Tegar Setiawan Harmaji 511420054
Tegar Setiawan Harmaji 511420054
Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus
betul-betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping
itu cara memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu
ukur berdiri dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu
ini tidak tersedia, dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara
perlahan-lahan ke depan, kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat
hasil pembacaan rambu ukur yang minimum. Cara ini tidak cocok bila rambu
ukur yang digunakan beralas berbentuk persegi.
Pada saat pembacaan rambu ukur harus selalu diperhatikan bahwa :
2BT = BA + BB
Adapun : BT = Bacaan benang tengah waterpass
BA = Bacaan benang atas waterpass
BB= Bacaan benang bawah waterpass
Bila hal diatas tidak terpenuhi, maka kemungkinan salah pembacaan atau pembagian skala pada rambu ukur
tersebut tidak benar.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ada dua macam pengukuran waterpass yang dilaksanakan, yaitu :
1. Pengukuran Waterpass Memanjang
2. Pengukuran Waterpass Melintang
Rumus-rumus yang digunakan dalam pengukuran waterpass adalah
a. Pengukuran Waterpas Memanjang
Beda tinggi antara titik A dan B adalah :
ΔhP1P2 = BTP1 – BTP2
Adapun : ΔhP1P2 = beda tinggi antara titik P1 dan P2
BTP1 = bacaan benang tengah di titik P1
BTP2 = bacaan benang tengah di titik P2