Anda di halaman 1dari 7

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT

PUSKESMAS HAURPANGGUNG
Jln. Guntur Melati No. 35 Telp. ( 0262 ) 231 553 Garut

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUKESMAS HAURPANGGUNG
Nomor :.../..../.../2016

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPTD PUSKESMAS HAURPANGGUNG.

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis UPTD Puskesmas


dilaksanakan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis UPTD Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis
dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan
memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di
UPTD Puskesmas Haurpanggung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TENTANG


KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS HAURPANGGUNG.

KESATU : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di UPTD Puskesmas


Haurpanggung sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal Ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Garut
pada tanggal : April 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS
HAURPANGGUNG,

SRI MUHARNI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA
UPTD PUSKESMAS NOMOR…….
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS HAURPANGGUNG

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas

meliputi;
a. Pemeriksaan Hematologi
b. Kimia Darah
c. Serologi
d. Urinalisis
e. Bakteriologi
f. IMS dan HIV

2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang

kompetens, yaitu: analis kimia dan petugas dengan minimal

lulusan D3 dan telah mendapat pelatihan yang terkait dengan

bidangnya
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan

harus dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan

pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan

penyimapanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.


5. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka

termasuk dalam pelayanan cito


6. Untuk pemeriksaan kasus-kasus berisiko tinggi diatur sebagai

berikut:
a. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat penyakit hepatitis

B, maka disarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan

melakukan pemeriksaan yang lebih intensif


b. Untuk pemeriksaan pasien dengan riwayat HIV/AIDS, maka

dilakukan konseling dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap

keluarga dan kerabat terdekat.


7. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD.
8. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman

menurut ketentuan yang berlaku.


9. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium

harus dikelola sebagai limbah infeksius.


10. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang

disediakan.
11. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada

tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


12. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan

sekali.
13. Hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan sesuai dengan jenis

yang diperiksa
14. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan

nilai normal.
15. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera

kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu paling

lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan acuan sebagai

berikut:
a. Untuk pemeriksaan glukosa darah puasa, nilai kritis:........
b. Untuk pemeriksaan ............, nilai kritis:.......
c. Dst
16. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan

pemantaban mutu internal dan pemantaban mutu eksternal.


17. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus

disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program

peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien.


18. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan

ditindak lanjuti.

B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan formularium

puskesmas.
2. Obat Yang berhak menulis resep adalah: dr umum dan dr gigi
3. Yang berhak menyiapkan adalah,Tenaga Teknis Kefarmasian
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam.
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan

sekali.
6. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien.
7. Pemberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai

berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya bolah

dilakukan oleh dr umum dan dr gigi


b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus

disimpan pada lemari gantung dan selalu terkunci,dan di catat

di buku khusun psikotropika


8. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus

diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter.


9. Penyediaan obat dilakukan oleh tanga farmasi atau tenaga tehnis

kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan kebersihan.


10. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan

penyimpanan tiap-tiap obat.


11. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi

minimal: nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, aturan

pakai, cara pemakaian, waktu menggunakan, ....dst.


12. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat

alergi, interaksi obat, dan efek samping obat.


13. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan

dicatat dalam rekam medis.


14. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus

dilaporkan dan ditindak lanjuti


15. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk

mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan.


16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan

segera diganti jika digunakan dan disegel kembali oleh petugas

farmasi.

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS

1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X.


2. Kode klasifikasi tindakan menggunakan ICD IX/CM.
3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas

sebagai mana pada lampiran ........


4. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Petugas pendaftaran
b. Ka. TU
c. Petugas computer
5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses

terhadap rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala

UPTD Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib

menjaga kerahasiaan.
6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai

berikut:
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Kode desa
e. No rekam medik
7. Rekam medis disimpan di dalam loker penyimpanan sesuai tanggal

kunjungan
8. Masa retensi rekam medis selama satu tahun
9. Isi rekam medis mencakup nama, umur, alamat, kode desa dan no

rekam medik
10. Kelengkapan isis rekam medis harus dievaluasi dan ditindak

lanjuti

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan UPTD Puskesmas wajib

dipantau secara rutin.


2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, telpon harus

dipantau secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan

berfungsi.
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus

didokumentasikan.
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan

benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan ditindak

lanjuti.
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang

aman meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan

pelatihan, pemantauan dan evaluasi


6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi

perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak

lanjut.
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu.
8. Peraltan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar.

E. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis

kebutuhan sdm.
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis.
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat

ijin yang berlaku.


4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala

paling lambat satu tahun sekali


5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus

diinformasikan kepada tenaga klinis.


6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan

kejelasan kewenangan klini untuk masing-masing petugas.


7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis

harus dievaluasi dan ditindak lanjuti.

Ditetapkan di : Garut
pada tanggal : April 2016
KEPALA UPTD PUSKESMAS
HAURPANGGUNG,

SRI MUHARNI

Anda mungkin juga menyukai