k13 Ps 1 1 Mod SMK 180420 PDF
k13 Ps 1 1 Mod SMK 180420 PDF
Pengarah
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Penanggung Jawab
Dr. Drs. Bambang Winarji, M. Pd
Penyusun
Rahmad Ramelan Setia Budi, M.Pd.; 085267773969; rahmadsetia70@gmail.com
Drs. Ami Darmawan, M.Pd.; 085855231898; gusamidarmawan@gmail.com
Dr. Frans Masse Pakpahan, M.Sc.; 08156130004; franspakpahan@yahoo.com
Drs. Sodiq Purwanto, M.Pd.; 081390073987; diqshow@yahoo.com
Drs. Nur Komarudin, M.MPd.; 081367548974; nur.komarudin@yahoo.co.id
Dr. Jenny Evelin Palunsu, MT.; 08114339990; jennypalunsu@gmail.com
Penelaah
Yanti Dewi Purwanti, S. Psi., M.Si.; 081234562820; yanti.pkbks@gmail.com
Eva Seske Gresye Moroki, S.Pd, M.Pd.; 08124440960; eva_lpmpsulut@yahoo.com
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Hubungan SKL, KI, KD, Pembelajaran, Penilaian dan Hasil Belajar .. 24
Gambar 2. Gradasi dan Taksonomi Ranah Sikap ........................................................... 26
Gambar 3. Dimensi pada Kompetensi Inti Pengetahuan ................................................. 27
Gambar 4. Dimensi Kompetensi Keterampilan................................................................ 29
Gambar 5. Skema Penilaian Karakter ............................................................................. 98
Gambar 6. Skema Penilaian Pengetahuan ................................................................... 100
Gambar 7. Kaitan Visi, Misi dan Tujuan ........................................................................ 154
Gambar 8. Tahapan Pelaksanaan GLS ........................................................................ 171
DAFTAR TABEL
Tabel 34. Contoh Rapor Siswa yang TIDAK NAIK KELAS Alternatif 1 .......................... 113
Tabel 35. Contoh Rapor siswa yang Tidak Naik Kelas Alternatif 2 ................................ 114
Tabel 36. Contoh Model Program Tahunan Prota ......................................................... 125
Tabel 37. Analisis Minggu Efektif Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018............ 125
Tabel 38. Analisis Minggu Efektif Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 .......... 126
Tabel 39. Program Semester (Prosem) Ganjil............................................................... 127
Tabel 40. Format RPP .................................................................................................. 132
Tabel 41. Rambu-rambu Penyusunan RPP .................................................................. 134
Tabel 42. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah .............................................. 170
Tabel 43. Fokus Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah.......................................... 172
Tabel 44. Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson & Krathwohl .............................. 173
Tabel 45. Level Kognitif .............................................................................................. 174
3. Modul Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 jenjang SMK terdiri dari 3 (tiga)
bagian yaitu: Bagian I Penjelasan Umum Modul, Bagian II Implementasi Kurikulum
2013 di SMK, Bagian III Pengembangan Strategi Pengelolaan Implementasi
Kurikulum 2013.
6. Alokasi waktu mempelajari modul ini adalah 25 Jam Pembelajaran (JP). Satu JP
disetarakan dengan 45 menit. Waktu pelaksanaan yang direkomendasikan adalah
pada awal tahun ajaran (semester satu). Penyelenggara pembelajaran dapat
dilakukan oleh Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS), Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan
Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPTK KPTK), atau model
pembelajaran lain dengan pemanfaatan teknologi lain.
8. Modul ini disusun agar Pengawas Sekolah dapat mendalami kontek pengintegrasian
keterampilan abad 21 yang diperlukan peserta didik. Keterampilan abad 21 dimaksud
antara lain keterampilan literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan
keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana
peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta
didik menyikapi perubahan lingkungan mereka).
BAGIAN I.
PENJELASAN UMUM
Pengantar
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006
paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Ketentuan ini memberi
kesempatan kepada sekolah untuk melakukan persiapan implementasi Kurikulum 2013.
Modul Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 untuk SMK memfasilitasi Saudara untuk
mampu membimbing guru dan kepala sekolah pada sekolah binaan pada ketika
melakukan perencanaan, melaksanakan, maupun mengevaluasi kurikulum secara efektif,
sehingga dapat Saudara dapat mendukung dalam hal peningkatkan profesionalisme
kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 serta mampu
menciptakan proses pembelajaran yang mendidik, beragam, menyenangkan, sehingga
dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Dengan demikian, visi dan misi sekolah dapat
dipahami serta dapat diwujudkan dalam sikap, perilaku, kebiasaan, kinerja, dan profil
sekolah yang mengacu pada tuntutan masyarakat; “Indonesia Baru: Cerdas dan
Kompetitif”.
Modul Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 untuk SMK terdiri atas tiga bagian.
Bagian pertama berisi tentang penjelasan umum. Bagian kedua berisi tentang Prinsip
Penyusunan Kurikulum 2103 yang meliputi: (1) Memahami Spektrum Keahlian SMK dan
Struktur Kurikulum 2013 SMK, Analisis Dokumen SKL, KI, KD, Silabus Terintegrasi PPK
dan Keterkaitannya, Analisis Rumusan IPK, (2) Analisis Materi Pembelajaran, (3)
Penerapan Model Pembelajaran, (4) Penilaian Pembelajaran, dan (5) Program Tahunan
(Prota), Program Semester (Prosem) dan RPP. Bagian ketiga tentang Pengembangan
Strategi Penyusunan Kurikulum 2013 yang meliputi 2 (dua) topik, yaitu (1) Strategi
Pengelolaan Implementasi Kurikulum 2013; dan (2) Strategi Penyempurnaan Buku KTSP.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran modul ini antara lain curah
pendapat, diskusi kelompok, praktik, berfikir reflektif, diskusi berpasangan, presentasi
dan tugas mandiri.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, Saudara diharapkan mampu:
1. memahami spektrum SMK dan struktur kurikulum 2013;
2. menganalisis dokumen, SKL, KI, KD, dan keterkaitannya, serta merumuskan IPK dan
menganalisis silabus;
5. menyusun program tahunan (Prota), program semester (Prosem) dan membuat RPP;
Organisasi Pembelajaran
Melalui modul ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan secara individu maupun
kelompok untuk mendalami topik-topik yang disediakan. Secara umum materi
pembelajaran pada modul ini dikelompokkan dalam 3 (tiga) bagian. Bagian kesatu berisi
penjelasan umum tentang isi modul antara lain tujuan pembelajaran, organisasi
pembelajaran, isi modul, strategi pembelajaran dan prinsip penilaian. Bagian kedua berisi
tentang implementasi yang terdiri dari 5 (lima) yang disajikan secara berturut turut antara
lain; 1) memahami spektrum PMK dan struktur kurikulum 2013 SMK, analisis dokumen
SKL, KI, KD, silabus dan keterkaitannya, serta analisis rumusan IPK; 2) analisis materi
pembelajaran; 3) penerapan model pembelajaran; 4) penilaian pembelajaran, dan 5)
program tahunan (Prota), program semester (Prosem) dan RPP. Secara khusus, masing-
masing topik disajikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta.
Keseluruhan topik dan kegiatan-kegiatan dialokasikan dalam waktu 25 JP.
Isi Modul
Modul ini terdiri dari 7 (tujuh) topik utama dan dipelajari selama 25 jam pelajaran. Setiap 1
(satu) jam pelajaran setara dengan 45 menit. Adapun rincian isi modul dan alokasi waktu
tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Topik Modul dan Alokasi Waktu
Strategi Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada aspek kerjasama,
disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat
menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok, mengemukakan
pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan fasilitator dan peserta
lain. Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus
menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir
aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang
merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal
sampai akhir berlangsung. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Penilaian
Sikap.
2. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam
mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta
keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Penilaian keterampilan
menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan nontest.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan
individu dan/atau kelompok oleh fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa hasil
Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan. Hasil penilaian
keterampilan dituangkan dalam format Penilaian Keterampilan.
Tes akhir dilakukan pada akhir kegiatan. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir
adalah peserta yang memenuhi minimal kehadiran 90% dan mengerjakan tugas-tugas
yang telah diberikan.
Keterangan:
NA : Nilai Akhir
NS : Nilai Sikap
NK : Nilai Keterampilan
BAGIAN II.
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMK
Pengantar
Pada bagian II modul ini membahas tentang Manajemen Implementasi Kurikulum 2013
yang didalamnya mengantarkan pengawas sekolah untuk lebih memahami tentang
spektrum keahlian PMK dan struktur Kurikulum 2013 SMK, analisis dokumen SKL, KI,
KD, silabus dan keterkaitannya, analisis rumusan IPK; analisis materi pembelajaran,
penerapan model pembelajaran, penilaian pembelajaran, merancang program tahunan
(prota), program semester (prosem) dan RPP, pengembangan strategi penyusunan
Kurikulum 2013, strategi pengelolaan implementasi Kurikulum 2013, strategi
penyempurnaan buku KTSP. Melalui pembelajaran modul ini, juga diupayakan agar
pengawas sekolah mampu mengembangkan kecakapan abad 21 dengan
mengintegrasikan nilai-nilai PPK, 4C, dan literasi.
Modul Manajemen Implementasi Kurikulum 2013 untuk SMK memfasilitasi Saudara untuk
mampu membimbing guru dan kepala sekolah pada sekolah binaan ketika melakukan
perencanaan, melaksanakan, maupun mengevaluasi kurikulum secara efektif, sehingga
Saudara dapat mendukung dalam hal peningkatkan profesionalisme kepala sekolah dan
guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 serta mampu menciptakan proses
pembelajaran yang mendidik, beragam, menyenangkan, dan pada akhirnya mampu
meningkatkan prestasi peserta didik.
Bagian 2 modul ini berisi 5 topik sebagaimana pada Tabel 1 yang dirancang dan disusun
dalam sejumlah kegiatan. Pengawas sekolah akan mengikuti setiap kegiatan secara
berurutan dengan maksud agar dapat memahami konsep utama pendidikan SMK sampai
pada langkah implementasi. Kegiatan-kegiatan dimaksud telah dirancang menggunakan
berbagai strategi pembelajaran seperti curah pendapat, diskusi kelompok, praktik, berfikir
reflektif, diskusi berpasangan, presentasi dan tugas mandiri.
Pada bagian ini Saudara sebagai Pengawas Sekolah diminta untuk berlatih melakukan
pemahaman Spektrum Keahlian PMK, pengembangan analisis keterkaitan SKL, KI dan
KD, silabus, analisis perumusan IPK, dengan harapan pada saat Saudara kembali ke
wilayah layanan tugas, anda dapat mendampingi kepala sekolah dan guru melakukan
kegiatan tersebut. Jabaran Topik 1 dan kegiatannya terdiri atas: (1) Pemahaman
Spektrum Keahlian PMK dengan 2 kegiatan (90 menit); (2) menganalisis SKL, KI dan KD
serta keterkaitannya (45 menit) dengan 1 kegiatan; (3) merumuskan IPK dengan satu
kegiatan (45 menit); dan (4) menganalisis silabus terintegrasi PPK dengan satu kegiatan
(45 menit). Selanjutnya saudara diminta untuk berliterasi melalui Bahan Bacaan 1 tentang
Spektrum Keahlian PMK dan Struktur Kurikulum 2013 SMK, Bahan Bacaan 2 tentang
Analisis SKL, KI, KD dan Keterkaitannya, Bahan Bacaan 3 tentang Analisis Rumusan IPK
dan Bahan Bacaan 4 tentang Analisis Silabus Terintegrasi PPK serta berkolaborasi dalam
kegiatan diskusi kelompok untuk mengerjakan LK-LK yang telah disediakan dibawah ini.
Kegiatan 1 ini sangat penting untuk Saudara sebagai Pengawas Sekolah agar
memperoleh pemahaman yang utuh tentang spektrum PMK dan struktur Kurikulum SMK
2013. Dengan mendalami spektrum SMK, Saudara akan dengan mudah memberi arahan
kepada guru maupun kepala sekolah binaan Saudara dalam hal pengelolaan,
pengembangan dan penyelenggaraan program pendidikan di SMK/MAK, khususnya
kaitan dengan pembukaan dan penyelenggaraan bidang/program/kompetensi keahlian.
Saudara sebagai Pengawas Sekolah diharapkan dapat memahami secara baik spektrum
keahlian PMK dan Struktur Kurikulum 2013 SMK. Pada kegiatan 1 Saudara akan
mengikuti langkah kegiatan yang mengarahkan Saudara untuk memahami spektrum
keahlian PMK.
Silakan Saudara membaca Bahan Bacaan 1 menyeluruh dan teliti diminta untuk
Keputusan Dirjen Dikdasmen Kemendikbud RI nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan, kemudian berkelompok berdiskusi,
secara kerjasama berkolaborasi memikirkan pertanyaan-pertanyaan pada LK 1.
Selanjutnya secara individu Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyan pada
LK 1.
1. Apa yang dimaksud dengan spektrum keahlian pada Pendidikan Menengah Kejuruan
(PMK)?
2. Berapa banyak bidang keahlian, program keahlian dan kompetensi keahlian pada
spektrum keahlian PMK?
Pada kegiatan 2 tentang memahami Struktur Kurikulum 2013 SMK, Saudara diminta
untuk berliterasi digital dengan mengunduh melalui google.com Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan. Selanjutnya Saudara diminta membaca dan
memahami Keputusan Dirjen Dikdasmen tersebut, serta membaca kembali Bahan
Bacaan 1. Setelah Saudara memahami isi dari keputusan dimaksud, silahkan Saudara
menjawab LK 2 secara individu.
1. Apa pendapat Saudara tentang Struktur Kurikulum SMK yang disajikan dalam dua
model?
Pada kegiatan 3, Saudara sebagai Pengawas Sekolah diminta untuk berlatih melakukan
analisis SKL, KI, KD dan keterkaitannya dengan harapan Saudara dapat memahami
analisis keterkaitan SKL, KI dan KD dan pada saat melaksanakan tugas, Saudara dapat
mendampingi kepala sekolah dan guru dalam melakukan kegiatan tersebut. Untuk dapat
memahami hal tersebut silakan Saudara mengikuti kegiatan ini. Selanjutnya silakan
Saudara berdiskusi secara berkelompok dengan peserta lain berkenaan dengan kegiatan
analisis dokumen SKL (Standar Kompetensi Lulusan), analisis KI (Kompetensi Inti),
analisis KD (Kompetensi Dasar) serta keterkaitannya satu dengan lainnya. Pada kegiatan
3 ini Saudara diminta untuk membentuk beberapa kelompok dan sekaligus menentukan
ketua dan sekretaris. Kertas plano dan beberapa spidol telah disiapkan. Selanjutnya
diskusikan dan kerjakan LK 3a dan LK 3b dalam kelompok. Untuk membantu Saudara
1. Buatlah gambar skema hubungan SKL, KI, KD, pembelajaran, penilaian dan hasil
belajar di SMK di kertas plano yang telah disediakan dan presentasikan hasil diskusi!
3. Apa yang harus dilakukan apabila Saudara akan melakukan pembimbingan dan
pelatihan kepada guru tentang keterkaitan SKL, KI dan KD?
4. Apa manfaat yang akan didapat bila guru melakukan analisis SKL, KI dan KD?
5. Apa kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi bila guru tidak melakukan analisis
SKL, KI dan KD? Bagaimana Saudara menyikapi hal ini?
Menerima (accepting)
nilai
2. Isilah hubungan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan dalam format
berikut!
Dimensi
Dimensi Proses Kognitif (Cognitive Pengetahuan Keterangan
No.
Process Dimension) (Knowledge LOTS/HOTS
Dimension)
1. Mengingat (C1) .........................
Memahami/Menginterprestasi Prinsip
2. ......................... .......................
(C2)
4. Menganalisis (C4)
5. Mengevaluasi (C5) ......................... ........................
6. Mengkreasi (C6)
3. Isilah kotak-kotak kosong pada bagan Dimensi KI-4 Kompetensi Keterampilan yang
Saudara anggap paling tepat!
P-1. ...............................
...............................
...............................
KA-5. ...............................
Pada kegiatan 4, Saudara sebagai Pengawas Sekolah akan berlatih melakukan analisis
dan merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Setelah mengikuti kegiatan ini
diharapkan Saudara dapat memahami bagaimana menganalisis rumusan IPK dan ketika
Saudara bertugas dapat mendampingi kepala sekolah dan guru melakukan hal yang
sama secara benar. Untuk dapat memahami bagaimana menganalisis rumusan IPK
silakan Saudara mengikuti kegiatan ini. Silakan Saudara berdiskusi secara berkelompok
dengan peserta lain berkenaan dengan hal tersebut. Selanjutnya diskusikan dan kerjakan
LK 4 sesuai kelompok yang telah dibentuk dengan menuliskan jawaban dengan spidol
pada kertas plano yang telah disediakan. Untuk membantu Saudara mengerjakan LK 4
silakan Saudara membaca secara mendalam Bahan Bacaan 3. Hasil kerja kelompok
Saudara diminta untuk dipajang. Selanjutnya setiap kelompok mengamati pajangan hasil
kerja kelompok lain dengan memberikan komentar.
LK 4. Rumusan IPK
1. Berikan penjelasan perihal esensi dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)!
Pada kegiatan 5 Saudara diminta berlatih melakukan analisis terhadap silabus yang
terintegrasi PPK. Setelah kegiatan ini diharapkan Saudara dapat memahami bagaimana
menganalisis silabus terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan ketika
Saudara bertugas dapat mendampingi kepala sekolah dan guru melakukan kegiatan
tersebut. Untuk dapat memahami hal tersebut silakan Saudara mengikuti kegiatan yang
difokuskan pada analisis silabus terintegrasi PPK ini. Silakan Saudara berdiskusi secara
berkelompok dengan peserta lain berkenaan dengan hal tersebut. Selanjutnya diskusikan
dan kerjakan LK 5 sesuai kelompok yang telah dibentuk dengan menuliskan jawaban
dengan spidol pada kertas plano yang telah disediakan. Untuk membantu Saudara
mengerjakan LK 5 silakan Saudara membaca secara mendalam Bahan Bacaan 4 tentang
nilai PPK dan bagaimana menganalisis silabus terintegrasi PPK.
3. Apakah contoh Silabus yang disajikan berikut terintegrasi nilai PPK? Jelaskan!
Contoh Silabus:
Bahan Bacaan 1. Spektrum Keahlian PMK dan Struktur Kurikulum 2013 SMK
A. Latar Belakang
Penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) menegaskan bahwa “Pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu”. Selanjutnya pada Pasal 36 ayat (2) dijelaskan bahwa
“kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”.
Bekerja pada bidang tertentu sebagaimana dimaksud UU Sistem Pendidikan
Nasional di atas disesuaikan dengan jenis-jenis bidang pekerjaan yang tersedia di
lapangan kerja, baik bekerja mandiri atau berwirausaha maupun bekerja pada pihak
lain. Karena itulah, penerapan prinsip diversifikasi dalam pengembangan Kurikulum
SMK diwujudkan dengan keharusan berorientasi terhadap jenis-jenis bidang
pekerjaan atau keahlian yang berkembang dan dibutuhkan di dunia kerja.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia,
memerintahkan agar Kurikulum SMK segera disempurnakan dan diselaraskan
dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan (link and match). Bahkan
dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK), semakin mempertegas karakteristik sumber daya manusia yang ingin
dihasilkan melalui sistem pendidikan, khususnya bagi SMK yang lulusannya terutama
disiapkan untuk memasuki dunia kerja; yaitu sumber daya manusia Indonesia yang
menguasai kompetensi teknis sesuai tuntutan dunia kerja dan sekaligus memiliki
kepribadian dengan nilai-nilai karakter yang baik.
Dalam rangka penyelarasan kurikulum SMK dengan tuntutan dunia kerja (demand
driven), maka diperlukan re-engineering program pendidikan kejuruan melalui
penataan ulang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK). Hal lain
yang juga melatarbelakangi perlu dilakukan re-engineering SMK adalah karena
adanya tuntutan kompetensi abad 21 serta masih rendahnya softskills yang dimiliki
lulusan SMK, sehingga kedua hal tersebut menjadi sebuah keniscayaan untuk
dijadikan bagian yang tidak terpisahkan menata-ulang pendidikan menengah
kejuruan secara lebih sistemik.
Tabel 3. Struktur Kurikulum Blok SMK untuk Program Pendidikan 3 dan 4 Tahun
Tabel 4. Struktur Kurikulum Implementatif SMK untuk Program Pendidikan 3 dan 4 Tahun
Kelas
Mata Pelajaran X XI XII XIII
1 2 1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 - -
Pendidikan Pancasila dan
2. 2 2 2 2 2 2 - -
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2 - -
4. Matematika 4 4 4 4 4 4 - -
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - - - -
Bahasa Inggris dan Bahasa Asing
6. 3 3 3 3 4 4 4 4
Lainnya
Jumlah A 19 19 15 15 15 15 4 4
B. Muatan Kewilayahan
7. Seni Budaya 3 3 - - - - - -
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
8. 2 2 2 2 - - - -
Kesehatan
Jumlah B 5 5 2 2 - - - -
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - - - -
10. - - - - - -
11. - - - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
12. - - - - - -
13. - - - - - -
14. - - - - - -
15.
C3. Kompetensi Keahlian
16. - -
17. - -
18. - -
19. - -
20. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8 10 10
Jumlah C 22 22 31 31 33 33 44 44
Total 46 46 48 48 48 48 48 48
Struktur Kurikulum blok dan implementatif untuk setiap Kompetensi Keahlian program
pendidikan 3 dan 4 tahun. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan
memuat Muatan Nasional dan Muatan Kewilayahan serta Muatan Peminatan
Kejuruan yang terdiri dari Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan
Kompetensi Keahlian.
A. Konsep
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) adalah
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja yang
diharapkan dapat dicapai setelah peserta didik menyelesaikan masa belajar. SKL
dijabarkan ke dalam Standar Isi yang merupakan acuan utama dalam
pengembangan Kompetensi Inti (KI). Selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke
dalam Kompetensi Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap satuan program pendidikan (SMK 3
tahun atau 4 tahun) yang menjadi dasar pengembangan KD. KI mencakup sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran, atau program pendidikan
dalam mencapai SKL.
3. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai
Kompetensi Inti yang harus dicapai peserta didik melalui proses pembelajaran.
Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran serta perkembangan belajar peserta didik yang dikembangkan
berdasarkan taksonomi hasil belajar.
4. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan
kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian ranah perilaku belajar
dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses
pembelajaran sampai pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam bentuk
perilaku (behaviour) dan terdapat pada Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).
5. Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah
raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
B. Deskripsi
1. SKL adalah profil kompetensi lulusan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah
mempelajari semua mata pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu yang
mencakup dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi 2 (dua) Tingkat
Kompetensi, diartikan sebagai kriteria capaian kompetensi yang bersifat generik
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap program pendidikan dalam
rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
3. Pencapaian tingkat kompetensi lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan
dilaksanakan melalui program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun. Masing-masing
tingkat kompetensi merupakan satuan program pendidikan yang harus dicapai
secara utuh oleh peserta didik pada setiap program pendidikan dalam rangka
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan.
Tabel 5. Program Pendidikan dan Kesetaraan Jenjang Kualifikasi Lulusan PMK
5. Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada satuan program pendidikan. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap
mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran
(materi pembelajaran, model/metode/ media pembelajaran) dan penilaian serta
hasil belajar.
Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata
pelajaran pada satuan program pendidikan. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap
mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan,
kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan
penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut.
Gambar 1. Skema Hubungan SKL, KI, KD, Pembelajaran, Penilaian dan Hasil Belajar
Kompetensi Inti untuk program pendidikan 3 tahun dan 4 tahun pada SMK/MAK
sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi PMK seperti berikut.
DESKRIPSI KOMPETENSI
KOMPETENSI INTI
3 Tahun 4 Tahun
Sikap Spritual
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
(KI-1)
Sikap Sosial (KI-2) Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
Pengetahuan (KI-3)
Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan,
menganalisis, dan menganalisis, dan
mengevaluasi tentang mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual,
konseptual, operasional konseptual, operasional
dasar, dan metakognitif lanjut, dan metakognitif
secara multidisiplin sesuai
sesuai dengan bidang dan
dengan bidang dan lingkup
lingkup kerja pada tingkat
kerja pada tingkat teknis,
teknis, spesifik, detil, dan spesifik, detil, dan kompleks,
kompleks, berkenaan berkenaan dengan ilmu
dengan ilmu pengetahuan, pengetahuan, teknologi,
teknologi, seni, budaya, dan seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan nasional, regional, dan
internasional. internasional.
DESKRIPSI KOMPETENSI
KOMPETENSI INTI
3 Tahun 4 Tahun
6. Hasil belajar untuk pencapaian kompetensi lulusan, KI, dan KD dirumuskan dalam
taksonomi meliputi ranah/dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku
peserta didik selama proses belajar hingga pencapaian hasil belajar yang
dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran. Umumnya
klasifikasi perilaku hasil belajar yang digunakan adalah taksonomi Bloom yang n
yang telah disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl dengan
pengelompokan menjadi: (1) Sikap (affective) merupakan perilaku, emosi, dan
perasaan dalam bersikap dan merasa, (2) Pengetahuan (cognitive) merupakan
kapabilitas intelektual dalam bentuk pengetahuan atau berpikir, (3) Keterampilan
(psychomotor) merupakan keterampilan manual atau motorik dalam bentuk
melakukan.
Ranah/dimensi sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam
perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah
pengetahuan dan keterampilan.
a. Kompetensi Inti pada ranah sikap (sikap spiritual dan sikap sosial) merupakan
kombinasi reaksi afektif, kognitif, dan konatif (perilaku). Gradasi taksonomi
sikap meliputi menerima, merespon/menanggapi, menghargai, menghayati,
dan mengamalkan.
b. Kompetensi Inti pada ranah pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan
batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya.
1) pertama adalah dimensi perkembangan kognitif (cognitive process
dimention) peserta didik: dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3),
menganalisis (C4), kemampuan evaluasi (C5), hingga mengereasi (C6)
2) kedua adalah dimensi pengetahuan (knowledge dimention): berupa
pengetahuan faktual, konseptual, dan operasional dasar/lanjut sampai
metakognitif.
Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom
olahan Anderson, dimana perkembangan kemampuan mental intelektual
peserta didik dimulai dari: 1) mengingat/remember (C1), yakni peserta didik
mengingat kembali pengetahuan dari memorinya; 2) memahami/ understand
Bentuk
Perkembangan Berfikir Taksonomi
Pengetahuan
No. Bloom Revised Anderson Keterangan
(Knowledge
(Cognitive Process Dimension)
Dimension)
Pengetahuan
1. Mengingat (C1)
Faktual
4. Menganalisis (C4)
Higher Order
Pengetahuan
5. Mengevaluasi (C5) Thinking Skills
Metakognitif
(HOTS)
6. Mengreasi (C6)
Kemampuan
Deskripsi
Belajar
Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca
suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang
Mengamati
dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task)
yang digunakan untuk mengamati.
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta
Menanya didik (pertanyaan faktual, konseptual, operasional, dan
hipotetik).
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,
Mengumpulkan
kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan,
informasi/
dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan
mencobamengolah
data.
Kemampuan
Deskripsi
Belajar
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan
argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai
Menalar/
jenis fakta-fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan
mengasosiasi/
interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang
mengolah informasi
menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber
atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis
sumber.
Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar)
Mengomunikasika/
dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media
menyaji
dan lain-lain.
Mencipta Menghasilkan ide-ide, rancangan dan atau keputusan-
(creating) keputusan baru.
Simson Dave
No. Tingkatan Tingkatan
Uraian Uraian
Taksonomi Taksonomi
Simson Dave
No. Tingkatan Tingkatan
Uraian Uraian
Taksonomi Taksonomi
overt dan termodifikasi. dengan keahlian dan
response) kualitas yang tinggi
dengan unjuk kerja
yang cepat, halus, dan
akurat serta efisien
tanpa bantuan atau
instruksi.
Menjadi Menjadi gerakan Artikulasi Keterampilan
gerakan alami alami yang berkembang dengan
(adaptation) diciptakan sendiri baik sehingga
atas dasar seseorang dapat
gerakan yang mengubah pola
sudah dikuasai gerakan sesuai
sebelumnya. dengan persyaratan
khusus untuk dapat
digunakan mengatasi
situasi problem yang
tidak sesuai SOP.
Menjadi Menjadi gerakan Naturalisasi Melakukan unjuk kerja
tindakan baru yang orisinal level tinggi secara
orisinal dan sukar ditiru alamiah, tanpa perlu
(origination) oleh orang lain dan berpikir lama dengan
menjadi ciri mengkreasi langkah
khasnya. kerja baru.
7. Kompetensi Inti sikap religius dan sosial yang di dalamnya terintegrasi nilai-nilai
karakter memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh
peserta didik, dibentuk secara tidak langsung melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4.
8. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah
tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus
dicapai peserta didik.
9. KD memuat tingkatan kompetensi berdasarkan KI dan materi yang dikembangkan
dari lingkup materi pada SI.
Tabel 14. Prosedur Perumusan KD dan Mata Pelajaran pada Kurikulum 2013
Sesuai
sasaran
KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 (jenjang
Spritual Sosial Pengetahuan Keterampilan pendidika
n3/4
Thn)
Mengingat,
memahami, Taxono
menerapkan, mi/
Menerima, menganalisis, Mengamati, karakte
merespon/menja mengevaluasi, menanya, ristik
SI (../….)
Subyek lankan, mencipta mencoba,
Kompetensi dan
Keilmua menghargai, (Bloom- menalar,
Ruang Lingkup
n menghayati, Anderson) menyaji,
Materi
mengamalkan pengetahuan mencipta
(Krathwohl) faktual, (Dyers)
konseptual,
prosedural, dan
metakognitif
materi
KD KD KD KD
Kompetensi
Unit
Komp materi
KD KD KD KD
etensi Kompetensi
materi
KD KD KD KD Krk Dsr
Kompetensi
& Struk
materi MATA
KD KD KD KD tur
Kompetensi PELAJA
Pekerja Unit Kur’13
an/ materi RAN (../....)
Komp KD KD KD KD
Occupa etensi Kompetensi
si materi
KD KD KD KD
(SKKNI) Kompetensi
materi (Rasional
Unit KD KD KD KD
Kompetensi ,Landasa
Komp
materi n,KI, MP,
etensi KD KD KD KD
Kompetensi Struktur,
KD KD KD KD MATA Beban
UK belajar,
KD KD KD KD PELAJA
KD KD KD KD RAN KI-KD)
UK
Contoh:
Rumusan KI-KD Mata Pelajaran Akuntansi Dasar
Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Aspek-aspek
kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Rumusan aspek kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan aspek kompetensi
sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan aspek kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
3.3 Memahami jenis dan bentuk badan 4.3 Mengelompokkan jenis dan bentuk badan
usaha usaha
3.4 Memahami asumsi, prinsip prinsip dan 4.4 Mengelompokkan asumsi, prinsip-prinsip
konsep dasar akutansi. dan konsep dasar akutansi.
3.8 Menerapkan jurnal, konsep debet dan 4.8 Melakukan pencatatan buku jurnal,
kredit, saldo normal, sistematika konsep debet dan kredit, saldo normal,
pencatatan, dan bentuk jurnal sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal
10. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4 pendidik dapat mengembangkan proses
pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant
effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pengembangan sikap spiritual dan sikap sosial yang di dalamnya
terintegrasi nilai-nilai karakter.
11. Proses mengaitkan SKL, KI, dan KD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari Pengetahuan (KD dari KI-3),
dengan cara:
1) Melihat level kognitif pada KD dan KI, dan linier kesamaan jumlah KD
Pengetahuan (KD dari KI-3) dengan jumlah KD Keterampilan (KD dari KI-
4).
2) Melihat keselarasan hubungan antara level kognitif dan dimensi
pengetahuan yaitu C1= faktual, C2 = konseptual, C3 = prosedural, C4,
C5, dan C6 = metakognitif
Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis
pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, dan KD. Dari hasil analisis itu akan
diperoleh jabaran tentang taksonomi dan gradasi hasil belajar yang berhubungan
ANALISIS DAN
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
REKOMENDASI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
KI
1 2 3
3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan KI-3
menganalisis, dan menggunakan alat, informasi, dan pengetahuan
mengevaluasi tentang prosedur kerja yang lazim dilakukan dan KI-4
pengetahuan faktual, serta memecahkan masalah sesuai keterampilan,
konseptual, operasional dengan lingkup Akuntansi Dasar, dan adalah untuk
dasar, dan metakognitif Dasar Bidang Bisnis dan Manajemen. program
sesuai dengan bidang pendidikan 3
Menampilkan kinerja di bawah
dan lingkup Akuntansi tahun.
bimbingan dengan mutu dan kuantitas
Dasar, dan Dasar Bidang
yang terukur sesuai dengan standar KI-3 dan KI-4
Bisnis dan Manajemen
kompetensi kerja. Menunjukkan tersebut sesuai
pada tingkat teknis,
keterampilan menalar, mengolah, dan menjadi rujukan
spesifik, detil, dan
menyaji secara efektif, kreatif, KD-KD mata
kompleks, berkenaan
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, pelajaran
dengan ilmu
komunikatif, dan solutif dalam ranah Akuntansi Dasar
pengetahuan, teknologi,
abstrak terkait dengan pengembangan (3 Tahun).
seni, budaya, dan
dari yang dipelajarinya di sekolah,
humaniora dalam
serta mampu melaksanakan tugas
konteks pengembangan
spesifik di bawah pengawasan
potensi diri sebagai
langsung.
bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, Menunjukkan keterampilan
warga masyarakat mempersepsi, kesiapan, meniru,
nasional, regional, dan membiasakan, gerak mahir,
internasional. menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD Analisis KD Rekomendasi KD-KD
KD KD PPK
Pengetahuan Keterampilan pada Mapel
Pengetahuan Keterampilan
Ketercapaian Nilai-Nilai
KOMPETENSI KOMPETENSI Dimensi Kognitif dan
Tingkat Karakter yang
DASAR DASAR Kesesuaian Bentuk Pengetahuan
Dimensi Bentuk Kesetaraan dapat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN Dimensi semua KD-3 dalam
Kognitif dan Taksonomi dan Taksonomi KD- Diintegrasikan
(KD dari KI-3) (KD dari KI-4) Kognitif dengan Mata Pelajaran
Bentuk Tingkat dari KI-3 dg KD dalam Materi
Bentuk Ketercapaian
Dimensi Taksonomi dari KI-4 dan Model
Pengetahuan Taksonomi semua
Pengetahuan Pembelajaran
KD-4 dalam Mata
Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8
3.1 Memahami 4.1 Mengelom-
pengertian, pokkan
tujuan, peran pihak-pihak
akuntansi dan yang
pihakpihak membutuhka
yang n informasi
membutuhkan akuntansi
informasi sesuai
akuntansi perannya
3.2 Memahami 4.2 Mengelom-
jenis-jenis pokkan
profesi profesi
akuntansi akuntansi
(bidang-bidang (bidang-
spesialisasi bidang
akuntansi, spesialisasi
pentingnya akuntans,
etika profesi) pentingnya
etika profesi)
3.3 Memahami jenis 4.3 Mengelom-
dan bentuk pokkan jenis
p menganalisis, dan
k mengevaluasi.
a Rekomendasi :
n
Tingkat taksonomi
mengevaluasi (C5)
p
direkomendasikan pada
e
KD 3.10 dari
r
menganalisis menjadi
s
Mengevaluasi Jurnal
a
hasil penyesuaian
m
a Sedangkan KD 4. 10
a menjasi Memperbaiki
n Jurnal hasil
penyesuaiaan
d
a Bentuk Pengetahuan
juga sudah terpenuhi
s
yaitu konseptual,
a
prosedural, dan
r
metakognitif.
a
k KD-4 dari KD-KD
keterampilan mata
u
pelajaran akuntansi
3.7 n dasar sudah memenuhi
t Tingkat Taksonomi
a tuntutan KI-4 pada
n ranah abstrak yaitu
s mengolah, menalar, dan
i menyajikan.
Keterangan:
1. Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3) sesuai mata pelajaran
2. Kompetensi Dasar Keterampilan (KD-4) sesuai mata pelajaran
3. Tentukan tingkat Dimensi Kognitif: memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis
(C4), atau mengevaluasi (C5), dan Bentuk Dimensi Pengetahuan: faktual, Konseptual,
prosedural atau metakognitif
4. Tuliskan rekomendasi tingkat taksonomi (kata kerja operasional) dan pengetahuan
(materi) yang sesuai tingkatannya untuk KD yang bersangkutan
5. Tentukan bentuk taksonomi: abstrak atau konkret, dan tingkat taksonomi: (mengolah,
menalar, menyaji) atau (imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, naturalisasi)
6. Tuliskan rekomendasi KD dari KI-3 (KKO dg levelnya) yang setara untuk menunjang
KD dari KI-4 pasangannya.
7. Tuliskan nilai-nilai karakter yang dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran
pada pasang KD yang bersangkutan.
8. Tuliskan rekomendasi diantara KD-3 dari KD-KD pengetahuan mata pelajaran yang
harus mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-3, dan tuliskan
rekomendasi diantara KD-4 dari KD-KD keterampilan mata pelajaran yang harus
mencapai tingkat taksonomi (KKO) tertinggi sesuai KI-4.
A. Konsep
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dimaksudkan sebagai acuan penilaian mata
pelajaran yang dijabarkan dari Kompetensi dasar (KD). Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa IPK merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. IPK dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Menurut William E. Blank dalam Direktorat PSMK
Kemendikbud (2018) IPK atau kriteria unjuk kerja (performance criteria), merupakan
indikasi seseorang telah menguasai KD. Artinya IPK merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku peserta didik
yang dapat diukur dan diamati, mencakup: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. IPK
dapat juga diartikan sebagai tingkat kinerja yang harus didemonstrasikan oleh peserta
didik untuk dapat dinyatakan telah menguasai suatu KD. Dengan demikian dapat
didefinisikan bahwa IPK adalah:
a. kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan
b. kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.
B. Deskripsi
Perumusan IPK harus memperhatikan KD; mencakup keseluruhan aspek yang ingin
dicapai tetapi tidak lebih tinggi dari KD berdasarkan tingkatan taksonomi Bloom.
Rambu-rambu dalam merumuskan IPK adalah sebagai berikut:.
a. Indikator merupakan penanda perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1), sikap sosial
(KD dari KI-2), perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD
dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diamati.
b. Untuk mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PA-BP) serta
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), perilaku sikap
spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) tidak diturunkan ke dalam KD
dan juga tidak memiliki IPK pada RPP. Aspek sikap pada mata pelajaran selain PA-
BP dan mata pelajaran PPKn diintegrasikan pada rumusan tujuan pembelajaran
sebagai degree afektif atau attitude.
c. Rumusan IPK menggunakan dimensi proses kognitif dari memahami sampai
dengan mengevaluasi (dimungkinkan sampai kreasi untuk kelas XII atau kelas XIII
jika ketercapaian hasil belajar peserta didik di atas rata-rata), dan dimensi bentuk
pengetahuan (faktual, konseptual, operasional, dan metakognitif) yang sesuai
dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari
serendah-rendahnya C2 sampai setara dengan KD hasil analisis dan rekomendasi.
Sedangkan IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasi dan
tuntutan KI;
2) Mentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, operasional, metakognitif);
3) tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan
konkret;
A. Konsep
Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) menjadikan pendidikan karakter sebagai platform pendidikan nasional untuk
membekali peserta didik sebagai generasi emas tahun 2045 dengan jiwa Pancasila
dan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan (Pasal
2). Dalam pasal 3 pada Perpres tersebut juga dijelaskan bahwa fokus PPK adalah
nilai-nilai Pancasila, sebagaimana kutipan ini.. “PPK dilaksanakan dengan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius,
jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif,mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab”.
B. Deskripsi
Nilai-nilai PPK yang ingin dikembangkan pada peserta didik, terutama pada 5 (lima)
karakter utama yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas yang
kesemuanya merupakan kristalisasi dari 18 karakter menurut Peraturan Presiden
Nomer 87 Tahun 2017 di atas, meliputi religius, toleransi, jujur, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lahirnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang PPK di atas semakin
mempertegas tentang karakteristik sumber daya manusia yang ingin dihasilkan melalui
sistem pendidikan, khususnya bagi SMK yang lulusannya terutama disiapkan untuk
memasuki dunia kerja. Penguasaan kompetensi teknis dan kepribadian (personality)
yang diisi dengan nilai-nilai PPK sebagaimana yang diamanatkan pada Peraturan
Presiden itu, merupakan prasyarat utama untuk memasuki dunia kerja saat ini dan
menjadi kunci sukses dalam mengarungi kehidupan masa depan sedemikian sehingga
penting bagi pengawas SMK untuk memfasilitasi Guru dalam memahami bagaimana
cara mempersiapkan dan mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran melalui
pemilihan model pembelajaran, pengelolaan kelas, dan cara membuat evaluasi.
Silabus adalah rencana pembelajaran suatu mata pelajaran yang merupakan
penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator pencapaian
kompetensi, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Fungsi dan manfaat
silabus adalah sebagai berikut.
1) Merupakan pedoman atau acuan dalam penyusunan RPP yang secara
komprehensif, mengandung rancangan seluruh aspek pembelajaran terkait
dengan tujuan langsung pembelajaran (direct teaching) maupun tujuan tidak
langsung pembelajaran (indirect teaching);
2) Menjadi acuan pengelolaan media dan sumber belajar, terutama dalam
pengembangan sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan budaya
literasi secara menyeluruh;
3) Menjadi acuan pengembangan sistem penilaian;
4) Merupakan gambaran umum program dan target yang akan dicapai mata
pelajaran;
2) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dikuasai oleh peserta didik pada setiap
mata pelajaran dan menjadi dasar pengembangan Kompetensi Dasar (KD). KI
mencakup: sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan
keterampilan (KI-4) yang berfungsi mengintegrasikan muatan pembelajaran mata
pelajaran dalam mencapai SKL.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PA-BP) dan mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) ditulis lengkap KI-
1, KI-2, KI-3, dan KI-4, tapi pada mata pelajaran yang lainnya cukup dituliskan KI-3
dan KI-4.
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai KI,
diperoleh melalui proses pembelajaran. KD merupakan tingkat kemampuan dalam
konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada
KI dan dikembangkan berdasarkan taksonomi hasil belajar.
a. KD dari KI-3 merupakan dasar untuk mengembangkan materi pembelajaran
pengetahuan.
b. KD dari KI-4 merupakan dasar untuk mengembangkan keterampilan dan
pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.
c. Khusus untuk Mapel PA-BP dan PPKn ditambah KD dari KI-1 (Sikap Spiritual)
dan KD dari KI-2 (Sikap Sosial).
4) Indikator Pencapaian Kompetensi
IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah, dan tuntutan lapangan kerja level lulusan SMK
(level 2 atau level 3). Perumusan IPK harus jelasdalam bentuk kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi, digunakan sebagai dasar
untuk menyusun teknik dan instrumen penilaian.
5) Materi Pokok
Materi Pokok pembelajaran dikembangkan dari IPK sesuai dengan tuntutan KD
dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan).
Pengembangan materi pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
a. Potensi peserta didik;
b. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan pekerjaan;
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta
didik;
d. Skema sertifikasi dan prasyarat (under pinning knowledge) uji kompetensi
e. Kebermanfaatan bagi peserta didik, baik untuk mendukung pengembangan
hard skills maupun soft skills;
f. Struktur keilmuan;
g. Penguatan nilai-nilai utama pendidikan karakter yaitu religiositas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas;
h. Keterampilan Abad 21 khususnya 4C (Critical Thinking, Creativity and
Innovation, Communication, dan Collaboration), literasi digital, life skills; dan
i. Alokasi waktu.
6) Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dan
pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan
belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun
sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka menghasilkan SDM yang kompeten dan berkarakter
sedemikian sehingga dalam komponen kegiatan pembelajaran ini disematkan atau
diintegrasikan nilai-nilai PPK .
Proses pembelajaran berpendekatan saintifik untuk membentuk kemampuan
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mengumpulkan data, mengolah dan
menyimpulkan data serta mengomunikasikan. Untuk membentuk perilaku saintifik,
perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan dan kemampuan
produktif peserta didik, dikembangkan model-model pembelajaran sebagai berikut.
a. Pembelajaran melalui penemuan(discovery learning),
b. Pembelajaran melalui penyingkapan (inquiry learning),
c. Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning),
d. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning),
e. Pembelajaran berbasis produksi (production-based training), dan
f. Model pembelajaran “Teaching Factory”.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi
pembelajaran, oleh karena itu untuk menetapkan model yang paling cocok harus
dilakukan analisis terhadap rumusan pernyataan setiap KD; apakah cenderung
pada pembelajaran penemuan/penyingkapan (Discovery dan Inquiry Learning)
atau pada pembelajaran berbasis hasil karya (Problem/Project/ Production-based
Learning dan Teaching Factory).
a. Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan (Discovery dan
Inquiry Learning):
1) Pernyataan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 mengarah ke
pencarian atau penemuan;
2) Pernyataan KD dari KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman
pengetahuan faktual, konseptual, dan atau operasional;
3) Pernyataan KD dari KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar, serta
4) Keberadaan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 sebagai awal dari
penguasaan suatu kompetensi.
b. Rambu-rambu penentuan model hasil karya (Problem/Project/ Production-
based Learning atau Teaching Factory):
1) Pernyataan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 mengarah pada hasil
karya atau produk baik jasa maupun barang;
2) Pernyataan KD dari KI-3 pada pengetahuan metakognitif;
3) Pernyataan KD dari KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, serta
4) Pernyataan pasangan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang memerlukan
persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
7) Penilaian
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 SMK telah
dirancang dengan menjadikan nilai-nilai karakter sebagai bagian yang tidak
terpisahkan, mewarnai aspek-aspek pengembangan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, bahkan masuk dalam
pertimbangan dalam memilih tempat dan memrogramkan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) peserta didik. Untuk menambah wawasan dan pemahaman Saudara tentang
PKL silakan saudara membuka bahan bacaan pada Suplemen tentang Pedoman
Praktik Kerja Lapangan (PKL) peserta didik SMK.
Pada Topik 2 ini, Saudara akan berlatih menganalisis materi pembelajaran yang
dikembangkan dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) sesuai dengan tuntutan KD
dari KI-3 (Pengetahuan) dan KD dari KI-4 (Keterampilan), mengintegrasikan nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter (PPK) serta disesuaikan dengan silabus.
Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial, oleh karena itu Saudara diminta juga untuk mengintegrasikan
Muatan Lokal (Nilai Kontekstual) ke dalam Mata Pelajaran, dan mengintegrasikan Mata
Pelajaran pada Kegiatan Aktualisasi Kepramukaan.
Untuk memperdalam konteks dan pemahaman, Saudara dapat membaca Bahan Bacaan
5 yakni Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen Nomor 4678/D/KEP/MK/2016 tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan; SK Dirjen Dikdasmen Nomor
330/D.D5/KEP/KR/2017 tentang KI dan KD Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan,
Dasar Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian; serta SK
Dirjen Dikdasmen Nomor 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Menengah Kejuruan maupun Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter.
1. Langkah apa yang harus dilakukan dalam memfasilitasi guru saat menganalisis IPK,
tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran?
2. Apa manfaat hasil analisis IPK, tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran yang
dilakukan guru?
3. Silahkan analisis IPK, tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran yang dilakukan
guru sebagaimana pada Format berikut.
Format
Penjabaran KI dan KD ke dalam IPK, tujuan pembelajaran, dan materi pembelajaran
Mata Pelajaran Akuntansi Dasar
4. Apakah ada keterkaitan antara KD dengan IPK, Tujuan Pembelajaran, dan Materi
Pembelajaran? Jelaskan alasannya!
5. Apakah IPK yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD? Jelaskan alasannya!
KI 4
Tujuan Pembelajaran
IPK Materi
Kompetensi Dasar (Integrasi nilai-nilai
Pembelajaran
Karakter)
4. 4.
4…
Setelah membuat IPK dari setiap KD dilanjutkan dengan membuat rumusan tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan
dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan dikembangkan.
Berdasarkan beberapa contoh yang akan diberikan, maka dapat di rumuskan beberapa
tujuan pembelajaran, yaitu Tujuan Pembelajaran dari KD Pengetahuan dan Tujuan
Pembelajaran dari KD Keterampilan.
Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru,
sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari
lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler,
pengayaan, dan remedial
Pada topik ini akan diberikan beberapa contoh Penjabaran KI dan KD ke dalam IPK,
Tujuan Pembelajaran, dan Materi Pembelajaran, Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai
Kontekstual) ke dalam Mata Pelajaran Akuntansi Dasar, dan Pengintegrasian Mata
Pelajaran pada Kegiatan Aktualisasi Kepramukaan ( tabel 18; tabel 19; tabel 20 )
Tabel 19. Penjabaran KI dan KD Kedalam IPK, Tujuan Pembelajaran, dan Materi
Pembelajaran pada Mata Pelajaran: Akuntansi Dasar
KI Program Pendidikan 3 Tahun
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui
keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Perbankan dan Keuangan Mikro pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi IPK Materi
(Integrasi nilai-nilai
Dasar Pembelajaran
Karakter)
3.6 Menerapkan 3. Menjelaskan 3. Melalui penggalian Persamaan dasar
persamaan unsur-unsur informasi peserta didik akuntansi:
dasar akuntansi persamaan mampu: Menjelaskan Harta
dasar akuntansi. unsur-unsur dalam Kewajiban
persamaan dasar Modal
akuntansi meliputi harta, Pendapatan
kesajiban, modal, Biaya
pendapatan dan biaya
sesuai buku peserta didik
dengan penuh rasa ingin
tahu.
4. Menentukan 4. Melalui diskusi peserta
Kurikulum 2013 mengharuskan adanya analisis dan integrasi Muatan Lokal dan
Ekstrakurikuler Kepramukaan pada setiap mata pelajaran. Integrasi Muatan Lokal
pada mata pelajaran Akuntansi Dasar dimaknai sebagai materi yang kontekstual
sesuai lingkungan sekitar dan atau topik kekinian. Tabel 20 di bawah ini merupakan
contoh bagaimana integrasi Muatan Lokal ke dalam mata pelajaran Akuntansi Dasar.
Tabel 20. Pengintegrasian Muatan Lokal (Nilai Kontekstual) ke dalam Mata Pelajaran
Akuntansi Dasar
Tabel 21. Pengintegrasian Mata Pelajaran Akuntansi Dasar pada Kegiatan Aktualisasi
Kepramukaan
Pada Topik 3 ini Saudara sebagai Pengawas Sekolah diminta untuk berlatih melakukan
Penerapan Model Pembelajaran dengan harapan setelah Saudara kembali ke wilayah
layanan tugas, Saudara dapat mendampingi kepala sekolah dan guru dalam menerapkan
model pembelajaran. Topik ini terdiri atas 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan 6 berkaitan
dengan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar, menyangkut
sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, dan sistem pendukung (Joice & Wells). Kegiatan
dilaksanakan mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial,
prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice & Wells). Sedangkan menurut Arends
(Direktorat PSMK, Kemdikbud: 2018). “Model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas”.
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pengembangnya. Model pembelajaran
mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para pencipta atau
pengembang membuat model dengan mempertimbangkan teori dan kenyataan
sebenarnya, serta tidak secara fiktif dalam menciptakan atau mengembangkannya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas
tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana peserta
didik belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang
diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar dapat berhasil dalam
pelaksanaannya.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman,
sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang
menjadi tujuan pembelajaran (Trianto, 2010).
Langkah sinkronisasi atau memadukan proses berpikir ilmiah (saintifik) dengan model
pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah
sebagai pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau
sinkronisasi antara langkah-langkah proses berpikir ilmiah (saintifik) dan sintaks
(tahapan/langkah kerja) model pembelajaran dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih pasangan KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai hasil analisis keterkaitan
KI-KD pada silabus dan buku teks peserta didik terkait.
2. Rumuskan IPK untuk KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 sesuai dengan dimensi proses
atau level pengetahuan dan dimensi kategori pengetahuan serta keterampilan yang
terkandung di masing-masing KD. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator.
5. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkah-langkah
(sintaks) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan proses
berpikir ilmiah (saintifik) sampai mencapai IPK.
Catatan:
Hasil pemaduan model pembelajaran dan proses berpikir ilmiah (saintifik) dan nilai-nilai karakter digunakan dalam penyusunan RPP khususnya
pada perumusan kegiatan inti pembelajaran.
2. Manakah model pembelajaran berbasis hasil karya yang terbaik menurut Saudara?.
Berikan komentar!.
Silakan Saudara berkelompok dalam beberapa orang kemudian membaca Bahan Bacaan
7. Silakan memilih salah satu model pembelajaran berbasis hasil karya, yang meliputi
pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pelatihan berbasis produk
(production-based trainning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning),
serta teaching factory sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan.
Tuliskan dan jelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran tersebut sesuai
dengan kondisi sekolah yang saudara bina. Presentasikan hasil diskusi kelompok
Saudara dan kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapinya dengan waktu masing-
masing 15 menit.
Konsep pembelajaran abad 21 yakni model relasi sains dan rekayasa dikembangkan
oleh Bernie Trilling dan Charles Fadel. Pada konsep ini sains lebih menekankan pada
metode penyelidikan dan penemuan untuk menjelaskan gejala-gejala alam, sedangkan
rekayasa dan teknologi menggunakan strategi perancangan dan penemuan solusi atas
problematika kehidupan. Untuk itu, Pendekatan saintifik akan digunakan sebagai
pendekatan Ilmiah (Scientific), perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/Inquiry learning).
Nilai Karakter
Model
No Kompetensi Dasar Analisis KD yang dapat
Pembelajaran
dibentuk
. KD 3.6 KD 3.6 Model rasa ingin tahu,
Menerapkan menitikberatkan pada Pembelajaran mandiri,
persamaan dasar pembentukan Discovery tanggung jawab.
akuntansi pengetahuan Learning
konseptual dan
procedural
KD 4.6 KD 4.6 pernyataan
Membuat persamaan pada taksonomi
dasar akuntansi keterampilan abstrak
pada gradasi
mengolah.
Jenis dan sintaksis model pembelajaran Discovery Learning dan Inquiry Learning
Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak;
Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan;
Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling
membagi informasi, serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain;
Meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna;
Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke
dalam aktivitas situasi belajar yang baru.
Sintaks model Discovery Learning
Orientasi masalah;
Pengumpulan data dan verifikasi;
Pengumpulan data melalui eksperimen;
Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
Analisis proses inkuiri.
Sintaks model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (Direktorat PSMK
Kemendikbud, 2018) terdiri atas:
Mengidentifikasi masalah;
Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-
informasi yang relevan;
Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran
dan mengecek perbedaan pandang;
Melakukan tindakan strategis, dan
Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintaks model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (Direktorat PSMK
Kemendikbud, 2018) terdiri atas:
Merencanakan produk;
Melaksanakan proses produksi;
Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
Mengembangkan rencana pemasaran.
(Direktorat PSMK Kemendikbud, 2018).
Pelaksanaan teaching factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4
model yang dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan
TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut:
1) Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja industri yaitu pola
pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience-based
trainning atau enterprise-based trainning.
2) Model kedua, Competency-Based Trainning (CBT) atau pelatihan berbasis
kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan pengetahuan peserta
didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada model ini, penilaian peserta didik
dirancang untuk dapat memastikan bahwa setiap peserta didik telah mencapai
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang
ditempuh.
3) Model ketiga, Production-Based Education and Trainning (PBET) merupakan
pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimiliki oleh
peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan dengan memberikan pengetahuan
pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).
4) Model Keempat, Teaching Factory adalah konsep pembelajaran berbasis produksi
(barang dan atau jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar.
Tujuan model pembelajaran Teaching Factory:
Merancang produk;
Membuat prototipe;
Memvalidasi dan memverifikasi prototipe;
Membuat produk masal.
Berdasarkan hasil penelitian, Dadang Hidayat (2011) mengembangkan langkah-
langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut:
Menerima order;
Menganalisis order;
Menyatakan kesiapan mengerjakan order;
Mengerjakan order;
Mengevaluasi produk;
Menyerahkan order.
Proses belajar ini disusun dalam bentuk kegiatan-kegiatan, Saudara diminta mengikutinya
secara berkesinambungan dengan mengerjakan Lembar-lembar Kerja, membaca Bahan
Bacaan maupun bahan Suplemen. Pada Topik 4 Saudara akan melakukan 4 kegiatan
secara berturut-turut.
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah secara cermat Bahan Bacaan 8 ”Panduan Penilaian Hasil Belajar pada
SMK” dan Bahan Bacaan 9 “Bahan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi
Kurikulum 2013 SMK Materi Analisis Penilaian Hasil Belajar”;
LK 9. Penentuan KKM
1. Siapa saja unsur penentu KKM pada masing-masing kelompok mata pelajaran ?
2. Kategori KKM yang diterbitkan oleh Panduan Penilaian Hasil Belajar pada SMK
adalah:
3. Apakah KKM SMK dapat ditentukan di atas nilai KKM yang ditentukan oleh
Pemerintah? Apa saja pertimbangannya?
Pada kegiatan 10 penilaian pembelajaran aspek Sikap, Saudara diminta mempelajari dan
memperdalam bagaimana guru binaan Saudara melakukan pengolahan hasil belajar dan
pelaporan hasil belajar pada aspek sikap juga akan mendalami tentang Penilaian Nilai-
nilai Karakter. Secara berurutan Saudara akan memulai dengan memperdalam penilaian
aspek Sikap, diikuti penilaian Karakter.
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah kembali Bahan Bacaan 9 dan Suplemen ”Panduan Penilaian SMK” dan
“Analisis Penilaian Hasil Belajar” khusus pada topik Penilaian Sikap;
2. Selanjutnya Silahkan Saudara mencermati data pada Tabel 24-27 hasil penilaian
aspek Sikap dalam bentuk jurnal dari 4 (empat) guru yakni guru Agama, guru PKn,
guru BK dan guru Gambar Teknik Dasar (seperti data di bawah);
3. Silahkan duduk berkelompok 4 - 5 orang dan mendiskusikan data tersebut (masing-
masing berperan sebagai guru Agama, guru PKn, guru BK, guru Gambar Teknik
Dasar, Wali Kelas);
4. Diskusikan dalam kelompok tentang kesamaan dan perbedaan hasil penilaian
masing-masing;
5. Selanjutnya pemeran wali kelas merangkum hasil penilaian “SANGAT BAIK”
maupun “KURANG BAIK” dan rekomendasikan sikap yang “PERLU BIMBINGAN”
menggunakan LK 10a;
6. Rangkuman dituliskan pada LK 10a di bawah ini dan pemeran wali kelas
memaparkan hasil rekapitulasi kepada peserta lain untuk mendapat persetujuan.
1. Isilah kolom rangkuman hasil diskusi antar guru setelah dilaksanakan diskusi. Kolom
“Sangat Baik” diisi dengan data hasil diskusi yang menonjol dan perlu mendapat
pujian, sedangkan kolom “Perlu Bimbingan” diisi dengan hasil rangkuman sikap yang
perlu ditindak lanjuti dengan pemberian bimbingan.
Rangkuman Hasil Diskusi Antar Guru
No Nama
Sangat Baik Perlu Bimbingan
1. Aliansyah
2. Aminudin
2. Selanjutnya Saudara cermati Tabel 23 yang berisi rangkuman data penilaian sikap
Spiritual dan sikap Sosial. Selain itu juga terdapat beberapa contoh deskripsi.
Saudara diminta membuat deskripsi untuk memotivasi peserta didik dalam
meningkatan kelebihannya serta mengubah sikap yang perlu diperbaiki. Lakukan
secara mandiri/individu.
Berikut ini adalah data nilai sikap yang Saudara akan diolah.
Jurnal 1 Penilaian Sikap Peserta Didik
Tabel 23. Rangkuman Data Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial
Wali Kelas (Hasil masukan dari Desk
Penilaian guru Agama Guru PPKn Guru BK guru mapel selain Agama, PPKn, ripsi
dan BK) Nilai
sikap
No Nama (attit
Sikap Spiritual Sikap Sosial Sikap Spiritual Sikap Sosial Sikap Spiritual Sikap Sosial Sikap Spiritual Sikap Sosial
. Siswa ude)
1 Aliansy Berdoa Taat Santun, Jujur, Berdoa. Taat Santun, Jujur, Berdoa Taat Santun Jujur, Berdoa Taat Santun, Jujur,
ah .toleran beribada peduli, disiplin, Toleran beribad peduli, disiplin, toleran beribad peduli, disiplin, toleran beribada peduli, disiplin,
h percaya tanggun ah percaya tanggu ah percay tanggun h percaya tanggun
diri g jawab diri ng a diri g jawab diri g jawab
jawab
2. Aminudi
n
Kamu anak yang cerdas, punya keingin-tahuan yang luar biasa, jika kamu bisa
memanfaatkannya, suatu hari kelak kamu akan menjadi pribadi yang sukses
(untuk anak yang malas-malasan belajar).
Kamu anak yang aktif, suka hal-hal baru dan tidak pernah bisa diam. Itu
menunjukkan kamu adalah anak yang enerjik (untuk anak yang selalu ribut
dan suka berkeliaran di kelas).
cerdas, punya keingin-tahuan yang luar biasa, jika kamu bisa memanfaatkannya, suatu
Kamu anakkamu
hari kelak yangakan
sopan, baik pribadi
menjadi dan pandai menjaga
yang sukses perasaan
(untuk teman
anak yang terutama
malas-malasan
guru' (untuk
belajar). anak yang agak pendiam).
Kamu anak paling rapi dan bersih. Ibu dan teman-temanmu sangat menyukaimu
karena hal itu.' (untuk anak yang selalu berusaha tampil sempurna dalam
penampilan)
Kamu anak yang cantik. Mirip artis Acha Septriasa. Ibu sangat
mengidolakannya. Semoga ibu pun bisa mengidolakanmu sebagai siswa yang
mampu berhasil seperti Acha di suatu hari kelak.' (untuk anak perempuan yang
omongannya kasar, hampir tiap hari melawan guru, jarang hadir, suka bolos,
kemampuan belajar rendah.
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah sekali lagi Bahan Bacaan 9 dan Suplemen ”Panduan Penilaian SMK” dan
“Analisis Penilaian Hasil Belajar” serta “Materi Tayang Analisis Penilaian” topik
Penilaian Karakter”!
2. Silahkan Saudara mencermati data hasil penilaian Karakter pada Jurnal 5-10 di
bawah. Data tersedia dalam bentuk jurnal dari 6 (enam) orang penilai yakni guru
Bahasa Indonesia, guru Matematika, guru BK, Petugas Laboratorium/Bengkel, Wakil
Kepala Bidang Kesiswaan, Komite Sekolah.
3. Selanjutnya silahkan Saudara duduk berkelompok 7 (tujuh) orang dan mendiskusikan
data tersebut (masing-masing berperan sebagai guru Bahasa Indonesia, guru
Matematika, guru BK, Petugas Laboratorium/Bengkel, Wakil Kepala Bidang
Kesiswaan, Komite Sekolah dan Wali Kelas).
4. Diskusikan dalam kelompok tentang KESAMAAN dan PERBEDAAN hasil penilaian
masing-masing.
Isilah kolom rangkuman hasil diskusi antar guru setelah dilaksanakan diskusi. Kolom
“KELEBIHAN” diisi dengan data hasil diskusi yang menonjol dan perlu mendapat pujian,
sedangkan kolom “KEUNIKAN” diisi dengan hasil rangkuman Karakter yang istimewa dari
siswa.
Hasil Diskusi Antar Penilai
No Nama
Kelebihan Keunikan
1. Aliansyah
2. Aminudin
Berikut ini adalah data nilai Karakter yang Saudara akan diolah
sebelum waktu.
2. Sukacita dalam mengerjakan
tugas hingga tuntas
3. Selalu mengatakan apa adanya
Kelas : XI
Semester : Ganjil/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Penilai : Petugas Laboratorium/Bengkel
Kelas : XI
Semester : Ganjil/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Penilai : Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
Kelas : XI
Semester : Ganjil/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Penilai : Komite Sekolah
Selanjutnya Saudara akan mempelajari bagaimana guru dan sekolah binaan Saudara
melaporkan hasil penilaian nilai karakter peserta didik. Penilaian karakter yang ingin
dikembangkan pada peserta didik, terutama pada 5 (lima) karakter utama yaitu religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, merupakan kristalisasi dari 18 karakter
menurut Peraturan Presiden Nomer 87 Tahun 2017, meliputi religius, toleransi, jujur,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Berikut ini contoh laporan perkembangan
karakter peserta didik.
NAMA :R
KELAS : XI-TKJ
NIS : 20170137
SEMESTER : GENAP/GANJIL
TAHUN : 2017/2018
Rudiansyah memiliki tanggung jawab dan disiplin yang tinggi, ia menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan di bengkel dengan rapi, bersih, dan teliti. Selalu menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu dan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan, serta selalu bekerja mandiri, baik ketika
belajar di sekolah maupun ketika praktik kerja lapangan
Rudiansyah menunjukkan sikap sportif dan semangat pantang menyerah, saat meraih
kejuaraan Pencak Silat tingkat kota Cilegon tahun 2017, hingga berhasil meraih medali perak.
Berkat kreativitas dan kerjasama dengan rekan sekelas serta kakak kelasnya, pada semester
ini Rudiansyah berhasil membuat mobile wajab bolic (alat penangkap signal wireless portable)
dan telah digunakan untuk layanan internet keliling desa.
Rudiansyah juga sangat rajin beribadah dan biasa berperilaku santun terhadap guru,
orangtua, dan teman-temannya. Rudiansyah memiliki pperilaku unik, yaitu selalu cium tangan
orangtuanya dan gurunya setiap kali bertemu sambil minta didoakan dan selalu mengucapkan
terimakasih kepada setiap rekan yang membantunya. Selain itu Rudiansyah memiliki rasa
ingin tahu yang kuat untuk melakukan sesuatu, sehingga dia tidak mengenal waktu untuk
mencapainya/mewujudkannya.
………………………. ………………..
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
………………….
Hitunglah Data Penilaian Pengetahuan siswa menggunakan data pada Tabel 24. Data
Aliansyah merupakan contoh. Selanjutnya buatlah deskripsi sesuai dengan kekuatan
yang dimiliki siswa dan dituliskan pada kolom deskripsi. Saudara dapat melihat contoh
Deskripsi Nilai Pengetahuan di bawah.
Data Nilai Nilai
Predika
No Nama Harian UTS UAS Pengetahu Deskripsi
t
(NHx4) (NUTSx2) (NUASx2) an
72,82x4 595,28/8=
1. Aliansyah 72x2=144 80x2=160
=291,28 74,41 BAIK
2. Aminudin
3 Budi
Sulistyo
4.
dst
“Pemahaman kamu sangat menonjol tentang teknologi web server, kamu akan
lebih lengkap lagi jika perdalam struktur pengendali program”.
Keterangan:
KD = Kompetensi Dasar
P1, P5 dst = Pertemuan ke-1, Pertemuan ke-5, dst.
UTS = Ulangan Tengah Semester
UAS = Ulangan Akhir Semester
Penjelasan:
Nilai akhir per KD diperoleh dari nilai penugasan, penugasan harian dengan bobot
masing-masing 1 : 3;
Nilai harian adalah nilai rata-rata dari nilai per KD;
Nilai akhir dari seluruh KD pengetahuan diperoleh dari nilai harian, nilai UTS dan nilai
UAS dengan bobot masing-masing 4 : 2 : 2 (lingkaran merah)
Nilai akhir Aliansyah pada rapor adalah: (NH x 4) + (NUTS x 2) + (NUAS x 2) = NA
8
Kegiatan 12. Penilaian Pembelajaran Aspek Keterampilan
(Berfikir Reflektif, Diskusi Kelompok, 90 Menit)
Hitunglah Data Penilaian Keterampilan siswa menggunakan data pada Tabel 25 Data
Aliansyah merupakan contoh. Selanjutnya buatlah deskripsi sesuai dengan kekuatan
yang dimiliki siswa dan dituliskan pada kolom deskripsi. Saudara dapat melihat contoh
Deskripsi Nilai Keterampilan berikut ini.
Data Nilai Nilai
Predi- Deskrip
No Nama KD KD KD KD KD KD KD Keteram
kat si
4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 pilan
1. Aliansyah 81 81 82 82 83 80 80 81 BAIK
2. Aminudin
dst
Contoh Deskripsi Nilai Keterampilan:
“Kamu sangat menonjol pada keterampilan mengolah data melalui pustaka standar,
perlu peningkatan keterampilan menyajikan aplikasi interaktif pada web server dan
mengolah data pada file”.
Berikut ini adalah data yang Saudara akan gunakan untuk mengolah nilai aspek Keterampilan.
Tabel 25. Data Nilai Keterampilan
Keterangan:
KD = Kompetensi Dasar
P2, P3 dst = Pertemuan ke-2, Pertemuan ke-3 dst
Opt = Optimal
Selanjutnya Saudara akan dikenalkan dengan aplikasi pengolahan nilai siswa yang
bersifat alternatif. Saudara dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk membimbing guru
dalam mengolah nilai, namun Saudara dan guru binaan dapat juga mengembangkan
aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan sekolah binaan Saudara.
Langkah Kegiatan:
Langkah Kegiatan:
Alternatif 2
Tabel 26. Contoh Rapor Siswa yang TIDAK NAIK KELAS Alternatif 1
Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran KI-3 KI-4 KI-3 KI-4
KKM Angka KKM Angka KKM Angka KKM Angka
1. Muatan Nasional
Pendidikan Agama dan
70 75 70 75 70 75 70 80
Budi Pekerti
PPKn 70 65 70 75 70 75 70 75
Bahasa Indonesia 70 85 70 85 70 85 70 85
Matematika 70 60 70 50 70 70 70 80
Sejarah Indonesia 70 75 70 85 70 85 70 85
Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing Lainnya
a. Bahasa Inggris 70 75 70 75 70 80 70 80
b. Bahasa Asing …….. _ _ _ _ 70 75 70 75
2. Muatan Kewilayahan
Seni Budaya 70 80 70 75 70 70 70 75
Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan 70 75 70 75 70 75 70 75
Kesehatan
3. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian Sudah mencapai KKM
Pemrograman 70 65 70 70 70 70 70 85
C2. Dasar Program
Keahlian
C 3. Kompetensi Keahlian Sudah mencapai KKM
Tabel 27. Contoh Rapor siswa yang Tidak Naik Kelas Alternatif 2
Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran KI-3 KI-4 KI-3 KI-4
KKM Angka KKM Angka KKM Angka KKM Angka
1. Muatan Nasional
Pendidikan Agama
70 75 80 80 70 80 70 80
dan Budi Pekerti
PPKn 70 85 70 85 70 85 70 80
Bahasa Indonesia 70 80 70 75 70 85 70 75
Matematika 70 75 70 75 70 70 70 70
Sejarah Indonesia 70 80 70 75 70 80 70 75
Adapun terkait kriteria ketuntasan hasil belajar diperlukan untuk dapat mengetahui
ketuntasan hasil belajar peserta didik. Penentuan ketuntasan hasil belajar dilakukan pada
awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan pendidikan. Nilai ketuntasan
minimal untuk KD pengetahuan dan KD keterampilan pada mata pelajaran baik di
kelompok muatan nasional (A), muatan Kewilayahan (B), maupun muatan peminatan
kejuruan (C1, C2, C3) adalah minimal 70 (Kategori Baik) sesuai dengan Panduan
Penilaian Hasil Belajar Pada SMK yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
dasar dan Menengah Tahun 2017. Hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan meliputi
3 (tiga) kategori, yaitu Kategori “Kurang/belum mencapai KKM (<70), kategori Baik/sudah
mencapai KKM (70 s.d. 85), dan Sangat Baik/melampaui KKM (86 s.d. 100). Sedangkan
untuk sikap spiritual dan sikap sosial adalah baik (B). Satuan pendidikan dapat
menentukan nilai ketuntasan minimal di atas nilai ketuntasan minimal yang ditentukan
pemerintah, melalui proses analisis kondisi sekolah dengan mempertimbangkan faktor
intake, tingkat kesulitan/kompleksitas KD, dan daya dukung. Untuk penilaian mata
pelajaran kelompok C2 dan C3 (kompetensi keahlian) selain mengacu pada ketentuan
pemerintah, juga mengacu pada tuntutan kriteria dari KD yang berlaku di dunia kerja,
yaitu minimal memuaskan (satisfaction) yang di dalam pedoman penilaian SMK
dilambangkan dengan nilai “70”.
Tabel 28. Skala, Kategori, Deskripsi Penilaian sikap Spiritual dan Sosial
Mengenai pengolahan hasil penilaian ilai sikap juga dibahas pada Bab IV Poin B tentang
Pengolahan Hasil Penilaian seperti berikut:
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual
dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan,
wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan
sosial setiap siswa.
Berikut ini contoh deskripsi dari hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial
untuk mengisi buku rapor.
Gilang:
Selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan, toleran
pada agama yang berbeda dan perlu meningkatkan ketaatan beribadah
Gilang:
Selalu bersikap santun, peduli, percaya diri, dan perlu meningkatkan sikap
jujur, disiplin, dan tanggungjawab
2. Penilaian Karakter
Pada Materi Analisis Penilaian Hasil Belajar, Pelatihan dan Pendampingan
Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan yang diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2018
menyatakan nahwa “Penilaian nilai-nilai karakter dititikberatkan pada kelebihan dan
keunikan serta potensi dari setiap peserta didik, baik di dalam maupun di luar
sekolah. Penilaian karakter yang ingin dikembangkan pada peserta didik, terutama
pada 5 (lima) karakter utama yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas, merupakan kristalisasi dari 18 karakter menurut Peraturan Presiden Nomer
87 Tahun 2017, meliputi religius, toleransi, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,
dan tanggung jawab”.
Penilaian nilai-nilai karakter berupa kelebihan dan keunikan dari setiap peserta didik
yang dideskripsikan oleh wali kelas berdasarkan laporan singkat dari guru mata
pelajaran, ditunjang penilaian dari guru BK, pembina ekstrakurikuler, DUDI dan
informasi dari masyarakat sebagai laporan perkembangan karakter peserta didik.
Definisi Kelebihan dan Keunikan
• Kelebihan berarti keadaan melebihi yang biasa/keunggulan. Dengan demikian,
Kelebihan Keunikan
• Taat beribadah. • Memiliki perilaku khas (cium tangan guru,
• Santun, ramah, rajin. selalu membantu teman-temannya).
• Bekerja keras. • Bekerja cerdas.
• Memiliki karya yang unggul sesuai • Memiliki karya yang khas sesuai maupun
maupun tidak sesuai kompetensi tidak sesuai kompetensi keahliannya.
keahliannya. • Mengerjakan hal positif, yang tidak
• Juara dalam suatu perlombaan dikerjakan peserta didik lainnya.
sesuai maupun tidak sesuai dengan • Memiliki bakat menonjol di luar
kompetensi keahliannya. kompetensi keahliannya.
1. Budi Santoso 1. Memiliki tanggung jawab dan 1. Selalu cium tangan guru
disipilin tinggi. dan ketika bertemu.
2. Memiliki kreativitas tinggi. 2. Selalu mengucapkan
3. Keberhasilan membuat mobile terima kasih terhadap
wajan bolic (alat penangkap bantuan temannya.
I. Fatwaningsih, S.Pd
Contoh
Kisi-Kisi, Soal Pengetahuan, Kunci Jawaban, dan Cara Pengolahan Nilai
Mata Pelajaran: Pemesinan CNC Komponen Pesawat Udara
Kompetensi Dasar Indikator (IPK) Materi Indikator Soal Bentuk Tes Butir Soal
3.10 Menerapkan prosedur 3.10.1 Menerangkan instruksi Dasar 1. Peserta didik dapat Tes tulis 1. Jelaskan maksud
pembuatan benda kerja mesin CNC. Pemrograman menerangkan instruksi kerja
kerja dengan mesin mesin CNC instruksi kerja mesin CNC!
frais CNC 3.10.2 Membedakan mesin mesin CNC.
manual dan mesin CNC. 2. Peserta didik dapat 2. Jelaskan
membedakan perbedaan mesin
mesin perkakas perkakas manual
3.10.3 Mengurutkan instruksi manual dan mesin dan mesin CNC!
kerja pada mesin frais CNC.
CNC. 3. Tuliskan urutan
3. Peserta didik dapat pengoperasian
mengurutkan mesin CNC!
instruksi kerja pada
mesin frais CNC.
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui penugasan, penilaian harian (PH), ujian tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester
(UAS). Pengolahan nilai pengetahuan dapat dilakukan dengan 2 model:
Model 1 : setiap nilai kompetensi dasar (KD) pada setiap bentuk penilaian dengan menyertakan UTS dan UAS
Model 2 : memisahkan UTS dan UAS
Contoh Model 1:
Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Pemrograman Web Dinamis kelas XI semester I.
Keterangan:
1. Bobot penugasan, penilaian harian, UTS, dan UAS yang dicontohkan adalah
1 : 3 : 2 : 2. Rasionalisasi pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-
masing mata pelajaran dan diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
2. Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1 : 1 : 1 : 1;
3. Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian
4. Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot jika KD
dimaksud tidak diujikan
5. Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus:
(rerata tugas x bobot tugas) (rerata PH x bobot PH) (rerata UTS x bobot UTS) (rerata UAS x bobot UAS)
Skor akhir per KD
bobot tugas bobot PH bobot UTS bobot UAS
Nilai rapor
skor akhir per KD
jumlah KD
Contohnya untuk nilai rapor Aliansyah diperoleh melalui perhitungan
81+ 75+ 54 + 74 + 72 + 80 + 78 513
Nilai rapor = = = 73,31
7 7
Berdasarkan perhitungan tersebut beserta pembulatan maka Aliansyah mendapatkan
nilai rapor akhir untuk pengetahuan 73;
Contoh Model 2:
Hasil penilaian selama satu semester yang dilakukan melalui penilaian harian (PH), ujian
tengah semester (UTS), maupun ujian akhir semester (UAS) direkap untuk
didokumentasikan pada format pengolahan nilai. Rekapitulasi hasil penilaian harian
dilakukan berdasarkan KD, sedangkan untuk UTS dan UAS tidak dirinci KD-nya. Hal ini
dapat dilakukan jika UTS dan UAS diselenggarakan bukan oleh satuan pendidikan
misalnya Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Provinsi sehingga guru mata pelajaran
tidak bisa mengidentifikasi penilaian per kompetensi dasar yang diujikan.
Berikut contoh ilustrasi pengolahan nilai pengetahuan pada mata pelajaran Pemrograman
Web Dinamis kelas XI semester I.
Keterangan:
1. Sebagai langkah pertama, guru melakukan perhitungan nilai harian yang terdiri dari
penugasan dan penilaian harian;
2. Penilaian harian (PH) didapatkan dengan cara merata-rata nilai penugasan dan
penilaian harian selama satu semester disesuaikan dengan bobotnya. Contohnya
bobot untuk penugasan dengan penilaian harian adalah 1 : 3. Rasionalisasi
pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan
diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
3. Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian
4. Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot jika KD
dimaksud tidak diujikan
5. Skor akhir per KD pada penilaian harian diperoleh melalui rumus
(86 x 1) (80 x 3)
Skor akhir p er KD
1 3
86 240 326
Skor akhir p er KD 82
4 4
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai harian untuk KD 3.1 yaitu 82
6. Kemudian gabungkan nilai harian dengan nilai UTS dan UAS sesuai bobotnya;
Contohnya untuk perhitungan nilai rapor digunakan komposisi
PH : UTS : UAS = 2 : 1 : 1
Penilaian
Nilai UTS Nilai UAS Nilai
No Nama Siswa Harian
Rapor
Skor Bobot Skor Bobot Skor Bobot
1 Aliansyah 72,82 2 72 1 80 1 74
2 Amiruddin 75,29 2 72 1 80 1 77
3 Budi Sulistyo 83,64 2 90 1 90 1 86
Berdasarkan Panduan Penilaian Hasil Belajar Pada Sekolah Menengah Kejuruan, Dit
PSMK, Dirjen Dikdasmen, Kemendikbud 2017 Penilaian kinerja digunakan untuk
mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau hasil
(produk). Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah proses pengerjaannya atau
kualitas produknya atau kedua-duanya. Sebagai contoh: (1) keterampilan untuk
menggunakan alat dan/atau bahan serta prosedur kerja dalam menghasilkan suatu
produk; (2) kualitas produk yang dihasilkan berdasarkan kriteria teknis dan estetik.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik. Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-ratakan untuk
memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Jika suatu KD diukur
dengan pengukuran yang sama beberapa kali maka yang diambil adalah nilai optimum.
Selanjutnya seperti capaian kompetensi pengetahuan, penulisan capaian kompetensi
keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi seperti
ditampilkan pada Tabel 31. Sementara karya siswa terbaik sebagai hasil dari penilaian
kinerja dan proyek dari setiap KD pada KI-4 dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Keterangan:
1. Bobot proses, produk, dan proyek yang dicontohkan adalah 1 : 1 : 2. Rasionalisasi
pembobotan dapat disesuaikan karakteristik masing-masing mata pelajaran dan
diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan;
2. Jika tidak digunakan pembobotan maka pembobotan dapat menggunakan kombinasi
1 : 1 : 1;
3. Perhitungan nilai per KD dilakukan secara parsial per macam penilaian dengan
mempertimbangkan nilai optimum pada KD yang diukur dengan metode yang sama
4. Bobot untuk perhitungan nilai per KD tidak diperhitungkan dalam total bobot jika KD
dimaksud tidak diujikan
5. Skor akhir per KD diperoleh melalui rumus
(optimum proses x bobot proses) (optimum produk x bobot produk) (optimum proyek x bobot proyek)
Skor akhir per KD
bobot proses bobot produk bobot proyek
(82 x 1) (0 x 0) (80 x 2)
Skor akhir per KD
1 0 2
82 0 160 242
Skor akhir per KD 81
3 3
Nilai rapor
skor akhir per KD
jumlah KD
81 81 82 82 83 80 80 568
Nilai rapor 81,16
7 7
apakah siswa tersebut berhak naik kelas atau tidak. Peserta didik dinyatakan naik kelas
apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2. Nilai (deskripsi) sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan satuan pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya BAIK.
4. Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi
pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Apabila ada mata pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar
pada semester ganjil, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap pada
tahun pelajaran tersebut.
Tabel 34. Contoh Rapor Siswa yang TIDAK NAIK KELAS Alternatif 1
Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran KI-3 KI-4 KI-3 KI-4
KKM Angka KKM Angka KKM Angka KKM Angka
1. Muatan Nasional
Pendidikan Agama
70 75 70 75 70 75 70 80
dan Budi Pekerti
PPKn 70 65 70 75 70 75 70 75
Bahasa Indonesia 70 85 70 85 70 85 70 85
Matematika 70 60 70 50 70 70 70 80
Sejarah Indonesia 70 75 70 85 70 85 70 85
Bahasa Inggris dan
Bahasa Asing Lainnya
a. Bahasa Inggris 70 75 70 75 70 80 70 80
b. Bahasa Asing …….. _ _ _ _ 70 75 70 75
2. Muatan Kewilayahan
Seni Budaya 70 80 70 75 70 70 70 75
Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan 70 75 70 75 70 75 70 75
Kesehatan
3. Muatan Peminatan Kejuruan
Sudah mencapai KKM
C1. Dasar Bidang Keahlian
Pemrograman 70 65 70 70 70 70 70 85
C2. Dasar Program
Keahlian
C 3. Kompetensi Keahlian Sudah mencapai KKM
1) Mapel PPKn:
Nilai akhir Semester I untuk KI-3 = 65 dan KI-4 = 75. Oleh karena aspek pengetahuan
belum tuntas, maka Mapel PPKn semester I dinyatakan Belum Tuntas.
2) Mapel Matematika
Nilai akhir Semester II untuk KI-3 = 60 dan KI-4 = 50. Oleh karena aspek pengetahuan
dan keterampilan belum tuntas, maka Mapel Matematika semester II dinyatakan
Belum Tuntas.
3) Mapel Pemrograman:
Nilai akhir semester I KI-3 = 65 dan KI-4 = 70. Oleh karena aspek keterampilan belum
tuntas, maka Mapel Pemrograman semester I dinyatakan Belum Tuntas.
Syarat:
Oleh karena ada 3 Mapel Semester I dan Semester II yang Belum Tuntas pada
Kelompok A Muatan Nasional (PPKn dan Matematika) dan Kelompok C Muatan
Peminatan Kejuruan (Dasar Pemograman), maka siswa dinyatakan TIDAK NAIK
KELAS
Tabel 35. Contoh Rapor siswa yang Tidak Naik Kelas Alternatif 2
Semester 1 Semester 2
Mata Pelajaran KI-3 KI-4 KI-3 KI-4
KKM Angka KKM Angka KKM Angka KKM Angka
1. Muatan Nasioanal
PPKn 70 85 70 85 70 85 70 80
Bahasa Indonesia 70 80 70 75 70 85 70 75
Matematika 70 75 70 75 70 70 70 70
Sejarah Indonesia 70 80 70 75 70 80 70 75
2. Muatan Kewilayahan
Seni Budaya 70 85 70 75 70 75 70 75
Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan 70 80 70 75 70 80 70 80
Kesehatan
....................... 70 70 70 60 70 75 70 75
Nilai akhir Semester I KI-3 = 70 dan KI-4 = 60. Karena aspek keterampilan Belum
Tuntas, maka salah satu Mapel Dasar Program Keahlian tersebut pada semester 1
dinyatakan belum tuntas.
13. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) merupakan kegiatan pengukuran capaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mata
pelajaran tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
14. Ujian Sekolah (US) merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi
peserta didik terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak
diujikan dalam USBN dilakukan oleh satuan pendidikan.
15. Ujian Nasional (UN) merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan
pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan.
16. Ujian Unit Kompetensi yang selanjutnya disebut UUK adalah penilaian terhadap
pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang dapat membentuk 1 (satu)
Skema Sertifikasi Profesi yang dilaksanakan setiap tahun oleh satuan pendidikan
terakreditasi.
17. Unit Kompetensi terdiri atas beberapa Kompetensi Dasar (KD) untuk mencapai
kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
18. Skema Sertifikasi Profesi terdiri atas beberapa Unit Kompetensi merupakan paket
kompetensi sebagai persyaratan spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi
tertentu.
19. Ijazah adalah pengakuan terhadap prestasi dan penyelesaian belajar peserta didik
setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan terakreditasi.
20. Paspor Keterampilan (Skill Passport) adalah dokumen rekaman pengakuan atas
kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didik.
21. Ujian Kompetensi Keahlian yang selanjutnya disebut UKK adalah penilaian
terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga) pada KKNI yang
dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama
(LSP-P1) atau satuan pendidikan terakreditasi bersama DUDI dengan
memperhatikan paspor keterampilan.
22. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar untuk mata pelajaran muatan umum ditentukan oleh satuan pendidikan dan
mata pelajaran muatan kejuruan ditentukan oleh satuan pendidikan bersama dengan
DUDI dan/atau lembaga terkait.
23. Keterampilan teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan pekerjaan
sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya.
24. Keterampilan kebekerjaan (employability skills) adalah kemampuan individu untuk
menyesuaikan diri dengan iklim kerja di DUDI.
25. Laboratorium atau sejenisnya adalah tempat kegiatan pembelajaran melalui
eksperimen yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu teori.
26. Bengkel kerja atau sejenisnya adalah tempat kegiatan pembelajaran praktik yang
bertujuan untuk menerapkan teori pada proses kerja untuk menghasilkan produk.
27. Tempat Uji Kompetensi yang selanjutnya disebut TUK adalah tempat kerja atau
tempat praktik satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan uji
kompetensi oleh satuan pendidikan terakreditasi dan/atau LSP.
28. Teaching factory adalah bentuk pembelajaran berbasis produksi/ layanan jasa yang
mengacu pada standar dan prosedur kerja baku yang dilaksanakan di satuan
pendidikan dalam suasana dan budaya industri.
29. Technopark adalah kawasan yang menampung fasilitas pendidikan, penelitian, dan
pengembangan serta inkubasi yang mempersiapkan suatu temuan (invensi) menjadi
produk.
30. Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah kegiatan pembelajaran
yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk penerapan, pemantapan,
dan peningkatan kompetensi.
31. Pendidikan Sistem Ganda (Dual System Education) yang selanjutnya disebut PSG
adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kejuruan secara sistematik
dan terpadu antara program pendidikan di sekolah dan program pelatihan di DUDI.
32. Rekognisi Pembelajaran Lampau atau Recognition of Prior Learning yang selanjutnya
disebut RPL adalah pengakuan atas capaian pembelajaran peserta didik yang
diperoleh dari pendidikan formal, nonformal atau informal, dan/atau pengalaman kerja
ke dalam pendidikan formal.
Satuan pendidikan pada tahun pelajaran 2017/2018 memiliki data-data kalender pendidikan sebagai berikut.
1. Berdasarkan data tersebut di atas Saudara diminta untuk membuat analisis minggu efektif semester ganjil untuk suatu mata pelajaran
dengan mengisi titik-titik dalam format berikut.
FORMAT
MINGGU EFEKTIF SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Semester Ganjil
JumahMinggu Keterangan (pertemuan tidak
No Bulan Jumlah Minggu/Bulan
Efektif Tidak Efektif efektif)
2. Saudara diminta untuk membuat prota pada suatu mata pelajaran dengan format sebagai berikut?
Program Tahunan
Satuan Pendidikan :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Tahun Pelajaran :
Berdasarkan kalender pendidikan tersebut diatas Saudara diminta untuk membuat prosem pada suatu mata pelajaran dengan format
sebagai berikut?
Program Semester
Satuan Pendidikan :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Tahun Pelajaran :
Bulan / Minggu
No Kompetensi Jml
KD Dasar Jam Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Supervisi akademik dan supervisi manajerial merupakan tugas pokok dari seorang
pengawas sekolah. Oleh karena itu pengawas sekolah untuk selalu melakukan
pembinaan, pembimbingan, pemantauan dan penilaian kepada kinerja guru. dalam
mempersiapkan perangkat/administrasi pembelajaran setiap tahun dan semester.
Kegiatan yang dilakukan pengawas sekolah dalam supervisi akademik antara lain
melakukan pembimbingan, pembinaan, pemantauan dan penilaian kinerja guru terhadap
kesiapan penyusunan perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh setiap guru. Agar
pengawas sekolah dapat melaksanakan tugas pokonya dengan professional maka
pengawas sekolah harus memahami dalam penyusunan RPP.
Kelas/Semester : ……........................................................................
1. Pengetahuan KI-3
2. Keterampilan KI-4
Kompetensi Dasar *)
NIP NIP
A. Konsep
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Oleh karena
itu pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang. Program
tahunan (Prota), program semester (Prosem) dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuatu hal yang penting.
B. Deskripsi
1. Program Tahunan dan Program semester
a. Program Tahunan
Program Tahunan (Prota) adalah keseluruhan kegiatan dalam bentuk
kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai, berikut penetapan alokasi waktu dari
suatu mata pelajaran selama satu tahun. Penetapan alokasi waktu diperlukan
agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum dapat dicapai oleh
siswa. Prota tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan
mata pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam
satu tahun. Program semester (Promes) adalah rumusan kompetensi dasar
kegiatan belajar mengajar untuk satu semester teralokasi waktu yang tersedia,
disesuaikan dengan kalender pendidikan. Promes akan mempermudah guru
dalam menyajikan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar yang direncanakan.
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan
dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai,
karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-progran berikutnya,
yakni program semester, mingguan dan harian serta pembuatan silabus dan
sistem penilaian komponen-komponen program tahunan meliputi identifikasi
(satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran) standart kompetensi,
kompetensi dasar, alokasi waktu dan keterangan.
Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu kompetensi dasar untuk tiap
semester (ganjil dan genap) selama satu tahun pelajaran. Program tahunan
selanjutnya dijabarkan secara rinci pada program semester. Program tahunan
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai,
karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya.
Salah satu contoh format prota seperti dibawah ini.
Tabel 37. Analisis Minggu Efektif Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018
Tabel 38. Analisis Minggu Efektif Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018
Berikut ini disajikan contoh program semester untuk mata pelajaran Akuntansi
Dasar pada semester ganjil.
Bulan / Minggu
No Jml
Kompetensi Dasar Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
KD Jam
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Memahami
pengertian, tujuan,
peran akuntansi dan
3.1
pihak-pihak yang
membutuhkan
informasi akuntansi 5
Mengelompokkan
pihak-pihak yang
4.1 membutuhkan
informasi akuntansi
sesuai perannya
Memahami jenis-jenis
profesi akuntansi
(bidang-bidang
3.2
spesialisasi
akuntansi, pentingnya
etika profesi)
Mengelompokkan 5
profesi akuntansi
(jenis-jenis profesi
4.2 akuntansi, bidang-
bidang spesialisasi
akuntansi, pentingnya
etika profesi)
Bulan / Minggu
No Jml
Kompetensi Dasar Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
KD Jam
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Memahami asumsi,
prinsip-prinsip dan
3.4
konsep dasar
akuntansi.
5
Mengelompokkan
asumsi, prinsip-
4.4
prinsip dan konsep
dasar akutansi.
Ulangan Harian 1
Menerapkan
3.6 persamaan dasar
akuntansi
30
Membuat persamaan
4.6
dasar akuntansi
Ulangan Harian 2
Memahami siklus
3.5
akuntansi
Mengelompokkan 5
4.5 tahapan siklus
akuntansi
Memahami transaksi
bisnis perusahaan
3.7 baik perusahaan jasa,
dagang dan
manufacture
Mengelompokkan 10
transaksi bisnis
perusahaan baik
4.7
perusahaan jasa,
dagang dan
manufacture
Bulan / Minggu
No Jml
Kompetensi Dasar Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
KD Jam
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Menerapkan jurnal,
konsep debet dan
kredit, saldo normal,
3.8
sistematika
pencatatan, dan
bentuk jurnal
Melakukan 30
pencatatan jurnal,
konsep debet dan
4.8 kredit, saldo normal,
sistematika
pencatatan, dan
bentuk jurnal
JUMLAH JAM SEMESTER 1 95
1. Konsep
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan
pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih, yang dilaksanakan di kelas teori, kelas
praktik dan/atau dunia kerja. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya menguasai Kompetensi Dasar
(KD).
Setiap guru di setiap satuan pendidikan wajib menyusun RPP untuk kelas di mana
guru tersebut mengajar. Hal ini sangat penting, karena RPP merupakan rancangan
(skenario) tindakan yang akan dilakukan oleh guru ketika ia mengajar serta aktivitas
apa yang harus dilakukan peserta didik, sedemikian rupa sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Milkova (www.crlt.umich.edu,
20/03/2017), bahwa rencana pembelajaran merupakan peta perjalanan kegiatan
mengajar yang memuat tentang apa-apa yang perlu dipelajari oleh para siswa dan
bagaimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan secara efektif. Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal semester
atau awal tahun pelajaran dimulai dan perlu diperbarui sesuai perkembangan Ipteks,
dinamika dunia kerja, dan kebutuhan peserta didik.
Terdapat tiga komponen kunci rencana pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran (bagi
siswa), aktivitas pembelajaran, dan strategi untuk mengecek pemahaman siswa
(keberhasilan siswa belajar) (adaptasi dari Milkova dalam
www.crlt.umich.edu,12/04/2018),. Dengan demikian penyusunan RPP harus
menerapkan prinsip-prinsip pedagogis secara tertulis untuk direalisasikan dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang
efektif dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.RPP disusun agar proses pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh masing-masing guru atau kelompok guru
mata pelajaran tertentu yang difasilitasi dan disupervisi oleh pengawas sekolah,
kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Atau melalui
MGMP antar sekolah atau antar wilayah yang dikoordinasikan dan disupervisi oleh
pengawas atau dinas pendidikan. Dalam mengembangkan RPP, guru harus
memperhatikan silabus, buku teks peserta didik,dan buku guru.
2. Deskripsi
1. Komponen dan Sistematika RPP
Mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu
pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan
RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Kelas/Semester : ……........................................................................
3. Pengetahuan
4. Keterampilan
Kompetensi Dasar *)
3. KD pada KI pengetahuan
4. KD pada KI keterampilan
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3. Indikator KD pada KI pengetahuan
4. Indikator KD pada KI keterampilan
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
(Rincian dari Materi Pokok Pembelajaran)
NIP
NIP
*) KI dan KD Sikap Spritual dan Sikap Sosial ditambahkan untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama dan PPKn.
**) Semua sintaksis/langkah model pembelajaran dapat lengkap pada setiap pertemuan,
atau dapat lengkap pada beberapa pertemuan.
b. Penyusunan RPP
Melaluipenggalianinforamsidandiskusipesertadidikma
mpu:
1. Menjelaskan unsur- unsur dalam persamaan
dasar akuntansi meliputi harta, kewajiban, modal,
pendapatan dan biaya sesuai buku siswa dengan
penuh rasa ingin tahu
2. Menentukan langkah-langkah prosedur
penyusunan laporan keuangan sesuai buku
siswa dengan penuh rasa ingin tahu
Melalui latihan, peserta didik dapat:
a. Mengolah persamaan dasar akuntansi sesuai
SOP secara mandiri
b. Membuat laporan keuangan sederhana dari
persamaan dasar akuntansi sesuai dengan SOP
secara bertanggung jawab
7. Materi Pembelajaran Materi Pembelajaran dikembangkan sesuai rumusan
materi pembelajaran
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup meliputi antara lain: (pada
setiap aktifitas terlihat dan tersampaikan pesan
tentang nilai karakter)
Contoh:
Media/Alat,Bahan, dan
KD
Sumber Belajar
3.6Menerapkan Media:
persamaan LCD Projector, Ppt, Video
dasar tayangan
akuntansi Alat/bahan:
Kalkulator
4.6 Membuat
Sumber belajar: buku
persamaan
teks pembelajaran, buku
dasar referensi lain
akuntansi
11. Sumber Belajar a. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak
dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar
lain yang relevan untuk setiap pertemuan sesuai
dengan tuntutan KD.
b. Sumber belajar ditulis sesuai ketentuan penulisan
indikator/referensi.
12 a. Penilaian(KD 3 Diisi dengan hasil analisis teknik dan indikator
dan KD 4) penilaian (hasil pembelajaran sesi sebelumnya).
Contoh:
Teknik
KD Instrumen
Penilaian
KD 3.6 1. Tes 1. Soal tes
Menerapkan Tertulis tertulis
persamaan 2. Lembar tugas
dasar akuntansi dan Lembar
2. Penugas
an penilaian tugas
Contoh:
Jurnal Perkembangan Karakter
Hari/Tanggal:
Sikap yang
Sikap yang
No. Nama Kls menonjol/
unggul/unik
perlubimbingan
BAGIAN III.
PENGEMBANGAN STRATEGI PENYUSUNAN
KURIKULUM 2013
Pengantar
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik
(Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Ketentuan Umum Pasal 1 butir 19; Pasal 36 ayat
(1) dan (2). Merujuk pada pengertian tersebut terdapat dua dimensi kurikulum; pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, kedua adalah
cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaan sistem
pendidikan nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kurikulum yang
digunakan disusun dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (PP Nomor 32 tahun 2003,
Ketentuan Umum Pasal 1 butir 20) yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, daerah, dan satuan pendidikan sesuai dengan
kondisi, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Sesuai dengan tuntutan regulasi Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 Implementasi Kurikulum
2013 dirancang dalam bentuk dokumen Buku 1 KTSP, Buku II Silabus, dan Buku III
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan dokumen-dokumen KTSP
tersebut diperlukan strategi yang tepat dan seiring dengan perkembangan perubahan
regulasi terkait dengan implemntasi K-13 yang berorientasi pada kecakapan abad 21
maka dokumem KTSP yang telah disusun perlu di lakukan penyempurnaan..
Pada bagian III ini, Saudara akan mempelajari tentang pengembangan strategi
penyusunan kurikulum 2013 yang dibagi dalam dua topik bahasan, yaitu topik 6 tentang
Strategi Pengelolaan Implementasi Kurikulum 2013 dan topik 7 tentang Strategi
Penyempurnaan Buku KTSP. Kedua topik tersebut penting Saudara pahami dan kuasai
untuk meningkatkan kompetensi Saudara secara profesional dalam melaksanakan tugas
pengawasan yaitu; memantau, membina, membimbing dan melatih, serta melaksanakan
penilaian kinerja Guru dan Kepala Sekolah di sekolah binaan secara khusus dalam
implementasi Kurikulum 13.
Kegiatan-kegiatan tersebut dicapai melalui strategi diskusi, studi kasus, simulasi, dan
presentasi. Saudara dapat melakukannya secara berkelompok, tetapi jika tidak
memungkinkan karena jumlah peserta terbatas, silakan melakukannya secara individual.
PPK pada masing-masing komponen Buku 1 KTSP. Hasil diskusi dituliskan pada LK 15.
Kegiatan mengkaji dan mengidentifikasi contoh sistematika dan komponen buku 1 KTSP
ini akan efektif apabila konsep PPK, Gerakan literasi, kompetensi berfikir tingkat
tinggi/HOTS telah Saudara pahami dengan baik.
Saudara dapat melakukan kajian terhadap contoh sistematika dan komponen Buku I
KTSP untuk mengelola Kurikulum 2013 terintegrasi kecakapan abad 21 ( PPK, Literasi,
dan kompetensi berfikir tingkat tinggi 4C/HOTS) secara berkelompok. Tetapii jika tidak
memungkinkan saudara dapat bekerja secara mandiri.. Hasil pengkajian dan diskusi
dituliskan pada LK 15.
COVER/HALAMAN JUDUL Berisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda,
tahun pelajaran, dan alamat sekolah
Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua
Komite Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan
LEMBAR PENGESAHAN
Kabupaten/Kota/Provinsi atau pejabat yang
ditunjuk
Berisi pernyataan tim pengembang yang
menyatakan syukur kapada yang maha kuasa,
pernyataan alasan singkat tentang penyusunan,
KATA PENGANTAR
dan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu, serta harapan dalam
pelaksanaan
Memuat seluruh komponen isi yang tersaji
DAFTAR ISI
dalam dokumen
I PENDAHULUAN
Berisi rasional tentang pengembangan/revisi
kurikulum sekolah, antara lain perubahan
kurikulum yang berlaku, hasil analisis konteks
1. Latar belakang Terkait dengan tuntuan kecakapan abad 21,
(PPK, literasi, kompetensi berpikir tingkat tinggi
menggunakan higher order thinking skills dan
muatan-muatan lain sesuai karakteristik sekolah
Memuat landasan hukum pengembangan KTSP
sesuai dengan perubahan regulasi yang berlaku
2. Landasan/Dasar Hukum
pada setiap jenjang pendidikan dan memuat
tuntutan kecakapan abad 21.
3 Tujuan Berisi tujuan pengembangan KTSP
Acuan membuat Visi (Permendikbud No
61/2014, Perpres No. 87 tahun 2017,
II Visi , Misi, dan Tujuan
permendikbud nomor 20 tahun 2016) untuk
mewujudkan kecakapan abad 21.
Setelah Saudara mengkaji contoh sistematika dan komponen Buku I KTSP di atas,
Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menuliskan jawabannya
pada LK 15. Jawaban yang Saudara tuliskan sesuai dengan hasil diskusi kelompok dan
pengalaman Saudara sebagai pengawas sekolah serta pengetahuan Saudara setelah
mempelajari dari bahan bacaan yang relevan. Bahan bacaan dalam modul ini disediakan
untuk lebih meningkatkan keyakinan Saudara terhadap jawaban. Bahan bacaan 15 berisi
tentang panduan pengembangan Buku I KTSP dan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2016
dan bahan bacaan 16 Implementasi PPK di Satuan Pendidikan sebagai bahan rujukan
dalam kegiatan diskusi.
Berdasarkan hasil kajian sistematika dan komponen Buku I KTSP tersebut, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
3. Pada komponen manakah dari sistematika Buku I KTSP tersebut kecakapan abad 21
(PPK, literasi, dan peningkatan kompetensi berpikir tingkat tinggi 4C/HOTS) dapat
diintegrasikan dan bagaimana deskripsinya? Untuk menuliskan jawabannya, gunakan
format LK 15 pada kolom di bawah ini:
Integrasi PPK, Literasi, dan Peningkatan Kompetensi Berpikir Tingkat Tinggi
(4C/HOTS)
PPK
1
Literasi
2
Kompetensi Berpikir
3 Tingkat Tinggi
(4C/HOTS)
Studi Kasus
Bacalah kasus berikut dengan teliti!
Pak Budiman adalah pengawas sekolah yang berasal dari kepala sekolah berprestasi.
Sebagai kepala sekolah berprestasi ia memahami betul tentang manajemen perubahan,
dalam membangun budaya sekolah belum nampak adanya keterlibatan publik (orang tua,
masyarakat, dunia usaha dan industri (DUDI)).
Setelah membaca kasus di atas, Saudara diminta untuk mengidentifikasi masalah pada
kasus tersebut ditinjau dari aspek penyusunan perangkat pembelajaran dan penyusunan
program ekstrakurikuler,dan pembiasaan. Strategi pengelolaan seperti apakah yang
dapat Saudara lakukan, diskusikan secara berkelompok atau jika tidak memungkinkan
Saudara dapat melakukannya secara mandiri. Hasil diskusi ditulis pada LK 16a, LK 16b,
LK 16c dan LK 16d dan dipresentasikan. Selanjutnya, Saudara dapat meningkatkan
pemahaman dengan membaca bahan bacaan 16 tentang PPK, bacaan 17 tentang
Gerakan Literasi Sekolah, dan bahan bacaan 18 tentang Konsep Kompetensi Berpikir
Tingkat Tinggi (4C/HOTS).
2 Model/Metode
Pembelajaran
3 Media Pembelajaran
4 Skenario Pembelajaran
Permasalahan/
Kegiatan Kondisi Ideal Strategi
No. Kondisi Riil
Pembelajaran (PPK dan Literasi) Pengelolaan
(PPK dan Literasi)
1 Penugasan
terstruktur
2 Kegiatan mandiri
tidak terstruktur
Permasalahan/
Kegiatan Kondisi Ideal Strategi
No. Kondisi Riil
Pembelajaran (PPK dan Literasi) Pengelolaan
(PPK dan Literasi)
1 Estrakurikuler
Wajib
2 Ekstrakurikuler
Pilihan
Permasalahan/
Kegiatan Kondisi Ideal Strategi
No. Kondisi Riil
Pembelajaran (PPK dan Literasi) Pengelolaan
(PPK dan Literasi)
1 Terprogram
2 Rutin
3 Spontan
4 Keteladanan
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP jenjang pendidikan dasar dan
menengah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum. KTSP dikembangkan oleh satuan
pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah, dan kemudian disahkan oleh
kepala dinas pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya (Permendikbud No. 61 Tahun 2014). Kurikulum
operasional dikembangkan dan diimplementasikan oleh satuan pendidikan yang
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan
kurikulum mengacu pada:
Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kab/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
Pasal 77A ayat (1) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum berisi
landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan SNP.
Pasal 77A ayat (2) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. acuan dalam Pengembangan
Struktur Kurikulum pada tingkat nasional; b. acuan dalam Pengembangan muatan
lokal pada tingkat daerah; dan c. pedoman dalam Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen. Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi,
tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Buku II KTSP berisi
silabus dan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. Penyusunan
Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan
Buku III KTSP menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga pendidik. Buku II KTSP
sudah disusun oleh Pemerintah, namun perlu dikembangkan dengan mengintegrasikan
berbagai muatan, misal PPK, literasi, dan kompetensi berpikir tingkat tinggi (4C/HOTS).
adalah Buku I KTSP yaitu tentang visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar,
dan kalender pendidikan.
e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar mata pelajaran;
Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan,
yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
Perumusan visi tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis formal, yaitu Undang-
Undang Pendidikan dan sejumlah Peraturan Pemerintah, khususnya tujuan pendidikan
nasional sesuai dengan jenjang dan jenis sekolahnya serta dengan profil
sekolah/madrasah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi sekolah/madrasah harus
tetap berada dalam koridor kebijakan nasional, tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan masyarakat yang dilayani. Rumusan pada tujuan pendidikan nasional boleh jadi
sama, tetapi profil sekolah/madrasah khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang
dilayani sekolah/madrasah bisa bervariasi dan tidak selalu sama. Oleh karena itu,
dimungkinkan setiap sekolah/madrasah memiliki rumusan visi yang berbeda dengan
sekolah/madrasah lain, asalkan tidak keluar dari koridor kebijakan nasional yaitu tujuan
pendidikan nasional.
Penyusunan Visi
Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau rujukan dalam
menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam membawa gerak langkah
sekolah/madrasah menuju masa depan yang lebih baik, sehingga eksistensi atau
keberadaan sekolah/madrasah dapat diakui oleh masyarakat. Visi merupakan gambaran
tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu
tertentu. Ini sejalan dengan pendapat Akdon, yang menyatakan bahwa “Visi adalah
pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat
ini yang menjangkau masa yang akan datang” (2006: 94).
Rumusan Visi
Visi yang tepat bagi satuan pendidikan akan menjadi accelerator (pemercepat) kegiatan
instansi pemerintah bersangkutan, meliputi perencanaan strategi, perencanaan kinerja
tahunan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja, pengukuran kinerja,
dan evaluasi pengukuran kinerja sekolah/madrasah tersebut.
a. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin
diwujudkan.
e. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
Perumusan visi satuan pendidikan dilakukan prosedur dan tahapan sebagai berikut:
a. Mengkaji makna visi satuan pendidikan diatasnya unuk digunakan sebagai acuan;
d. Konsep rumusan visi satuan pendidikan didiskusikan dengan seluruh warga sekolah
untuk memperoleh masukan, klarifikasi dan saran-saran;
f. Rumusan visi satuan pendidikan yang telah menjadi kesepakatan ditetapkan dengan
keputusan pimpinan satuan pendidikan, sehingga visi tersebut menjadi milik
bersama, mendapat dukungan dan komitmen seluruh warga sekolah.
Kriteria Visi
c. Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang yang membawa
eksistensi/keberadaan suatu pendidikan;
d. Menarik bagi seluruh warga sekolah dan pihak-pihak yang terkait (stakeholders);
f. Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat
dalam suatu organisasi;
Mereview (meninjau kembali) masalah yang dihadapi, baik internal maupun eksternal
dengan pendekatan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats
(SWOT); dengan cara menganalisis konteks tentang kekuatan, kelemahan yang
dimiliki oleh sekolah/madrasah, serta melihat peluang dan ancaman yang terjadi di
sekeliling sekolah/madrasah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan visi adalah sebagai berikut:
Rumusan Visi yang berasal dari pimpinan (top down) perlu disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah dengan pendekatan yang demokratis dan terbuka untuk
penyempurnaan dan memperoleh masukan atau partisipasi dari bawah.
Penyusunan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi
penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, berdasarkan
masukan dari seluruh warga sekolah.
Suatu pernyataan misi setidaknya harus mampu menjawab tiga pertanyaan, berikut ini:
Misi satuan pendidikan adalah pangkal dari perencanaan strategi suatu satuan
pendidikan. Misi satuan pendidikan akan menggiring penentuan tujuan dan sasaran yang
akan dicapai oleh satuan pendidikan, untuk itu perlu dirumuskan secara cermat dan
memungkinkan untuk dicapai serta dapat diukur pencapaiannya. Perumusan misi satuan
pendidikan merupakan hal yang mendasar meskipun sulit, namun harus diupayakan.
Perumusan dan penetapan misi satuan pendidikan harus secara eksplisit menyatakan
apa yang akan dicapai atau fungsi apa yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk
mencapai tujuan satuan pendidikan.
Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita satuan pendidikan dan seluruh komponen
yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh komponen
sekolah/madrasah guna mewujudkan tujuan satuan pendidikan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi antara lain:
Pernyataan misi harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai
oleh sekolah/ madrasah;
Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan
kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi;
Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator visi
dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya secara jelas;
Misi menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada
masyarakat;
Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi,
namun disesuaikan dengan kondisi sekolah/madrasah.
Kriteria Misi
Tujuan satuan pendidikan adalah, gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan dengan
mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Tujuan satuan pendidikan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, tujuan tidak harus
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang
ingin dicapai dimasa mendatang (Akdon, 2006: 143). Tujuan juga berfungsi mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi,
oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan
indikator. Pencapaian tujuan dapat dijadikan indikator untuk menilai kinerja
sekolah/madrasah.
b. Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi memenuhi misi, program
dan sub program sekolah/madrasah.
c. esensinya tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan, atau dalam hal isu
strategik hasil yang diinginkan.
b. Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh karena itu harus selaras
dengan visi dan misi;
Penjabaran dari visi dan misi ke tujuan dan sasaran dapat digambarkan seperti berikut ini.
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
Memperhatikan gambar di atas, maka jelas keterkaitan antara visi, misi, tujuan (goals),
dan sasaran (objectives).
Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal. Muatan KTSP diwujudkan
dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Muatan nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut:
Secara rinci muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata
pelajaran A, kelompok mata pelajaran B, dan khusus untuk SMA/MA/SMK/MAK
Muatan kurikulum tingkat nasional untuk jenjang Pendidikan Dasar yang terdiri
satuan pendidikan SD/MI dan SMP/MTs diorganisasikan pada kelompok mata
pelajaran wajib A dan kelompok mata pelajaran wajib B. Sedang pada jenjang
pendidikan menengah, yang terdiri dari SMA/MA dan SMK/MAK diorganisasikan
pada kelompok mata pelajaran wajib A, dan kelompok mata pelajaran wajib B serta
ditambah dengan kelompok mata pelajaran C (peminatan), termasuk bimbingan
konseling dan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan.
2. Muatan lokal
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau kab/kota
sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat berbentuk
sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat tinggalnya
yang menjadi:
b. mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran
muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
Muatan kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam KTSP terdiri atas sejumlah
bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan
oleh daerah yang bersangkutan. Penetapan muatan lokal didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi setiap daerah, baik untuk provinsi maupun kabupaten/kota.
Muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan dengan
peraturan gubernur. Begitu pula halnya, apabila muatan lokal yang berlaku untuk
seluruh wilayah kabupaten/kota ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.
Muatan kekhasan pada satuan pendidikan berupa bahan kajian dan pelajaran
dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan yang ditentukan oleh
satuan pendidikan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik.
Untuk mencapai tujuan satuan pendidikan diperlukan pengaturan beban belajar yang
sesuai dengan perkembangan peserta didik, muatan pembelajaran, kecepatan belajar
dan jenjang pendidikannya. Beban belajar dalam KTSP diatur dalam bentuk sistem paket
atau sistem kredit semester.
a. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum
setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun pelajaran.
Beban belajar pada sistem paket berdasarkan Permendikbud No 57, 58, 59 dan 60
tahun 2014 dan SK Dirjen Dikdasmen No. 130 tahun 2017 terdiri atas pembelajaran
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan
dengan sistem paket menggunakan proporsi terhadap tatap muka antara 0%-40%
untuk SD/MI, 0%-50% untuk SMP/MTs, dan 0%-60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur yang mencakup;
Permulaan tahun ajaran, adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
a. Minggu efektif belajar, adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Sekolah dapat mengalokasikan
lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
b. Waktu pembelajaran efektif, adalah jumlah jam pelajaran setiap miggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan. Penetapan waktu libur dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik nasional
maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Konsep PPK
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa
yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang
dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan
pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus,
yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan
alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku
mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan
budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga
lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung
jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi
tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen
moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas). Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai
yang berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu
sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari
nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal.
Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai kelompok,
masyarakat, maupun bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-
nilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika nilai utama nasionalis
dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai
lainnya.
mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih metode
pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan;
Budaya/kultur sekolah adalah tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut sekolah. Tradisi ini mewarnai kualitas kehidupan
sebuah sekolah, termasuk kualitas lingkungan, kualitas interaksi, dan kualitas suasana
akademik. Terbentuknya budaya sekolah yang baik dapat membawa perubahan ke arah
yang lebih baik, terutama dalam mengubah perilaku peserta didik. Faktor-faktor
pembiasaan budaya sekolah melibatkan nilai moral, sikap dan perilaku siswa, komponen
yang ada di sekolah, dan aturan/tata tertib sekolah.
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah berfokus pada pembiasaan dan
pembentukan budaya yang merepresentasikan nilai-nilai utama Pendidikan Karakter yang
menjadi prioritas satuan pendidikan. Pembiasaan ini diintegrasikan dalam keseluruhan
kegiatan di sekolah yang tercermin dari suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif.
Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter akan berjalan dengan baik bila kepala
sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin yang dapat dipercaya dan visioner.
Menjadi orang yang dapat dipercaya berarti Kepala Sekolah merupakan sosok
berintegritas, mampu menjadi manajer yang berfokus pada peningkatan kualitas
pembelajaran melalui pembentukan karakter. Visioner berarti kepala sekolah memiliki visi
jauh ke depan tentang kekhasan, keunikan, dan kualitas sekolah (schoolbranding) yang
akan ia bangun.
Sekolah memulai program PPK dengan melakukan asesmen awal. Salah satu
kegiatan asesmen awal adalah bahwa satuan pendidikan memilih nilai utama yang
akan menjadi fokus dalam pengembangan pembentukan dan penguatan karakter di
lingkungan mereka. Pemilihan nilai utama ini didiskusikan, dimusyawarahkan, dan
Sekolah mendeskripsikan bagaimana jalinan antar nilai utama tersebut, yaitu antar
nilai utama yang dipilih dengan nilai pendukung. Seluruh pemangku kepentingan
menyepakati nilai utama yang menjadi prioritas serta nilai pendukung, dan jalinan
antarnilai dalam membentuk karakter warga sekolah, dan sekaligus tertuang dalam visi
dan misi sekolah.
Nilai utama yang dipilih oleh satuan pendidikan menjadi fokus dalam rangka
pengembangan budaya dan identitas sekolah. Seluruh kegiatan, program, dan
pengembangan karakter di lingkungan satuan pendidikan berpusat pada nilai utama
tersebut, dan berlaku bagi semua komunitas sekolah.
Satuan pendidikan menjabarkan nilai utama ini dalam indikator dan bentuk perilaku
objektif yang bisa diamati dan diverifikasi. Dengan menentukan indikator, satuan
pendidikan dapat menumbuhkan nilai-nilai pendukung yang lain melalui fokus
pengalaman komunitas sekolah terhadap implementasi nilai tersebut.
Dari nilai utama dan nilai-nilai pendukung yang sudah disepakati dan ditetapkan oleh
satuan pendidikan, sekolah bisa membuat tagline yang menjadi motto satuan
pendidikan tersebut sehingga menunjukkan keunikan, kekhasan, dan keunggulan
sekolah. Contoh: “Membentuk Pemimpin Berintegritas”, “Sekolah Bercahaya”,
“Sekolah Budaya”, dan lain-lain. Satuan pendidikan dapat pula membuat logo sekolah,
himne, dan mars sekolah yang sesuai dengan branding-nya masing-masing.
Contoh:
Memasukkan nilai-nilai utama PPK pada visi dan misi sekolah. Nilai-nilai karakter
dimaksud dapat diambil dari lima nilai utama dan/atau subnilai lainnya yang relevan
dengan kearifan dan budaya sekolah.
Contoh:
Contoh:
RPP yang dibuat sebaiknya secara sengaja memuat nilai-nilai karakter. Hal ini dapat
dilakukan dengan bukan sekadar menambahkan komponen “fokus penguatan
karakter” setelah indikator atau tujuan dalam RPP tersebut, yang berfungsi sebagai
“pengingat”, melainkan juga menuliskan pada kompetensi dasar mana pembentukan
karakter itu akan diajarkan, disadarkan dan dibahas, dan bagaimana mengajarkannya.
Langkah 2
Langkah 3
Budaya sekolah yang baik terlihat dalam konsep pengelolaan sekolah yang mengarah
pada pembentukan dan penguatan karakter. Sebagai sebuah gerakan nasional, setiap
lembaga pendidikan wajib melakukan koreksi dan evaluasi atas berbagai peraturan
yang mereka miliki dan menyelaraskannya dengan nilai-nilai revolusi mental yang ingin
diarahkan pada penguatan pendidikan karakter. Salah satu contoh peraturan yang
wajib dievaluasi adalah peraturan kedisplinan tentang sakit, izin, dan alpa, penerapan
kebijakan kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan peraturan terkait kegiatan
mencontek.
Pendidikan karakter perlu mempergunakan sarana yang sudah ada dan memiliki
indikator yang jelas, terukur, dan objektif tentang penguatan pendidikan karakter.
Evaluasi praksis pemanfaatan peraturan sekolah tentang kehadiran dibutuhkan agar
peraturan ini dapat menjadi sarana efektif dalam pembentukan karakter disiplin peserta
didik.
Selain peraturan tentang kedisplinan, sekolah juga perlu mengadakan evaluasi atas
peraturan-peraturan lain, untuk melihat apakah peraturan sekolah yang ada telah
mampu membentuk karakter peserta didik atau justru malah melemahkannya. Upaya
telaah, analisis, dan revisi pada berbagai bentuk aturan ini sangat penting dalam
rangka menghadirkan kultur pembentukan dan penguatan karakter yang mendorong
peserta didik menjadi pembelajaran otentik, di mana peserta didik dapat belajar dari
pengalaman yang mereka lalui/rasakan sesuai dengan tahapan perkembangan
masing-masing.
Dalam upaya pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, sekolah dapat membuat
atau merevisi peraturan dan tata tertib sekolah secara bersama-sama dengan
melibatkan semua komponen sekolah yang terkait. Dengan demikian, semangat
menegakkan peraturan tersebut semakin besar karena dibangun secara bersama.
Hal itu dimaksudkan agar kegiatan siswa di luar lingkungan sekolah menjadi tanggung
jawab dan pengawasan guru yang bersangkutan. Jenis-jenis kegiatannya antara lain
berupa tugas-tugas, baik dilaksanakan secara individu maupun kelompok. Contohnya,
dapat berupa kegiatan proyek, penelitian, praktikum, pengamatan, wawancara, latihan-
latihan seni dan olah raga, atau kegiatan produktif lainnya.
Kegiatan ekskul ada dua jenis, yaitu ekskul wajib (pendidikan kepramukaan) dan
ekskul pilihan (sesuai dengan kegiatan ekskul yang dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan).
Semua kegiatan ekskul yang dikembangkan tersebut harus memuat dan menegaskan
nilai-nilai karakter yang dikembangan dalam setiap bentuk kegiatan yang dilakukan.
Meskipun secara implisit kegiatan ekskul sudah mengandung nilai-nilai karakter,
namun tetap harus diungkap secara eksplisit serta direfleksikan dan ditegaskan
kembali di akhir kegiatan.
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan
lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik
dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena itu,
berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antarkomunitas dan satuan
pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter.
1. komunitas orang tua-peserta didik atau paguyuban orang tua, baik itu per-kelas
maupun per-sekolah;
6. komunitas keagamaan;
7. komunitas seniman dan budayawan lokal (pemusik, perupa, penari, pelukis, dan lain-
lain);
8. lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia
pendidikan;
9. lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.
Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka ppengembangan
PPK dengan berbagai komunitas diluar sekolah. Berikut ini adalah beberapa contoh
bentuk kolaborasi dengan komunitas yang dapat membantu penguatan program
pendidikan karakter di sekolah yang berfokus pada penguatan kekayaan pengetahuan
peserta didik dalam rangka pembelajaran. Bentuk kolaborasi itu antara lain:
Satuan pendidikan juga dapat bekerja sama dengan komunitas para seniman,
penyair, dan sastrawan di lingkungan mereka, agar peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan dan pengalaman terkait dengan profesi seniman dan
sastrawan. Bila sebuah satuan pendidikan memiliki tokoh-tokoh budayawan dan
seniman lokal, dan memiliki tradisi dan kesenian khusus, satuan pendidikan tersebut
dapat membangun kolaborasi dan kerja sama untuk pengembangan kesenimanan
peserta didik melalui program mentoring, tutoring, seniman masuksekolah, atau
belajar bersama maestro.
3. Kelas Inspirasi
Setiap kelas bisa mengadakan kelas yang memberikan inspirasi bagi peserta didik
dengan mendatangkan individu dari luar yang memiliki profesi sangat beragam.
Satuan pendidikan dapat mengundang narasumber dari kalangan orang tua maupun
tokoh masyarakat setempat. Orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat bisa menjadi
sumber pembelajaran yang menginspirasi nilai-nilai pembentukan dan penguatan
karakter dalam diri peserta didik. Kelas inspirasi bertujuan agar setiap peserta didik
memperoleh inspirasi dari pengalaman para tokoh dan profesional yang telah
berhasil di bidang kehidupan profesimereka, sehingga kehadiran mereka dapat
memberikan semangat dan motivasi bagi para peserta didik untuk meningkatkan
semangat belajar dan prestasi mereka.
Satuan pendidikan bisa bekerja sama dengan media cetak, elektronik, dan enyiaran
untuk mempromosikan nilai-nilai penguatan karakter ke dalam masyarakat, dan
mengajak peserta didik untuk menjadi teladan dalam pemikiran dan tindakan. Satuan
pendidikan bisa mengadakan kerja sama untuk siaran on air yang membahas tentang
penguatan pendidikan karakter di sekolah. Diskusi antara sekolah, guru, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat secara on air tentang tema-tema pendidikan karakter
bisa membantu masyarakat menyadari pentingnya pemahaman dan pengertian yang
baik tentang pendidikan karakter dan berbagai macam persoalan yang
melingkupinya.
Satuan pendidikan bisa melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai stasiun
televisi untuk peliputan maupun pembuatan kegiatan terkait dengan penguatan program
pendidikan karakter disekolah. Seluruh media ini dapat menjadi mitra bagi lembaga
pendidikan dalam rangka memperkuat dan mempromosikan pendidikan karakter.
6. Gerakan Literasi
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan literasi di dalam diri peserta didik, setiap
sekolah bisa membangun kerja sama dengan instansi lain yang relevan dalam rangka
pengembangan literasi sekolah, seperti toko buku, penerbit, dan percetakan, gerakan
masyarakat peduli literasi pendidikan, sanggar-sanggar baca, perpustakaan daerah, dan
perpustakaan nasional.
7. Literasi Digital
Pentingnya literasi digital juga bisa digalakkan oleh satuan pendidikan dengan
memanfaatkan kerjasama melalui berbagai pihak terkait, seperti Menkominfo, maupun
organisasi-organisasi dan pegiat literasi digital. Inti dari kegiatan ini adalah memperkuat
kemampuan literasi digital peserta didik.
Satuan pendidikan bisa bekerja sama dengan komunitas bisnis untuk menyediakan
sumber daya dan kesempatan bagi para peserta didik agar dapat menerapkan ilmu dan
keterampilan yang mereka pelajari di lingkungan kerja secara nyata. Program magang di
perusahaan dan tempat-tempat bekerja bisa menjadi kegiatan untuk memperkuat
pendidikan karakter peserta didik, sehingga memiliki pengalaman yang lebih luas terkait
disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya.
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangi angka buta huruf.
Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekhurufan masyarakat Indonesia
mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8% untuk kategori remaja. Capaian ini
sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi dalam
pengertian kemelekhurufan. Meskipun demikian, tantangan yang saat ini dihadapi adalah
rendahnya minat baca. Selain ketersediaan buku di seluruh Indonesia belum memadai,
pemerintah juga menghadapi rendahnya motivasi membaca di kalangan peserta didik.
Hal ini memprihatinkan karena di era teknologi informasi, peserta didik dituntut untuk
memiliki kemampuan membaca dalam pengertian memahami teks secara analitis, kritis,
dan reflektif.
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam
mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya.
Sayangnya, hasil tes Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011
yang mengevaluasi kemampuan membaca peserta didik kelas IV menempatkan
Indonesia pada peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428, di bawah nilai
rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, survei yang mengevaluasi kemampuan peserta
didik berusia 15 tahun dilakukan oleh Programme for International Student Assessment
(PISA) yang mencakup membaca, matematika, dan sains. Peserta didik Indonesia
berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012 yang keduanya diikuti oleh 65 negara peserta.
Khusus dalam kemampuan membaca, Indonesia yang semula pada PISA 2009 berada
pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), ternyata pada PISA
2012 peringkatnya menurun, yaitu berada di urutan ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata
OECD 496) (OECD, 2013). Data ini selaras dengan temuan UNESCO (2012) terkait
kebiasaan membaca masyarakat Indonesia, bahwa hanya satu dari 1.000 orang
masyarakat Indonesia yang membaca. Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena
kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan
pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap peserta didik. Permasalahan ini
menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar kemampuan membaca
peserta didik dapat meningkat dengan mengintegrasikan/menindaklanjuti program
sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan masyarakat. Hal ini untuk memastikan
keberlanjutan intervensi kegiatan literasi sekolah sebagai sebuah gerakan literasi sekolah
(GLS) agar dampaknya dapat dirasakan di masyarakat.
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Namun,
Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga mencakup bagaimana
seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan
hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO,
2003).
GLS merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan
melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan,
pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi,
penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan
keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Pelaksanaannya GLS pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan GLS dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. GLS
diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan
masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini
sebagai bagian penting dalam kehidupan.
Mengacu pada metode pembelajaran Kurikulum 2013 yang menempatkan peserta didik
sebagai subjek pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, kegiatan literasi tidak lagi
berfokus pada peserta didik semata. Guru, selain sebagai fasilitator, juga menjadi subjek
pembelajaran. Akses yang luas pada sumber informasi, baik di dunia nyata maupun dunia
maya dapat menjadikan peserta didik lebih tahu daripada guru. Oleh sebab itu, kegiatan
peserta dalam berliterasi semestinya tidak lepas dari kontribusi guru, dan guru sebaiknya
berupaya menjadi fasilitator yang berkualitas. Guru dan pemangku kebijakan sekolah
merupakan figur teladan literasi di sekolah.
Subjek dalam kegiatan literasi di sekolah adalah peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan (pustakawan, pengawas), dan kepala sekolah. Semua komponen warga
sekolah ini berkolaborasi dalam Tim Literasi Sekolah (TLS) di bawah koordinasi kepala
sekolah dan dikuatkan dengan SK kepala sekolah. TLS bertugas untuk membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program. TLS dapat memastikan terciptanya
suasana akademik yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas
sekolah antusias untuk belajar.
Menurut Beers, 2009 (dalam Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah Ditjen Dikdasmen
Kemdikbud), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan
prinsip-prinsip sebagai berikut.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan
antartahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik
dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi
yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka.
Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta
didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi membaca dan jenis
teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan.
Program literasi yang bermakna dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan bacaan
kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak dan remaja.
Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru
di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran apapun membutuhkan
bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan
profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran.
Misalnya, “menulis surat kepada presiden” atau “membaca untuk ibu” merupakan
contoh-contoh kegiatan literasi yang bermakna.
Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan lisan
berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga
perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir
kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan
pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan.
Lingkungan Fisik
2 Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang
3 Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas.
Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang tua/
4
pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas.
Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk
5
anak.
diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari Senin merupakan salah
satu kesempatan yang tepat untuk pemberian penghargaan mingguan.
masing-masing
Lingkungan Akademik
3 Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain.
Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku
5
cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan.
1
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit
2 membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015)
Meningkatkan kemampuan literasi melaluui kegiatan
menanggapi buku pengayaan
3 Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata
pelajaran
Pembelajaran 3
Pengembangan 2
Pembiasaan 1
Terkait dengan gambar di atas, Saudara dapat menguatkan pemahaman tentang tahapan
pelaksanaan GLS pada tabel berikut.
TAHAPAN KEGIATAN
PEMBIASAAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
(belum ada kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh
tagihan) warga sekolah membaca dalam hati (sustained silent reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain:
(1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca
yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun
sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital,
maupun multimodel yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah;
(4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)
PENGEMBANGAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
(ada tagihan kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati,
sederhana untuk membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
penilaian dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story
non-akademik map), menggunakan graphic organizers, bincang buku.
2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya
literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai
keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai
kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan kepada capaian
perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik;
penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari
Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan akademik lain
yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di
kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata
perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.)
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan
sekolah/perpustakaan kota/daerah atau taman bacaan masyarakat
atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain:
(a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati
membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided
reading), menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital
(materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks
(cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan
sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi,
dan berbincang tentang buku.
PEMBELAJARAN 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
(ada tagihan kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati,
akademik) membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain
dengan tagihan non-akademik dan akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan
akademik di Kurikulum 2013 .
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua
mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).
4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai
beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di
luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata
pelajaran.
Selain PPK, pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; kompetensi berpikir
tingkat tinggi yang dikenal dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan
Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Beberapa kata kerja operasional (KKO) yang akan digunakan dalam penulisan indikator
soal, dapat diklasifikasikan menjadi 3 level kognitif. Pengelompokan level kognitif tersebut
yaitu: 1) pengetahuan dan pemahaman (level 1), 2) aplikasi (level 2), dan 3) penalaran
(level 3). Berikut dipaparkan secara singkat penjelasan untuk masing-masing level
kognitif:
Peran soal HOTS dalam Penilaian di sekolah, terkait dengan upaya penyiapan
kompetensi yang dibutuhkan peserta didik menyongsong abad ke-21. Membangun
kemampuan berpikir kreatif, inovatif, kritis, dan toleran serta kemampuan pemecahan
masalah merupakan kompetensi esensial yang dapat dilatih berbasis pembelajaran dan
penilaian kelas. Peran soal HOTS lainnya dalam penilaian adalah meningkatkan mutu
penilaian, membangun rasa cinta dan peduli peserta didik terhadap kemajuan
daerahnya, serta dapat memotivasi siswa belajar sebagai bekal terjun ke masyarakat.
Pada kegiatan ini diharapkan sekolah binaan Saudara telah melakukan analisis konteks
sesuai dengan kondisi nyata di sekolah berdasarkan panduan yang dikeluarkan BSNP
berkaitan dengan analisis SNP, analisis kondisi sekolah/lingkungan internal (peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, program sekolah), dan analisis kondisi lingkungan
eksternal (komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia
industri dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya).
Untuk melaksanakan kegiatan 17 ini, pilih salah satu Buku I KTSP sekolah binaan
Saudara. Jika Saudara tidak membawa dokumen dimaksud, silahkan menggunakan
contoh kutipan Buku I KTSP yang telah disediakan pada modul ini, kemudian lakukan
kajian dan diskusi untuk menyempurnakannya. Kajian dan diskusi dilakukan secara
berkelompok atau mandiri difokuskan pada komponen-komponen substantif dan relevan
dengan konteks integrasi kecakapan abad 21 seperti tertera pada LK 17.
Penyempurnaan
No Komponen Rumusan Awal (Rumusan akhir Terintegrasi
Kecakapan abad 21)
1 Visi
2 Misi
3 Tujuan
Pengaturan Beban
5
Belajar
6 Kalender Pendidikan
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013
C. LANDASAN KURIKULUM
D. PENGEMBANGAN KURIKULUM
E. Visi dan Misi SMK …………..
1. Visi :
Terwujudnya lulusan yang berprestasi, cerdas dan unggul
2. Misi :
a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi
akademik
b. Mengembangkan kompetensi siswa dalam perusahaan sain dan teknologi
c. Meningkatkan program pengembangan diri guna mencapai prestasi non
akademik
F. Visi dan Misi Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik
1. Visi
Terciptanya insan cerdas yang beriman, bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta mampu berkompetisi di dunia global khususnya di
bidang ketenagalistrikan
2. Misi
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang
sesuai dengan tantangan global di bidang Ketenagalistrikan
b. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas spiritual, emosional
dan intelektual, serta mengusai keahlian dasar di bidang Ketenagalistrikan
G. TUJUAN SMK ………………..
Tercapainya tingkat kelulusan 100% sesuai dengan standar kelulusan
Tercapainya tamatan yang diterima di perguruan tinggi mencapai 7%
Tercapainya nilai rata-rata Ujian Nasional 7,00
A. SPEKTRUM
1. SPEKTRUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN 2013 (SK Dirjen Dikmen
Kemdikbud No. 1464 Tahun 2014)
BIDANG STUDI PROGRAM STUDI
NO. PAKET KEAHLIAN
KEAHLIAN KEAHLIAN
1 Teknologi dan 1. Teknik Bangunan 1. Teknik Konstruksi Baja
2. Spektrum PMK 2017 (SK Dirjen Dikmen Kemdikbud No. 4678 Tahun 2016)
Program
Bidang Program Nomor
No. Kompetensi Keahlian Pendidikan
Keahlian Keahlian Kode
3 Th 4 Th
1. Teknologi 1.1. Teknologi 1.1.1. Konstruksi Gedung, 001
dan Konstruksi dan Sanitasi dan Perawatan
Rekayasa Properti
1.1.2. Konstruksi Jalan, 002
Irigasi dan Jembatan
Ket : Spektrum PMK di atas diterapkan untuk kelas X Program 3 Tahun dan 4 Tahun
B. STRUKTUR
1. STRUKTUR KURIKULUM TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 3 3 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 3 3 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan - - 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & 2 2 3 3 3 3
Kesehatan
Kelompok C (Kejuruan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika 3 3 2 2 - -
11 Kimia 3 3 2 2 - -
12 Gambar Teknik 3 3 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
13 Simulasi Digital 3 3 - - - -
14 Dasar Pengukuran Listrik 5 5 - - - -
15 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
C3. Paket Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik - - 18 18 24 24
16 Instalasi Penerangan Listrik - - 8 8 6 6
17 Instalasi Tenaga Listrik - - 6 6 8 8
18 Instalasi Motor Listrik - - 4 4 10 10
D. Muatan Lokal
20 PLC* √
21 Gambang Kromong
√
22 Pencaksilat Beksi
√
23 Mengelas ukiran √
TOTAL 48 48 48 48
Ket: Muatan Lokal Terintegrasi kedalam mapel Instalasi Motor Listrik, Seni Budaya,
Penjasorkes, dan Teknologi
2. Struktur Kurikulum Teknik Tenaga Listrik dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6 Bahasa Inggris 3 3 3 3 4 4
Muatan Kewilayahan
7 Seni Budaya 3 3 - - - -
8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 2 2 2 2 - -
Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
9 Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -
10 Fisika 3 3 - - - -
11 Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
12 Gambar Teknik Listrik 3 3 - - - -
13 Dasar Listrik dan Elektronika 5 5 - - - -
14 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
Teknik Tenaga Listrik
12 Dasar dan Pengukuran Listrik 5 5 - - - -
13 Pekerjaan Dasar Elektromekanik 4 4 - - - -
14 Gambar Listrik 3 3 - - - -
TOTAL 46 46
Juli 4 2 2 Januari 5 3 2
Agustus 4 1 3 Februari 4 0 4
September 5 0 5 Maret 5 2 3
Oktober 5 1 4 April 5 1 4
November 4 1 3 Mei 5 2 3
Desember 5 3 2 Juni 4 2 2
Jumlah 27 8 19 Jumlah 28 10 18
2 Februari 0 Minggu
3 Maret 2 Minggu
4 April 2 Minggu
5 Mei 0 Minggu
6 Juni 3 Minggu
Jumlah 8 Minggu
III. Jumlah (∑) minggu efektif riil = ∑ minggu/semester – ∑ minggu tidak efektif
= 26-8 = 18 minggu/jam tatap muka
IV. Jumlah (∑) jam efektif/semester 1 = 18 x 48 jam tatap muka = 864 jam tatap
muka.
C. KALENDER AKADEMIK SEKOLAH
Kalender akademik SMK Nurtanio 1terbagi kedalam dua (2) semester yaitu semester
gasal dan semester genap.
Kalender akademik semester gasal diatur sebagai berikut ;
No BULAN KEGIATAN
1. Juli-Des Kegiatan Belajar Mengajar Smt. Gasal
Hari Pertama Masuk Sekolah
1.1. Upacara Bendera
1.2. Tingkat X MPLS
1.3. Tingkat XI &XII mencatat Jadwal dan Pengarahan Kaprog.
1.4. Rapat Awal Tahun Guru dan Karyawan
2. Juli 1.1. Tingkat X MPLS
1.2. Tingkat XI dan XII Mulai Belajar Sesuai Jadwal
3. Agustus 1.1. Upacara prolamasi kemerdekaan RI
4. September Rapat Dinas Evaluasi Program, Pembinaan SDM & Supervisi Kelas
5. Oktober 1.1. Pekan Ulangan Bersama Semester Gasal sesuai jadwal KBM
1.2. Batas Penyerahan Nilai PUB Semester Gasal dari Guru
6. November. KBM
7. Desember a. Test Kendali Mutu (TKM) & Ulangan Umum Semester Gasal
b. Pengolahan Nilai dan Entri Data
c. Remedial Kelas X, XI, XII
d. Penyerahan Raport Semester Gasal
e. LIBUR SEMESETER GASAL
8. Januari LIBUR SEMESETER GASAL
Kalender akademik semester genap diatur sebagai berikut ;
No BULAN KEGIATAN
1. Jan – Jun KBM semester Genap
KBM, Ujian Kompetensi Keahlian dan Ujian Praktek Mapel A & B
2. Februari
Tingkat XII
3. Maret – April Program Remedial/Pemantapan Materi Tk. XII
4. Maret Pembinaan SDM/Rapat dinas
Pekan Ulangan Bersama Tingkat X dan XII dan Ujian Tk.XII
5. Maret
semester 6
6. April Penyerahan Nilai PUB Tingkat X, XI dan Nilai smt. 6 Tingkat. XII
7. April Ujian Nasional Teori Utama
8. April Ujian Nasional Susulan
Rapat Kelulusan
9. Mei
Penilaian Akhir Tahun
10 Juni Remedial Tk. Xdan Tk.XI
11 Juni Penyerahan Raport
12 Juni Libur Smt. Genap
BAB V. KESIMPULAN
Contoh Buku I KTSP yang lengkap, dapat Saudara baca pada Suplemen modul ini.
Rujukan tentang penyempurnaan Buku I KTSP, dapat Saudara temukan pada bahan
Bacaan 15 tentang pengelolaan KTSP.
Setelah Saudara mengkaji dan mendiskusikan Buku II KTSP (silabus) salah satu mata
pelajaran untuk satu kompetensi dasar pada jenjang sekolah binaan Saudara, atau dari
dokumen silabus pada modul ini. Isikanlah hasil kajian dan diskusi tersebut pada LK 18a
dengan cara membubuhkan huruf “T” jika belum sesuai regulasi dalam konteks integrasi
kecakapan abad 21 dan bubuhkan tanda “Y” jika sudah relevan. Kemudian diskripsikan
rencana tindak lanjut penyempurnaan pada kolom “Penyempurnaan”
Muatan
Kecakapan Abad 21
No Aspek Penyempurnaan
Kompetensi
PPK Literasi
(4C/HOTS)
1 Identitas Sekolah
3 Kelas/Semester
4 Materi Pokok
11 Silabus dikembangkan
berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi untuk satuan
pendidikan menengah sesuai
dengan pola pembelajaran pada
setiap tahun ajaran.
SILABUS
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMK X
Kelas : X (Sepuluh)
Kompetensi Inti
…………, …………………
Guru Bidang Studi
____________________
NIP.
Contoh Buku II KTSP (silabus) lengkap, dapat Saudara baca pada bagian Suplemen modul ini.
Silahkan Saudara memilih RPP salah satu tema/mata pelajaran pada sekolah binaan
Saudara. Jika Saudara tidak membawa dokumen dimaksud, silahkan menggunakan
contoh RPP yang tersedia pada modul ini, kemudian sempurnakan RPP tersebut sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang mengintegrasikan kecakapan Abad 21 (PPK,
literasi, dan kompetensi berpikir tingkat tinggi 4C/HOTS). Isikanlah hasil kajian dan diskusi
tersebut pada LK 18b dengan cara membubuhkan huruf “T” jika belum sesuai regulasi
dalam konteks integrasi kecakapan abad 21 dan bubuhkan tanda “Y” jika sudah relevan.
Kemudian deskripsikan rencana tindak lanjut penyempurnaan pada kolom
“Penyempurnaan”
Muatan
Kecakapan Abad 21 Penyempurnaan
No Aspek
Kompetensi
PPK Literasi
4C/HOTS
1 Identitas Sekolah
3 Kelas/Semester
4 Materi Pokok
peserta didik;
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan
dipelajari;
menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
Kegiatan Inti
(menggunakan model
pembelajaran, metode
pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber
belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran.
Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik
terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery)
dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project
based learning) disesuaikan
dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang
pendidikan)
Kegiatan Penutup
refleksi untuk mengevaluasi:
seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat
langsung maupun tidak
langsung dari hasil
pembelajaran yang telah
berlangsung;
memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok;
dan
menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
13 Penilaian hasil pembelajaran
(Penilaian proses
pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang
menilai kesiapan peserta
didik, proses, dan hasil
belajar secara utuh.
Penilaian hasil pembelajaran
dilakukan saat proses
pembelajaran dan di akhir
satuan pelajaran dengan
menggunakan metode dan
alat: tes lisan/perbuatan, dan
tes tulis sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan
indikator pencapaian
kompetensi)
Teknik Penilaian :
Alat tes/Instrumen Penilaian
Kunci Jawaban/Rubrik
Penilaian
14 RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar
(KD)
15 RPP memperhatikan prinsip
prinsip
Perbedaan individual peserta
didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat,
motivasi belajar, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma,
nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
Partisipasi aktif peserta didik
Pengembangan budaya
membaca dan menulis yang
dirancang untuk
mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan
Pemberian umpan balik dan
tindak lanjut RPP memuat
rancangan program
pemberian umpan balik
positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
Penekanan pada keterkaitan
dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran,
indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan
sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman
belajar.
Mengakomodasi
pembelajaran tematik-
terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman
budaya
Penerapan teknologi
informasi dan komunikasi
secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi
Contoh Buku III KTSP (RPP) yang akan dikaji dan disempurnakan:
Pendahuluan Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk 10 menit
mengikuti proses pembelajaran
Guru memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
melalui penjelasan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari
Guru memberikan stimulus kepada peserta didik melalui
keterkaitan mateeri yang akan diajarkan dengan materi
yang sudah diberikan
Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai
pada pertemuan ini
Guru menjelaskan bagaimana proses KBM pada
pertemuan ini
I. Penilaian
1. Jenis penilaian : Tes, Unjuk kerja dan penilaian
2. Bentuk penilaian : Tes tertulis uraian, lembar kerja dan portofolio
3. Instrumen : Terlampir
4. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
……………, …………
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala SMK X,
................................... .......................................
NIP. NIP.
Contoh RPP yang lengkap, dapat Saudara baca pada bagian Suplemen modul ini.
Untuk memperkuat pemahaman Saudara, silahkan membaca bahan bacaan yang ada
pada topik 6 dan topik 7 modul ini.
REFLEKSI
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat ketercapaian dan efektivitas proses pembelajaran
yang Saudara ikuti. Jika Saudara merasa sudah menguasai manajemen implementasi
kurikulum 2013, berilah tanda cek (√) pada kolom “Tercapai”. Sebaliknya berilah tanda cek (√)
pada kolom “Belum Tercapai” jika Saudara belum menguasai.
Belum
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
Tercapai
7 Merancang RPP
*) Kolom keterangan diisi dengan apa yang belum tercapai dan mengapa.
Kegiatan yang membuat saya belajar lebih efektif
KESIMPULAN MODUL
2. Analisis SKL, KI, KD, Silabus dan keterkaitannya serta Perumusan IPK
Setiap lulusan satuan pendidikan menengah kejuruan diharapkan memiliki kompetensi
pada tiga ranah, yaitu ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
5. Penilaian Pembelajaran
Pembahasan penilaian pembelajaran dalam kurikulum 2013 di SMK meliputi (1)
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM); (2) Menilai pembelajaran aspek
sikap; (3) Menilai pembelajaran aspek pengetahuan; dan (4) Menilai pembelajaran
aspek keterampilan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki tujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, menetapkan ketuntasan penguasaan
kompetensi, menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik menggunakan acuan kriteria. Acuan kriteria merupakan penilaian
kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian indikator hasil belajar
dari kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Peserta didik yang belum berhasil
mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan
setelah suatu kegiatan penilaian baik secara individual, kelompok, maupun kelas.
Sedangkan peserta didik yang berhasil mencapai kriteria dapat diberikan program
pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia, baik secara individual maupun
kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari
kompetensi yang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Dikdasmen (2017). Modul Penyusunan Soal Higher
Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Direktorat Pembinaan PSMK (2017). Bahan Dinamika Pengembangan Kurikulum SMK.
2017. Modul Penyusunan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Dikdasmen Kemdikbud (2017). Modul Penyusunan
Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Buku Kajian dan Pedoman Penguatan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017). Modul PPK Bagi Pengawas Sekolah
(Cetakan Kedua). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Modul Pelatihan Penguatan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Kemdikbud. (2017). Modul PPK Bagi Pengawas Sekolah (Cetakan Kedua). Jakarta:
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Milkova, Stiliana. 2012. Strategies for Effective Lesson Planning. Di akses dari
http://www.crlt.umich.edu tanggal 12 April 2018.
Permendikbud (2015). Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Permendikbud (2016). Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Peraturan Presiden (2017). PPRI Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah (2005). PPRI Nomor 19 Tahun 2005 jo. Peraturan Pemerintah RI
No. 32 Tahun 2003, jo Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Permendikbud (2015). Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Panduan Penilaian
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Permendikbud (2014). Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Permendikbud (2014). Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Surat Edaran Dirjen Dikdasmen (2016). SE Dirjen Dikdasmen Nomor 8275 Tahun 2016
tentang Spektrum Keahlian PMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen (2017). SK Dirjen Dikdasmen Nomor 130 Tahun 2017
tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen (2017). SK Dirjen Dikdasmen Nomor 330 Tahun 2017
tentang KI dan KD, Mata Pelajaran Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, Dasar
Bidang Keahlian, Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen (2016). SK Dirjen Dikdasmen Nomor 4678 Tahun
2016 tentang Spektrum Keahlian PMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Undang-undang Republik Indonesia (2003). UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2018). Modul Pelatihan Dan
Pendampingan Implementasi Kurikulum SMK. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Dan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Indonesia.
Permendikbud RI Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.
Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2016 dan Nomor I/56/XII/2016 tentang
Penjelasan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2016.
Permendikbud (2016). Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Permendikbud (2016). Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Permendikbud (2016). Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Permendikbud (2016). Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
Permendikbud (2016). Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti (KI)
Dan Kompetensi Dasar (KD) Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia
Permendikbud (2018). Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil
Belajar Oleh Satuan Pendidikan Dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Pemerintah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
DAFTAR ISTILAH
Singkatan/Istilah Kepanjangan/Pengertian
DU/DI : Dunia Usaha/Dunia Industri
FGD : Focus Group Discussion- diskusi kelompok terpumpun
HPA : Hasil Penilaian Akhir
HPAS : Hasil Penilaian Akhir Semester
HPH : Hasil Penilaian Harian
HPTS : Hasil Penilaian Tengah Semester
KBM : Ketuntasan Belajar Minimal yaitu Standar minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk dinyatakan tuntas dalam mempelajari
KD/SK
KCM : Kriteria Capaian Minimal yaitu Standar minimal nilai yang ditentukan
oleh pemerintah terkait hasil nilai uji kompetensi
KD : Kompetensi Dasar.
KI : Kompetensi Inti
KKG : Kelompok Kerja Guru (di tingkat sekolah dasar)
KKM : Kriteria Ketuntasan Minimal sama dengan KBM, istilah ini masih
digunakan untuk jenjang SD
Measurable dan : Dapat diukur dan dapat diamati
observable
MGMP : Musyawarah Guru Mata Pelajaran
Modalitas : Bentuk atau jenis, dalam modul ini istilah moda digunakan untuk
menjelaskan bentuk diklat pengawas sekolah pembelajar
NA : Nilai Akhir
NAS : Nilai Akhir Semester
NPAS : Nilai Penilaian Akhir Semester
NPD : Nilai Penilaian Diri
NPH : Nilai Penilaian Harian
NPTS : Nilai Penilaian Tengah Semester
PAP : Penilaian Acuan Patokan
Pemantauan : Kegiatan untuk mengetahui progres dan mengidntifikasi masalah
dalam pelaksanaan program
PK Guru : Penilaian Kinerja Guru
PKB : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
PPK : Penguatan Pendidikan Karakter
SK : Standar Kompetensi
SNP : Standar Nasioanal Pendidikan
Stakeholder : Pemangku kepentingan
Budaya Sekolah : Nilai-nilai dominan yang mendukung atau falsafah yang menuntun
pengembangan kebijakan sekolah terhadap semua komponen