya hubungan bintang dimana
reaktansi hubung singkatnya tidak lebih 15 %.
83. Mesin Diesel Generator secara keseluruhan harus mampu dioperasikan dari
Panel Kontrol Generator.
84. PKG harus mempunyai bagian yang dapat mengoperasikan mesin secara
otomatis pada saat terjadi gangguan pada sumber daya yang berasal dari PLN,
dimana untuk selanjutnya akan disebut Automatic Main Failure ( AMF ) type
Digital. AMF module ini bisa disuplai oleh Pelaksana Pekerjaan Genset yang
pemasangannya dilakukan oleh Panel Maker atau pengadaannya oleh panel
maker dan pemasangan oleh Pelaksana Pekerjaan.
3 - 76
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
85. AMF Digital yang dipergunakan harus dapat memberikan indikasi mengenai
keadaan - keadaan berikut :
• Alat penghubung beban tersambung / terputus
• Kegagalan start
• Gangguan pada rangkaian pengisi battery
• Kapasitas battery lemah
• Gangguan operasi lainnya
86. AMF Digital harus dilengkapi dengan fasilitas peralatan sebagai berikut:
• Saklar pemilih operasi manual / otomatis
• Tombol penghenti bunyi bel
• Tombol reset
• Tombol penghenti operasi mesin
• Tombol penguji lampu indicator dan bel
• Dan lain-lain
87. AMF Digital harus mampu menjalankan Diesel Genset pada waktu tegangan
PLN mencapai batas 80 % dari tegangan nominalnya tanpa kelambatan waktu
operasi. Waktu start Diesel Genset adalah sekitar 10 – 15 detik kemudian.
88. AMF harus dapat menghentikan pelayanan Diesel pada waktu pelayanan dari
PLN telah normal kembali dan kemudian menghentikan Diesel dengan
kelambatan waktu operasi tidak kurang dari 10 menit.
89. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan titik pentanahan bagi mesin Diesel
Generator, titik netral Generator, PKG dan semua bagian logam didalam Ruang
Diesel, termasuk rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat
dari logam sesuai dengan ketentuan ini.
3.4.2. I nstalasi
90. Diesel Genset harus didudukan di atas pondasi dengan mempergunakan spring
atau rubber mounting yang direkomendasikan oleh pabik pembuat.
91. Spring anti vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari
95%.
92. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertical maupun horizontal.
93. Anchor dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang pondasi yang
telah ditetapkan dan dicek dengan baik dan kuat.
94. Pipa exhaust dan Silencer harus diisolasi dengan Rockwool 2” density 60 kg/m³
dan dibungkus dengan galvanized sheet di sepanjang pipa ( jacketing ).
95. Sambungan pipa ke mesin harus mempergunakan flexible joint.
3.4.3. Pengujian
14. Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan
minimal meliputi testing :
• Insulation level
• Squence
• Protection device
• Operation
• Full load running ( Load Bank / Building Load )
• Temperature rise
• Governour control
• Sound pressure level
3 - 77
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
xx. Alternator
• Output kontinyu : Minimum 25% - 30% Load
• Tegangan : 380 – 415 V
• Frekwensi : 50 Hz
• Power Factor : 0,8
• Connection : Star dan Netral Grounded – 4 terminal
• Protection : IP 21
• Insulation : Class H
• Overload capacity : 10% selama 1 jam dalam setiap 12 jam kerja
3 - 78
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
• Voltage regulation : +/- 0,5 % rated solid state type with rotating silicon
Controlled rectifier ( brush – less ), three phase
sensing
3.6. Sistem Bahan Bakar
3.6.1. Umum
96. Tangki penyimpanan bahan bakar harian harus mempunyai kapasitas minimum
tidak kurang dari 500 liter. Tangki ini harus terbuat dari bahan Mild Steel Plate
melalui proses anti karat.
97. Tangki penyimpanan bahan bakar harus mempunyai sarana penyambungan
pipa pengisian dari tangki bahan bakar mingguan, pipa pemakaian (supply),
pipa pengembalian (return) bahan bakar, pipa pembuangan gas ( ventilasi ),
alat pengukur isi tangki dan pengatur operasi pompa bahan bakar alasan
sebagai indicator low level lengkap dengan alarm / buzzer.
98. Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan lapisan anti karat Zinchromate buatan
ICI atau setara sebanyak 2 lapis dan cat akhir berwarna coklat pada dudukan
tanki di atas.
99. Pompa bahan bakar adalah jenis Gear Pump yang sesuai untuk pemakaian
bahan bakar berkapasitas tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana ( 50 liter / menit ), dan digerakkan oleh motor listrik sesuai dengan
kebutuhan serta dilengkapi dengan panel kontrol operasi otomatis dan manual.
100. Pelaksana Pekerjaan membongkar dan memasang kembali pompa bahan
bakar manual existing dengan pemipaan secara parallel dilengkapi Gate Valve
dan Check Valve.
101. Pipa bahan bakar yang dipergunakan adalah pipa baja hitam, medium
class, dengan penyambungan pipa ulir, kecuali pada tempat penyambungan
tangki penyimpanan bahan bakar, pompa bahan bakar dan peralatan-peralatan
lainnya. Untuk hubungan dengan peralatan tersebut dipergunakan tipe
penyambungan Flange. Penyambungan Flange juga diharuskaan pada
pemipaan yang panjangnya lebih dari 12 m.
102. Diameter pipa bahan bakar yang dipergunakan harus sama seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana dan mempunyai perlengkapan katub
operasi seperti tertera dalam Gambar Rencana.
103. Pipa bahan bakar secara keseluruhan harus dilapis dengan lapisan anti
karat Zinchromate dari ICI sebanyak 2 lapis dan cat finishing. Warna cat akan
ditentukan kemudian.
104. Katup operasi yang diameter lebih bedar dari 50 mm harus terbuat dari
bahan besi cor dengan sambungan-sambungan jenis Flange
105. Check Valve yang dipergunakan harus dapat menahan aliran balik dari
bahan bakar. Diameter alat ini ditunjukkan dalam Gambar Rencana sesuai
dengan ukuran pipanya.
106. Setiap hubungan pipa dengan pompa harus dilengkapi dengan pipa
flexible, yang terbuat dari bahan karet khusus untuk bahan bakar, dimana
penyambungannya dengan system flange. Ukuran alat ini harus sesuai dengan
pipa yang terhubung.
3 - 79
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
tidak melebihi 40 °C atau batas temperature yang akan mengganggu operasi mesin.
sehingga dalam keadaan semua mesin beroperasi maka rata-rata temperature keliling
nnn. Sistem ventilasi ruangan mengandalkan Intake air louver yang akan memasukkan udara
ke dalam ruangan Genset.
3 - 80
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
ooo. Sistem exhaust ventilasi Ruang Genset untuk sirkulasi udara didalam ruangan pada
kondisi Genset stand by dan system exhaust ventilasi tidak beroperasi saat generator
operasi.
1 Diesel Generator Kapasitas : 150 KVA Prime Power Perkins, Cater Pillar, Deutz ,
Type : Open Daewoo, K2 Power,
Mitsubishi
Putaran : 1500 rpm
Pendingin : Radiator
3 - 81
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
4.1. UMUM
ppp. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.
qqq. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
rrr. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Peralatan utama yang terdapat dalam sistem Fire Alarm ini adalah :
• Thermal Detector Conventional
• Smoke Detector Conventional
• Manual Push Button (Break Glass)
• Alarm Bell
• Zone Indicator
• Indicator Lamp
• Module
• Master Control Panel Adresssable
3 - 82
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 83
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Alarm Bell
Persyaratan teknis harus dipenuhi :
- Konstruksi : Anti karat
- Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
- Curent Consumption : max. 80 mA
3 - 84
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Zone I ndicator
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini
ditutup dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number (Nomor
Zone) yang disesuaikan dengan letak zone indicator tersebut.
I ndicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group
detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang
bersangkutan bekerja.
Kabel
Kabel untuk main Power Supply dari setiap perlengkapan dalam sistem
menggunakan NYM dengan ukuran minimal 3 x 2,5 mm².
Kabel untuk instalasi circuit antar detector dan break glass digunakan kabel NYA
dengan diameter minimum 2 x 1,5 mm².
Kabel untuk instalasi telepon jack menggunakan kabel ITC 2 x 0,6 mm².
3 - 85
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Kabel untuk instalasi Main Bell dan Red Lamp menggunakan kabel NYM 3 x 2,5
mm².
4.7. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
Surat Perjanjian serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
3 - 86
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pow er Amplifier.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar
rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz
sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi.
Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini Directional.
Frekwensi respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz. Microphone harus
dilengkapi dengan Heavy Duty Press to Talk Switch.
3 - 87
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Contact relay : Emergency active relay, call active relay, fault relay.
Power : DC 24 Volt, 220 Volt + 10% - 50/60 Hz
T u n e r.
Output level : - 20 dB
Output impedance : 10 K ohm
Distortion : 1%
S/N Ratio : 65 dB
Receiver Frequency : AM, FM
5.7. LAIN-LAIN.
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi
3 - 88
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Surat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta
cermat.
6.1. UMUM
mmmm. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
nnnn. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
oooo. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
3 - 89
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Key Telpon
131. Key Telpon mempunyai 16 analog trunk card, 16 digital extention card,
digital dan 64 extention analog.
132. Key telpon dilengkapi dengan key phone digital display
133. Aksesories lainnya antara lain : Surge Aresster, Power Supply dan MDF
dll, sehingga sistem berfungsi dengan baik.
Pesaw at Telepon
134. Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe
executive. Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan
kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan
meja dan pemasangan dinding.
135. Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta
mampu bekerja secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat
mengajukan approval material harus dilengkapi dengan fotocopy surat lulus
dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara
full digital.
Terminal
136. Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda
jumpering dan memakai terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.
137. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi,
maka box terminal harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan
pintu-pintu yang kedap udara.
Kabel Telepon.
138. Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti,
seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau untuk menampung
perkembangan dikemudian hari.
139. Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC
(indoor-telepone cable) dengan diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel
disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
3 - 90
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Conduit Telepon.
142. Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa
PVC High Impact berdiameter minimum 20 mm.
143. Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
144. Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang
dilengkapi tutup.
145. Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus
dicat warna biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
146. Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu
lain yang sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.
Outlet
147. Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush
mounting dan bukan jenis claw fix.
148. Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
3 - 91
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 Outlet telepon Tipe : Flush & jack Berker, Clipsal, MK, National
7.1. UMUM
ddddd. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
eeeee. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pada spesifikasi ini.
fffff. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
ggggg. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat
Ijin Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu
daftar referensi pemasangn harus dilampirkan dalam surat penawaran
Modulator
Selectable Output Channel Colour System : PAL / SECAM/ NTSC
Audio Operatio Module : Mono / Stereo/Dua
Input frequency : 50 – 858,5 Mhz
Input Level : 40,5 ~ 84 dBm
Output Frequency Range : 47 – 862 Mhz
Output Level : 75 ~ 90 Mhz
Supply Voltage : + 12 VDC
Active Combiner
Number of Input :4
Frequency Range : 4 - 862 Mhz
Input / output impedance : 75 ohm
Gain Regulation : 20 dB
3 - 92
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
TV Reciever set
Video Input : 1V (p – p)
Input Antena : VHF / UHF 75 ohm
Receive Syestem : CCIR standard, PAL, SECAM, NTSC
Dimension Screen : 21 “
Facility : Audio/Video with infra red remote control
TV Oultlet
Model : Single
Side Loss : 0.4 dB – 1.2 dB
7.4. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam system suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya system setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB Gain Meter.
3 - 93
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Kamera
Adalah merupakan alat pengamat dari sistem CCTV yang sudah dilengkapi dengan
lensa. Ini hanya berfungsi untuk memberikan gambar dari lokasi yang diamati ke
monitor melalui kabel video. Kamera yang digunakan adalah type fixed colour
camera.
Monitor
Adalah merupakan alat yang mentransfer isyarat elektronik yang dikirim oleh camera
menjadi gambar pada sebuah layar televisi.
Sw itcher
Alat yang dipakai untuk menghubungkan 2 (dua) atau lebih camera ke monitor
tunggal, sehingga pengamat dapat memilih hasil gambar mana yang akan
ditampilkan pada layar monitor.
Posisi camera yang tidak diamati dapat di bypass tanpa merubah urutan
pengamatan maupun waktu interval.
3 - 94
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
8.5. PEMASANGAN
Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Pelaksana Pekerjaan dapat
mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini.
Cara pemasangan colour camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan rangka
penguat/ hanger yang diperkuat pada dak beton.
Peralatan utama seperti ; camera drive unit, Sequential switcher, Colour monitor dan Time
lapse VTR, diletakan pada ruang kontrol (ruang administrasi) lantai satu, seperti ditunjuk
dalam gambar rencana.
Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control menggunakan
coaxial cable RG 59/U, kabel power menggunakan NYMHY 2 x 1,5 mm² yang semuanya
dalam pelaksanaan harus dimasukkan dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm
3 - 95
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
9.1. UMUM
hhhhh. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan.
iiiii. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
jjjjj. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana
Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
3 - 96
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Hub Switch
• Standard : IEEE 802.1s 1000BASE-X (SFP)
• Type : 24/48 Ethernet 10/100/1000 ports & 4 SFP-based
Gigabit Ethernet ports
• Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch
• IP Base : IP Base Software feature set (IPB)
• Support : 24/48 users
• Performance : 32 Gbps forwading bandwidth
• Connectors & Cabling : 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair Cat.6
UTP
• Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector
• Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link status, link
duplex, link speed, PoE indicators
• Modul Tambahan : GLC-SX-MM, 1000BASE-SX SFP transceiver module
for MMF, 850-nm wavelength
3. Server
• Form factor/height : Rack/2U
• Processor : Intel® Xeon Quad Core E5405
• Hard disk : 146GB 15K 3.5in HS SAS
• RAID : Raid-5
• Network Interface : Integrated dual Gigabit Ethernet
• Warranty : 3 Years
• OS : Windows Server 2003 Standard
4. Rack Mount
• Type : Close Rack 19” 45U & Wall mount 15U
• Dimension : 1100mm & 470mm
3 - 97
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
5. Cabling
• Standard : EIA 568
• Type : UTP Category 6
6. Backbone
• Standard : 2000nm
• Type : Fiber Optic Multimode
• Technology : OM3
7. Backbone
• Type : 19” Rack 2U
• Capacity : 2KVA
• Connection : Support Ethernet 10/100
3 - 98
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
• Memastikan kebenaran pekerjaan instalasi kabel data pada sebuah ini gedung.
1. Tujuan:
• Tang potong
2. Alat-alat:
• Tang Kombinasi
• Obeng -/+
• Pisau kater
• Magger test
• Tester
• Dll
3. Urutan kerja
• Pelajari gambar kerja dan pastikan gambar tidak ada perubahan dan sudah
a. Pelajari gambar
• Periksa alat yang akan digunakan dan pastikan alat tersebut layak digunakan
b. Pemilihan alat dan bahan
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
bersama – sama pihak BSG dan perencana. Testing dan commissioning jaringan kabel di
lakukan tahap demi tahap dari tiap outlet ke patch panel pada satu lantai (horizontal
testing) dan dari masing– masing lantai ke main patch panel (vertical testing), sedangkan
testing dan commissioning untuk komponen LAN akan di lakukan di setiap lantai dan
dikeseluruhan system sampai system tersebut berjalan dengan baik dan disetujui oleh pihak
MK/Owner.
Pada saat melakukan pengetesan harus dihindari melihat secara langsung pada keluaran
sumber optik, pada ujung kabel serat optik, atau pada ujung kabel yang terhubung ke
alat pengukur loss.
1. Set OLTS sesuai dengan instalasi pada buku panduan pemakaian test set .
2. Atur OLTS ke nilai nol, dengan tujuan untuk menghilangkan tegangan offset yang
bias menyebabkan error pada saat pengukuran cahaya yang rendah levelnya .
Pengesetan ke nilai nol juga menghilangkan losses pada kabel jumper.
Untuk mengeset OLTS kenilai nol, pasang sebuah jumper antara outlet sumber dan
outlet detector OLTS pada lokasi A . Lakukan hal yang sama pada ujung kabel di
lokasi B. Pada kedua lokasi OLTS harus diset ke nilai nol . (Gb.1)
3. Tekan tombol zero Set terus menerus selama 1 detik atau lebih . lakukan kurang
lebih dari 20 detik untuk menyelesaikan pengaturan ini (Gb.2).
4. Ukur loss pada satu arah. Pada lokasi A, lepas jumper dari outlet detector OLTS dan
hubungkan ke kabel serat optik. Pada lokasi B, lepas jumper dari lokasi detektor.
Hubungkan test jumper antara ujung kabel serat optic dan outlet detector pada
lokasi B . Los pada arah A ke B diukur pada lokasi B. (Gb.3).
5. Ukur loss dari arah yang lain. Lepaskan jumper D2 dari jalur kabel fiber pada lokasi
B. Hubungkan jumper S2 ke jalur kabel fiber . Lepaskan jumper S1 dari jalur fiber
pada lokasi A. Jumper D1 dihubungkan dari outlet detector pada OLTS di lokasi A ke
jalur fiber . Loss dalam arah B ke A diukur pada lokasi A. (Gb.4).
6. Transmission loss adalah rata-rata dari loss pada kedua arah tersebut.
7. Catat semua data.
8. Ulangi procedure diatas. Jika data hasil pengukuran menunjukan nilai yang lebih
tinggi dari pengukuran pertama, maka semua konektor harus dibersihkan dan
pengetesan diulang kembali. Juga dilakukan pengecekan pada peralatan dan kondisi
konektor pada jumper .
9. hasil pengukuran tidak boleh melewati nilai seperti yang tercantum pada technical
specification.
3 - 100
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pengukuran NEXT dan atenuasi dilakukan pada satu system koneksi dari panel terminasi
kabel sampai ke outlet.
1. Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mangecek apakah ada kabel yang
terputus atau tidak.
2. Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang salah
koneksinya.
3. Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai yang
tercantum pada spesifikasi teknis.
Dalam system networking, pengujian dilakukan perbagian system karena cara kerja dari
masing–masing part terkait satu sama lain.
Seluruh PC (Personal Computer) workstation yang ada disetiap lantai dihubungkan dengan
Intelligent hub tersebut dihubungkan dengan Network Center Hub untuk kemudian dengan
Netware File Server.
Pengetesan fungsi Intelligent Local Network Hub & Fiber Optic Installation harus
dilaksanakan dengan melakukan testing hubungan secara system antara PC workstation di
tiap lantai dengan Netware File Server di Network Center.
Tahap–tahap pengetesan :
1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada di lantai 1, dilakukan Login ke Netware
File Server yang dihubungkan dengan segmen LAN PC workstation tersebut.
2. Setelah login selesai, panggil salah satu aplikasi yang ada dilantai tersebut.
3. Bila aplikasi tersebut bisa berjalan dengan baik berarti Intelligent Local Network Hub &
Fiber Optic Installation telah bekerja dengan sempurna.
1. Network Management Software harus dapat menampilkan status panel dari Network
Center hub.
2. Network Management Software harus dapat mengubah segmentasi Local Area Network
(LAN).
3. Network Management Software harus dapat menampilkan aktifitas dari tiap segment.
4. Network Management Sofware dapat meng-disable atau enable port dari Network hub
pada tiap lantai .
3. Router
Router harus berfungsi sebagai pengatur Interworking traffic dan Router tersebut dapat
dikatakan bekerja dengan baik bila PC workstation dilantai 1 dapat melakukan hubungan
dengan Netware File Server yang tiadk berada dalam satu segment dan berada dilantai
lain.
Tahap-tahap pengetesan :
1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada dilantai 1 dilakukan login ke Netware
File Server yang tidak ada dalam segment yang sama. Contoh : User dari Accounting
melakukan login ke file Server untuk Aplikasi Kredit.
2. Langkah diatas diulangi untuk PC workstation pada lantai lain dan File Server yang
berbeda.
3 - 101
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Setelah semua jaringan terpasang, testing harus dilakukan 24-hour burn in test, end-to-
end. Ini harus dilakukan sebelum penandatanganan uji searah terima. Hal ini untuk
menjamin konektivitas dan performance dari jaringan secara keseluruhan.
Paling sedikit harus dilakukan 50% random test untuk tiap lantai . Setelah penandatangan
uji serah terima. BGS net akan masuk dalam periode garansi.
9.6.1. Training
Pemborong harus menyediakan fasilitas training meliputi :
a. Introduction to Network
b. Ethernet Connectivity Certification
c. Local/Remote Router Certification
9.6.2. Maintenance
Selama masa garansi pemborong harus menyediakan Support dan Maintenance Service “Free
of Charge” untuk spare parts dan tenaga kerjanya. Setelah habis masa garansi pemborong
hrus menawarkan pilihan kepada ………. Untuk masuk kepada Critical Care Program dan harus
menjamin tersedianya sparepart untuk seluruh produk jaringan yang terpasang.
9.6.3. Garansi
Garansi diberikan selama satu tahun untuk seluruh hardware produk (Hub, Router, Cabling,
etc.) dan selama 90 hari untuk produk software.
9.7. DOKUMENTASI
Pemborong harus menyediakan dokumentasi dari keseluruhan jaringan computer yang telah di
install yang terdiri dari :
1. Instalasi Checklist
2. Problem dan Event Log
3. Daftar Inventary Peralatan
4. Daftar Lokasi Peralatan
5. Hasil kabel testing (dB Loss, Next Readings, etc)
6. Gambar jaringan secara lengkap (physical & logical)
7. Serial numbers
8. Quick Reference Sheets
9. Manual
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pelaksana
Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
3 - 102
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
3 - 103
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1. PERATURAN UMUM
1.3. KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajukan
instalasi yang lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.
3 - 104
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Pemilik tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.
2. Shop Drawings
Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang
diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja ini
berarti pemborong sudah mempelajari dengan seksama gambar-gambar Struktur,
Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah menghasilkan kondisi
yang sebenarnya di proyek.
4. Seleksi Data
Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Pemborong harus melengkapi dengan seleksi
data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga).
Pemborong harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan
tanda.
3 - 105
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal yang
tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis
setaraf atau lebih baik yang disetujui. Bila pihak MK/Direksi Pengawas, membuktikan
bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut
pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Pemborong.
1.8. LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai :
̇ Kegiatan fisik
̇ Catatan dan perintah MK/Direksi Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
̇ Jumlah material masuk/ditolak
̇ Keadaan cuaca
̇ Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK/Direksi Pengawas untuk
diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada MK/Direksi Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
̇ Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
̇ Hasil pengetesan peralatan
̇ Hasil pengetesan kabel, dan lain sebagainya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
MK/Direksi Pengawas.
3 - 106
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1.9. GARANSI
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama minimum 1 (satu)
tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pertama.
Sejak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakahir, bila terjadi kerusakan
atau kegagalan pekerjaan instalasi, Pemborong wajib mengganti atau memperbaiki
kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka garansi
tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi kerusakan pada
peralatan utama (mis : motor terbakar ), maka motor tersebut harus diganti dengan yang
baru dan tidak boleh wiringnya digulung baru.
q
b. Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
q
Brosur Teknis
q
Maintenance Manual
q
Operator Manual
Elektrikal wiring/kontrol
c. Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini lengkap
dengan alamat dan nomor telepon.
d. Data test report
e. Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi
f. Spare part dan tools.
Semua point a s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3 (tiga) sets.
3 - 107
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2.1. UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.
Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka
pemborong wajib memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk
melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
3 - 108
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2. Lantai Kereta
̇ Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile,
warna ditentukan kemudian.
̇ Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
̇ Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator
3 - 109
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
∗
Push button untuk membuka pintu kereta
∗
Push button untuk menutup pintu kerete
∗
Push button untuk emergency stop
∗
On-Off switch untuk independent operation
∗
Key switch untuk independet operation
∗
Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer
∗
Plat nama dari pabrik pembuat lift
Tulisan kapasitas lift penumpang
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dicapai oleh orang-orang yang
tidak berkepentingan.
̇ Untuk lift tertentu pintu lift dilengkapi dengan kaca.
̇ Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari ujung atas
sampai ujung bawah panel pintu.
̇ Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang
menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali pada
posisi membuka penuh.
̇ Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu yang
ditentukan.
2. Landing Door
̇ Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya
̇ Dilengkapi dengan narrow jamb
̇ Terbuat dari stainless steel
̇ Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electric dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight
closer.
4. Hall Button
̇ Hanya ada satu buah disetiap lantai
∗ Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi
∗ Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi
ke arah atas.
∗ Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk operasi ke arah
ke arah bawah.
atas bawah.
̇ Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.
6. Buffer
̇ Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm.
̇ Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua buah
untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
̇ Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri oleh
pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke lantai beton struktur
yang ada).
7. Guide Rail
Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
3 - 111
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
̇
∗ Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
Untuk Kereta Lift/Elevator.
∗ Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
∗ Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut ¾”.
memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
∗ Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1” dan panjangnya 14,5” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.
̇
∗ Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
Untuk Counter Weight
∗ Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan
ketinggian dan berat nominal sesuai standart kapasitas.
∗ Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 5/8”.
memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
∗ Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½” dan panjangnya 12” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.
̇ Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus dicat anti
karat.
̇ Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan dari pabrik.
8. Counter Weight
̇ Rangka counter weight terbuat dari profil baja.
̇ Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dari
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
̇ Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu bahan
anti karat.
9. Campensating
̇ Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
̇ Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
10. Rem
̇ Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
̇ Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal dan
sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling berat/sukar.
̇ Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di suatu lantai dan
rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
̇ Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
̇ Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk melepas
rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas penyangga
beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
3. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai peredam
getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut tidak boleh
lebih besar dari 3 mm.
3.5. ROPE
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift secara
standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan pada
rope end (detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan dilapisi karet
setebal 25 mm dan dilengkapi safetay switch dan per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum pelaksanaan.
̇ Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2300 mm dimana terdapat pintu
darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch
sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
3 - 113
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
̇ Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian akan
dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik di lantai Basement.
̇ Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya setelah
mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal kembali.
̇ Lengkapi dengan peralatan ALD ( Automatic Landing Device ).
3 - 114
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
4. LAI N - LAI N
KETENTUAN DI MENSI
ENTRANCE DESI GN
SI GNAL FI XTURES
Dalam Kereta Lift
Face plate of car Hall : Stainless steel hair line position indikator operating
Panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator Dot type/stainless steel hairline finish Faceplate
Car operating Panel : Soft touch button
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
Entrance Hall
Car Positioan Indicator : Push Button
Hall Lantern : Vertical circular type setiap lantai
Arrival gong : setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
Face plate of signal : Stainless steel
3 - 115
PT. Ciptanusa Buana Sentosa
Pembangunan MESS LEMHANNAS Republik Indonesia
PERSYARATAN TEKNIS
BAB 3 : PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
3 - 116
PT. Ciptanusa Buana Sentosa