Anda di halaman 1dari 42

Laporan kasus

Abses Paru
Fitria Lestari
08310124
Pendahuluan
• Abses paru adalah infeksi destruktif berupa lesi
nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga
membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih.
• Abses paru lebih sering terjadi pada laki-laki
dibanding perempuan dan umumnya terjadi pada
umur tua karena terdapat peningkatan prevalensi
aspirasi.
Epidemiologi
• Angka kejadian Abses Paru berdasarkan penelitian Asher et al
tahun 1982 adalah 0,7 dari 100.000 penderita yang masuk

rumah sakit hampir sama dengan angka yang dimiliki oleh The
Children’s Hospital of eastern ontario Kanada sebesar 0,67
tiap 100.000 penderita anak-anak yang MRS.
Definisi
• Abses Paru diartikan sebagai kematian jaringan paru-
paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati
atau cairan akibat infeksi bakteri.
Etiologi
• Studi yang dilakukan Bartlett et al (1974)
mendapatkan 46% abses paru disebabkan hanya oleh
bakteri anaerob, sedangkan 43% campuran bakteri
anaerob dan aerob.
Gambaran Klinis
• Gambaran klinis:
*Demam, dijumpai berkisar 70% - 80% penderita abses paru. Kadang
dijumpai dengan temperatur > 40 C.
*Batuk, pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga
abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk yang
khas (40-75%). Batuk darah bisa dijumpai, biasanya ringan tetapi ada yang
massive.
*sesak (50%)
*Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat
badan.
Komplikasi
1. Empyema

2. Fistula bronkopleura
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
 Leukosit : 10.000-30.000/mm3
• Dahak
 Berupa pus
 Pemeriksaan kultur dahak
• Radiologi

Foto Thorax Posisi Lateral, tampak


adanya cavitas dengan air-fluid level yang
merupakan karakteristik dari abses paru
Abses setelah pneumonia. Pneumonia akut pada segmen posterior
lobus kanan atas, terbentuk area translusen di bagian sentral (terlihat

jelas pada
yang fotodan
irreguler lateral). Tampak
air-fluid level.gambaran abses dengan dinding tebal
Penatalaksanaan
 Medikamentosa : Antibiotika
 Klindamisin 3x600 mg iv, kemudian 4x300mg oral/ hari

Penisilin G 2-10 juta unit/hari, ada yang memberikan sampai 25 juta
unit atau lebih/hari dikombinasikan dengan streptomisin, kemudian
dilanjutkan penisilin oral 4x 500-750 mg/ hari.
 Metronidazol 4x600 mg
 Drainase
 Bronkoskopi
 Pembedahan

Abses menahun
 Kavitas menetap dengan produksi dahak masih ada setelah terapi
intensif selama 6 minggu.
Status Pasien
Nama
• : Irma mawarni
• Tanggal lahir : 18 Oktober 1968

Umur : 44 tahun
•Jenis kelamin : Perempuan
Alamat
• :J l. Kawat I No. 26 T. Mulia Hilir
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status
• : Menikah
Agama
• : Islam

Tanggal masuk : 14 Agustus 2013
• Tanggal keluar : 21 Agustus 2013
Anamnesa
• Keluhan Utama : Batuk
• Deskripsi :
Pasien datang ke RSU.Prof.Dr.Boloni Medan pada tanggal 14 Agustus 2013
pukul 17.30 WIB dengan keluhan batuk, batuk dirasakan ± 1 bulan ini,
batuk berdahak berwarna hijau. Os juga merasakan demam, demam
terasa naik turun. Os juga merasakan sesak. Os juga merasakan lemas,Os
juga mengeluh mual tetapi tidak muntah. Nafsu makan menurun dan
mengalami penurunan berat badan. Os mengaku mengalami penurunan
berat badan dalam 1 bulan ini ± 8 kg, kepala terasa pusing dan oyong Os
mengeluh tidak ada keluhan dalam buang air besar dan kecil.
• RPT : -

RPO : -
Status Present
KU : tampak sakit sedang
Sensorium : compos mentis
TD : 100/70 mmhg
Nadi : 80 x/I reguler, t/v kuat
Pernafasan : 28 x/I thorakal abdominal
Temperatur : 37,8˚C
Keadaan Gizi
BB : 55 Kg, TB : 160Cm
IMT = BB/TB²
= 55/1,60 ²
= 55/2,56=21,48
Kesan : normoweight
Pemeriksaan fisik
• Kepala : Bentuk normochepali, rambut warna hitam, tidak mudah
dicabut, tidak ada luka
• Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera tidak ikterik, pupil isokor
D=S, reflek cahaya (+/+)
• Hidung : Tidak ada sputum deviasi, sekret tidak ada
• Mulut : Mukosa bibir tidak sianosis,lidah tidak kotor tidak
hiperemis, uvula di tengah
• Telinga : Tidak ada serumen,t idak ada nyeri tekan tragus, membran
timpani intake
• Leher : Tidak ada pemesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
KGB, tidak ada penigkatan TVJ, trakea tidak ada
pergeseran
Thorax
Paru-paru anterior

Inspeksi : simetris fusiform,tidak ada nafas


tertiggal,tidak ada retraksi, spider nevi (-)
Palpasai : fremitus vocal menghilang paru kanan
Perkusi : redup di basal paru kanan
Auskultasi : suara pernapasan : bronkial di seluruh lapangan paru
suara tambahan : ronkhi basah (+) di basal paru dextra
Wheezing (-)
Thorax
Paru-paru posterior

Inspeksi : simetris fusiform,tidak ada nafas


tertiggal,tidak ada retraksi, spider nevi (-)
Palpasi : fremitus vocal menghilang paru kanan
Perkusi : redup di basal paru kanan
Auskultasi : suara pernapasan : bronkial di seluruh lapangan paru
suara tambahan : ronkhi basah (+) di basal paru dextra
Wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus kordis teraba
Perkusi :

-batas jantung atas : ICR III Sinistra


- batas jantung kanan : Linea sternalis dextra
- batas jantung kiri : 1 cm medial linea
midclavicula sinistra ICR VI
Auskultasi :
- BJ 1 dan BJ 2 normal
- ST : desah (-) galop (-)
- M1 > M2, A2 > A1, P2 > P1, A2 > P2
Abdomen
• Inspeksi : simetris, distensi (-), ascites (-)
• Palpasi : soepel, hepar/lien/renal : tidak teraba,
nyeri tekan (-)
• Perkusi : thympani diseluruh lapang abdomen.
• Auskultasi : peristaltik (+) N
 Pinggang
- Ballotement (-)
- Tapping pain (-)
 Ekstremitas

- Superior : Edema (-), clubbing finger (-)


- Inferior : Edema (-), clubbing finger (-)
 Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Rektum : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Neurologi
- Refleks Fisiologis (+) Normal
- Repleks Patologis (-)

Bicara : Normal
Diagnosa banding
• Abses paru
• Pneumonia

Tuberkulosis

Diagnosa sementara : Abses paru


Penatalaksanaan
1. Bedrest
2. Diet MB
3. IVFD RL 20 gtt/i
4. Inj. Ranitidin 1 amp
5. Inj. Novalgin 1 amp
6. Paracetamol
Rencana penjajakan
• Darah rutin
• Foto thorax
• Konsultasi : dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis paru

Perawatan : RS
• Prognosa :
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
Follow up hari pertama 14 Agustus 2013
S : batuk 1 bulan ini (+) berdahak (+), warna hijau (+) demam
(+) naik turun, sesak (+) lemas (+), mual (+), nafsu makan
menurun (+) penurunan berat badan (+) pusing (+) BAB (+)
normal, BAK (+) normal.

O : Ku : tampak sakit sedang


Sens : compos mentis
TD : 100/70 mmhg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan: 28 x/i
Temp : 38C
Hasil LAB ( 14 Agustus 2013)
Hb : 9,3 gr%
Lekosit : 25,600 /mm3
Hematokrit : 30,0 %
Diff tel :
- eusinofil :1
- netrofil segmen : 91
- neutrofil batang :0
- basofil :0
- limfosit :6
- monosit :2
Trombosit : 375.000 ribu/mm3
A : Pneumonia
Th: - bedrest
- diet MB
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
- inj. Ondansetron 1 amp/12 jam
- paracetamol 3x1
Follow up hari ke dua 15 Agustus 2013
S : batuk (+) berdahak (+), warna hijau (+) demam (+) naik turun, sesak (-)
lemas (+), mual (+), nafsu makan menurun (+) penurunan berat badan (+)
pusing (+) BAB (+) normal, BAK (+) normal.
O : Ku : tampak sakit sedang
Sens : compos mentis
TD : 120/70 mmhg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Temp : 37 ˚C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala: dalam batas normal
- Thorak : Auskultasi : ST : Rhonki basah (+)
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
A : Pneumonia
Th :- bedrest
- diet MB
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
- domperidon 3x1
- paracetamol 3x1
Follow up hari ke tiga 16 Agustus 2013
S : batuk (+) berdahak (+), warna hijau (+) demam (-), sesak (-) lemas (+),
mual (-), nafsu makan menurun (+) penurunan berat badan (+) pusing (+)
BAB (+) normal, BAK (+) normal.

O : Ku : tampak sakit sedang


Sens : compos mentis
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Temp : 36,5 ˚C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala: dalam batas normal
- Thorak : Auskultasi : ST : Rhonki basah (+)
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
A : Pneumonia
Th : - bedrest
- diet MB
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
- domperidon AC 3x1
- OBH syr 3xC1
Follow up hari ke empat 18 Agustus 2013
S : batuk (+) berdahak (+), warna hijau (+) demam (-) , sesak (-) lemas (+)
mual(-),nafsu makan menurun(+) penurunan berat badan (-) pusing (-)
BAB (+) normal BAK (+) normal.

O : Ku : tampak sakit sedang


Sens : compos mentis
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 18 x/i
Temp : 36,2 ˚C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala: dalam batas normal
- Thorak : Auskultasi : ST : Rhonki basah (+)
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
A : Pneumonia
Th : - bedrest
- diet MB
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
- domperidon AC 3x1
- OBH syr 3xC1
- bio sanbe 2x1
Follow up hari ke lima 19 Agustus 2013
S : batuk (+) berdahak (+), warna hijau (+) demam (-) sesak (-) lemas (+)
mual(-) nafsu makan menurun(-) penurunan berat badan (-) pusing (-)
BAB (+) normal BAK (+) normal.

O : Ku : tampak sakit sedang


Sens : compos mentis
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 84 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Temp : 36 ˚C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala: dalam batas normal
- Thorak : Auskultasi : ST : Rhonki basah (+)
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
A : abses paru et causa Pneumonia
Th : - bedrest
- diet MB
- IVFD RL 20 gtt/i
- inj. Ceftriaxone 1 gr/12jam
- inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
- domperidon AC 3x1
- OBH syr 3xC1
- bio sanbe 2x1
Follow up hari ke enam 20 Agustus 2013
S : batuk (+) berdahak (-), demam (-) sesak (-) lemas (+) mual(-) nafsu
makan menurun(+) penurunan berat badan (+) pusing (-) BAB (+) normal
BAK (+) normal.

O : Ku : tampak sakit sedang


Sens : compos mentis
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 86 x/i
Pernafasan : 18 x/i
Temp : 36,2 ˚C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala: dalam batas normal
- Thorak : dalam batas normal
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
A : Abses paru et causa Pneumonia
Th : - bedrest
- diet MB
- IVFD RL 20 gtt/i

- inj. Metronidazole 1 gr/12 jam


- domperidon AC 3x1
- OBH syr 3xC1
- bio sanbe 1x1
Follow up hari ke tujuh 21 Agustus 2013
S : batuk (-) berdahak (-),demam (-) sesak (-) lemas (+) mual(-) nafsu makan
menurun (+) BAB (+) normal BAK (+) normal.

O : Ku : tampak sakit sedang


Sens : compos mentis

TD : 120/80 mmhg
Nadi : 84 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Temp : 36 ˚C
Pemeriksaan fisik :
- Kepala: dalam batas normal
- Thorak : dalam batas normal
- Abdomen: dalam batas normal
- Ekstremitas : dalam batas normal
A : Abses paru et causa Pneumonia
Th : - bedrest
- diet MB

- three way terpasang


- domperidon AC 3x1
- bio sanbe 1x1
- levofloxacin 1x1
Diskusi
Teori Kasus

Adapun gejala dari abses paru antara lain


Panas badan berkisar 70% – 80%, batuk,
o
Produksi sputum yang meningkat, 50% kasus Pada pasien ini ditemukan demam ,
sesak,25% kasus Batuk darah. Gejala batuk, sesak, lelah, penurunan nafsu
tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat badan.
makan dan berat badan
.

Pemeriksaan Pada foto torak terdapat


kavitas dengan dinding tebal dengan o Pada pasien ini terdapat kavitas dan
tanda-tanda konsolidasi disekelilingnya. konsolidasi.
Pada pemeriksaan darah rutin, Ditentukan Pada pasien ini ditemukan leukosit
leukositosis, meningkat lebih dari 25,600/ mm3

12.000/mm3.

Anda mungkin juga menyukai