KESEPAKATAN KESEPAKATAN
NO UTAMA SEKUNDER PROSEDUR PERIHAL
HK 03.03/X/1185/2015 HK 03.03/63/2016
PADA KASUS HIV Pada kasus HIV tdk dpt dikoding sendiri2/terpisah ttp
CANDIDIASIS
1 HIV DITAMBAHKAN KODE dikoding dgn kode kombinasi jd seharsnya B.20.4 dan B.37 Idem
(B.37)
CANDIDIASIS (B.37) tidak dikoding
Hiperglikemia Hiperglikemia dicoding terpisah dgn Hiperglikemia (R73.9) tidak dapat menjadi diagnosa utama
2 Idem
(R73.9) diagnosa utama spt DM (E10-E14) jika ada diagnosa lain yang lebih spesifik.
Anemia pd persalinan : 1.
Standart diagnosa anemia menggunakan standart WHO
2. jika terdpt bukti
klinis (lab) anemia tetep dikoding
Penggunaan anemia sbg diagnosa Anemia sbg diagnosa sekunder adalah anemia yg
sekunder pd bbrp diagnosa utama : disebabkan oleh : 1. Komplikasi penyakit utamanya (dimn
3 Anemia Idem
persalinan, GGK dll menyebabkan terapi anemia berbeda dgn terapi utamanya, contoh: psn
peningkatan level dan biaya klaim kanker payudara yg diradioterapi pd perjlnannya timbul
anemia maka anemia tersbt dpt dimskkan diagnosa
sekunder dan stadium lanjut) yg memerlukan transfusi
darah dan eritropoetin hrs dimasukkan. 2. Anemia gravis
(dibawah 8) pd penyakit kronis (GGK, kanker kedlm
diagnosa sekunder krn memerlukan pengobatan khusus yg
berbeda dari peny dasarnya.
Renal failure yg HD selalu Pasien renal failure dengan HD dpt dirawat inapkan
Gagal Ginjal dg
9 Z 49.1 ditambahkan extracorporal dialysis __ sesuai indikasi medis yg spesifik ( CTH. Anemia) bukan
HD
dan rawat inap. atas perbaikan KU
Penambahan kode E876 Hipkalemia bisa sbg dx sekunder dgn lab kadar K < 3,5
13 Hipokalemia __
(Hypokalemia) sbg dx sekunder mEq/L
Volume Depletion GE dirawat inapkan atas dasar GE dpt dirawat inapkan atas dasar dehidrasi dan bukti
18 __
( E86) dehidrasi pendukung adanya penatalaksanaan terapi cairan
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
Idem
idem
KESEPAKATAN
PERIHAL
HK 03.03/X/1185/2015
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/63/2016 HK 03.03/518/2016
idem
2. Penggunaan kode berdasarkan lokasi STT : (a)
kode 38.39 untuk STT yang lokasinya dalam /
deep (b) kode 86.3 untuk STT yang supefisial
PANDUAN VERIFIKASI INTERNAL
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/X/1185/2015 HK 03.03/63/2016
idem
PANDUAN VERIFIKASI INTER
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/X/1185/2015 HK 03.03/63/2016
Top Up klaim obat kelasi (pd klaim rwt inap) hny dpt
idem
dikoding 1x sebln. (PMK No.59/2014)
- -
idem
idem
PANDUAN VERIFIKASI INTERN
1 Hipertensi (I10-I15)
2. Koding Hipertensi disertai kode RF
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/X/1185/2015 HK 03.03/63/2016
- -
KESEPAKATAN
HK 03.03/518/2016
idem
idem
idem
idem
Penambahan diagnosa
2 Hemiparese/hemiplegi hemiplegi/hemiparese sbg diagnosa
utama maupun sekunder
idem idem
(1)Pasien anak
(2) Terdpt gizi kurang akibat ggn
menelan dimn BB krg dibanding usia
atau IMT mnrt usia
KESEPAKATAN
HK 03.03/X/1185/2015
Operasi katarak dengan teknik SICS (Small Incicion a. Memakai teknik ECCE (Ekstra Capsular Cataract
Cataract Surgery) : Extraction)
1. Untuk operasi katarak dengan SICS (insisi ± 6
b. Katarak Pediatrik (anak-anak ; kongenital, juvenil)
mm) maka dilakukan rawat jalan
2. Pasien dilakukan rawat inap dengan tindakan
c. Katarak hipermatur
Pachoemulsification dan SICS apabila
a. Ada komplikasi selama operasi (during operation) d. Katarak dengan gangguan pendengaran, kelainan
yang memerlukan pemantauan intensif setelah jiwa/ cacat mental dan dengan penyakit sistemik
operasi (HHD, Decomp, Hipertensi, DM, HbsAg +)
c. Jika ada underlying disease seperti : hipertensi, f. Katarak dengan komplikasi penyakit mata
DM, HbsAg (+), dll (contoh : uveitis, glaukoma)
Operasi Katarak dengan Teknik ECCE (Ekstra
g. Luksasi lentis / subluksasi lentis, katarak dengan
Capsular Cataract Extraction), ICCE (Internal
iridodialisis
Capsular Cataract Extraction)
Indikasi rawat inap jika : h. Katarak dengan sikatrik kornea
a. Insisi dilakukan lebih kurang 9 mm i. Zonulysis
b. Waktu operasi lebih lama dibandingkan operasi j. Sinekia anterior / posterior lebih dari 180 derajat >
teknik Pacho 2 quadran
c. Untuk menghindari / meminimalkan resiko
infeksi, prolaps isi bola mata (iris, vitreous) paska k. Katarak dengan komplikasi intra operatif
operasi
l. Katarak grade 5 (Brunescent)
m. Katarak + galukoma
n. Katarak post vitrektomi
o. Katarak post uveitis
p. Katarak pada high myopia
q. Katarak traumatika
r. Komplikasi post operatif
s. Katarak + ablasio retina
t. Katarak polaris posterior
u. Pasien2 yang memerlukan pemeriksaan tambahan
khusus
Rawat Inap :
2. Operasi dengan teknik Graft Conjungtiva, Flap Conjungtiva, atau membran amnion baik dengan jahitan
atau dengan membran glue
3. Pasien anak-anak atau pasien yang tidak kooperatif yang memerlukan anastesi umum
4. Ada keperluan sistemik yang memerlukan evaluasi baik di bidang mata maupun dari departemen lain
5. Terdapat perdarahan masif atau komplikasi lain yang memerlukan evaluasi lebih lanjut
6. Transportasi sulit atau jauh dari tempat pelayanan
Rawat jalan : operasi pterigium (H11.0) tanpa penyulit (kondisi seperti yang diindikasikan pada rawat
inap) dan dikerjakan dengan Bare Sklera
Tidnakan ini dilakukan di rawat jalan kecuali pada anak-anak yang belum kooperatif / memerlukan
anastesi umum(GA)
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/63/2016 HK 03.03/518/2016
idem idem
idem idem
idem idem
idem idem
PANDUAN VERIFIKASI INTERNAL BE
NO PROSEDUR PERIHAL
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/X/1185/2015 HK 03.03/63/2016
-
3. Pada lesi-lesi non signifikan yang dijumpai bukti
adanya iskemia yang luas memerlukan FFR (Flow
Fraction Ration), Nilai FFR<0.8 menunjukkan lesi
signifikan. Pada tempat yang tidak memiliki fasilitas FFR
maka pemeriksaan iskemik stress test dapat membantu
- apakah ada lesi sebagai penyebab iskemik
HK 03.03/518/2016
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
idem
PANDUAN VERIFIKASI INTERNAL BERKAS KLAIM
KESEPAKATAN
NO PROSEDUR PERIHAL
HK 03.03/X/1185/2015
KESEPAKATAN KESEPAKATAN
HK 03.03/63/2016 HK 03.03/518/2016
idem idem
c) Kriteria penjamin
Pelayanan rehabilitasi psikososial rawat jalan diberikan kepada
pasien berdasarkan seleksi sesuai dengan minat dan bakatnya,
dengan kriteria :
- Gangguan jiwa berat (skizifrenia, depresi, bipolar, skizoafektif)
- Pasien tidak gelisah (PANSS EC<15)
- Pasien bukan retardasi mental sedang dan berat (IQ>55)
- Tes fungsi kognitifnya masih cukup baik (MMSE>20)
- Keluarga pasien kooperatif
- Gejala negatif minimal
- Pasien dapat berkomunikasi
- Pasien dapat membaca dan menulis, minimal pendidikan SD
- Pasien berusia mulai dari 19-50 tahun
d) Kriteria penjamin pelayanan rehabilitasi psikososial rawat inap
ditentukan oleh dokter spesialis jiwa yang menjadi DPJP pasien
tersebut.
BESARAN TARIF ATURAN PROSEDUR PELAYANAN DAN PENGAJUAN KLAIM
a) Rumah sakit yang dapat memberikan pelayana PET scan adalah rumah
a) Tarif rawat jalan yang mendapatkan pelayanan sakit minimal kelas B
PET scan ditetapkan sebesar Rp 8.000.000,00
(delapan juta rupiah) sebagai tarif non INA-CBG
b) Pasien melampitkan hasil CT scan atau MRI sebelumnya