1
1
PENGUKURAN WATERPASS
A. DASAR TEORI
sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun
horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan,
tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang
terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah
alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari
kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat
terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang
didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu
Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap
datum.
Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu
ukur (baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus
betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu
cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur
berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak
tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan
rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu ukur yang digunakan
2BT = BA + BB
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass
yang dilaksanakan, yaitu :
untuk menentukan beda tinggi antara dua buah titik di permukaan bumi yang
jarak antara titik secara berantai atau menjadi slag-slag yang kecil
antara lain:
pergi- pulang).
3. Usahakan jarak dari alat ke rambu belakang sama dengan dari alat
garisarah nivo.
titik-titik dengan bantuan tinggi garis bidik yang diketahuidari keadaan beda
tinggi tanah yang tegak lurus di suatu titik tertentu terhadapgaris rencana
proyek melengkung atau belokan, maka jaraknya dibuat lebih rapat daripada
jarak terhadap garis proyek yang lurus. Profil melintang harus dibuat di titik
awal danakhir garis proyek melengkung, dan untuk profil ke kiri dan ke
tengah titik yang akan diukur. Hal ini untuk meniadakan kesalahan akibat tidak
TP = tinggi pesawat
a. Type semua tetap (dumpy level), dimana teropong dengan nivo menjadi
pengatur.
b. Type nivo refreksi (wye level), dimana teropong dapat di putar pada
sumbu memanjangnya.
c. Type semua tetap dengan sekrup pengungkit (dumpy tilting level), pada
e. Hand level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang di lengkapi
tangan.
a. Syarat dinamis:
1. Sumbu I vertical
b. Syarat statis, antara lain :
dibuat tegak lurus sumbu I oleh pabrik yang memproduksi alat ukur.
Pada alat ukur waterpass tipe semua tetap tanpa skrup ungkit, syarat ini
penting sekali. Namun pada alat dengan skrup ungkir, syarat ini agak sedikit
longgar karena apabila ada sedikit pergeseran nivo dalam pengukuran, dapat
diseimbangkan dengan skrup ungkir ini. Adapun maksud dari persyaratan ini
adalah apabila sumbu I telah dibuat vertikal, kemana pun teropong diputar,
gelembung nivo akan tetap seimbang. Ini berarti garis bidik selalu mendatar
karena garis bidik telah dibuat sejajar dengan garis arah nivo.
Pada alat ukur waterpass, yang diperlukan adalah garis bidik mendatar.
Untuk mengetahui apakah garis bidik sudah betul-betul mendatar atau belum,
digunakan nivo tabung. Jika gelembung nivo seimbang, garis arah nivo pasti
mendatar. Dengan demikian, jika kita bisa membuat garis bidik sejajar dengan
rambu dinamakan slag yang terdiri dari bidikan ke rambu muka dan rambu
belakang. Selain garis bidik atau benang tengah (BT), teropong juga dilengkapi
dengan benang stadia yaitu benang atas (BA) dan benang bawah (BB). Selain untuk
Apabila jarak antara dua buah titik yang akan diukur beda tingginya relatif
jauh, maka dilakukan pengukuran berantai. Pada metode ini, pengukuran tak dapat
dilakukan dengan satu kali berdiri alat. Oleh karena itu antara dua buah titik kontrol
yang berurutan dibuat beberapa slag dengan titik-titik bantu dan pengukurannya
Seperti halnya pengukuran jarak dan sudut, pengukuran beda tinggi juga tidak
cukup dilakukan dengan sekali jalan, tetapi dibuat pengukuran pergi pulang, yang
pelaksanaannya dapat dilakukan dalam satu hari (dinamakan seksi), serta dimulai
dan diakhiri pada titik tetao. Gabungan beberapa seksi dinamakan trayek.
Keterangan gambar :
A dan B : titik di atas permukaan bumi yang akan diukur Beda tingginya
metode pengukuran beda tinggi dengan pesawat penyipat datar pada praktik
yang diberikan.
menggerakkan 2 sekrup kaki kiap ke kanan atau ke kiri saja, dilakukan secara
kedudukan alat pada stand 1 dan stand 2, di mana rumus kesalahan garis bidik
tengah belakang stand 2 - benang tengah muka stand 2) (jarak belakang stand
1 - jarak muka stand 1) - (jarak belakang stand 2 - jarak muka stand 2).
yang letaknya kira-kira di tengah antara dua rambu serta mampu membaca
benang atas, tengah, dan bawah rambu belakang, benang atas, tengah, dan
Ada berbagai macam peralatan sipat datar yang dugunakan dalam pengukuran,
1. Waterpass
antara lain:
2. Lup
Lensa yang bisa disetel menjadi alat pengamat melakukan pembidikan. Lup
3. Teropong
Tabung yang menjaga agar semua lensa dan gigi fokus berada pada posisinya
yang benar.
4. Penahan sinar
Sebuah tudung metal atau plastik yang dipasang di atas lensa obyektif untuk
melindungi lensa tersebut dari kerusakan dan untuk mengurangi silau pada
5. Tombol fokus
6. Sekrup-sekrup level
7. Alas
12 Tabung nivo.
Sebuah tabung gelas bergraduasi yang berisi cairan yang sejajar dengan
Kaki tiga digunakan untuk menyangga alas waterpass dan menjaganya tetap
stabil selama pengamatan. Kaki tiga ini mempunyai dua baut yaitu baut
Mistar ukur adalah sebuah pita ukur yang ditopang vertikal dan digunakan
untuk mengukur jarak vertikal antara garis bidik dan sebuah titik tertentu
Rambu ini terbuat dari bahan kayu atau aluminium. Panjangnya 3 meter
(ada yang 4 dan 5 meter). Yang penting dari rambu ukur ini adalah pembagian
skalanya harus betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik.
10
A Kelebihan Waterpass
B Kelemahan Waterpass
A Kesalahan Surveyor:
titik sasaran.
C Kesalahan Alat:
Karena garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo.Hal ini dapat
dan rambu muka (dp = dm) atau usahakan jumlah jarak rambu belakang =
Misalnya letak garis nol skala pada rambu A dan B tidak betul,maka
dihilangkan sehingga agar mendapatkan hasil beda tinggi yang lebih baik
haruslah di gunakan nivo rambu yang baik.
11
Akibat refraksi cahaya, Sinar cahaya yang datang dari rambu ke alat
kepadatan, tekanan maupun suhunya maka sinar yang datang bukanlah lurus
sinar adalah b’ dan m’. Pembacaan seharusnya yang mendatar adalah b dan
koreksi sebesar bb’ dan mm’ sehingga beda tinggi : ∆tab =b – a =(b’ + b’ b)
penyipat datar ke rambu belakang sama dengan jarak ke rambu muka (db =
jarakbelakang sama dengan jarak muka atau jumlah jarak belakang sama
tinggi antara titik A dan B sama denagn jarak antara bidang nivo melalui
titik A dan bidang nivo yang melalui b. Pengaruh kelengkngan bumi pada
rambu belakang adalah bb” sedangkan pada rambu muka adalah mm”.
12
melakukan pengukuran pada waktu lapisan udara tenang yaitu waktu pagi
dan sore.
I Ketelitian Leveling
menengah dari
mS = √ 2π2
Selisih antara waterpassing pergi dan pulang yang di perbolehkan adalah
ilmu
pengamatan. Karena kans ini begitu kecil, maka dalam praktek di anggap
selisih
a. Meteran
13
Pertama – tama dua orang dalam satu kelompok menentukan titik A dan B
sejauh yang diinginkan, kemudian diberi tanda yang tidak mudah hilang / terhapus
oleh apapun, misal : jallon, pen ukur, dsb. Setelah itu titik nolk dari meteran itu
meteran tidak terhalang apapun dan datar ) sampai ke titik B. Sehingga dapat
d = (BA – BB ) x 100
Dimana :
d = jarak ( m )
BA = Benang atas
BB = Benang bawah
2. Cara mengukur beda tinggi
waterpass telah memenuhi syarat, maka pesawat diletakkan di tengah – tengah titik
BM dan A. Setelah itu pesawat dihadapkan ke titik BM dan kita tembak / baca BA,
BT, & Bbnya, kemudian dinamakan bacaan belakang. Selanjutnya pesawat diputar
searah jarum jam di arahkan ke titik A, sehingga didapatkan bacaan Ba, BT, & BB
dan dinamakan bacaan muka. Kemudian dilakukan ke titik selanjutnya dengan cara
yang sama.
Atau secara umum dikatakan bahwa untuk mencari beda tinggi antara 2 titik
∆H = BTblk – BTmk
Dimana :
∆H = Beda tinggi ( m )
14
Misalkan jarak yang akan kita ukur terlalu jauh jaraknya, maka dilakukan
antara dua titik tersebut tidak terlalu dekat dan juga jangan terlalu jauh. Seperti
Pengukuran diatas dilakukan satu kali saja atau disebut dengan pengukuran
titik terakhir kembali ketitik semula atau disebut pengukuran pulang. Dapat pula
dilakukan berkali – kali untuk mendapatkan ketelitian yang maksimal.
dan biasanya digunakan dalam pengukuran jalan raya, saluran, irigasi, atau jalan
Untuk pengukuran profil alat diletakkan di satu titik untuk mengukur beberapa titik
– titik pada satu tampang profil yang menunjukkan tinggi – rendah permukaan.
∆H = TP – BT
Dimana :
∆H = Beda tinggi ( m )
TP = Tinggi pesawat
BT = Benang tengah
Dalam pengukuran sering kali terjadi kesalahan yang mungkin terjadi pada
saat pengukuran. Kesalahan ada 3 macam, yaitu : kesalahan akibat fakror alat,
15
Untuk menetapkan apakah hasil pengukuran ini dapat dipakai atau tidak,
maka diberi suatu nilai toleransi kesalahan dalam pengukuran. Toleransi adalah
suatu kesalahan maksimum yang masih dapat dijinkan, sehingga dari hasil
S = C√ L mm
Dimana :
S = Kesalahan dalam mm
II
III
S < 3 √ L mm
S < 6 √ L mm
S < 12 √ L mm
S < 4 √ L mm
S < 8.4 √ L mm
S < 12 √ L mm
PENENTUAN TITIK IKAT DAN TITIK DETAIL
16
Pertama – tama dua orang dalam satu tim mencari titik – titik untuk
pengukuran yang akan diukur dengan jarak tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat
antara 2 titik tersebut, kemudian kita ukur jaraknya sampai batas terakhir
pengukuran.
memanjang. Cara mencari titik detail yaitu kita tentukan beda tinggi – rendah dari
potongan melintang tersebut., misalkan : potongan jalan raya, sungai, taman, dll.
Hal ini harus dilakukan secara hati – hati supaya mendapatkan ketelitian yang
maksimal.
PELAKSANAAN PENGUKURAN.
- Payung
b. Penyetelan alat
- Pasang kaki statif terlrbih dahulu dan usahakan posisi dari kaki
tersebut datar.
turun.
17
c. Cara Pengukuran :
- Kita tempatkan dua rambu ukur pada titik yang telah ditentukan
titik A.
dengan arah yang sama dan mengikuti arah melintang dari titik –
bacaan muka.
18