Anda di halaman 1dari 2

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan alat analisa yang cukup sederhana karena dapat menentukan

jumlah komponen yang ada pada suatu bahan, bahkan dapat pula mengidentifikasi komponen-
komponen tersebut. Pada dasarnya kromatograf lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer Chromatography)
sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara melakukannya. Bahan adsorben sebagai
fasa diam dapat digunakan silica gel, aluminium dan serbuk selulosa. Partikel silica gel mengandung
gugus hidroksil di permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul polar
(Soebagio, 2002 : 87)

Tahap-tahap analisa KLT dimulai dari persiapan tangki kromatograf, aplikasi sampel ke plat KLT,
menjalankan kromatograf dan menentukan nilai Rf. Eluen (fasa gerak/mobile) yang umumnya dipilih
berdasarkan ‘trial dan eror” dimasukkan ke dalam tangki kromatograf (chamber)zat yang akan dianalisa
ditotolkan diplat klt menggunakan pipa kapiler dan selanjutnya dimasukkan pada chamber yang sudah
diisi eluen (Munzil, 2008 : 79).

Prinsip kerja KLT adalah memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan
pelarut yang digunakan.Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dalam bentuk plat silica dan fase
geraknya disesuaikan dengan janis sampel yang ingin dipisahkan.Larutan atau campuaran larutan yang
digunakan dinamakan eluen.Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan
semakin terbawa oleh fase geraknya tersebut ( Sohibul, 2010). Hal yang mempengaruhi kualitas
pemisahan adalah kejenuhan bejana pengembang (Sudjadi, 1988: 171).

Kelebihan khas KLT ialah keserbagunaan, kecepatan, dan kepekaannya. Keserbagunaan KLTdisebabkan
oleh kenyataan bahwa di samping selulosa, sejumlah penyerap yang berbeda-beda dapat disaputkan
pada plat kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi (Harborne, 1987; 13).

Macam-macan kondisi baku:

1. Fase diam (Barisan Penyerap)

Lapisan dibuat dari salah satu penyerap yang khusus untuk KLT yang dihasilkan oleh berbagai
perusahaan, panjang lapisan tersebut 20cm dengan lebar 20cm atau 10cm. Tebalnya 0,1-0,3mm atau
biasanya 0,2mm. Sebelum digunakan, lapisan disimpan dalam lingkungan yang tidak lembab dan bebas
dari uap laboratorium. Penyerap yang umum adalah silika gel, alumunium monoksida, kieselgur, selulosa,
dan turunan serta poliamida lainnya.

2. Fase gerak (Larutan Pengembang/Larutan Eluasi)

Fase gerak adalah media angkut yang terdiri dari satu atau beberapa pelarut. Ia bergerak di dalam fase
diam, yaitu suatu lapisan berpori karena adanya gaya kapiler. Angka banding campuran sederhana/
multikomponen pelarut dinyatakan dalam bagian volume sedemekian rupa sehingga volume total 100.
DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I. G dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Harborne. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : Penerbit ITB

Munzil. 2008. Kimia Analitik II. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Soebagio. 2002. Kimia Analitik II. Malang : JICA.

Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai