Anda di halaman 1dari 22

HOSPITAL GLOBAL BUDGET

Roadmap LAYANAN JKN 2022-2023


TAHUN 2022

TAHUN 2023

GLOBAL E-RM E-KLAIM E-SEP PERUBAHAN KRIS Penghapusan


BUDGET INACBG’S Kelas Rwt Inap Standart Rujukan
Berjenjang
AUDIT INA GROUPER
PASCA
KLAIM

Arah/Strategi Manajemen RS
1. GB ( GLOBAL BUDGET )
Definisi : Cara pendanaan RS untuk semua pelayanan /aktifitas
selama 1 tahun.

Perhitungannya akan mempertimbangkan :


1. Jumlah pelayanan pada tahun sebelumnya
2. Kegiatan pelayanan lain yang diperkirakan akan dilaksanakan RS

Tujuan dari Global budget :


1. Kepastian anggaran selama kurun waktu tertentu
2. Memiliki keleluasaan untuk pemanfaatan anggaran
3. BPJS memiliki kepastian biaya yang harus dibayarkan ke RS
4. Pengakolasian dana dilakukan scr adil (fair) dan iurannya harus jelas
dan terukur
KEUNTUNGAN DAN
TANTANGAN GLOBAL
BUDGET
KEUNTUNGAN
Bagi Provider Bagi BPJS Kesehatan

• Manajemen rumah sakit memiliki • Manajemen BPJS Kesehatan memiliki


kepastian biaya di FKRTL selama 1 tahun kepastian biaya di FKRTL selama 1 tahun
• Memiliki keleluasaan untuk improvisasi • Mengurangi fungsi administrasi
pemanfaatan biaya pelayanan kesehatan • Fokus kepada analisa utilisasi
• Memiliki keleluasaan untuk improvisasi
pemanfaatan biaya pelayanan kesehatan
• Mengurangi fungsi administrasi

TANTANGAN

Bagi Provider Bagi BPJS Kesehatan

• Pengelolaan anggaran yang tepat tanpa • Menyediakan anggaran pada periode tertentu
mengurangi kualitas sesuai dengan kesepakatan yang dibuat
• Pembelajaran mengenai finansial reengenering dan • Monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan
restructuring pelayanan kesehatan dan realisasi budget
• .Tanpa adanya monitoring kinerja yang ketat,
sangat memungkinkan terjadinya
penyalahgunaan, under finance maupun
pengurangan cakupan.
5

Timeline

1 2 3

2020 2021 2022

NO RISK
FULL

RISK
SHARING RISK
Global Budget Model

2020 2021 2022 2023


Perhitungan Januari s.d Juli 2021 70% uang muka RISK SHARING (??)
30% with hold akhir
Tanpa uang muka Tanpa uang muka tahun/episode
Tanpa resiko Tanpa resiko Tanpa resiko

Resiko ada di menejemen

Pengembangan?

Penambahan utilisasi?
Agst s.d Nov 2024
Perubahan regulasi? HARD CAP GLOBAL
70% uang muka
PP no 47 tahun 2021 bidang BUDGET (?)
30 % with hold akhir perumahsakitan
tahun
PMK no 26 tahun 2021 tentang
Tanpa resiko Pedoman Ina CBG

7
Variabel Fix Perhitungan GB Rumah Sakit
Variabel
Jumlah Kunjungan rawat jalan
CMI rawat jalan Budget Rawat Jalan
Casemix rawat jalan

Kunjungan Kelas 1
Kunjungan Kelas 2
Kunjungan Kelas 3
Total Kunjungan
CMI Kelas 1
CMI Kelas 2
Budget Rawat Inap
CMI Kelas 3
CMI rerata rawat inap
Budget Rawat Inap
Non CBG
Obat Kronis
Top Up
Total Global Budget
MONITORING PERFORMA
FKRTL (Variabel Pengurang)

% Kejadian infeksi nosocomial % Kejadian Pulang Atas Permintaan


1.5% mengacu pada peraturan
Kepmenkes No. 129 Tahun 2018
1 3 Sendiri (Pulang Paksa)

5% mengacu Kajian Metode


tentang SPM RS
Pembayaran Berbasis Kinerja Tahun
Definisi Operasional 02 2017
Infeksi yang dialami oleh pasien yang
diperoleh selama dirawat inap di RS meliputi Definisi Operasional
decubitus, phlebitis dan infeksi luka operasi Kejaadian pasien pulang atas
a. Kode ICD10 Dekubitus03 permintaan sendiri = SEP RITL
b. Kode ICD10 Phlebitis 03 dengan status puulang paksa.
%Kejadian pulang APS = Jumlah SEP
c. Kode ICD10 Luka Operasi
RITL dengan status pulang
paksa/jumlah kasus RITL x 00%

2
% Readmisi Rawat Inap Definisi Operasional
Admisi Rawat Inap kembali kurang dari atau
1,73% mengacu Kajian Metode sama dengan 30 (tiga puluh) hari dari pulang
Pembayaran Berbasis Kinerja rawat inap sebelumnya baik di RS yang sama
Tahun 2017 ataupun RS yang berbeda dengan diagnosa yang
10
MONITORING PERFORMA
FKRTL
(Variabel Pengurang)

Rujukan Horisontal FKRTL (RITL)


6 Casemix Index (CMI) RITL dan RJTL
1,34 % mengacu Kajian
Metode Pembayaran Berbasis
Kinerja Tahun 2017
4 a. Casemix mencerminkan volume kasus
yang ditangani oleh rumah sakit.
Apabila terdapat kenaikan casemix
yang cukup signifikan pada sebuah RS
02
Definisi Operasional
Rujukan horizontal merupakan
(kenaikan ini akibat melonjaknya
jumlah kasus atau peningkatan CMI),
rujukan antar FKRTL dengan kelas
maka perlu dilihat lebih lanjut apakah
yang sama dan tingkat pelayanan
hal ini dikarenakan penambahan jenis
03 yang sama.
layanan baru, readmisi, atau bahkan
03 phantom billing.
b. Casemix index (CMI) mencerminkan

5
rata-rata cost weight yang ditangani
%Kejadian Rujukan Horizontal oleh rumah sakit. CMI mencerminkan
FKRTL (RJTL) rata-rata keparahan penyakit yang
2,95% % mengacu Kajian Metode diderita oleh pasien di RS tertentu.
Pembayaran Berbasis Kinerja Tahun Casemix Index merupakan rata-rata
2017 terbobot dari cost weight kasus-kasus
Definisi Operasional yang dilayani oleh RS, dimana Cost
Rujukan horizontal merupakan weight adalah bobot biaya perawatan
rujukan antar FKRTL dengan kelas kasus CBG tertentu terhadap biaya
yang sama dan tingkat pelayanan perawatan kasus CBG lainnya.
yang sama.
11
Alur Penghitungan GLOBAL BUDGET

Alur penghitungan global budget sebagai berikut:


1. Penghitungan cost weight, hospital base rate dan adjustment factor diestimasi dari tarif INA-CBG
2016 (PMK Nomor 64 Tahun 2016) dan jumlah kasus per CBG pada data klaim JKN 3 tahun terakhir
2. Penghitungan proyeksi kunjungan dengan menggunakan data kunjungan pasien 3 tahun terakhir
yang bersumber dari rumah sakit
3. Casemix dihitung dengan menjumlahkan perkalian antara jumlah kasus per CBG dengan cost
weight.
4. Casemix index dihitung melalui pembagian casemix dengan total kasus.
5. Estimasi casemix index tahun 2023 adalah rata-rata casemix index 3 tahun terakhir per kelas kamar
perawatan.
Alur Penghitungan GB
Alur penghitungan global budget sebagai beirkut:
6. Estimasi casemix dihitung dengan mengalikan estimasi casemix index dengan proyeksi jumlah
kunjungan per kelas kamar perawatan.
7. Budget rawat inap dan rawat jalan dihitung dengan cara mengalikan estimasi casemix dengan
hospital base rate dan adjustment factor.
8. Penghitungan Budget Top Up dilakukan mengikuti tahapan berikut:
a. Menghitung proporsi kasus per CBG yang potensial mendapatkan top up dari total kasus.
Menghitung rata-rata proporsi dari 3 tahun terakhir
b. Menghitung proporsi kasus top up dari jumlah kasus per CBG.
c. Menghitung rata-rata proporsi dari 3 tahun terakhir
d. Estimasi kasus mendapatkan top up = Total Kasus 2019 x rata-rata proporsi kasus (a) x rata-
rata proporsi kasus Top Up (b)
e. Budget Top Up = Estimasi kasus mendapatkan Top Up x Biaya Top Up per pasien.
9. Penghitungan budget Obat dan Alkes di luar CBGs (Biaya per Jiwa) = Proyeksi Jumlah peserta di
Penghitungan GB
• Cost weight = Rata-rata Biaya Perawatan Penyakit dalam 1 DRG
Rata-rata Biaya Perawatan semua DRG

• Casemix = Ʃ (Cost weight x Jumlah Kasus)

• Case Mix Index = Ʃ (Cost weight x Jumlah Kasus)


Total Kasus
• Hospital Base rate RS = Rata-rata Tarif di RS

Cost weight
• Global Budget = Casemix Index x Hospital Base Rate x proyeksi kasus
Keterangan:
1. CMI menggambarkan volume dan tingkat keparahan penyakit yang ditangani di RS.
2. Hospital Base Rate menggambarkan unit cost
Tahap 1 Tahap 2
2. E-KLAIM, E-RM & E-SEP

E-KLAIM SEMUA BERKAS KLAIM DALAM BENTUK ELEKTRONIK.


BUKAN BERKAS YANG DI PRINT LALU DI-SCAN

E-RM LAYANAN RAWAT JALAN & RANAP BEBASIS ELEKTRONIK YANG BISA DIAKSESBahan
LANGSUNG OLEH BPJS-K
verifikasi &
Audit
KUALITAS PENGISIAN REKAM MEDIS AKAN TERLIHAT OLEH
BPJS

E- SEP SEMUA POLIKLINIK HARUS SUDAH DILAKUKAN LAYANAN FINGER PRINT (SIDIK
JARI)
3. PERUBAHAN PAKET PEMBAYARAN DARI INACBG’S MENJADI INA GROUPER
What Should We Do RSUD JOMBANG ??
1. Ketersediaan SDM yang handal dan berkualitas
2. Pembuatan roadmap serta mapping jenis2 layanan yang akan dilakukan dan secara
keuangan menghasilkan keuntungan bagi RS yang optimal

Melakukan mapping jenis layanan2 yang produktif maupun non produktif baik yang
berpotensi surplus maupun minus dari sisi keuntungan paket INA CBG’S

RS perlu segera punya perhitungan UNIT COST agar bisa dibandingkan antara paket INACG’s
dengan UNIT COST

BUKAN MEMBANDINGKAN PAKET INACBG’S DENGAN TARIF RS


3. Mempertahankan kestabilan jumlah kunjungan pasien baik rajal maupun ranap
dengan berbagai strategi
4. Ada kesepakatan2 dengan BPJS bila ada penambahan jenis2 layanan
yangkegiatannya dimulai dari awal tahun dan pertengahan tahun.
5. Evaluasi tatakelola manajemen internal RS berupa :
a. Evaluasi klaim beserta resiko audit
b. Kontrol cash flow
c, Analisa pelayanan dan biaya melalui
Clinical Costing bukan Clinical Pathway

RSUD tipe B dan rujukan sehingga jenis pasien adalah komplek bukan tunggal
d. Evaluasi dan Analisa data primer melalui :
WTA ( Walk Through Audit ), antrian pasien, akses pelayanan,
kecukupan jumlah dokter spesialis, dll
e. Evaluasi dan Analisa data sekunder melalui :
Angka rujukan horizontal maupun vertikal, Unit cost per-episode
layanan, Angka pasien pulang paksa, Angka readmisi, indicator keselamatan
pasien, angka infeksi nasokomial, peningkatan tatakelola Casemix dan Tren
Casemix Index dll
6. Peningkatan dan pemenuhan standarisasi layanan dengan penjamin selain BPJS-K;
BPJS Ketenagakerjaan, TASPEN, ASABRI, atau penjamin2 lainnya.

Anda mungkin juga menyukai