https://vano2000.wordpress.com/2010/06/26/kajian-psikologi-dalam-hukum/
Hukum Islam sebagai disiplin ilmu adalah ilmu yang mempelajari tentang syariah atau seperangkat
aturan atau hukum dalam ajaran Islam dalam berbagai bidang kehidupan yang bersumber dari dalam al-
Qur'an dah Hadits.
Sejauh yang penulis ketahui, setidaknya hukum Islam mengatur empat hal pokok, yaitu: 1) Munakahat
(Perkawinan), 2) Muamalat (Hubungan antar manusia), 3) Jinayat (Pidana), dan 4) Siyasat (Politik dan
Tata Negara).
Hukum Islam ini memiliki corak khas dan keistimewaan tersendiri karena merupakan hukum yang yang
berasal dari Tuhan (Allah SWT) secara langsung dan merupakan hukum yang kompleks karena mengatur
segala aturan mengenai bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari agar seorang muslim menjadi
pribadi yang saleh dan taat serta takwa dan memiliki hubungan baik dan seimbang antara manusia
dengan Allah SWT dan manusia dengan manusia (habluminaalah dan hablumminannas).
Berbicara mengenai hukum Islam, dalam perkembangannya disiplin ilmu ini memiliki beberapa cabang
ilmu, diantaranya: a) Filsafat Hukum Islam, b) Sosiologi Hukum Islam c) Politik Hukum Islam dan ada juga
d) Psikologi Hukum Islam.
Cabang ilmu hukum Islam yang terakhir yakni Psikologi Hukum Islam merupakan yang masih baru
diantara keempat cabang ilmu hukum Islam, terbukti sangat minimnya referensi atau literatur
mengenai dasar atau pondasi keilmuan Psikologi Hukum Islam.
Hal ini berbanding terbalik dengan cabang ilmu hukum positif yaitu Psikologi Hukum yang terlebih
muncul dahulu, cabang ilmu ini mempelajari atau mengkaji hukum sebagai suatu perwujudan dari jiwa
manusia.
Disinipun Psikologi Hukum telah mempunyai dasar-dasar teori menurut para ahli hukum, salah satunya
menurut Soerjono Soekanto yang berbunyi "Psikologi hukum adalah studi hukum yang akan berusaha
menyoroti hukum sebagai suatu perwujudan dari gejala-gejala kejiwaan tertentu, dan juga landasan
kejiwaan dari perilaku atau sikap tindak tersebut".
Untuk merespons pengembangan dasar atau standar keilmuan Psikologi Hukum Islam, maka perlu
dilakukan pendefinisian ulang tentang Psikologi Hukum Islam. Berikut penulis berusaha untuk
menyumbangkan pemikiran untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan apa yang dimaksud dengan
Hukum Islam adalah hukum syar'i yang berasal dari Tuhan (Allah SWT) dan termaktub dalam al-Qur'an
dan Hadits sebagai rule of the game menjalani kehidupan sehari-hari di dunia yang diperuntukkan bagi
kaum muslim.
Disini setelah sebutkan pengertian Psikologi dan hukum Islam, maka Psikologi Hukum Islam menurut
penulis dapat dipandang dari dua (2) perspektif yaitu: a) Psikologi Hukum Islam dari perspektif psikologi
dan b) Psikologi Hukum Islam dari perspektif hukum Islam. Berikut penulis paparkan kedua perspektif
tersebut:
Disini juga dapat dikaji mengapa manusia melanggar hukum Islam, konsekuensi psikologis akibat
pelanggaran hukum Islam dan perilaku pemicu pelanggaran hukum Islam yang juga dapat menimbulkan
gangguan kejiwaan pada manusia sehingga lebih rentan terhadap pelanggaran hukum Islam.
Demikian kedua perspektif kajian dalam Psikologi Hukum Islam yang penulis tawarkan demi kemajuan
dan perkembangan keilmuan Psikologi Hukum Islam agar muncul kejelasan dasar-dasar, batasan-
batasan dalam kajian Psikologi Hukum Islam.
Tak lupa, penulis juga mengajak pembaca terutama akademisi hukum Islam maupun psikologi Islam di
Indonesia untuk berijtihad dalam pengembangan keilmuan Psikologi Hukum Islam agar kajian atau studi
hukum Islam di Indonesia lebih mengarah ke kajian atau studi hukum Islam interdisipliner sehingga
semakin kaya dalam pemecahan masalah (problem solving) hukum Islam di Indonesia